Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI KLIRING

Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat
berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia
atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan secara
manual tapi juga secara otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring didefinisikan
juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas nama bank
maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

A. Sistem kliring

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:


1. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
2. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.
3. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat
dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. 
4. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik
selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dida pada Data
Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai deng penyampaian
warkat peserta kepada
B. Peserta Kliring
Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara untuk
mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi
1. Peserta Langsung Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam
pelaksanaan kliring secara langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri.
Peserta langsun dapat terdiri kantor pusat, kantor cabang, dan kantor cabang
pembantu yang tidak berada dalam wilayah kliring yang dengan kantor induknya.
2. Peserta Tidak Langsung Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta
dalam pelaksanaan kliring melalui dan menggunakan identitas peserta langsung
yang menjadi induknya yang merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung
bisa terdiri dari kan.

C. Wakaf dan dokumen kliring

Warkat dan dokumen kliring yang digunakan dalam kliring otomasi wajib memenuhi
spesifikasi teknis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
warkat, dokumen kliring, dan pencetakannya pada perusahaan percetakan dokumen
sekuriti.

1.  Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban
atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang
dapat diperhitungkan dalam kliring otomasi adalah: 

a) Cek
Cek adalah cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan
jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank
Indonesia

b) Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya,
termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia (BGBI)

c) Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)

Wesel bank untuk transfer, adalah wesel sebagaimana diatur dalam


KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer

2. Dokumen Kliring

Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu


dalam proses perhitungan kliring di tempat penyelenggara. Dokumen kliring
yang digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual
berupa daftar warkat kliring penyerahan (pengembalian) yang berfungsi
sebagai bukti penyerahan (pengembaliani warkat baik pada kliring penyerahan
maupunkliring pengembalian. Daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian
ini disediakan oleh masing-masing peserta.

3. Formulir Kliring

Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan


sistem manual meliputi:

a) Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan formulir ini


disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara
untuk menyusun rekapitulasi
b) neraca kliring penyerahan (pengembalian) dari seluruh peserta. Neraca
kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta
dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring
penyerahan/ pengembalian atas dasar daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian.
c) Bilvet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan
digunakan olen neserta untuk menyusun bilyet saldo kliring
berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring
pengembalian
4. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual

Davelenggaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan dan
kliring mengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta
wajib mengikuti kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan Van wakil peserta walaupun peserta yang bersangkutan
tidak mempunyai warkat yang akan dikliringkan pada kedua tahap kliring
tersebut

D. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual

Davelenggaraan kliring terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu kliring penyerahan dan kliring
mengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring. Peserta wajib mengikuti
kegiatan tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh penyelenggara dengan Van
wakil peserta walaupun peserta yang bersangkutan tidak mempunyai warkat yang
akan dikliringkan pada kedua tahap kliring tersebut

E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring

Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring


ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi.
Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta
diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan
kliring penyerahan/pengembalian. Sebagai contoh:

1. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00.


2. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini berarti
bahwa kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet
tolakan dapat dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil
peserta

Contoh transaksi kliring dan pencatatannya:

1. Tgl 1 Mei 2017 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli barang kepada
B nasabah Bank BAP senilai Rp10.000.000. Sdr. A membayarnya dengan cek
Bank ABC Semarang
2. A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk rekening giro
B nasabah Bank BAP Semarang sebesar Rp20.000.000 sebagai pelunasan
hutang.

Pencatatan di bank ABC semarang adalah

keterangan tanggal rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Kliring2 1 mei 2017 Dr. Giro A 30.000.000

Cr.Giro BI 30.000.000

Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang dita
berupa cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini merupakan
debet masuk karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr. A).
Reke lawannya adalah mengkredit rekening Giro Bl. Di samping itu Bank
ABC Semaran juga menerima amanat dari A untuk membebani rekening
gironya melalui bilvet gir sebesar Rp 20.000.000. Warkat ini merupakan
warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A untuk
mengkredit rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian
dana, baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang
dimiliki penarik cek (Sdr. A) mencukupi, sedangkan kalau tidak mencukupi
langsung ditolak. Dengan demikian pencatatannya secara langsung pada
rekening riil.

keterangan tgl rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)

Kliring 1 1 mei 2017 Dr.RAR.klirin 10,000.000


g

Kliring 2 1 mei 2017 Dr.Giro BI 20.000.000

Cr Giro B 20.000.000

Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa Cek Bank ABC
Semarang sebesar Rp 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi
Bank BAP terhadap Bank ABC sehingga perlu dikliringkan melalui Bank
Indonesia Semarang. Bank BAP yang melakukan penagihan terhadap Bank
ABC Semarang akanmengelompokkan warkat ini sebagai warkat debet keluar.
Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagihhasilnya pada kliring
kedua. Oleh karena itu pada saat kliring pertania Bank BAP harus mencatat
penagihan kliring ini dalam rekening administratif sampai dengan kuring
kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit Giro dari Bank ABC sebesar
Rp20.000.000 sifatnya sudah past. masuk berupa cek Giro dari Bank ABC
sebesar Rp 20.00 Oleh karena itu dapat langsung dibukukan dalam ditolak,
maka Bank BAP dapat langsung mengkrean 10.000.000 sehingga rekening
administratif ini menjadi Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur)? Bila
pada bila pada kliring kedua terjadi penolakan warkat maka seluruh rekening
untuk wark: ditolak harus dinihilkan dengan cara membalik jurnal yang telah
dilakukan.

keterangan tgl Rekenig Debit(Rp) Kredit(Rp)

kliring 1 mei 2017 Cr.RAR.klirin 10.000.000


g

Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka


pencatatannya di samping menihilkan rekening administratif kliring juga
mencatat hasil tagihan kliring tersebut pada rekening riil.

keterangan tgl Rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)


Kliring 2 1 mei 2017 Cr.RAR.kliring 10.000.000

Dr.GIRO BI 10.000.000

Cr.giro B 10.000.000

Contoh 2 Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang diselesaikan


melalui kliring. Peserta kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank
CAS), Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha
Sejati (Bank CUS) Semarang.

1. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang


telah menarik cek no. 011.000.4 sebesar Rp25.000.000 dan Cek no.
011.000.5 sebesar Rp20.000.000 untuk membayar hutang kepada
Anggi Waskita nasabah Giro Bank Caraka Investama Sejati (Bank
CIS) Semarang.
2. Pada hari yang sama, Bank.CIS menerima bilyet giro dari Rudi
Kempot (nasabah Giro) untuk keuntungan Sdr. Dalimin Nasabah Giro
Bank CUS Semarang sebesar Rp 15.000.000.
3. Astuti nasabah Bank CUS menarik Cek untuk membayar barang
dagangan kepada Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar
Rp20.000.000.
4. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban
nasabah Giro Sdr. Dwi Rahayu sebesar Rp30.000.000. Warkat ini
diterima dari Bank CUS Semarang melalui lembaga kliring (Bank
Indonesia) Semarang untuk keuntungan Giro Sdr. Andika.

Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia


Semarang, maka diminta:

a) Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring.


b) Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring
c) Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku
lembaga kliring

transaks keteranga tgl rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)


i n

a Kliring1 Dr.RAR 45.000.00


KLIRING 0

a Kliring 2 Cr.RAR.kliring 45.000.00


0
Dr.giri BI 45.000.00
0

Cr.giro anggi 45.000.00


waskita 0

b Kliring 1 Dr.giro Rudi 15.000.00


Kempot 0

Cr.Giro BI 15.000.00
0

c Kliring 1 Dr.RAR.klirin 20.000.00


g 0

Dr.Giro BI 20.000.00
0

Cr.Giro 20.000.00
Abdullah 0

Pencatatan di bank cahaya artha sentosa (Bank CAS) semarang:

trangsaksi keterangan tgl rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)

a Kliring 2 Dr.Giro 45.000.000


kirana
nastiti

Cr.giro 45.000.000
BI

d kliring Dr.giro 30.000.000


dwi
Rahayu

Cr.GIRO 30.000.000tran
BI

Pencacatan jurnal di bank ceria usaha sejati (Bank CUS) Semarang:


trangsaks keteranga tg rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)
i n l

b Kliring 2 Dr.Giro BI 15.000.00


0

Cr.giro astuti 15.000.00


0

c Kliring 2 Dr.giro astuti 20.000.00


0

Cr.giro BI 20.000.00
0

d Kliring 1 Dr.RAR.klirin 20.000.00


g 0

d Klieing 1 Cr.RAR.klirin 20.000.00


g 0

Dr.Giro BI 30.000.00
0

Cr.Giro 30.000.00
Andika 0

Dengan memperhatikan transaksi dan jurnal di masing-masing bank


peserta, maka dapat disusun neraca kliring untuk masing-masing bankk
sebagai berikut:

Bank CIS

Neraca kliring

tgl keterangan Saldo(Rp) tgl keterangan Saldo(Rp)

a)WDM 45.000.000 b).WKK 15.000.000

c).WDM 20.000.000

Menang 50.000.000
klining
jumlah 65.000.000 jumlah 65.000.000trang

Bank CAS

Neraca Kliring

tgl keterangan Saldo(Rp) tgl keterangan Saldo(Rp)

A).WDM 45.000.000

Kalah 75.000.000 b).WDM 30.000.000


krining

75.000.000 75.000.000

Bank CUS

Neraca kliring

tgl keterangan Saldo(Rp) tgl Keterangan Saldo(Rp)

b).WKM 15.000.000 c).WDM 20.000.000

d).WDK 30.000.000 Menang 25.000.000


klining

45.000.000 45.000.000

Bank Indonesia

Neraca Kliring

tgl Bank Saldo(Rp) tgl Bank Saldo(Rp)


kalah menang

Bank 75.000.000 Bank CIS 50.000.000


CAS

Bank 25.000.000
CUS

jumlah 75.000.000 jumlah 75.000.000

Giro nasabah
Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat
pemindahbukuan yang lain. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat,
sedangkan bilyet giro adalah surat perintah pemindahbukuan.

Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana
jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Bank cenderung memberikan jasa giro
relatif lebih rendah dibandingkandengan sumber dana lainnya seperti tabungan dan
deposito. Penetapan tingkat jasa atau bunga giro merupakan otorisasi bank-bank yang
bersangkutan.

Salo(Rp) Bunga Giro(%)

0-5.000.000 0%

5.000.000-25.000.000 8%

25.000.000-100.000.000 12%

100.000.000-tak terhingga 14%

Jenis Rekening Giro

1. Giro Swasta yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi
swasta, yayasan sosial, dan badan nonpemerintah lainnya.
2. Giro Pemerintah yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya
giro kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan, dan sebagainya.

A. Akuntansi Giro

Pada saat pembukaan. giran diberikan ketentuan saldo minimal, setoran di cara
penarikan/penyetoran, jasa giro, penutupan giro dan biaya yang menjadi beba giran.
Setoran perdana dan saldo minimal setiap bulan pada setiap bank berbeda karena
ketentuan ini diserahkan pada bank masing-masing. Bila calon giran sepakat maka
giro bisa langsung dibuka dan giran dibebani penggantian barang cetakan berun buku
cek dan bilyet giro.

Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban
bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominai setoran/penarikan
sedana'an nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah mengalami mutasi pendebetan
atau penarikan. Pendebetan misalnya akibat adanya penarikan dan beban biaya bagi
giran. Pengkreditan rekening giro akibat adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro
atau adanya jasa giro yang diperhitungkan bank.

Dalam hal mutasi giro, bisa dijadikan indikasi bahwa giro tersebut tergolong aktif
atau pasif. Giro dianggap pasif bila selama enam bulan berturut-turut tidak mengalami
mutasi dan bersaldo di bawah saldo minimal. Giro pasif tetap akan dikenakan biaya
administrasi setiap bulan yang dibebankan pada rekening giro hingga bersaldo nol dan
kemudian ditutup secara sepihak oleh bank, walaupun tidak menutup kemungkinan
giran berinisiatif sendiri untuk menutup gironya.

Contoh:

Transaksi di bawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh Susilo nasabah giro Bank
Bisnis Semarang selama bulan April 2017

Tanggal:

1/4 Dibuka rekening giro atas nama Susilo dengan setoran perdana Rp 1.000.000
secara tunai. Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro
sebesar Rp50.000 yang dibayar tunai.

5/4. Susilo setor tunai untuk giro sebesar Rp500.000

10/4 susilo menyetor giro berupa cek BNI Semarang Rp1.500.000 dan kliring
dinyatakan berhasil hari ini.

15/4susilo mencarikA Cucilo menarik cek no. 1124 sebesar Rp 500.000 kepada
Samsudin nasabah giro Bank Bisnis s Samsudin menyetorkannya kepada Bank Bisnis
te arik cek no. 1124 sebesar Rp 500.000 untuk membayar hutai msudin nasabah giro
Bank Bisnis Semarang. Pada hari ini juga ada Bank Bisnis tersebut.

17/4Pada hari ini Susilo mentransfer dananya ke cabang Surabaya atas beban giro
sebesar Rp1.000.000.

20/4 Susilo setor giro secara tunai Rp750.000

25/4. Bank Bisnis Semarang menerima transfer masuk dari Cabang Cirebon sebesar
Rp1.200.000 untuk keuntungan giro Susilo.

27/4. Penarikan Giro oleh Susilo untuk ditransfer ke Cabang Bandung sebesar
Rp2.000.000

Bank Bisnis menentukan jasa giro 12% akan diberikan dengan saldo minimal
Rp1.000.000. Jasa giro dihitung dari saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan.
Pajak penghasilan bunga (PPh) sebesar 15% dan biaya administrasi Rp50.000 setiap
bulan. Dengan informasi tersebut, maka jurnal pembukuan adalah:

Jurnal:

1/4 Dr.kas 1.050.000

Cr.giro susilo 1.000.000

Cr.barang cetakan 50.000


5/4 Dr.kas 500.000

Cr.giro susilo 500.000

10/4 Dr.giro BI 1.500.000

Cr.giro susilo 1.500.000

15/4 Dr.giro susilo 500.000

Cr.giro samsudi 500.000

17/4 Dr.giro susilo 1.000.000

Cr.rak cabang 1.000.000


surabaya

20/4 Dr.kas 750.000

Cr.giro susilo 750.000

25/4 Dr.rak.cabang 1.200.000


cirebon

cr.giro susilo 1.200.000

27/4 Dr.giro susilo 2.000.000

Cr.rak.cabang 2.000.000
bandung

30/4 Dr.bunga giro 10.000

Cr.giro susilo 10.000

Dr.giro susilo 1.500

Cr.hutang pph 1.500

Dr.giro susilo 50.000

Cr.pendapatan 50.000
operasional lainnya
Daftar Mutasi Giro A/n Susilo

Tgl keterangan debit kredit Saldo

1/4 Setor tunai 1.000.000 1.000.000

5/4 Setor tunai 500.000 1.500.000

10/4 Setor kliring 1.500.000 3.000.000

15/4/4 pengambilan 500.000 2.500.000

17/4 Tranfer keluar 1.000.000 1.500.000

20/4 Setor tunai 750.000 2.250.000

25/4 Tranfer masuk 1.200.000 3.450.000

27/4 Tranfer keluar 2.000.000

30/4 Bunga giro 10.00 1.460.00

Pph 1.500 1.458.500

Beban 50.000 1.408.500


administrasi

Kalau kita perhatikan, saldo terendah selama bulan yang bersangkutan adalah
Rp1.000.000, sehingga bunga giro yang dibayar oleh bank sebesar Rp1.000.000 X
12% X 1/12= Rp 10.000 dikurangi pajak bunga yang harus dititipkan di bank sebesar
Rp10.000 X 15% = Rp1.500. Dengan demikian dibayar bersih ke Susilo sebesar
Rp8.500. Untuk jurnalnya bisa dilihat pada tanggal 30/4 di atas. Sedangkan buku
mutasi giro yang berfungsi sebagai buku pembantu dapat digunakan sebagai rekening
kontrol.

Kasus di atas menunjukkan bahwa semua transaksi dilakukan secara normal sehingga
menghasilkan saldo normal (kredit). Bagaimana kalau terdapat penarikan giro di atas
saldo yang ada? Kalau ini yang terjadi maka bank bisa menolak pencairan (cek) atau
pemindahbukuan (bilyet Giro) dengan alasan saldonya tidak cukup. Namun demikian
tidak menutup kemungkinan pihak giran bernegosiasi untuk mendapatkan overdraft.
Bila overdraft disetujui maka sama saja bank mengijinkan giro bersaldo negatif
(debet). Overdraft dicatat sebagai kredit yang diberikan. Contoh:

Tanggal 3 Mei 2017 terjadi penarikan giro oleh Susilo sebesar Rp3.358.500. Bila
bank menyetujui, maka penarikan dapat dilakukan dan berarti terjadi saldo negatif
sebesal Rp1.950.000. Untuk menutup saldo tersebut, bank memberikan kredit
overdraj. sebesar Rp2.050.000 yang dikurangi biaya provisi Rp60.000 dan biaya
administrasi Rp40.000.

3/5/2017 Dr.kredit yang 2.050.000 2.050.000


diberikan

Cr.pendapatan 40.00060.000
profisi kredit

Cr.pendapatan 1.950.000
operasional
lainnya

Dr.giro susilo 3.358.500

Cr.kas 3.358.500

Dengan demikian mutasi giro Sdr. Susilo menjadi sebagai berikut:

Daftar Mutasi Giro A/n Susilo

tgl keterangan debet kredit Saldo

1/4 Setor tunai 1.000.000 1.000.000

5/4 Setor tunai 500.000 1.500.000

10/4 Setor kliring 1.500.000 3.000.000

15/4 pengambilan 500.000 2.500.000

17/4 Tranfer keluar 1.000.000 1.500.000

20/4 Setor tunai 750.000 2.250.000

25/4 Tranfer masuk 1.200.000 3.450.000

27/4 Tranfer keluar 2.000.000 1.450.000

30/4 Bunga giro 10.000 1.460.000

pph 1.500 1.458.500


Beban 50.000 1.408.500
administrasi

3/5 Qverdraft 1.950 .000 3.358.500

Penarikan tunai 3.358.500 0

Tabungan

Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa
ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu.
Syarat-syarat tertentu misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam
kelipatan nominal tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal
tertentu.

Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska, dan
tabungan ONH. Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia
memberikan kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk
tabungan. Oleh karena itu produk tabungan saat ini sangat banyak misalnya Simaskot
dari BRI, Tahapan dari BCA, Taplus dari BNI, Tabungan Mandiri dari Bank Mandiri,
dan sebagainya. Produk tabungan tersebut pada prinsipnya mengikuti ketentuan Bl
yang dalam SK Dir. BI No. 22763 Kep. Dir. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat-syarat
penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut: 1. Bank hanya dapat
menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.

A. Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selaniu
disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah bunga
diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang diperhitungkan dikreditkan va
rekening tabungan. Untuk setor tabungan, seorang penabung bisa menggunakan uang
tunai, warkat, transfer masuk, dan sebagainya yang disetujui bank. Setoran
menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan kalau
warkat itu sudah efektif. Artinya bisa diuangkan saat itu. Contoh: Tanggal 1 Mei 2017
Mas Rangga membuka tabungan prima pada Bank Duta Prima Semarang dengan
setoran berupa uang tunai Rp1.000.000, wesel yang telah jatuh tempo dan telah
diendos oleh Bank Maxi Cabang Cilacap sebesar Rp5.000.000, cek BNI Semarang
Rp10.000.000. Inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada
tanggal 1 Mei 2017. Biaya inkaso Rp50.000, biaya meterai untuk surat kuasa
Rp10.000. Maka jurnal pada tanggal 1 Mei 2017 adalah:
penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung

hubo tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila ini yans teriadi
maka akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK). Contoh: Mas Rangga setor
tunai untuk tabungan pada tanggal 5 Mei 2017 sebesar Rp10.000.000 dari cabang
Cirebon. Pencatatannya adalah:

B. Penarikan tabungan

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter


cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu
ATM. Penarikan di cabang lain umumnya dibatasi maksimum plafond penarikannya,
sedangkan di cabang tempat membuka tabungan bahwa penarikan diijinkan sampai
tabungan bersaldo minimal. Kartu ATM merupakan kartu tunai (cash card) yang
hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai di setiap tempat yang tersedia Automatic
leller Machine (ATM). Penarikan di cabang lain akan dicatat pada Rekening Antar
kantor (RAK).

Contoh:

10/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Semarang Rp10.000.000.


25/5-2017 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Surabaya sebesar
Rp15.000.000.

Pencatatan transaksi ini dapat ditunjukkan baik di cabang Semarang maupun di


cabang Surabaya sebagai berikut:
Daftar mutasi Tabungan Prima a/n Mas Rangga

Tanggal

C. Bunga Tabungan dan Perhitungannya

Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke
rekening tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo
tabungan. Perhitungan bunga bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan
mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga tetap atau berubah, atau kombinasi dari
kedua nat tersebut.

Tanggal Tingkat suku bunga tabungan

01 mei 2017 12%

15 mei 2017 14%

20 mei 2017 15%

25 mei 2017 11%

Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh Mas Rangga pada bulan Mei
2017, maka perhitungan bunga adalah:

Waktu dana Hari bunga Saldo Suku bunga Jumlah bunga


mengendap

1/5 sampai 5/5- 4 15.940.000 12% 21.253,33


2017

5/5 sampai 5 25.940.000 12% 43.233,33


10/5-2017

10/5 sampai 5 15.940.000 12% 26.566,67


15/5-2017

15/5 sampai 5 15.940,000 14% 30.944,44


20/5-2017

20/5 sampai 5 15.940.000 15% 33.208,33


25/5-2017

25/5 sampai 6 940.000 11% 1.723,43


31/5-2017

Jumlah 156.979,53

Pencatatan bungan dan pph dapat ditununkkan di bawah ini:

Pencatatan bunga Dr. Biaya Bunga 156.979,43

Cr. Tabungan 156.979,43


Prima

Pencatatan pajak Dr. Tabungan 23.546,92


15% prima

Cr. Hutang pph 23.546,92

Bilan pph Disetor Dr. Hutang pph 23.546,92


ke kas

Cr. Giro Kantor 23.546,92


kas negara

Perhitungan bungan berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga
tetap. Dengan menggunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 12%
maka dapat di tentukan bunga sebagai berikut:

Tanggal hari bunga Saldo Suku bunga Jumlah barang

1/5 sampai 5/5- 4 15.940.000 12% 21.253,33


2017

5/5 sampai 5 25.940.000 12% 43.233,33


10/5-2017

10/5 sampai 15 15.940.000 12% 79.700,00


25/5/2017

25/5sampai 6 940.000 12% 1.880


31/5-2017

Jumlah 146.066,66

Deposito

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank
yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada saat tertentu
menurut jatuh temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana
likuiditas yang relatif besar, semakin lama jangka waktu deposito semakin tinggi
tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi normal) tingkat
suku bunga deposito akan semakin kecil untuk deposito yang semakin berjangka
waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun


kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila
sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan
deposito yang jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan, dapat dicatat
sebagai kewajiban jangka panjang. Dengan demikian deposito berjangka panjang
misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh
waktunya kurang dari 12 bulan

A. Deposito berjangka

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek,
bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel, atau warkat lain yang disepakati bank.
Prinsipnya pada saat disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat diuangkan.
Bank akan mencatat dalam rekening deposito bila waktu itu telah diuangkan.
Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh:
31 Mei 2017 Reni membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang
dengan nominal Rp50.000.000, bunga 18% pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk itu Reni
menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp20.000.000, Cek Bank Mitra Niaga
Semarang yang ditarik
tanggal Rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)

Dr.giro reni 20.000.000

Dr.giro sinta 10.000.000

Dr.rak.cabang 10.000.000
bandung

Dr.kas 10.000.00

Cr.deposito 50.000.000
berjangka

B. Bungan deposito berjangka\

Dalam perkembangan terakhir, beberapa bank memperhitungkan bunga harian untuk


deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga
sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan
bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan memberikan
bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman
ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan
pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka
tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31
Maret, 30 April, dan seterusnya. Tetapi kalau deposito dibuka tidak pada tanggal
akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan deposito.
Conton deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga
pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April. Contoh:

Dengan merujuk pada contoh di atas, dengan asumsi deposan mengambil bunga
deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayarkan setiap tanggal 10 kepada
kantor kas negara, maka pencatatan dan penghitungan bunganya adalah sebagai
berikut:

keterangan tgl rekening Debit(Rp) Kredit(Rp)

Bunga ke-1 30 juni Dr.biaya bung 750.000

Cr.bunga db 750.000
harus banyar

Penarikan 5 juni Dr.bunga db 750.000


bunga harus di bayar

Cr.hutang pph 112.500

Cr.kas/giro 637.500
Pelimpahan 10 juni Dr.hutang pph 112.500
pajak

Cr.giro kantor 122.500


kas negara

Bunga ke-2 31 juli Dr. Biaya bung 750.000

Cr.bunga db 750.000
harus dibayar

Penarikan unga 5 juli Dr.bunga dp 750.000


harus

Cr.hutang pph 112.500

Cr.kas/giro 637.500

Pelimpahan 10 juli Dr.hutang pph 112.500


pajak

Cr.giro kantor 112.500


kas negara

Bunga k-3 dan 31 agustus Dr. Biaya 750.000


jatuh tempo bunga
perpanjang
deposito

Cr.bug db 750.000
harus banyar

Dr deposito 50.000.000
berjangka –reni

Cr. Eposito 50.000.000


bet/htempo

Penaringan 5 agustus Dr.bunga db 750.000


bunga dan harus dibanyar
deposito
Dr.db 50.000.000
berjangka tlh
jth tempo

Cr.hutang pph 122.500

Cr.kas 50.637.500

Pelimpahan 10 agustus Dr.hutang pph 112.500


pajak

Cr.giro kantor 112.500


kas negara

Anda mungkin juga menyukai