Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Kliring

Pengertian kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota melalui
lembaga kliring. Pengertian lainnya kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar
bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga
kliring. 1[2]
Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta
kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu. Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
(UU BI), menyebutkan bahwa tugas Bank Indonesia yaitu mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran.
Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat aman dan andal yang
mendukung stabilitas sistem keuangan maka sesuai Pasal 16 UU BI, Bank Indonesia
menyelenggarakan sistem kliring antar Bank yang dikenal dengan nama Kliring Nasional
Bank Indonesia atau dikenal dengan SKNBI. Penyelenggaraan kliring oleh Bank Indonesia
diatur dalam peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang
sistem kliring Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan Bank Indonesia
Nomor 12/5/PBI/2010 tanggal 12 Maret 2010 (PBI SKNBI)
SKNBI diselenggarakan oleh:
a.       Penyelenggara Kliring Nasional (PKN)
PKN bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional yang saat ini
dilaksanakan oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran c.q Bagian penyelenggaraan
setelmen yang bertempat di Gedung D Bank Indonesia, Jl. MH Thamrin No.2 Jakarta Pusat.
b.      Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
PKL bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI disuatu wilayah Kliring
local. Berdasarkan pihak yang menjadi penyelenggara, PKL dibedakan menjadi 2, yaitu PKL
BI dan PKL selain BL PKL BI adalah PKL yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yaitu
Kantor Bank Indonesia dan Bagian Kliring Jakarta yang berada dikantor Pusat Bank
Indonesia. 2[3]
Persyaratan minimal agar wilayah dapat diselenggrakan SKNBI adalah:
a.       Jumlah Kantor Bank

2
Jumlah kantor bank yang mendukung dan akan menjadi peserta penyelenggaraan
SKNBI paling kurang 4 (empat) bank yang berbeda.
b.      Jumlah transaksi
Jumlah warkat debet antar bank setempat yang potensial untuk untuk dikliringkan
melalui kliring debet rata-rata paling kurang 30 (tiga puluh) warkat perhari dalam periode 6
bulan terakhir.
Setiap ketentuan yang berlaku saat ini, pihak yang dapat menjadi peserta SKNBI
adalah Bank. Setiap Bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI disuatu
wilayah kliring.
Berdasarkan layanan, SKNBI dibagi menjadi:
a.       Kliring Kredit
1.      Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh penyelenggaraan kliring
Nasional (PKN) sistem kliring Nasional Bank Indonesia
2.      Transaksi yang dapat dikliringkan adalah transfer kredit yang berasal dari peserta disuatu
wilayah kliring untuk ditunjukkan ke peserta lainnya diseluruh Indonesia.
3.      Transfer kredit yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik (DKE).3[4]
b.      Kliring Debet
1.      Penyelenggaraan debet dilakukan per wilayah kliring oleh penyelenggara kliring local
(PKL).
2.      Transfer yang dapat dikliringkan adalah transfer debet yang berasal dari warkat debet berupa
cek dan bilyet giro.
3.      Transfer debet yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik disertai dengan
penyampaian warkat debet.
4.      Kegiatan dan penyelenggaraan kliring debet terdiri atas :
a.       Kliring penyerahan : memperhitungkan transfer debet yang disampaikan oleh peserta
pengirim kepada peserta penerima melalui PKL.
b.      Kliring pengembalian : memperhitungkan transfer debet yang ditolak oleh peserta penerima
kepada peserta pengirim berdasarkan alasan penolakan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4
[5]

Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain:

4
1.      Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
2.      Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, lebih aman,
dan efisien.
3.      Salah satu pelayanan bank kepada nasabahnya.
Warkat-warkat yang dapat dikliringkan atau diselesaikan dilembaga kliring adalah
warkat-warkat yang berasal dari dalam kota seperti:
1.      Cek
2.      Bilyet giro
3.      Surat Bukti Penerimaan Transfer dari luar kota
4.      Lalu Lintas Giral (LLG)
Warkat-warkat yang dikliringkan tidak selamanya tertagih, bahkan setiap kali
transaksi kliring terdapat beberapa warkat yang ditolak pembayarannya.5[6]
Alasan penolakan kliring terutama untuk cek dan bilyet giro pada saat penerimaan
warkat-warkat kliring disebabkan:
1.      Asal cek atau BG bukan dari bank yang bersangkutan.
2.      Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo.
3.      Materai tidak ada atau tidak cukup.
4.      Jumlah yang tertulis diangka dan huruf berbeda.
5.      Tanda tangan tidak sama/lengkap.
6.      Coretan atau perubahan tidak ditandatangani.
7.      Cek atau BG sudah kadaluwarsa.
8.      Resi cek atau BG belum kembali.
9.      Endorsement cek tidak benar.
10.  Rekening sudah ditutup.
11.  Dibatalkan penarik.
12.  Rekening diblokir oleh berwajib.
13.  Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna.
14.  Dan alasan lainnya.6[7]
Hasil kliring dilakukan setiap hari, untuk mengetahui apakah bank tersebut menang
kliring atau sebaliknya kalah kliring. Bagi bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan
warkat kliringnya melebihi pebayaran warkat kliringnya, sehingga terdapat saldo

6
kemenangan. Sebaliknya bagi bank yang kalah kliring justru pembayaran warkat kliring lebih
besar dari penerimaan warkat kliringnya. Bagi bank yang kalah kliring akan menutup
sejumlah kekalahan kliring pada hari yang bersangkutan dan apabila tidak dapat ditutupi,
maka bank yang kalah kliring tersebut dapat memperoleh peminjam call money yang
waktunya relative singkat.
Pinjaman call money dibayar pada saat bank yang memberikan call money
menagihnya. Apabila pada saat jangka waktu yang telah ditentukan bank yang bersangkutan
belum dapat membayar, maka pinjaman call money tersebut menjadi pinjaman biasa dan hal
ini akan menyebabkan hilangnya kepercayaan bank yang memberikan fasilitas pinjaman call
money tersebut, termasuk bank-bank lainnya.7[8]

3.      Pengertian Inkaso


Yang dimaksud dengan transaksi Inkaso adalah penagihan cek/BG oleh suatu bank
yang berada di wilayah kliring atau kota tertentu kepada penerbit yang berada di wilayah
kliring atau kota yang berbeda. Pengertian inkaso adalah warkat-warkat bank yang berasal
dari luar kota atau luar negeri. Contoh jasa inkaso adalah apabila kita memperoleh selembar
cek yang diterbitkan oleh Bank BNI di kota Surabaya, maka cek tersebut dapat dicairkan di
bank yang berada di Jakarta melalui jasa inkaso. Dalam hal ini bank yang dijakartalah yang
menagihkanya ke Bank BNI Surabaya proses penagihan ini kita sebut inkaso dalam negeri.
Sedangkan jika cek atau bilyet giro yang kita peroleh dan diterbitkan oleh bank diluar negeri,
kemudian kita uangkan di Indonesia, maka proses penagihannya melalui inkaso luar negeri.
Warkat-warkat yang dapat diinkasokan atau ditagihkan adalah warkat-warkat yang
berasal dari luar kota atau luar negeri seperti:
1.      Cek.
2.      Bilyet giro.
3.      Wesel.
4.      Deviden.
5.      Kupon
6.      Dan surat berharga lainnya.

7
Lama penagihan warkat dan besarnya biaya tagih yang dibebankan kepada nasabah
tergantung bank yang bersangkutan. Biasanya lama nagihan berkisar antara 1-4 minggu.8[9]
Proses penyelesaian inkaso yang dilakukan bank dibagi kedalam dua bagian yaitu:
1.      Inkaso berdokumen, dimana surat-surat yang diinkasokan disertai oleh dokumen yang
mewakili surat/barang tersebut.
2.      Inkaso tidak berdokumen, surat yang diinkasokan tidak diwakili dokumen yang mewakili
surat/barang tersebut.
Penyelesaian Inkaso keluar negeri yang merupakan penagihan warkat keluar negeri dan
merupakan proses inkaso keluar, sedangkan penerimaan warkat dari luar negeri merupakan
inkaso masuk dari luar negeri. Jika tidak mempunyai cabang diluar negeri maka inkaso keluar
dapat dilakukan melalui bank koresponden. Persyaratan untuk inkaso ke luar negeri bank
yang bersangkutan haruslah berstatus bank devisa.9[10]
         Inkaso keluar
Inkaso keluar merupakan kegiatan bank pemrakarsa melaksanakan penagihan sesuai
dengan amanat yang diterimanya, baik untuk keuntungan nasabah bank maupun pihak
sendiri. Kegiatan inkaso keluar meliputi :
a.       Penerimaan amanat dan warkat inkaso dari pemberi amanat.
b.      Meneruskan amanat kepada kantor cabang bank sendiri di kota tempat pihak tertagih.
c.       Penerimaan hasil inkaso dari kantor cabang pelaksanaan inkaso.
d.      Penyerahan pembayaran hasil inkaso kepada pihak pemberi amanat.
         Inkaso masuk
Inkaso masuk merupakan kegiatan bank pemrakarsa melaksanakan penagihan sesuai
dengan amanat yang diterimanya, baik untuk keuntungan nasabah bank maupun pihak
sendiri. Kegiatan inkaso keluar meliputi :
a.       Penerimaan tagiham masuk dari cabang sendiri di kota lain. Dalam hal ini, bank penerima
tagihan masuk merupakan bank pelaksana inkaso.
b.      Pelaksanaan ( realisasi ) penagiha. Jika pihak tertagih ( tertarik ) sebagai nasabah sendiri,
bank pelaksanan membebani rekening nasabah yang bersangkutan sejumlah nominal inkaso.
Dalam hal pihal tertarik adalah nasabah bank lain, bank pelaksana melakukan penagihan
kepada bank tempat rekening tertarik melalui kliring.

9
4.      PENUTUP
Transfer merupakan jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank baik
pengiriman uang dalam kota, luar kota atau keluar negeri. Lama pengiriman dan besarnya
biaya kirim sangat tergantung dari sarana yang digunakan. Pemilihan sarana yang akan
digunakan dalam jasa transfer ini tergantung, kemauan nasabah apakah lewat Telex, Telepon,
atau On line komputer, sarana yang dipilih akan memengaruhi kecepatan pengiriman dan
besar kecilnya biaya pengiriman.
kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota melalui lembaga
kliring. Pengertian lainnya kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank
dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring
Inkaso adalah kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa
penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah
ditunjuk oleh si pemberi amanat. Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank
menerapkan sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif
tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan bank meminta
imbalan atau pembayarn atas penagihan tersebut disebut dengan biaya inkaso.

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Mardhiah, Ainul, dkk, Modul Praktikum Perbankan Syariah, Langsa: IAIN Zawiyah
Cot Kala Fakultas Syariah, 2016.
10
1] Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.117
11
[2] Ainul Mardhiah, Rasfadli, Modul Praktikum Perbankan Syariah, (Langsa: IAIN
Zawiyah Cot Kala Fakultas Syariah, 2016), h.44
12
[3] Ibid,.
13
[4] Ibid,.h.46
14
[5] Ibid.,.h.47
15
[6]Kasmir, Manajemen Perbankan,..h.118

10

11

12

13

14

15
16
[7] Ibid,.h.119
17
[8] Ibid,.
18
[9] Ibid,.h.120
19
[10] Ibid,.

16

17

18

19

Anda mungkin juga menyukai