Anda di halaman 1dari 21

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN

Tentang
“KLIRING BANK”
Kelompok 8
MESI AFRITA (201000461201004)
RELIN DWI ASYUNELDA (201000461201077)
A. Definisi Kliring AntarBank

Salah satu tugas bank sentral sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
adalah mengatur sistem kliring antar bank. Penyelenggaraan kegiatan kliring antarbank dilakukan
oleh Bank Indonesia atau pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia. Pentingnya pelaksanaan
kliring oleh Bank Indonesia adalah berkaitan dengan jasa pembayaran giral yang disediakan oleh
perbankan.
Pengaturan sistem kliring lintas negara mencakup antara lain:

1. Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau bank dalam keanggotaan pada sistem kliring
yang bersifat regional atau internasional.
2. Pengaturan mengenai kesepakatan antara Bank Indonesia atau lembaga lain sebagai
penyelenggara sistem pembayaran dengan bank sentral dan/atau lembaga penyelenggara sistem
pembayaran negara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kliring dan penyelesaian akhir
transaksi pembayaran antarbank.
Pokok-pokok ketentuan tentang kliring yang akan ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia antara
lain:

• Jenis penyelenggaraan kliring yang dapat dilaksanakan oleh pihak lain.


• Persyaratan dan bentuk hukum pihak lain yang dapat menyelenggarakan kliring
• Tata cara pemberian persetujuan terhadap pihak lain yang akan menyelenggarakan kliring.
B. Sistem Kliring

Penyelenggaraan kliring lokal di Indonesia terbagi menjadi 4 macam sistem, antara lain:
a. Sistem Manual
b. Sistem Semiotomasi
c. Sistem Otomasi
d. Sistem Kliring Nasional
C. Sistem Manual

Warkat yang dapat ikut diperhitungan dalam proses kliring domestik di Indonesia (bukan
antarnegara) antara lain adalah:
a. Cek
b. Bilyet Giro
c. Surat bukti penerimaan transfer
d. Wesel bank untuk transfer kredit
Suatu wilayah kliring dibentuk atas pertimbangan:

a. Geografis, bank-bank peserta dalam suatu wilayah kliring harus memungkinkan untuk
mengirimkan wakilnya mengikuti kliring yang dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur, baik
kliring penyerahan maupun kliring retur
b. Ekonomis, bank-bank yang secara ekonomis mempunyai keterkaitan dalam transaksi transaksi
perbankan cenderung untuk dimasukkan dalam satu wilayah kliring tertentu
D. Peraturan Kliring Manual

Peraturan mengenai kliring dengan sistem manual diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 2/7/DASP Tahun 2000 perihal Penyelenggaraan Kliring Lokal secara Manual:
a. Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat dilakukan oleh peserta
b. Pembuatan dan pencocokan perincian Daftar Warkat Kliring, penyusunan Neraca Kliring serta
pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh peserta.
c. Penyusunan neraca kliring penyerahan dan pengembalian gabungan dilakukan oleh
penyelenggara.
d. Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok.
Peraturan mengenai kliring dengan sistem manual diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 2/7/DASP Tahun 2000 perihal Penyelenggaraan Kliring Lokal secara Manual:

e. Menggunakan warkat baku, namun dapat menggunakan standar kertas sekuriti yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan warkat baku pada sistem otomasi dan elektronik.
f. Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi.
g. Memiliki wakil peserta sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang mempunyai kewenangan
untuk membuat, mengubah, dan menandatangani Daftar Warkat Kliring
Penyerahan/Pengembalian, Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian Bilyet Saldo Kliring
serta menandatangani dan mencantumkan nama jelas sebagai ta terima pada Daftar Warkat
Kliring Penyerahan/Pengembalian yang diterima da peserta lain.
E. Bank Peserta Kliring

Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam wilayah kliring
tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank Indonesia Sebuah bank dapat
dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan
dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan Bank Indonesia atau ketidakmampuannya
untuk menyelesaikan kewajiban giralnya.
Alasan permohonan pengunduran diri antara lain:

1) Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi syarat-syarat ikut kliring


2) Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain-lain.
Ada dua macam penyertaan dalam kliring, yaitu:

a. Penyertaan langsung, yaitu perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring
dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor
pusat bank umum beserta kantor-kantor cabangnya.
b. Penyertaan tidak langsung, yaitu perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu
kantor bank melalui kantor pusat dari bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang
yang lain.
F. Sistem Semiotomasi dan Kliring Otomasi/Elektronik

a. Sejarah Kliring Elektronik Indonesia


Penyelenggaraan kliring di Jakarta pada awalnya dilaksanakan secara manual. Sejalan dengan
meningkatnya transaksi perekonomian di Jakarta, pada akhir 1989 saja volume warkat telah
mencapai 82.052 lembar per hari dengan bank peserta mencapai 613 bank. Hal ini menyebabkan
penyelenggaraan kliring secara manual dirasakan tidak efektif dan efisien lagi dan suasana
pertemuan kliring menjadi tampak ruwet.
b. Sistem Semiotomasi
Kliring Semiotomasi atau yang biasa disebut dengan Semiotomasi Kliring Lokal (SOKL) diatur
dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2/8/DASP Tahun 2000 perihal Penyelenggaraan Kliring
Lokal Secara Semiotomasi
F. Sistem Semiotomasi dan Kliring Otomasi/Elektronik

c. Sistem Otomasi/Elektronik
Kliring elektronik yang sudah dikembangkan di Indonesia, sesuai uraian sejarahnya di atas, dengan
demikian adalah kliring lokal dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan sertai bilyet saldo
kliring yang didasarkan pada data keuangan elektronik disertai penyampaian warkat peserta kepada
penyelenggara kliring untuk diteruskan kepada penerima.
d. Peraturan Kliring Otomasi/Elektornik
Peraturan mengenai Kliring Otomasi diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 4/7/DASP
Tahun 2002 perihal Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi. Pada sistem ini pemrosesan
warkat kliring dilakukan dengan menggunakan mesin reader sorter yang telah memiliki fasilitas
image warkat.
G. Warkat dan Dokumen Kliring

• Warkat
Warkat merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan melalui kliring Jenis warkat
yang dapat diperhitungkan dalam kliring adalah:
a. Cek
b. Bilyet Giro
c. Surat Bukti Penerimaan Transfer;
d. Wesel Bank Untuk Transfer;
e. Surat Bukti Penerimaan Transfer; Nota Debit
f. Nota Kredit.
G. Warkat dan Dokumen Kliring

Dokumen kliring merupakan dokumen kontrol dan berfungsi sebagai alat bant proses perhitungan
kliring yang terdiri atas:
a. Bukti Penyerahan Warkat Debit Kliring Penyerahan (BPWD)
b. Bukti Penyerahan Warkat Kredit Kliring Penyerahan (BPWK)
c. Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian (BPRWKP)
d. Kartu Batch Warkat Debit
e. Kartu Batch Warkat Kredit
f. Lembar Substitusi.
H. Mekanisme Kliring

a. Peserta
Jenis kepesertaan terdiri atas:
a. Peserta Langsung Aktif (PLA)
b. Peserta Langsung Pasif (PLP)
c. Peserta Tidak Langsung (PTL)
H. Mekanisme Kliring

b. Fasilitas bagi Peserta


a. Fasilitas-fasilitas yang diterima oleh para peserta kliring meliputi:
b. Informasi Hasil Kliring
c. Laporan Hasil Proses Kliring
d. Rekaman Data Warkat Yg Diterima
e. Salinan Warkat Dan Permintaan Ulang Atas Laporan Hasil Proses Kliring e) Investasi Selisih
f. Pengujian Kualitas MICR Code Line
b. Proses
Kliring elektronik ini dapat dikelompokkan menjadi dua siklus sebagai berikut:
a. Siklus kliring nominal besar
b. siklus kliring ritel
l. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

a. Prinsip Umum SKNBI


Ketentuan pelaksanaan mengenai SKNBI diatur dengan Surat Edaran Bank Ind Nomor 12/8/DASP
Tahun 2010 perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
b. Manfaat SKNBI

a. Mendapatkan pelayanan yang cepat, rasa aman dalam bertransaksi dan biaya relatif murah.
b. Mendapat alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif.
c. Karakteristik SKNBI
d. Penyelenggara SKNBI
e. Peserta
f. Penyelenggaraan
g. Batasan nominal
h. Sistem Penyelesaian Bruto Waktu Nyata (RTGS)
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai