Nim : 19.33.0443
Tugas : Review
AKUNTANSI KLIRING
A. DEFINISI KLIRING
Salah satu tugas Bank Sentral sesuai Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang
Bank Indonesia adalah mengatur sistem kliring antar bank. Kliring merupakan suatu istilah
dalam dunia bank dan keuangan, menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat
terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan
tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih
cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring
melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna
memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun
pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya.
Proses kliring adalah termasuk pelaporan/pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang
menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.
Peserta Kliring:
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam
wilayah kliring tertentudan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank
indonesia. Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring
dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I
atau melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai
peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah
terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR
B. SISTEM KLIRING
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
1. Sistem Manual, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
2. Sistem Semi Otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
3. Sistem Otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh penyelenggara secara
otomasi.
4. Sistem Elektronik, yaitu penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan pada
Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disetiap DKE disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta
penerima.
Mekanisme Sistem Kliring Elektronik : Secara umum mekanisme proses Kliring Elektronik
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan warkat dan dokumen kliring meliputi pemisahan warkatmenurut jenis
transaksinya (warkat debet atau warkat kredit), pembubuhanstempel kliring dan pencantuman
informasi MICR code line baik padawarkat maupun pada dokumen kliring
b. Selanjutnya Bank pengirim merekam data warkat kliring ke dalam sistemTPK dengan
menggunakan mesin reader encoder atau meng- input datawarkat untuk menghasilkan DKE.
c. Mengelompokkan warkat dalam batch kemudian menyusunnya dalam bundel warkat yang
terdiri dari: BPWD/BPWK; Lembar Substitusi; Kartu Batch Warkat Debet/Kredit ; Warkat
Debet/Kredit
d. Mengirimkan batch DKE secara elektronik melalui JKD ke SPKE di penyelenggara. Fisik
warkat dari DKE selanjutnya dikirim ke penyelenggara untuk dipilah berdasarkan bank tertuju
secara otomasidengan menggunakan mesin baca pilah berteknologiimage
e. Peserta dapat melihat status DKE di TPK masingmasing, apakah pengiriman tersebut sukses
atau gagal.
f. SPKE akan memproses DKE yang diterima secara otomatis setelah bataswaktu transmit DKE
berakhir.
g. Selanjutnya SPKE akan mem- broadcast informasi hasil kliring kepadaseluruh TPK sehingga
peserta dapat secara on-linemelihat posisi hasilkliring melalui TPK 8.
Hasil perhitungan DKE tersebut (Bilyet Saldo Kliring) selanjutnyadibukukan ke rekening giro
masing-masing bank di sistem Bank Indonesia
b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen kontrol yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Proses perhitungan tersebut terdiri dari:
• Bukti Penyerahan Debet Kliring penyerahan (BPWD);
• Bukti Penyerahan Kredit Kliring penyerahan (BPWK);
• Kartu batch warkat debet;
• Kartu batch warkat kredit;
• Lembar substitusi.
c. Formulir Kliring
Formulir kliring adalah formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
manual meliputi:
• Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring
penyerahn/pengembalian.
• Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan
oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan / pengembalian atas dasar daftar warkat
kliring penyerahan / pengembalian.
• Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan digunakan oleh
peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan.
b. Pendistribusian warkat:
b. Warkat
2. Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar ke dua daftar warkat
kliring penyerahan sebagai bukti penerimaan warkat
b. Warkat
d. Mencocokan rincian yang tercantum dalam daftar warkat kliring penyerahan yang
diterima dari peserta lain dengan warkat yang diterima
e. Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat kliring penyerahan
yang diserahkan maupun yang diterima: diisi rincian warkat yang diserahkan maupun yang
diterima serta saldo debet / kredit kliring penyerahan bagi peserta yang bersangkutan
f. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang bersangkutan
pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan lembar pertama neraca kliring
penyerahan kepada penyelenggara.
d. Mencocokan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring pengembalian dengan
warkat debet tolakan yang diterima
f. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada neraca kliring
pengembalian, menyerahkan lembar pertama neraca kliring pengembalian kepada
penyelenggara
h. Menanda tangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada BSK,
menyerahkan BSK rangkap 2 ( dua ) kepada penyelenggara.
Jadwal penyelenggaran kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring ditetapkan oleh
penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal kliring local
yang ditetapkan pada proses penyelenggaraan kliring penyerahan/pengembalian.
Sebagai contoh :
1. Tanggal 1 Mei 2008 nasabah giro bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah bank BAP senilai Rp.10.000.000. Sdr. A membayar dengan cek Bank ABC
Semarang.
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabah bank BAP Semarang sebesar Rp.20.000.000 sebagai pelunasan hutang.
Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring yaitu Bank BAP Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet
masuk karena bank ABC harus mendebet nasabahnya ( Sdr.A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI. Bank ABC Semarang juga menerima amanat dari A untuk
membebani rekening gironya melalui bilyet giro sebesar Rp.20.000.000. Warkat ini
merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A untuk
mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana, baik
memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek
( Sdr.A)mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian
pencatatannya secara langsung pada rekening riil. Pencatatan di Bank BAP Semarang
Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif ( tidak ditolak ) maka pencatatannya
disamping menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring
tersebut pada rekening riil.
Dr Giro BI 10.000.000
Cr. Giro B 10.000.000
Contoh 2:
a. Kirana Nastiti nasabah Bank CAS Semarang telah menarik cek no. 011.000.4 sebesar
Rp.25.000.000 dan cek no.011.000.5 sebesar Rp.20.000.000 untuk membayar hutang
kepada Anggi Waskita nasabah Giro Bank CIS Semarang.
b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet Giro dari Rudi Kempot (nasabah
Giro) untuk keuntungan Sdr. Dalimin nasabah Bank CUS Semarang sebesar
Rp.15.000.000
c. Astuti nasabah Bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada
Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp.20.000.000
d. Bank CAS Semarang telah menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro
Dwi Rahayu sebesar Rp.30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang
melalui lembaga kliring ( Bank Indonesia ) Semarang untuk keuntungan Giro Andika.
Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, diminta:
c. Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring