Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

AKUNTANSI KLIRING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan
Dosen Pengampu: Lina Nur Ardila, S.E., M.Ak.

Oleh:
1. Alya Fitria Nida (V1722006)
2. Anggarani Anata Savitri (V1722008)
3. Cindy Amelia Putri R. (V1722015)
4. Dewi Evita Putri P. (V1722017)
5. Diah Wening Rizky Sari P. (V1722019)

KELAS B
AKUNTANSI PERBANKAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022
DAFTAR ISI
AKUNTANSI KLIRING
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.
Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas
nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Pengertian kliring lokal dan wilayah kliring menurut Peraturan Bank Indonesia
• Kliring lokal adalah kliring antar Bank di suatu wilayah Kliring.
• Wilayah kliring adalah suatu wilayah tertentu yang memungkinkan pelaksanaan
Kliring dalam jadwal Kliring Lokal yang ditetapkan.
(Pasal 1 PBI No. 1/3/PBI/1999)

A. Sistem Kliring
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat dilakukan
secara manual oleh setiap peserta.

b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.

c. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi.

d. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yar


selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasaris pada
Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan kepad
peserta penerima.

B. Peserta Kliring
1. Peserta Langsung
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan Identitasnya sendiri. Peserta langsung dapat terdiri
kantor pusat, kantor cabang, dan kantor cabang pembantu yang tidak berada dalam
wilayah kliring yang dengan kantor induknya.
2. Peserta Tidak Langsung
Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama. Peserta tidak langsung bisa terdiri dari kantor pusat,
kantor cabang, dan kantor cabang pembantu.

C. Warkat dan Dokumen Kliring


1. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau
untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat
diperhitungkan dalam kliring otomasi adalah: Cek, Bilyet Giro, Wesel Bank Untuk
Transfer (WBUT), Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT), Nota Debet, dan Nota
Kredit.
2. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
prose perhitungan kliring di tempat penyelenggara. Dokumen kliring yang
digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual berupa
daftar warkat kliring penyerahan (pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti
penyerahan (pengembalian) warkat baik pada kliring penyerahan maupun kliring
pengembalian. Daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian ini disediakan oleh
masing-masing peserta.
3. Formulir Kliring
1) Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan formulir ini disediakan
oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun
rekapitula neraca kliring penyerahan (pengembalian) dari seluruh peserta.
2) Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh
peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring
penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian.
3) Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan oleh
peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring
penyerahan dan neraca kliring pengembalian.

D. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual

Mekanisme penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 tahap yaitu:

1. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan yang
dilakukan ditempat penyelenggara. Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-
masing peserta:
1. Warkat Debet Keluar (WDK):
Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening
nasabah tersebut.
2. Warkat Kredit Keluar (WKK):
Warkat kredit keluar adalah warkat pembebanan ke rekening nasabah yang
menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah lain.

2. Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima dari peserta lain:
1. Warkat Debet Masuk (WDM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang
menerima warkat.
2. Warkat Kredit Masuk (WKM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang
menerima warkat.

E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring


Jadwal penyelenggaraan kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring
ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi.
Jadwal kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta
diperkenankan untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan
kliring penyerahan/pengembalian. Sebagai contoh:
a. Jadwal kliring penyerahan ditetapkan pukul 10.30 s/d 11.00.
b. Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. Hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta.

F. Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah

G. Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi


Dalam kliring elektronik dan otomasi, harus didukung oleh Sistem Pusat komputer
Kliring Elektronik (SPKE), Terminal Peserta Kliring (TPK), dan Jaringan Komunikasi Data
(JDE).
Dalam kliring elektronik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan sebagai
alat bantu dalam proses perhitungan kliring adalah :
1) Bukti Penyerahan Warkat Debet-Kliring Penyerahan (BPWD)
2) Bukti Penyerahan Warkat Kredit-Kliring Penyerahan (BPWK)
3) Lembar Substitusi
4) Kartu Batch
5) Bukti Penyerahan Rekaman Warkat-Kliring Pengembalian (BPRWKP)

Jenis Biaya Kliring


Biaya kliring menjadi beban peserta kliring yang melakukan kliring pada saat itu. Secara
umum biaya kliring terdiri dari dari biaya administrasi, biaya proses warkat kliring.
Biaya-biaya ini akan dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro Bl yang dimiliki
oleh peserta kliring.
Mengingat dalam penyelenggaraan kliring lokal baik secara elektronik, otomasi,
maupun semi otomasi peserta dikenakan biaya oleh penyelenggara, maka untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kliring, peserta dapat mengenakan biaya yang
wajar kepada nasabahnya. Peserta wajib mengumumkan besarnya biaya kliring yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia serta besarnya biaya kliring yang dibebankan oleh
peserta kepada nasabahnya.

Anda mungkin juga menyukai