Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1kliring

2.1.1Pengertian Kliring

Kliring (Clearing) adalah suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan
menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu
transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.

Kliring adalah transaksi yang digunakan sebagai lalu lintas pembayaran untuk memudahkan
penyelesaian hutang-piutang antar bank yang muncul dari transaksi giral. Lembaga kliring
dilakukan oleh Bank Indonesia yang tugasnya menjadi perantara transaksi yang dilakukan setiap
bank peserta kliring.

Pengertian kliring lainnya, Kliring adalah suatu tata cara perhitungan hutang piutang yang
bentuknya berupa surat dagang dan surat berharga dari suatu bank kepada bank lain dalam
rangka penyelesaiannya bisa terselenggara dengan aman dan mudah serta guna memperlancar
dan memperluas lalu lintas pembayaran giral. Lalu lintas pembayaran giral adalah suatu proses
kegiatan pembayaran dengan warkat kliring yang dapat dilakukan dengan memperhitungkan
antar bank baik keuntungan maupun beban nasabah yang bersangkutan.
Setiap bank diwajibkan menjaga sejumlah saldo alat likuid ke dalam bentuk Giro pada Bank
Indonesia untuk menampung seluruh penarikan dan penyetoran nasabah masing-masing yang
akan menyebabkan bertambahnya atau berkurang saldo Giro tersebut. Alat likuid yang harus
dijaga suatu bank dalam rekening Giro pada Bank Indonesia harus memenuhi syarat tertentu.

2.1.2 Jenis-Jenis Kliring

Terdapat 3 jenis kliring yaitu kliring lokal, kliring umum, dan kliring antar cabang.

a. Kliring Lokal
Kliring lokal adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang proses pelaksanaannya
diawasi dan diatur oleh Bank Indonesia.
b. Kliring Umum
Kliring umum adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang berada dalam suatu
wilayah kliring atau yang sudah ditentukan.
c. Kliring Antar Cabang
Kliring antar cabang (interbranch clearing) adalah sarana perhitungan warkat antar bank
yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. Kliring ini dilakukan dengan
mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor cabang.

2.1.3 Sistem Kliring

Ada beberapa sistem yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan kliring, diantaranya:

a. Sistem manual
Sistem manual adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dilakukan secara manual oleh
setiap peserta, baik dalam membuat Bilyet saldo Kliring dan pemilihan Warkat.
b. Sistem semi otomasi
Sistem semi otomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dilakukan secara
otomasi untuk pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dan
dilakukan secara manual oleh setiap peserta dalam pemilihan warkat.
c. Sistem otomasi
Sistem otomasi adalah sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi dalam pelaksanaan perhitungan pembuatan Bilyet Saldo
Kliring dan pemilihan Warkat.
d. Sistem Kliring Elektronik
Sistem Kliring Elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring dimana perhitungan dan
pembuatan rekapitulasi perhitungannya (bilyet saldo kliring) dilakukan secara elektronik
disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk kemudian
dipilah secara otomasi. Dalam sistem kliring ini, hasil perhitungan kemudian dicocokkan
dengan hasil perhitungan secara elektronik.
2.1.4 Warkat Kliring

Warkat adalah alat pembayaran non tunai untuk rekening nasabah atau bank melalui kliring atau
yang diperhitungkan atas beban.

a. Cek
Cek sebagaimana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
termasuk juga cek perjalanan, cek dividen, cek cinderamata beserta cek lain yang
penggunaannya dalam kliring yang disetujui oleh Bank Indonesia.
b. Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening tertarik kepada rekening pemegang yang
disebut namanya.
c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
Wesel bank untuk transfer adalah wesel yang diterbitkan oleh bank khusus sebagai sarana
transfer yang telah diatur dalam KUHD.
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat bukti penerimaan transfer adalah surat bukti penerimaan transfer yang berasal dari
luar kota yang bisa ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer yang
dilakukan melalui kliring lokal.
e. Warkat Debet
Warkat debet adalah warkat yang digunakan untuk menagihkan dana pada bank lain
untuk bank atau nasabah yang menyampaikan warkat tersebut.
f. Warkat Kredit
Warkat kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain
untuk nasabah atau bank yang menerima wakat tersebut.

2.1.5 Dokumen Kliring

Dokumen kliring adalah dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan
kliring di tempat penyelenggara.

2.1.6 Formulir Kliring

Formulir kliring yang digunakan dalam proses manual perhitungan kliring lokal meliputi:

a. Neraca kliring penyerahan/pengembalian


Formulir ini disediakan penyelenggara dan digunakan pihak penyelenggara untuk
menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahan/pengembalian.
b. Neraca kliring penyerahan/pengembalian
Formulir ini disediakan penyelenggara dan digunakan peserta untuk menyusun neraca
kliring penyerahan/pengembalian dari daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian.
c. Bilyet saldo kliring
Formulir ini disediakan penyelenggara dan digunakan peserta untuk menyusun bilyet
saldo kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian.

2.1.7 Mekanisme Penyelenggaraan Kliring Manual

Ada 2 tahap yang harus diikuti peserta kliring dalam mekanisme atau proses penyelenggaraan
kliring manual yaitu Kliring penyerahan (Kliring 1) dan kliring pengembalian (Kliring 2).

a. Kliring Penyerahan
Warkat kliring yang diserahkan oleh setiap peserta adalah WDK (Warkat Debet Keluar)
dan WKK (Warkat Kredit Keluar). WDK (Warkat Debet Keluar) yaitu warkat yang
disetor nasabah bank untuk keuntungan dari rekening nasabah tersebut. Sedangkan,
WKK (Warkat KreditKeluar) yaitu warkat pembebanan ke rekening nasabah yang
menyetorkan keuntungan rekening nasabah.
b. Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima peserta yaitu WDM (Warkat Debet Masuk) dan WKM
(Warkat Kredit Masuk). WDM (Warkat Debet Masuk) yaitu warkat yang dikumpulkan
peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat. Sedangkan, WKM (Warkat
Kredit Masuk) yaitu warkat yang dikumpulkan peserta lain untuk keuntungan nasabah
dari suatu bank yang menerima warkat.
2.2 GIRO

Giro adalah simpanan pihak ketiga yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu
dengan syarat menerbitkan cek dan bilyet giro.

2.2.1 Definisi Giro Adalah

Giro adalah sebuah produk bank dalam rangka menghimpun dana dari pihak ketiga dan
pencairannya dapat diambil sewaktu-waktu atau ditarik sampai ke batas limit yang telah
ditentukan oleh pihak bank.

Suku bunga giro terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan tabungan dan juga deposito.

Definisi lainnya dari giro adalah simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
waktu dengan menggunakan cek atau surat perintah pembayaran lain atau dengan cara
pemindahbukuan.

Nasabah giro atau giran adalah badan hukum yang membutuhkan kemudahan dalam lalu lintas
pembayaran dalam menjalankan usahanya sehari-hari.

Jumlah simpanan giro lebih dinamis atau berfluktuasi dari waktu ke waktu sehingga giro
merupakan sumber dana yang termasuk jangka pendek bagi bank.

Untuk menggunakan fasilitas giro, maka tidak lepas dengan yang namanya Bilyet Giro.

Bilyet Giro adalah suatu surat perintah untuk pemindahbukuan dari nasabah suatu bank kepada
bank yang bersangkutan. Bilyet Giro merupakan surat yang berharga, dimana orang yang
diberikan giro tersebut tidak dapat menguangkan giro tersebut di bank, melainkan harus
disetorkan terlebih dahulu ke dalam rekeningnya.

2.2.2Fungi dan Manfaat Giro Adalah

Keuntungan penarikan sewaktu-waktu ini sangat membantu pihak nasabah dalam


melakukan kegiatan usaha mereka sehingga semakin efisien.

Selain itu, nasabah dapat melakukan pembayaran suatu transaksi tanpa harus berisiko
menggunakan uang tunai dalam jumlah besar.
Berikut ini adalah manfaat yang diperoleh para nasabah ketika melakukan penyimpanan
uang di bank dalam bentuk giro.

1. Pemilik rekening giro yang akan melakukan pembayaran dalam transaksi jual beli dapat
menggunakan cek atau bilyet giro.
2. Simpanan dalam bentuk giro dapat ditarik setiap waktu. Dengan kata lain, jika nasabah
memerlukan uang dalam bentuk tunai, maka dana dapat segera dicairkan. Lain halnya
dengan deposito berjangka yang hanya bisa dilakukan penarikan sesuai jangka waktu
yang ditentukan.
3. Pemilik rekening giro tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang besar.
4. Proses administrasi dapat dilakukan dengan baik, karena setiap nasabah mendapatkan
rekening koran setiap bulan.

Rekening koran dalam istilah giro adalah laporan yang diberikan oleh pihak bank kepada
pemegang rekening giro.

Di dalam rekening koran tersebut terdapat informasi atas transaksi yang dilakukan oleh pihak
bank terhadap rekening giro tersebut selama satu bulan.

Selain itu, rekening koran berisi saldo kas di bank, mutasi debet dan juga mutasi kredit.

Oleh karena rekening koran berisi informasi arus kas (masuk/keluar) dari rekening bersangkutan,
jadi sifat rekening koran sama dengan buku tabungan.

2.2.3 Jenis-jenis Rekening Giro Adalah

Ada 2 kelompok rekening giro, diantaranya:

1. Rekening atas nama suatu badan (rekening atas nama). Contoh yang termasuk dalam
kelompok ini adalah organisasi masyarakat, instansi pemerintah (lembaga negara), badan
usaha seperti perseroan terbatas, yayasan, koperasi, persekutuan firma dan yayasan.
2. Rekening perorangan. Contoh yang termasuk dalam kelompok ini seperti adalah rekening
dengan nama pribadi (perorangan) dan usaha perseorangan seperti toko, restoran, bengkel
dan lain sebagainya.

Pencatatan setiap rekening dari sudut pandang bank adalah utang. Oleh sebab itu, di setiap
tambahan suatu rekening akan dicatat pada sisi kredit.
Sedangkan dari sudut pandang perusahaan atau pemegang rekening, rekening bank adalah
aktiva, sehingga setiap terjadi penambahan atas rekening bank, pencatatan dilakukan di sisi
debet.

Dengan kata lain, jumlah sisi kredit menurut catatan bank akan sama dengan jumlah sisi debet
yang dicatat pemegang giro.

2.2.4 karakteristik dari rekening giro, antara lain:

 Jika dilihat dari segi masa pengendapan atau maturity-nya rekening giro memiliki sifat
fluktuatif dan juga cenderung jangkanya pendek.
 Jika dilihat dari segi administratif, rekening giro ini cenderung menyita waktu, sarana
maupun biaya. Dengan kata lain, giro cukup rumit.
 Jika dilihat dari segi biaya dana, rekening giro mempunyai biaya dana yang tergolong
relatif murah.
 Jika dilihat dari segi penempatan dana atau biaya, dana dari rekening giro ini hanya dapat
digunakan untuk penempatan dana jangka pendek saja.

2.2.5 Syarat Pemindahbukuan Bilyet Giro Adalah

Dalam melakukan pemindahbukuan bilyet giro, Anda harus memperhatikan beberapa


persyaratan berikut ini:

1. Pada surat cek tertulis perkataan “Bilyet Giro” dan nomor seri.
2. Surat harus berisi perintah tak bersyarat yang jelas untuk memindahbukukan sejumlah
uang yang tertulis di bilyet giro atas beban rekening yang bersangkutan.
3. Nama bank yang harus membayar (tertarik).
4. Nama bank penerima dana.
5. Jumlah dana dalam angka dan huruf.
6. Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan.
7. Tanda tangan atau cap perusahaan.

Perhatikan hal-hal berikut ini jika Anda menggunakan bilyet giro:

1. Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70 hari, terhitung sejak tanggal penarikan.
2. Tanggal efektif adalah tanggal mulai berlakunya perintah untuk pemindahbukuan yang
harus berada dalam tenggang waktu penawaran.
3. Bilyet giro yang ditawarkan kepada bank sebelum tanggal efektif (sebelum tanggal
penarikan) sudah harus ditawarkan kepada bank, tanpa memperhatikan tersedia atau
tidaknya dana yang ada dalam rekening penarik.
4. Bilyet giro yang diterima setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran oleh
bank dapat dilaksanakan perintahnya selama dananya tersedia atau tidak dibatalkan oleh
penarik.
5. Daluarsa bilyet giro dihitung setelah lewat waktu 6 bulan, dimulai dari tanggal berakhir
tenggang waktu penawaran.
6. Apabila tanggal efektif tidak ada, maka tanggal penarikan dianggap berlaku sebagai
tanggal efektif.
7. Jika terdapat perubahan atau coretan pada bilyet giro maka harus ditandatangani oleh
penerbit.

Bagaimana cara membatalkan bilyet giro yang sudah diterbitkan?

Pembatalan bilyet giro dapat Anda batalkan jika telah berakhir tenggang waktu penawaran.
Dapat dibuktikan dengan surat pembatalan yang ditujukan kepada bank, dengan menyebutkan
nomor bilyet giro, tanggal penarikan dan jumlah dana yang dipindahkan.
2.3 Tabungan

2.3.1 Pengertian Tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum.


Menabung di bank bukan saja menghindarkan dari resiko kehilangan dan kerusakan, akan tetapi
juga memperoleh penghasilan dari bunga. Dengan demikian jumlah uang akan bertambah dari
waktu ke waktu sekalipun tidak ditambah. Simpanan tabungan juga mempunyai syarat-syarat
tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu dengan lainnya.
Disamping persyaratan yang berbeda, tujuan nasabah menyimpan uang di rekening tabungan
juga berbeda. Demikian pula sasaran bank dalam memasarkan produk tabungannya juga berbeda
sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang pada penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Simpanan tabungan
merupakan salah satu bentuk penyimpanan uang yang sangat efektif karena jenis
penyimpanannya dapat dibuka dengan persyaratan dan ketentuan yang sangat sederhana dan
mudah.

2.3.2 Jenis-jenis Tabungan

Pada zaman sekarang banyak Bank yang melakukan beberapa inovasi dengan berbagai
macam jenis dimana jenis tabungan tersebut mempunyai keunggulan tersendiri. Beberapa contoh
tabungan yang banyak digunakan oleh Bank adalah:

1. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh
jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan, jenis tabungan ini pertama kali diatur
pada tahun 1971. Tabanas tersebut terdiri dari:

 Tabanas Umum yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan yang dilaksanakan secara individu
oleh penabung yang bersangkutan.
 Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tappelpram) adalah tabanas khusus yang dilaksanakan
secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka yang pertama kalinya
diatur dalam piagam-piagam kerja sama antara Bank Indonesia dan departemen PDK serta
Departemen Dalam Negeri dan antara Bank Indonesia dan Kwarnas Pramuka, pada tanggal 22
Februari 1974.
 Tabungan Pegawai adalah tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan di
lingkungan Departemen/Lembaga/Instansi Pemerintah dan Perusahaan Pemerintah maupun
Swasta yang pelaksanaan penyetorannya dilakukan secara kolektif.

2. Taska, adalah bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa, yang pertama kali diatur
tahun 1971.
3. Tabungan ONH, merupakan setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap
musim haji yang bersangkutan. Besarnya setoran dimuka berdasarkan prinsip diskonto untuk
setiap musim haji, ditetapkan pertama kali oleh Keppres pada tahun 1969.
4. Tabungan Bunga Harian
5. Tabungan Pendidikan
6. Tabungan Autosave
7. Tabungan Berhadiah
8. Tabungan dengan Asuransi
9. Berbagai jenis tabungan lainnya yang dikembangkan oleh bank umum devisa maupun bank non
devisa.

Sebagai sumber dana yang besar dan produk yang menjadi unggulan, maka sudah sewajarnya
pihak bank benar-benar memikirkan strategi dalam meningkatkan jumlah pengguna produk
tabungan mereka. Hal ini bisa kita lihat dari kemunculan berbagai macam jenis tabungan yang
pada dasarnya memiliki sejumlah manfaat dan keuntungan masing-masing.

Namun secara garis besar dan melihat kepemilikannya, maka tabungan bisa dibedakan menjadi
dua, yakni:

 Rekening tabungan tunggal

Rekening tabungan tunggal adalah rekening yang status kepemilikannya terdiri dari satu orang
saja.

 Rekening tabungan gabungan (Joint Account)

Rekening tabungan gabungan adalah rekening tabungan yang status kepemilikannya lebih dari
satu orang, di mana pihak pemilik rekening gabungan biasanya dua orang, namun bisa saja lebih
dari dua orang (tergantung pada kebijakan setiap bank).

Selanjutnya rekening tabungan gabungan ini bisa dibedakan menjadi dua bagian, yakni:

 Rekening tabungan gabungan “And”

Rekening tabungan ini adalah rekening tabungan yang mana segala tindakan atas rekening
tersebut harus dilakukan oleh semua pihak pembentuk rekening gabungan. Di dalam transaksi
penarikan maupun beragam transaksi lainnya yang terjadi di dalam rekening tabungan gabungan
“And”, harus ditandatangani secara bersama-sama oleh pembentuk rekening tersebut.

 Rekening tabungan gabungan “Or”

Ini merupakan jenis rekening gabungan yang memungkinkan segala tindakan yang terkait
dengan rekening tersebut bisa dilakukan hanya dengan melibatkan salah satu pihak pembentuk
rekening. Dengan begitu, penarikan dana dan juga instruksi lainnya bisa berjalan meski hanya
ditandatangani oleh salah satu pembentuk rekening tersebut.

Bagi setiap pembentuk rekening tabungan gabungan, baik itu rekening gabungan “And” atau
“Or” tidak akan diberikan fasilitas kartu ATM, dengan begitu pemilik atau pihak yang tergabung
di dalam rekening tersebut harus mendatangi bank untuk melakukan berbagai transaksi
keuangannya melalui passbook (buku tabungan).
2.3.3 Alat Penarikan Tabungan

Alat yang dimaksud adalah :

1. Buku tabungan Yaitu buku yang dipegang oleh nasabah dimana tabungan, penarikan, penyetoran
dan pembebanan – pembebanan lainnya yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat
penyetoran dan penarikan sehingga langsung dapat menambahi ataupun mengurangi saldo yang
ada dibuku tabungan tersebut.

2. Slip penyetoran Merupakan formulir penyetoran dimana nasabah cukup menulis nama, nomor
rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menyetor sejumlah uang. Slip ini
biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.

3. Slip penarikan Merupakan formulir yang disediakan oleh bank untuk kepentingan nasabah yang
ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan tabungan tersebut.
Di dalam slip penarikan nasabah perlu mengisi nama pemilik rekening, nomor rekening dan juga
jumlah penarikan baik angka maupun huruf, kemudian menandatangani slip penarikan tersebut.
Setelah menyerahkan slip penarikan dan buku tabungan, maka bank akan membayarnya sebesar
sebagaimana jumlah yang tertera dalam slip penarikan yang telag ditanda tangani oleh nasabah
dan diserahkan kepada teller. Slip ini juga digunakan bersamaan dengan buku tabungan.

4. Kartu yang terbuat dari plastik Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat
digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya yang dapat dilakukan di mesin
ATM (Automatic Teller Machine). Mesin ATM ini biasanya terletak tersebar ditempat–tempat
yang strategis. ATM dalam perkembangan dunia modern merupakan sarana yang perlu diberikan
oleh setiap bank untuk dapat bersaing dalam menawarkan produk tabungan. Hampir semua bank
memberikan fasilitas ATM dalam menawarkan produk tabungan kepada masyarakat. Keuntungan
lain dengan adanya ATM ini adalah bank memperoleh fee bulanan atas ATM yang dinikmati oleh
nasabah tersebut. Fee bulanan ATM ini beragam, tergantung pada bank masing-masing. Pada
umumnya, bank membebankan fee atas penggunaan ATM ini sebesar Rp. 5.000,- perbulan. Fee
ini merupakan fee based income.

5. Sarana lain yang diberikan oleh bank ialah adanya formulir transferbaik ke bank sendiri maupun
ke bank lainnya. Beberapa bank dapat melayani nasabah yang ingin menarik atau memindahkan
dananya dari rekening tabungan tanpa harus membawa buku tabungan. Fasilitas tersebut
diberikan oleh bank kepada nasabah yang sudah dikenal memiliki loyalitas yang tinggi kepada
bank. Sarana penarikan lainnya, misalnya bagi nasabah prima, penarikan dana dari tabungan
dapat diantar oleh bank. Nasabah tidak harus datang ke bank dan membawa buku tabungan untuk
menarik dananya, akan tetapi cukup telepon ke bank dan pegawai bank akan mengantarkan danan
sesuai dengan penarikan di rumah atau di tempat nasabah berada. Fasilitas ini juga hanya
diberikan kepada nasabah tertentu yang loyal kepada bank dan bank sudah mengenal baik
nasabah.
2.3.4 Prosedur Pembukaan Rekening

Berikut akan dijelaskan prosedur pembukaan rekening secara tertulis:

1. Calon nasabah datang ke Bank dan menghubungi Customer Service


2. Customer Service melayani calon nasabah dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

 Memberikan penjelasan yang bersifat penting atau brosur brosur yang ada kepada calon nasabah
yang bersangkutan mengenai ketentuan tentang simpanan
 Setelah calon nasabah memahami dan menyatakan kesediaannya untuk membuka rekening,
selanjutnya Customer Servicememinta tanda bukti pengenal diri berupa KTP/SIM/Paspor asli
beserta fotokopi KTP/SIM/Paspor sebanyak 2 lembar
 Khusus untuk pembukaan rekening badan usaha/group/yayasan maka calon nasabah harus
menyertakan fotokopi akte pendirian badan usaha tersebut

3. Selanjutnya Customer Service menyiapkan formulir formulir berupa:

 Formulir aplikasi pembukaan rekening model CIF 01-A, APL-01 untuk diisi dan
ditandatangani oleh calon nasabah sesuai dengan identitas diri masing masing
 Formulir Data Nasabah memiliki fungsi untuk mengetahui data diri nasabah, jenisrekening yang a
kan dibuka, fasilitas yang tersedia akan dipergunakan atau tidak
 Kartu Contoh Tanda Tangan (KCTT)
 Formulir tanda setoran untuk setoran awal (slip penyetoran)
 Buku Tabungan

4. Calon nasabah selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi dan menandatangani


atau cap jempol formulir tersebut, pengisian formulir ini dapat dibantu oleh Customer Service

5. Setelah formulir tersebut diisi dan ditandatangani atau dicap jempol


oleh calon nasabah, selanjutnya CustomerService melaksanakan hal hal sebagai berikut:
o Menginput data yang telah diisi oleh nasabah untuk mendapatkan nomor rekening bagi
calon nasabah yang bersangkutan
o Setelah mendapatkan nomor rekening, dicatat kembali pada kartu sub buku besar
6. CustomerService melanjutkan formulir yang telah dipersiapkan sebelumnya
kepada pejabat bank yang berwenang untuk meminta persetujuan pembukaan
rekening dan meng “approve” data yang telah diinput oleh Customer
Service sebagai tanda persetujuan
7. Pejabat bank menerima formulir formulir dari Customer Servicedan meneliti
kebenaran pengisiannya apabila sudah benar pejabat bank menandatangani
formulir tersebut serta mengembalikan pada Customer Service

8. Customer
Service menerima pengembalian formulir tersebut kemudian menyerahkannya pada Teller
9. Teller menerima dan melakukan kegiatan antara lain:

 Menerima tanda setoran dari Customer Service


 Memanggil nasabah untuk menerima uang setoran awal dari nasabah
 Teller menghitung jumlah uang dan menimpan uang tersebut dalam cash box
 Mencatat transaksi tersebut ke dalam komputer serta memvalidasi slip setoran dan mencetak pada
buku tabungan serta menandatangani slip setoran sebagai signer
 Meneruskan tanda setoran padaCustomer Service

10. Customer Service menandatangani semua lembar setoran pada kolom yang tersedia kemudian
mengembalikan lembar pertama dan kedua tanda setoran kepada teller

11. Teller menyerahkan :

 Lembar pertama tanda setoran


 Buku tabungan
 Kartu identitas (KTP/SIM)
 Lembar kedua formulir pembukaan rekening

2.3.5 Prosedur Penutupan Rekening

Menabung di Bank merupakan cara menabung yang paling baik, karena selain dijamin aman
juga memberikan banyak keuntungan. Jika kita memutuskan menabung di Bank Syariah, maka
akan mendapatkan nisbah atau bagi hasil, sedangkan jika memutuskan menabung di Bank
Konvensional akan mendapatkan bunga bank. Kita dapat memiliki rekening tabungan di semua
bank, namun setiap bank memiliki syarat dan ketentuan sendiri-sendiri. Pada umumnya yang
menjadi perhitungan seseorang memilih bank untuk dijadikan tempat menabung adalah besaran
suku bunga yang ditawarkan dan biaya administrasi bulanan yang paling kecil atau bahkan
gratis.

Kadangkala, saat kita sekarang sudah memiliki rekening namun tidak aktif (jarang ada transaksi
dalam beberapa periode lamanya) dan anda memutuskan untuk menutup rekening yang sekarang,
maka kita dapat menutupnya atau membiarkannya tanpa perlu melakukan setoran lagi. Sebagian
besar nasabah menutup buku tabungannya dengan alasan: sudah tidak cocok lagi dengan
peraturan bank, pelayanan buruk, pajak terlalu tinggi dan kurangnya faktor keamanan atau
lainnya, serta ingin pindah ke bank yang lebih baik pelayanannya. Sebab semua orang bebas
memilih bank mana tempat mereka ingin menyimpan uang.

1. Biarkan saldo kosong, otomatis rekening akan tutup sendiri

Jika kita tidak ingin menggunakan rekening kita yang sudah tidak aktif, maka kita cukup
menarik saldo simpanan hingga batas minimal, kemudian melupakannya serta tidak
menggunakannya lagi. Adapun caranya sebagai berikut:

 Jika penarikan via ATM, tarik saldo hingga tidak dapat diambil lagi.
 Jika penarikan di teller, ambil hingga batas minimum ketentuan produk tabungan tersebut.
Selanjutnya Anda tinggal melupakan saja rekening tersebut. Karena saldo rekening yang tersisa
akan habis oleh biaya administrasi bulanan serta biaya dormant, sehingga akun Anda akan ditutup
oleh sistem secara otomatis. Langkah ini cukup praktis dan juga paling banyak digunakan oleh
sebagian besar nasabah. Setelah tabungan ditutup secara paksa oleh sistem, Anda masih dapat
menabung lagi di bank tersebut dengan produk yang sama sebagai nasabah tabungan baru dengan
nomor rekening baru, bukan nomor rekening lama.
2. Cara menutup rekening melalui kantor bank

Selain cara tutup paksa otomatis rekening by system seperti uraian di atas, kita juga bisa
melakukan tutup rekening melalui kantor cabang bank sesuai dengan bank yang kita gunakan
untuk menabung. Biasanya cara ini terbilang cukup cepat tetapi agak berbelit. Sebelum datang ke
kantor cabang bank yang bersangkutan, sebaiknya Anda persiapkan terlebih dahulu beberapa
syarat penutupan rekening, seperti: membawa buku tabungan, membawa ATM, membawa kartu
identitas diri yang masih berlaku, token gadget jika memiliki dan membayar biaya penutupan
rekening. Setelah semua persyaratan sudah siap, maka pergilah ke bank, kemudian antri untuk
menemui customer service di kantor cabang bank yang ingin ditutup. kita akan dilayani untuk
proses penutupan rekening. Di sana nantinya kita akan diberi formulir penutupan rekening untuk
diisi beserta alasannya. kita akan diminta menandatangani berkas-berkas dan menyerahkan buku
tabungan serta kartu ATM. Sedangkan untuk saldo yang masih ada didalam rekening buku
tabungan akan dicairkan secara tunai dan bisa diambil langsung. Tetapi biasanya dikenakan
potongan biaya administrasi. Setelah itu buku tabungan kita akan dipotong pada bagian scan
data, sebagai tanda sudah tidak dapat digunakan lagi dan ATM akan langsung diblokir. Jika
sudah selesai, maka dalam beberapa hari data-data Anda akan dihapus oleh pihak bank. Besaran
biaya penutupan rekening bank, untuk masing-masing bank berbeda-beda sesuai dengan
kebijakannya sendiri dan biaya penutupan rekening tersebut dapat dibayar secara tunai atau
memotong langsung dari saldo yang dimiliki pada rekening tabungan Anda. Jadi sebaiknya
tutuplah rekening tabungan bank Anda sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk masing-
masing bank.

Alasan Utama Nasabah Menutup Rekeningnya di Bank

Ada banyak alasan nasabah menutup rekening banknya, mulai dari transaksi yang sudah
jarang dilakukan sampai dengan faktor layanan perbankan itu sendiri. Secara umum, berikut ini 6
alasan utama orang menutup rekeningnya:

1. Nasabah lebih nyaman menggunakan satu rekening perbankan.

Biasanya nasabah yang sudah merasa nyaman dengan salah satu rekening yang dimilikinya akan
memutuskan untuk menutup rekening lainnya. Sebab mereka lebih fokus menggunakan satu
rekening saja, sehingga menganggap rekening yang lain hanya akan menambah beban saja.

2. Biaya yang terlampau tinggi.

Salah satu alasan orang membuka rekening adalah biaya administrasi yang rendah. Jika semakin
lama biaya administrasi semakin tinggi, biasanya orang akan memutuskan untuk menutup
rekeningnya.

3. Pengalaman Sebagai Nasabah Terhadap Bank.

Setiap nasabah pasti memiliki pengalaman yang berbeda dengan bank tempat menyimpan
uangnya. Jika nasabah mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan, biasanya akan
memutuskan untuk menutup rekeningnya.
4. Lokasi Kantor Cabang Terdekat.

Semakin jauh lokasi kantor cabang yang terdekat, maka nasabah akan semakin malas untuk
bertransaksi dan memutuskan untuk menutup rekeningnya.

5. Pelayanan Bank yang Kurang Memuaskan.

Jika nasabah memperoleh pelayanan yang kurang memuaskan dari pihak bank, mereka biasanya
akan menutup rekening dan membuka rekening di bank lainnya.

6. Kurangnya Informasi yang Diperoleh.

Banyaknya kejelasan informasi yang diperoleh nasabah ikut menentukan keputusan nasabah
apakah tetap menggunakan rekening tersebut atau menutupnya dan berpindah ke rekening bank
lainnya.

2.3.6 Cara Menghitung Bunga Tabungan

Sebagai pihak yang menerima sejumlah dana tabungan atau simpanan dari para nasabahnya,
maka bank juga menerapkan sejumlah bunga di dalam tabungan tersebut. Meski berbeda-beda
dan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, namun pada dasarnya besaran bunga ini
akan ditentukan langsung oleh Bank Indonesia dan sekaligus diawasi penerapannya di dalam
setiap bank.

Secara garis besar, terdapat tiga metode perhitungan bunga yang diterapkan oleh bank pada
tabungan nasabahnya:

1. Perhitungan bunga berdasarkan saldo terendah

Dalam perhitungan ini, bunga tabungan akan didasarkan pada jumlah saldo terendah yang terjadi
pada bulan laporan, di mana jumlah saldo tersebutlah yang akan digunakan sebagai acuan dalam
perhitungan bunga. Pada metode ini bunga satu bulan dihitung berdasarkan saldo terendah dalam
bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus :

Bunga = ST x i x t

365

dimana : ST = Saldo terendah

i = Suku bunga tabungan per tahun

t = Jumlah hari dalam 1 bulan

365 = Jumlah hari dalam 1 tahun

Contoh:
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01/04/2015 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

04/04/2015 Setoran Tunai 5.000.000 15.000.000

06/04/2015 Setoran Tunai 7.000.000 22.000.000

15/04/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000

17/04/2015 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000

28/04/2015 Setoran Tunai 3.000.000 14.000.000

Bunga tabungan yang berlaku adalah 6% per tahun.

Maka perhitungan bunga = (Jumlah saldo terendah x suku bunga % x jml hari pd bulan laporan) /
Jumlah hari dalam 1 tahun

Berdasarkan tabel di atas, saldo terendah yang terdapat dalam tabungan tersebut adalah Rp
10.000.000,-

Maka kita bisa menghitungnya dengan cara berikut:

Bunga tabungan : Rp 10.000.000,- X 6% x 30 / 365 = Rp 49.315,-

Bunga sebesar Rp 49.315,- merupakan bunga gross (belum dipotong pajak).

Maka pajak bunga tabungan tersebut: 20% x Rp 49.315 = Rp 9.863,-

Jadi bunga yang diterima oleh nasabah: Rp 49.315,- – Rp 9.863,- = Rp 39.452,-

2. Perhitungan bunga berdasarkan saldo rata-rata

Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini didasarkan pada rata-rata saldo harian pada
bulan berjalan, sehingga nilai rata-rata tersebut yang akan dijadikan acuan dalam perhitungan
bunga. Pada metode ini, bunga dalam 1 bulan dihitung berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan
berjalan. Saldo rata-rata dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam
bulan berjalan, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.

Bunga = SRH x i x t

365

dimana : SRH = Saldo rata-rata harian


i = Suku bunga tabungan per tahun

t = Jumlah hari dalam bulan berjalan

365 = Jumlah hari dalam 1 tahun

Contoh:

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01/05/2015 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

04/05/2015 Setoran Tunai 5.000.000 15.000.000

06/05/2015 Setoran Tunai 7.000.000 22.000.000

15/05/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000

17/05/2015 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000

28/05/2015 Setoran Tunai 3.000.000 14.000.000

Maka perhitungan bunga = (Saldo rata-rata harian x suku bunga % x jml hari pada bulan
berjalan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Menghitung saldo rata-rata harian:

10.000.000 x 3 hari (tgl 1-3) = 30.000.000

15.000.000 x 2 hari (tgl 4-5) = 30.000.000

22.000.000 x 9 hari (tgl 6-14) = 198.000.000

12.000.000 x 2 hari (tgl 15-16) = 24.000.000

11.000.000 x 11 hari (tgl 17-27) = 121.000.000

14.000.000 x 4 hari (tgl 28-31) = 56.000.000

Jumlah = 459.000.000

Saldo rata-rata harian : 459.000.000 / 31 = 14.806.452

Bunga : (14.806.452 x 6% x 31) / 365 = Rp 75.452,- (belum dipotong pajak).


Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 75.452,- = Rp 15.090,-

Maka bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 75.452,- - Rp 15.090,- = Rp 60.362,-

3. Perhitungan bunga berdasarkan saldo harian

Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini akan didasarkan pada besarnya saldo harian
pada bulan berjalan, sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan saldo tabungan setiap
harinya.

Contoh:

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01/06/2015 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

04/06/2015 Setoran Tunai 5.000.000 15.000.000

06/06/2015 Setoran Tunai 7.000.000 22.000.000

15/06/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000

17/06/2015 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000

28/06/2015 Setoran Tunai 3.000.000 14.000.000

Bunga tabungan yang berlaku adalah sebesar 6%.

Maka perhitungan bunga = (Saldo harian x suku bunga % x jml hari pd bulan berjalan) / Jml hari
dalam 1 tahun.

Bunga yang diterima:

Tanggal Saldo Jumlah Hari Bunga Harian

1-3 10.000.000 3 10.000.000 x 6% x (3 / 365) = 4.931

4-5 15.000.000 2 15.000.000 x 6% x (2 / 365) = 4.931

6-14 22.000.000 9 22.000.000 x 6% x (9 / 365) = 32.547

15-16 12.000.000 2 12.000.000 x 6% x (2 / 365) = 3.945

17-27 11.000.000 11 11.000.000 x 6% x (11 / 365) = 19.890


28-30 14.000.000 3 14.000.000 x 6% x (3 / 365) = 6.905

Jumlah bunga selama bulan juni adalah sebesar: Rp 73.149 (bunga gross)

Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 73.149 = Rp 14.629,-

Jadi bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 73.149,- - Rp 14.629,- = Rp 58.520,-

Perhitungan bunga tabungan yang diterapkan oleh masing-masing bank bisa saja berbeda antara
satu bank dengan bank lainnya, di mana hal ini akan sangat tergantung pada kebijakan yang
digunakan oleh bank. Kita bisa menanyakan hal tersebut ke customer service pada saat kita
membuka rekening tabungan di sana.

Anda mungkin juga menyukai