Anda di halaman 1dari 4

Teleskop

Ade Ulfah Alfiyatun Ni’mah, Feylashofa Maulida Ahsanti


1. Pengertian
Teleskop atau teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh seperti bintang bintang di langit agar tampak lebih dekat dan jelas
Teleskop menajdi salah satu penemuan terbaik yang kini banyak dimanfaatkan untuk
penelitian yang menunjang perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
antariksa.
2. Bagian bagian teleskop
Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya. Teleskop
mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan objek disebut
dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata (tempat pengamat mengintip)
disebut dengan suatu lensa okuler.
Pada teleskop bumi ini juga terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk
membalikkan sebuah bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang
terbentuk bisa tegak seperti arah benda semula. Adapun bagian-bagian umum dari teleskop
adalah sebagai berikut:
a. Tabung teleskop, ialah sebuah tempat lensa utama terletak.
b. Finderscope, adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope
terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi findercsope dapat diubah-ubah
tergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan
kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya
dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung utama.
c. Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem
teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar
posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita
harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum
menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh selama pemakaian.
d. Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat
pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop.
e. Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak utama pada
sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang, tutup sumbu polar,
skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang pengamat berada, pemberat
sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut jam.
f. Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan,
Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop.
3. Jenis jenis teleskop
Teleskop dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Teleskop refraktor
Teleskop repraktor merupakan teleskop bias yang terdiri dari beberapa kaca lensa sebagai
alat yang digunakan untuk menangkap cahaya dan menjalankan fungsi teleskop. Teleskop bias
terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk
kedalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena ituu, teropong ini disebut teleskop bias.
Teleskop jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Galileo Galilei tahun 1609 dengan
ukuran yang kecil dan pembesaran yang kecil pula, hanya berkisaran antara 3 hingga 30 kali.
Pada zaman sekarang teleskop refraktor itu sudah bisa dibuat dengan ukuran yang lebih teliti,
pembesaran lbih besar dan ukurannya pun bisa jauh lebih besar. Sebagai contoh, teleskop
refraktor Zeiss di Observatorium Bosscha yang mempunyai lensa obyektif berdiameter 600
cm.
b. Teleskop reflector
Teleskop reflektor merupakan teleskop yang menggunakan cermin sebagai pengganti terhadap
lensa untuk menangkap cahaya dan memantulkannya. Teleskop reflector sangat tepat
digunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencuster dan
komet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik dari pada teleskop
refraktor sehingga objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan
refraktor.
c. Teleskop catadioptric
Merupakan teleskop yang mempunyai sistem kerja yang tidak jauh beda dengan dua jenis
teleskop diatas. Karena teleskop ini merupakan penggabungan dari teleskop refraktor dan
reflektor, yang menggunakan dua media untuk pengumpulan cahayanya, yaitu cermin dan
lensa.

4. Sejarah Singkat Teleskop


Pada tanggal 2 Oktober 1608, Hans Lippershey dari Middleburg, Belanda mematenkan
teleskop buatannya dan ia dianggap sebagai penemu teleskop refraktor (bias) pertama. Setahun
kemudian, Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang disebut dengan teleskop panggung
dengan pembesaran 3X dari teleskop hasil buatan Hans Lippershey. Kemudian Galileo diakui
sebagai orang pertama yang menggunakan teleskop dalam bidang astronomi.
A. Masa Sebelum Teleskop
a. Astronomi Era Klasik, Sekilas Astronomi Era Pra-Sejarah dan Astronomi Kuno
Jika membahas tentang sejarah teleskop, tentunya dimulai dengan kelahiran ilmu
astronomi di muka bumi. Astronomi merupakan ilmu yang telah terlahir sejak kelahiran
manusia untuk pertama kalinya di muka bumi. Kala itu, manusia mengamati benda langit dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk berkegiatan. Contohnya, manusia prasejarah memulai
kegiatan saat matahari terbit, dan kembali ke tempat tinggalnya saat matahari telah terbenam.
Seiring berjalannya waktu, dengan naked-eye observation, manusia mulai menyadari
keteraturan dari pergerakan benda langit yang berulang dalam rentang periode tertentu.
Berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut, secara berangsur-angsur manusia mulai
mencatat dan mengimplementasikan hasil yang mereka dapat, yaitu dengan membuat
bangunan/monumen. Dua diantaranya adalah Stonehenge yang terletak di Inggris, dan Big Horn
Medicine Wheel di Wyoming; yang merupakan wujud dari pengukuran summer solstice dan
kesegarisan dengan bintang-bintang terang sepert Sirius, Aldebaran dan Rigel. Hal ini menandai
dimulainya era astronomi kuno.
b. Bangsa Babilonia
Pengamatan ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama, hingga masuk kepada era
klasik. Manusia pada era klasik mulai berpikir lebih jauh. Salah satu bangsa yang patut disorot
kemajuannya pada era ini adalah Bangsa Babilonia, yang mulai mengenal Astronomi sekitar
tahun 1800 SM. Para astronom Babilonia meneliti Planet Jupiter sedari lama. Bangsa
Babilonia yang meyakini bahwa mereka memiliki dewa pelindung yaitu Marduk (Merodakh),
yang kehadirannya diwakili oleh penampakan Jupiter di langit. Sehingganya, para astronom
Babilonia seringkali melacak keberadaan Jupiter, dan mencatatnya. Bahkan, ilmuwan kini
menemukan bahwa isi prasasti pada sebuah sabak kecil yang merupakan peninggalan era
Babilonia pada 350 SM — 50 SM, merupakan penggambaran gerakan Jupiter relatif terhadap
bintang-bintang yang jauh dengan perhitungan yang modern dan akurat. Selain itu, bangsa
Babilonia juga mulai melakukan penamaan benda langit, seperti konstelasi, bintang dan planet
yang didasarkan pada nama-nama dewa.
c. Bangsa Mesir Kuno
Sebagai bangsa yang bertempat tinggal di sekitar sungai Nil, bangsa Mesir Kuno
menggunakan ilmu astronomi untuk memprediksi waktu meluapnya sungai nil, sehingga
mereka bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Bangsa Mesir juga
mulai menggunakan kalender, yang pada awalnya didasarkan pada siklus bulan. Karena
penanggalan tersebut dirasa kurang tepat, bangsa Mesir menjadikan kemunculan bintang Sirius
sebagai dasar penanggalan baru, yang kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi. Sedangkan,
penanggalan dengan siklus bulan diadopsi oleh bangsa Arab Kuno, yang kini kita kenal sebagai
sistem kalender Hijriyah
d. Bangsa Yunani Kuno
Yunani Kuno menjadi era dimana astronom dan matematikawan mulai banyak bermunculan,
dan masing-masingnya memiliki peranan yang krusial dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan pengukuran yang jelas, mulai muncul berbagai usulan untuk menggambarkan alam
semesta. Seperti yang diusulkan oleh Phytagoras, yakninya alam semesta memiliki model
pirosentrik, dimana bintang-bintang, matahari, bulan dan enam planet lainnya berputar di sekitar
api pusat. Begitu pula dengan kemunculan model alam semesta dengan 27 lingkaran, yang
dikemukakan oleh Eudoxus. Aristoteles menyempurnakan konsep 27 lingkaran ini menjadi 55
lingkaran, dan mengemukakan konsep bahwa alam semesta terbagi atas dua, yaitu bumi (tidak
sempurna), dan langit (sempurna). Erastothenes, dengan konsep matematika yang telah maju,
mampu memperhitungkan radius dan keliling bumi. Kemudian, muncul model geosentris yang
diusulkan oleh Ptolemeus.
5. Manfaat Teleskop
Teleskop punya tiga fungsi dasar, nih, yaitu light gathering (mengumpulkan
cahaya), resolving (menyelesaikan), dan magnifying (memperbesar).
a. Light Gathering (Mengumpulkan Cahaya)
Fungsi pertama yaitu buat mengumpulkan cahaya. yang dimaksud mengumpulkan
cahaya ini yaitu seberapa banyak cahaya yang bisa dikumpulkan oleh lensa objektif (cermin
utama dalam reflektor dan lensa dalam refraktor) dari objek benda yang jaraknya sangat jauh.
Semakin besar lensa objektif yang dimiliki teleskop, maka akan semakin banyak pula cahaya
yang bisa dikumpulkan. Dengan begitu, bentuk gambar juga akan terlihat lebih jelas lagi.
b. Resolving (Menyelesaikan)
setelah cahaya berhasil dikumpulkan oleh lensa objektif, teleskop kemudian bakal
mulai membentuk detail dari objek yang ingin dilihat tersebut. Simpelnya, resolving
bermaksud untuk menyelesaikan bentuk objek melalui cahaya yang udah dikumpulkan.Ini juga
yang bikin elo bisa melihat bentuk benda langit sesuai sama bentuk aslinya.
c. Magnayfing (Memperbesar)
Fungsi yang ketiga yaitu untuk memperbesar objek/benda. Fungsi yang ini sifatnya
tuh wajib. Karena memang teleskop diciptakan buat bisa melihat objek yang jaraknya jauh,
makanya teleskop punya fungsi untuk memperbesar objek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai