Anda di halaman 1dari 15

KLIRING ANTAR BANK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perbankan Syari’ah
Dosen Pengampu:Sari Nurhidayati,S.H.,M.KN.

Disusun oleh :

1. Musyafa Alfan (33030170014)


2. Tino Mutia Rahman (33030170015)
3. M.Widhi Imadudin (33030170032)
4. Galih Aji Saputra (330301700

HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “KLIRING ANTAR BANK”

Makalah ini berisikan tentang cara pembayaran dengan kliring di bank. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang apa itu kliring dan bagaimana cara pembayaran dengan
kliring. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Didalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, kebutuhan yang
dimaksud adalah kebutuhan dalam bertransaksi yang semakin meningkat seiring dengan globalisasi
perekonomian dunia. Para penjual yang menginginkan usahanya terus berkembang dengan cara
pembayaran yang dilakukan bermacam-macam. Karena cara pembayaran yang bermacam-macam
membuat bank memiliki inisiatif untuk mempermudah cara pembayaran yang akan dilakukan oleh
penjual dan pembeli. Salah satu fungsi utama dari bank adalah melakukan pertukaran uang dalam
bertransaksi. Mekanisme pembayaran yang lebih dari satu pihak ke pihak yang lainnya jika kedua belah
pihak memiliki rekening yang sama akan mempermudah proses transaksi dan jika pembayaran dilakukan
dengan rekening yang berbeda atau tidak berada disatu daerah maka proses transaksi akan lebih susah.

Cara penyelesaian utang piutang yang menyangkut pada bank akan memerlukan biaya yang besar, tenaga
yang kurang efektif dan juga memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian cara kegiatan
operasional perbankan akan terhambat. Oleh karena itu, muncul suatu gagasan untuk membentuk lembaga
kliring yang kemudian diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral (pada tanggal 7 Maret
1967). Dengan adanya lembaga kliring, masalah seperti waktu pertemuan, tempat, siapa yang hadir,
besarnya dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian utang piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan
diorganisir. Tujuan yang diinginkan dari terbentuknya lembaga kliring adalah untuk memajukan atau
memperlancar lalu lintas pembayaran giral serta layanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank.
Dengan demikian, perhitungan utang piutang diharapkan dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan
efisien.

Kliring antar bank adalah pertukaran warkat atau data elektronik antar bank atas nama bank maupun
nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Warkat atau data keuangan
elektronik dimaksud merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan dalam transaksi pembayaran. Adapun
sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik dan lintas Negara. Pengaturan sistem kliring
lintas Negara mencakup antara lain :

Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau bank dalam keanggotaan pada sistem kliring yang
bersifat regional atau internasional. Pengaturan mengenai kesepakatan antara Bank Indonesia atau
lembaga lain sebagai penyelenggara sistem pembayaran dengan bank sentral atau lembaga penyelenggara
sistem pembayaran Negara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kliring penyelesaian akhir transaksi
pembayaran antar bank.

B. Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Kliring ?


2. Apa saja jeni-jenis Kliring ?
3. Siapa sajakah peserta Kliring ?
4. Bagaimana mekanisme Kliring ?
5. Bagaimana proses transaksi Kliring ?
6. Apa peran bank Indonesia dalam kliring ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kliring

Pengertian kliring menurut Pratnama Raharja (1997;132), yaitu : “Kliring adalah


Perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara
saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan
untuk dapat diperhitungkan “. Adapun pengertian kliring menurut Thomas suyatno
(1999;81), yaitu : “Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar Bank yang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna memperluas dan memperlancar lalu lintas
pembayaran giral”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kliring adalah


Sarana perhitungan utang-piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan surat-surat
berharga dan surat-surat dagang guna memperlancar.lalulintas pembayaran yang terdiri
dari pengiriman uang,inkaso dan pembukaan letter of credit.1

Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di
satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang
yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Pengertian kliring menurut
PBI No.7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 ialah pertukaran warkat atau Data Keuangan
Elektronik (DKE) antara peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama
nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Data Keuangan
Elektronik (DKE) adalah data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan
sebagai dasar perhitungan dalam SKNBI. SKNBI merupakan singkatan dari Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia, yaitu Sistem Kliring Bank Indonesia yang meliputi
kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Dalam pelaksanaan kliring tentu saja Bank Indonesia memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan-tujuan tersebut yaitu memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral,
merupakan alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif dengan cara

1
http://edywidianto.blogspot.com/2011/03/definisi-kliring.html
mempermudah dalam melakukan perhitungan, dan penyelesaian utang piutang secara
aman, cepat dan efisien, serta merupakan salah satu pelayanan bank kepada para nasabah-
nasabahnya.2

B. Jenis-Jenis Kliring
Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu:
1. Kliring umum adalah perhitungan warkat antar bank, diatur oleh Bank
Indonesia.
2. Kliring lokal adalah perhitungan warkat antarbank yang masih dalam satu
wilayah.
3. Kliring lokal adalah perhitungan warkat antarbank yang masih dalam satu
wilayah.3
C. Peserta kliring

Bank yang dimaksud peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam
wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank
Indonesia sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan.
Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan pelanggaran – pelanggaran terhadap
bank Indonesia atau ketidak mampuannya untuk menyelesaikannya kewajiban giral.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank umum agar dapat menjadi peserta
kliring yaitu:

a) Suatu kantor Bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia
b) Mempunyai ijin usaha yang sah
c) Keadaan administrasi dan keuangan memunginkan bank itu untuk
memenuhi kewajibannya dalam kliring
d) Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan klonggaran tarik kredit yang
diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang kurangnya 20%
dari syarat modal setelah disetorkan minimum bagi pendirian bank baru.

2
Kasmir.Bank dan Lembaga Keuangan Lainya.2013.cet 12.(PT.Raja Grafindo Persada ).halm.56
3
http://mnurisya.blogspot.com/2011/10/pengertian-kliring_26.html
e) Menyetorkan jaminan kliring sebesar 50% rata- rata kewajiban 20 hari
terakhir dikurangi 40% rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir.
Kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor bank yng baru direhabilitasi.
Jaminan kiring ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi
peserta tidak langsung atau peserta pindahan wilayah kliring.
f) Bank peserta menunjukkan minimal orang wakil tetap pada lembaga
kliring. Pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaikan secara
tertulis kepada bank Indonesia dengan dilampirkan contoh tanda tangan
dan paraf wakil-wakil tersebu

Kliring Penyerahan

1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta


kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung
dengan BI atau melaui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan BI.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
2. Peserta tidak langsung, yaitu: bank-bank yang belum terdaftar sebagai
peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melalui bank yang
telah terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR4
D. Mekanisme kliring
Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap yaitu :
1. Kliring Penyerahan
Kliring Penyerahan adalah bagian dari suatu siklus Kliring guna
memperhitungkan warkat dan atau DKE yang disampaikan oleh Peserta.
Dalam kliring penyerahan, peserta kliring akan menyerahkan warkat-
warkat/DKE kliringnya baik warkat/DKE debet maupun warkat/DKE
kredit kepada penyelenggara/peserta lawan transaksinya (lazimnya disebut
dengan warkat/DKE keluar (outward clearing) serta menerima

4
Ibid
warkat/DKE debet maupun kredit dari penyelenggara/peserta lawan
transaksinya (lazimnya disebut warkat/DKE masuk (inward clearing).
Atas dasar penyerahan warkat/DKE kliring dimaksud,
Penyelenggara akan melakukan perhitungan kliring sehingga dapat
menghasilkan Bilyet Saldo Kliring dan berbagai bentuk laporan kliring
yang dapat berguna bagi penyelesaian akhir transaksi kliring ke rekening
giro bank di Bank Indonesia dan pembukuan transaksi kliring ke rekening
nasabah bank.
Kegiatan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum kliring penyerahan
adalah :
- Warkat di cap yang memuat sebutan “kliring” dan dicantumkan
nomor kode kelompok peserta
- Persetujuan penyelenggara dan peserta lain
Langkah-langkah selanjutnya adalah :
a) Warkat-warkat dikelompokkan sesuai peserta. Warkat-
warkat tersebut dapat digolongkan menjadi :
- Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-masing peserta,
yaitu :
o Nota Debet Keluar yaitu warkat yang disetorkan oleh
nasbah suatu bank untuk keuntungan rekening nasbah
tersebut.
o Nota Kredit Keluar yaitu warkat pembebanan ke
rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan
rekening nasabah bank lain.
- Warkat kliring yang diterima dari peserta lain, yaitu :
o Nota Debet Masuk yaitu warkat yang diserahkan oleh
peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima
warkat.
o Nota Debet Keluar yaitu warkat yang diserahkan oleh
peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang
menerima warkat.
b) Warkat debet dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam
suatu daftar.
c) Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring di
jumlahkan.
d) Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh
wakil peserta kliring
e) Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat
tidaknya warkat diperhitungkan dalam kliring, maka
keputusan akhir diserahkan kepada penyelenggara.
f) Penyusunan neraca kliring penyerahan yang ditandatangani
dan dibubuhi nama peserta kliring dengan jelas.
g) Wakil peserta kliring kembali ke bank masing-masing
untuk menentukan layak tidaknya warkat-warkat yang
diterima dari bank lain untuk diselesaikan.
2. Kliring Pengembalian (Retur)
Kliring Pengembalian adalah bagian dari suatu siklus kliring guna
memperhitungkan warkat dan atau DKE debet kliring penyerahan yang
ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia
atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan penerbitannya.
E. Transaksi kliring
Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer
kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik Warkat Debet maupun warkat
kredit. Berikut adalah penjelasannya:
1. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas
beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring.
Warkat yang dapat diperhtungkan dalam kliring otomasi adalah:
a) Cek
Cek adalah surat yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) meliputi cek dividen, cek perjalanan, cek
cinderamata, dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam
kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
b) Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang
disebutkan namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
c) Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel sebagaimana
diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk
sarana transfer.
d) Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) adalah surat bukti
penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada
bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
e) Warkat Debet
Warkat Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana
pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang
menyampaikan warkat tersebut. Warkat debet yang dikliringkan
hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu
oleh bank yang menyampaikan warkat debet kepada bank yang
akan menerima warkat debet tersebut.
f) Warkat Kredit
Warkat Kredit adalah warkat yang digunakan untuk
menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank ata nasabah
bank yang menerima warkat tersebut.5
2. Dokumen Kliring
Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring ditempat penyelenggara.
Dokumen kliring terdiri dari:

5
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-kliring-adalah/.com
a) Bukti penyerahan warkat debet kredit penyerahan ( BPWK)
b) Bukti Penyerahan Warkat Kridit Kliring Penyerahan ( BPWK)
c) Kartu Bach Warkat Kridit
d) Kartu Bach Warkat Debet
e) Lembar Substitusi
3. Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
manual meliputi:
a) Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini
disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara
untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring
penyerahn/pengembalian.
b) Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan
oleh peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca
kliring penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian.
c) Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan
digunakan digunakan oleh peserta untuk menyusun bilyet saldo
kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring
pengembalian.6
F. Peran Bank Indonesia Dalam Kliring
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga
kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang
rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai
mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan
nilai tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan
prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada masyarakat
luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai evaluasi
pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter dan penetapan

6
https://www.coursehero.com/file/p78jieaj/c-Formulir-Kliring-Formulir-yang-digunakan-untuk-proses-perhitungan-
kliring/.com
sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga
disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat Undang-
Undang."
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan
Undang0Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas bank indonesia adalah mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dibidang sistem pembayaran, Bank Indonesia
merupakan satu satunya lembaga keuangan diindonesia yang mempunyai wewenang
untuk memgeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarika dan
memusnaakan uang dari peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan menjaga
sistem pembayaran Bank Indonesia juga berwenang melaksanakan, memberi persetujuan
dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sisitem pembayaran, seperti sistem transfer,
dana, baik yang bersifat real time maupun kliring.ataupun sistem pembayaran lain.
Yang berkaitan dengan sistem kliring yaitu:
a) Mengatur Sistem Kliring Antar Bank
Sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik dan sistem
lintas negara. Pengaturan kedua sistem ini mencakup antara lain:
- Penetapan persyaratan bagi bank indonesia atau bank dalam
keanggotaan pada sistem kliring yang bersifat regional ataupun
internasional.
- Mengatur mengenai kesepakatan antar Bank Indonesia atau
lembaga lain sebagai penyelenggarra sistempembayaran
dengan baik dan sentral/atau lembaga penyelenggaraan sistem
pembayaran negara lain yang berkaitan denganpelaksanaan
kliring dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran anter
bank.
b) Mengatur Pokok- Pokok Ketentuan kliring
Pokok-pokok ketentuan dalam kliring yang diatur oleh bank Indonesia
adalah:
- Jenis penyelenggaraan kliring yang dapat dilaksanakan pihak
lain yang sudah mendapatkan persetuan oleh Bank Indonesia
- Jenis penyelenggaraan kliring yang dapat dilaksanakan pihak
lain yang sudah mendapatkan persetuan oleh Bank Indonesia
c) Tata cara pemberian persyaratan persetujuan pihak lain yang akan
menyelenggarakan kliring7

7
http://makalahkliring312.blogspot.com/2014/11/makalah-kliring.html
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu kliring umum, kliring lokal dan kliring
antar cabang. Mekanisme kliring terdiri dari dua yaitu kliring penyerahan adalah bagian dari
suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat dan atau DKE yang disampaikan oleh Peserta
dan Kliring Pengembalian adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat
dan atau DKE debet kliring penyerahan yang ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan dalam
ketentuan Bank Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan penerbitannya.

Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer kredit yang
disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik Warkat Debet maupun warkat kredit. Bank
Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah.
Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa
yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang
negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar.
DAFTAR PUSTAKA
http://edywidianto.blogspot.com/2011/03/definisi-kliring.html

Kasmir.Bank dan Lembaga Keuangan Lainya.2013.cet 12.(PT.Raja Grafindo Persada ).

http://mnurisya.blogspot.com/2011/10/pengertian-kliring_26.html

https://manajemenkeuangan.net/pengertian-kliring-adalah/.com

https://www.coursehero.com/file/p78jieaj/c-Formulir-Kliring-Formulir-yang-digunakan-untuk-
proses-perhitungan-kliring/.com

http://makalahkliring312.blogspot.com/2014/11/makalah-kliring.html

Anda mungkin juga menyukai