Anda di halaman 1dari 13

BAB KLIRING

Disusun oleh:
1. Fiky Nur Fauziati
2. Nanda Zulfa Amelia
Kelas : KB2
KLIRING
Kegiatan untuk menyelesaikan utang piutang antara peserta kliring secara terpusat disuatu tempat
dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat surat dagang-dagang yang telah
diterapkan untuk dapat diperhitungkan.

A. Jenis – Jenis Kliring


1. Kliring Umum : biasanya digunakan dalam perhitungan warkat perbankan, baik secara
pengaturan sistem maupun proses pelaksanaannya diawasi langsung oleh Bank Indonesia
sebagai pihak yang berwenang.
2. Kliring Lokal : alat perhitungan warkat yang juga dilakukan antar bank, namun ketentuannya
diatur oleh daerah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
3. Kliring Antar Cabang : digunakan sebagai perhitungan warkat pada bank yang umumnya berada
disuatu daerah tertentu, yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor
cabang.
B. Sistem Kliring
1. Berdasarkan penyelenggaraannya
 Sistem manual : sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan,
pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
 Sistem semi otomatis : sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan
dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomatis, sedangkan pemilihan warkat
dilakukan secara manual oleh peserta.
 Sistem otomatis : sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan,
pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilihan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomatis.
 Sistem kliring elektronik : sistem penyelenggaraan kliring lokal yang perhitungan dan pembuatan
bilyet saldo kliringnya dilakukan berdasarkan data keuangan elektronik, sedangkan untuk
penyampaian warkat dilakukan oleh peserta oleh penyelenggara untuk diteruskan ke peserta yang
menerima warkat.
2. SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia)

 Kliring debet : digunakan untuk keperluan kegiatan transfer debet yang berasal dari warkat debet
yang diterbitkan oleh peserta yang terdaftar diwilayah kliring tersebut dan berupa cek serta bilyet
giro antar wilayah.

 Kliring kredit

Kliring kredit digunakan untuk transfer kredit dengan beberapa ketentuan khusus yaitu:

1)Transfer hanya bisa dikliringkan apabila berasal dari peserta di suatu wilayah kliring dan
ditujukan untuk peserta lainnya di seluruh wilayah indonesia.

2)Transfer kredit dilakukan dengan bentuk data keuangan elektronik (dke) kredit dalam mata
uang rupiah.

3)Perhitungan kliringnya dilakukan langsung oleh penyelenggara kliring nasional (pkn) secara
nasional.
C. Warkat Kliring

Warkat kliring adalah alat pembayaran non-tunai yang dihitung berdasarkan beban nasabah atau
bank melalui kliring.

Warkat yang dibakukan dalam kliring:

• Cek

• Bilyet giro

• Wesel bank untuk transfer

• Surat bukti penerimaan transfer

• Nota debet

• Nota kredit
D. Jenis Warkat Kliring

 Warkat debet keluar : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan
rekening.

 Warkat debet masuk : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui bs atas warkat/cek
bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutan.

 Warkat kredit keluar : warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah bank lain pada
bank lain.

 Warkat kredit masuk : warkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan
E. Peserta Kliring

a. Peserta Langsung

Adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara langsung dengan
menggunakan identitasnya sendiri.

Syarat:

1. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung

2. Kantor bank mempunyai kantor lain yang memiliki rekening giro di salah satu kantor bank
indonesia.

3. Lokasi kantor bank memungkinkan bank tersebut untuk mengikuti kliring secara tertib sesuai
jadwal kliring lokal yang yelah ditetapkan.
B. Peserta Tidak Langsung

 Adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring melalui dan menggunakan identitas
peserta langsung yang menjadi induknya yang merupakan bank sama.

Syarat:

1. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung

2. Kantor bank yang menginduk kepada kantor lain yang merupakan bank yang sama yang telah
menjadi peserta langsung di wilayah kliring yang sama
F. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual

1. Kliring Penyerahan
a. Kegiatan di kantor peserta
Mengecek warkat, memilah warkat dan mengisi daftar warkat kliring penyerahan.
b. Kegiatan ditempat penyelenggara
Wakil peserta mengisi daftar hadir pendistribusian warkat  penerimaan warkat 
mencocokkan rincian yang tercantum dalam daftar warkat kliring penyerahan  menyususn
neraca kliring penyerahan  menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta
pada neraca kliring penyerahan.
c. Kegiatan petugas penyelenggara
Menyusun neraca kliring penyerahan gabungan  melakukan kegiataan penerimaan warkat
 mencocokkan rincian yang tercantum dalam daftar warkat kliring penyerahan  menyususn
neraca kliring penyerahan  menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta
pada neraca kliring penyerahan.
2. Kliring Pengembalian
a. Kegiatan di kantor peserta
melakukan verifikasi terhadap warkat yang diterima peserta pada pertemuan kliring penyerahan
membuat surat keterangan penolakan (SKP) warkat debet yang ditolak  memilih warkat debet
tolakan beserta SKP berdasarkan bank penerima  mengisi daftar warkat kliring pengembalian.
b. Kegiatan ditempat penyelenggaraan
wakil peserta mengisi daftar hadir  melakukan kegiatan pendistribusian warkat debet tolakan 
mencocokan warkat debet tolakan  menyusun neraca kliring pengembalian sebanyak 2 rangkap
 menandatangani dan mencantumkan nama jelas pada neraca kliring pengembalian 
menyususn bilyet saldo kliring sebanyak 2 rangkap dan menandatanganinya.

3. Penyelesaian Akhir

Dengan cara melimpahkan hasil kliring masing – masing peserta ke bank indonesia.
G. Kliring Elektronik Dan Otomasi
Transaksi kliring ini pada prinsipnya sama dengan kliring manual begitu juga warkat yang digunakan
yang membedakan terletak pada penggunaan teknologi yang lebih canggih.
Pada kliring ini didukung oleh:
1. Sistem pusat komputer kliring elektronik (SPKE)
2. Terminal peserta kliring (TPK)
3. Jaringan komunikasi dta (JKD)

 Dokumen kliring yang digunakan sebagai alat bantu pada kliring ini:
1. Bukti penyerahan warkat debet kliring penyerahan (BPWD)
2. Bukti penyerahan warkat kredit kliring penyerahan (BPWK)
3. Lembar substitusi
4. Kartu batch
5. Buku penyerahan rekaman warkat kliring pengembalian (BPRWKP)
H. Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah
Merupakan penyelenggaraan kliring atas cek dan bilyet giro yang diterbitkan oleh kantor bank yang
bukan peserta di wilayah kliring dimana cek dan bilyet giro tersebut dikliringkan.

Prinsip umum kliring luar wilayah:

1. Cek dab bilyet giro diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan sepanjang.

a. Cek dan bilyet giro diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai peserta kliring warkat
luar wilayah.

b. Di wilayah kliring dimana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang dari bank penerbit
yang menjadi peserta kliring.
2. Kepesertaan kepesertaan tidak bersifat wajib tergantung kebutuhan dan kesiapan
bank.Pendaftaran peserta kliring ini cukup dilakukan oleh kantor pusat ybs.Bank wajib menetapkan
satu kantor koordinasi di setiap wilayah kliring dimana bank tsb menjadi peserta.

3. Bank indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi cek dan bilyet
giro luar kotanya.

4. Proses dan perhitungan antar cek dan bilyet giro luar kota tidak dipisahkan dari proses warkat lokal
lainnya.

5. Perhitungan antar kantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masing – masing bank.

Anda mungkin juga menyukai