Anda di halaman 1dari 25

PERTEMUAN 18:

PENGIRIMAN UANG SECARA WARKAT DAN


ELEKTRONIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian Pengiriman Uang
Secara Warkat dan Elektronik, Finalitaf Dalam Transaksi Transfer, Alas
Hukum Mengenai Transfer Uang. Anda harus mampu:
1.1 Mengidentifikasi konsep Pengiriman Uang Secara Warkat dan Elektronik
1.2 Menjelaskan tentang Finalitas Dalam Transaksi Transfer.
1.3 Menjelaskan tentang Alas Hukum Mengenai Transfer Uang.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Mengidentifikasi konsep Pengiriman Uang Secara Warkat dan
Elektronik.

1. Pengertian
Transfer uang via bank disebut juga dengan istilah "bank transfer",
"remittance", atau "payment order". Yang dimaksud dengan transfer uang
melalui bank adalah pengiriman uang atas permintaan pihak pengirim
(remitter, transferor) dengan menggunakan bank sebagai perantara (remitting
bank, transferor bank); di mana bank tersebut memberikan instruksi bayar
kepada bank lain (paying bank, transferee bank) di tempat keberadaan pihak
penerima kiriman (beneficiary, transferee), atau kepada bank yang diinginkan
oleh pihak penerima kiriman uang tersebut (beneficiary) agar uang tersebut
dibayar kepada pihak yang dituju (beneficiary, transferee).
Dengan demikian, para pihak yang terlibat dalam transaksi
pengiriman uang adalah sebagai berikut:
a. Pihak Pengirim (Remitter, Transferor)

193
Pihak pengirim uang adalah pihak yang meminta/memberi
instruksi kepada bank untuk mengirim uang kepada penerima kiriman
tersebut.Pihak pengirim uang ini bisa mereka yang sudah terlebih dahulu
menjadi nasabah bank pengirim (debit rekening), bisa juga mereka yang
tidak atau belum jadi nasabahnya (penyetoran uang tunai).
b. Pihak Bank Pengirim (Remitting Bank, Transferor Bank)
Pihak bank pengirim (remitting bank) merupakan bank di
tempatnya pihak pengirim yang diinstruksikan oleh pihak pengirim untuk
mengirimkan sejumlah uang ke alamat yang ditentukan.Pada kasus-kasus
yang lain, bank pengirim ini dapat juga rnengirim uang untuk
kepentingan bank itu sendiri.
c. Pihak Penerima (Beneficiary, Transferee)
Pihak penerima (beneficiary, transferee) adalah pihak yang
kepadanya dikirim uang oleh pihak pengirim.Biasanya pinak penerima
ini menerima uang tersebut karena adanya suatu transaksi dengan pihak
pengirim, di mana uang tersebut sebagai pembayar-annya.Akan tetapi,
dapat saja pihak penerima adalah pihak pengirim sendiri, tetapi dengan
tekening yang berbeda dan mungkin dengan rekening di bank yang
berbeda pula.
d. Pihak Bank Pembayar (Paying Bank)
Pihak bank pembayar adalah bank yang akan membayar (di kota
lain atau di tempat rekening pihak penerima). Bank inilah yang akan
membayar keoada pihak penerima dengan cara yang sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh pihak pengirim dan bank pengirim. Pihak bank
pembayar ini dapat berupa cabang bank dari pihak bank pengirim atau
dapat juga merupakan bank lain sama sekali.
e. Pihak Bank Pembayar Kembali (Reimbursing Bank)
Adakalanya tetapi tidak selamanya, selain dari bank pengirim dan
bank pembayar, terlibat juga bank lain yang disebut dengan bank
pembayar kembali (reimbursing bank). Bank pembayar kembali ini
berfungsi sebagai penyedia dana yang akan diberikan kepada pihak bank
pembayar atas instruksi dari pihak bank pengirim.

194
Dalam hubungan dengan transfer uang ke luar negeri, akan lebih
mudah jika di luar negeri tersebut terdapat cabang bank pengirim. Jika
tidak ada cabang pengirim, maka bank devisa di Indonesia dapat
rnengirim uang ke luar negeri lewat bank lain yang merupakan
korespondennya di sana.
Dalam hubungan dengan bank koresponden ini, yang dapat
dilakukan adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Pemberitahuan test key untuk dapat mengetahui sah tidaknya
pengiriman uang. Test key code, yang dalam hal ini dibuat
berdasarkan Test Key Arrangement, dimaksudkan untuk
mengotentifikasi kebenaran berita pengiriman uang via teleks atau
facsimili dengan menggunakan kode rahasia tertentu.
2) Saling menukar alamat, nomor telepon, dan teleks masing-masing
bank yang melakukan korespondensi. Saling menukar contoh tanda
tangan dan nama dari pejabat bank yang bersangkutan yang
ditugaskan untuk rnengirim transfer, penyelesaian L7C, dan melaku-
kan transaksi-transaksi lainnya. Buku contoh tanda tangan juga
dalam hal ini akan digunakan untuk otentifikasi pengiriman lewat
warkat (mail transfer).
3) Pembukaan rekening pada bank koresponden jika hubungannya
merupakan hubungan depository correspondent.
4) Buku tarif biaya bank, yang dalam hal ini dipergunakan untuk
menghitung biaya yang akan dipungut oleh bank koresponden atas
transaksi tersebut
Perlu diketahui bahwa hubungan bank koresponden mengenai 2
(dua; sistem sebagai berikut:
1) Depository Correspondent, dan
2) Non-Depository Correspondent.
Yang dimaksudkan dengan depository correspondent adalah
bilamana pada bank koresponden tersebut'juga dibuka rekening dari bank
pengirim.Sebaliknya, jika pada bank koresponden tersebut tidak dibuka
rekening oleh bank pengirim, ini disebut dengan non-depository

195
correspondent.Apabila transfer dilakukan lewat bank koresponden yang
depository. maka bank koresponden tinggal mendebit rekening bank
yang bersangkutan untuk membaya'r transaksi yang bersangkutan. Akan
tetapi.jika transfer dilakukan via bank koresponden yang non-depository
maka pada saat yang sama bank pengirim harus rnengirim teleks kepada
bank koresponden yang depository di negara tujuan untuk rnembayar
reimbursement kepada bank koresponden yang non-depository tersebut.
Salah satu hal yang harus dilakukan antara suatu bank dengan
bank koresponden adalah adanya saling tukar dokumen pengawasan
(control documents).Adapun yang termasuk ke dalam control documents
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1) Buku contoh tanda tangan.
2) Test key code.
3) Buku tarif biaya bank.

2. Model-Model Pengiriman Uang


Model-model pengiriman uang di zaman modern ini adalah sebagai
berikut:
a. Pengiriman Melalui Cek
Cek merupakan alat pembayaran berupa surat berharga atas unjuk
(at sight). Cek dapat juga dipakai sebagai sarana pengiriman uang, di
mana cek tersebut dikirim ke alamat penerima uang dan pihak penerima
uang yang akan mencairkan cek tersebut. Dengan demikian, pengiriman
uang dengan melalui cek merupakan pengiriman uang yang paling
sederhana.
Selain bentuk seperti tersebut di atas, maka apa yang disebut
dengan wesel (Bill of Exchange) atau kadang-kadang disebut dengan
"draft" saja, juga mirip dengan banker's draft. Hanya saja tentang wesel
ini, sangat bariyak seluk-beluknya dan telah diatur secara sangat
terperinci dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang kita. Wesel dan
juga cek sebenarnya mempunyai fungsi utama sebagai alat bayar, tetapi
dapat digunakan sebagai alat kirim uang.

196
b. Banker's Draft
Banker's draft merupakan warkat yang diterbitkan oleh bank
tertentu atas permintaan nasabahnya.Jadi, banker's draft mirip dengan
cek, hanya saja banker's draft diterbitkan langsung oleh bank yang
bersangkutan (atas permintaah nasabahnya).
Terhadap banker's draft ini sering disebut juga dengan istilah-
istilah sebagai berikut:
1) Cashier's Order.
2) Banker's Cheque.
3) Manager's Cheque.
4) Cashier's Cheque. Demand Draft.
5) Dan Lain-Lain.
Seperti telah dijelaskan bahwa pengiriman uang lewat banker's
draft ini mirip dengan pengiriman uang lewat cek atau wesel(draft) tetapi
tentang cek dan wesel peraturannya lebih terperinci terutama dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Di samping itu, pengiriman
uang via surat(mail transfer) juga sering dilakukan dengan apa yang
disebut dengan Lalu Lintas Giro (LLG). yakni suatu cara pengiriman
uang dengan mangirim nota kredit ke tempat lain yang dituju melalui
proses Wiring.
c. International Money Order
International Money Order (MO) merupakan salah satu metode
yang populer yang dipakai sebagai pengganti dari alat pengiriman cek
atau banker's draft. International Money Order (IMO) ini diterbitkan
oleh bank atas permintaan dari nasabahnya, sehingga karena diterbitkan
oleh bank sendiri, penguangannya tentu akan terjamin. Di samping
terjaminnya pembayaran, International Money Order (MO) mempunyai
keuntungan lain berupa kecepatan dalam penerbitannya. Begitu
application form dibuat, maka International Money Order (MO) telah
tersedia, sehingga nasabah langsung dapat mengirim International'
Money Order (IMO) kepada pihak yang dituju. Kemudian, International

197
Money Order (IMO) juga dianggap merupakan cara pengiriman uang
yang paling muiah. Akan tetapi, International Money Order (IMO) ini
hanya cocok uniuk model pengiriman uang yang jumlahnya relatif kecil-
kecil.
Proses penerbitan dan penguangan International Money OrJei
(IMO) relatif sederhana. Dimulai dari permintaan oleh nasabah untuk
diterbitkan International Money Order (IMO) dan Bank Penerbit (Issuing
Bank), kemudian nasabah mengirim Internationa: Money Order (IMO)
kepada pihak yang dituju (beneficiary), dan kemudian pihak yang dituju
tersebut menguangkan International Money Order (IMO) pada bank
pembayar di tempatnya (Col'ecting Bank). Setelah Collecting Bank
membayarnya, selanjutnya collecting bank tersebut berhubungan dengan
bank penerbit untuk mendapatkan pembayarannya kembali (collecting
proceeds)
d. International Payment Order
International Payment Order (IPO) atau yang sering disebut juya
dengan airmail transfer, merupakan suatu cara pengiriman uang dengan
mana pihak nasabah bank memberikan otoritas kepada bank untuk
meminta bank di luar negeri (melalui sural) untuk me-lakukan
pembayaran dalam mata uang yang dnnginkan. dengan mendebit
rekening dari pihak penginm uang. Dalam hal mi uang akan ditransfer
dari remitting bank kepada bank di luar negeri (bank pembayar), dan
instruksi dikinm via surat (airmail)
e. Telegraphic Transfer (TT)
Pengiriman uang secara Telegraphic Transfer (TT) merupakan
model pengiriman uang tercepat dibandingkan dengan model pengiriman
uang yang lain.
Prosedurnya adalah bahwa setelah dunstruksikan oleh nasabah
bank untuk mengirim uang lewat Telegraphic Transfer (TT) maka bank
tersebut (remitting bank) mendebit rekening nasabahnya.dan mengirim
instruksi kepada bank di luar negeri via cable, nicx dan lain lain melalui
sistem SWIFT. Karena itu, transaksi ini tidak pernah ditandatangani Oleh

198
pihak perbankan. Kemudian, bank pembayar.(di luar negeri) memberi
tahu dan membayar atau mengkredit ke rekening pihak yang dituju
(beneficiary). Jadi, sebenarnya proses pengiriman uang lewat
Telegraphic Transfer (TT) mirip dengan model pengiriman uang lewat
International Payment Order. Yang membedakannya adalah model
pengiriman instruksi. Jika dalam model International Payment Order
instruksi dikirim via surat(airmail), maka dalam model Telegraphic
Transfer (TT) instruksi dikirim lewat cable, telex, telepon, atau melalui
sistem SWIFT. Karena itu, model pengiriman uang via Telegraphic
Transfer (TT) ini kadang-kadang disebut juga dengan telephonic transfer
atau cable payment order bergantung jenis alat telekomunikasi apa yang
dipakai.
Karena tidak ditandatangani, maka pengiriman uang lewat
Telegraphic Transfer (TT) ini perlu pengamanan-pengamanan tertentu.
Salah satu cara pengamanannya adalah lewat instrumen pengontrol yang
disebut dengan test key, yakni yang merupakan suatu instrumen dengan
menggunakan kode rahasia bersandi khusus. Test key ini berfungsi
sebagai otentifikasi terhadap suatu pengiriman lewat Telegraphic
Transfer (IT). Dokumen untuk test key disebut dengan Test Key Code.
Bank-bank (kantor pusat) me-nyediakan test key code kepada
cabang:cabangnya. Sedangkan antara bank dengan bank korespondennya
saling dipertukarkan masing-masing test key code dengan suatu kontrak
yang disebut dengan Test Key Arrangement.
Sebenarnya, suatu test key tidak lain dari sejumlah angka yang
merupakan suatu substitusi dari item-item sebagai berikut:
1) Tanggal dan hari pengiriman.
2) Bulan pengiriman.
3) Jumlah uang yang dikirim.
4) Mata uang yang dipakai.
5) Kode kantor bank pengirim transfer.
6) Kode kantor bank penerima transfer.
Dalam proses pengiriman uang tersebut, jika penjabaran angka-

199
angka ke dalam 6 (enam) faktor tersebut di atas cocok. barulah uang
dapat dibayarkan kepada pihak yang dituju.
Terlepas dari berbagai kelebihan dari pengiriman uang dengan
Telegraphic Transfer (TT), maka dibandingkan dengan sistem
pengiriman uang model Lain-Lain, model pengiriman uang secara
Telegraphic Transfer (TT) ini adalah yang termahal biayanya. Karena
itu, model pengiriman uang via Telegraphic Transfer (TT) ini hanya
cocok untuk pengiriman uang dalam jumlah yang besar-besar.
f. Giro Bank/Post Office
Pengiriman uang via giro bank merupakan model pengiriman
uang ke luar negeri yang dilakukan melalui beberapa cara pengiriman.
antara lain menggunakan cara-cara yang telah tersebut di atas.
Pembayarannya dilakukan misalnya secara tunai, dengan cek atau
dikreditkan ke rekening giro di luar negeri.
g. SWIFT
SWIFT adalah singkatan dari Society for Worldwide Interbank
Financial Telecommunication, yakni merupakan suatu organisasi
internasional yang dibentuk berdasarkan hukum Belgia, didirikan oleh
sekelompok bankir internasional dan berkedudukan di Brussels, tetapi
mempunyai perwakilan di hampir seluruh pusat finansial.Anggota dari
organisasi ini lebih dari 3.000 (tiga ribu) bank dan institusi finansial di
seluruh dunia.Dengan demikian.pada galibnya SWIFT merupakan suatu
network swasta tentang telekomunikasi interbank internasional.
SWIFT didirikan dalam tahun 1973 dan mulai beroperasi pada
tanggal 9 Mei 1977.dengan tujuan utama untuk mempercepat proses
pengiriman uang atau pengiriman berita antar bank/institusi finansial
yang merupakan anggotanya. Dalam hal ini digunakan hubungan
telekomunikasi antar sistem komputer dari bank/institusi finansial
anggota, untuk melaksanakan telegraphic transfer yang dahulunya
dilakukan via cable atau telex.Dewasa ini operasional SWIFT ini cukup
berhasil di mana sebagian besar bank atau institusi finansial di dunia,
termasuk di Indonesia telah menjadi anggotanya.Seperti telah disebutkan

200
bahwa anggotanya sudah melebihi 3.000 (tiga ribu) bank atau institusi
finansial, dengan tran-saksi per hari bisa mencapai 1 (satu) sampai
2.000.000 (dua juta) transaksi.
Dewasa ini para anggota SWIFT dapat memanfaatkan SWIFT
antara lain untuk melakukan jasa-jasa perbankan sebagai berikut:
a. Transfer uang
b. Pembayaran internasional.
c. Pengiriman berita khusus yang berkenaan dengan pendanaan
internasional.
d. Pertukaran mata uang.
e. Deposito.
f. Pinjaman.
g. Penagihan.
h. Surat berharga. Kredit berdokumen.
i. Dan Lain-Lain model transaksi finansial.
h. Credit Transfer
Yang dimaksud dengan credit transfer adalah suatu transfer di
mana dana digerakkan oleh dan dari pihak pengirim kepada pihak
penerima kiriman. Jika pihak transferor mempunyai rekening di bank
transferor, maka dia tingga1 memberikan instruksi kepada bank agar
rekeningnya didebit untuk dikirim kepada pihak penerima transfer. Akan
tetapi, jika pihak transferor tidak memiliki rekening pada bank pengirim,
maka dia dapat memberikan dana secara cash. Sebaliknya juga demikian.
Manakala pihak transferee memiliki rekening pada bank penerima, maka
pihak transferor tinggal memberikan instruksi agar dana tersebut
clikreditkan ke rekening pihak transferee. Dan jika pihak transferee tidak
memiliki rekening pada bank penerima.maka bank penerima: dapat
membayarnya kepada pihak transferee secara tunai.
i. Debit Transfer
Debit transfer adalah suatu transfer di mana dana yang ditransfer
tersebut ditarik dari bank pengirim oleh bank penerima. Teknis
pelaksanaannya adalah di mana pihak penerima transfer memberikan

201
instruksi kepada banknya untuk menagih sejumlnh uang dari pihak
pengirim transfer. Instruksi dari pihak penerima transfer tersebut sering
kali diikuti pula oleh instruksi debit transfer yang telah ditandatangani
oleh pihak pengirim transfer, seperti dalam bentuk cek atau promissory
notes yang dibayarkan pada bank pengirim, sehingga dalam hal ini pihak
bank pengirim akan mendebit dana dari rekening pengirim untuk
dikreditkan ke dalam rekening penerima transfer. Meskipun begitu, pihak
penerima transfer dapat juga langsung datang ke bank pengirim untuk
menunjukkan instruksi debit transfer sehingga dapat langsung dibayar
seketika (immediate honor).Di samping itu.pihak penerima transfer dapat
juga melengkapi instruksi debit transfernya dengan bill of exchange yang
ditandatangani sendiri oleh penerima transfer yang menginstruksikan
pihak pengirim atau bank dari pengirim untuk membayar sejumlah uang.
Biasanya penankan dan.penandatangananbill of exchange oleh pihak
penerima transfer dilakukan atas otorisasi terlebih dahulu oleh pengirim
transfer, misalnya lewat instrument L/C atau kontrak jual beli.
j. Paper Based Transfer
Paper based transfer uang atau mail transfer secara
konvensional. yaitu proses transfer dana dengan memakai fisik warkat
tertentu sebagai dasar transfer tersebut. Transfer dana secara paper based
ini kemudian sedikit demi sedikit diganti dengan sistem transfer melalui
elektronik.
Di samping itu, pengiriman uang via surat(mail transfer) juga
sering dilakukan dengan apa yang disebut dengan Nota Lalu Lintas Giro
(LLG), yakni suatu cara pengiriman uang dengan mengirim nota kredit
ke tempat lain yang dituju melalui proses kliring.
k. Electronic Transfer
Electronic transfer merupakan transfer dana di mana 1 (satu) atau
lebih bagian dalam transfer dana yang dahulu digunakan dengan
memakai warkat (secara fisik) kemudian diganti dengan menggunakan
teknik elektronik. Bagian-bagian dalam transfer dana yang dahulunya
memakai paper based, tetapi kemudian diganti dengan sistem elektronik

202
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Pengiriman pesan elektronik di antara bank pengirim dengan bank
penerima. Misalnya, model lama tersebut diganti dengan instruksi
pembayaran via telex, the Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunications (SWIFT), atau hubungan computer to
computer.
2) Data-data penting yang dahulunya dibuat dengan paper based
diganti dengan sistem data yang terekam dengan mesin, seperti
Magnetic Ink Character Recognition (MIGR). atauOptical
Character Recognition (IOCR).
3) Penggunaan data, terminologi dan dokumentasi pengiriman yang
standar. Dalam hal ini, berbagai aspek dari operasional bank telah
distandardisasi oleh the Banking Committee of International
Organization for Standardization (ISO. TC 68). dan ISO tersebut
telah menyediakan suatu Draft International Standard (DIS 7982)
dalam bahasa Inggris dan Francis untuk pemakaian Computer to
Computer Telecommunications Net works. Di samping itu,
disediakan pula DIS 7746 terhadap format telex untuk Interbank
Funds Transfer Messages, dan hasil revisi dalam bentuk Draft Bank
Data Elements Directory (ISO/TC 68/N 265).
4) Pembuatan instruksi transfer dengan komputer.
5) Menciptakan sistem elektronik bam yang tidak sekadar
menggantikan sistem lama yang berdasarkan paper based.
Pengiriman uang via elektronik (seperti lewat komputer bahkan
mungkin juga lewat internet) atau lewat telepon tidak akan mem'punyai
bukti tertulis sama sekali. Hal ini tentu akan rentan terhadap timbulnya
kerawanan-kerawanan dan timbul disputes di kemudian hari, di samping
aapat terjadi pula penipuan/pemalsuan. Karena itu, biasanya bank yang
menggunakan teknik ini akan menggunakan sistem konfirmasi tertulis
yang dilakukan segera setelah dilakukan transfer. Di samping itu, tersedia
pula beberapa model pengamanan yang lain, seperti pemberian contoh
tanda tangan, penentuan terhadap apa yang disebut dengan istilah test

203
key. dan Lain-lain.
3. Settlement Dalam Hal Pengiriman Uang
Jika misalnya pihak pembayar telah membayar uang kepada pihak
pene-rima transfer berdasarkan instruksi dan bank pengirim, tentj bank
pembayar mesti mendapat uangnya dari bank pengirim. Proses mendadatkan
uangnya oleh bank pembayar ini disebut dengan settlement. Proses settlement
ini dibuat antarbank, baik secara kasus per kasus (per item) ataupun dapat
juga dilakukan sekaligus untuk beberapa item (hatches of items).
Pada dasarnya settlement terhadap transfer uang dilakukan dengan
carabook entry dari salah satu dari 2 (dua) bank tersebut atau dan bank ketiga.
Umumnya settlement terhadap transfer uang dengan pertukaran peralatan
memori komputer dilakukan dengan cara-cara yang disebutkan dalam memori
komputer tersebut, sementara terhadap transfer uang dalam jumlah besar
secara elektronik lewat alat telekomunikasi umumnya menggunakan
carasettlement case by case. Namun demikian, transfer jumlah besar yang
dilakukan lewat clearing house elektronik seperti lewat the Clearing House
Interbank Payment System (CHIPS) di New York atau lewat the Clearing
House Automated Payment System (CHAPS) di London, dalam hal ini
settlement-nya. dilakukan secara net (atau net-net) bssis untuk aktivitas
seharian.
Yang dimaksud dengan net settlement adalah suatu settlement dengan
sistem network di mana dibuat suatu arrangement terhadap beberapa
hubungan bank koresponden di antara setiap pasang bank yang ada dalam
network tersebut (participating bank) melalui 1 (satu) switch (single switch).
Sedangkan yang dimaksud dengan net-net settlement adalah juga suatu sistem
settlement melalui suatu network, tetapi dengan membuat 1 (satu) (single)
credit atau debit balance untuk setiap participating bank dalam network
tersebut untuk total seluruh jumlah yang tercantum dalam seluruh instruksi
transfer yang telah dikitim atau ditenma dan semua bank partisipasi yang lain,
dan jika ada kerugian akan didistribusi atau dibagi-bagi kepada semua bank
partisipasi menurut formula yang telah ditentukan.

204
Tujuan Pembelajaran 1.2:
Menjelaskan tentang Finalitas Dalam Transaksi Transfer.

1. Finalitas Dalam Transaksi Transfer


Yang dimaksud dengan finalitas dalam suatu transaksi transfer adalah
waktu di mana transaksi transfer tersebut telah selesai dilakukan se-hingga
tidak ada 1 (satu) pihak pun dapat membatalkan transaksi tersebut, dan
masing-masing pihak secara hukum diwajibkan melaksanakan kewajiban-
kewajibannya yang mungkin pada saat itu masih belum dinenuhinya.
Dalam dunia ilmu hukum perbankan, kapan saat suatu transaksi
transfer dianggap final telah menjadi topik bahasan tersendiri dengan teori
yang sangat beragam.Dan hukum dari negara-negara lain pun temyata sangat
beragam pengaturannya.
Tentang kapan sebenamya menurut hukum suatu transaksi transfer
dapat dianggap sudah final, banyak teori hukum untuk itu, antara lain sebagai
berikut:
a. Dalam hal debit transfer ketika bank pengirim memutuskan untuk
membayar transfer tersebut.
b. Dalam hal debit transfer jika dana telah didebit dan rekening pengirim.
c. Dalam hal debit transfer jika pemberitahuan debit telah dilakukan.
d. Dalam hal debit transfer jika waktu ketika debit masih dapat dibatalkan
telah lewat.
e. Dalam hal credit transfer jika telah dilakukan pemberitahuan tentang
kredit tersebut kepada bank pembayai.
f. Dalam hal credit transfer jika bank pembayar memutuskan untuk
menerima credit transfer.
g. Dalam hal credit transfer jika dana telah didebit dan rekening pengirim,
karena saat itulah pengirim hilang kepemilikan terhadap dana yang
ditransfer tersebut.
h. Dalam hal credit transfer jika telah dilakukan entry of credit ke dalam
rekening penerima transfer.

205
i. Dalam hal credit transfer (antarbank) jika dana telah dikreditka.n kc
dalam rekening bank penerima.
j. Dalam hal credit transfer jika dana telah masuk ke rekening penerima
transfer dan tenggang waktu untuk pembatalan telah lewat.
k. Dalam hal credit transfer jika pemberitahuan kredit telah clisampai-
kan.kepada pihak penerima transfer.
l. Dalam hal credit transfer jika telah dilakukan pembayaran secara tunai
kepada penerima transfer.
Pentingnya diketahui kapan persisnya saat suatu transaksi transfer
dianggap final adalah karena saat finalnya suatu transaksi transfer
menyebabkan dapat dilakukannya beberapa tindakan hukum sebagai berikut:
a. Rekening dari pihak penerima transfer menjadi bertambah. sehingga
sudah mulai menerima bunga.
b. Pihak penerima transfer sudah dapat melakukan apa saja terhadap
rekeningnya yang sudah bertambah tersebut. termasuk menarik dana
tersebut.
c. Jumlah uang dalam rekening pihak pengirim transfer sudah ber-kurang.
d. Kewajiban hukum pihak pengirim untuk mana transfer tersebut
dilakukan (underlying obligation) telah selesai (telah didischarge).
Di samping itu, banyak konsekuensi hukum yang mungkin timbul
dengan adanya finalitas dari suatu transfer uang, antara lain sebagai berikut:
a. Hak pihak ketiga dikesampingkan.
b. Penentuan waktu tersedianya dana pada pihak penerima transfer
c. Pembatalan transfer uang jika terdapat kekeliruan.

2. Electronic Funds Transfer


Seperti telah disebutkan bahwa electronic transfer merupakan transfer
dana di mana 1 (satu) atau lebih bagian dalam transfer dana yang dahulu
digunakan dengan memakai warkat. (atau transfer secara fisik) kemudian
diganti dengan menggunakan teknik elektronik. Bagian-bagian dalam transfer
dana yang dahulunya memakai paper based, tetapi kemudian diganti dengan
sistem eiektronik antara lain adalah sebagai berikut:

206
a. Pengiriman pesan elektronik di antara bank pengirim dengan bank
penerima. Misalnya, model lama telegraphic transfer diganti dengan
instruksi pembayaran via telex, the Society for Worldwide Interbank
Financial Telecommunications (SWIFT), atau hubungan computer to
computer.
b. Data-data penting yang dahulunya dibuat dengan paper based diganti
dengan sistem data yang terekam dengan mean, seperti Magnetic Ink
Character Recognition (MIGR), atau Optical Character Recognition
[\6CR).
c. Penggunaan data, terminologi dan dokumentasi pengiriman yang standar.
Dalam hal ini berbagai aspek dari operasional bank telah distandardisasi
oleh the Banking Committee of International Organization for
Standardization (ISO, TC 68), dan ISO tersebut telah menyediakan suatu
Draft International Standard (DIS 7982) dalam bahasa Inggris dan
Prancis untuk pemakaian Computer to Computer Telecommunications
Networks. Di samping itu. disediakan pula DIS 7746 terhadap format
telex untuk Interbank Funds Transfer Messages, dan hasil revisi dalam
bentuk Draft Bank Data Elements Directory (ISO/TC 68/N 265).
d. Pembuatan instruksi transfer dengan komputer.
e. Menciptakan sistem elektronik baru yang tidak sekadar mengganti-kan
sistem lama yang berdasarkan paper based.
Telah pernah disebutkan pula bahwa pengiriman uang via elektronik
(seperti lewat komputer bahkan mungkin juga lewat internet) atau lewat
telepon akan tidak mempunyai bukti tertulis sama sekali. Hal ini tentu akan
rentan terhadap timbulnya kerawanan-kerawanan dan timbul disputes di
kemudian hari, di samping dapat teriadi pula penipuan/pemaJsu-an. Karena
itu, biasanya bank yang menggunakan teknik ini akan meng-gunakan sistem
konfirmasi tertulis yang dilakukan segera setelah dilaku-kan transfer. Di
samping itu, tersedia pula beberapa model pengamanan yang lain, seperti
pemberian contoh tanda tangan.penentuan terhadap apa yang disebut dengan
istilah test key, dan Lain-Lain.
Ada beberapa ciri dari transfer elektronik yang membedakannya

207
dengan sistem konvensional yang memakai warkat (paper based). Ciri-ciri
dan transfer elektronik tersebut adalah sebagai benkut:
a. Pemakaian Sistem Elektronik yang Canggih.
b. Batch Transmission.
c. Transfer yang Lebih MengaktifKan Nasabah.
d. Pergantian terhadap Beberapa Langkah dalam Sistem Warkat.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing ciri transfer elektronik
tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Pemakaian Sistem Elektronik yang Canggih
Salah satu ciri dari transfer elektronik adalah pemanfaatan sistem
elektronik yang canggih dalam proses transfer tersebut. Berbagai tahap
transfer yang dahulu digunakan dengan warkat dan dikirim dengan surat
sekarang ini diganti dengan sistem elektronik Teknologi yang merupakan
telegrap, teleks, telepon, computer to computer, mesin ATM bahkan
internet merupakan teknologi yang semakin memainkan peranan penting
dalam suatu proses transfei uang antarbank.
b. Batch Transmission
Transmisi rame-rame (batch transmission) merupakan ciri lain
dan transfer elektronik ini. Dengan berbagai pertimbangan, seperti ke-i
praktisan, penghematan biaya, maka batch transmission diguna kan,
yakni beberapa transfer yang diakumulasi menjadi 1 (satu) dan dilakukan
sekali transfer untuk keseluruhan transfer tersebut Dalam hal ini biasanya
setelah dilakukan batch transmission diikuti pula oleh penyerahan fisik
dari peralatan memori komputer Batch ini sering diberikan atau
dipertukarkan antar 1 (satu) bank ke bank lain (interbank). Akan tetapi,
tidak tertutup pula kemungkinan dibuat dan diberikan oleh nasabah
(pengirim dana). Bahkan.bank.tertentu membenarkan pihak nasabah
untuk menyerahkan sendin peralatan memori komputer kepada
Automated Clearing House.
c. Transfer yang Lebih Mengaktifkan Nasabah
Lebih mengaktifkan nasabah merupakan ciri lain dari transfer
elektronik. Sistem konvensional yang harnpir seluruh proses dan

208
administrasi pengiriman uang dilakukan oleh pegawai bank mulai diganti
dengan sistem di mana pihak nasabah pengirim uang lebih berperan dan
mengambil beberapa porsi dari kegiatan yang se-belumnya dilakukan
oleh pegawai bank tersebut. Bahkan, dapat dilakukan transfer uang di
mana hanya nasabah pengirim uang yang melakukannya dengan
memasukkan data ke dalam sistem per-bankan dan diproses langsung
oleh sistem komputer perbankan tanpa sama sekali ikut campur tangan
pihak pegawai bank yang bersangkutan. Dalam hal ini penggunaan kode-
kode rahasia seperti nomor Personal Identification Number (PIN) sangat
memainkan peranan penting, sehingga transaksi tersebut aman dari
campur tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa perangkat yang digunakan dalam sistem transaksi yang
mengaktifkan nasabah adalah sebagai berikut:
1) Cash Dispenser. Point-of-Sale Terminal. MesinATM.
2) On-Line Computer Terminal.
3) Home Banking Terminal. NomorPIN.
4) Kartu Plastik dengan Stripe Magnit
5) Kartu Microcircuit.
6) Dan Lain-Lain.
d. Pergantian terhadap Beberapa Langkah dalam Sistem Warkat
Intervensi sistem elektronik terhadap beberapa langkah yang
dahulu dilakukan dengan warkat sudah merupakan karakteristik yang
penting dalam sistem transfer elektronik ini. Seperti telah dijelaskan
bahwa bagi pihak yang mengirim maupun yang menenma kiriman,
asalkan proses pengiriman tersebut praktis. cepat. efisien dan aman, tentu
tidak menjadi soal dengan apa uang tersebut di kirim. Kebetulan
pemakaian alat-alat elektronik yang canggih dapat memenuhi unsur-
unsur tersebut, asalkan dilakukan dengan cukup hati-hati, disertai dengan
aturan main dan alat pengamanan yang jelas.Karena itu, bukan menjadi
alasan bagi bank untuk tidak menggunakan sistem elektronik ini. Tugas
utama dan bank adalah untuk melakukan konversi sebanyak mungkin apa
yang c'ahulunya dilakukan dengan warkat ke dalam sistem elektronik.

209
Dalam hal mi apa yang dahulunya digunakan warkat. sekarang ini
digunakan sistem elektronik. Di antaranya adalah pergantian instruksi
dengan warkat dengan:
1) magnetic tape.
2) peralatan memori komputer,
3) pengiriman instruksi credit transfer dengan peralatan
telekomunikasi,
4) Yang dapat dipertukarkan langsung atau dipertukarkan melalui
Automated Clearing House.
Akan tetapi, bahwa keamanan dan perlindungan nasabah menjadi
se-makin rentan dengan sistem transfer elektronik tersebut sudah
jelas.Karena itu, bank juga bertugas untuk memperhatikan aspek
keamanan dan perlindungan nasabah ini, dan tugas utama dari sektor
hukum adalah membuat aturan yang menjamin keamanan dan
perlindungan nasabah dan memperjelas sistem tanggung jawab hukum
seandainya terjadi hal-hal yang merugikan nasabah.

3. Kekeliruan Dalam Transfer Uang


Karena penggunaan banyak alat elektronik dalam suatu transfer uang
(secara elektronik), maka ini temyata jauh lebih rentan terhadap kesalah-an
atau penipuan dibandingkan dengan transfer uang dengan warkat (paper
based).Dalam kenyataannya, berbagai kesalahan dapat terjadi dalam
hubungan dengan transfer uang secara elektronik ini.
a. Penipuan (Fraud)
Penipuan sering dilakukan dengan modus operandi sebagai berikut:
1) Penipuan oleh pegawai bank yang tidak jujur.
2) Penipuan oleh pegawai dari nasabah pelaku transfer.
3) Penyalahgunaan Customer-Activated Terminals.
4) Penipuan dalam penggunaan machine-readable instruction yang
disediakan oleh nasabah pengirim transfer.
5) Penipuan karena adanya intersepsi, alterasi atau diberikannya pesan
palsu (false message).

210
b. Kesalahan (Errors)
Kesalahan (error) dalam hubungan dengan transfer dana secara
elektronik sering terjadi dalam hal-hal sebagai berikut:
1) Kesalahan dalam penggunaan komputer.
2) Belum adanya standar bakumengenai penginman messages. sehingga
kerap menimbulkan kesalahan-kesalahan.
3) Prosedur transfer yang belum ada standarnya.
4) Pesan-pesan yang telah dilakukan recreasi kembali.
5) Kegagalan komputer dan kesalahan dari software.
Untuk mengamankan terhadap tindakaw-tindakan yang
mengakibatkan terjadinya penipuan atau kesalahan dalam sistem transfer
uang via bank. tersedia beberapa upaya pengamanan Harapannya adalah
agar terwujudnya suatu sistem transfer yang bebas dan penipuan (fr.iud
free electronic funds transfer) bebas dari kesalahan (error free elec
Ironic funds transfer) atau sistem transfer yang lebih aman dan efisien.
Beberapa langkah pengamanan transfer tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Usaha dari bank yang bersangkutan.
2) Usaha secara internasional.
3) Keterlibatan pihak nasabah pengirim transfer.
Jika ada pengiriman laporan perkembangan rekening secara
penodikal apakah ada keharusan bagi nasabah untuk meneliti dengan
saksama isi laporan tersebut, dan apakah ada kewajiban bagi nasabah
untuk me-laporkan ketimpangan yang terjadi dalam transfer dana
tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, terdapat berbagai teori
dalam ilmu hukum perbankan, yaitu sebagai berikut:
1) Teori yang menyatakan bahwa ada kewajiban bagi nasabah untuk
memeriksa adanya ketimpangan dalam rekeningnya dan wajib
memberitahukan kepada bank tentang ketimpangan tersebut dalam
suatu waktu yang pantas. Jika tidak diberitahukan. makastatement of
account tersebut sudah dianggap benar.

211
2) Teori yang menyatakan bahwa laporan rekening periodikal sudah
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari rekening tersebut
kecuali jika pihak nasabah dapat membuktikan sebaliknya. Jadi.
kewajiban pembuktian ada pada nasabah.
3) Jika pihak nasabah tidak memeriksa statement of account yang
dikirim kepadanya secara periodikal maka dia ikut memberikan
contributory negligence terhadap kekeliruan/penipuan tersebut
4) Teori yang menyatakan bahwa sama sekali tidak ada kewajiban bagi
nasabah untuk memeriksa dan memberitahukan kepada bank
seandainya dia tahu telah terjadi ketimpangan tersebut. Hal tersebut
semata-mata kewajiban bank selaku pihak profesional.
Ada beberapa teori hukum untuk menentukan siapakah yang
bertang-gung jawab secara hukum terhadap kekeliruan/penipuan dalam
transfer uang, yaitu sebagai berikut:
1) Dalam melaksanakan transaksi transfer uang, termasuk dalam
memilih alat kirim yang cocok, selaku lembaga bisnis, bank
memiliki kewajiban untuk berhati-hati (reasonable care). Jika dia
secara hukum dianggap lengah. maka bank tersebut harus
bertanggung jawab.
2) Dimungkinkan diberikan pembebasan tanggung jawab (disclaimer)
kepada bank jika terjadi penipuan/kekeliruan dan hal mana harus
ditentukan dengan tegas dalam kontrak yang tertulis.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Menjelaskan tentang Alas Hukum Mengenai Transfer Uang.

1. Alas Hukum Mengenai Transfer Uang


Transfer uang via bank, baik untuk kepentingan nasabah maupun
untuk kepentingan bank sendiri mempunyai alas hukum/dasar hukum dalam
sistem perundang-undangan Indonesia. Dasar hukum tersebut bersumber dari
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Ketentuan di Bidang Perbankan.

212
b. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
c. Kitab Undang-Udang Hukum Perdata.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing kategori dasar hukum
tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Ketentuan di Bidang Perbankan
Ketentuan di bidang perbankan memang menyatakan bahwa
transfer uang merupakan saiah satu kegiatan dari suatu bank. Kemudian,
ketentuan tersebut mendapat penjabarannya dalam berbagai perundang-
undangan lainnya di bidang perbankan.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Sebenarnya Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak
mengatur secara spesifik tentang transfer uang via bank ini, bail-:
terhadap transfer dengan' warkat (paper based) ataupun terhadap transfer
secara elektronik. Hanya saja, karena transfer dana tersebut dapat
dilakukan juga dengan penggunaan surat berharga sebagai sarana
pemindahannya, seperti dengan cek atau wesel, maka ketentuan tentang
surat berharga dari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditarik untuk
berlaku buat transfer dana seperti itu.
Dengan demikian, sejauh yang menyangkut dengan transfer uang
via bank yang menggunakan surat-surat berharga tersebut berlaku
ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, khusus menge-nai
aspek surat berharganya.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Selain dari ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas.maKa
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata juga mengatur tentang berbagai
aspek hukum yang berkenaan dengan transfer uang via bank, khususnya
yang berkenaan dengan aspek-aspek hukum kontrak. Sebab, suatu
transfer uang via bank, baik untuk kepen-tingan nasabah maupun transfer
uang untuk kepentingan bank sendiri diawali dengan suatu kontrak.
Bagaimanakah ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
tentang Transfer Uang untuk Kepentingan Nasabah?Dalam hal ini Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata mengatumya mengenai, aspek-aspek hukum

213
kontrak, yang terdapat dalam buku ketiganya.
Dalam hubungan dengan transfer uang via bank, perlu dipisahkan dulu
antara kontrak-kontrak sebagai berikut:
a. Kontrak antara nasabah pengirim dengan nasabah penerima.
b. Kontrak antara nasabah pengirim dengan bank pengirim.
c. Kontrak antara nasabah penerima dengan bank pembayar (dalam hal
credit transfer).
d. Kontrak antara bank pengirim dengan bank pembayar.
e. Kontrak antara bank pengirim dengan bank koresponden.
f. Kontrak antara bank koresponden dengan bank pembayar.

2. Beberapa Masalah Hukum


a. Masalah Hukum yang Berhubungan dengan Transaksi Elektronik
Berikut ini beberapa masalah hukum yang berkenaan dengan
eksistensi dari suatu transaksi elektronik, yaitu sebagai berikut:
1) Apakah electronic record dapat dipakai sebagai alat bukti.
dipengadilan.
2) Agar mempunyai kekuatan hukum, apakah transaksi harus dalam
bentuk tertulis.
3) Agar mempunyai kekuatan hukurr,, apakah transaksi' harus
ditandatangani.
4) Agar mempunyai kekuatan hukum, apakah transaksi harus dalam
bentuk dokumen asli.
5) Kapan ada kata sepakat dari suatu kontrak yang dibuat secara
elektronik.
6) Di mana dianggap kontrak telah terjadi jika transaksi dibuat oleh
masing-masing pihak di 2 (dua) kota yang berlainan.
7) Siapa yang harus mengirim berita/membuat transaksi apar transaksi
dianggap dibuat oleh pihak yang berwenang.
b. Masalah Hukum yang Berkaitan dengan Transfer Uang secara
Elektronik
Berikut ini beberapa masalah hukum khususnya yang berkenaan

214
dengan Transfer Uang secara Elektronik (Electronic Funds Transfer),
yaitu sebagai berikut:
1) Untuk memfasilitasi transfer dana secara elektronik, apakah di-
perlukan perubahan yang mendasar dalam sistem tata hukum yang
ada.
2) Sebaiknya hukum tentang transfer dana diterapkan terhadap tipe
transaksi finansial yang bagaimana
3) Sejauh mana hukum tentang transfer dana harus memfasilitasi
peningkatan peranan dan sistem transfer dana terhadap sistem
transfer dana individu antarbank.
4) Haruskah masalah transfer dana lewat bank antarmdividu dengan
transfer dana antarbank diatur oleh hukum yang sama.
5) Apakah diperlukan suatu peraturan internasional untuk mengatur
masalah transfer dana elektronik internasional.
6) Apakah diperlukan suatu peraturan internasional untuk mengatur
masalah conflict of law dalam hubungannya dengan transfer dana
elektronik internasional.
7) Apakah hukum pembuktian harus memberikan status hukum yang
sama antara data tentang transfer dana yang disimpan dalam bentuk
yang terbaca oleh komputer dengan data yang tersimpan secara
paper based.
8) Apakah perlu perubahan sikap pandang dalam hukum tentang
rahasia bank dalam rangka merr'asilitasi perkembangan teknik-
teknik transfer dana secara elektronik.
9) Haruskah bank membuat kontrak tertulis yang mengatur tentang hak
dan kewajiban dari bank dan nasabah dalam hubungan dengan
transfer dana secara elektronik.
10) Perlukah adanya ketentuan hukum yang mengatur tentang format
otentikasi terhadap transfer dana elektronik.
11) Haruskah bank penerima transfer bertanggung jawab secara hukum
kepgda pihak pengirim, bank pengirim atau kepada pihak penerima
kiriman dalam hubungan dengan pelaksanaan kewajib-annya sebagai

215
bank penerima
12) Dalam hal terdapatnya kerugian karena kesalahan dalam hal transfer
dana elektronik, sejauh mana pertanggungjawaban dan pihak-pihak
sebagai berikut:
a) Electronic funds transfer network.
b) Public telecommunications carriers. Private data
telecommunications services.
c) Electronic clearing house.
a. Haruskah bank dibebaskan dari pertanggungjawaban hukum
manakala terjadi kesalahan atau keterlambatan dalam hal transfer
dana elektronik yang disebabkan oleh kesalahan hardware atau
software dari komputer.
13) Haruskah pihak pengirim atau penerima transfer menerima bunga
keterlambatan atau ganti rugi karena selisih tingkat-suku bunga
manakala terjadi keterlambatan dalam hal transfer dana elektronik.
14) Apakah diperlukan suatu peraturan khusus yang mengatur tentang
tanggung jawab antarbank (interbank liability) yang mengatur
tentang keterlambatan terhadap reimbursement atau kesalahan dalam
hal transfer dana elektronik.
15) Apakah bank punya hak untuk balik mendebit rekening pihak yang
mempunyai rekening manakala terjadi kesalahan yang berupa
erroneous credit dan dana tersebut telah dikreditkan oleh bank ke
rekening yang bersangkutan.
Kesemua masalah dan pertanyaan hukum tersebut di atas perlu
jawaban yang tegas dalam hukum.Negara-negara di dunia mi mengatur dan
menjawab masalah-masalah tersebut secara berbeda-beda.Di Indonesia ada
hal-hal yang belum mendapat pengaturan domestik tentang masalah tersebut,
tetapi ada beberapa di antara masalah tersebut yang masih mungkin digali
jawabannya dalam hukum perbankan, hukum dagang dan hukum perdata
konvensional yang sudah ada sekarang.
Yang jelas adalah bahwa bagi para pihak merupakan suatu kebutuhan
nyata untuk mendapatkan kepastian secepatnya bahwa transaksi tersebut telah

216
final. Hal ini akan tunduk di bawah pengaturan hukum tentang finalitas dari
suatu transfer uang via bank.

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS


1. Apa yang saudara tentang konsep Pengiriman Uang Secara Warkat dan
Elektronik .
2. Apa yang dimaksud Finalitas Dalam Transaksi Transfer ? Tolong
jelaskan
3. Kesalahan apa saja yang dapat terjadi dalam hubungan dengan transfer
uang secara elektronik? Tolong jelaskan.
4. Transfer uang via bank, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk
kepentingan bank sendiri mempunyai dasar hukum, bersumber dari mana
dasar hukum tersebut? Tolong jelaskan.
5. Beberapa masalah hukum yang berkenaan dengan eksistensi dari suatu
transaksi elektronik, Tolong sebutkan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Santiago, Faisal. 2012. Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Fuady, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Harjono, Dhaniswara. 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.
Burton, Richard Simatupang. 2003. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Saliman, Abdul. 2011. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sutiyoso, Bambang. 2006. Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra
Media.
Najih, Mokhammad. 2012. Pengantar Hukum Indonesia. Malang: Setara
Press
Soekanto, Soerjono. 1991. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). 2013.
Grahamedia Press

217

Anda mungkin juga menyukai