Anda di halaman 1dari 41

KLIRING (CLEARANCE)

&
INKASO (COLLECTION)
Perbankan
KLIRING /
CLEARANCE
Pengertian KLIRING
 Kliring adalah pertukaran data keuangan elektronik
dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama
peserta maupun atas nama nasabah yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
 Dalam transaksi perdagangan antara seseorang
/perusahaan dengan orang /perusahaan lainnya,
pembayaran tidak saja dilakukan dengan
menggunakan uang tunai tetapi dapat juga dengan
menggunakan warkat-warkat/surat-surat berharga
yang diterbitkan oleh bank
Lalu lintas pembayaran giral
 adalah kegiatan bayar membayar dengan
warkat bank yang diperhitungkan atas
beban dan untuk keuntungan rekening
bank yang bersangkutan pada Bank
Indonesia atau pada bank yang ditunjuk
oleh Bank Indonesia sebagai
penyelenggara kliring
Wilayah kliring
 adalah suatu lingkungan tertentu yang
memungkinkan kantor-kantor bank
memperhitungkan warkat-warkatnya
dalam jadwal kliring yang ditetapkan
Lembaga kliring
 adalah tempat yang disediakan oleh
penyelenggara kliring, sebagai pertemuan
kliring antara bank penyelenggara kliring
dan wakil-wakil bank peserta kliring
Tujuan kliring
 adalah untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran
giral.
Warkat kliring
 adalah alat lalu lintas pembayaran giral
yang dapat diperhitungkan dalam kliring
namun terbatas pada warkat yang
dinyatakan dalam rupiah (mata uang lokal
negara yang bersangkutan), bernilai
nominal penuh (100% face value), dan
telah jatuh tempo saat dikliringkan
Macam-macam warkat kliring
 cek, bilyet giro
 surat bukti penerimaan penerimaan
transfer dari luar kota
 wesel bank untuk transfer
 nota debit (lalu lintas giro – LLG)
 nota kredit (perhitungan giro – PG)
MEKANISME SETTLEMENT SAAT INI
 Saat ini terdapat 2 macam mekanisme penyelesaian
transaksi antar bank, yaitu melalui kliring atau sistem
BI-RTGS. Berbeda dengan sistem BI-RTGS yang
menggunakan metode gross settlement dimana setiap
transaksi diperhitungkan secara individual, maka kliring
menggunakan metoda net settlement dalam rangka
penyelesaian akhir.
 Net settlement adalah proses penyelesaian akhir
transaksi-transaksi pembayaran yang dilakukan pada
akhir suatu periode dengan melakukan offsetting antara
kewajiban-kewajiban pembayaran dengan hak-hak
penerimaan sehingga hanya ada 1 net hak atau
kewajiban yang akan disettle untuk masing-masing
rekening bank.
RTGS
 Sistem Bank Indonesia–Real Time Gross Settlement,
yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah
sistem transfer dana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
 Sistem BI-RTGS adalah proses penyelesaian akhir
transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per
transaksi (individually processed / gross settlement) dan
bersifat real time (electronically processed), dimana
rekening peserta dapat didebit/dikredit berkali-kali
dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan
penerimaan pembayaran
RTGS Structure
 Sebagaimana digunakan oleh sebagian
besar sistem RTGS di dunia, BI-RTGS
juga menggunakan V-shaped structure
dalam pengiriman message dari peserta
pengirim kepada peserta penerima
melalui Bank Indonesia sebagai
penyelenggara BI-RTGS
 Dalam struktur ini, seluruh informasi
yang terkandung dalam suatu transaksi
akan dikirimkan oleh peserta pengirim
kepada RTGS Central Computer (RCC)
dan akan diteruskan kepada peserta
penerima apabila transfer sudah di-settle
oleh Bank Indonesia
Skema Kliring
Lembaga Kliring
Bank Indonesia

Warkat Warkat
Warkat Kliring ke Bank NSC dari Bank BENI dari Warkat Kliring ke
Bank Lain Bank Lain Bank Lain Bank Lain

Bank NSC Bank BENI


Surabaya Surabaya
 Bank NSC Surabaya, Bank BENI Surabaya dan
bank-bank lain saling bertemu di lembaga kliring
untuk menukarkan warkat bank lain yang mereka
terima dan untuk menerima tagihan dari bank lain
atas warkat-warkat banknya yang dimiliki oleh
bank lain. Proses tukar menukar warkat dilakukan
dengan penyerahan warkat kliring bank lain
kepada lembaga kliring. Selanjutnya lembaga
kliring akan menyerahkan warkat-warkat yang
ditagihkan kepada bank-bank penerbit warkat
tersebut
Jenis-jenis Kliring
 Berdasarkan tempat penyelenggaraannya:
1. Kliring Lokal, yaitu kliring yang
diselenggarakan di suatu wilayah kliring
yang sama.
2. Kliring Antar Wilayah, yaitu kliring yang
diselenggarakan di suatu wilayah kliring
yang berbeda
Jenis-jenis Kliring
 Berdasarkan cara penyelenggaraannya:
1. Kliring manual
2. Kliring Semi Otomasi
3. Kliring Otomasi
4. Sistem Kliring Nasional

TUGAS: FLOWCHART KLIRING


Penyelenggara Kliring
 Bagi wilayah yang terdapat Bank Indonesia, maka
lembaga kliring diselenggarakan oleh Bank
Indonesia. Sedangkan bagi wilayah yang tidak
terdapat Bank Indonesia, maka lembaga kliring
diselenggarakan oleh bank yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia yang memenuhi syarat-syarat:
1. Kemampuan administrasi
2. Tenaga pimpinan dan pelaksana
3. Ruangan kantor
4. Peralatan komunikasi
Peserta Kliring
 Bank Umum
 Bank Pembangunan
 Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

 Dari peserta-peserta kliring di atas masih dibedakan pula


menjadi:
1. Peserta Langsung
 Peserta kliring yang memperhitungkan warkat kliring secara
langsung dalam pertemuan kliring
2. Peserta Tidak Langsung
 Peserta kliring yang memperhitungkan warkat kliring dalam
pertemuan kliring melalui kantor pusat atau salah satu kantor
cabangnya yang menjadi peserta kliring langsung
Menang Kliring
 Dalam hal terjadi sebuah bank lebih banyak
menagih daripada ditagih setelah dikurangi
tolakan-tolakan, maka bank tersebut dikatakan
menang kliring pada hari yang bersangkutan.
 Apabila bank tersebut menang kliring, oleh
Bank Indonesia rekening bank tersebut pada
Bank Indonesia akan dikredit sejumlah
kemenangan kliringnya sehingga saldo rekening
bank tersebut akan bertambah
Kalah Kliring
 Namun sebaliknya apabila suatu bank lebih
banyak ditagih daripada menagih setelah
dikurangi dengan tolakan-tolakan, maka bank
tersebut dikatakan kalah kliring pada hari yang
bersangkutan. Apabila bank tersebut kalah
kliring, oleh Bank Indonesia rekening bank
tersebut pada Bank Indonesia akan didebit
sejumlah kekalahan klirIngnya sehingga saldo
rekening bank tersebut akan berkurang
Sistem kliring manual

BSK : Bukti Setoran Kliring


Sistem kliring semi otomasi
Sistem kliring otomasi
SKNBI

Sistem kliring nasional BI


Pengertian Inkaso
 Dalam proses lalu lintas pembayaran baik dalam
negeri maupun luar negeri tidak hanya
disebabkan oleh karena ada satu pihak yang
memberikan dana secara langsung kepada pihak
lain, namun dapat juga terjadi dimana pihak
yang satu menagihkan sejumlah dana dari pihak
lainnya akibat suatu transaksi ekonomi yang
terjadi antara keduanya
Pengertian Inkaso
 Jasa perbankan untuk melakukan
penagihan melalui sarana warkat-warkat
berharga (mis. Cek, Bilyet Giro, wesel,
promes, dll) pada pihak ketiga (si tertagih)
atas permintaan nasabahnya (si penagih)
dinamakan Inkaso (Collection).
Arbitrase
 Arbitrasi adalah penyelesaian suatu perkara atau
upaya untuk mengurangi ketegangan dengan
melibatkan pihak ketiga yg bersifat netral.
 Dalam hal si penagih dan si tertagih berada pada
negara yang sama, maka tidak akan terjadi kesulitan
penyelesaian apabila terjadi masalah antara
keduanya dikarenakan kedua pihak, si penagih dan
si tertagih, tunduk pada hukum yang sama yaitu
hukum negara yang sama
 Namun akan sangatlah rumit apabila kedua pihak, si
penagih dan si tertagih, berada pada negara yang
berlainan dimana masing-masing pihak tunduk pada
hukum yang berbeda yang berlaku di negaranya
 Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka International
Chamber of Commerce (Kamar Dagang Internasional)
membuat suatu aturan yang seragam yang berlaku bagi
semua pihak yang terlibat dalam transaksi inkaso
dimanapun berada yang dinamakan dengan Uniform Rules
for Collection
 Dalam peraturan ini diatur mengenai batas-batas kewajiban
dan tanggung jawab bank, maupun batas-batas kewajiban
dan hak dari si nasabah serta penunjukan arbitrase
internasional sebagai tempat penyelesaian masalah
Pelaku-pelaku inkaso (collection)
1. Principal, yaitu pihak yang memberikan amanat kepada bank
untuk menagihkan warkat berharga yang dimilikinya kepada
si tertagih.
2. Remitting Bank, yaitu bank yang diberikan oleh nasabah untuk
mengirimkan/menagihkan warkat-warkat berharga yang
hendak diinkasokan.
3. Presenting Bank, yaitu bank yang menerima tagihan inkaso
dari remitting bank. Presenting bank inilah yang menerbitkan
warkat berharga yang diinkasokan.
4. Drawee, yaitu pihak yang tertagih yang mengeluarkan warkat
berharga kepada principal atas transaksi yang sudah mereka
lakukan.
5. Collecting Bank, yaitu bank-bank yang terlibat dalam proses
inkaso
Warkat-warkat Inkaso
1. Financial Documents (warkat-warkat keuangan).
Yang termasuk di dalam warkat-warkat keuangan biasanya
berupa warkat-warkat yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan, khususnya perbankan. Misalnya, cek, Bilyet Giro
(hanya berlaku di Indonesia dan Belanda), dan lain-lain.

2. Commercial Documents (warkat-warkat perdagangan).


Sedangkan yang termasuk dalam warkat-warkat perdagangan
biasanya berupa warkat-warkat yang diterbitkan oleh
perusahaan/lembaga non keuangan. Misalnya Bill of Lading
(diterbitkan perusahaan perkapalan), Delivery Order, dan lain-
lain.
Clean Collection
 Adalah inkaso dimana warkat-warkat
yang diinkasokan itu berupa financial
documents (warkat-warkat keuangan)
yang biasanya tidak dilampiri/diikuti
dengan dokumen-dokumen pendukung
lainnya. Jadi yang diinkasokan hanya
warkat keuangan itu sendiri
Documentary Collection
 Adalah inkaso dimana warkat-warkat
yang diinkasokan berupa commercial
documents (warkat-warkat perdagangan)
yang biasanya dilampiri/diikuti dengan
dokumen-dokumen pendukung lainnya
Flow Chart Inkaso Dalam Negeri (a)
Principal Bank NSC Bank NSC
(Penagih) 1 Surabaya 2 Jakarta
di (Remitting (Presenting
Surabaya 5
6 Bank) Bank)

3 4

Drawee
(Tertagih) di
Jakarta
1. Nasabah Bank NSC Surabaya mengisi aplikasi permohonan
inkaso pada Bank NSC Surabaya untuk memerintahkan
menagihkan warkat yang diterbitkan oleh Bank NSC Jakarta
kepada si tertagih di Jakarta.
2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan
mengirimkannya bersama-sama dengan warkat yang hendak
ditagihkan ke Bank NSC Jakarta melalui pos maupun jasa
ekspedisi.
3. Setelah Bank NSC Jakarta menerima surat pengantar inkaso
dan warkat inkaso dari Bank NSC Surabaya , kemudian
menagihkan kepada si tertagih
4. Mendebet rekening si tertagih pada Bank Bank NSC Jakarta .
5. Dan setelah dipastikan dana hasil tagihan inkaso tersebut
berhasil ditagih maka dana tersebut akan
dikirimkan/dikreditkan kepada Bank NSC Surabaya
6. Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan kepada
si penagih
Flow Chart Inkaso Dalam Negeri (b)
Principal 1 Bank NSC 2 Bank NSC
(Penagih) Surabaya Jakarta
di Surabaya (Remitting (Collecting
8 Bank) 7 Bank)
3
Kliring 6

Bank BENI
Drawee 5 Jakarta
(Tertagih) di (Presenting
Jakarta
4 Bank)
1. Nasabah Bank NSC Surabaya mengisi aplikasi permohonan inkaso pada Bank
NSC Surabaya untuk memerintahkan menagihkan warkat yang diterbitkan oleh
Bank BENI Jakarta kepada si tertagih di Jakarta.
2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan mengirimkannya
bersama-sama dengan warkat yang hendak ditagihkan ke Bank NSC Jakarta
melalui pos maupun jasa ekspedisi.
3. Setelah Bank NSC Jakarta menerima surat pengantar inkaso dan warkat inkaso
dari Bank NSC Surabaya , kemudian menagihkan kepada Bank BENI Jakarta
melalui sarana kliring di Jakarta.
4. Bank BENI Jakarta menerima tagihan kliring dari Bank NSC Jakarta, kemudian
mendebet rekening si tertagih pada Bank BENI Jakarta.
5. Dan setelah dipastikan dana hasil tagihan inkaso tersebut berhasil ditagih
6. Maka dana tersebut akan dikirimkan/dikreditkan kepada Bank NSC Jakarta
melalui kliring
7. Yang kemudian oleh Bank NSC Jakarta hasil inkaso tersebut akan dikirimkan ke
Bank NSC Surabaya
8. Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan kepada si penagih.
Flow Chart Inkaso Luar Negeri
1 Bank NSC
2 Bank NSC
Principal
(Penagih) Surabaya Kantor Pusat
di Surabaya (Remitting Jakarta
8 Bank) (Collecting
7 Bank)

3
6
City Bank
Drawee 5 New York
(Tertagih) di (Presenting
New York Bank)
4
1. Nasabah Bank NSC Surabaya mengisi aplikasi permohonan
inkaso pada Bank NSC Surabaya untuk memerintahkan
menagihkan warkat yang diterbitkan oleh City Bank New York
kepada si tertagih di New York.
2. Bank NSC Surabaya membuat surat pengantar inkaso dan
mengirimkannya bersama-sama dengan warkat yang hendak
ditagihkan ke Bank NSC Kantor Pusat Jakarta melalui pos
maupun jasa ekspedisi. Inkaso ke luar negeri ini harus melalui
kantor pusat bank yang bersangkutan karena yang mempunyai
hubungan depository correspondent dengan bank di luar negeri
hanyalah kantor pusat bank di Indonesia.
3. Setelah Bank NSC Kantor Pusat Jakarta menerima surat
pengantar inkaso dan warkat inkaso dari Bank NSC Surabaya ,
kemudian menagihkan kepada Nostronya City Bank New York
melalui jasa ekspedisi.
4. City Bank New York menerima warkat inkaso dari Bank NSC
Kantor Pusat Jakarta, kemudian mendebet rekening si tertagih
pada City Bank New York.
5. Dan setelah dipastikan dana hasil tagihan inkaso
tersebut berhasil ditagih
6. Maka dana tersebut akan dikreditkan kepada rekening
Bank NSC Kantor Pusat Jakarta padanya.
7. Setelah rekening Bank NSC Kantor Pusat Jakarta pada
City Bank New York terkreditkan karena hasil inkaso
tersebut, maka Bank NSC Kantor Pusat Jakarta
mengirimkan hasil inkaso tersebut ke Bank NSC
Surabaya
8. Selanjutnya oleh Bank NSC Surabaya akan diserahkan
kepada si penagih

Anda mungkin juga menyukai