Tujuan Kliring
1
Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain :
Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet sado kliring, serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh
setiap peserta
1.Memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran gira
2.Perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilakukan dengan lebih mudah, aman dan efisien
3.Salah satu pelayanan bank kepada nasabah
Syarat-syarat Kliring
Setiap bank yang telah memperoleh izin usaha bank umum dan berkedudukan di kota di manadiadakan
perhitungan klring diwajiban ikut serta dalam kliring setempat, yang diharuskan pulamemenuhi
beberapa persyaratan.Bagi kantor pusat suatu bank, sekurang-kurangnya telah melakukan usaha
dengan izin MenteriKeuangan selama 3 bulan. Berdasarkan penilaian Bank Indonesia,keadaan
administrasi pimpinan dankeuangan bank tersebut memungkinkan memenuhi kewajibannya
dalam kliring. Kemudian, simpanan.
Sistem Kliring
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldi kliring, serta pemilahan warkat
diakukan secara manual oleh setiap peserta.
b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan klring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.
c. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronikadalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan
pada data keuangan elektronik yang selanjutnya disebu DKE disertai dengan
2
penyampaian peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta
penerima.
Membebani
nasabah
Keterangan:
1. Dalam suatu transaksi antara Tuan Azis dan Tuan Setyo, Tuan Aziz menerbitkan cek
yang diserahkan Tuan Setyo.
2. Tuan Setyo yang merupakan nasabah Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan cek
kepada Bank Angkasa untuk di kliringkan
3. Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan warkat tersebut kepada PT. Bank Mega.
Penyerahan ini di lakukan petugas Bank yang mewakili Bank tersebut melalui lembaga
kliring, yakni Bank Indonesia.
4. Bank Mega Cabang Malang melalui petugas kliring membawa pulang warkat dan
memeriksa keabsahan serta saldo nasabah, bila segalanya benar dan saldo nasabah
mencukupi maka rekening Tuan Azis pada Bank Mega Cabang Malang akan di debet
sebesar nilai yang tertera pada cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian saldo Tuan
Aziz akan berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Mega Cabang Malang akan mengkreditkan rekening Bank
Angkasa Cabang Malang di Bank Indonesia.
3
6. Bank Angkasa Cabang Malang memberitahu hasil kliringnya pada Tuan Setyo sekaligus
mengkredit rekening Tuan Setyo.
Peserta Kliring
Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan
dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau
melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
2. Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta
kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar
sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR
Kliring Otomatisasi
Kliring otomatis adalah Terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui
pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu.
Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media penyimpanan
data komputer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan
otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH).
Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca Magnetic Ink
Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek nasabah.
Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :
1. Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat untuk
dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data,
memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari
bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.
2. Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan menyampaikan
transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksi-
transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume
data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap
4
lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses
lebih lanjut.
cek,
bilyet giro,
wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk,
bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,
nota kredit, dan
surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I )
Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan :
Ber valuta Rupiah
Bernilai nominal penuh
Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan
Telah dibubuhi cap kliring
Jenis – jenis warkat kliring :
a. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah
sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan.
Contoh :
Alex nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari Sigit nasasbah
bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Alex ke bank
Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan sebagai warkat debet keluar.
b. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain
melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri
dan atas beban nasabah yang bersangkutan.
Contoh :
5
Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga Semarang atas cek
yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat
debet masuk bagi bank Permata.
c. Warkat kredit keluar
Warkat kredit keluar yaitu, dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah
bank lain pada bank lain. Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan
mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah.
d. Warkat kredit masuk
Warkat kredit masuk yaitu, yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan
rekening nasabah bank tersebut. Bank yang menerima warkat tersebut akan
mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.
Tolakan Kliring
Tolakan kliring merupakan ketidaksediaan Bank tertagih untuk membayar tagihan
masuk oleh karena sebab-sebab tertentu, yaitu :
1. Saldo tidak cukup
2. Rekening telah ditutup
3. Bea materai belum dipenuhi
4. Tanda tangan tidak cocok dengan
Specimen
6
5. Coretan tidak ditanda tangani penarik
6. Warkat di blokir
7. Jumlah angka dan huruf tidak sama
8. Resi buku cek/BG belum dikembalikan
9. Tanggal efektif Bilyet Giro belum aktif
10. Tanda tangan meragukan
7
Mekanisme Kliring / Pertemuan Kliring
Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House, pertemuan
kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu :
1. Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi kliring akan
saling menyerahkan warkat.
2. Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling mengembalikan warkat
apabila terjadi penolakan.
Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut :
Senin sampai dengan Jumat:
Kliring I : Pukul 10.30 – 14.30
Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00
Sabtu :
Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00
Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00
8
Pada bank ABC – cabang Jakarta
Pada saat terima warkat dari Tn. Egi untuk disetorkan bagii keuntungan rekening
giro Tn. Beny (menambah).
D : Kliring Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Rek. Tn. beny Rp. 30.000.000,-
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan
rekening Kliring.
D : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
K : Kliring Rp. 30.000.000,-
Pada bank Omega – cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn. Egi) akan membebankan
rekening giro Tn. Egi dengan jurnal sbb :
D : Giro – Rek. Tn. Egi Rp. 30.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
Bank Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI arena cek tersebut
adalah cek dari nasabahnya sendiri.
Apabila Ny. Annisa seorang nasabah bank Omega – cabang Jakarta menyerahkan
sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,- kepada bank untuk diserahakan kepada Ny.
Rena, salah seorang nasabah bank Lippo cabang Jakarta, oleh kedua bank akan
dibukukan sebagai berikut :
Pada bank Omega cabang Jakarta
Pada saat menerima amanat dan warkat dari Ny. Annisa, akan dibukukan sebagai
berikut :
D : Giro - Rek. Ny. Annisa Rp. 50.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
Pada bank Lippo cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening Ny. Rena, dibukukan
sbb. :
D : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
K : Giro - Rek. Ny. Rena Rp. 50.000.000,-
9
NERACA KLIRING
Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai laporan akhir transaksi
kliring.
Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu mempergunakan
rekening sementara kliring dan pendebetan atau pengkreditan rekening giro pada B I
dilaksanakan pada akhir hari kliring, untuk mengetahui apakah bank menang atau kalah
klring, maka kekalahan kliring diatas akan dibukukan sebagai berikut :
D : Kliring Rp. 80.000.000,
K : B I – Giro Rp. 80.000.000,-
Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan maupun pengkreditan
rekening giro masing-masing bank peserta kliring.
Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B I akan dibukukan
sbb. :
D : Giro – Bank Omega Rp. 80.000.000,-
K : Giro – Bank ABC Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Bank Lippo Rp. 50.000.000,-
Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau saldo minimum dari
Reserve Reqiurement.
10
Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada apa yang
seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan
dikenakan denda oleh B I.
Kredit Debet
11
(1) (2) (3) (4)
12
13