Anda di halaman 1dari 9

BUMI DAN GERAK BENDA LANGIT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPBA

Dosen Pengampu:
Drs. Iwan Suswandi, M.Si.
I Nengah Edi Budiarta, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh : KELOMPOK 4


Pande Made Laksmi (2213021004)
Dial Seroza Zalukhu (2213021005)
Ni Komang Asi Ayu (2213021007)
Tessalonika Luman Batu (2213021014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan anugerahnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah “Bumi dan
Bola Langit” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah IPBA yang diampuh Bapak Drs. Iwan Suswandi,
M.Si. dan Bapak I Nengah Edi Budiarta, S.Pd., M.Sc. serta sebagai bahan referensi
tambahan bagi pembelajar yang mendalami cabang mata kuliah yang sama.
Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan
yang diberikan banyak pihak, utamanya pihak yang memberikan hasil pemikirannya
sebagai bahan referensi dan pihak-pihak yang membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari pula bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan-
kekurangan yang menjadikannya jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan adanya masukan, kritik, serta saran yang membangun dari
berbagai pihak. Pada akhirnya, kami berharap agar makalah ini memiliki fungsi
kemanfaatan utamanya bagi perkembangan pendidikan, utamanya pada mata kuliah
IPBA.

Singaraja, 5 April 2023

Tim Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angkasa dan bintang-bintang yang bersinar pada malam hari telah
menimbulkan rasa kekaguman tersendiri dan rasa ingin tahu yang besar mengenai
keberadaan benda-benda langit yang berada di luar angkasa. Oleh karena itu,
manusia mencari tahu keberadaan benda-benda langit tersebut dengan
menggunakan ilmu astronomi. Astronomi secara etimologi berarti, “Ilmu Bintang”
adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di
luar bumi dan atmosfernya (Nurohman, Sabar, 2012). Dimana ilmu ini
mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda langit serta
proses yang melibatkan mereka. Benda langit merupakan sebutan bagi semua
benda yang berada di langit atau luar angkasa, seperti planet, bintang, matahari,
satelit, nebula, galaksi, asteroid, meteoroid, komet, kluster, super kluster, dan lain-
lain. Benda-benda langit di luar angkasa diselubungi oleh kubah raksasa yang
disebut bola langit.
Dalam istilah astronomi dan navigasi, bola langit merupakan bola khayal
dengan radius tak hingga yang tampak berotasi, konsentrik, dan koaksial dengan
bumi dan semua objek langit dibayangkan berada pada kulit bola sebelah dalam
(dikutip dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_langit). Dalam hal ini, bola langit
diperlukan dalam menentukan kedudukan benda angkasa lain tehadap bumi
misalkan sebuah bintang dan planet (dikutip dari: http://www.ridwanaz.com).
Sejak dahulu orang telah mengenal bintang-bintang dan mengelompokkannya
menjadi rasi atau konstelasi bintang. Mereka memberi nama pada rasi bintang ini
dengan nama tokoh dalam mitologi mereka maupun nama binatang seperti, rasi
Orion, Sagitarius, Gemini, Leo, Scorpio, dan lainnya. Orang Indonesia sejak
dahulu sudah mengenal beberapa rasi bintang terutama bintang di langit selatan
yang dikaitkan dengan hidup keseharian mereka, seperti petani dalam menentukan
waktu musim tanam, nelayan dalam menentukan arah, waktu, dan musim tangkap
ikan.
Beberapa bintang langit selatan yang sudah dikenal, yaitu rasi Orion yang
dikenal sebagai bintang Waluku, rasi Crux yang dikenal sebagai bintang Layang-
layang, α dan ȕ Centauri sebagai bintang Timbang, dan Pleiades sebagai bintang
Kartika (Suwitra, Nyoman, 2001: 3).
Bagi kita yang tinggal di daerah ekuator, alam memberikan kesempatan
kepada kita untuk dapat melihat seluruh bintang di langit. Hal ini berbeda dengan
orang yang tinggal dibelahan bumi utara, mereka tidak dapat melihat sebagian
bintang yang berada di langit selatan. Sebagai gantinya, mereka akan melihat
bintang-bintang sirkumpolar, yaitu bintang yang tidak pernah terbit dan
tenggelam di bawah horizon, melainkan mereka hanya akan berputar-putar di
atas langit. Mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara kita
menentukan posisi sebuah bintang dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu
akan dikaji pada makalah ini. Oleh sebab itu, secara terperinci pada makalah ini
akan dibahas mengenai bumi dan gerak benda langit, kedudukan dalam bola
langit, tata koordinat bola langit, serta penentuan (perhitungan) waktu.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa rumusah masalah yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bumi dan gerak benda langit di luar angkasa?
2. Bagaimanakah kedudukan dalam bola langit?
3. Bagaimanakah tata koordinat bola langit?
4. Bagaimanakah penentuan atau perhitungan waktu pada gerak
benda langit?
1.3 Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bumi dan gerak benda langit di luar angkasa.
2. Untuk mengetahui memahami kedudukannya dalam bola langit.
3. Untuk mengetahui tata koordinat bola langit.
4. Untuk mengetahui penentuan atau perhitungan waktu pada gerak benda
langit.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagi penulis :
Dengan makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan
mendalam mengenai bumi dan gerak benda-benda langit di luar angkasa.
2. Bagi pembaca:
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai bumi dan gerak benda langit
di luar angkasa. Di samping itu, makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
salah sau pedoman belajar dan pembuatan makalah selanjutnya terkait dengan
materi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Kedudukan Dalam Bola Langit
Secara umum yang kita tau bahwa benda-benda langit sepeti matahari,
bulan, dan bintang-bintang bergerak di langit dari timur ke barat dan semua
lintasan benda langit ini memiliki bentuk busur lingkaran. Ini menandakan
bahwa langit itu berbentuk bola yang dinamakan bola langit.bola yang
terlihat hanyalah sebagian saja yang dibatasi oleh lingkaran yang disebut
horizon atau kaki langit.

(a) (b)
1.Gambar (a) menunjukan pengamat O ada di pusat bola langit
Sumber: (Suwitra, Nyoman, 2001: 6)
2.Gambar (b) menunjukkan Equator langit dan kutub bola langit
Sumber: (Suwitra, Nyoman, 2001:6)

Gambar (a) memperlihatkan pengamat (O) merupakan pusat bola


langit dan garis vertikal yang dibuat melelui puasat bola langit ini memotong
bola langit di titik atas yang disebut zenith (Z) dan titik bawah yang
dinamakan nadir (N). bidang datar yang melalui pusat bola langit dan titik S,
B, U, dan T serta tegak lurus garis vertikal (ZN) ini disebut horizon (SBUT).
Gambar (b) menunjukkan Sumbu bumi berimpit dengan sumbu bola langit
di dua titik yaitu di titik kutub langit utara (KLU) dan kutub langit selatan
(KLS). Bidang datar yang melelui pusat bola langit dan tegak lurus sumbu
langit KLU-KLS disebut bidang ekuator langit (EQ). Lingkaran besar yang
melelui Z, N, KLU, dan KLS disebut meridian langit.
Semua benda-benda langit dilihat menempel pada bola langit dan bola
langit beserta seluruh benda benda langit ini berputar pada sumbuh Utara-
Selatan dari Timur ke Barat waktu 24 jam ( tepat 23 jam 56 4 detik)
Gerakan ini mencerminkan gerak rotasi ( dari Barat ke Timur).
Gambar 2.2 Sistem tinggi dan azimuth

Sumber: (Suwitra, Nyoman, 2001: 7)

Diperhatikan gambar tersebut bentuk lintasan masing-masing bintang dalam


gerakannya dari timur ke Barat misalnya bintang P, terbitlah di A mencapai puncak
(kulminasi) di C dan terbenam di B (Gambar 2.2). Namun ada juga bintang yang
lintasannya berbentuk lingkaran dan seluruhnya berada di atas bintang horizon,
misalnya seperti bintang Q. Bintang yang seprti itu tidak pernah terbenam dan
dinamakan bintang sirkumpolar.

(a) (b)
Gambar 2.3 Tinggi kutub langit sama dengan letak lintang pengamat.

(a) untuk pengamat di 350 LU dan (b) untuk pengamat di 300 LS.

Kemiringan sumbu putar bola langit (KLU – KLS) bergantung dari tempat pengamat.
Bagi pengamat yang berada di belahan bumi utara, maka KLU berada di atas horizon
dan KLS di bawah Horizon. Besarnya busur dari horizon sampai ke kutub langit
disebut tinggi kutub (φ). Seperti misalnya dari Tokyo yang berada 350 LU maka KLU
akan berada 350 di atas horizon (Gb 2.3 a). Jadi tinggi kutub φ sama dengan lintang
geografis tempat pengamat. Makin ke utara tempat pengamat, KLU makin tinggi, dan
makin banyak tampak bintang Sirkum Polar. Dikatakan bahwa tempat ini memiliki
kedudukan langit condong. Gambar 2.3 b memperlihatkan kedudukan langit condong
di belahan bumi selatan dimana KLS berada di atas horizon.
Bagi tempat-tempat di ekuator misalnya Pontianak, semua bintang lintasan
membentuk setengah lingkaran, dan bidang lintasan ini tegak lurus horizon, dan tidak
ada bintang Sirkum Polar.
Akhirnya yang ada di kutub utara poros langit tegak lurus horizon dan semua bintang-
bintang adalah bintang Sirkum Polar, lintasan bintang sejajar bidang horizon.
Dikatakan bahwa di kutub bumi kedudukan langit itu sejajar (Gb. 2.4 b).Di sini orang
memilki kedudukan langit yang tegak lurus (Gb. 2.4 a)

(a)

(b)

Gambar 2.4 (a) Langit dari equator Sumber: (Suwitra, Nyoman, 2001: 8)

Gambar 2.14 Langit dari kutub utara Sumber: (Suwitra, Nyoman, 2001: 8)

Anda mungkin juga menyukai