Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PENGANTAR MATEMATIKA ASTRONOMI, PEREDARAN


MATAHARI,BUMI,BULAN DAN ISTILAH LAINNYA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

ILMU FALAK

Dosen Pengampu;

Nuril Farida Maratus, M.H.I

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Moh. Imawan Fanani (126103212201)

2. Mokhamad Candra Kurdyansyah (126103212202)

3. Mudrikul Hikam (126103212208)

4. Silvia Andria Wahyuningsih (126103212214)

5. Zuana Feriddina Ulin Nuha (126103212215)

6. Muhammad Saddam Hilmi (126103212226)

7. Nizar Bangkit Permana P. (12103173025)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAN DAN ILMU HUKUM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Aksiologi” tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa abadi tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW dan umatnya.

Sehubungan dengan selesainya makalah ini maka kami mengucapkan terimakasih


kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung.
2. Bapak Dr. Nur Efendi, M.Ag. selaku Dekan FASIH UIN SATU Tulungagung.
3. Ibu Dr. Hj. Nur Fadhilah, S.H.I., M.H. selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara.
4. Nuril Farida Maratus, M.H.I selaku dosen mata kuliah Ilmu Falak
5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Tulungagung, 10 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................iii

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................iii


1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................iii
1.3 TUJUAN PENELITIAN......................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................1

2.1 MATEMATIKA ASTRONOMI...........................................................................1


2.2 PEREDARAN MATAHARI DAN AKIBATNYA ............................................7
2.3 PEREDARAN BUMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP WAKTU............9
2.4 PEREDARAN BULAN DAN ASE ASENYA SERTA PENGARUHNYA
DALAM PERHITUNGAN BULAN QOMARIAH .........................................10
2.5 ISTILAH YANG ADA PADA BOLA BUMI DAN BOLA LANGIT ..............11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17

3.1 KESIMPULAN...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanpa disadari sebenarnya manusia selalu berjalan dalam putaran waktu di muka
bumi sesuai dengan berputarnya bumi serta tata surya yang lain. Sistem tata surya
yang terdiri dari delapan planet, bulan, komet (asteroid) yang sering disebut juga
benda-benda langit, dimana seluruh benda langit bergerak secara statis dan dinamis. 1
Adanya pergantian siang dan malam sebagai bukti bahwa semuanya telah ditentukan,
diatur dan disesuaikan dengan posisinya atau porosnya masing-masing.

Fenomena astronomi dalam kehidupan manusia telah dikaji sejak awal peradaban
manusia.Hal ini dapat kita lihat pada bangsa Yunani,Babilon,Cina,India, dan Inka
Maya yang telah memberikan perhatian besar pada fenomena astronomi.Bangsa-
bangsa ini mempelajari astronomi untuk membantu kehidupan mereka seperti,
penentuan arah mata angin ,perhitungan waktu dan kalender.Dalam menentukan arah
mata angin berkaitan dengan letak benda langit di angkasa sedangkan perhitungan
waktu dan kalender dibuat berdasar perubahan posisi benda langit terhadap bumi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana matematika astronomi?

2. Bagaimana peredaran matahari dan akibatnya?

3. Bagaimana peredaran bumi dan pengaruhnya terhadap waktu?

4. Bagaimana peredaran bulan dan fase-fasenya serta pengaruhnya dalam perhitungan


bulan qomariyah?

5. Apa saja istilah yang ada pada bola bumi dan bola langit?

1
Slamet Hambali, Almanak Sepanjang Masa, (Semarang : Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang,
2011), h. 1

iii
1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui matematika astronomi

2. Untuk mengetahui peredaran matahari dan akibatnya

3. Untuk mengetahui peredaran bumi dan pengaruhnya terhadap waktu

4. Untuk mengetahui peredaran bulan dan fase-fasenya serta pengaruhnya dalam


perhitungan bulan qomariyah

5. Untuk mengetahui istilah yang ada pada bola bumi dan bola langit

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MATEMATIKA ASTRONOMI

1. Celestial Shere: Suatu Bentuk Pemodelan Alam Semesta

Walaupun Ptolemy dan Copernicus bekerja dalam teori pusat tata surya yang
berbeda, kedua orang tersebut memodelkan alam semesta dalam bentuk bola yang
disebut celestial sphere. Celestial sphere adalah suatu bola dengan posisi
pengamat atau titik referensi sebagai pusat bola dan benda-benda langit sebagai
obyek pengamatan terletak pada permukaan bola tersebut. Ada tiga macam
celestial spherical, yaitu:

a. Topocentric celestial sphere

Topocentric celestial sphere adalah celestial sphere yang menggunakan gerak


rotasi bumi sebagai pertimbangan utama dan posisi aktual pengamat sebagai titik
pusat bola. Posisi actual pengamat dinyatakan dalam koordinat posisi, yaitu dalam
garis bujur dan garis lintang.

b. Geocentric celestial sphere

Geocentric celestial sphere merupakan celestial sphere yang menggunakan gerak


revolusi bumi sebagai pertimbangan utama dan bumi secara keseluruhan
digunakan sebagai pusat bola.

c. Heliocentric celestial sphere

Heliocentric celestial sphere adalah celestial sphere yang menggunakan matahari


sebagai pusat bola. Kombinasi topocentric celestial sphere dan geocentric celestial
sphere digunakan untuk mempelajari perhitungan durasi matahari bersinar.
Topocentric celestial sphere digunakan untuk menghitung durasi siang hari pada
suatu tempat tertentu sedangkan geocentric celestial sphere terkait dengan variable
yang dibutuhkan untuk menghitung durasi siang hari pada suatu waktu tertentu.2

2
Ariyadi Wijaya,”MATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA MEMPELAJARI ALAM”,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009,h.190

1
Z : Zenit W : Arah barat

NP : Kutub utara O : Pengamat

N : Arah utara Na : Nadir

S : Arah selatan SP : Kutub selatan

E : Arah timur Φ : lintang

Gambar 1 : Topocentric Celestial Sphere

 Celestial equator merupakan perluasan dari khatulistiwa bumi

 Horizon adalah perluasan dari bidang tempat pengamat berdiri

 Zenit adalah titik khayal di langit yang berada tepat di atas


pengamat

2. Spherical Geometry

Spherical geometry (geometri bola) digunakan karena alam semesta dimodelkan


sebagai suatu bola. Oleh karena itu, spherical geometry banyak digunakan untuk
perhitungan astronomi dan keperluan navigasi. Ada beberapa perbedaan antara
plane geometry (geometri bidang) dengan spherical geometry (geometri bola).
Tidak terdapat perbedaan konsep titik dalam plane geometry dan spherical
geometry, tetapi terdapat perbedaan dalam konsep garis.

Konsep garis dalam spherical geometry tidak sama dengan konsep garis lurus
yang menghubungkan dua titik dalam plane geometry. Garis dalam spherical
geometry disebut geodesic, yaitu lintasan terpendek yang menghubungkan dua
titik pada permukaan bola. Geodesic merupakan bagian dari great circle dari suatu
bola. Secara singkat, garis pada plane geometry akan digantikan dengan great
circle dalam spherical geometry. Great circle adalah lingkaran-lingkaran pada bola
dimana pusat lingkaran tersebut berimpit dengan pusat bola. Contoh great circle
pada bola bumi adalah garis khatulistiwa dan semua garis bujur. Garis lintang
bukan merupakan great circle, melainkan small circle karena pusat lingkaran dari
garis lintang tidak berimpit dengan pusat bumi.

2
Perbedaan konsep garis dalam plane geometry dan spherical geometry
menyebabkan adanya perbedaan konsep sudut. Besar sudut dalam plane geometry
ditentukan oleh perpotongan dua garis lurus sedangkan besar sudut dalam
spherical geometry ditentukan oleh perpotongan dua great circle. Konsekuensi
dari definisi sudut tersebut adalah jumlah sudut dalam spherical triangle melebihi
180º.3

Sudut A : sudut yang terbentuk antara great


circle yang memuat titik A dan B dengan great
circle yang memuat titik A dan C

Sudut B : sudut yang terbentuk antara great circle


yang memuat titik B dan A dengan great circle
yang memuat titik B dan C

Sudut C : sudut yang terbentuk antara great


circle

Gambar 2: Spherical Triangle yang memuat titik C dan B dengan great circle
yang memuat titik C dan A

Seperti halnya dalam plane triangle, dalam spherical triangle juga terdapat aturan cosinus.

A : titik singgung bola O dengan bidang yang memuat ADE

AOD : perpanjangan great circle yang memuat AOB

AOE : perpanjangan great circle yang memuat AOC

Ukuran sisi a sama dengan besar sudut BOC

Gambar 3 : aturan cosinus Ukuran b sama dengan sudut


AOC

Ukuran c sama dengan sudut AOB

Segitiga ABC adalah suatu spherical triangle yang berpusat di O. Sisi a adalah
bagian dari great circle yang berpusat di O dan melalui titik B dan C. Oleh karena
itu, panjang ukuran sisi a dinyatakan dengan besar sudut BOC. Begitu juga
3
Ibid,191-192

3
dengan sisi b dan c yang dinyatakan dengan ukuran sudut AOC and AOB. AD
adalah garis singgung dari great circle AC di titik A dan AE adalah garis singgung
great circle AC di titik A. Oleh karena itu jari-jari OA tegak lurus dengan AD dan
AE. Jika great circle AB diperluas maka AD akan terletak pada perluasan great
circle AB dan perpanjangan jari-jari OB akan berpotongan dengan AD di titik D.
Secara analog akan diperoleh bahwa jari-jari OC berpotongan dengan AE di titik
E. Dalam spherical geometry, sudut BAC adalah sudut yang terbentuk antara great
circle AB and AC di titik A, sehingga BAC = DAE

Perhatikan segitiga OAD:

Karena ∠ OAD= 90º dan AOD identik dengan AOB maka:

AD=OA tan c dan OD=OA sec c …… (1)

Dari plane triangle OAE akan kita peroleh:

AE=OA tan b dan OE=OA sec b …… (2)

Dari plane triangle ADE kita memiliki

DE² = AD² + AE² - 2.AD.AE.cos DAE …….(3)

Substitusikan (1) dan (2) ke (3) maka:

DE² = OA² (tan² c + tan² b - 2.tan b.tan c.cos DAE) …… (4)

Dari plane triangle DOE, kita memiliki:

DE² = OD² + OE² - 2.OD.OE.cos DOE

Karena DOE=BOC=a, maka:

DE 2 = OA2 (sec2 c + sec2 b - 2.sec b.sec c.cos a) …… (5)

Dari (4) dan (5):

sec2 c + sec2 b - 2.sec b.sec c.cos a = tan 2 c + tan 2 b - 2. tan b. tan c.cos DAE

sec2 c = 1 + tan 2 c; sec2 b = 1 + tan 2 b

cos a = cos b.cos c + sin b.sin c.cos DAE

4
Nyatakan sudut DAE dengan sudut A, maka kita akan memperoleh aturan cosinus
dalam spherical triangle sebagai berikut :

cos 𝑎 = cos 𝑏 cos 𝑐 + sin 𝑏 sin 𝑐 cos 𝐴 …… (6)

Secara analog akan kita dapatkan:

cos 𝑏 = cos 𝑎 . cos 𝑐 + sin 𝑎 . sin 𝑐 . cos 𝐵 …… (7)

cos 𝑐 = cos 𝑎 . cos 𝑏 + sin 𝑎 . sin 𝑏 . cos 𝐶 …… (8)

3. Matematika Astronomi: Menghitung Durasi Siang Hari

Faktor yang mempengaruhi perbedaan durasi siang hari adalah letak pengamat
dan waktu (dalam hal ini adalah hari atau tanggal) dilakukan pengamatan. Letak
pengamat yang berpengaruh terhadap durasi siang hari adalah garis lintang dari
lokasi pengamat. Garis lintang dari suatu tempat berpengaruh menentukan besar

sudut antara arah utara pada horison dengan arah kutub utara dari celestial sphere.
Sebagai contoh adalah kota Utrecht yang memiliki posisi lintang 52,08º(lintang
positif menunjukkan tempat ada di belahan bumi utara) akan memiliki sudut
antara arah utara kota Utrecht dengan kutub utara sebesar 52,08º.

Gambar 4 : Pengaruh letak tempat terhadap sudut

Faktor kedua yang mempengaruhi perbedaan durasi siang hari adalah faktor waktu
(dalam hal ini adalah hari atau tanggal). Besarnya sudut deklinasi matahari
dipengaruhi oleh faktor waktu. Sebagai contoh variasi siang hari karena faktor
waktu adalah belahan bumi utara yang memiliki durasi siang hari pendek pada
sekitar bulan Desember dan durasi siang hari panjang pada sekitar bulan Juni.

5
Celestial sphere

Gambar 5 : Penentuan besar deklinasi matahari

Ecliptic adalah lintasan semu matahari (yaitu posisi matahari relative terhadap
bumi) selama satu tahun.

Sudut deklinasi matahari:

Dari gambar ecliptic tampak atas, kita tahu bahwa AS = sin λ (karena celestial
sphere merupakan suatu bola satuan), sehingga:

AS = sin λ

BS = AS sin 23,45º

BS = sin λ sin 23,45º

BS = sin δ

Sin δ = sin λ sin 23,45º

δ = arcsin (sin λ sin 23,45º)

𝜆 adalah longitude matahari, yaitu jarak (dalam sudut) antara matahari dengan
vernal equinox (yaitu posisi dimana ecliptic dengan celestial equator yang terjadi

6
sekitar tanggal 21 Maret dan 21 September). Besar 𝜆 bukan merupakan fungsi
linear sebagai akibat bentuk orbit bumi yang berbentuk ellips.

Siang hari adalah suatu periode ketika matahari berada di atas horizon suatu
tempat. Lintasan (khayal) matahari selama satu hari penuh merupakan suatu
lingkaran yang disebut diurnal circle. Oleh karena itu, untuk menentukan durasi
siang hari kita perlu menghitung panjang busur diurnal circle matahari di atas
horizon. Pada gambar 5, diurnal circle adalah lingkaran yang memuat XMY
sedangkan busur XMY adalah lintasan matahari di atas horizon. Oleh karena itu
untuk mengukur durasi siang hari kita cukup menghitung panjang busur XMY.4

2.2 PEREDARAN MATAHARI DAN AKIBATNYA


Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari memiliki gravitasi yang besar
hingga menyebabkan anggota tata surya beredar mengelilingi matahari. Matahari
adalah bulatan gas dengan diameter 1,4 x 106 km dengan temperatur permukaan
sekitar 6.000 K. Semakin mendekati inti matahari maka temperatur matahari akan
semakin meningkat. Matahari memiliki ukuran sebesar 332.830 massa bumi. Dengan
memiliki ukuran massa yang besar ini, menimbulkan kepadatan inti yang besar agar
bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menimbulkan sejumlah energi yang
dahsyat. Lapisan-lapisan Matahari terdiri dari bagian inti yang merupakan lapisan
paling dalam matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona yang menjadi lapisan terluar
Matahari. Peredaran matahari dibagi dua yaitu gerak matahari Gerak Matahari Hakiki
dan gerak semu matahari.5
1. Gerak Matahari Hakiki adalah gerakan sebenarnya yang dimiliki oleh
Matahari. Gerakan Matahari Hakiki ada dua, yakni:
a) Rotasi Matahari.
Matahari berputar pada porosnya dengan waktu rotasi yang berbeda-beda pada
tiap bagiannya, yakni sekitar 25,5 hari pada bidang ekuator dan 27 hari pada
daerah kutubnya. Perbedaan tersebut disebabkan Matahari sebenarnya
merupakan bola gas pijar raksasa yang berada di luar angkasa yang terus
bergerak.
b) Gerak Matahari di antara gugusan bintang.

4
Ibid,h.193-194
5
Abd. Rachim, Ilmu Falak, (Yogyakarta : Liberty, 1983),h.30

7
Matahari bersamaan dengan sistem tata surya-nya bergerak di alam semesta
ini dari suatu tempat menuju tempat yang lainnya mengitari pusat galaksi
Bimasakti dengan kecepatan sekitar 20 km/detik atau 72.000 km/jam atau 600
juta km/tahun. Daerah yang dituju oleh Matahari disebut dengan apeks dan
daerah yang telah ditinggalkan oleh Matahari disebut anti-apeks.6
2. Gerak Semu Matahari
Jika diamati dari permukaan Bumi, Matahari terlihat seolah- olah bergerak
dari timur ke barat mengitari Bumi. Posisi terbit dan terbenam Matahari tidak
selalu tetap, melainkan berubah secara gradual dari satu titik ke titik yang lain
sehingga kembali ke titik awal lagi. Lintasan Matahari tersebut kemudian
membentuk lingkaran besar yang disebut lingkaran ekliptika. Lingkaran
ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu
titik pusat sistem koordinat tertentu. Lingkaran ekliptika tidak berimpit dengan
ekuator, namun membentuk sudut. Sekitar 23°27’. Secara umum gerak semu
Matahari dapat dibagi menjadi dua, yakni gerak semu harian dan gerak semu
tahunan.7
a) Gerak Semu Harian (Gerak Diurnal)
terjadi akibat rotasi Bumi. Periode menengahnya yakni 24 jam. Arah
pergerakannya adalah dari timur ke barat. Kemiringan lintasan gerak harian
Matahari tergantung letak geografis pengamat. Lintasan pada bagian ekuator
Bumi adalah berupa lingkaran tegak, di bagian kutub mendatar, di belahan
Bumi selatan terlihat miring ke arah utara dan sebaliknya di belahan Bumi
utara terlihat miring ke selatan. Besar kemiringan tersebut berbanding lurus
dengan besar lintangnya.29
b) Gerak Semu Tahunan (Gerak Annual)
arah gerak semu tahunan Matahari yakni ke arah timur sekitar 0°59’/hari.
Periode gerak semu tahunan Matahari adalah sekitar 365,25 hari, akibatnya
arah terbit dan tenggelam Matahari selalu berubah letaknya sepanjang tahun.
Pada tanggal 21 Maret dan 23 September Matahari terbit tepat di titik timur
dan tenggelam tepat di titik barat, pada tanggal 22 Juni Matahari terbit dan
tenggelam sejauh 23,5° kearah utara dari titik timur dan barat, sebaliknya pada

6
Ali Parman, Ilmu Falak, Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 2001,h.68
7
Chazin, Muhyiddin. Ilmu Falak. Cet.1; Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004.h.128

8
tanggal 22 Desember Matahari berada 23,5° ke arah selatan dari titik timur dan
barat. Posisi Matahari ketika berada di dua titik terakhir disebut dengan
soltitium, yang artinya pemberhentian Matahari. Hal tersebut karena pada saat
itu perubahan deklinasi Matahari sangat lambat seolah-olah berhenti.
Sebaliknya pada titik ekuinox, yakni ketika lintasan Matahari berada tepat pada
titik timur dan barat, perubahan deklinasi berlangsung cepat.

Akibat Peredaran Matahari :


1. Perbedaan Musim, Musim di bagian Bumi utara berbeda dibandingkan dengan
musim di bagian Bumi selatan. Perbedaan ini disebabkan karena tingkat
penyinaran Matahari yang berbeda.
2. Terciptanya Angin Muson,Angin muson ini membawa hujan yang deras atau
angin yang begitu kering, akibat perbedaan suhu yang berbeda di bagian Bumi
utara dengan bagian selatan.
3. Titik Balik Matahari,Titik balik Matahari adalah fenomena saat Matahari
berada di posisi paling utara atau paling selatan selama pergerakan semu
tahunannya.Setelah mencapai titik itu, Matahari akan bergerak ke arah
khatulistiwa. Ada dua titik balik Matahari, yaitu titik balik Matahari musim
panas dan titik balik Matahari musim dingin.8
2.3 PEREDARAN BUMI DAN PENGARUH TERHADAP WAKTU
Bumi terdiri dari air dan daratan, dengan porsi kurang lebih 71% lautan. Bumi
berputar mengelilingi sumbunya dari barat ke timur atau searah dengan jarum jam
yang biasa dikenal dengan rotasi, sehingga Matahari kelihatan terbit dari timur ke
barat. Satu kali putaran Bumi membutuhkan waktu 24 jam dalam sehari, sehingga
terjadilah siang dan malam. Daerah yang melintasi Matahari menjadi terang (siang)
dan yang membelakangi Matahari menjadi gelap (malam). Karena peredaran Bumi
ini, di Bumi juga terjadi musim dingin dan musim panas, kecuali di daerah
khatulistiwa.
Di samping berputar mengelilingi sumbunya, Bumi juga berputar mengelilingi
Matahari (revolusi), dimana dalam satu kali putaran menghabiskan waktu 365 hari,
yang disebut satu tahun Syamsiah. Bumi juga memiliki sebuah satelit, yaitu Bulan.
Seperti halnya Bumi, Bulan juga mengelilingi Bumi. Satu kali putaran Bulan

8
Wardan, KR. Muhammad. Kitab Ilmu Falak dan Hisab. Cet. 1; Yogyakarta: Toko Pandu, 1957.h.88

9
menghabiskan waktu 354 hari, disebut tahun Kamariah. Pada saat Bumi mengelilingi
Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi, ada kalanya ketiganya berada dalam satu
garis lurus. Jika hal itu terjadi, dan Bumi berada di tengah antara Bulan dan Matahari,
maka terjadilah gerhana Bulan.9
2.4 PEREDARAAN BULAN DAN FASE FASENYA DALAM KONTEKS
PERHITUNGAN BULAN QOMARIYAH
Bulan memiliki dua peredaran yang penting yaitu :
1. Rotasi Bulan ialah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat menuju
timur.Satu kali rotasinya bulan membutuhkan waktu yang sama dengan satu
kali revolusinya mengelilingi bumi.
2. Revolusi Bulan ialah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke
timur.Satu kali revolusi bulan membutuhkan waktu rata-rata 27 hari 7 jam
43,2 menit. Waktu peredaran Bulan ini terbagi dua yaitu:
a. Sideris (Syahru nujumi) yaitu waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke
asalnya. Revolusi Bulan ini dijadikan dasar bulan Kamariah, namun waktu
yang dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
b. Sinodis (syahru iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar
(iqtiran) antara Matahari, dan Bumi ke posisi sejajar berikutnya. Waktu iqtiran
ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan
29,53058796 hari atau di bulatkan menjadi 29,531 hari.
Fase Bulan
Pada dasarnya gambaran fase-fase bulan terjadi akibat perubahan sudut dari garis
yang menghubungkan MatahariBumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit (mengelilingi)
Bumi. Karena adanya revolusi bulan mengelilingi Bumi, maka hal itu menyebabkan
efek seolah-olah bentuk Bulan berubah-ubah. Bentuk-bentuk tersebut berubah secara
periodik dalam waktu 30 hari. Otomatis waktu terbit dan tenggelamnya berubah
secara periodik juga. Hal tersebut mengakibatkan wajah atau rupa Bulan berbeda-
beda apabila dilihat dari Bumi.
a. Bulan baru (new Moon) => ketika bujur Bulan = bujur ekliptika Matahari.
Pada posisi ini, Bulan berada pada arah yang sama terhadap Matahari. Dengan kata
lain, Bulan berada langsung dalam satu garis antara Matahari dan Bumi. Tepatnya
pada bidang bujur ekliptika yang sama. Bagian Bulan yang terkena sinar Matahari.

9
Muhammad Harfin Zuhdi dan Ahmad Saifulhaq Al Muhtadi.Ilmu Falak Astronomi Teori dan Aplikasi Dasar.
(Mataram : UIN Mataram Press,2021)h.172-177

10
adalah yang membelakangi Bumi, sedangkan bagian bulan yang menghadap ke Bumi
adalah bagian permukaan Bulan yang gelap. Bulan terbit di sebelah timur hampir
bersamaan dengan terbitnya Matahari, berada tepat di tengah langit sekitar tengah
hari, dan tenggelam juga hampir bersamaan dengan tenggelamnya Matahari di
sebelah barat. Fase ini biasa disebut dengan new Moon (Bulan baru).
Dengan adanya Bumi yang berputar pada porosnya, sedangkan sudut kecepatan sudut
rotasi Bumi jauh lebih besar daripada kecepatan sudut gerakan revolusi Bulan, maka
setelah Matahari tenggelam dan Bulan terlihat beberapa saat kemudian Bulan pun
hilang dari penglihatan. Inilah persyaratan yang harus dipenuhi oleh syahnya hilal
yang menandai awal bulan Qamariah.
b. Kuartal Pertama (first quarter) => ketika bujur Bulan = bujur ekliptika Matahari +
90 derajat
Bulan bergerak lebih jauh dari hari ke hari dan posisinya semakin tinggi di atas
horison. Sedangkan bagian yang terkena sinar Matahari bertambah besar hingga
mencapai separuh. Hal ini terjadi sekitar minggu pertama. Bulan telah menjalani
seperempat putarannya sehingga dinamakan Kuartal Pertama.
c. Kuartal terakhir (last quarter) => ketika bujur Bulan = bujur ekliptika Matahari +
270 derajat
Fase ini disebut kuartal terakhir. Bentuk Bulan hampir sama dengan kuartal pertama,
namun pada fase ini Bulan telah menyelesaikan ¾ putarannya.10
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5 ISTILAH FALAKHIYAH PADA BOLA BUMI DAN BOLA LANGIT
Istilah Falakiyah pada Bola Bumi
1. Lingkaran Ekuator / Khatulistiwa Bumi ( ‫تواء خط‬ZZ‫)اإلس‬, adalah lingkaran yang
membagi dua sama besar bola bumi menjadi bagian selatan dan bagian utara.
Yaitu, masing masing belahan bumi, baik utara maupun selatan jaraknya 90º
dari ekuator/ khatulistiwa ke titik kutub.
2. Lingkaran /Garis Lintang (‫درات‬ZZ‫ية الم‬ZZ‫ )العرض‬adalah lingkaran-lingkaran yang
sejajar (paralel) dengan lingkaran ekuator bumi atau khatulistiwa. Semakin
10
Ibid, h.182-183

11
jauh dari ekuator bumi lingkaran lintang semakin pendek. Bahkan pada kutub
selatan atau Utara, lingkaran ini hanya berupa titik saja.
3. LintangTempat (‫)البلد عرض‬, yaitu jarak antara suatu tempat ke ekuator diukur
sepanjang lingkaran/ garis bujur yang melalui tempat itu. Simbol lintang
tempat phi (j) atau biasa ditulis dengan huruf (p). Lintang tempat ada dua,
Lintang tempat positif (+) yaitu lintang tempat di belahan bumi utara ekuator
atau khatulistiwa terhitung dari 0° di ekuator sampai 90° di titik kutub Utara
(KU). Dan lintang tempat negatif yaitu lintang tempat di belahan bumi selatan
ekuator, dari 0° di ekuator sampai 90° di kutub Selatan (KS).
4. Lingkaran Bujur (‫) العروض دوائر‬, adalah lingkaran-lingkaran yang melalui titik
kutub Utara dan titik kutub selatan serta memotong ekuator secara tegak lurus.
Lingkaran bujur yang melalui Greenwich disebut bujur 0°.
5. Bujur Tempat (‫ول‬Z‫)البلد ط‬, adalah jarak suatu tempat ke lingkaran bujur yang
melalui kota Greenwich. Lambang bujur tempat lamda (l). tempat yang berada
di sebelah barat kota Greenwich sepanjang 180° disebut Bujur Barat, dan
sebaliknya tempat-tempat yang berada di sebelah timur kota Greenwich
sebanyak 180° disebut Bujur Timur. Bujur Barat dan Bunur Timur pada 180°
di Lautan Pasifik, yang disebut Garis Batas Tanggal (Internasionla Date Line),
di mana pada posisi garis batas tanggal ini akan dipisahkan hari pertama dan
hari kedua dalam kalender Miladiyah.11
Istilah-istilah falakiyah di atas dapat dilihat pada gambar bola bumi, di bawah ini:
Gambar Bola Bumi

Keterangan:

11
Taufiqurrahman Kurniawan "Ilmu Falak dan Tinjauan Mutlak global ( Yogyakarta: MPKSDI Yogyakarta:
2010), h.85-96

12
a = Lingkaran Lintang, Lingkaran Paralel

b = Lingkaran Bujur, Lingkaran Meridian

A = Kota Greenwich

B = Suatu tempat

I = l = Bujur Tempat b = Longitude

BB = Bujur Barat

BT = Bujur Timur

p = j = Lintang Tempat B = Latitude

Kh = Khatulistiwa bumi = lintang 0° = Equator

KU = Kutub Utara = North Pole

KS = Kutub Selatan = South Pole

Istilah Falakiyah pada Bola Langit.

1. Titik Zenith adalah titik puncak ( titik tertinggi) pada bola langit, persis berada di
atas kepala, sehingga setiap tempat atau orang akan memiliki titik Zenit masing-
masing sesuai dengan keberadaannya.

2. Jarak Zenith yaitu jarak suatu benda langit dari titik Zenith, diukur sepanjang
lingkaran vertikal. Lambang jarak Zenith adalah huruf (z) kecil. Jarak sini dapat
dipakai untuk mencari sudut waktu matahari awal waktu shalat.

3. Titik Nadir yaitu titik kaki ( titik terendah) dari bola langit, persis berada dibawah
kaki.

4. Lingkaran Ufuq/ Horizon dalam istilah ini megandung 3 pengertian yaitu:

a) Ufuq Mar'i (Horizon Kodrat) atau kaki langit, dia itu lingkaran yang seolah-
olah menjadi pembatas pertemuan langit dan bumi, yang dapat dilihat bila kita
berada di tengah-tengah dataran yang amat luas atau berada di tengah-tengah
lautan.

b) Ufuq Hisbi ( Horizon Semi), yaitu bidang datar pada bumi yang kaki kita
bersinggungan dengannya, dan tegak lurus pada garis vertikal.

c) Ufuq Hakiki (Horizon Sejati), yaitu lingkaran yang melalui titik pusat bumi,
tegak lurus pada garis vertikal dan membelah bola bumi dan bola langit
menjadi dua bagian, bagian atas bola langit dan bagian bawah bola langit.

5. Lingkaran Vertikal yaitu lingkaran-lingkaran yang melalui titik z dan nadi serta
tegak lurus pada lingkaran ufuq (horizon).

13
6. Lingkaran Meridian yaitu lingkaran/ garis vertikal yang melalui kutub utara langit
dan kutub selatan langit. kutub utara maupun kutub selatan langit merupakan proyeksi
( perpanjangan) dari kutub utara dan kutub selatan bumi.

7. Lingkaran Ekuator Langit yaitu lingkaran yang merupakan proyeksi (perluasan)


dari ekuator bumi.

8. Ketinggian/ Irtifa' yaitu jarak suatu benda langit dengan lingkaran ufuq, dihitung
sepanjang lingkaran dengan lambangnya (h) kecil.

9. Titik Utara/ Selatan, yaitu titik-titik perpotongan lingkaran Meridian dengan


lingkaran Horizon.

10. Titik Timur/ Barat, titik-titik perpotongan lingkaran ekuator dengan lingkaran
Horizon sesuai dengan posisi timur dan barat.

11. Azimuth yaitu jarak dari titik Utara ke lingkaran vertikal yang melalui suatu benda
langit, diukur sepanjang ufuq, dengan arah sesuai dengan jarum jam dan memiliki
lambang (A).

12. Kutub langit Selatan dan Utara yaitu titik pada bola langit yang merupakan
proyeksi ( perpanjangan) dari titik kutub selatan dan kutub utara di bumi.

13. Deklinasi yaitu jarak suatu benda langit dengan ekuator langit ada dua macam:

a) Deklinasi Positif (+), yaitu deklinasi yang berada di belahan langit Utara
terhitung dari 0° di ekuator langit sampai 90° di kutub utara.

b) Deklinasi Negatif (-), yaitu deklinasi yang berada di belahan langit Selatan
dihitung dari 0° di ekuator langit sampai 90° di kutub selatan.

Deklinasi matahari ( mail al-Syams) berkisar antara berkisar antara +23° 27' (LS)
sampai -23° 27' (LS). Deklinasi bulan (mail al-Qomar) dapat mencapai maksimum 5°
8' lebih besar dari deklinasi matahari. Lambang deklinasi adalah huruf Yunani (d)
delta atau biasa ditulis dengan (d).

14.Titik Kulminasi yaitu titik perpotongan lingkaran peredaran harian suatu benda
langit dengan lingkaran Meridian. Titik kulminasi ada dua macam:

a) Titik kulminasi atas, yaitu titik tertinggi yang dicapai benda langit dalam
peredaran hariannya.

b) Titik kulminasi bawah, yaitu titik terendah yang dicapai benda langit dalam
peredaran hariannya.

Jika disebut titik kulminasi secara, maka yang dimaksud adalah titik kulminasi atas.

15. Sudut Waktu/ Hour Eagle yaitu jarak antara suatu benda langit dengan
Kulminasinya atau sudut yang dibentuk oleh lingkaran deklinasi suatu benda langit

14
dengan lingkaran Meridian dengan menggunakan lambang (t) kecil. Sudut waktu ada
2 macam:

a) Sudut waktu positif (+), dia itu sudut waktu yang digunakan untuk benda
langit yang sudah melewati titik kulminasinya, dari 0° sampai 180°.

b) waktu negatif (-), yyaitu sudut waktu untuk benda langit yang belum melewati
titik kulminasinya, dari 0° sampai -180°.

16. Lingkaran Ekliptika yaitu lingkaran tempat peredaran ( semu) tahunan matahari.
lingkaran ini pada dasarnya merupakan lingkaran edar yang digunakan bumi dalam
mengelilingi matahari. Lingkaran ini berpotongan dengan ekuator langit dan
membentuk sudut 23° 27' (23,5°). Lingkaran ini disebut dengan daairah al-buruj.

17. Lingkaran Edar Bulan yaitu lingkaran edar bulan ( falak al-qomar) yang dipakai
bulan dalam mengelilingi bumi. lingkaran ini berpotongan dengan lingkaran ekliptika
dan membentuk sudut 5° 8'.

18. Titik simpul yaitu titik perpotongan antara lingkaran ekliptika dengan lingkaran
edar bulan (falak al-qomar). titik simpul yang menuju ke arah utara disebut simpul
naik ('Uqdah Sha'idah/ Ascending Node). sedangkan titik simpul yang dilalui
matahari atau bulan menjadi arah selatan disebut simpul turun ( Uqdah Nazilah/
Decending Node).

19 Titik Aries/ Titik Hamal yaitu titik perpotongan antara lingkaran ekliptika dengan
lingkaran ekuator langit pada musim semi, maka disebut juga titik musim semi (vernal
aquinox) pada tanggal 21 Maret.

20. Taqwim Matahari/ Taqwim Bulan yaitu jarak antara titik Aries dengan matahari
atau bulan diukur sepanjang lingkaran ekliptika. Takwim matahari disebut juga
longitude of the sun. Tahun bulan disebut juga longitude on the moon.

21. Asensio Rekta Matahari/ Bulan yaitu asensio rektar matahari/ bulan adalah jarak
antara titik Aries dengan matahari/ bulan diukur sepanjang lingkaran ekuator, dari
barat ke timur. Asensio rektor disebut juga panjatan tegak (al-shu'ud al-mustaqim /
12
matholi' al-baladiyah).

Gambar Bola Langit dan Ketinggian Benda Langit

12
Ibid,h.58-74

15
Keterangan:

O = Observer, Pengamatan di bumi


Z = Zenith = Puncak Langit
N = Nadzir = Titik terbawah dari bola langit
SBUT = Selatan, Barat, Utara dan Timur = Horizon
KS = Kutub Langit Selatan, KU = Kutub Langit Utara
ZE = Lintang Tempat = Latitude
EBQT = Khatulistiwa Langit = Equator langit
M = Suatu Benda Langit
MM' = d = Deklinasi = Declination
EM' = t = Sudut Waktu = Hour Engle
MB' = Setengah Busur Siang - Sudut Waktu
B'D = 90° - Setengah Busur Siang
E'B' = Setengah Busur Siang
E'Q' = Lingkaran Perjalanan Harian Benda Langit
KU,M,KS = Lingkaran Waktu/ Lingkaran Deklinasi
ZUNS = Meridian Langit
MB'' = Tinggi Benda Langit = Altitude
UE' = Kulminasi
ZM = Jarak Zenith = Zenith Distence
UB" = Azimuth
B'D' =‫القطر بعد‬

16
BAB III
PENUTUP

3.
3.1 KESIMPULAN
Alam semesta ini dimodelkan seperti bola yang disebut celestial sphere. Celestial sphere
disini berupa bola dengan posisi pengamat atau titik referensi sebagai pusat bola dan
benda-benda langit sebagai obyek pengamatan terletak pada permukaan bola. Matahari
sebagai pusat dari tata surya memiliki gravitasi yang besar hingga menyebabkan benda
langit beredar mengelilingi matahari.Peredaran matahari sendiri dibagi menjadi dua yaitu
gerak matahari hakiki dan gerak semu matahari.Adapun bumi berputar mengelilingi
sumbunya dari barat ke timur atau searah dengan jarum jam yang biasa dikenal dengan
rotasi, sehingga Matahari kelihatan terbit dari timur ke barat.Selain berotasi bumi juga
berevolusi mengelilingi matahari.Bulan juga memiliki peredarannya sama halnya dengan
bumi yaitu rotasi dan revolusi bulan.Fase bulan baru yang membuat bumi berputar pada
porosnya, serta sudut kecepatan rotasi Bumi jauh lebih besar daripada kecepatan sudut
gerakan revolusi Bulan, maka setelah Matahari tenggelam dan Bulan terlihat beberapa
saat kemudian Bulan pun hilang dari penglihatan yang menjadi syarat penentuan awal
bulan Qamariah.Terdapat banyak sekali istilah falakiyah bola bumi dan juga bola langit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hambali, Slamet.2011.Almanak Sepanjang Masa, (Semarang : Program Pascasarjana


IAIN Walisongo Semarang.
Wijaya,Ariyadi.2009.”MATEMATIKA ASTRONOMI: BAGAIMANA MATEMATIKA
MEMPELAJARI ALAM”, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Rachim, Abd. 1983.Ilmu Falak, (Yogyakarta : Liberty)
Parman, Ali.2001. Ilmu Falak, Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam
Chazin, Muhyiddin.2004. Ilmu Falak. Cet.1; Yogyakarta: Buana Pustaka
Wardan, KR. Muhammad.1957. Kitab Ilmu Falak dan Hisab. Cet. 1; Yogyakarta: Toko
Pandu
Harfin Zuhdi, Muhammad dan Ahmad Saifulhaq Al Muhtadi.2021.Ilmu Falak Astronomi
Teori dan Aplikasi Dasar.(Mataram : UIN Mataram Press)
Kurniawan, Taufiqurrahman.2010. "Ilmu Falak dan Tinjauan Mutlak global( Yogyakarta:
MPKSDI Yogyakarta)

18

Anda mungkin juga menyukai