Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KLIRING

(SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA)

DOSEN PENGAMPU DR.NURLINDA,S.E.,Ak.,M.Si.,CA

DISUSUN OLEH:

Nama : Edward M. Simanjuntak


Nim : 1805072101
Kelas : BK – 5H

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


JURUSAN AKUNTANSI
PRODI PERBANKAN DAN KEUANGAN
2018/2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kliring ................................................................................ 2
B. Landasan hukum ................................................................................... 2
C. Peyelenggara Kliring............................................................................ 2
D. Peserta Kliring ...................................................................................... 3
E. Jenis Layanan SKNBI .......................................................................... 3
F. Biaya SKNBI ........................................................................................ 4
G. Manajemen Risiko ............................................................................... 5
H. Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) .......................................... 7
I. Contoh Kasus ............................................................................................ 9
J. Data Tambahan ....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan antar bank baik atas nama bank
maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sejalan dengan
meningkatnya kegiatan perdagangan yang mengakibatkan meningkatnya transaksi perekonomian
salah satunya transaksi dengan cara pembayaran melalui kliring dengan menggunakan warkat. Karena
banyaknya transaksi ekonomi dapat menyebabkan meningkatnya transaksi jumlah warkat,
meningkatnya transaksi jumlah warkat mengakibatkan tekananan dalam kegiatan proses warkat
kliring baik di bank peserta maupun di Bank Indonesia. Karena keterbatasan kemampuan sarana
kliring dibandingkan dengan peningkatan jumlah warkat kliring. Pada akhirnya hambatan-hambatan
tersebut menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam settlement dan penyediaan informasi kliring.
Hal ini berpotensi mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank dan merugikan lembaga lain
yang terkait serta menimbulkan efek berantai (systemic risk).
Keunggulan pembayaran transaksi dengan menggunakan pembayaran giral lebih efektif, efisiensi
dan aman dibandingkan dengan uang tunai. Kecendrungan ini mengakibatkan para pelaku ekonomi 2
melakukan penyelesaian transaksi perekonomian menggunakan dana yang tersimpan diberbagai
rekening bank melalui proses kliring dan penyelesaian akhir (settlement) di bank sentral (Bank
Indonesia).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa itu kliring
2. Bagaimana pelaksanaan kliring sesuai aturan BI
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini ialah : Mengetahui system kliring di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

A. Pengertian Kliring

Kliring yaitu sebagai sarana perhitungan suatu warkat antar bank dalam satu wilayah kliring yang
sama yang bertujuan untuk dapat memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. ( Giral
yakni cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit).

B. Landasan Hukum
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 (UU BI), menyebutkan bahwa tugas
Bank Indonesia yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang mendukung
stabilitas sistem keuangan maka sesuai Pasal 16 UU BI, Bank Indonesia menyelenggarakan sistem
kliring antar bank yang dikenal dengan nama Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia atau dikenal
dengan nama SKNBI.
Penyelenggaraan kliring oleh Bank Indonesia diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor :
7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang Sistem kliring Nasional sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/5/PBI/2010 tanggal 12 Maret 2010 (PBI
SKNBI).

C. Penyelenggara Kliring

1. Penyelenggara Kliring Nasional (PKN)

PKN bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional yang saat ini
dilaksanakan oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran c.q. Bagian Penyelenggaraan
Setelmen yang bertempat di Gedung D Bank Indonesi, Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta Pusat.

2. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)

PKL bertugas mengelola dan dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring lokal.
Berdasarkan pihak yang menjadi penyelenggara, PKL dibedakan menjadi 2, yaitu PKL BI dan PKL
Selain BI. PKL BI adalah PKL yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yaitu Kantor Bank
Indonesia dan Bagian Kliring Jakarta yang berada di Kantor Pusat Bank Indonesia. PKL Selain BI
adalah PKL yang diselenggarakan oleh oleh kantor bank yang telah mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia untuk menyelenggarakan SKNBI di wilayah yang bersangkutan.Penyelenggaraan SKNBI
di wilayah kliring yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia pada prinsipnya didasarkan pada

2
kebutuhan dan kesepakatan tertulis dari bank-bank setempat.
Persyaratan minimal agar di suatu wilayah dapat diselenggarakan SKNBI adalah :

1. Jumlah Kantor Bank

Jumlah kantor bank yang mendukung dan akan menjadi peserta penyelenggaraan SKNBI
paling kurang 4 (empat) bank yang berbeda.
2. Jumlah Transaksi

Jumlah warkat debet antar bank setempat yang potensial untuk dikliringhkan melalui Kliring
Debet rata-rata paling kurang 30 (tiga) puluh) warkat per hari dalam periode 6 (enam) bulan
terakhir. Jumlah PKL per Januari 2012 adalah sebagai berikut :

No Penyelenggara Jumlah
. *

1 PKL BI 40

2 PKL Selain BI 69

D. Peserta Kliring
Berdasarkan ketentuan yang berlaku saat ini, pihak yang dapat menjadi peserta SKNBI adalah Bank. Setiap bank
dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu wilayah kliring, dengan persyaratan antara lain
sebagai berikut:
1. Telah memperoleh izin usaha atau izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia.
2. Lokasi kantor bank memungkinkan untuk mengikuti penyelenggaraan SKNBI secara tertib
sesuai jadwal yang ditetapkan PKL.

3. Telah menandatangani perjanjian penggunaan SKNBI antara Bank Indonesia dengan bank
sebagai peserta.
4. Kantor Bank yang akan menjadi peserta menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi
perangkat TPK dan jaringan komunikasi data baik main maupun backup.

E. Jenis Layanan SKNBI


a. Kliring Kredit

1. Penyelenggaraan Kliring Kredit dilakukan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring


Nasional (PKN).

2. Transaksi yang dapat dikliringkan adalah transfer kredit yang berasal dari peserta di suatu

3
wilayah kliring untuk ditujukan ke peserta lainnya di seluruh Indonesia.

3. Transfer kredit yang dikliringkan dalam bentuk Data Keuangan Elektronik (DKE).

b. Kliring Debet

1. Penyelenggaraan Kliring debet dilakukan per wilayah kliring oleh Penyelenggara Kliring
Lokal (PKL).

2. Transaksi yang dapat dikliringkan adalah transfer debet yang berasal dari warkat debet
berupa cek dan bilyet giro.

3. Transfer debet yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik disertai dengan
penyampaian warkat debet

4. Kegiatan dalam penyelenggaraan Kliring Debet terdiri atas :

a. Kliring Penyerahan
Memperhitungkan transfer debet yang disampaikan oleh peserta pengirim kepada
peserta penerima melalui PKL.
b. Kliring Pengembalian
Memperhitungkan transfer debet yang ditolak oleh peserta penerima kepada peserta
pengirim berdasarkan alasan penolakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

F. Biaya SKNBI

a. Kliring Kredit
Biaya proses Data Keuangan Elektronik (DKE) kredit ditetapkan oleh Kliring Nasional (PKN)
sebesar Rp1.000 (seribu rupiah) per DKE.
b. Kliring Debet

1. Biaya proses Data Keuangan Elektronik (DKE) debet ditetapkan oleh Penyelenggara
Kliring Nasional (PKN) sebesar Rp1.000 (seribu rupiah) per DKE untuk kliring
penyerahan. Sedangkan untuk proses DKE pada kliring pengembalian tidak dikenakan
biaya.
2. Biaya proses pemilahan warkat debet ditetapkan oleh Penyelenggara Kliring Nasional
(PKN) sebesar Rp500 (lima ratus rupiah) per lembar warkat.

3. Sanksi kewajiban membayar atas Cek/BG yang ditolak melalui kliring pengembalian
dengan alasan tertentu ditetapkan oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) sebesar
Rp100.000 (seratus ribu rupiah) perlembar warkat/DKE.

4
G. Manajemen Risiko
Dalam rangka mencegah terjadinya gagal bayar pada saat setelmen hasil kliring dari peserta
SKNBI, Bank Indonesia mewajibkan setiap peserta untuk menyediakan sejumlah dana tertentu
pada setiap awal hari sebelum kegiatan Kliring Kredit dan Kliring Debet dimulai atau dikenal
dengan istilah minimum prefund. Penyediaan minimum prefund pada kliring debet dapat berupa
cash maupun collateral (surat berharga). Sedangkan penyediaan minimum prefund pada kliring
kredit hanya dapat berupa cash.

Kebijakan tersebut diterapkan untuk memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko atas


penyelenggaraan kliring yang bersifat multilateral netting sesuai standar Core Principles yang
dikeluarkan oleh Bank for International Settlemen.

5
DAFTAR ALASAN PENOLAKAN TRANSFER DEBET DALAM KLIRIING
PENGEMBALIAN

No. Alasan
Penolakan
1 Saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus tidak cukup

2 Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup.


3 Unsur Cek/syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat penyebutan
tempat dan tanggal Penarikan.

4 Unsur Cek tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan Penarik.
5 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama dan
nomor Rekening Giro Pemegang.

6 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat nama Bank penerima.
7 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat jumlah Dana yang
dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya.
8 Syarat formal Bilyet Giro tidak dipenuhi, yaitu tidak terdapat tanda tangan, nama
jelas dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel.
9 Bilyet Giro diunjukkan sebelum tanggal Penarikan atau sebelum Tanggal Efektif,
atau Tanggal Efektif dicantumkan tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan.

10 Cek dan/atau Bilyet Giro dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya Tenggang
Waktu Pengunjukan berdasarkan surat pembatalan dari Penarik.
11 Cek dan/atau Bilyet Giro sudah daluwarsa.

12 Perubahan teks/perintah yang telah tertulis pada Bilyet Giro tidak ditandatangani
oleh Penarik.

13 Tanda tangan tidak cocok dengan spesimen.

14 Bank Penagih bukan merupakan Bank penerima yang disebut dalam Cek Silang
Khusus atau Bilyet Giro sebagai Bank penerima Dana.

15 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh Penarik karena hilang atau
dicuri (harus dilampiri dengan surat keterangan dari kepolisian).

6
16 Cek dan/atau Bilyet Giro diblokir pembayarannya oleh instansi yang berwenang
karena diduga terkait dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Penarik (harus
dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang).
17 Rekening Giro diblokir oleh instansi yang berwenang (harus dilampiri dengan surat
pemblokiran dari instansi yang berwenang).

18 Perintah dalam DKE Debet tidak sesuai dengan perintah dalam Warkat Debet yang
bersangkutan.

19 Penerimaan DKE Debet tidak disertai dengan penerimaan fisik Warkat Debet.

20 Cek dan/atau Bilyet Giro diduga palsu/dimanipulasi.

21 Warkat Debet yang diterima oleh Bank Tertarik bukan ditujukan untuk Bank
Tertarik.

22 Tidak ada Endosemen pada Cek atas nama yang dialihkan pada pihak lain.

23 Nota Debet tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau perjanjian yang mendasarinya.

H. Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG)


Sebagaimana keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan April 2019, Bank
Indonesia (BI) memperluas kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan
domestik, salah satunya dengan mendorong efisiensi pembayaran ritel melalui perluasan layanan
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Untuk itu, Bank Indonesia menyempurnakan
layanan SKNBI melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.21/8/PBI/2019 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transfer
Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia, dan ketentuan teknis dalam Peraturan Anggota
Dewan Gubernur No. 21/12/PADG/2019 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring
Berjadwal oleh Bank Indonesia.
Penyempurnaan ketentuan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran
Indonesia; Memberikan layanan, transfer dana yang lebih cepat sejalan dengan kebutuhan
masyarakat; dan Mengakomodasi kebutuhan pengguna, baik individu maupun korporasi, untuk
transaksi dengan nilai yang lebih besar. Ketentuan ini mulai berlaku 1 September 2019.

7
Substansi Tujuan
Penyempurnaan
No. Kebijaka Kebijakan Saat Ini Penyempur
Kebijakan
n naan
5 kali dalam 1 hari untuk
1. Layanan Transfer Dana,
yaitu pukul 09.00, 9 kali dalam 1 hari
11.00,13.00, untuk
Periode 15.00,dan16.45. Layanan Transfer
Setelmen 2 kali dalam 1 hari untuk
Dana dan Layanan
Layanan Pembayaran Pembayaran Reguler,
Reguler, yaitu pukul 08.00 yaitu pukul
dan
14.15. 08.00, 09.00, 10.00,
11.00, 12.00, 13.00,
Meningkatk
14.00, 15.00, 16.45. an efisiensi
sistem
pembayaran
Indonesia
Memberikan
layanan
transfer
danayang
lebih
2 Penyelesaian Transaksi
dilakukan maksimal 2 Jam
Service masing- masing di Bank Penyelesaian
Level Pengirim dan Bank Transaksi
Agreeme Penerima dilakukan maksimal 1
nt (SLA) Jam masing-masing di
Bank Pengirim dan
Bank Penerima
3 Layanan Transfer Dana: Rp
1000,- per transaksi
Layanan Kliring Warkat
Pricing Debit: Rp 1.000,- per DKE
SKNBI Layanan Pembayaran
yang Reguler: Rp 1.000,- per
Di DKE Rp 500,- per rincian
kenakan transaksi Layanan
BI Penagihan Reguler: Layanan Transfer
kepada Rp 1.000,- Dana: Rp 600,- per
Peserta Rp 500,- per rincian DKE.
transaksi
4
Layanan Transfer
Dana
Pricing
SKNBI Maksimal Rp5.000,- untuk :Maksimal
yang semua Layanan SKNBI Rp3.500,00
Dikenaka
n Peserta Layanan Lainnya
kepada (Kliring
Nasabah Warkat Debit,
Layanan Pembayaran
Reguler dan Layanan
Kliring Penagihan
8
Reguler :
Tetap (Rp5.000)

I. Contoh Kasus
Contoh 1:

Transaksi-transaksi dibawah ini adalah transaksi-transaksi yang diselesaikan melalui kliring peserta
kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS),
Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.
a. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah menarik Cek No. 011.000.4
sebesar 37.500.000 dan cek no. 011.000.5 sebesar 30.000.000 untuk membayar hutang kepada Anggi
Waskita nasabah Giro Bank Caraka Investasi Sejati (Bank CIS) Semarang.
b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima Bilyet Giro dari Rudi Kempot (nasabah Giro) untuk
keuntungan sdr. Dalimin nasabah Giro Bank CUS Semarang dengan nIlai Rp. 22.500.000
c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada Abdullah Nasabah -
Bank CIS Semarang sebesar Rp. 30.000.000
d. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro Sdr. Dwi Rahayu
sebesar 45.000.000 warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang melalui lembaga Kliring (Bank
Indonesia) Semarang untuk keuntungan giro sdr. Andika
Bila Seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka diminta:
1. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring
2. Neraca Kliring pada masing-masing Bank Peserta Kliring
3. Neraca Kliring yang perlu disajikan oleh BI selaku lembaga kliring

Contoh 2 :
Tuan A nasabah Bank BCA Medan
Tuan B nasabah BNI Jakarta
Tuan A Membeli barang pada tuan B dengan menyerahkan Cek Bank BCA
Atas pembelian barang seharga Rp. 50.000.000
Diminta: Jurnal lah transaksi antar cabang tersebut

Penyelesaian :

Contoh 2

Jurnal Bank BNI Jakarta


Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 1 Dr. RAR Kliring Rp 50.000.000
Kliring 2 Cr. RAR Kliring Rp 50.000.000

Dr. Giro BI Rp 50.000.000


Cr. Giro BI Rp 50.000.000

9
Jurnal Bank BCA Jakarta
Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 2 Dr. RAK Cab. Rp 50.000.000
Medan
Cr. Giro BI Rp 50.000.000

Jurnal Bank BCA Medan


Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 2 Dr. Giro A Rp 50.000.000
Cr. RAK Cab. Rp 50.000.000
Jakarta

Contoh 1

Pencatatan Jurnal Transaksi di Bank Caraka Investasi Sejati (CIS)


Transaksi A
Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 1 Dr. RAR Kliring Rp 67.500.000
Kliring 2 Cr. RAR Kliring Rp 67.500.000

Dr. Giro BI Rp 67.500.000


Cr. Giro Anggi Rp 67.500.000

Transaksi B
Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 2 Dr. Giro Rudi Rp 22.500.000
Cr. Giro BI Rp 22.500.000

Transaksi C
Keterangan Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 1 Dr. RAR Kliring Rp 30.000.000
Kliring 2 Cr. RAR Kliring Rp 30.000.000

Dr. Giro BI Rp 30.000.000


Cr. Giro Abdullah Rp 30.000.000

10
Pencatatan Jurnal Transaksi di Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS)
Transaksi A
Keteran Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 2 Dr. Giro Kirana Rp 67.500.000
Cr. Giro BI R 67.500.000
p

Transaksi D
Keteran Tanggal Rekening Debit Kredit
kliring 2 Dr. Giro Dwi Rp 45.000.000
Cr. Giro BI R 45.000.000
p

Pencatatan Jurnal Transaksi di Bank Ceria Usaha Sejati (CUS)


Transaksi B
Keteran Tanggal Rekening Debit Kredit
Kliring 2 Dr. Giro BI Rp 22.500.000
Cr. Giro Dalimin R 22.500.000
p

Transaksi C
Keteran Tanggal Rekening Debit Kredit
kliring 2 Dr. Giro Astuti Rp 30.000.000
Cr. Giro BI R 30.000.000
p

Transaksi D
Keteran Tanggal Rekening Debit Kredit

Kliring 2 R 45.000.000
p

Dr. Giro BI Rp 45.000.000


Cr. Giro Andika R 45.000.000
p

Bank CIS
Neraca Kliring

Tgl Keterangan Saldo Tgl Keterangan Saldo


a) WDK Rp 67.500.000 b) WKK Rp 22.500.000
c) WDK Rp 30.000.000
Menang Kliring Rp 75.000.000
Jumlah Rp 97.500.000 Jumlah Rp 97.500.000

Bank CAS
Neraca Kliring

Tgl Keterangan Saldo Tgl Keterangan Saldo


a) WDM Rp 67.500.000

11
Kalah Klirin Rp. 112.500.000 d) WDM Rp. 45.000.000
Rp. 112.500.000 Rp. 112.500.000

Bank CUS
Neraca Kliring

Tgl Keterangan Saldo Tgl Keterangan Saldo


b) WKM Rp. 22.500.000 c) WDM Rp. 30.000.000
d) WDK Rp. 45.000.000 Menang Kliring Rp. 37.500.000
Rp. 67.500.000 Rp. 67.500.000

Bank Indonesia
Neraca Kliring

Tgl Keterangan Saldo Tgl Keterangan Saldo


Bank CAS Rp. 112.500.000 Bank CIS Rp. 75.000.000
Bank CUS Rp. 37.500.000
Jumlah Rp. 112.500.000 Jumlah Rp. 112.500.000

J. Data Tambahan

Klik link untuk melihat data lengkap tentang kliring kredit, kliring debet penyerahan, kliring debet
pengembalian, penarikan cek/bg, dan juga bank pelaksana kliring.
https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-
pembayaran/kliring/contents/kliring%20debet%20penyerahan.aspx

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan,badan-badan pemerintah
dan swasta,maupun perorangan menyimpandana-dananya.melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa
yang di berikan,bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran
bagi semua sektor perekonomian.Mekanisme kliring merupakan salah satu alat pembantu
untukmempertahankan posisi kas sebuah bank umum dengan cara ini bank- bankumum tidak perlu lagi
membayar dengan uang tunai cek yang disetorkan olehnasabahnya.dalam posisi ini bank cukup
memindahkan bukukan pergirokedalam rekening giro bank yang menerima penyetoran tsb.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.bi.go.id

13

Anda mungkin juga menyukai