Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok Fisika

Teropong

Guru Mata Pelajaran


Khaerun Nisa

Disusun oleh:
Yosephin Daniel Bagaskara (35)
Dewi Wasila Kusuma (5)
Muhammad Edwin (20)
Husnunisa (8)
Aditya Lutfi Hakim (2)
Lalu Rizky Zulfahmi (16)

SMKN 3 MATARAM
Teknologi Informasi
X Multimedia A
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat, nikmat, dan hidayahNya kami mampu menyelesaikan makalah
ini. Makalah yang berjudul Teropong Bumi ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas akhir mata pelajaran Fisika kelas X. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami memohon maaf atas kekurangan tersebut. Dan
semoga makalah ini memberikan pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Mataram, 4 Februari 2020

2
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
BAB 1 ....................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
Latar Belakang..................................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 65
Tujuan ............................................................................................................................................... 65
BAB 2 ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
Pengertian Teropong .......................................................................................................................... 6
Macam macam teropong beserta fungsinya .................................................................................... 76
Teropong Bias (Refraktor) ............................................................................................................. 76
Teropong bias terdiri dari beberapa lensa dan salah satu lensa berfungsi membiaskan cahaya. Formatted: TOC 3
Pertama kali ditemukan oleh Hans Lippershey pada tahun 1608. Namun orang pertama yang
menggunakan dibidang astronomi adalah Galileo Galilei. Kemudian pada tahun 1611 Keppler
memperbaiki desain teropong menggunakan dua lensa cembung. Lensa cembung (konveks) yang
yaitu lensa objektif dan okuler. Berdasarkan bentuk penggunaannya teropong ini terbagi lagi
dalam 4 macam dengan cara kerja yang berbeda. ......................................................................... 76
Teropong Pantul (Reflektor) ....................................................................................................... 109
Teropong Hibrida (Katadioptrik) ............................................................................................... 1110
Teropong Ruang Angkasa ............................................................................................................. 11
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
Kesimpulan........................................................................................................................................ 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Widagdo,(1985:132) menyatakan dengan sebuah teleskop kita dapat melihat benda-


benda yang jauh sekali yang tidak dapat dilihatnya dengan mata telanjang.

4
Bayangan sejati yang di bentuk oleh obyektif jauh lebih kecil dari pada bendanya,
tetapi karena telah didekatkan pada yang mengamatinya, maka dapat diselidiki
melalui okuler yang bekerja sebagai lup.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan
astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan
astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker.
Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang,
tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan
kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya
penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak
bisa diamati melalui mata bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama
sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus
disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-
Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak
benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler
(1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727)
dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan
pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya .
Teropong bintang atau teropong astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda
angkasa luar. Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing
sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong
jarak focus lensa obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.

5
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teropong?
2. Apa kegunaan Teropong?
3. Ada berapa jenis Teropong?
4. Bagaimana Cara kerja Teropong?

Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Teropong

2. Mengetahui apa kegunaan Teropong

3. Mengetahui ada berapa jenis Teropong

4. Mengetahui bagaimana Cara kerja Teropong

BAB 2
PEMBAHASAN

Pengertian Teropong
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu mata kita melihat
benda yang sangat jauh agar Nampak lebih jelas agar terlihat lebih dekat. Nama lain dari
teropong adalah teleskop. Berdasarkan prinsip kerjanya terdapat 4 jenis teropong yaitu
teropong bias, teropong pantul, teropong hibrida (gabungan bias dan pantul) dan teropong
ruang angkasa.

6
Macam macam teropong beserta fungsinya
Teropong Bias (Refraktor)
Teropong bias terdiri dari beberapa lensa dan salah satu lensa berfungsi membiaskan
cahaya. Pertama kali ditemukan oleh Hans Lippershey pada tahun 1608. Namun orang
pertama yang menggunakan dibidang astronomi adalah Galileo Galilei. Kemudian pada tahun
1611 Keppler memperbaiki desain teropong menggunakan dua lensa cembung. Lensa
cembung (konveks) yang yaitu lensa objektif dan okuler. Berdasarkan bentuk penggunaannya
teropong ini terbagi lagi dalam 4 macam dengan cara kerja yang berbeda.

Teropong bintang
disebut juga teropong astronomi. Teropong ini digunakan untuk mengamati bintang-
bintang di langit dan pengamatannya berlangsung berjam-jam. Oleh karena itu, agar mata tidak
cepat lelah, maka pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi.
Pembentukan bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang kira-kira dapat dilihat seperti
gambar berikut.

Pembentukan bayangan pada teropong bintang

Perbesaran bayangannya :
Panjang teropong : d = fob + fok

Sifat bayangan : maya, terbalik, diperbesar

Teropong Bumi
Pada teropong bintang bayangan yang dihasilkan terbalik namun tidak ada masalah untuk
benda langit tapi bermasalah jika digunakan untuk benda di bumi, bayangan yang dihasilkan
harus tegak terhadap benda semula. Oleh karena itu pada teropong ini di tambahkan lensa
pembalik yaitu lensa cembung ketiga yang disisipkan diantara objektif dan okuler.

Teropong bumi digunakan untuk pengamatan medan (terestrial) kondisi bumi maupun benda-
benda di bumi yang letaknya jauh dari pandangan mata. Bentuknya yang panjang kurang

7
simpel dibawa kemana-mana. Dan akhirnya terciptalah periskop dan teropong panggung
yang lebih pendek bentuknya namun prinsipnya sama.

Teropong bumi menggunakan 3 buah lensa cembung yang berfungsi sebagai okuler, objektif
dan pembalik, semuanya terbuat dari lensa cembung.
Fungsi lensa cembung hanya membalik bayangan yang dihasilkan lensa objektif tanpa
mengubah ukuran bayangan. Oleh karena itu benda bagi lensa pembalik harus terletak di 2F.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!

Pembentukan bayangan pada teropong bumi

Perbesaran bayangannya :
Panjang teropong : d = fob + 4 fp + fok
Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

Teropong Prisma
Teropong prisma disebut juga teropong binokuler karena menggunakan dua buah lensa okuler.
Pembalik untuk teropong prisma menggunakan prisma yang fungsinya sama dengan lensa
pembalik. Oleh karena itu, teropong prisma lebih pendek seperti gambar di samping ini.

8
Lensa pembalik pada terdapat pada teropong bumi menjadikan bentuknya relative panjang.
Lensa ini ternyata dapat diganti dengan prisma untuk memperpendek bentuk teropong yang
akhirnya terkenal dengan binokuler.

Karena menggunakan sepasang prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan diantara lensa
objektif dan okuler. Sepasang prisma ini akan membentuk bayangan dengan pemantulan
sempurna. Saat ini binokuler sering digunakan para pengamat burung untuk
kegiatan birdwatching.

Teropong Panggung
Selain dengan menggunakan prisma, cara lain untuk memperpendek teropong bumi adalah
pembalikan bayangan dengan lensa cekung sebagai okuler. Susunan semacam ini digagas
oleh Galileo Galilei yang kemudian disebut teropong Galilei atau teropong panggung.

Jadi bayangan akhir yang dihasilkan tegak dan diperbesar dengan dua lensa yaitu lensa positif
sebagai lensa objektif yang terletak di depan untuk melihat objek dan lensa negative sebagai
lensa okuler yang diletakan di dekat mata pengamat.

Teropong ini hampir sama dengan teropong bumi, hanya saja lensa pembalik dan lensa
okulernya menggunakan 1 lensa cekung. Maksudnya 1 lensa cekung berfungsi sebagai
pembalik sekaligus lensa okuler. Replika teleskop Galileo seperti gambar berikut.

Teleskop Galileo

Untuk menggambarkan pembentukan bayangan teropong tersebut seperti di bawah ini.

Pembentukan bayangan pada teropong panggung

Perbesaran bayangannya :

9
Panjang teropong : d = fob + fok Nilai fok harus negatif

Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar

Teropong Pantul (Reflektor)

Teropong ini dikembangkan oleh sir Issac Newton pada tahun 1680 dengan
memanfaatkan sistem pemantulan pada satu atau kombinasi cermin cekung sebagai pengganti
lensa yang merefleksikan cahaya dan bayangan ke sebuah fokus. Fungsinya yang mampu
merefleksikan cahaya dan bayangan tersebut maka teropong ini dikenal juga dengan teleskop
reflektor. Dikenal pula dengan sebutan teropong Newtonia.

Objek dengan intensitas cahaya kecil dapat terlihat lebih baik dengan teropong
reflektor disbanding dengan refraktor. Oleh karena itu teleskop ini kerap kali digunakan para
astronom untuk pengamatan objek deepsky seperti nebula, galaksi, open cluster, komet dan
objek lain yang memiliki intensitas cahaya kecil.
Selain teropong Newtonia terdapat teropong pantul lain yang fungsinya sama yaitu teropong
Cassegrain dan teropong Gregorian.

10
Teropong Hibrida (Katadioptrik)

Aslinya teropong ini dikenal dengan nama teleskop


katadioptrik. Lalu kenapa penulis menulisnya teropong hibrida? Karena prinsip kerja dari
teropong ini merupakan gabungan dari teropong bias dan pantul yaitu merefraktor dan
mereflektor. Perangkat yang digunakan lensa di satu sisi dan cermin disisi yang lain. Melalui
lubang di cermin utama, cermin sekunder memantulkan cahaya ke lensa mata.

Kelebihan pada teropong katadioptrik ini yaitu sudut pandang yang luas dan akuransi
kedetailain lensa ataupun cermin lebih tinggi dibandingkan teropong yang lain. Sistem
penggabungan dua lensa ini dinamakan katadioptrik yang digunakan pada sistem mercusuar.
Selain itu digunakan pula pada mikroskop dan lensa tele pada kamera.

Teropong Ruang Angkasa


Teropong ruang angkasa ini digagas tahun 1962 yang mulai direalisasikan tahun 1977 dan
selesai tahun 1985. Teropong ini baru terdapat satu dinamai Hubble Space Telescope atau
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Teleskop Antariksa Hubble yang
diangkasakan pada tanggal 25 April 1990. Nama Hubble diambil dari penemu Hukum
Hubble dari Amerika bernama Edwin Hubble.

11
Teleskop hubble ini sangat membantu ilmuan dalam mengamati dan mempelajari tentang
objek luar angkasa dan jagat raya dengan menempatkan teleskop di sekitar 600 km di atas
permukaan laut. Hubble ini berotasi terhadap bumi seperti bulan dengan kecepatan 8 km per
detik. Waktu yang diperlukan sekitar 97 menit sehingga sehari dapat berotasi 16 kali.

Terdiri dari dua buah cermin cekung dan dilengkapi dengan antena, komputer, kamera dan
spektograf. Terdapat detektor elektronik berupa kamera yang mampu mengumpulkan cahaya
bintang yang ditangkap oleh cermin. Gambar yang ditangkap diubah menjadi kode digital
dan diradiasikan ke bumi dengan antena dengan kemampuan mengirim data 1 juta bit per
detik. Kode itu diubah menjadi foto dan spektograf yang menguraikan menjadi spectrum
pelangi seperti prinsip kerja prisma.

Dengan bantuan sistem kerja teropong ini dapat membantu para ilmuan untuk mengamati
kejadian di ruang angkasa. Kejadian yang pernah ditangkap oleh teropong ini yaitu kejadian
supernova, planet ke 10 (xena) beserta satelitnya gabrielle bahkan temperatur dan usia benda
langit dapat diketahui beserta unsur kimia di dalamnya.

Nah demikian pembahasan macam-macam teropong beserta fungsinya, menarik bukan


mengetahui perkembangan teropong dari mulai yang sederhana hingga akhirnya tercipta yang
dapat mengamati benda luar angkasa. Kalian para generasi muda masih berpotensi untuk bisa
mengembangkan prinsip yang ada. Semoga menjadi pengetahuan yang bermanfaat.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Maharta, (1987:239) menyatakan bahwa teropong adalah alat optic untuk melihat benda jauh
( seperti bintang, bulan ) agar tampak dekat dan jelas. Pada dasarnya teropong terdiri dari
sebuah lensa obyektif dan sebuah lensa okuler

12
Benda di jauh tak hingga (S = ∞) bayangan yang di bentuk lensa obyektif berada di titik
focus lensa obyektif.

Untuk mata tak berakomodasi, bayangan yang di bentuk lensa obyektif harus berada dititik
focus lensa okuler sehingga Fob berhimpit dengan Fok.

Karena pengamatan benda-benda di angkasa dilakukan berjam-jam, maka biasanya di


lakukan dengan mata tak berakomodasi.

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai