Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ANDI MIA AGRITHA

NIM : C 301 18 471


AKUNTANSI PERBANKAN
Pengertian Kliring
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kliring, diantaranya:
1.Menurut kamus Bahasa Indonesia
kata kliring berasal dari bahasa inggris to clear (clearing) yang berarti membersihkan
hutang-piutang antar bank yang terjadi pada hari itu. Jadi kliring adalah tatacara hutang- piutang
dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga antara bank-bank peserta kliring
dengan maksud agar perhitungan hutang-piutang itu terselenggara secara mudah, cepat, dan
aman.
2.Menurut Ir.Ade Arthesa (2006: 97) Kliring adalah sarana perhitungan warkat antarbank yang dilaksanakan
oleh Bank Indonesia (BI) dengan tujuan memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran
giral.
3.Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan kliring adalah proses perhitungan pelunasan dan
pertukaranwarkat-warkat kliring antar bank anggota yang dikoordinasi Bank Indonesia.Pelaksanaan
perhitungan hutang-piutang itu diatur oleh suatu lembaga berada di bawah Bank Indonesia yang
disebut Lembaga Kliring. Kliring diadakan di tempat-tempat dimana ada Bank Indonesia dan
berdasarkan keadaan setempat memerlukan dan memenuhi persyaratan
untuk diselenggarakannya kliring.Surat-surat dagang dan surat-surat berharga yang dikliringkan
adalah cek-cek, wesel-wesel, bilyet-bilyet giro, bukti-bukti penerimaan transfer dari berbagai
kota yang dikeluarkan oleh bank, nota-nota kredit dan surat-surat lainnya yang semuanya dinyatakan dalam
mata uang rupiah dan menurut pimpinan Lembaga Kliring dapat diperhitungkan melalui kliring.Semua
warkat kliring tersebut diwajibkan kepada bank-bank peserta kliring setempat untuk dilakukan
perhitungan dalam kliring. Surat-surat yang dikeluarkan oleh bank yang tidak menjadi peserta
tidak diperkenakan untuk diperhitungkan dalam kliring.
4. Menurut Dr.Taswan, SE,M.Si Kliring adalah sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat –
surat berharga atau surat dagang dari suatu Bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak
lain yang ditunjuk.

Tujuan Kliring
1
Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain :
Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet sado kliring, serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh
setiap peserta
1.Memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran gira
2.Perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilakukan dengan lebih mudah, aman dan efisien
3.Salah satu pelayanan bank kepada nasabah

Syarat-syarat Kliring
Setiap bank yang telah memperoleh izin usaha bank umum dan berkedudukan di kota di manadiadakan
perhitungan klring diwajiban ikut serta dalam kliring setempat, yang diharuskan pulamemenuhi
beberapa persyaratan.Bagi kantor pusat suatu bank, sekurang-kurangnya telah melakukan usaha
dengan izin MenteriKeuangan selama 3 bulan. Berdasarkan penilaian Bank Indonesia,keadaan
administrasi pimpinan dankeuangan bank tersebut memungkinkan memenuhi kewajibannya
dalam kliring. Kemudian, simpanan.

Sistem Kliring
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldi kliring, serta pemilahan warkat
diakukan secara manual oleh setiap peserta.
b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan klring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.
c. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronikadalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan
pada data keuangan elektronik yang selanjutnya disebu DKE disertai dengan

2
penyampaian peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta
penerima.

Membebani
nasabah

Keterangan:
1. Dalam suatu transaksi antara Tuan Azis dan Tuan Setyo, Tuan Aziz menerbitkan cek
yang diserahkan Tuan Setyo.
2. Tuan Setyo yang merupakan nasabah Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan cek
kepada Bank Angkasa untuk di kliringkan
3. Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan warkat tersebut kepada PT. Bank Mega.
Penyerahan ini di lakukan petugas Bank yang mewakili Bank tersebut melalui lembaga
kliring, yakni Bank Indonesia.
4. Bank Mega Cabang Malang melalui petugas kliring membawa pulang warkat dan
memeriksa keabsahan serta saldo nasabah, bila segalanya benar dan saldo nasabah
mencukupi maka rekening Tuan Azis pada Bank Mega Cabang Malang akan di debet
sebesar nilai yang tertera pada cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian saldo Tuan
Aziz akan berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Mega Cabang Malang akan mengkreditkan rekening Bank
Angkasa Cabang Malang di Bank Indonesia.

3
6. Bank Angkasa Cabang Malang memberitahu hasil kliringnya pada Tuan Setyo sekaligus
mengkredit rekening Tuan Setyo.

Peserta Kliring
Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan
dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau
melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
2. Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta
kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar
sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR

Kliring Otomatisasi
Kliring otomatis adalah Terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui
pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu.
Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media penyimpanan
data komputer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan
otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH).
Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca Magnetic Ink
Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek nasabah.
Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :
1. Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat untuk
dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data,
memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari
bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.
2. Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan menyampaikan
transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksi-
transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume
data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap

4
lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses
lebih lanjut.

Warkat / Nota Kliring


Warkat / Nota kliring Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas
pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti :

 cek,
 bilyet giro,
 wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk,
 bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,
 nota kredit, dan
 surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I )
 Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan :
 Ber valuta Rupiah
 Bernilai nominal penuh
 Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan
 Telah dibubuhi cap kliring

 Jenis – jenis warkat kliring :
a. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah
sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan.
Contoh :
Alex nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari Sigit nasasbah
bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Alex ke bank
Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan sebagai warkat debet keluar.
b. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain
melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri
dan atas beban nasabah yang bersangkutan.
Contoh :

5
Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga Semarang atas cek
yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat
debet masuk bagi bank Permata.
c. Warkat kredit keluar
Warkat kredit keluar yaitu, dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah
bank lain pada bank lain. Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan
mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah.
d. Warkat kredit masuk
Warkat kredit masuk yaitu, yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan
rekening nasabah bank tersebut. Bank yang menerima warkat tersebut akan
mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.

Warkat / Nota yang bukan Kliring


Warkat atau nota yang bukan kliring diantaranya adalah :

Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat kliring.

a. Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan penyelesaian saldo


negatif atau saldo debet.
b. Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan transfer dalam
rangka pelimpahan likuidasi dari suatu peserta kepada kantor-kantor cabangnya
yang lain.
Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan kebutuhan.

Tolakan Kliring
Tolakan kliring merupakan ketidaksediaan Bank tertagih untuk membayar tagihan
masuk oleh karena sebab-sebab tertentu, yaitu :
1. Saldo tidak cukup
2. Rekening telah ditutup
3. Bea materai belum dipenuhi
4. Tanda tangan tidak cocok dengan
Specimen

6
5. Coretan tidak ditanda tangani penarik
6. Warkat di blokir
7. Jumlah angka dan huruf tidak sama
8. Resi buku cek/BG belum dikembalikan
9. Tanggal efektif Bilyet Giro belum aktif
10. Tanda tangan meragukan

Contoh Tolakan Kliring :


Bank Angkasa menerima BG dari Bank Danamon atas rekening CV. Wahana sebesar
Rp 4.000.000,- setelah diperiksa dananya tidak mencukupi.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
D : Rek Giro Nas Rp 4.000.000,-
K : Kliring Umum Rp 4.000.000,-
D : Kliring Umum Rp 4.000.000,-
K : BI – Giro Rp 4.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)
D : BI – Giro Rp 4.000.000,-
K : Rek Giro Nas Rp 4.000.000,-

Jenis – jenis Kliring


Jenis-jenis kliring diantaranya adalah :
a. Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang
pelaksanaannya diatur oleh B I.
b. Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang berada
dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan).
c. Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor cabang
suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu kantor
cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang
bersangkutan.

7
Mekanisme Kliring / Pertemuan Kliring
Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House, pertemuan
kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu :
1. Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi kliring akan
saling menyerahkan warkat.
2. Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling mengembalikan warkat
apabila terjadi penolakan.
Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut :
Senin sampai dengan Jumat:
Kliring I : Pukul 10.30 – 14.30
Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00
Sabtu :
Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00
Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00

Prosedur Akuntansi Kliring / Pembukuan Kliring


Setiap bank peserta kliring akan menyelenggarakan akuntansi atas transaksi kliring
sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada bank masing-masing. Arus warkat, apakah
warkat debet atau warkat kredit, akan dicatat dalam buku harian kliring yang akan dibuat oleh
setiap bank. Atas dasar buku harian kliring ini akan dibuatkan daftar kliring keluar untuk
kemudian dijadikan dasar pembuatan neraca kliring. Dari neraca kliring inilah pada akhir hari
akan diketahui apakah suatu bank menang atau kalah kliring.
 Pembukuan Transaksi Kliring :
Kasus : Ilustrasi kliring :
Tn. Egi nasabah giro pada Bank Omega-cabang Jakarta, membeli barang dari Tn. Beny,
nasabah giro Bank ABC-cabang Jakarta, seharga Rp 30.000.000. Tuan Egi membayar dengan
menerbitkan cek Bank Omega.
Pada saat bank ABC menerima warkat giro dari bank Omega Kedua bank akan
mencatat transaksi kliring tersebut . Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung
pada rekening sementara “Kliring” atau langsung ke rekening giro pada B I.

8
Pada bank ABC – cabang Jakarta
Pada saat terima warkat dari Tn. Egi untuk disetorkan bagii keuntungan rekening
giro Tn. Beny (menambah).
D : Kliring Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Rek. Tn. beny Rp. 30.000.000,-
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan
rekening Kliring.
D : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
K : Kliring Rp. 30.000.000,-
Pada bank Omega – cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn. Egi) akan membebankan
rekening giro Tn. Egi dengan jurnal sbb :
D : Giro – Rek. Tn. Egi Rp. 30.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
Bank Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI arena cek tersebut
adalah cek dari nasabahnya sendiri.
Apabila Ny. Annisa seorang nasabah bank Omega – cabang Jakarta menyerahkan
sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,- kepada bank untuk diserahakan kepada Ny.
Rena, salah seorang nasabah bank Lippo cabang Jakarta, oleh kedua bank akan
dibukukan sebagai berikut :
Pada bank Omega cabang Jakarta
Pada saat menerima amanat dan warkat dari Ny. Annisa, akan dibukukan sebagai
berikut :
D : Giro - Rek. Ny. Annisa Rp. 50.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
Pada bank Lippo cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening Ny. Rena, dibukukan
sbb. :
D : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
K : Giro - Rek. Ny. Rena Rp. 50.000.000,-

9
 NERACA KLIRING
Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai laporan akhir transaksi
kliring.
Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu mempergunakan
rekening sementara kliring dan pendebetan atau pengkreditan rekening giro pada B I
dilaksanakan pada akhir hari kliring, untuk mengetahui apakah bank menang atau kalah
klring, maka kekalahan kliring diatas akan dibukukan sebagai berikut :
D : Kliring Rp. 80.000.000,
K : B I – Giro Rp. 80.000.000,-
Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan maupun pengkreditan
rekening giro masing-masing bank peserta kliring.

NERACA KLIRING Tgl…………

Nama Bank yg kalah klring Nama Bank yg menang kliring

Bank Omega…………...Rp. 80 jt Bank ABC………….........Rp. 30 jt


Bank Lippo……………..Rp. 50 jt

Jml. Debet.. Jml. Kredit………………


…………….Rp. 80 jt Rp. 80 jt

Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B I akan dibukukan
sbb. :
D : Giro – Bank Omega Rp. 80.000.000,-
K : Giro – Bank ABC Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Bank Lippo Rp. 50.000.000,-
Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau saldo minimum dari
Reserve Reqiurement.

10
Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada apa yang
seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan
dikenakan denda oleh B I.

Menang Kliring bila :


WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK >
WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR
 Menang Kliring
Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 menang kliring Rp 1.000.000.000,-
Jurnal Transaksi :
D : Saldo BI-Giro Rp 1.000.000.000,-
K : Kliring Rp 1.000.000.000,-

Kalah Kliring bila :


WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK >
WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR
 Kalah Kliring
Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 kalah kliring Rp 1.000.000.000,- Jurnal Transaksi :
D : kliring Rp 1.000.000.000,-
K : Saldo BI-Giro Rp 1.000.000.000,-

Kredit Debet

Debet Kredit Debet Kredit

Penyerahan Penerimaan Penerimaan Penyerahan CN


Cek/BG Bank CN dari Bank Cek/BG Bank kepada Bank Lain
Lain Lain sendiri

11
(1) (2) (3) (4)

12
13

Anda mungkin juga menyukai