PENDAHULUAN
Aktiva tetap merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang memiliki nilai sangat
penting dalam berjalannya sebuah perusahaan. Selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva
tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi jangka panjang bagi perusahaan. Aktiva
tetap tersebut dapat berupa tanah, mesin, bangunan, perlengkapan, dan lain sebaginya. Dalam
akan berusaha optimal untuk menyediakan aktiva yang mampu mendukung operasional
perusahaan. Selain itu, dalam pengembangannya pula, perusahaan akan menggantikan aset
lama dengan aset yang baru. Dalam penggantian aset tersebut dikarenakan aset telah habis
umur ekonomis atau dikarenakan hal lain seperti rusak sehingga manfaatnya tidak dapat
tetap sebagai kelancaran usaha. Di dalam memperoleh aktiva tetap, perusahaan memiliki
beberapa cara. Salah satu cara yang paling mudah diambil oleh perusahaan adalah dengan
melakukan pembelian. Namun, memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian dapat
menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dan memerlukan berbagai
pertimbangan. Dalam hal ini perusahaan perlu mengkaji kembali apakah dana yang ada
mencukupi atau diperlukan suatu pinjaman serta menilai risiko-risiko yang akan di hadapi.
Alternatif lain yang dapat dilakukan perusahaan dalam memperoleh aktiva adalah
melalui leasing. Menurut Nasution (2003) menyatakan bahwa leasing berasal dari kata lease
yang berarti sewa atau lebih umum diartikan sewa menyewa yaitu pembiayaa peralatan atau
barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Perkembangan dunia bisnis yang semakin maju, industri leasing
1
menciptakan sebuah konsep baru untuk mendapatkan barang modal digunakan sebagai
operasional perusahaan tanpa harus membeli atau memiliki barang tersebut. Oleh karena itu,
leasing merupakan salah satu alternatif yang bagi perusahaan yang membutuhkan modal atau
Aktivitas leasing secara umum diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu dari segi lessee
capital lease (finance lease) dan operating lease. Kemudian sewa dari segi lessor terdiri
daricapital lease (finance lease) dan operating lease, dari kedua aktivitas leasing tersebut
maka perlunya perlakuan akuntansi dan penerapan secara konsisten sesuai dengan standar
yang berlaku dalam rangka penyusunan laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian,
guna menjawab berbagai pertentangan dan menjelaskan praktek sewa aktiva tetap perlu
penjelasan dari sisi konsep akuntansi yang mendasar, sehingga dapat ditentukan perlakuan
setiap transaksi sewa guna usaha secara tepat, dapat dimengerti, dapat diperbandingkan dan
Selain itu pula, dalam penelitian yang di tulis oleh Mirhani (2003) yang
dan nomor 30/Kpb/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, yang pada saat itu kegiatan sewa guna
usaha masih terbatas. Bersamaan hal tersebut, akuntansi melihat perkembangan sewa guna
usaha (leasing)yang pesat di Indonesia, sehingga diperlukan suatu acuan mengenai perlakuan
Dengan demikian, sebuah laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi harus dapat memberikan suatu rangkaian historis yang menjelaskan mengenai
sumber ekonomi, kewajiban serta kegiatan yang mengakibatkan perubahan terhadap sumber
ekonomi dan kewajiban-kewajiban tersebut. Sehingga informasi yang dihasilkan dari laporan
2
keuangan tersebut akan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan
untuk periode akuntansi berikutnya. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk melihat
perlakuan akuntansi atas sewa guna usaha (leasing) aset tetap pada perusahaan.
5. Siapa saja pihak–pihak yang terlibat dalam Sewa Guna Usaha (leasing) ?
6. Mengetahui prosedur dan mekanisme transaksi dalam Sewa Guna Usaha (leasing)
3
BAB II
PEMBAHASAN
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan
hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna usaha
merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa guna usaha adalah
barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.
1. Menghemat modal Untuk memulai usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam
jumlah besar untuk menyiapkan barang-barang modal, dana yang tersedia dapat
akan memberikan keleluasaan dan alternatif untuk membiayai usahanya tanpa khawatir
4
adanya kebijaksanaan pengetatan ekspansi kredit perbankan yang akan membahayakan
kelanjutan usahnya.
3. Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel Dipandang dari sisi perjanjiannya,
leasing lebih luwes karena dapat dengan lebih mudah menyesuaikan dengan keadaan
keuangan lessee.
4. Biaya lebih murah Penggunaan suatu brang atau peralatan melalui metode leasing jauh
lebih murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang
(present value)
5. Di luar neraca (off-balance sheet) Tidak adanya ketentuan yang mengharuskan untuk
mencantumkan transaksi leasing dalam neraca perusahaan, member daya tarik tersendiri
bagi lessee yang berarti prosedur pembelian aktiva tidak perlu dipenuhi secara
dalam perencanaan arus dana kerena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang
7. Proteksi inflasi Leasing dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dimana dalam
berdasarkan suku bunga tetap maka lessee membayar dengan jumlah tetap atas
sisakewajibannya yang berasal dari pelunasan pembelian yang dilakukan dimasa lalu.
terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan
diatasi melalui leasing karena pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu
diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang disewa.
5
10. Kapitalisasi biaya Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya
dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing dan dapat
11. Risiko keuangan Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang
berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko
keuangan. sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang
mungkin terjadi.
12. Kemudahan penyusunan anggaran Adanya pembayaran sewa secara berkala yang
jumlahnya relatif tetap merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.
13. Pembiyaan proyek skala besar Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalm
pembiayaan proyek yang sering kali menjadi masalah diantara pemberi dana biasanya
dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang tersedianya suatu jaminan penuh yang
dapat diterima dan kemudahan untuk menguasai aktiva yang dibiayai apabila terjadi
suatu kelalaian.
1. Finance Lease: Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lesse
2. Operating Lease: Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee
1. Direct Finance Lease: Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki
barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli
suatu barang atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.
6
2. Sale and Lease back: Dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya
kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara
1. Independent leasing: Perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sebagai supplier atau
2. Captive lessor: Produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang mereka
lease-kan adalah barang-barang mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
3. Lease broker: Perusahaan ini hanya mempertemukan keinginan lessee untuk memperoleh
barang modal kepada pihak lessor untuk di-lease-kan. Lease broker hanya sebagai perantara
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan
kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan
barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang
berkenaan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut. Lessee adalah
perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
7
Lessee dalam financial lease bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau
peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee
memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki hak untuk
membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease,
lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan
alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap kerusakan. Supplier adalah perusahaan atau
pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan
lesseetanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya,
dalam operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan
pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlibat
Peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor, terutama dalam mekanisme
leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak
supplier dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk
memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee
atau lessor.
Leasing pada prinsipnya merupakan industri multi disiplin yang meliputi antara lain
bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi leasing yang telah dibahas
pada awal makalah ini dapat disimpulkan bahwa leasing mengandung arti suatu perjanjian
antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut
8
merupakan dasar-dasar dalam suatu transaksi leasing(basic lease). Pihak lessee berkewajiban
membayar sewa secara periodik kepadalessor sebagai kompensasi atas penggunaan barang
tersebut.
2. Setelah lease mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor
lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan
yang dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum
dalam kontak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak
utama.
tersebut.
8. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
9
10. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang
Dilihat dari jenis transaksi leasing, teknik pembiyaan leasing secara garis besar
dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu finance lease dan operating lease.
1. Finance Lease
Teknik finance lease biasanya juga disebut sebagai fill pay out yaitu suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lesse, dengan catatan bahwa:
a. Lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang
bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lesor secra berkala sesuai dengan jumlah dan
jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran
atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah dengan semua
biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan (spread) yang
diinginkan lessor
c. Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
termasuk biya pemeliharaan dan biya lainnya yang berhubungan dengan barang yang
disewa tersebut ditanggung oleh lessee lesse pada akhir kontrak memiliki hak opsi
untuk membeli barang tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau
10
d. Pembayaran berkala pada masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh lebih
Dalam praktiknya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi
Dalam transaksi ini, pihak lessor membeli barang modal atas permintaan dari lessee
dan langsung disewagunakan kepada lessee. Lessee juga dapat terlibat dalam
Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan
kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan jangka waktu yang disepakati
bersama. Metode transaksi ini membantu lessee yang mengalami kesulitan modal
kerja.
3. Leveraged lease
Dalam proses sewa guna usaha ini, pihak yang terlibat adalah lessor, lessee, dan
kreditor jangka panjang dalam membiayai objek leasing. Pihak kreditor jangka
panjang inilah yang biasanya justru memberikan porsi yang besar dalam
debt without recourse kepada pihak lessor. Apabila pihak lessee mengalami
default dan tidak mampu mengangsur, lessor tidak ikut bertanggung jawab terhadap
bank.
4. Syndicated lease
11
Metode ini terjadi apabila pembiyaan sewa guna usaha dilakukan oleh lebih dari
satu lessor. Kerja sama antar lessor ini didasarkan pada pertimbangan risiko atau
5. Vendor program
Vendor program adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh dealer
2. Operating Lease
Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relative lebih pendek dari umur ekonomis barang
modal tersebut
b. Lessee atas penggunaan modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara kepada
lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang
tersebut pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor
(cancelable).
Pada transaksi leasing terdapat jenis-jenis leasing yang telah di jelaskan sebelumnya,
dalam perlakuan akuntansi leasing hanya dikenal capital lease dan operating lease baik bagi
12
lessor ataupun bagi lessee. Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam perlakuan
akuntansi leasing:
Aktiva berwujud atau barang modal yang di sewa harus ditanggung atas beban asuransi,
Tingkat bunga pada saat kontrak perjanjian atas leasing ditanggung oleh lessee, hal ini
dimaksudkan untuk meminjam dana yang diperlukan untuk membeli aktiva yang disewa-beli
berdasarkan pinjaman beragunan dengan syarat pelunasan sesuai jadwal perjanjian leasing.
Merupakan estimasi nilai wajar untuk aktiva yang disewa-belikan pada akhir masa leasing.
Di dalam hal ini, terdapat dua jenis residual value yaitu nilai residu yang dijamin dan nilai
residu yang tidak dijamin. Pada nilai residu yang dijamin adalah pembayaran lease tambahan
yang dibayarkan berupa harta, kas atau keduanya dibayarkan pada akhir masa leasing.
Sedangkan pada nilai residu yang tidak dijamin merupakan suatu hal yang sama dengan tidak
Perlakuan akuntansi atas capital lease oleh penyewa usaha menurut PSAK No. 30
adalah: (1) Transaksi sewa guna usaha diberlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan
kewajiban pada awal masa guna sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha
ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir
masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna
dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban
bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna
usaha. (2) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran
sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha
13
atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha. (3) Aktiva yang disewa
guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa
manfaatnya. (4) Kalau aktiva yang disewa guna usahakan dibeli sebelum berakhirnya masa
sewa guna usaha maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan atau dikreditkan pada
tahun berjalan. (5) Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan
jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha. (6)
Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sale and leaseback) maka transaksi
tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan
transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus
diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan
secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usahakan.
Perlakuan akuntansi operating lease menurut PSAK No.30 bahwa pembayaran sewa
guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan
metode garis lurus selama masa sewa guna usaha oleh lessee, meskipun pembiayaan sewa
guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
Pelaporan akuntansi capital lease oleh penyewa guna usaha menurut PSAK No. 30
adalah: (1) Aktiva yang disewa guna usahakan dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap dalam
kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah
dari kewajiban lainnya. (2) Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas
a) Jumlah pembayaran sewa guna usahakan yang paling tidak untuk dua tahun berikutnya.
b) Penyusutan aktiva yang disewa guna usahakan yang dibebankan dalam tahun berjalan.
14
e) Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna usaha.
Menurut PSAK No.30 bahwa pengungkapan yang layak harus dicantumkan atas
laporan keuangan mengenai pelaporan dan pengungkapan transaksi operating lease adalah:
(1) Jumlah pembayaran sewa guna selama tahun berjalan yang dibebankan sebagai biaya
sewa. (2) Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak dua tahun
berikutnya. (3) Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha. (4)
transaksi sale andleaseback. (5) Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang
terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia bisnis,
maka semakin banyak kebutuhan dana dan modal yang harus dipenuhi oleh berbagai
perusahaan. Hal tersebut mendorong industri bisnis yang bergerak dalam bidang pembiayaan
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karena yang
dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usaha yang di dalam melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak
menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan
oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang–barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa
yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salah satu jenis lembaga
pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.
3.2 Saran
Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk pembaca bisa
16