Anda di halaman 1dari 17

ILMU FALAK

KAIDAH FALAKIYAH ( TATA SURYA, BULAN, BUMI, MATAHARI DAN


ISTILAH-ISTILAH FALAK)

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Falak

Dosen Pengampu : M. Rifa Jamaludin Nasir, M.S.I.

Disusun Oleh :

Eva Jammatul Asfia (33030170031)


Apriyani Herawati (33030170046)
Robby Dyza Nur Prasetya (33030170068)
Imron Rosadi (33030170086)
Najib Subekti (33030170131)

HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Kaidah Falakiyah ( Tata surya, Bulan,
Bumi, Matahari dan istilah-istilah falak”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya tepat
pada waktunya.

Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Falak ”. Tentunya
juga untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan untuk pengembangan
wawasan ilmu pengatahuan. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada: M. Rifa
Jamaludin Nasir, M.S.I.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Tentunya kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Salatiga, 5 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu falak merupakan kajian yang cukup urgensi untuk terus dikaji dan dikembangkan
dalam dunia Islam. Perintah pelaksanaan ibadah terhadap umat Islam tidak akan pernah lepas
dari kajian Ilmu Falak. Penentuan Kaidah Falakiyah ( Tata Surya, Bulan, Bumi , Matahari).

Ilmu Falak merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang sangat besar
sumbangsihnya bagi pelaksanaan tugas-tugas umat manusia, baik tugas keagaman maupun
kemasyarakatan. Ilmu falak yang secara khusus mengkaji dan mencermati tentang peredaran
matahari, bumi, bulan. Maka manfaatnya bagi manusia adalah dapat mengetahui perjalanan
waktu, penghitungan hari, bulan dan tahun.

Dalam makalah ini penulis berusaha untuk menyampaikan penjelasan tentang kaidah
falakiyah ( matahri, bulan bumi dan tata surya).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Profil Dari Bulan, Matahari dan bumi?
2. Bagaimana hubungan dan pengaruh posisi matahari, bumi dan bulan?
3. Bagaimana data Ephemeris Bumi dan bulan?
4. Apa saja Istilah-Istilah dalam ilmu falak yang sering digunakan?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Profil dari Bulan, Matahari dan Bumi.
2. Memahami hubungan dan pengaruh posisi matahari, bumi dan bulan.
3. Mengetahui data Ephemeris Bumi dan Bulan.
4. Mengetahui Istilah-istilah yang digunakan dalam ilmu falak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. BULAN, MATAHARI, BUMI DAN TATA SURYA

Alam semesta dicipitakan dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan gerakan
bintang termasuk Matahari, Planet, Satelit, Komet dan benda langit lainnya menyebabkan
gerakan benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan saksama. Dan dengan memahami
gerakan benda-benda langit tersebut, maka manusia dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa depan dengan akurat. Kapan matahari terbenam, terjadi Bulan Purnama,
gerhana Matahari, dan lain-lain dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit, maka diperkenalkan


beberapa sistem koordinat. Setiap sistem kordinat memiliki koordinat masing-masing. Posisi
benda langut seperti Matahari dapat dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Selanjutnya
nilainya dapat diubah ke dalam koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat.1 2

1. BULAN

Bulan adalah satelit Bumi yang merupakan satelit alam terbesar ke 5 di Tata Surya.
Begitu halnya Bumi, Bulan tidak mempunyai sumber cahaya dan cahaya Bulan sebenarnya
berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bagian Bulan yang terang hanya bagian yang
berhadapan dengan Matahari, Bulan lebih kecil dari Bumi, dengan ukuran kira-kira seperlima
lima (Fachruddin 1992, 242)

Diameter Bulan sekitar 3.476 Km atau kira-kira ¼ dari diameter Bumi sedangkan
jarak rata-ratanya terhadap Bumi sejauh 384.400 Km. Hasil tersebut di dapat dari pengukuran
sudut arah menuju Bulan yang diukur dari dua tempat yang terpisah jauh pada sisi yang
berhadapan di Bumi pada waktu yang sama. Jarak dari Bumi pada apogee adalah 406.700
Km, sedangkan jarak dari Bumi pada perigee sekitar 356.400 Km. ( Slamet
Hambali:2012,218).

Bulan mempunyai dua gerakan yang penting, yaitu :

1
Ahmad Fadholi, Ilmu Falak Dasar, El-Wafa: Jakarta, 2017, hlm.272.
a) Rotasi Bulan adalah perputaran Bulan pada porosnya dari arah Barat ke arah
Timur. Dalam satu kali rotasi, Bulan memerlukan waktu sama dengan satu
kali revolusinya mengelilingi Bumi.
b) Revolusi Bulan adalah peredaran Bulan mengelilingi dari arah Barat ke Timur.
Satu kali penuh revolusi Bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2
menit. Waktu peredaran Bulan ini terbagi dua (Muhyiddin Khazin 2004:134)
yaitu :
I. Sideris (syahru nujumi) yaitu waktu yang ditempuh Bulan untuk
kembali ke asalnya. Revolusi Bulan ini dijadikan dasar Bulan Qamaria,
namun waktu yang dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan
waktu yang sinodis.
II. Sinodis (syahru iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh Bulan dari posisi
sejajar (iqtiran) antara Matahari dan Bumi ke posisi sejajar berikutnya.
sama dengan 29,53058796 hari atau dibulatkan menjadi 29,531 hari.

Bidang yang dipakai Bulan dalam mengelilingi Bumi disebut falaqul qamar yang
memotong bidang ekliptika dengan variasi kemiringan sebesar 4057’ sampai 05020’ (Djoni
Dawanas: 1996, 33). Orbit Bulan tidak bundar dan tidak selalu terletak pada bilang yang
sama, baik posisi relativ terhadap Bumi maupun Matahari. Sehingga bagian Bulan yang
terlihat dari Bumi selalu berbeda. Perubahan dalam orbit Bulan terjadi dalam daur-daur.

2. MATAHARI

Matahari merupakan bola api yang sangat besar dan mengeluarkan panas serta cahaya
yang berwarna biru, putih dan kuning dan orange (antara kuning dan merah). Diameter
Matahari kira-kira 1.400.000 Km atau lebih dari 100 kali diameter Bumi. Bumi dan juga
beberapa Planet yang ada di dekatnya beredar mengelilingi Matahari. (Berdnard S.
Cayne:2005,66)

Matahari merupakan benda langit dalam tata surya yang memancarkan cahaya sendiri.
Matahari adalah sebuah bintang. Di antara bintang-bintang lain yang ada di alam semesta.
Matahari adalah bintang yang jaraknya paling dekat dengan Bumi. Namun, di antara
bermiliyar-milyar bintang, matahari tidaklah terlalu besar. Bahkan dapat dikatakan kerdil.
Dalam kehidupan manusia, matahari memiliki manfaat yang cukup banyak, diantaranya
Bumi mendapat cahaya dan sinar Matahari yang sangat diperlukan makhluk yang hidup di
Bumi (Adriana WA: 1995,17)
Matahari secara langsung atau tidak langsung memberikan energi untuk Bumi ini.
Meskipun demikian, ada juga daerah di Bumi yang jarang mendapat sinar Matahari. Selain
itu, tidak hanya Bumi yang merasakan sinar yang dikeluarkan oleh Matahari. Akan tetapi,
adakalanya sinar Matahari tidak dapat sampai ke Bulan, karena terhalang Bumi. 2

3. BUMI

Bumi adalah tempat dimana kita tinggal dan merupakan satu-satunya planet dalam tata
3surya yang berpenghuni. Setelah wahana antariksa yang membawa kamera berhasil
diluncurkan cukup jauh dari Bumi, maka dapat diketahui bahwa Bumi terlihat kebiru-biruan.
Bumi juga tidak seterang Venus, karena daya pantulnya lebih jauh di banding dengan planet
lain. Bentuk-bentuk di permukaan Bumi tidak sejelas yang terlihat di Mars, karena lebih
tebalnya atmosfer dan adanya awan putih yang cemerlang. (Adriana WA:1995, 25-26).

Bumi terdiri dari air dan daratan, dengan porsi kurang lebih71% lautan. Bumi berputar
mengelilingi sumbunya dari barat ke timur atau searah dengan jarum jam yang biasa di kenal
dengan rotasi, sehingga Matahari kelihatan terbit dari timur ke barat. Satu kali putaran Bumi
membutuhkan waktu 24 jam dalam sehari, sehingga terjadilah siang dan malam. Daerah yang
melintasi Matahari menjadi terang (siang) dan yang membelakangi Matahari menjadi gelap
(malam). Karena peredaran Bumi ini, di Bumi juga terjadi musim dingin dan musim panas,
kecuali di daerah khatulistiwa.

Disamping berputar mengelilingi sumbernya, Bumi juga berputar mengelilingi Matahari


(revolusi), dimana dalam satu kali putaran menghabiskan waktu 365 hari, yang disebut satu
tahun Syamsiah. Bumi juga memiliki satelit, yaitu Bulan. Seperti halnya Bumi, Bulan juga
mengelilingi Bumi. Satu kali putaran Bulan menghabiskan waktu 354 hari, disebut dengan
tahun Qamariah.

Bentuk spheris permukaan Bumi telah dipostulatkan oleh Phytgoras (500SM), seorang
ahli matematika berkebangsaan Yunani yang kemudian di dukung oleh Aristoteles (384-322
SM) seorang ahli filsafat Yunani yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan Bumi dalam
bentuk yang sempurna, yaitu Bola. Erastothenes (276-198 SM) seorang ahli astronomi Mesir
yang berasal dari Yunani menentukan cara menentukan besar bola Bumi dengan menentukan
radius dari model bola Bumi. Dia mengamati bahwa sekali dalam tiap tahun, Matahari tepat
berada diatas sumur Aswan ( Syena). Pada saat yang sama, dia mengukur panjang bayang-
bayang dari sebuah menara di Alexandria. (Tjasyono, 2009:92-93).

2
Ibid., hlm. 274
Teori yang berpendapat bahwa bentuk Bumi datar masih diterima hingga abad ke 16 M.
Pada abad ke 17 M berbagi metode pengukuran mulai dikembangkan dan akhirnya
membuktikan bahwa bentuk Bumi yang sebenarnya tidak datar, namun bulat. Pada saat itu,
ditemukan pula bahwa diameter polar tidak sama dengan diameter ekuator. Atau dengan kata
lain, bentuk bumi adalah elips (elipsoid).

4. TATA SURYA

Tata surya adalah kumpulan planet dan matahari beserta benda-benda lainnya yang ada di
langit yang mengelilingi matahari. Planet ada sembilan. Tata surya planet mulai dari yang
terdekat dengan matahari. Merkurius-Venus-Bumi-Mars-Yupiter-Saturus-Uranus-Neptunus-
Plato. Planet yang dapat dilihat dengan tanpa alat bantu atau mata telanjang di antaranya:
Merkurius-Venus-Mars-Yupiter-Saturnus. Planet dibagi dalam 2 kelompok yaitu: planet
dalam dan planet luar. Planet dalam adalah palnet yang letaknya diantara matahari dan
lintasan edar bumi (ekliptika). Contoh : Merkurius dan Venus. Planet luar adalah planet yang
edar diluar Bumi (ekliptika). Contoh yaitu: Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan
Plato.

B. HUBUNGAN DAN PENGARUH POSISI MATAHARI, BUMI, DAN BULAN

Lintasan Bumi ketika mengorbit Matahari akan melalui bidang maya pada bola langit
yang dinamakan ekliptika. Nama ini digunakan karena gerhana selalu terjadiketika bulan
berada pada atau sekitar bidang ini. Sementara bidang ekuator langit yang merupakan
perluasan dari ekuator Bumi memotong bidang ekliptika dengan sudut kemiringan 23 27’
(Slamet Hambali: 2012,204). Akibat posisi dan peredaran Bumi, Matahari, dan Bulan
mengakibatkan berbagai fenomena alam diantaranyan :

1) Gerhana Matahari dan Bulan


Bulan berotasi dan revolusinya selalu terhadap Bumi sehigga kita selalu melihat
muka yang sama pada Bulan. Tetapi karena posisi Bulan dan Bumi relatif
terhadap Matahari, Bulan pun memiliki fase, yaitu perbedaan cahaya Matahari
yang diterima Bulan selama revolusinya terhadap Bumi dan Bulan.
Pada suatu saat, posisi Bulan, Bumi, dan Matahari akan segaris, sehingga di Bumi
terjadi gerhana. Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari
dan Bumi. Jika cahaya Matahari hanya sedikit terhalang Bulan, maka disebut
gerhana Matahari sebagian. (Muhayyidin Khazin: 2004,185-186).
2) Pasang Surut Air Laut
Gravitasi Bumi menyebabkan Bulan beredar pada orbitnya seperti gravitasi
Matahari menjaga Bumi bergerak tetap pada orbitnya. Gravitasi Bulan dan
Matahari menyebabkan pasang di Bumi. Air yang tepat di bawah Bulan menjadi
lebih dekat ke Bulan daripada ke pusat Bumi.
3) Fase Bulan
Pada dasarnya gambaran fase-fase Bulan terjadi akibat perubahan sudut dari garis
yang menghubungkan Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit
(mengelilingi) Bumi. Karena adanya revolusi bulan mengelilingi Bumi, maka hal
itu menyebabkan efek seolah-olah bentuk Bulan berubah-ubah. Bentuk-bentuk
tersebut berubah secara periodik dalam waktu 30 hari.

C. Data Ephemeris Matahari dan Bulan

Penjelasan mengenai Posisi dan Pergerakan Matahari, Bumi, dan Bulan Menurut Tinjauan
Al-Qur’an dan Sains, Allah berfirman dalam Surat Ad-Dukhan Ayat 38 - 39:

Artinya:“(38) dan Kami tidak menciptakan langit dan Bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main. (39) Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan
haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.3

Allah SWT menciptakan alam semesta ini beserta isinya dengan penuh keserasian,
keharmonisan dan keteraturan. Semua itu bukan tanpa kebetulan, melainkan dengan haqq, di
mana terdapat tujuan dan manfaat dalam penciptanya. Tujuan dan manfaat untuk kehidupan
makhluk di Bumi, serta untuk menuntun manusia menuju keimanan dan penghambaan
kepada-Nya. 4

Benda-benda langit yang dapat diamati dari Bumi, baik yang nampak pada siang maupun
malam hari, seluruhnya bergerak secara teratur dari arah timur ke barat. Setiap benda langit

3
QS AD-Dukhan: 38-39, Tim Penerjemah, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Terjemahan Departemen Agama RI),
Bandung: CV Diponegoro, tt., hlm. 397
4
Lihat: Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 13, Jakarta: Lentera Hati, 2001, hlm 21-22
tersebut terbit dan tenggelam pada posisi tertentu di Bumi, di mana posisi terbit dan
tenggelamnya kemudian berubah ke arah tertentu secara gradual dan kembali lagi ke posisi
semula pada waktu tertentu. Seolah-olah semua benda langit tersebut, termasuk Matahari dan
Bulan, beredar mengelilingi Bumi.5

Terdapat 3 teori pergerakan benda langit yang pernah dikemukakan oleh para astronom
terdahulu, yakni teori egosentris, geosentris dan heliosentris.6

a. Teori Pergerakan Benda Langit

Teori egosentris adalah teori yang menganggap bahwa manusia merupakan pusat
alam semesta. Teori ini telah diyakini oleh manusia sejak zaman purbakala. Berdasarkan
teori ini seluruh benda langit berputar mengikuti kemanapun manusia bergerak.
Berangkat dari teori ini, Thales astronom Yunani pada sekitar abad ke-6 SM berpendapat
bahwa Bumi berbentuk dataran yang sangat luas, di mana benda langit bergerak di
atasnya.

Teori Geosentris adalah teori yang mengatakan bahwa bumi merupakan pusat tata
surya. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles pada abad ke-3 SM.
Menurutnya Bumi merupakan benda langit yang berbentuk bulat sebagaimana yang
dikemukakan oleh Phytagoras pada abad ke-5 SM, sedangkan Matahari, Bulan, planet-
planet dan bintang-bintang, seluruhnya bergerak mengitari Bumi.

b. Gerakan Matahari, Bumi dan Bulan

Menurut teori heliosentris, Matahari merupakan pusat peredaran benda-benda langit di


dalam tata surya kita. Planet Bumi selain berputar pada porosnya, bersama dengan Bulan
bergerak mengitari Matahari melalui lintasan khayal berbentuk ellips, sebagaimana yang
dijelaskan dalam hukum Kepler. Sedangkan Bulan pada saat yang bersamaan berputar pada
porosnya sembari mengitari Bumi. Pergerakan-pergerakan tersebut ketika diamati dari Bumi
terlihat sebagai pergerakan yang bersifat semu. Gerak semu inilah yang sejak lama telah
banyak dimanfaatkan oleh manusia khususnya dalam perhitungan waktu.

5
Moedji Raharto, Sistem Penanggalan Syamsiah/Masehi, Bandung: Penerbit ITB, 2001, hlm.1-2
6
Zul Amri Fathinul Inshafi, Aplikasi Data Ephemeris Matahari dan Bulan Berdasarkan Perhitungan Jean Meeus
pada Smartphone Android. Hisab, Sistem Ephemeris: Android. Bab II., hlm. 23-38.
D. Data Ephemeris Matahari dan Bulan dalam Perhitungan Falak.

Metode hisab hakiki kontemporer, sebagai metode perhitungan falak yang sejalan
dengan perkembangan astronomi saat ini, memiliki beberapa macam sistem perhitungan.
Pemilahan sistem perhitungan tersebut didasari pada perbedaan jenis data astronomi yang
digunakan oleh masing-masing perhitungan. Beberapa jenis sistem perhitungan yang
termasuk ke dalam hisab hakiki kontemporer antara lain: hisab sistem nautical almanac, hisab
sistem New Comb dan hisab sistem ephemeris.

Dari ketiga metode hisab hakiki kontemporer tersebut, hisab sistem ephemeris
merupakan yang paling dikenal dan banyak digunakan. Hal ini tidak terlepas dari peran
Departemen Agama RI (Depag RI)— saat ini Kementerian Agama RI (Kemenag RI), dalam
mensosialisasikan sistem hisab tersebut, yang notabene merupakan sistem hisab yang
dirancang dan digunakan sendiri oleh Depag RI dalam perhitungan falak. Hisab sistem
ephemeris merupakan sistem perhitungan falak yang mana data astronomis (ephemeris)
Matahari dan Bulan yang digunakan dalam perhitungan diambil dari program WinHisab v.2.0
milik Badan Hisab Rukyat (BHR) Depag RI. Data-data ephemeris tersebut juga diterbitkan
oleh Depag tiap tahunnya dalam bentuk buku dengan judul Ephemeris Hisab Rukyat. Data-
data Ephemeris matahari yang digunakan dalam perhitungan falak kontemporer system
ephemeris antara lain:

a. Ecliptic Latitude (Bujur Astronomis Matahari = Thul al-Syams), yaitu jarak


matahari dari titik aries diukur sepanjang lingkaran Ekliptika.
b. Ecliptic Latitude (Lintang Astronomis Matahari = Ardl al-Syams), yaitu jarak titik
pusat matahari dari lingkaran Ekliptika diukur sepanjang lingkaran kutub
ekliptika.
c. Apparent right ascension (Panjatan tegak = Al Mathali al-Baladiyah), adalah jarak
matahari dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekuator.
d. Apparent declination (Declinasi Matahari = Mail Syams), adalah jarak matahari
dari Ekuator diukur sepanjang lingkaran deklinasi.
e. True geosentrics Distance (Jarak Geosentris), yaitu jarak antara bumi dan
matahari dalam satuan AU ( 1AU = 150 juta Km).
f. Semi diameter (Jari-jari piringan matahari = nisf al-Quthri al-Syams), adalah jarak
titik pusat matahari dengan piringan luarnya.
g. True Oblikuity (kemiringan Ekliptika = Mail Kulli) adalah kemiringan ekliptika
dari ekuator.
h. Equation of time (Perata Waktu = Takdil al-Wakti), adalah selisih antara waktu
kul minasi matahari Hakiki dengan waktu kul minasi matahari rata-rata.

Sedangkan data Ephemeris Bulan yang digunakan yakni:

a. Apparent longitude (bujur astronomis bulan = Thul al-Qomar), yaitu jarak dari
titik aries sampai titik perpotongan antara lingkaran kutub Ekliptika yang
melewati bulan dengan lingkaran ekliptika, diukur sepanjang lingkaran ekliptika.
b. Apparent Latitude (Lintang Astronomis Bulan = Ardl al-Qomar), yaitu jarak
antara bulan dengan lingkaran ekliptika diukur sepanjang lingkaran kutub
ekliptika.
c. Apparent Right Ascension (Panjatan Tegak = Al Mathali al-Baladiyah), yaitu
jarak dari titik aries sampai titik perpotongan lingkaran Deklinasi yang melewati
bulan dengan ekuator, diukur sepanjang lingkaran ekuator.
d. Apparent Declination (deklinasi bulan = Mail al-Qomar), adalah jarak bulan dari
Ekuator sepanjang lingkaran deklinasi.
e. Horizontal Parallax (beda pandang = iktilaf al-Mandhor), adalah sudut antara garis
yang ditarik dari titik pusat bulan ketika diufuk ketitik pusat bumi dan garis yang
ditarik dari garis pusat bulan ketika itu ke permukaan bumi.
f. Semi Diameter (Jari-jari piringan bulan = nisf al-Quthr al-Qomar), yaitu jarak
antara titik pusat bulan dengan piringan luarnya.
g. Angle Bright limb (sudut kemiringan bulan) adalah kemiringan hilal yng
memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari matahari. Sudut ini diukur
dari garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat matahari searah
jarum jam.
h. Franction Illumination (Fase Bulan) yaitu luas piringan bulan yang menerima
sinar matahari yang menghadap ke bumi. Harga illuminasi bulan ketika purnama
adalah 1.
E. Istilah-Istilah dalam Astronomi dan Ilmu Falak

Dalam ilmu falak banyak sekali istilah-istilah yang jarang sekali didengar oleh orang
awam. Dan dibawah ini merupakan beberapa istilah dari ilmu falak yang sering dijumpai baik
dalam pemahaman materi maupun dalam perhitungan falak. Istilah-istilah tersebut antara
lain:7

NO Istilah Penjelasan
1 Aberasi Perpindahan semu arah berkas cahaya bintang akibat gerak bumi.
Peristiwa aberasi menyebabkan berkas cahaya jatuh miring.
2 Arah Jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar.
3 Aboge (Jw.) Alip Rebo Wage. Dalam kalender Jawa Islam penentuan hari
Riyaya (idul Fitri) didasarkan atas patokan bahwa setiap tahun Alip
hari raya jatuh pada hari rebo pasaran Wage.
4 Astrolabe (Gre) Perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan
benda langit pada bola langit.
5 Azimuth (Ing) Azimuth suatu benda langit adalah jarak sudut pada lingkaran
horizon diukur mulai dari titik utara ke arah timur atau searah
jarum jam sampai ke perpotongan antara lingaran horizon dengan
lingaran vertikal yang melalui benda langit tersebut.
6 Beda Azimuth Selisih antara azimuth matahari dan bulan.
7 Busur malam Busur yang ditunjukkan oleh lintasan matahari dalam peredaran
semu hariannya mulai dari titik terbenam sampai titik terbit. Dalam
al-Qur’an biasa disimpulkan dengan al-Khait al Aswat. Sedangkan
dengan istilah falak biasa disebut Qousu al-Lail dan dalam bahasa
Inggris disebut Arc of Night.
8 Busur Siang Busur yang ditunjukkan oleh lintasan Matahari dalam peredaran
semu hariannya mulai dari titik terbit sampai titik terbenam.
Sementara itu dari titik terbit hingga titik kulminasi biasa disebut ½
busur siang atau Nisfu Qousi an-Nahr
9 Declinasi Jarak dari suatu benda langit ke ekuator langit diukur melalui
lingkaran waktu dan dihitung dengan derajat, menit dan second.
10 Dip Perbedaan kedudukan antara kaki langit (horizon) sebenarnya

7
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kamus Istilah Falak, diakses dari:
http://falakiyah.nu.or.id/KamusIstilahFalak.aspx, pada tanggal 08 September 2019, pukul 19.47 WIB
(Kerendahan (Ufuk Hakiki) dengan kaki langit yang terlihat buka Ufuk Mar’i)
Ufuk) seorang pengamat. Perbedaan itu dinyatakan dengan besar sudut.
Untuk mencari Dip biasanya menggunakan rumus, Dip = 1,76ȼ.
Dalam bahasa arab disebut iktilaf al Ufuk.
11 Elongation (Ing) Elongasi atau biasa disebut Angular distance adalah jarak sudut
antara bulan dan matahari. Alongasi 0̊ berarti konjungsi, 180̊ diberi
nama oposisi dan 90̊ diberi nama Kuadratur (At-Tarbi’).
12 Ephemeris Biasa disebut Astronomical Handbook merupakan tabel yang
memuat data data astronomis benda-benda langit. Dalam bahasa
arab, biasa disebut Zij atau Taqwim.
13 Epoch Pangkal tolak untuk menghitung. Dalam penggunaannya lebih
populer dengan Mabda.
14 Equation of time Perata waktu atau ta’dil al-Wakt / ta’dil al-Syams. Yaitu selisih
antara waktu ulminasi matahari hakiki dengan waktu matahari rata-
rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf “e” kecil dan
diperlukan dalam menghisab awal waktu shalat
15 Fraction illum Besarnya piringan bulan yang menerima sinar matahari dan
(Ing) menghadap ke bumi. Jika seluruh piringan bulan yang menerima
sinar matahari terlihat dari bumi maka akan terlihat bentuknya
bulatan penuh.
16 Garis Batas Garis yang menghubungkan daerah-daerah di permukaan bumi
Tanggal dimana matahari dan bulan terbenam secara bersamaan.
17 Gawang Lokasi Sebuah Alat sederhana yang digunakan untuk menentukan
perkiraan posisi hilal dalam pelaksanaan rukyat. Alat ini terdiri dari
2 bagian, yaitu {1} tiang pengincar, yaitu sebuah tiang tegak
terbuat dari besi yang tingginya sekitar 1 - 1,5 Meter dan pada
puncaknya diberi lubang kecil untuk mengincar hilal. {2} Gawang
lokasi, yaitu 2 buah tiang tegak, terbuat dari besi berongga
semacam pipa.
18 Hisab Hakiki Sistem hisab yang didasarkan pada peredaran bulan dan bumi yang
sebenarnya. Menurut sistem ini umur tiap bulan, tidaklah konstan
dan juga tidak beraturan, melainkan tergantung posisi hilal setiap
awal bulan.
19 Hisab Imkan Perhitungan kemungkinan hilal terlihat. Selain memperhitungkan
Rukyah (Ar) wujudnya hilal diatas ufuk, pelaku hisab juga memperhitungkan
faktor-faktor lain yang memungkinkan terlihatnya hilal.
20 IIDL (Ing) Internasional Islamic Date Line (Garis Tanggal Qamariyah
Internasional) adalah garis daerah-daerah yang mempunyai
kemungkinan “Fifty-Fifty” untuk dapat berhasil melihat hilal.
21 Ijtima’ / Iqtiran Pertemuan atau berkumpulnya 2 benda yang berjala secara aktif.
Pengertian ijtima’ bila dikaitkan dengan bulan baru Qamariyah
Adalah suatu peristiwa saat bulan dan matahari terletak pada garis
bujur yang sama, bila dilihat dari arah timur ataupun arah barat.
22 Irtifa’ Ketinggian benda langit dihitung dari kaki langit melalui lingkaran
vertikal sampai benda langit yang dimaksud. Ketinggian itu
minimal 0̊ dan maksimal 90̊. Dalam dunia astronomi biasa disebut
altitude.
23 Istikbal Suatu Fenomena saat matahari dan bulan sedang bertentangan,
yaitu apabila keduanya mempunyai selisih bujur astronomi sebesar
180̊ atau pada saat itu bulan berada pada fase purnama (Full
Moon). Istikbal dalam dunia astronomi dikenal dengan oposisi.
24 Istikmal Penyempurnaan bilangan bulan hijriyah menjadi 30 Hari
(Khususnya Sya’ban, Ramadhan dan Dzulqa’dah).
25 Jarak Zenit Jarak dari titik zenit ke titik pusat suatu bintang yang diukur
melalui lingkaran vertikal yang melalui titik pusat bintang tersebut.
Jarak zenit biasanya ditandai dengan huruf Z. Dalam bahasa
inggris, jarak zenit disebut Zenit Distance, dan dalam bahasa Arab
disebut Bu’du Sumti.
26 Mathla Tempat Terbitnya benda-benda langit. Dalam bahasa inggris
disebut Rising Place. Sedangkan dalam bahasa istilah falak, Mathla
adalah batas daerah berdasarkan jangkauan dilihatnya hilal atau
dengan kata lai mathla adalah batas Geografis keberlakuan Rukyat.
27 Muthla Iktilaf Perbedaan tempat terbitnya bulan. Istilah Iktilaf Mathla dalam fiqh,
hanya terdapat dalam kajian tentang terbitnya hilal ( bulan Sabit)
untuk menentukan awal dan akhir puasa ramadhan (hari raya idul
Fitri) diberbagai wilayah islam serta penentu waktu bagi
pelaksanaan ibadah haji di arafah.
28 Universal Time Waktu yang disepadankan dengan perjalanan Bumi mengelilingi
porosnya sebagai patokan perhitungan waktu sehari.
29 menurut Imam Syafi'i, kalender kamariah ini hanya berlaku di
tempat-tempat yang berdekatan, sejauh jarak yang dinamakan
mathla'. Inilah prinsip matlak mazhab Syafi'i. Indonesia menganut
prinsip wilayatul hukmi, yaitu bahwa bila hilal terlihat di mana pun
di wilayah wawasan Nusantara, dianggap berlaku di seluruh
Wilayatul wilayah Indonesia. Konsekuensinya, meskipun wilayah Indonesia
Hukmi
dilewati oleh garis penanggalan Islam Internasional yang secara
teknis berarti bahwa wilayah Indonesia terbagi dua bagian yang
mempunyai tanggal hijriah berbeda penduduk melaksanakan puasa
secara serentak. Ini berdasarkan ketetapan pemerintah cq.
Departemen Agama RI.
30 Zij (Ar.) Tabel Astronomi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Bulan

Bulan adalah satelit Bumi yang merupakan satelit ala terbesar ke 5 di Tata Surya. Begitu
halnya Bumi, Bulan tidak mempunyai sumber cahaya dan cahaya Bulan sebenarnya berasal
dari pantulan cahaya Matahari.

2. Matahari

Matahari merupakan bola api yang sangat besar dan mengeluarkan panas serta cahaya
yang berwarna biru, putih dan kuning dan orange (antara kuning dan merah). Diameter
Matahari kira-kira 1.400.000 Km atau lebih dari 100 kali diameter Bumi. Bumi dan j8ga
beberapa Planet yang ada di dekatnya beredar mengelilingi Matahari. (Berdnard S.
Cayne:2005,66)

3. Bumi

Bumi adalah tempat dimana kita tinggal dan merupakan satu-satunya planet dalam tata
surya yang berpenghuni. Setelah wahana antariksa yang membawa kamera berhasil
diluncurkan cukup jauh dari Bumi, maka dapat diketahui bahwa Bumi terlihat kebiru-biruan.

4. Tata Surya

Tata surya adalah kumpula planet dan matahari beserta benda-benda lainnya yang ada di
langit yang mengelilingi matahari. Planet ada sembilan. Tata surya planet mulai dari yang
terdekat dengan matahari.

5. HUBUNGAN DAN PENGARUH POSISI MATAHARI, BUMI, DAN BULAN


a) Gerhana Matahari dan Bulan
b) Pasang Surut Air Laut
c) Fase Bulan
DAFTAR PUSTAKA

Fadholi,Ahmad, 2017, Ilmu Falak Dasar. Semarang: El-Wafa.

Zul Amri Fathinul Inshafi, 2017, Aplikasi Data Ephermis Matahari dan Bulan Berdasarkan
Perhitungan Jean Meeus pada Smarthpone Android. Hisab;Sistem Ephermis;Android. BAB
II.

Tim Penerjemah Departemen Agama RI, 2017, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:
CV Diponegoro.

Shihab Quraish, 2001, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati.

Raharto Moedji, 2001, Sistem Penanggalan Syamsiah/Masehi, Bandung: Penerbit ITB.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kamus Istilah Falak, diakses dari:
http://falakiyah.nu.or.id/KamusIstilahFalak.aspx, pada tanggal 08 September 2019, pukul
19.47 WIB.

Anda mungkin juga menyukai