Anda di halaman 1dari 10

Pandangan Umar Ibrahim Vadillo Terhadap Uang Uang kertas pada tahap ini adalah salah satu amanah

(kepercayaan) atas pemilik emas yang dititipkan kepada bank. Karena uang ini adalah uang kepercayaan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi dengan uang ini dalam penebusannya. Pertama, titipan emas pemilik harta tersebut akan kembali1. Kedua,titipan emas tersebut tidak kembali kepada si pemilik harta, sehingga membuat si pemilik harta harus menggunakan uang tersebut tanpa diwakili dengan emas yang dititipkannya. Ini merupakan masalah yang timbul dari salah satu amanah (kepercayaan) antara emas masyarakat dengan kepercayaan bendahara yang menyimpannya, karena amanah ini dibawah otoritas kafir. Menurut umar ibrahim vadillo, dilarang bagi umat Islam untuk memiliki amanah dengan orang-orang kafir di luar Dar al-Islam2," ketika uangkertas merupakan hutang, karena harta yang diwakili disimpan di tempat yang jauh dari kendali ototitas muslim, uang tersebut tidak dapat diterima oleh masyarakat muslim, karena ditakutkan orang-orang kafir menggunnakan simpanan uang tersebut tidak sesuai dengan syariah islam, seperti memasukan nilai riba atau bunga ketika meminjamkan kepada masyarakat dalam penggunaannya. Sekarang, dengan asumsi bahwa amanah adalah di bawah otoritas Muslim, masalah kedua yang timbul adalah catatan bayar yang dengan sendirinya diperlakukan sebagai uang. Dengan kata lain, catatan tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar. Seseorang tidak sepatutnya membeli hutang yang dimiliki oleh seorang yang ada atau tidak, tanpa konfirmasi dari orang yang berutang utang, atau
1

Diperbolehkan oleh syariah

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 55

membeli hutang yang dimiliki oleh orang yang sudah mati bahkan jika ada yang tahu apa yang orang almarhum telah tinggalkan. Itu karena untuk membelinya merupakan transaksi yang tidak pasti dan kita tidak tahu apakah transaksi akan selesai atau tidak3. Apabila seseorang membeli sesuatu yang tidak dijaminkan baginya, demikian juga bila transaksi belum selesai, apa yang dibayarkannya menjadi tidak berguna. Ini merupakan transaksi yang tidak jelas dan itu tidak baik. Gagasan umum adalah bahwa dalam rangka untuk mentransfer hutang penerbit asli dari hutang (orang yang memiliki kewajiban) harus menjamin nilai hutang kepada penerima (orang yang menerima catatan). Dengan demikian, akad pertama dilikuidasi dan akad pribadi baru dibuat. Hutang selalu dianggap sebagai akad pribadi antara para pihak. Ia tidak beredar tanpa penciptaan jaminan pribadi baru (kontrak baru). Alasannya adalah bahwa orang yang telah menerbitkan hutang mungkin memiliki kewajiban lebih dari yang dapat memenuhi. uang kertas diedarkan oleh bank sebagai hutang, Karena setiap bank, uang kredit (kewajiban yang dikeluarkan) lebih dari jumlah yang disimpan sebagai specie, itu tidak akan diterima dalam menggunakan salah satu catatan untuk perdagangan. Alasannya adalah, bahwa orang akan menerima hutang yang tidak dijaminkan baginya, terutama ketika diketahui bahwa tidak ada jaminan bagi dirinya karena penerbit (bank) memiliki kewajiban lebih dari apa yang bisa memenuhi. Jika setiap nasabah di bank itu untuk menuntut nilai catatan mereka, bank akan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Umar ibrahim vadillo menyimpulkan ketika uang sebagai utang, hukum Islam tidak akan mengiizinkan untuk menggunakannya. seseorang tidak akan diizinkan untuk menggunakan dollar, atau per pon, atau catatan apapun yang berbentuk uang kertas, apakah itu datang dari bank kafir maupun bank milik-

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 56

Muslim, baik hartanya disimpan dalam negeri kafir ataupun dalam sebuah negara Muslim. Dan catatan perbankan tidak diizinkan untuk beredar4. seseorang tidak dapat menggunakan emas atau makanan dalam pertukaran (sarf) kecuali logam secara fisik hadir di sana. seseorang tidak dapat menggunakan uang dengan menganggap emas atau makanan yang disimpan dengan bendahara5. Dalam pertukaran barang yang ditukarkan harus ada. Persoalan ini kemungkinan penggunaan uang kertas yang mewakili emas atau perak untuk membeli emas fisik atau perak. Selain itu, pertukaran nota kertas dengan catatan kertas lainnya dilarang karena pertukaran utang dengan utang yang dari tiap-tiap kertas utang tersebut memiliki nilai yang tidak jelas6. Semua ini jelas menunjukkan bahwa bukan hanya emas dan perak tetapi juga ada makanan yang dapat digunakan sebagai pembayaran termasuk dalam larangan, artinya, larangan mencakup setiap bentuk 'uang umum'. Setiap catatan yang mewakili segala bentuk 'uang umum' tidak dapat digunakan dalam pertukaran. itu berarti bahwa catatan perbankan tidak bisa benar-benar digunakan sebagai uang, tetapi hanya sebagai kontrak pribadi7. Ini berarti tidak dapat menggunakan surat promes dan menggunakannya untuk diperdagangkan seolah-olah itu uang. Tujuan dari surat janji bayar adalah bukan sebagai uang, melainkan untuk kontrak pribadi yang harus tetap pribadi dan tidak terbuka untuk umum.

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 57
5 Uang kertas yang berupa utang dan harta yang diwakilkan sudah tidak sama lagi dengan nilainya 6

Harta kekayaan yang diwakilkannya tidak sama

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 60

Penurunan Terhadap Uang Kertas Tahap kedua adalah proses dari tahun ke tahun dimana uang kertas selalu devaluasi dari kewajiban awal (pembayaran lebih kurang dari apa yang dijanjikan)8, sampai uang itu benar-benar dicabut (menarik kewajiban)9. Ini terjadi dengan dollar pada tahun 1973, ketika Nixon secara sepihak mencabut kewajiban membayar 1 ors emas untuk setiap 35 dollar. Dalam Islam, uang kertas (nota janji bayar saat salah satu pihak secara sepihak mencabut kewajibannya) tidak diterima sebagai uang10. Pada hakikatnya, kontrak bermula dari uang dan berakhir pula pada uang. Tapi yang terjadi pada uang kertas, kontrak berawal dari uang dan berakhir pada utang11. Seseorang yang mengambil harta orang dan tidak mengembalikannya12 dalam Islam disebut pencurian murni, dan pencurian itu dihukum dalam Islam. Dalam bukunya, Umar Vadillo mengatakan:
Menggunakan catatan13 untuk kegiatan transfer dengan orang lain, anda berurusan dengan catatan bayar seorang pencuri yang dikenal yang tidak mengakui kesalahannya atau kewajiban masa lalu14.

Bank membayarkan kewajibannya kepada pemilik harta lebih kurang dari surat perjanjian (uang kertas) yang diberikan bank kepada si pemilik harta (pemegang uang kertas) ketika ingin mengambil hartanya. Menarik kewajiban membayar harta yang ditetapkan si pemilik harta sehingga uang kertas menjadi sebagai uang (harta benda) tidak sebagai surat hutang lagi.
10 9

Dalam bukunya UIN (Fatwa on banking)

Umar Vadillo, Bank Tetap Haram (Kritik Terhadap Kapitalisme, Sosialisme, Dan Perbankan Syariah), terjemahan, Pustaka Zaman Jakarta, 2005, p 106
12

11

Harta yang dititipkan yang berubah jadi hutang Uang kertas

13

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 61

14

Uang Kertas Tidak Didukung. Tapi Atas Dasar Paksaan Pemerintah. Akhirnya kita sampai pada uang yang kita miliki saat ini tidak ada janji pembayaran dalam harta/kekayaan apapun15, hanya memiliki nilai hukum berdasarkan kewajiban warga negara untuk menerima mata uang nasional sebagai sarana untuk menebus hutang. Ini adalah hukum legal Tander. Hal ini memberikan kemampuan yang unik negara untuk menyita kekayaan seseorang dalam wilayah negara dan untuk membayar dikompensasi dengan catatan hukumnya sendiri16. Pada hakikatnya, uang adalah komoditas yang secara umum diterima sebagai alat tukar. Ada dua hal tentang uang17:
1.

Uang haruslah suatu komoditas dagang. Oleh karena itu bisa

berupa kertas, tapi kertas hanya untuk nilai dari kertas itu sendiri. Bukan untuk apa yang tertulis diatasnya. Uang harus sesuatu yang nyata (layn). Yang tidak bisa menjadi kewajiban apapun. Nilai komoditas itu harus sama identik, sedangkan uang kertas tidak lebih dari cerminan obyektif harga komoditas, yaitu cerminan yang akhirnya akan lenyap dan hanya meninggalkan fungsi tertentu sebagai suat tanda18. Apabila nilai uang kertas tersebut ditambahkan, sebagai nilai nominal, melalui paksaan hukum, maka nilainya telah dikacaukan dan transaksinya,

15

Uang yang dititipkan/disimpan

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 61 Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 61 Umar Vadillo, Bank Tetap Haram (Kritik Terhadap Kapitalisme, Sosialisme, Dan Perbankan Syariah), terjemahan, Pustaka Zaman Jakarta, 2005, p 11
18 17

16

menurut syariah ini adalah batil, dan tidak dapat digunakan sebagai alat tukar/pembayaran19. Seseorang yang menitipkan uang emas (ayn) pada pihak kedua, dan menerima secarik kertas kwitansi atau janji pembayaran, dayn, untuk kemudian ditebuskan kembali dengan uang (emas) semula saat dibutuhkan pada suatu waktu, tidak melanggar hukum syariah. Tetapi, tidak dibolehkan menggunakan secarik kertas (dayn) tersebut untuk bertransaksi dengan pihak ketiga. Bila ia akan bertransaksi dengan pihak ketiga, maka ia harus menebuskan kertas (dayn) tersebut kepada pihak kedua. Dan dengan uang emas (ayn) miliknya yang telah berada di tangannya kembali, ia boleh menggunakannya sebagai alat pembayarannya20.
2.

Uang harus diterima secara umum. Oleh karena itu tidak bisa

dipaksakan. Tidak seorangpun bisa mengatakan itu adalah wajib pada rakyat. Dinar emas dan dirham perak merupakan uang pilihan bebas, bukan sebagai hasil dari keputusan. Uang kertas merupakan pemaksaan atas masyarakat. Kewajiban ini tidak diterima dalam Islam karena dua alasan21: a. Sifat penipuan dalam penawaran Yaitu mereka mewajibkan kepada masyarakat untuk menerima sesuatu diatas nilainya22. Padahal nilai uang kertas itu adalah nol.

Zaim Saidi, Tidak Syarinya Bank Syariah di Indonesia dan Jalan Keluarnya Menuju Muamalat, edisi revisi Mei 2010, Delokomotif, Yogyakarta, Mei 2010, p 146
20 Zaim Saidi, Tidak Syarinya Bank Syariah di Indonesia dan Jalan Keluarnya Menuju Muamalat, edisi revisi Mei 2010, Delokomotif, Yogyakarta, Mei 2010, p 148

19

Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 62
22

21

Nilai angka yang tertulis di atasnya.

Kebebasan

memilih

alat

pertukaran

bukan

merupakan

pemaksaan pemakaian uang kertas yang tidak memiliki nilai apapun. Uang kertas tersebut pemakaiannya secara khusus dinikmati bank pemerintah dari peraturan yang dibuat dan dipaksakan pemerintah23. Caranya mereka menentukan nilai uang yang masyarakat kumpulkan setelah lama bekerja hanya dengan mencetak lebih banyak uang. Dilain pihak bank tidak memberi pilihan lain kepada kita selain menerimanya sebagai satu-satunya uang legal dan alat pembayaran yang berlaku di dalam negeri. Bank-bank itu memiliki hak istimewa dengan mendapatkan izin untuk meminjamkan uang dengan jumlah sampai lima puluh kali lebih besar dari dana yang mereka kuasai24. Tidak ada seorang pun yang dipaksa untuk membeli sesuatu yang sangat tidak ia inginkan. Apalagi ia dipaksa untuk membayar sesuatu yang tidak ia beli25. Dengan menawarkan berdasarkan penipuan kepada masyarakat untuk memakai uang kertas saat terjadi devaluasi, hal itu dapat membuat nilai harga barang yang mereka simpan jauh lebih kecil dari uang yang mereka pegang sebagai utang26. b. Kewajiban dalam penawaran Seseorang diwajibkan untuk menerima uang kertas, baik itu disukai atau tidak disukai oleh masyarakat.

Umar Vadillo, Bank Tetap Haram (Kritik Terhadap Kapitalisme, Sosialisme, Dan Perbankan Syariah), terjemahan, Pustaka Zaman Jakarta, 2005, p 20
24 Umar Vadillo, The end Of Economics (An Islamic Critique Of Economics), Madinah Press, 1991, p. 33 25

23

JP. Proudhan, What is Properti, quote from Umar Vadillo, The End of Economic, p. 25

Umar Vadillo, Bank Tetap Haram (Kritik Terhadap Kapitalisme, Sosialisme, Dan Perbankan Syariah), terjemahan, Pustaka Zaman Jakarta, 2005, p 84

26

Setiap kali uang dicetak, uang itu dipaksakan agar kita menerimanya sehingga muncul dua akibat langsung yang mungkin disadari ataupun tidak.
(1). Pihak yang dipaksa menggunakan uang itu mendapati bahwa

nilai (harga) dari uang yang didapat dari proses bekerja memiliki nilai yang lebih besar dibanding ketika mereka berbelanja dengan uang yang sama. Proses ini secara langsung menggerogoti sebagian kekayaan seseorang yang sedang berusaha menyimpan uangnya hingga mencapai jumlah yang banyak27.
(2). Pihak yang memiliki hak istimewa mencetak uang memperoleh

keuntungan hanya dengan mencetak uang tanpa berkorban apapun. Uang kertas yang dipinjamkan oleh bank-bank kepada masyarakat (pengutang) dipinjamkan secara riba28 padahal uang itu bukan milik bank. Sementara masyarakat (pengutang) harus membayar bunga atas uang yang menjadi utangnya. Sedangkan pengutang tidak memiliki hak yang sama dalam mencetak uang29. Dengan demikian terjadilah penipuan besar-besaran30. Ini merupakan perbuatan yang tidak lebih diperkuat oleh penerapan hukum negara yang membatasi penggunaan komoditas lain sebagai sarana pembayaran, sehingga menegakan monopoli negara pada mata uang, terutama dalam hal emas
Umar Vadillo, The end Of Economics (An Islamic Critique Of Economics), Madinah Press, 1991, p 33 Uang kertas riba, karena tidak sesuai dengan rukun jual beli dalam Islam, yaitu: (1) Suka sama suka (an tarodhin minkum), (2) Setara (mitslan bi mitslin), (3) Kontan (yadan bi yadin) Zaim Saidi, Euforia Emas, Pustaka Adina, Depok, p. 15.
29 28 27

Hak mencetak uang hanya bank, masyarakat hanya menerimanya.

Umar Vadillo, The end Of Economics (An Islamic Critique Of Economics), Madinah Press, 1991, p 34

30

dan perak. Emas dan perak yang dikenakan pajak atau dalam penggunaanya diatur atau kadang-kadang dilarang31. Dalam beberapa kasus ekstrim kita dapatkan emas disita oleh hukum dari warga negara, sebagaimana terjadi di Amerika Serikat32. Syariah melarang pemaksaan atas komoditas tertentu sebagai uang tunggal di dalam suatu pasar, karena secara tegas dinyatakan bahwa uang dapat berupa komoditas apa saja sepanjang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran. Jika selain itu ditambahkan sifat monopoli yang terkandung pada uang kertas tanpa ada nilai sebagai komoditas dan pemberlakuan nilainya dipaksakan negara, jelaslah bahwa ada manipulasi. Jadi, penerimaan sistem itu tidak berkaitan sama sekali dengan Islam33. Tambahan pula, oleh karena tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak menerapkan sistem moneter kertas, cukuplah alasan untuk menyatakan bahwa kaum muslim berada dalam suatu lingkungan dunia dan tidak ada bentuk pemerintahan Islam yang otentik34. Tidak ada pembenaran atas satu malam pemberlakuan uang kertas yang strategis dan politis sebagai suatu sarana yang cocok bagi pemerintahan Islami35.
Umar Ibrahim Vadillo, Fatwa On Banking And The Use Of Interest Received On Bank Deposits, (Unpublished), October 2006, p 62 Pemerintah AS akan menyita emas ketika itu menyentuh $ 2000, Ada rencana untuk menggunakan IMF (AKA Keuangan AS dan Wall Street) untuk menjadi orang depan untuk tatanan dunia baru dan satu currency.We juga mendapat berita yang mengganggu kemarin dari sumber yang benar bahwa ketika emas menyentuh $ 2.000 itu disita dalam yang USAfor sekitar $ 200. Maka itu untuk diterbitkan kembali oleh Departemen Keuangan sebesar $ 10.000 per ons untuk kembali mata uang IMF dunia baru menggunakan SDR pada 2011. Emas fisik yang besar sedang pindah ke Kanada. Kami telah belajar dari analis logam terkenal dan komentator Roger Wiegand, dalam sebuah email kepada analis perak David Morgan yang kemudian diterbitkan dalam terbaru buletin Perak Morgan Investor tersedia hanya untuk pelanggan, bahwa beberapa tingkat tinggi Wiegand di dalam sumber-sumber telah melaporkan bahwa dalang balik pemerintah AS, dalam rangka memfasilitasi pindah ke mata uang dunia baru sedang mempertimbangkan, atau mungkin sudah mulai bergerak maju dengan, rencana untuk menyita emas dan perak dari publik Amerika. (http://www.edelmetaal-info.nl/opmerkelijk.html) Umar Vadillo, The end Of Economics (An Islamic Critique Of Economics), Madinah Press, 1991, p 128
34 33 32 31

Dapat dipercaya, benar, asli, murni. Bank tetap haram

35

Umar Ibrahim Vadillo menyimpulkan, bahwa uang kertas bukanlah uang yang berlaku dalam hukum Islam baik dalam bentuk yang sekarang atau dalam bentuk yang telah ada di masa lalu. Uang yang disyariatkan 36 adalah Dinar Emas dan Dirham Perak. Setiap barang umum37 diterima sebagai alat tukar, juga diterima sebagai uang yang sah dalam Islam.

36

Sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Komoditas yang diterima masyarakat secara umum.

37

Anda mungkin juga menyukai