Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KLIRING

OLEH
KELOMPOK 8

Nama Anggota :
• I Gede Jordi Danar Sentanu (202133121271)
• I Made Bagus Bramadijangga (202133121100)
• Putu Ery Surya Ekaputra (202133121308)
• I Made Ardiva (202133121342)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2023/2024
I. AKUNTANSI KLIRING

1. Pengertian Kliring
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk
surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh
Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya kliring tidak
dilakukan secara manual tapi juga secara otomatis maupun elektronik. Kliring di
definisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank atas
nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

2. Sistem Kliring
Sistem kliring terdiri dari penyelenggaraan manual, semi otomatis, otomatis, dan
elektronik. Manual dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Semi otomasi
menggunakan otomasi untuk perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring, namun
pemilihan warkat masih manual. Otomasi dilakukan secara otomatis oleh penyelenggara.
Elektronik dilakukan secara elektronik dengan basis data keuangan elektronik dan
penyampaian warkat melalui penyelenggara.

3. Peserta Kliring
Peserta kliring adalah bank atau bank Indonesia yang terdaftar untuk ikut dalam
kliring. Terdapat dua jenis peserta kliring: peserta langsung dan peserta tidak langsung.
Peserta langsung adalah bank yang secara langsung menggunakan identitasnya sendiri
dalam kliring. Syaratnya termasuk memiliki kantor cabang yang diizinkan oleh BI,
memiliki kantor lain dengan rekening giro di salah satu kantor BI, dan dapat mengikuti
kliring sesuai jadwal lokal. Peserta tidak langsung adalah peserta yang menggunakan
identitas peserta langsung yang merupakan bank yang sama.

4. Warkat dan Dokumen Kliring


a. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran elektronik yang diperhitungkan
melalui kliring. Ini termasuk cek, bilyet giro, wesel bank untuk transfer, surat
bukti penerimaan transfer, nota debet, dan nota kredit. Dokumen kliring
digunakan sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring.

b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat
bantu dalam proses perhitungan kliring di tempat penyelenggaraan.

5. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual


Penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 tahap: kliring penyerahan dan kliring
pengembalian, peserta harus mengikuti keduanya sampai selesai.
a. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan di kantor peserta dan di tempat
penyelenggara. Di kantor pusat, peserta harus mempersiapkan warkat yang
akan dikliringkan, memilah warkat berdasarkan bank penerima, dan mengisi
daftar warkat kliring penyerahan. Di tempat penyelenggara, wakil peserta
hadir dalam pertemuan kliring penyerahan dan melakukan pendistribusian
warkat kepada peserta penerima. Petugas penyelenggara menyusun neraca
kliring penyerahan gabungan berdasarkan neraca yang disampaikan wakil
peserta.

b. Kliring Pengembalian
Kliring pengembalian terdiri dari kegiatan peserta sebelum pertemuan
kliring penyerahan di tempat penyelenggara, seperti verifikasi warkat dan
penolakan warkat debet yang tidak sesuai. Di tempat penyelenggara, peserta
hadir dalam pertemuan, mendistribusikan daftar warkat kliring pengembalian,
warkat debet tolakan, dan Surat Keterangan Penolakan (SKP), serta menerima
warkat debet tolakan dari peserta lain. Mereka juga mencocokkan rincian
daftar warkat kliring pengembalian dengan warkat debet tolakan yang
diterima. Petugas penyelenggara menyusun neraca kliring pengambilan
gabungan, memcocokkan dengan BSK yang disusun peserta, dan
mendistribusikan BSK kepada penyelenggara dan peserta.

c. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir kliring dilakukan dengan menyalurkan hasil kliring
peserta ke rekening giro kantor lain di Bank Indonesia yang ditetapkan.
Prosedur penyelesaian terdiri dari:

a) Penyelenggara mengirimkan hasil kliring melalui teleks setelah test key


arrangement;
b) Bank Indonesia bukukan hasil kliring ke rekening kantor peserta;
c) Tanggal valuta pembukuan sama dengan tanggal kliring;
d) Jika ada kesalahan perhitungan setelah hasil kliring dilimpahkan ke Bank
Indonesia, diselesaikan antara penyelenggara dan peserta;
e) Dalam darurat, pelimpahan dan pembukuan hasil kliring dilakukan pada
hari kerja berikutnya.

6. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring


Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring
ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi.
Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta
diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan
kliring penyerahan/pengembalian. Sebagai contoh :
(1) Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00.
(2) Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30.
Hal ini berarti bahwa kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat
debet tolakan dapat dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta
pukul 13.30.

7. Pencatatan Transaksi Akuntansi Kliring


Bank Mega, Bank Lippo, dan Bank Niaga Jakarta adalah peserta kliring.
Transaksi kliring melalui kliring lokal berikut ini terjadi:

1. Denis Setiawan dari Bank BRI Jakarta menarik cek untuk membayar pembelian
elektronik kepada Drajat dari Bank Mega Jakarta.
2. Bank Mega Jakarta menerima bilyet giro dari Erika untuk keuntungan Fahmi dari
Bank Niaga Jakarta.
3. Candra dari Niaga Jakarta menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada
Yanti dari Bank Mega Jakarta.
4. Bank BRI Jakarta menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Dwiwahyu,
dan Bank Niaga Jakarta memberikan warkat untuk keuntungan giro Fitri melalui
Bank Indonesia Jakarta.

II. AKUNTANSI GIRO

Simpanan giro, atau rekening giro, menurut Undang-Undang Perbankan No. 10


Tahun 1998, adalah simpanan yang dapat ditarik kapan saja menggunakan cek, bilyet giro,
atau pemindah bukuan. Setiap rekening giro memiliki nomor account, setiap transaksi dicatat
oleh petugas bank, dan setiap bulan dilaporkan kepada nasabah dalam bentuk rekening koran.
Mutasi pada rekening giro terdiri dari mutasi debet yang mengurangi saldo dan mutasi kredit
yang menambah saldo. Giro biasanya selalu bersaldo kredit, tetapi ada kemungkinan saldo
negatif jika penarikan melebihi saldo giro. Dalam hal ini, bank memberikan talangan dan
memberlakukan biaya provisi dan administrasi. Giro dianggap pasif jika tidak ada mutasi
selama enam bulan dan saldo di bawah nominal, tetap dikenakan biaya administrasi hingga
saldo nol dan bisa ditutup oleh bank atau oleh giran secara sukarela.
a. Cek
Surat perintah pembayaran tidak bersyarat dari penarik kepada bank untuk
membayarkan sejumlah dana tertentu kepada pembawa atau pihak yang identitasnya
tercantum pada warkat, pada saat warkat ditunjukkan atas beban rekening penarik.
Syarat Formal Cek :
• Ada kata cheque atau cek, chek
• Ada kata perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
• Ada nama bank tertarik
• Ada tempat di mana pembayaran dilakukan
• Ada tanggal dan tempat di mana cek dikeluarkan
• Ada tanda tangan si penarik

Sifat-sifat Cek :
Cek dapat dibayar tunai
Dapat dibayar setiap saat ditunjukkan
Masa berlaku cek adalah 70 hari sejak tanggal pembukaan
Cek tidak dapat dibatalkan oleh penarik kecuali disertai surat dari Kepolisisan
yang menyatakan cek tersebut hilang.

Masa pengunjukan cek adalah 70 hari setelah tanggal penerbitan, sedangkan


jangka waktu180 hari adalah terkait dengan hak regress (hak tagih) karena ada
penolakan atas cek yang diunjukan dalam masa 70 hari tersebut. Sepanjang tidak ada
pembatalan cek setelah masa pengunjukan (70hari), bank dapat melakukan
pembayaran kepada nasabah tanpa perlu konfirmasi kepada penarik.

b. Bilyet Giro

Surat perintah dari nasabah kepada penyimpan dana untuk melakukan


pemindahbukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya di warkat pada bank tertentu. Bilyet Giro yang
ditolak dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh penarik
karena dananya tidak cukup, dikategorikan sebagai Bilyet Giro kosong dan mendapat
sanksi administratif dalam Daftar Hitam Nasabah. Adapun syarat formal Bilyet Giro:
• Ada nama Bilyet Giro pada formulir BG
• Ada nomor seri Bilyet Giro
• Ada kata perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah
dana atas saldo penarik
• Ada nama bank tertarik
• Ada lokasi atau tempat penarikan dilakukan
• Ada nama pihak yang menerima pembidahbukuan
• Ada jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun huruf
• Ada tanda tangan penarik
• Ada tanggal penarikan/tanggal efektif berlakunya perintah dalam BG

Sifat- sifat Bilyet Giro :


• BG tidak dapat dibayar tunai dan hanya dapat dilakukan melalui
pemindahbukuan
• Pembayaran dapat dilakukan pada saat BG jatuh tempo
• Masa berlaku warkat adalah 70 hari dari tanggal pembukaan. Bila tidak
dicantumkan tanggal pembukaan, maka tanggal efektif dapat dijadikan
sebagai dasar perhitungannya
• BG dapat dibatalkan oleh penarik secara sepihak dengan catatan saldo
mencukupi. Pada saat BG jatuh tempo, BG tidak dapat dibatalkan apabila
saldo tidak cukup untuk menutupi nilai yang tercantum pada BG. Pembatalan
BG harus disertai alasan pembatalan.

Anda mungkin juga menyukai