Jernih Simanjuntak
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga Email:
jernih.simanjuntak-2021@feb.unair.ac.id
Abstrak
Pengembangan dan perluasan usaha perusahaan dapat dilakukan dengan cara penambahan
aktiva tetap yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Perusahaan juga perlu
melakukan alternatif pendanaan seperti leasing dan hutang jangka Panjang. Oleh karena itu
perusahaan perlu melakukan analisis untuk memilih alternatif pendanaan yang mana yang
menawarkan hasil yang paling menarik. Alternatif pendanaan yang memiliki cash outflow
terkecil akan dipilih sebagai keputusan pendanaan. Sehingga perusahaan perlu melakukan
analisis untuk memilih alternatif pendanaan mana yang paling menguntungkan dan sesuai
PENDAHULUAN
Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) maupun sewa guna usaha
tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease)
yaitu apabila dalam transaksi perusahaan lessor bertindak sebagai pihak yang membiayai barang
modal dimana secara berkala lessor menerima pembayaran sewa guna usaha dari lessee dan di
akhir masa sewa terdapat hak opsi bagi lessee. Hak opsi adalah hak lessee untuk membeli
barang modal yang disewa guna usahakan atau memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa
guna usaha. Sedangkan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) yaitu apabila dalam
transaksi perusahaan lessor membeli barang modal dan kemudian menyewa guna usahakannya
kepada lessee, lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli atau memperpanjang transaksi
sewa guna usaha tersebut. Melalui pembiayaan leasing dapat memperoleh barang-barang modal
untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sangat berbeda jika kita mengajukan kredit
kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi yang modalnya
kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan
dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka leasing selesai, perusahaan dapat membeli
barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu
dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup,
dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan
lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai
yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan
leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli
secara tunai.
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang ketat, perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk barang modal. Kebutuhan perusahaan akan barang modal dapat
diperoleh dengan berbagai cara. Salah satu caranya dengan membeli barang modal tersebut
secara langsung. Namun cara ini perlu pertimbangan oleh perusahaan terutama menyangkut
kegiatan pembelanjaan, karena cara ini dapat menguntungkan bagi perusahaan, atau dapat juga
merugikan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mempertimbangkan dana yang ada
dalam memperoleh aktiva tetap. Cara lain dapat dilakukan adalah dengan cara mengandalkan
lembaga keuangan yaitu bank, dalam bentuk pinjaman jangka panjang. Namun dikarenakan
prosedur yang cukup sulit untuk mendapatkan pinjaman, maka ada sumber pembiayaan
alternatif.
Sumber pembiayaan alternatif tersebut adalah leasing (kegiatan sewa guna usaha).
Pembiayaan barang modal melalui leasing lebih memberikan kemudahan dibandingkan dengan
membeli secara tunai atau melalui pinjaman dari bank.Pembiayaan ini tidak memerlukan
adanya jaminan karena aktiva tetap yang diperoleh dari leasing merupakan jaminan bagi
perusahaan leasing.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah literature review yang berisi uraian tentang teori,
PEMBAHASAN
Leasing
Menurut Latumerissa (2017) Sewa guna usaha (leasing) adalah perjanjian antara lessor
(perusahaan leasing) dengan lesse (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan
hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembiayaan sewa untuk jangka waktu tertentu.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan leasing)
dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh
lessee untuk imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan sewa guna
kegiatan sewa guna usaha memberikan definisi sebagai berikut: “kegiatan pembiayaan dalam
bentukpenyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lease selama
jangka waktu tertnetu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud
dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lease pada akhir kontrak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha.“
a.Pihak-pihak yang terlibat
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah sebagai
berikut:
1. Lessor Merupakan perusahan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk
2. Lessee Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk
3. Supplier Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai
perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat bertindak
sebagai lessor.
antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila
terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan
Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing Teknik pembiayaan leasing dapat dibagi dalam dua
a) Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih barang modal yang
dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal
b) Operating Lease
Dalam teknik operating lesae, pihak pemilik objek leasing atau leasor membeli barang
oleh lessee tidak mencangkup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan
barang modal tersebut dan bunganya. Lessor mengharapkan keuntungan dari penjualan
Keunggulan leasing
1. Proses pengadaan peralatan modal relative lebih cepat dan tidak memerlukan jaminan
kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan study kelayakan yang
2. Pengadaan kebutuhan modal, alat-alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi sangat
berjangka Panjang.
3. Posisi cashflow perusahaan akan lebih baik dan biaya-biaya modal menjadi lebih murah
dan menarik.
Pengertian hutang jangka panjang menurut Keisno dan Weygandt (2007:242), “Hutang jangka
panjang (long-term debt) terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomis yang sangat mungkin di
masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun dari siklus
operasi perusahaan mana yang lebih lama”.Sedangkan menurut Kusnadi (2000:11) pengertian
hutang jangka panjang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya
dilakukan dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun.
pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dimana
keberadaan hutang jangka panjang ini sangat penting bagi perusahaan”. Keputusan pendanaan
jangka panjang akan berdampak strategis bagi kelangsungan hidup perusahaan, mengingat
sumber dana hutang jangka panjang terikat untuk jangka waktu yang lama dalam perusahaan.
Keinginan perusahaan dalam pengadaan aset tetap dihadapkan pada suatu pilihan alternatif
pendanaan yaitu leasing dan hutang jangka panjang. Adanya data dan informasi mengenai
kedua alternatif dapat dijadikan perhitungan yang menghasilkan suatu keputusan pemilihan
alternatif yang mana yang menawarkan hasil paling menarik. Kemudahan syarat-prosedur,
kepastian hukum, dan pengeluaran (cash outflow) merupakan pertimbangan utama bagi
perusahaan. Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan leasing telah dilakukan dengan
Proses penghitungan total present value cash outflow menghasilkan perbandingan sebagai berikut:
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Present Value Cash Flow dari pembiayaan leasing
memiliki nilai lebih kecil. Pengadaan mesin alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena
dapat menghemat sebesar Rp.1.384.381.433. Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun
leasing tetap mempunyai nilai yang terendah dari pada hutang jangka panjang.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Present Value Cash Flow dari utang jangka panjang
memiliki nilai lebih kecil. Pengadaan aset alternatif pendanaan utang jangka panjang yang
dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp.513.918.134,-. Jumlah ini termasuk dalam kategori
besar namun pendanaan hutang jangka panjang tetap mempunyai nilai yang terendah dari pada
pembiayaan leasing.
sumber pembiayaan antara leasing dan penggunaan hutang jangka panjang untuk dua
perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan PT.
Prima Alloy Steel Universal, Tbk menunjukkan untuk nilai Cash outflow PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food, Tbk memiliki nilai PV cash outflow lebih kecil ketika menggunakan alternatif
pendanaan leasing. Alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena dapat menghemat sebesar
Rp. 1.384.381.433 (lihat tabel 1). Jumlah ini termasuk dalam kategori besar namun leasing tetap
mempunyai nilai yang terendah dari pada hutang jangka panjang. Sedangkan PT. Prima Alloy
Steel Universal, Tbk memiliki nilai PV cash outflow lebih kecil ketika menggunakan alternatif
pembiayaan hutang jangka panjang. Pengadaan aset alternatif hutang jangka panjang yang
dipilih karena dapat menghemat sebesar Rp. 513.918.134 (lihat tabel 2). Jumlah ini termasuk
dalam kategori besar namun pendanaan utang jangka panjang mempunyai nilai yang terendah
dari pada pembiayaan leasing. Dalam analisa data diatas terdapat perbedaan alternatif
pendanaan dalam memperoleh aktiva tetap pada kedua perusahaan tersebut diatas. Perbedaan
alternatif pembiayaan ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya tingkat suku bunga
bank/leasing.
Kesimpulan
a. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam melakukan pembelian mesin produksi
jangka panjang. Pengadaan mesin alternatif pembiayaan leasing yang dipilih karena
kas tersebut maka alternatif yang dipilih untuk pembelian mesin produksi adalah
b. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk dalam melakukan pembelian aset sebaiknya
Pengadaan aset alternatif hutang jangka panjang yang dipilih karena dapat menghemat
Atmaja, Lukas Setia. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.
Indah Rafika, Moh. Amin, Anik Malikah ( 2018 ) Analisis perbandingan antara pendanaan
hutang jangka panjang dengan leasing dalam pengadaan aktiva tetap e-jra vol. 07.
Husnan, Suad, Eny Pudjiastuti, 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. YKPN; Yogyakarta
Jogiyanto, Hartono, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga,. BPFE;
Yogyakarta
Kieso, Jenrry J dan Terry D. Warfield. 2002. Intermediate accounting. Jilid 1. Bina
aksara;Jakarta