Anda di halaman 1dari 19

HUBBLE SPACE TELESCOPE

(Makalah Astrofisika)

Oleh:
Kelompok Copernicus
Novia Anggraini (1513022026)
Intan Hanniva Berliana F. (1513022027)
Mardiyah Widyasmah (1513022044)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya
makalah Astrofisika yang berjudul “Hubble Space Telescope“ ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Astrofisika.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.Pfis.


sebagai dosen pengampu mata kuliah Astrofisika. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon kritik
dan saran yang membangun agar kedepannya penulis dapat membuat yang lebih
baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Bandarlampung, 24 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... .2

II PEMBAHASAN
2.1 Pengamatan dengan Teleskop................................................................ 3
2.2 Sejarah dan Spesifikasi Teleskop Hubble.............................................. 4
2.3 Cara Kerja dan Teknologi Teleskop Hubble.......................................... 7
2.4 Instrumen-Instrumen Teleskop Hubble.................................................. 9
2.5 Cara Teleskop Hubble Mengirimkan Gambar Ke Bumi...................... 11

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14
3.2 Saran...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
I. PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Astrofisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari gerak dan posisi
benda langit. Sejak dulu, manusia begitu terkagum-kagum ketika memandang
kerlip bintang dan pesona benda-benda langit yang begitu luar biasa.
Awalnya, manusia menganggap fenomena langit sebagai sesuatu yang magis.
Seiring berputarnya waktu dan zaman, manusia pun memanfaatkan
keteraturan benda-benda yang mereka amati di angkasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup seperti penanggalan. Dengan mengamati langit, manusia
pun bisa menentukan waktu utuk pesta, upacara keagamaan, waktu untuk
mulai menabur benih dan panen.
Benda-benda langit yang diamati dari bumi tanpa bantuan alat atau
teknologi canggih hanya akan memperlihatkan kepada pengamat bahwa
ukuran bintang itu sangat kecil dan begitu banyak bertaburan di langit, hal
tersebut karena jarak antara bumi dengan bintang-bintang di langit sangatlah
jauh. Pada kenyataannya ukuran benda-benda langit di luar angkasa sangatlah
besar melebihi ukuran bumi. Oleh karena itu untuk mengamati dan
mempelajari tentang benda-benda langit yang ada di luar angkasa
membutuhkan suatu teknologi canggih yang mampu memperlihatkan bentuk
dan ukuran benda-benda langit yang sebenarnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, para ilmuan telah melakukan
banyak penelitian dan penemuan sehingga dapat membuat suatu teknologi
canggih yang dapat membantu peradaban manusia dalam mengkaji suatu
bidang ilmu tetentu khususnya dalam bidang astronomi. Para ilmuan telah
menemukan suatu teknologi canggih yang dapat membantu manusia dalam
2

mengamati dan mempelajari benda-benda langit yaitu teleskop. Teleskop


merupakan alat optik yang membantu manusia dalam mengamati benda-
benda yang sangat jauh. Teleskop memungkinkan manusia meneliti benda
yang sangat jauh terutama benda-benda yang ada di luar angkasa, teleskop
juga membantu para ilmuan yang meneliti benda luar angkasa, yang mana
mencetus teori-teori tentang luar angkasa. Salah satunya adalah ilmu Geografi
dimana alat penunjang salah satunya adalah teleskop yang membantu melihat
benda luar angkasa seperti bintang, planet, matahari, bulan, dan benda-benda
lainnya.
Berdasarkan permasalah yang telah duraikan tersebut maka dalam
makalah ini penulis akan membahas mengenai teleskop luar angkasa yang
cukup terkenal yaitu teleskop Hubble. Nama Hubble diambil dari nama
ilmuan terkenal Amerika yaitu Edwin Hubble yang juga merupakan penemu
hukum Hubble.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini berdasarkan
latar belakang masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengamatan benda langit dengan menggunakan teleskop?
2. Bagaimanakah sejarah dan spesifikasi teleskop Hubble?
3. Bagaimanakah cara kerja dan teknologi teleskop Hubble?
4. Bagaimanakah instrumen-instrumen teleskop Hubble?
5. Bagaimanakah teleskop Hubble mengirim gambar ke bumi?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengamatan benda langit dengan menggunakan teleskop
2. Mengetahui sejarah dan spesifikasi teleskop Hubble
3. Mengetahui cara kerja dan teknologi teleskop Hubble
4. Mengetahui instrumen-instrumen teleskop Hubble
5. Mengetahui cara teleskop Hubble mengirim gambar ke bumi
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengamatan dengan Teleskop


S. Eka Gautama dalam bukunya yang berjudul “Astronomi dan
Astrofisika” menuliskan bahwa dalam mengamati bintang, biasanya perlu
menggunakan alat bantu seperti teleskop. Teleskop umumnya dibedakan
berdasarkan jenis objektifnya, yaitu teleskop refraktor (objektif terbuat dari
lensa) dan reflektor (objektif terbuat dari cermin). Teleskop pada umumnya
memiliki 3 sampai 4 buah eyepiece, sehingga perbesaran teleskop dapat
dipilih sesuai dengan keperluan. Dalam mencari letak bintang di langit,
teleskop dilengkapi oleh mounting, yaitu sumbu gerak teleskop. Adapun pada
mounting ekuatorial yang dalam penggunaanya menguasai tata koordinat
ekuator terlebih dahulu.
Menggunakan teleskop dengan mounting ekuatorial, poros kutub bagi
pengamat di selatan diarahkan tepat ke selatan, dengan tinggi kutub sebesar
lintang geografis pengamat. Pastikan teleskop berdiri di atas permukaan yang
keras dan rata. Pilihlah eyepiece (okuler) yang sesuai dengan kebutuhan, jika
yang diamati adalah Bulan atau Matahari keseluruhan, gunakan eyepiece
dengan fokus yang besar, jika ingin mengamati planet ataupun bintang,
gunakan eyepiece berfokus kecil. Cari posisi benda langit yang ingin diamati
dengan menggerakkan kedua poros (pastikan klem dalam keadaan terbuka).
Agar lebih mudah, bidiklah sasaran dengan menggunakan finder, namun
sebelumnya finder harus dikalibrasi terlebih dahulu, yaitu dengan mengamati
sebuah objek dengan menggunakan teleskop utama dan finder. Pastikan objek
yang tampak pada crosshair pada finder tepat tampak pada teleskop utama
(kalibrasilah finder dengan menggunakan objek yang jauh).
4

Setelah objek ditemukan, amatilah dengan teleskop utama. Jika objek


sudah tampak, atur fokusnya hingga objek tampak jelas. Gerak semu harian
mengakibatkan objek akan bergerak ke arah barat, untuk itu cukup gerakkan
tuas sudut jam sedikit ke arah kiri, atau aktifkan penggerak jam jika teleskop
dilengkapi dengan penggerak jam.

2.2 Sejarah dan Spesifikasi Teleskop Hubble


2.2.1 Sejarah Teleskop Hubble
Perkembangan astronomi modern ditandai oleh dikemukakannya ilmu
spektroskopi dasar yaitu ilmu yang mempelajari garis spektra (daerah yang
mendapatkan lebih sedikit ketika menguraikan cahaya matahari) para
ilmuwan membuktikan bahwa unsur kimia di Matahari, terutama hidrogen
dan helium, ditemukan juga di Bumi pada awal abad ke 19. Pada abad ini
pula, para ilmuwan menemukan bentuk-bentuk cahaya yang tidak dapat
dilihat dengan mata secara langsung, sehingga dibentuklah ilmu astronomi
inframerah, astronomi radio, astronomi sinar X, dan astronomi sinar gamma.
Dengan ilmu spektroskopi, diketahui bahwa ditemukan bintang-bintang lain
yang serupa dengan Matahari, namun dengan berbagai massa, suhu, dan
ukuran yang berbeda.
Spektroskopi dipelajari lebih lanjut pada abad ke-20. Dengan bantuan
fotografi, benda-benda langit yang tadinya tak terlihat jelas dapat diobservasi.
Pada abad ini, diketahui bahwa Matahari merupakan satu dari lebih dari 10
miliar bintang yang terdapat pada suatu galaksi. Eksistensi galaksi-galaksi
lain ditetapkan oleh Edwin Hubble, yang memastikan bahwa Andromeda
merupakan galaksi lain, dan masih banyak galaksi lain yang jauh dari galaksi
kita. Karena kontribusi inilah nama Edwin Hubble dijadikan nama teleskop
angkasa yaitu Hubble Telescope.
Hubble telescope adalah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di
orbit bumi. Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika,
Edwin Hubble yang juga merupakan penemu hukum Hubble. Sebagian besar
dari benda-benda angkasa yang telah berhasil diidentifikasi, adalah
merupakan jasa teleskop Hubble. Hubble telescope dibuat ada tahun 1962
5

oleh Akademi Sains Nasional Amerika yang merekomendasikan untuk


membangun sebuah teleskop angkasa raksasa. Tiga tahun kemudian, tepatnya
pada tahun 1977, kongres mulai mengumpulkan dana untuk proyek tersebut.
Pada tahun yang sama pula, pembuatan teleskop angkasa Hubble segera
dimulai. Konstruksi teleskop Hubble, berhasil diselesaikan pada tahun 1985.
Hubble di'angkasakan' untuk pertama kalinya pada tanggal 25 April 1990.
Padahal, Hubble direncanakan untuk mulai dioperasikan pada tahun 1986.
Tetapi, pengoperasiannya ditunda sementara karena bencana Pesawat
Angkasa Challenger. Beberapa tahun setelah dioperasikan, Hubble mengirim
gambar yang buram dan tidak jelas. Pada bulan Desember 1993, pesawat
ulang-alik Endeavor dikirim untuk memodifikasi Hubble dengan
menambahkan kamera baru untuk memperbaiki kesalahan pada lensa
primernya.

2.2.2 Spesifikasi Teleskop Hubble

Gambar 2.1 Teleskop Antariksa Hubble dipotret oleh astronot dari dalam
pesawat ulang alik.
Sumber http://www.infoastronomy.org/2017/06/bagaimana-cara-kerja-
teleskop-antariksa-hubble.html#ixzz59Xtxj0MZ
Teleskop Antariksa Hubble saat ini dianggap sebagai karya ilmiah
manusia yang paling sukses. Diluncurkan pada tahun 1990, Hubble adalah
teleskop yang mengorbit di atas atmosfer Bumi. Hubble telah berjasa dalam
6

menyajikan gambar-gambar alam semesta yang telah membantu peradaban


manusia dalam memecahkan beberapa misteri terbesar di jagad raya. Tidak
hanya dianggap sebagai salah satu misi sains yang paling sukses, Teleskop
Antariksa Hubble juga merupakan wujud kemajuan terbesar yang pernah
dilakukan manusia di luar angkasa. Telescope Hubble mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
1. Ketebalan mencapai 13,1 meter (43,5 kaki), berdiameter 4,27 meter (14,0
kaki) dan memiliki berat 11.000 kilogram. Ukuran Hubble hampir sama
dengan sebuah bus sekolah. Tabung oranye yang ada pada teleskop adalah
sumber tenaga Hubble.
2. Lensa primer teleskop Hubble, berdiameter 2,4 m (8 kaki), dan beratnya
mencapai 826 kilogram. Lensa ini terbuat dari kaca silika yang dilapisi
oleh lapisan tipis aluminum murni untuk merefleksikan cahaya. Selain
lapisan aluminum, lensanya juga memiliki lapisan magnesium fluorida
yang berguna untuk mencegah oksidasi dan sinar ultraviolet (UV) dari
matahari agar lensa tidak cepat rusak.

Hubble sangat banyak membantu para ilmuwan dalam mempelajari,


mengobservasi dan memahami tentang jagad raya, objek luar angkasa (lubang
hitam/black hole, galaksi, bintang dll). Hubble adalah teleskop angkasa yang
berhasil menemukan Xena, planet ke-10 beserta Gabrielle, satelitnya. Selain
itu, teleskop Hubble juga banyak mengirimkan gambar-gambar yang
menakjubkan tentang kejadian-kejadian di luar angkasa seperti supernova,
lahirnya bintang, dan tabrakan bintang. Gambar sebuah galaksi raksasa tidak
dikumpulkan dalam sehari saja. Galaksi Messier 101 (M-101) adalah salah
satunya. Gambar galaksi ini merupakan gambar terbesar dan terdetail dari
sebuah galaksi spiral yang pernah dihasilkan oleh teleskop Hubble. Gambar
galaksi ini terdiri dari 51 bagian. Pada misi kedua di bulan Februari 1997,
astronot mengganti sebagian peralatan Hubble dan juga menambahkan jaket
baru untuk menjaga Hubble agar tetap hangat. Advance Camera dipasang
pada tahun 2001. Kamera ini dapat mempertajam gambar dan memperlebar
sudut pandang kamera. Setelah itu, Wide Field Camera 3 dan Cosmic Origins
7

Spectrograph dipasang pada tahun 2003. Dua misi Hubble yang terakhir
adalah pada tahun 2001 dan 2003. Hubble seharusnya akan di nonaktifkan
pada akhir tahun 2005. Tetapi, pada bulan Oktober 1997, NASA memutuskan
untuk memperpanjang pengoperasian teleskop Hubble dari tahun 2005 ke
2010. Hubble akan digantikan oleh teleskop James Webb.

2.3 Cara Kerja dan Teknologi Teleskop Hubble


Pertama-tama, Hubble menangkap gambar. Setelah diterima oleh
teleskop, gambar tersebut akan diubah menjadi kode digital dan diradiasikan
ke bumi dengan menggunakan antena yang memiliki kemampuan
mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh
stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf (sebuah
instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum astronomikal). Teleskop
ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat berkeliling lebih dari 150 juta
mil per tahun (± 241 juta kilometer).
Setiap 97 menit sekali, Teleskop Antariksa Hubble menyelesaikan satu
revolusinya terhadap Bumi. Ia mengorbit Bumi kita dengan kecepatan sekitar
8 km per detik. Untuk dapat mengorbit Bumi, pada dasarnya Teleskop
Antariksa Hubble maupun satelit-satelit buatan lainnya di orbit Bumi tidak
membutuhkan bahan bakar, apa lagi bahan bakar bensin yang notabene hanya
untuk kendaraan manusia di permukaan Bumi. Menurut hukum kekekalan
energi mekanik dikatakan bahwa benda diam akan terus diam sampai ada
gaya yang menggerakkannya, begitu juga benda bergerak akan terus bergerak
sampai ada gaya yang menghambatnya. Karena di luar angkasa tidak ada
udara (ruang vakum), maka tidak ada gaya gesek yang menghambat laju
Teleskop Antariksa Hubble (atau laju benda apapun) setelah dirilis oleh roket
yang meluncurkannya, sehingga ia akan terus bergerak mengelilingi Bumi.
Hubble adalah jenis teleskop yang dikenal sebagai reflektor Cassegrain.
Cahaya dari benda-benda alam semesta yang menyentuh cermin utama
Hubble, atau cermin primer, kemudian akan memantul ke cermin sekunder.
Cermin sekunder memfokuskan cahaya melalui lubang di tengah cermin
utama yang mengarah ke instrumen teleskop. Sebagian besar berpendapat
8

bahwa kekuatan teleskop terletak pada kemampuannya untuk memperbesar


objek, namun sebenarnya kekuatan teleskop adalah kemampuan untuk
mengumpulkan cahaya sebanyak-banyaknya dari yang mata manusia bisa
lakukan.
Cermin primer Hubble berdiameter sekitar 2,4 meter. Cermin ini
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan teleskop berbasis darat, yang
dapat mencapai 10 meter bahkan lebih. Namun Hubble memiliki kelebihan
tersendiri, yaitu ditempatkan di luar atmosfer sehingga memberikan kejelasan
yang luar biasa. Setelah cermin menangkap cahaya, instrumen ilmiah Hubble
yang disematkan pada badannya bakal bekerja sama atau sendiri-sendiri
untuk memberikan pengamatan. Setiap instrumen dirancang untuk meneliti
alam semesta dengan cara yang berbeda.
Seperti yang diketahui oleh fotografer manapun di dunia, kamera Anda
harus stabil agar bisa mendapatkan gambar yang tajam, terutama saat
memotret objek yang jauh. Konsep yang sama faktanya juga berlaku untuk
Hubble, namun bedanya adalah teleskop ini tidak memiliki tripod untuk
keseimbangan. Walau begitu, Hubble dilengkapi teknologi penyeimbang
yang bisa mengunci target atau objek yang akan diamati tanpa menyimpang
lebih dari 7/1000 detik busur, atau sekitar lebar rambut manusia yang terlihat
dari jarak satu mil. Hal inilah yang membuat gambar-gambar alam semesta
yang dipotret Hubble tampak selalu tajam walaupun ia bergerak sangat cepat
dalam mengorbit Bumi.
9

2.4 Instrumen-Instrumen Teleskop Hubble

Gambar 2.2 Sistem Teleskop Antariksa Hubble.


Sumber http://www.infoastronomy.org/2017/06/bagaimana-cara-kerja-
teleskop-antariksa-hubble.html#ixzz59Xtxj0MZ

Hubble memanfaatkan sinar Matahari yang ia serap dengan dua panel


surya utamanya untuk mengaktifkan instrumen-instrumen alamiahnya. Kedua
panel surya tersebut masing-masing selebar 7,7 meter yang mampu
mengubah sinar Matahari menjadi listrik. Hubble juga dilengkapi teknologi
yang dapat menyimpan sebagian dari listrik yang dimilikinya dan di dalam
sebuah baterai untuk mempertahankan kekuatannya bila tidak tersinari
Matahari. Hubble memiliki seperangkat instrumen ilmiah yang telah sering
diperbarui selama ini. Instrumen yang paling kuat adalah Wide Field Camera
3 (WFC3), yang memungkinkan Hubble menangkap gambar beresolusi lebih
besar dibanding perangkat lainnya. WFC3 bahkan mampu mempelajari energi
10

gelap, materi gelap, dan pembentukan bintang secara individu. Instrumen


WFC3 memiliki dua saluran: satu untuk sinar ultraviolet dan cahaya tampak,
serta yang lainnya untuk inframerah-dekat (near-infrared). Kedua saluran
pada WFC3 ini akan memproses gambar dalam cara yang berbeda. Dibawah
ini adalah gambar Nebula Carina dalam cahaya tampak yang dipotret oleh
teleskop Hubble

Gambar 2.3 Nebula Carina dalam Cahaya Tampak Dipotret Oleh Hubble.
Sumber: http://www.infoastronomy.org/2017/06/bagaimana-cara-kerja-
teleskop-antariksa-hubble.html#ixzz59Xtxj0MZ

Sedangkan berikut ini adalah gambar Nebula Carina dalam inframerah


dekat yang dipotret oleh teleskop Hubble.

Gambar 2.4 Nebula Carina dalam Inframerah Dekat Dipotret Oleh Hubble.
Sumber: http://www.infoastronomy.org/2017/06/bagaimana-cara-kerja-
teleskop-antariksa-hubble.html#ixzz59Xtxj0MZ
11

Instrumen lain Hubble yang terbilang baru adalah spektrograf yang


mampu melihat secara eksklusif dalam cahaya ultraviolet. Spektrograf
tersebut bernama Cosmic Origins Spectograph (COS). Instrumen ini bekerja
seperti prisma, memisahkan cahaya dari alam semesta menjadi warna
komponennya. COS mampu memberikan gambar objek yang diamati Hubble
dalam berbagai panjang gelombang, yang dapat memberikan informasi
tentang suhu, komposisi kimia, densitas, dan gerak objek yang diamati. COS
berperan meningkatkan sensitivitas ultraviolet Hubble setidaknya 10 kali, dan
bahkan sampai 70 kali ketika mengamati benda-benda yang sangat samar.

2.5 Cara Teleskop Hubble Mengirimkan Gambar Ke Bumi


Teleskop Antariksa Hubble dilengkapi dua antena komunikasi. Antena-
antena tersebut berguna sebagai media pengiriman dan penerimaan informasi
antara Hubble dan tim pengoperasian di Goddard Flight Center di Greenbelt,
AS. Untuk dapat berkomunikasi, tim pengoperasian menggunakan satelit
untuk mengirimkan sinyal ke antena komunikasi Hubble. Sinyal tersebut
berisi satu set algoritma petunjuk dan perintah yang harus dilakukan Hubble.
Teleskop Antariksa Hubble memiliki dua komputer utama dan sejumlah
sistem yang lebih kecil. Salah satu komputer utama menangani perintah dan
seluruh sistem fungsi. Sementara komputer lainnya berfungsi untuk
menerima data dan mengirimnya ke satelit yang pada gilirannya mengirimkan
ke tim pengoperasian.
Data yang dikirim dari Hubble juga masih merupakan data mentah
berupa gelombang elektromagnetik. Setelah diterima tim pengoperasian, staf-
staf di sana akan menerjemahkan data ke dalam unit-unit baru seperti gambar
maupun video. Hubble mampu mengirimkan data yang cukup untuk mengisi
sekitar 18 DVD setiap minggu. Para astronom maupun masyarakat umum
dapat dengan mudah mengunduh data-data itu melalui Internet dan
menganalisa dari mana saja di dunia.
Walaupun saat ini Hubble masih sangat aktif, teleskop antariksa
tersebut nyatanya sudah berusia tua. Penggantinya bahkan sudah disiapkan
untuk diluncurkan pada tahun 2018 mendatang, yakni Teleskop Antariksa
12

James Webb. Penerus Hubble ini diklaim akan jauh lebih mengagumkan
hingga bahkan nantinya akan mampu menemukan galaksi pertama yang
terbentuk di alam semesta awal.
Berikut ini adalah beberapa hasil potret teleskpo Hubble:

Gambar 2.5 NGC 7635, Nebula Gelembung hasil potret teleskop antariksa
Hubble. Sumber : http://www.infoastronomy.org/2016/04/teleskop-antariksa-
hubble-potret-nebula-gelembung.html#ixzz5AerJ3QYJ

Nebula Gelembung juga dikenal sebagai NGC 7635, terletak 8.000


tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Cassiopeia. Nebula Gelembung
memiliki diameter lebih dari 10 tahun cahaya, ia tercipta oleh angin bintang
yang intens dilontarkan oleh bintang raksasa yang terang yang berada di
dalamnya. Bintang raksasa tersebut bernama SAO 20575, memiliki massa
sekitar 10 hingga 20 massa Matahari, sebuah bintang yang sangat muda dan
sangat panas. Ia memancarkan radiasi ultraviolet yang intens, yang dari waktu
ke waktu telah membentuk sebuah nebula gelembung yang kita lihat
sekarang.
NGC 7635 ditemukan pertama kali pada tahun 1787 oleh William
Herschel--yang juga penemu planet Uranus--dan telah diamati oleh Edwin
Hubble di masa lalu, citra nebula gelembung di atas merupakan sebuah
mosaik gabungan dari empat citra yang berbeda yang diambil menggunakan
instrumen Wide Field Camera Hubble 3. Kombinasi ini memberikan
13

pemandangan resolusi tertinggi dari nebula gelembung yang belum pernah


diamati sebelumnya.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan mengenai teleskop Hubble dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Teleskop merupakan alat optik yang membantu manusia dalam mengamati
benda-benda yang sangat jauh. Teleskop memungkinkan manusia meneliti
benda yang sangat jauh terutama benda-benda yang ada di luar angkasa
seperti bintang, planet, matahari, bulan, dan benda-benda lainnya.
2. Hubble telescope adalah sebuah teleskop luar angkasa yang berada di orbit
bumi. Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan terkenal Amerika, Edwin
Hubble yang juga merupakan penemu hukum Hubble. Hubble telescope
dibuat ada tahun 1962 oleh Akademi Sains Nasional Amerika yang
merekomendasikan untuk membangun sebuah teleskop angkasa raksasa.
Konstruksi teleskop Hubble, berhasil diselesaikan pada tahun 1985.
Hubble di'angkasakan' untuk pertama kalinya pada tanggal 25 April 1990.
3. Pertama-tama, Hubble menangkap gambar. Setelah diterima oleh teleskop,
gambar tersebut akan diubah menjadi kode digital dan diradiasikan ke
bumi dengan menggunakan antena yang memiliki kemampuan
mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh
stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf
(sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum
astronomikal). Teleskop ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat
berkeliling lebih dari 150 juta mil per tahun (± 241 juta kilometer).
15

3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan dengan baik sebagimana
mestinya oleh pembaca serta penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
kelengkapan dalam penyusunan makalah ini agar dapat lebih bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia khususnya dalam perkembangan
astronomi, tentu penulis masih banyak mengalami kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis memohon agar dapat
dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA

Bayu, B. Asmoro. 2015. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan


Observatorium dan Museum Antariksa di Kabupaten Gunungkidul. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Arsitektur Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.

Eka, S. Gautama. 2010. Astonomi dan Astrofisika. Makassar: SMA Negeri 1


Makassar.

Gunawan, A. Admiranto. 2009. Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta.


Yogyakarta: Kanisius.

Miftah, Riza Muharram. 2017. Bagaimana Cara Kerja Teleskop Antariksa


Hubble?. Diunduh dari: http://www.infoastronomy.org/2017/06/bagaimana-
cara-kerja-teleskop-antariksa-hubble.html#ixzz59Xtxj0MZ. Diakses pada
20 Maret 2018 pukul 21.18 WIB.

Miftah, Riza Muharram. 2017. 26 Tahun di Luar Angkasa, Teleskop Hubble Potret
Nebula Gelembung. Diunduh dari:
http://www.infoastronomy.org/2016/04/teleskop-antariksa-hubble-potret-
nebula-gelembung.html#ixzz5AetduowA. Diakses pada 24 Maret 2018
pukul 15.55 WIB.

Anda mungkin juga menyukai