1. Pengertian Teleskop atau teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti bintang bintang di langit agar tampak lebih dekat dan jelas Teleskop menajdi salah satu penemuan terbaik yang kini banyak dimanfaatkan untuk penelitian yang menunjang perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang antariksa. 2. Bagian bagian teleskop Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya. Teleskop mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan objek disebut dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata (tempat pengamat mengintip) disebut dengan suatu lensa okuler. Pada teleskop bumi ini juga terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk membalikkan sebuah bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk bisa tegak seperti arah benda semula. Adapun bagian-bagian umum dari teleskop adalah sebagai berikut: a. Tabung teleskop, ialah sebuah tempat lensa utama terletak. b. Finderscope, adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi findercsope dapat diubah-ubah tergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung utama. c. Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh selama pemakaian. d. Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. e. Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak utama pada sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang, tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang pengamat berada, pemberat sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut jam. f. Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan, Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop. 3. Jenis jenis teleskop Teleskop dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a. Teleskop refraktor Teleskop repraktor merupakan teleskop bias yang terdiri dari beberapa kaca lensa sebagai alat yang digunakan untuk menangkap cahaya dan menjalankan fungsi teleskop. Teleskop bias terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk kedalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena ituu, teropong ini disebut teleskop bias. Teleskop jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Galileo Galilei tahun 1609 dengan ukuran yang kecil dan pembesaran yang kecil pula, hanya berkisaran antara 3 hingga 30 kali. Pada zaman sekarang teleskop refraktor itu sudah bisa dibuat dengan ukuran yang lebih teliti, pembesaran lbih besar dan ukurannya pun bisa jauh lebih besar. Sebagai contoh, teleskop refraktor Zeiss di Observatorium Bosscha yang mempunyai lensa obyektif berdiameter 600 cm. b. Teleskop reflector Teleskop reflektor merupakan teleskop yang menggunakan cermin sebagai pengganti terhadap lensa untuk menangkap cahaya dan memantulkannya. Teleskop reflector sangat tepat digunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencuster dan komet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik dari pada teleskop refraktor sehingga objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan refraktor. c. Teleskop catadioptric Merupakan teleskop yang mempunyai sistem kerja yang tidak jauh beda dengan dua jenis teleskop diatas. Karena teleskop ini merupakan penggabungan dari teleskop refraktor dan reflektor, yang menggunakan dua media untuk pengumpulan cahayanya, yaitu cermin dan lensa.
4. Sejarah Singkat Teleskop
Pada tanggal 2 Oktober 1608, Hans Lippershey dari Middleburg, Belanda mematenkan teleskop buatannya dan ia dianggap sebagai penemu teleskop refraktor (bias) pertama. Setahun kemudian, Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang disebut dengan teleskop panggung dengan pembesaran 3X dari teleskop hasil buatan Hans Lippershey. Kemudian Galileo diakui sebagai orang pertama yang menggunakan teleskop dalam bidang astronomi. A. Masa Sebelum Teleskop a. Astronomi Era Klasik, Sekilas Astronomi Era Pra-Sejarah dan Astronomi Kuno Jika membahas tentang sejarah teleskop, tentunya dimulai dengan kelahiran ilmu astronomi di muka bumi. Astronomi merupakan ilmu yang telah terlahir sejak kelahiran manusia untuk pertama kalinya di muka bumi. Kala itu, manusia mengamati benda langit dan menjadikannya sebagai pedoman untuk berkegiatan. Contohnya, manusia prasejarah memulai kegiatan saat matahari terbit, dan kembali ke tempat tinggalnya saat matahari telah terbenam. Seiring berjalannya waktu, dengan naked-eye observation, manusia mulai menyadari keteraturan dari pergerakan benda langit yang berulang dalam rentang periode tertentu. Berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut, secara berangsur-angsur manusia mulai mencatat dan mengimplementasikan hasil yang mereka dapat, yaitu dengan membuat bangunan/monumen. Dua diantaranya adalah Stonehenge yang terletak di Inggris, dan Big Horn Medicine Wheel di Wyoming; yang merupakan wujud dari pengukuran summer solstice dan kesegarisan dengan bintang-bintang terang sepert Sirius, Aldebaran dan Rigel. Hal ini menandai dimulainya era astronomi kuno. b. Bangsa Babilonia Pengamatan ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama, hingga masuk kepada era klasik. Manusia pada era klasik mulai berpikir lebih jauh. Salah satu bangsa yang patut disorot kemajuannya pada era ini adalah Bangsa Babilonia, yang mulai mengenal Astronomi sekitar tahun 1800 SM. Para astronom Babilonia meneliti Planet Jupiter sedari lama. Bangsa Babilonia yang meyakini bahwa mereka memiliki dewa pelindung yaitu Marduk (Merodakh), yang kehadirannya diwakili oleh penampakan Jupiter di langit. Sehingganya, para astronom Babilonia seringkali melacak keberadaan Jupiter, dan mencatatnya. Bahkan, ilmuwan kini menemukan bahwa isi prasasti pada sebuah sabak kecil yang merupakan peninggalan era Babilonia pada 350 SM — 50 SM, merupakan penggambaran gerakan Jupiter relatif terhadap bintang-bintang yang jauh dengan perhitungan yang modern dan akurat. Selain itu, bangsa Babilonia juga mulai melakukan penamaan benda langit, seperti konstelasi, bintang dan planet yang didasarkan pada nama-nama dewa. c. Bangsa Mesir Kuno Sebagai bangsa yang bertempat tinggal di sekitar sungai Nil, bangsa Mesir Kuno menggunakan ilmu astronomi untuk memprediksi waktu meluapnya sungai nil, sehingga mereka bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Bangsa Mesir juga mulai menggunakan kalender, yang pada awalnya didasarkan pada siklus bulan. Karena penanggalan tersebut dirasa kurang tepat, bangsa Mesir menjadikan kemunculan bintang Sirius sebagai dasar penanggalan baru, yang kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi. Sedangkan, penanggalan dengan siklus bulan diadopsi oleh bangsa Arab Kuno, yang kini kita kenal sebagai sistem kalender Hijriyah d. Bangsa Yunani Kuno Yunani Kuno menjadi era dimana astronom dan matematikawan mulai banyak bermunculan, dan masing-masingnya memiliki peranan yang krusial dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan pengukuran yang jelas, mulai muncul berbagai usulan untuk menggambarkan alam semesta. Seperti yang diusulkan oleh Phytagoras, yakninya alam semesta memiliki model pirosentrik, dimana bintang-bintang, matahari, bulan dan enam planet lainnya berputar di sekitar api pusat. Begitu pula dengan kemunculan model alam semesta dengan 27 lingkaran, yang dikemukakan oleh Eudoxus. Aristoteles menyempurnakan konsep 27 lingkaran ini menjadi 55 lingkaran, dan mengemukakan konsep bahwa alam semesta terbagi atas dua, yaitu bumi (tidak sempurna), dan langit (sempurna). Erastothenes, dengan konsep matematika yang telah maju, mampu memperhitungkan radius dan keliling bumi. Kemudian, muncul model geosentris yang diusulkan oleh Ptolemeus. 5. Manfaat Teleskop Teleskop punya tiga fungsi dasar, nih, yaitu light gathering (mengumpulkan cahaya), resolving (menyelesaikan), dan magnifying (memperbesar). a. Light Gathering (Mengumpulkan Cahaya) Fungsi pertama yaitu buat mengumpulkan cahaya. yang dimaksud mengumpulkan cahaya ini yaitu seberapa banyak cahaya yang bisa dikumpulkan oleh lensa objektif (cermin utama dalam reflektor dan lensa dalam refraktor) dari objek benda yang jaraknya sangat jauh. Semakin besar lensa objektif yang dimiliki teleskop, maka akan semakin banyak pula cahaya yang bisa dikumpulkan. Dengan begitu, bentuk gambar juga akan terlihat lebih jelas lagi. b. Resolving (Menyelesaikan) setelah cahaya berhasil dikumpulkan oleh lensa objektif, teleskop kemudian bakal mulai membentuk detail dari objek yang ingin dilihat tersebut. Simpelnya, resolving bermaksud untuk menyelesaikan bentuk objek melalui cahaya yang udah dikumpulkan.Ini juga yang bikin elo bisa melihat bentuk benda langit sesuai sama bentuk aslinya. c. Magnayfing (Memperbesar) Fungsi yang ketiga yaitu untuk memperbesar objek/benda. Fungsi yang ini sifatnya tuh wajib. Karena memang teleskop diciptakan buat bisa melihat objek yang jaraknya jauh, makanya teleskop punya fungsi untuk memperbesar objek tersebut.