Anda di halaman 1dari 13

Nama : Lewi

Nim : 19.33.0443

Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan

Dosen Pengampu : Theresia Octaviani, SE, M.Si

Tugas : Review

AKUNTANSI KLIRING

A. DEFINISI KLIRING
Salah satu tugas Bank Sentral sesuai Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang
Bank Indonesia adalah mengatur sistem kliring antar bank. Kliring merupakan suatu istilah
dalam dunia bank dan keuangan, menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat
terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan
tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring
melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna
memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun
pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya.
Proses kliring adalah termasuk pelaporan/pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang
menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.

PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank)


Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun
berdasarkan PSAK. Sebelumnya standar khusus akuntansi untuk industri perbankan ini telah
dikeluarkan oleh IAI sejak 5 Juni 1992 dalam Pernyataan Prinsip Akuntansi Indonesia
Akuntansi No. 7 tentang Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI).
Kemudian seiring dengan proses harmonisasi dengan lnternationalAccounting Standards dan
dalam rangka pengembangan PAI menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maka SKAPI
disesuaikan seperlunya menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31
tentang Akuntansi Perbankan pada 7 September 1994.
Selanjutnya dengan semakin menyatunya ekonomi dunia yang ditandai dengan
pesatnya peningkatan transaksi pasar uang maupun pasar modal yang dilakukan
melalui perbankan, menuntut kembali untuk disempurnakannya PSAK 31 dengan
lebih menekankan pada asas keterbukaan dan akuntabilitas. Sehingga berdampak pada
lebih transparannya laporan keuangan perusahaan khususnya para anggota kliring
meski sedikit lebih rumit dari biasanya. yakni International Financial Reporting
Standards (IFRS) sehingga lebih mudah dipahami investor, yang memudahkan
masuknya investor ke industry perdagangan berjangka.
Jenis-Jenis Kliring:
1. Kliring umum,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang 
pelaksanaannya  diatur  oleh  B I.
2. Kliring  lokal, adalah  :  sarana  perhitungan  warkat-warkat  antar  bank  yang  berada 
dalam  suatu  wilayah  kliring  (wilayah  yang  ditentukan).
3. Kliring  antar  cabang,  adalah  :  sarana  perhitungan  warkat  antar  kantor  cabang 
suatu  bank  peserta  yang  biasanya  berada  dalam  satu  wilayah  kota.  Kliring  ini 
dilakukan  dengan  cara  mengumpulkan  seluruh  perhitungan  dari  sauatu  kantor 
cabang  untuk  kantor  cabang  lainnya  yang  bersangkutan  pada  kantor  induk  yang 
bersangkutan.

Peserta Kliring:
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam
wilayah kliring tertentudan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank
indonesia. Peserta  kliring  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam  :
 Peserta  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang sudah  tercatat  sebagai  peserta  kliring 
dan  dapat  memperhitungkan  warkat  atau  notanya  secara  langsung  dengan  B I 
atau  melalui  PT  Trans  Warkat  sebagai  perantara  dengan  B I.
Contoh :  Bank  Retail,  Bank  Devisa
 Peserta  tidak  langsung,  yaitu  :  bank-bank  yang  belum  terdaftar  sebagai 
peserta  kliring  akan  tetapi  mengikuti  kegiatan  kliring  melaui  bank  yang  telah 
terdaftar  sebagai  peserta  kliring.
Contoh :  BPR
B. SISTEM KLIRING
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
1. Sistem Manual, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
2. Sistem Semi Otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
3. Sistem Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh penyelenggara secara
otomasi.
4. Sistem Elektronik, yaitu penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan pada
Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disetiap DKE disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta
penerima.
Mekanisme Sistem Kliring Elektronik : Secara umum mekanisme proses Kliring Elektronik
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan warkat dan dokumen kliring meliputi pemisahan warkatmenurut jenis
transaksinya (warkat debet atau warkat kredit), pembubuhanstempel kliring dan pencantuman
informasi MICR code line baik padawarkat maupun pada dokumen kliring
b. Selanjutnya Bank pengirim merekam data warkat kliring ke dalam sistemTPK dengan
menggunakan mesin reader encoder atau meng- input datawarkat untuk menghasilkan DKE.
c. Mengelompokkan warkat dalam batch kemudian menyusunnya dalam bundel warkat yang
terdiri dari: BPWD/BPWK; Lembar Substitusi; Kartu Batch Warkat Debet/Kredit ; Warkat
Debet/Kredit
d. Mengirimkan batch DKE secara elektronik melalui JKD ke SPKE di penyelenggara. Fisik
warkat dari DKE selanjutnya dikirim ke penyelenggara untuk dipilah berdasarkan bank tertuju
secara otomasidengan menggunakan mesin baca pilah berteknologiimage
e. Peserta dapat melihat status DKE di TPK masingmasing, apakah pengiriman tersebut sukses
atau gagal.
f. SPKE akan memproses DKE yang diterima secara otomatis setelah bataswaktu transmit DKE
berakhir.
g. Selanjutnya SPKE akan mem- broadcast informasi hasil kliring kepadaseluruh TPK sehingga
peserta dapat secara on-linemelihat posisi hasilkliring melalui TPK 8.
Hasil perhitungan DKE tersebut (Bilyet Saldo Kliring) selanjutnyadibukukan ke rekening giro
masing-masing bank di sistem Bank Indonesia

C. WARKAT / NOTA DAN DOKUMEN KLIRING


a. Warkat
Warkat Adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban
atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat ini telah diatur
dalam perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang lazim digunakan
dalam transaksi pembayaran. Warkat yang dapat diperhtungkan dalam kliring otomasi
adalah;
1. Cek
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang HukumDagang
(KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata,dan jenis cek
lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
WBUT adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank
khusus untuk sarana transfer.
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
SBPT adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan
kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
5. Warkat Debet
Warkat Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Warkat
debet yang dikliringkan hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih
dahulu oleh bank yang menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan
menerima warkat debet tersebut.
6. Warkat Kredit
Warkat kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank
lain untuk untung bank ata nasabah bank yang menerima warkat tersebut.
Syarat-syarat  warkat  yang  dapat  dikliringkan :
 Ber valuta  Rupiah
 Bernilai  nominal  penuh
 Telah  jatuh  tempo  pada  saat  dikliringkan.

Jenis – jenis  warkat  kliring  :


 Warkat  debet  keluar adalah  warkat  bank  lain  yang  disetorkan  oleh  nasabah 
sendiri  untuk  keuntungan  rekening  nasabah  itu tesebut. Bank penarikaan mendebit
Giro BI dan mengkredit rekening giro nasabah
Contoh: misalnya hilmi nasabah Bank mandiri pamekasan menerima pembayaran dari
amir nasabah Bank BRI pamekasan berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh hilmi ke
bank mandiri, maka cek tersebut dapat dikataan sebagai warkat debit keluar.
 Warkat  debet  masuk adalah warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  dari  bank  lain 
melalui  BI  atas  warkat  atau  cek  bank  sendiri  yang  ditarik  oleh  nasabah  sendiri 
dan  atas  beban  nasabah  yang  bersangkutan. Bank penerima akan mendebit rakening
giro nasabah dan mengkredit rekening giro BI.
Contoh  : Bila  bank  Mandiri   menerima  cek  dari  bank  BCA  atas  cek  yang  telah 
ditarik  Ayu  nasabah  sendiri,  maka  cek  tersebut  merupakan  warkat  debet  masuk 
bagi  bank  Mandiri.
 Warkat  kredit  keluar,  yaitu  warkat  dari  nasabah  sendiri  untuk  disetorkan  kepada 
nasabah  bank  lain  pada  bank  lain.  Bank  yang  menyerahkan  warkat  tersebut  akan 
mengkreditkan  rekening  giro  BI  dan  mendebet  giro  nasabah.
 Warkat  kredit  masuk,  yaitu warkat  yang  diterima  oleh  suatu  bank  untuk 
keuntungan  rekening  nasabah  bank  tersebut.  Bank  yang  menerima  warkat  tersebut 
akan  mendebit  rekening  giro  B I  dan  mengkredit  giro  nasabah.
Warkat-warkat yag tidak dapat diperhitungkan dalam kliring:
• Warkkat-warkat yg blm memenuhi syarat sebagai warkat kliring.
• Penyetoran warkat kepada penyelenggara utk keperluan penyelesaian saldo negatif atau saldo
debet.
• Penyetoran warkat kepada penyelenggara untu pelaksanaan transfer dalam rangka
pelimpahan likuiditas dari suatu peserta kepada kantor-kantor cabangnya yang lain.
• Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkkan olh bank indonesia berdasarkan kebutuhan.

b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen kontrol yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Proses perhitungan tersebut terdiri dari:
• Bukti Penyerahan Debet Kliring penyerahan (BPWD);
• Bukti Penyerahan Kredit Kliring penyerahan (BPWK);
• Kartu batch warkat debet;
• Kartu batch warkat kredit;
• Lembar substitusi.

c. Formulir Kliring
Formulir kliring adalah formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
manual meliputi:
• Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring
penyerahn/pengembalian.
• Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan
oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan / pengembalian atas dasar daftar warkat
kliring penyerahan / pengembalian.
• Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan digunakan oleh
peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan.

D. TATA CARA PENYELENGGARAN KLIRING LOKAL MANUAL


Penyelenggaraan Kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu Kliring Penyerahan dan Kliring
Pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring.
Peserta wajib mengikuti kedua kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan mengirimkan wakil peserta walaupun paserta yang bersangkutan tidak
mempunyai warkat yang akan dikliringkan pada kedua tahap kliring tersebut.
I. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan di tempat penyelenggara.
1. Kegiatan di kantor peserta sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan di
tempat penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan:
a. Pengecekan terhadap warkat yang akan dikliring apakah telah memenuhi
spesifikasi sesuai ketentuan yang berlaku
b. Memilah warkat berdasarkan bank penerima: dipisahkan antara warkat debet
dan warkat kredit
c. Mengisi Daftar Warkat Kliring Penyerahan dengan rincian nominal warkat serta
jumlah lembar dan jumlah nominal warkat: dibuat tersendiri untuk kelompok
warkat debet dan kelompok warkat per bank penerima.
2. Kegiatan peserta di tempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring penyerahan
ditempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan:
a. Wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada jadwal yang telah ditetapkan
dengan mengisi daftar hadir.

b. Pendistribusian warkat:

1. Menyerahkan ke masing-masing peserta penerima:

a. Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan ; dan

b. Warkat

2. Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar ke dua daftar warkat
kliring penyerahan sebagai bukti penerimaan warkat

3. Menyerahkan lembar ketiga daftar warkat klirting penyerahan kepada penyelenggara

c. Melakukan penerimaan kegiatan warkat

1. Menerima dari peserta lain:

a. Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan: dan

b. Warkat

2. Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat kliring


penyerahanyaang diserahkan oleh peserta lain sebagai bukti penerimaan warkat

d. Mencocokan rincian yang tercantum dalam daftar warkat kliring penyerahan yang
diterima dari peserta lain dengan warkat yang diterima
e. Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat kliring penyerahan
yang diserahkan maupun yang diterima: diisi rincian warkat yang diserahkan maupun yang
diterima serta saldo debet / kredit kliring penyerahan bagi peserta yang bersangkutan

f. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang bersangkutan
pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan lembar pertama neraca kliring
penyerahan kepada penyelenggara.

3. Kegiatan petugas penyelenggara

a. Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan berdasarkan neraca kliring


penyerahan yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta
b. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal kliring
penyerahan yang ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
dimaksud angka 2 huruf c, d, e, dan f atas nama wakil peserta. Apabila wakil
peserta tidak hadir sampai kliring penyerahan dinyatakan berakhir maka
penyelenggara akan menghubungi peserta untuk mengambil warkat dan neraca
kliring penyerahan.

II. Kliring Pengembalian


Kliring pengembalian meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan di tempat penyelenggara.
1. Kegiatan di kantor peserta, melakukan persiapan:
a. Verifikasi terhadap warkat yang diterima peserta pada pertemuan kliring
penyerahan apakah telah memenuhi persyaratan untuk dibukukan
b. Membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) warkat debet yang ditolak wajib
disertai dengan SKP: dan memuat alasan penolakan warkat
c. Memilah warkat debet tolakan beserta SKP berdasarkan bank penerima
d. Mengisi daftar warkat kliring pengembalian dengan rincian nominal serta jumlah
lembar dan jumlah nominal warkat debet tolakan untuk masing-masing bank
penerima sebanyak rangkap 3 ( tiga )
2. Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring pengembalian
di tempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan:
a. Wakil peserta hadir dalam pertemuan kliring pengembalian pada jadwal yang telah
ditetapkan dengan mengisi daftar hadir
b. Pendistribusian warkat debet tolakan

c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan

d. Mencocokan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring pengembalian dengan
warkat debet tolakan yang diterima

e. Menyusun neraca kliring pengembalian sebanyak rangkap 2 ( dua ) berdasarkan daftar


warkat kliring pengembalian yang diserahkan maupun yang diterima: diisi rincian warkat
debet tolakan yang diserahkan maupun yang diterima serta saldo debet / kredit kliring
pengembalian peserta yang bersangkutan

f. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada neraca kliring
pengembalian, menyerahkan lembar pertama neraca kliring pengembalian kepada
penyelenggara

g. Menyusun Bilyet Saldo Kliring ( B S K ) sebanyak rangkap 2 (dua ) berdasarkan


neraca kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian

h. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada BSK,
menyerahkan BSK rangkap 2 ( dua ) kepada penyelenggara.

3. Kegiatan Petugas Penyelenggara

a. Menyusun neraca kliring pengembalian gabungan berdasarkan neraca kliring


pengembalian yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta, tanda tangan dan nama jelas
petugas penyelenggara pada neraca kliring pengembalian gabungan tersebut

a. b. Mencocokkan antara neraca kliring penyerahan ( ppengenbalian ) gabungan


yang disusun oleh penyelenggara dengan BSK yang disusun oleh peserta Tanta
tangan dan mencantumkan nama jelas petugas penyelenggara pada BSK rangkap
2 ( dua ) setelah cocok antara neraca kliring penyerahan / pengembalian gabungan
dengan BSK
b. Mendistribusikan BSK:
1. Lembar pertama untuk penyelenggara
2. Lembar kedua kepada masing-masing peserta. Dengan didistribusikannya
BSK maka kliring pengembalian dinyatakan berakhir
c. Verifikasi tanda tangan pejabat pada SKP yang diserahkan oleh seluruh peserta,
sebelum disampaikan kepada Bank Indonesia
d. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal kliring
pengembalian yang ditetapkan, Penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
dimaksud angka 2 ( dua ) huruf c, d, e, f, g dan h atas nama wakil peserta ybs.

III. Penyelesaian Akhir


Penyelesaian akhir atas hasil kliring dilakukan dengan melimpahkan hasil kliring
masing-masing peserta ke rekening giro kantor lain dari peserta di Bank Indonesia
yang telah ditetapkan.
Prosedur penyelesaian akhir :
1. Penyelenggara mengirimkan infoprmasi hasil kliring berdasarkan BSK ke
kantor Bank Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan sarana teleks
setelah dilakukan test key arrangement
2. Atas dasar instruksi pelimpahan tersebut , kantor Bank Indonesia
membukukan hasil klirinhg ke rekening kantor lain dari masing-masing
peserta yang ada di Bank Indonesia
3. Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal dari
kliring yang bersangkutan ( same day settlement )

4. Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah


hasil kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka penyelesaiannya
dilakukan antara penyelenggara dengan peserta

5. Dalam keadaan darurat dimana tidak dimungkinkan menggunakan sarana


teleks dan telepon maka ketentuan dimaksud pada angka 3 tidak berlaku dan
pelimpahan serta pembukuan hasil kliring dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.

C. JADWAL KLIRING LOKAL DAN PELIMPAHAN HASIL KLIRING

Jadwal penyelenggaran kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring ditetapkan oleh
penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal kliring local
yang ditetapkan pada proses penyelenggaraan kliring penyerahan/pengembalian.
Sebagai contoh :

a. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00

b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30

Contoh transaksi kliring dan pencatatatannya:

1. Tanggal 1 Mei 2008 nasabah giro bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah bank BAP senilai Rp.10.000.000. Sdr. A membayar dengan cek Bank ABC
Semarang.

2. A menyerahkan cek no. 112 kepada bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabah bank BAP Semarang sebesar Rp.20.000.000 sebagai pelunasan hutang.

Pencatatan di Bank ABC Semarang:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 2 1 Mei 08 Dr. Giro A 30.000.000
Cr. Giro B 30.000.000

Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring yaitu Bank BAP Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet
masuk karena bank ABC harus mendebet nasabahnya ( Sdr.A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI. Bank ABC Semarang juga menerima amanat dari A untuk
membebani rekening gironya melalui bilyet giro sebesar Rp.20.000.000. Warkat ini
merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A untuk
mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana, baik
memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek
( Sdr.A)mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian
pencatatannya secara langsung pada rekening riil. Pencatatan di Bank BAP Semarang

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit(Rp)


Kliring 1 1 Mei 08 Dr. RAR. Kliring 10.000.000

Kliring 2 1 Mei 08 Dr. Giro BI 20.000.000


Cr. Giro B 20.000.000
Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa cek Bank ABC Semarang sebesar
Rp.10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi Bank BAP terhadap Bank ABC
sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia Semarang. Bank BAP yang
melakukan penagihan terhadap Bank ABC Semarang akan mengelompokkan warkat ini
sebagai warkat debet keluar. Untuk kliring pertama , Bank BAP selaku yang menagih akan
menunggu hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu pada saat kliring pertama
(penyerahan), Bank BAP harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif
sampai dengan kliring kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek
giro dari Bank ABC sebesar Rp.20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh krena itudapat
langsung dibukukan dalam rekening riil. Bagaimana pada kliring kedua ( kliring retur ) ?.
Bila pada kliring kedua terjadi penolakan warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang
ditolak harus dinihilkan dengan cara membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini
misalnya warkat debet keluar senilai Rp.10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat
langsung mengkredit rekening RAR warkat kliring RP.10.000.000 sehingga rekening
administrative ini menjadi nihil.

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 1 1 Mei 08 Cr. RAR Kliring 10.000.000

Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif ( tidak ditolak ) maka pencatatannya
disamping menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring
tersebut pada rekening riil.

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Kliring 2 1 Mei 08 Cr. RAR Kliring 10.000.000

Dr Giro BI 10.000.000
Cr. Giro B 10.000.000
Contoh 2:

Transaksi-transaksi dibawah ini adalah transaksiyang diselesaikan melalui kliring. Peserta


kliring misalnya: Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Caraka Investama Sejati
(Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.

a. Kirana Nastiti nasabah Bank CAS Semarang telah menarik cek no. 011.000.4 sebesar
Rp.25.000.000 dan cek no.011.000.5 sebesar Rp.20.000.000 untuk membayar hutang
kepada Anggi Waskita nasabah Giro Bank CIS Semarang.

b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet Giro dari Rudi Kempot (nasabah
Giro) untuk keuntungan Sdr. Dalimin nasabah Bank CUS Semarang sebesar
Rp.15.000.000

c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada
Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp.20.000.000

d. Bank CAS Semarang telah menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro
Dwi Rahayu sebesar Rp.30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang
melalui lembaga kliring ( Bank Indonesia ) Semarang untuk keuntungan Giro Andika.

Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, diminta:

a. Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta klirting

b. Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring

c. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring

Anda mungkin juga menyukai