Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN LEASING
Leasing atau sewa guna adalah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang untuk meningkatkan produktivitasnya dengan melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finace lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), maupun
memperbaiki efektivitas dan efisiensi dalam kinerjanya.
Adanya leasing memungkinkan perusahaan dapat memperoleh barang meskipun
sebenarnya tidak memiliki uang cukup untuk membelinya. Terdapat beberapa elemen pada
leasing yakni:
a. Pembiayaan perusahaan.
b. Penyediaan barang-barang modal.
c. Jangka waktu tertentu.
d. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama.
e. Adanya hak pilih (option right).
f. Pembayaran secara berkala.
g. Adanya pihak lessor.
h. Adanya pihak lessee.
Adapun beberapa istilah yang kerap dijumpai pada leasing adalah sebagai berikut:
1) Lease adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan property tertentu yang dimiliki oleh lessor selama periode waktu
tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan yang pada
umumnya dilakukan secara periodik.
2) Lessee adalah pihak pemakai baik perorangan maupun badan atau perusahaan yang
menggunakan modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing.
3) Lessor adalah pemilik dari aktiva (barang) modal yang akan di lease.
4) Lease term adalah jangka waktu lease yang bersifat mutlak artinya tidak dapat dibatalkan,
seperti:
a. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbarui kontrak.

1
b. Periode saat lessor mempunyai hak untuk menggunakan hak opsi untuk membeli
aktiva yang dilease.
c. Periode saat dimana lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau
memperpanjang masa lease.
d. Periode saat dimana lesse mendapat denda karena tidak mampu memperbarui
lease dan jumlah denda tersebuat dijamin pada awal permulaan.
e. Periode yang mencakup hak opsi pembaruan yang biasa diberikan jaminan oleh
lessee atas utang lesse yang kemungkinan terjadi.
5) Residual Value adalah nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasikan pada akhir
periode sewa.
6) Security Deposit (SD) adalah jaminan kas yang diminta oleh lessor dari sewa kewajiban
sewa lainnya.

II. CIRI-CIRI LEASING


Adapun ciri-ciri leasing adalah sebagai berikut:
a. Memiliki hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda lease tersebut
b. Hak milik benda ada pada leasor
c. Benda yang menjadi objek leasing merupakan benda-benda yang digunakan dalam suatu
perusahaan

III. JENIS-JENIS LEASING


1. Capital Lease
Capital lease merupakan jenis leasing yang perusahaan leasingnya adalah lembaga
keuangan. Pada Capital Lease, nasabah (lessee) yang membutuhkan barang atau modal
menentukan sendiri kriteria dan spesifikasi barang yang di butuhkan. Sehingga lesse bebas
menentukan barang apa yang ia inginkan.
2. Operating Lease
Operating Lease adalah jenis leasing dimana pihak lessor membeli barang kemudian
disewakan kepada lesse dalam jangka waktu tertentu. Lesse hanya membayar rental atau
sewa barang saja. Harga barang dan biaya-biaya lainnya lessor yang membayar.
3. Sales Type Lease (Lease Penjualan)
Lease penjualan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease
barang dari hasil produksinya. Biasanya penjualan lease ini memiliki dua macam pendapatan

2
yang diakui, yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas pembelanjaan
selama jangka waktu lease.
4. Leverage Lease
Leasing jenis ini melibatkan pihak ketiga, atau biasa disebut dengan credit provider.
Jadi lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang,
melainkan hanya sekitar 20% – 40% saja. Sisa harga kemudian akan dibiayai oleh credit
provider.
5. Cross Border Lease
Leasing jenis ini biasanya dilakukan antar negara. Lessor dan lesse terletak tidak
dalam satu negara, melainkan di dua negara yang berbeda. Biasanya barang yang di
leasingkan dalam Cross Border Lease adalah barang yang memiliki nilai yang besar.
Contohnya: pesawat terbang bentukan Boeing dan Airbus.

IV. MANFAAT LEASING


1. Fleksibel
Struktur kontrak yang ada pada leasing amatlah fleksible sesuai dengan kondisi
keuangan perusahaan. Demikian pula dengan besarnya pembayaran beserta jangka waktu
yang harus ditempuh dapat disesuaikan dengan kemampuan kita.
2. Tidak harus menyertakan jaminan
Hak kepemilikan secara sah terhadap barang yang di-lease merupakan jaminan
dalam pembiayaan secara leasing.
Demikian pula dengan pembiayaan yang dilakukan sesuai penghasilan dari usaha
dengan barang lease merupakan jaminan dalam pembiayaan secara leasing.

3. Capital saving
Kebanyakan leasing akan melakukan pembiayaan 100% untuk kebutuhan barang.
Hal ini berarti jika ada dana lain yang masih ada, dapat dipergunakan untuk kepentingan
lainnya.

Tentunya dengan sisa modal yang ada ini, diharapkan dapat menjadi tambahan
keuangan guna meningkatkan produktivitas.
4. Pelayanan cepat

3
Prosedur dalam leasing amatlah sederhana. Hal ini tentu berdampak pada cepatnya
pelayanan yang dilakukan oleh leasing terhadap pihak yang membutuhkan.
Efisiensi waktu ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perusahaan lainnya guna
meningkatkan produktifitas.
5. Terhindar dari kerugian inflasi
Penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi dapat dihindari dengan
menggunakan leasing. Hal ini dikarenakan apabila pihak memilih melakukan leasing, maka
pembayaran yang dilakukan akan sesuai dengan satuan moneter sebelumnya. Sehingga
ketika melunasi hutang, pembayar tidak akan terkena kenaikan harga.
6. Kepastian hukum
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing akan mendapatkan kepastian hukum. Sebab
dalam leasing sendiri terdapat parturan yang tidak bisa dibatalkan dengan kondisi
perekonomian apa pun.
7. Cara mendapatkan aktiva
Bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan pendanaan dapat menggunakan
fasilitas leasing ini untuk mendapatkan aktiva atau barang. Dengan demikian, modernisasi
atau pun peningkatan prokdutifitas tetap dapat berlangsung

PERUSAHAAN LEASING
 Independent leasing : Perusahaan Leasing yang berdiri sendiri dan dapat sekaligus
sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk di leasekan.
 Captive Lessor : Dalam perusahaan leasing ini produsen atau supplier mendurikan
perusahaan leasing dan yang mereka leasekan adalah barang milik mereka sendiri.
 Lease Broker : Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee
untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk memperoleh barang modal
kepada pihak lessor untuk di leasekan.

PROSES PENGAJUAN LEASING

1. Prakarsa leasing dan permohonan leasing dari nasabah diajukan ke perusahaan sewa guna
usaha
2. Selanjutnya perusahaan sewa guna usaha akan menganalisa dan mengevaluasi kriteria dari
nasabah yang akan menjadi pertimbangan diberi atau ditolaknya pemutusan leasing tersebut,

4
3. Analisa dan evaluasi yang akan dilakukan adalah mengenai penilaian yang sesama terhadapa
watak, kemampuan, modal,agunan, kondisi atau prospek usaha nasabah dan penilaian
terhadap sumber pelunasan yang dititikberatkan pada hasil usaha atau penghasilan dari
pemohon serta menyajikan aspek yuridis untuk melindungi perusahaan sewa guna usaha.
4. Berdasarkan analisa dan evaluasi, pejabat yang berwenang dari perusahaan akan
memutuskan persetujuan atau penolakan pengajuan leasing tersebut. Sebelum memberikan
putusan, pejabat pemutus dan pelaksana administrasi dari persahaan sewa guna usaha
bertanggungjawab meneliti dan memastikan bahwa dokumen – dokumen yang mendukung
pemberian putusan adalah lengkap, masih berlaku, sah, dan berkekuatan hukum

Dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi


 Akta Pendirian Perusahaan dan Surat Pengesahan dari Departemen Hukun dan HAM
 Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
 Dokumen bukti pemilikan agunan, yang aslinya sudah dicek kebenaran dan
keabsahannya dan bukti penilaian jaminan
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 NPWP
 Laporan keuangan selama 3 tahun terakhir (disarankan audited). Untuk perusahaan baru
dilengkapi laporan-laporan riwayat bisnis sebelumnya atau riwayat kepengurusan
perusahaan tersebut
 Salinan rekening koran selama 3 bulan terakhir
 Dokumen mengenai identitas nasabah yang aslinya sudah dicek kebenarannya
 Bukti-bukti negosiasi yang telah disetujui dan ditandatangani nasabah
 Kelengkapan dokumen paket leasing sesuai dengan jenis sewa guna usaha.

PERJANJIAN LEASING

Setiap leasing yang disetujui dan disepakati wajib dituangkan dalam perjanjian secara
tertulis. Bentuk dan format perjanjian harus memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum.
Memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali, tujuan penggunaan, dan perjanjian
tersebut harus ditandatangani oleh nasabah.

Dokumen – dokumen dalam perjanjian ini mencakup identitas atau legalitas nasabah dan
usahanya. Surat permohonan, laporan analisis dan evaluasi yang dilakukan perusahaan sewa
guna usah tehadap perusahaan yang akan menerima leasing, perjanjian dan pencairan, jaminan
dan pengikatnya, pembinaan, pengawasan, penyelamatan atau penyelesaian. Jika ada dokumen

5
yang tertunda, maksimal penudaan adalah 30 hari. Pengecekan keabsahan dokumen dilakukan
setidaknya 1 tahun sekali, yang harus berkekuatan hukum jika terjadi gejala pemburukan tingkat
kolektibilitas.

Semua dokumen dan perjanjian harus berada dalam perusahaan sewa guna usaha (lessor)
sampai tenggat waktu perjanjian leasing berakhir. Jika tenggat waktuperjanjian leasing telah
berakhir, maka lessor wajib mengembalikan semua dokumen kepada lessee.

Berakhirnya perjanjian leasing bisa terjadi dengan cara baik-baik yaiuti dasar hubungan
hukum selesai karena lesse telah melunasi hutangnya kepada lessor atau ”over kontrak”

Berakhirnya perjanjian leasing dengan cara tidak baik yaitu karna buruknya tingkat
kolektibilitas sehingga menyebabkan upaya penyelesaian sengketa, eksekusi jaminan, dan
pemberesan (penagihan kekurangan atau pengembalian kelebihan).

Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “lease agrement”
Isi kontrak yang di buat secara umum antara lain:
• Nama alamat Lessee
• Jenis barang modal yang diinginkan
• Jumlah atau nilai barang yang di leasingkan
• Syarat pembayaran
• Syarat kepemilikan
• Biaya-biaya yang dikenakan
• Sangsi apabila lessee ingkar janji
• Dan lain-lain

1. AKUNTANSI LEASING OLEH LESSEE


Jika lessee mengkapitalisasi lease, maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban yang
umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa. Lessor yang sudah memindahkan
secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan mengakui penjualan dengan
mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang.
Adapun ayat jurnal khusus bagi lessor dan lessee dengan asumsi bahwa peralatan dilease
dan dikapitalisasi.
Ayat jurnal oleh lessee
Peralatan yang Dilease xxx
Kewajiban Lease xxx
Ayat jurnal oleh lessor

6
Piutang Lease (bersih) xxx
Peralatan xxx

Setelah dikapitaliasi, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor dan lessee akan
memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Sedangkan apabila
kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada pencatatan aktiva oleh lessee dan tidak ada
pengeluaran aktiva oleh lessor.

Terdapat dua metode pengakuan akuntansi oleh lessee diantaranya sebagai berikut:
2.1 Metode Lease Modal (Capital Lease Method)
Lease dikatakan sebagai lease modal (capital lease) apabila mencakup satu atau
lebih dari empat kriteria sebagai berikut:
a. Terjadi pengalihan kepemilikan
Lease akan dikatakan sebagai lease modal apabila terjadi pengalihan kepemilikan
aktiva kepada lessee.
b. Lease memiliki opsi pembelian dengan harga khusus
Opsi ini merupakan sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk membeli
properti yang dilease dengan harga yang lebih rendah dibandingkan nilai wajar
properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu digunakan. Pada awal lease,
perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar yang diharapkan harus cukup
besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak.
c. Jangka waktu lease yang sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur
ekonomis aktiva
Kapitalisasi akan dilakukan jika periode lease sama dengan atau melebihi 75%
dari umur ekonomis aktiva dan sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan
barang dialihkan ke lessee.
d. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang
dilease

Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan dalam penentuan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum adalah sebagai berikut:
1) Pembayaran Lease Minimum

7
Pembayaran ini dilakukan oleh lessee sehubungan dengan properti yang dilease dimana
pembayaran ini mencakup pembaaran sewa minimum, nilai residu yang dijamin, penalty
atas kegagalan memperbaharui atau memperpanjang lease, dan opsi untuk membeli dengan
harga khusus.
2) Biaya-Biaya Executory
Biaya Executory adalah biaya yang dibutuhkan saat aktiva berwujud dilease. Biaya
tersebut seperti biaya asuransi, pemeliharaan maupun pajak. Jika lessor tetap
bertanggungjawab atas oembayaran biaya-biaya jenis kepemilikan ini, maka bagian dari
setiap pembayaran lease yang mencerminkan biaya executory harus dikeluarkan dari
perhitungan nilai sekarang pembayaran lease minimum karena bukan merupakan
pembayaran atau pengurangan kewajiban.
3) Tingkat Diskonto
Untuk menentukan apakah nilai sekarang dari pembayaran lebih kecil daripada 90%
nilai wajar properti, lessee akan mendiskontokan pembayaran dengan suku bunga pinjaman
incremental yakni suku bunga yang pada awal lease, harus dikeluarkan oleh lessee untuk
meminjam dana yang diperlukan guna membeli aktiva yang dilease menurut pinjaman yang
dijamin dengan jangka waktu pelunasan yang serupa dengan skedul pembayaran dalam
kontrak lease.
Namun, terdapat pengecualian yakni apabila lessee mengetahui suku bunga implisit
yang dihitung lessor dan suku bunga tersebut lebih rendah dari suku bunga pinjaman
incremental lessee, maka lessee harus menggunakan suku bunga implisit lessor.
Suku bunga implisit adalah tingkat diskonto yang apabila diterapkan pada
pembayaran lease minimum dan setiap nilai residu yang tidak dijamin yang terhutang pada
lessor akan menyebabkan nilai sekarang agregat sama dengan nilai wajar properti yang
dilease kepada lessor. Sedangkan suku bunga Inkremental adalah suku bunga yang akan
ditanggung lease jika ia meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk membeli aktiva
yang dilease, dan didalamnya diperhitungkan keaadaan keuangan lesse dan kondisi yang
berlaku dipasar.

2.2 Metode Lease Operasi (Operating Lease Method)


Dalam metode operasi, beban sewa dan kewajiban lainnya yang berhubungan harus
diakrualkan dari hari ke hari ke lessee ketika properti digunakan. Pada metode lease operasi,
beban operasi selama jangka waktu lease adalah sama. Lessee membebankan sewa ke periode-

8
periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva tersebut dan mengabaikan setiap
komitmen untuk pembayaran di masa depan. Apabila lease tidak memenuhi kriteria kapitalisasi,
maka lease tersebut diperlakukan sebagai lease operasi.
Sebagai contoh, misalkan pada ilustrasi sebelumnya pada contoh metode lease modal
tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal, maka lease tersebut diperlakukan sebagai lease
operasi.
Beban tahun pertama ke operasi adalah sebesar pembayaran sewa Rp25.981,62. Ayat
jurnal untuk mencatat beban ini pada 1 Januari 2008 adalah sebagai berikut:
Beban Sewa Rp25.981,62
Kas Rp25.981,65

2.3 Perbandingan Lease Modal dengan Lease Operasi


Walaupun total beban operasi selama jangka waktu lease adalah sama baik dengan
metode modal ataupun operasi, namun menurut perlakuan lease modal beban akan lebih besar di
tahun-tahun awal dan lebih rendah ditahun-tahun akhir.
Berikut uraian beban operasi untuk mengetahui perbedaan antara lease modal dan lease
operasi
PT. Maju Mundur
Skedul Beban Operasi
(dalam rupiah)
Lease Modal Lease Operasi
Biaya Beban Lease
Tahun Penyusutan Bunga Total Beban Perbedaan
Executory Operasi
2008 20.000 2.000 7.601,84 29.601,84 25.981,62 3.620,22
2009 20.000 2.000 5.962,86 27.962,86 25.981,62 1.982,24
2010 20.000 2.000 4.162,08 26.162,08 25.981,62 180,46
2011 20.000 2.000 2.180,32 24.180,32 25.981,62 (1.801,3)
2012 20.000 2.000 - 22.000,00 25.981,62 (3.981,62)
100.000 10.000 19.908,10 129.908,10 129.908,10 0

Adapun perbedaan yang akan terjadi jika menggunakan lease modal dibandingkan
dengan lease operasi adalah sebagai berikut:

9
a. Kenaikan jumlah utang yang dilaporkan (baik jangka pendek maupun jangka panjang)
b. Kenaikan jumlah total aktiva (terutama aktiva jangka panjang)
c. Laba yang rendah pada awal masa lease dan karenanya laba ditahan menjadi lebih rendah.
Karena hal tersebut maka perusahaan menganggap bahwa lease modal memiliki dampak
ang merugikan terhadap posisi keuangan perusahaan karena rasio utang terhadap total ekuitas
meningkat dan tingkat pengembalian atas total aktiva menurun.

3. AKUNTANSI OLEH LESSOR


Empat Keunggulan Leasing bagi Lessor antara lain :
1. Pendapatan Bunga
Leasing adalah suatu bentuk pembiayaan oleh karena itu lembaga keuangan dan
perusahaan leasing menganggap leasing sangat menarik. Hal ini dikarenakan leasing
menyediakan marjin bunga yang sangat kompetitif.
2. Insentif pajak
Dalam banyak kasus, perusahaan yang melease tidak dapat manfaat pajak, tetapi leasing
memberikan mereka peluang untuk mengalihkan manfaat pajak semacam itu kepada pihak
lain (lessor) berupa pengembalian atas tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang dilease.
Sebagai ilustrasi, Sebelum Tax Reform Act th 1986, Undang-undang pajak memberikan
kredit pajak investasi yang memperbolehkan pemilik harta mengkreditkannya ke hutang
pajak penghasilan entah pada periode berjalan ataupun pada periode mendatang dengan
ketentuan bahwa harta tersebut tetap dimilikinya, Jika seorang Lessor menjual aktiva
tersebut, maka keringanan pajak itu ikut bersama barangnya, tetapi perjanjian Lease dapat
menetapkan siapa yang akan memperoleh manfaat tersebut. Keluwesan ini membuat kredit
pajak menjadi unsur penting dalam negosiasi Lease

3. Nilai Residu yang Tinggi.


Keunggulan lain bagi lessor adalah pengembalian properti pada akhir masa lease. Nilai
residu dapat menghasilkan laba yang sangat besar. Citigroup pada satu waktu
mengasumsikan bahwa pesawat komersial yang dileasekan ke industri penerbangan akan
mempunyai nilai residu sebesar 5% dari harga belinya. Ternyata pesawat tersebut bernilai
sebesar 150% dari biayanya dan menghasilkan laba yang sangat besar. Akan tetapi, 3 tahun

10
kemudian pesawat yang sama ini akan menurun nilainya menjadi hanya 80% dari biaya
perolehannya, tetapi masih jauh di atas perkiraan awal sebesar 5%.
4. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease
Apabila harta dijual, pembeli kerap kali tidak mengadakan transaksi lagi dengan
penjualnya. Akan tetapi dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama
periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui
Leasing.

EKONOMI LEASING
Lessor menentukan jumlah sewa, berdasarkan tingkat pengembalian dan suku bunga
implisit yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang
dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah posisi kredit lessee dan
lamanya lease. Pada contoh PT Abadi Sentosa/PT Maju Mundur, suku bunga implisit lessor
adalah 10%, biaya peralatan bagi lessor adalah Rp.100.000 (juga nilai pasar wajar), dan estimasi
nilai residu adalah nol. Lessor Company menentukan jumlah pembayaran lease sebagai berikut:

Nilai pasar wajar peralatan yang dilease Rp.100.000,00


Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai residu 0
Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran
lease Rp.100.000,00
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
pengembalian 10% (Rp.100.000 : 4,16986a) Rp. 23.981,62

PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%

Jika nilai residu dilibatkan (apakah dijamin atau tidak), lessor tidak harus
menutup pembayaran lease sebesar itu. Oleh karena itu, pembayaran lease akan menjadi lebih
kecil

KLASIFIKASI LEASE OLEH LESSOR


Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi
sebagai berikut :
1. Lease Operasi

11
2. Lease Pembiayaan Langsung
3. Lease Jenis Penjualan
Berdasarkan ilustrasi, Jika pada tanggal perjanjian lease (awal) lessor adalah pihak yang
memenuhi satu atau lebih kriteria kelompok I berikut ini (1,2,3,dan 4) dan kedua kriteria
kelompok II berikut (1 dan 2), maka lessor harus mengklasifikasikan dan memperhitungkan
perjanjian ini sebagai lease pembiayaan langsung atau lease penjualan (Perhatikan bahwa kriteria
kelompok I sama dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh lessee agar lease dapat
diklarifikasikan sebagai lease modal.

Ilustrasi : Kriteria Kapitalisasi (Lessor)

Kelompok I
1. Lease mengalihkan kepemilikan properti pada lessee
2. Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus
3. Jangka waktu lease sama dengan 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis properti yang di lease
4. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (kecuali pembayaran executory) sama dengan atau
melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di lease

Kelompok II
1. Ketertagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi secara layak
2. Tidak ada ketidakpastian yang penting diseputar jumlah biaya yang tidak dapat dibayarkan kembali
meskipun telah dikeluarkan oleh lessor menurut lease (pelaksanaan lessor secara substansial telah
selesai atau biaya masa depan dapat diprediksi secara layak)

Mengapa kriteria Kelompok II disyaratkan? Jawabannya adalah bahwa profesi ingin


memastikan bahwa lessor telah benar-benar mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan. Jika
ketertagihan pembayaran tidak dapat diprediksi atau jika pelaksanaan oleh lessor tidak lengkap,
maka kriteria untuk pengakuan pendapatan belum dipenuhi dan hal itu harus diklasifikasikan
sebagai lease operasi.
Sebagai contoh, perusahaan leasing komputer membeli komputer IBM, meleasekannya,
dan menghapus aktiva yang dilease dari neraca. Dalam meleasekan aktiva, lessor komputer
menyatakan bahwa mereka bersedia mengganti peralatan IBM dengan yang baru bila peralatan
yang lama telah usang. Akan tetapi, pada saat IBM meluncurkan lini komputer baru, IBM
menolak untuk menjual komputernya ke perusahaan leasing komputer. Sebagai akibatnya,
banyak lessor tidak memenuhi kontraknya dengan para pelanggan dan terpaksa harus mengambil
kembali peralatan lama. Apa yang sudah dikeluarkan dari pembukuan sekarang harus
dimunculkan kembali. Kasus seperti ini menunjukkan perlunya kriteria Kelompok Il.

12
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi lessor adalah
adanya atau tidak adanya laba (atau kerugian) produsen penyalur : lease jenis penjualan
melibatkan laba produsen atau penyalur, sedangkan lease pembiayaan langsung tidak memiliki
unsur tersebut. Laba (atau rugi) lessor adalah perbedaan antara nilai wajar properti yang di lease
pada awal lease dengan biaya atau jumlah tercatat (nilai buku) lessor.
Umumnya, lease jenis penjualan terjadi apabila perusahaan manufaktur atau penyalur
menggunakan leasing sebagi sarana untuk memasarkan produk mereka. Sebagai contoh, pabrik
komputer akan meleasekan peralatan komputernya kepada bisnis dan lembaga-lembaga. Lease
pembiayaan langsung umumnya terjadi dari hasil perjanjian dengan lessor yang terutama
bergerak di bidang keuangan, seperti perusahaan lease pembiayaan, perusahaan asuransi, bank,
dan perwalian pensiun. Akan tetapi,lessor tidak harus merupakan perusahaan manufaktur atau
penyalur untuk mengakui laba (atau rugi) pada awal lease yang membutuhkan aplikasi akuntansi
lease jenis penjualan.
Semua lease yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease pembiayaan langsung atau
jenis penjualan diklasifikasikan dan diperlakukan oleh lessor sebagai lease operasi. Berikut akan
dicantumkan ilustrasi sebagai contoh situasi di mana lease diklasifikasikan sebagai lease operasi,
pembiayaan langsung, atau jenis penjualan bagi lessor.

Perjanjian
Lease

Apakah Lease Apakah Apakah Apakah Nilai


Memenuhi YA Ketertagihan YA Pelaksanaan YA Wajar Aktiva
Setiap Kriteria Pembayaran Lessor Telah Sama
Kelopok I (Sama Lease Telah Selesai Dengan Nilai
seperti Lessee) Dianggap Layak ? Semuanya ? Buku Lessor?

YA
TIDAK

Lease
Pembiayaan
Langsung

TIDAK
Lease Jenis
TIDAK Lease Operasi
Penjualan TIDAK
13
Sebagai akibat dari penambahan kriteria Kelompok II untuk lessor, adalah mungkin
bahwa lessor yang tidak memenuhi kedua kriteria itu akan mengklasifikasikan lease sebagai
lease operasi, sementara lessee akan mengklasifikasikan leaseyang sama sebagai lease modal.
Dalam kondisi seperti ini, baik lessor maupun lessee akan mencatat aktiva pada pembukuan, dan
keduanya akan menyusutkan aktiva yang dikapitalisasi itu.
Untuk tujuan perbandingan dengan akuntansi lessee, hanya lease operasi dan pembiayaan
langsung yang akan diilustrasikan pada bagian berikut.

METODE PEMBIAYAAN LANGSUNG (LESSOR)


Lease pembiayaan langsung pada hakikatnya adalah pembiayaan atas pembelian aktiva
oleh lessee. Pada jenis lease ini, lessor mencatat piutang lease alih-alih aktiva lease. Piutang
lease ini menjadi nilai saat ini dari pembayaran minimum lease. Ingat bahwa "pembayaran lease
minimum" mencakup:
1. Pembayaran lease (tidak termasuk biaya executory)
2. Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3. Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4. Denda atau penalti atas kegagalan untuk memperbaharui (jika ada)
Selain itu, jika lessor membayar biaya-biaya executory, maka pembayaran lease harus
dikurangkan dengan jumlah tersebut untuk menghitung pembayaran lease minimum.
Dengan menggunakan data dari ilustrasi terdahulu terkait PT Abadi Sentosa / PT Maju
Mundur presentasi berikut menggambarkan perlakuan akuntansi untuk lease pembiayaan
langsung. Informasi yang relevan bagi PT Abadi Sentosa dalam akuntansi untuk transaksi lease
ini adalah sebagai berikut:
1. Jangka waktu lease adalah 5 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2008, tidak dapat
dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar Rp.25.981,62 pada awal
setiap tahun; pembayaran termasuk Rp.2.000 biaya executory (pajak properti).
2. Peralatan memiliki biaya Rp.100.000 bagi PT Abadi Sentosa, nilai wajar pada awal lease
sebesar Rp.100.000, estimesi umur ekonomis selama 5 tahun, dan tidak ada nilai residu.
3. Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negosiasi dan menutup transaksi
lease.
4. Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak dan peralatan dikembalikan ke PT
Abadi Sentosa pada akhir masa lease.

14
5. Ketertagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan penge- cualian pajak
properti yang ditagih dari PT Maju Mundur) yang harus dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa.
6. PT Abadi Sentosa menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin tingkat
pengembalian 10% (suku bunga implisit) atas investasinya sebagai berikut

Nilai pasar wajar peralatan yang dilease Rp. 100.000,00


Dikurangi : Nilai sekarang dari nilai residu 0
Jumlah yang dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran leasee Rp. 100.000,00
Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan
Pengembalian 10% (Rp. 100.000 : 4,16986a) Rp. 23.981,62
*PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%

Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung karena
(1) jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan, (2) nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan, (3) ketertagihan pembayaran
dipastikan secara layak, dan (4) tidak ada lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara
nilai wajar peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa biaya
yang harus dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa(Rp.100.000).
Piutang Lease merupakan nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk
biaya executory yang merupakan pajak properti sebesar Rp.2.000. PT Abadi Sentosa akan
menghitungnya sebagai berikut

Piutang Lease = (Rp.25.981,62 - Rp.2.000) x Nilai sekarang anuitas jatuh tempo sebesar 1
untuk 5 periode pada 10%
= Rp.23.981,62 x 4,16986
= Rp.100.000

PT Abadi Sentosa mencatat lease aktiva dan piutang yang dihasilkan per 1 Januari 2008
(awal lease) sebagai berikut :
Piutang Lease 100.000
Peralatan 100.000

15
Umumnya, piutang pembayaran lease, walaupun dicatat dalam jumlah lease investasi
kotornya, dilaporkan di neraca pada jumlah investasi bersih (investasi kotor dikurangi
pendapatan bunga diterima dimuka) dan diberi judul “Investasi bersih dalam lease modal”. Hal
ini dapat diklasifikasikan baik sebagai lancarmaupun tidak lancar, tergantung pada kapan
investasi bersih dipulihkan”
Peralatan yang dilease dengan biaya perolehan sebesar Rp.100.000, yang
menggambarkan investasi PT Abadi Sentosa, diganti denngan piutang lease bersih. Dengan cara
yang sama dengan perlakuan bunga oleh lessee, PT Abadi Sentosa menggunakan metode bunga
efektif dan mengakui pendapatan bunga sebagai fungsi dati investasi bersih yang belum
dipulihkan.

PT. Abadi Sentosa


Skedul Amortisasi Lease
(Dalam Rupiah)
Pembayaran Bunga 10% Pemulihan
Lease Biaya atas Piutang Piutang
Tanggal
Tahunan Executory Lease Lease Piutang Lease
(a) (b) (c) (d) (e)
1/1/08 100.000,00
1/1/08 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38
1/1/09 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60
1/1/10 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84
1/1/11 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801.30
1/1/12 25.981,62 2.000 2.180,32 21.801,30 0
129.908,10 10.000 19.908,10 100.000,00

Pada tanggal 1 Januari 2008, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease
tahun pertama adalah sebagai berikut :

16
Kas 25.981,62
Piutang Lease 23.981,62
Beban Hutang Pajak Properti 2.000
Pada tanggal 31 Desember 2008, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahunn
pertama diakui dengan ayat jurnal berikut :
Piutang Bunga 7.601,84
Pendapatan Bunga-Lease 7.601,84
Pada tanggal 31 Desember 2008, investasi bersih menurut lease modal dilaporkan dalam
neraca lessor di antara aktiva lancar atau aktiva tidak lancar atau keduanya. Bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih lama, diklasifikasi
sebagai aktiva lancar dan sisanya sebagai aktiva tidak lancar
Bagian aktiva yang berhubungan dengan transaksi lease per 31 Desember 2008 disajikan
sebagai berikut :

Aktiva Lancar

Piutang bunga Rp. 7.601,84

Piutang lease 16.379,78

Aktiva tidak lancar (investasi)

Piutang lease Rp.59.638,60

Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun kedua dan pengakuan
pendapatan bunga :

1 Januari 2009

Kas 25.981

Piutang Lease 16.379,78

Piutang Bunga 7.601,84

Beban/Hutang Pajak Properti 2.000

31 Desember 2009

17
Piutang Bunga 5.963,86

Pendapatan Bunga-Lease 5.963,86

Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2012 akan mengikuti pola yang sama kecuali tidak
ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga pada tahhun 2012 (tahun terakhir. Karena
piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2012, maka tidak ada saldo (investasi) yang
beredar pada tahun 2012. PT Abadi Sentosa tidak mencatat penyusutan. Jika PT Maju Mundur
membeli peralatan itu seharga Rp.5.000 pada akhir masa lease, maka PT Abadi Sentosa aan
mengakui disposisi peralatan sebagai berikut :

Kas 5.000

Keuntungan penjxualan peralatan yang di lease 5.000

METODE OPERASI (LESSOR)


Menurut metode operasi setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai pendapatan
sewa. Aktiva yang dilease disusutkan dalam cara yang biasa, dimana beban penyusutan periode
berjalan ditandingkan dengan pendapatan sewa. Jumlah pendapatan yang diakui dalam setiap
periode akuntansi berjumlah sama (dasar garis lurus) tanpa memandang ketentuan atau provisi
lease, kecuali dasar lain yang sistematis dan rasional lebih mencerminkan pola waktu di mana
manfaat itu diperoleh dari aktiva yang dilease.
Selain beban penyusutan, biaya pemeliharaan dan biaya jasa lain yang diberikan menurut
provisi lease yang berkaitan dengan periode akuntansi berjalan juga dicatat sebagai beban.
Lessor akan mengamortisasi setiap biaya yang dibayarkan kepada pihak ketiga yang independen
seperti honor penaksiran , honor penemu, dan biaya kredit cek selama umur lease yang biasanya
atas dasar garis lurus.
Untuk mengilustrasikan metode operasi asumsikan bahwa lease pembiayaan langsung
yang diilustrasikan di atas tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease modal dan karenanya,
diperhitungkan sebagai lease operasi. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa, dengan
asumsi pajak properti Rp.2.000, adalah sebagai berikut :
Kas 25.981,62
Pendapatan Sewa 25.981,62

Penyusutan dicatat oleh lessor sebagai berikut (dengan asumsi metode garis lurus
digunakn, biaya perolehan Rp.100.000, dan umur manfaat 5 tahun):

18
Beban penyusutan – Peralatan yang Dilease 20.000
Akumulasi Penyusutan – Perralatan yang Dilease 20.000

Jika pajak properti, asuransi, pemeliharaan, dan biaya operasi lainnya selama setahun
adalah ekwajiban PT Abadi Sentosa, maka biaya-biaya ini dicatat sebagai beban yang dapat
dibebankan ke pendapatan sewa kotor.
Jika PT Abadi Sentosa memiliki aktiva pabrik yang digunakan selain untuk dileasekan
kepada pihak lain, maka peralatan yang dilease dan akumulasi penyusutannya akan
diklasifikasikan secara terpisah dalam akun seperti Peralatan yang Dilease kepapda Pihak Lain
atau Investasi dalam Properti yang Dilease. Jika jumlah atau aktivitasnya signifikan, maka
pendapatan sewa dan beban yang berhubungan dipisahkan pada laporan laba rugi dari
pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan

4. PENYAJIAN DAN ANALISIS TRANSAKSI LEASING


Dilihat dari jenis transaksi leasing, teknik pembiyaan leasing secara
garis besar dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu finance lease dan operating lease.
a. FINANCE LEASE
Teknik finance lease biasanya juga
disebut sebagai fill pay out yaitu suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak
antara lessor dengan lesse, dengan catatan bahwa:
 Lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang
bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa
kegunaan ekonomis barang tersebut.
 Lessee berkewajiban membayar kepada lesor secra berkala sesuai dengan jumlah
dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan
angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah
dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan
(spread) yang diinginkan lessor.
 Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara
sepihak mengakhiri masa
kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biya
19
pemeliharaan dan biya lainnya yang berhubungan dengan barang yang disewa
tersebut ditanggung oleh lesse pada
akhir kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau mengembalikanpadalessoratau
memperpanjang masa seawa guna usaha sesuai dengan syarat-syarat yang
disetujui bersama.
 Pembayaran berkala pada masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh lebih
rendah dari angsuran sebelumnya.
b. OPERATING LEASE
Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian
kontrak antara lessor dengan lessee, dengan catatan bahwa:
 Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relative lebih pendek dari umur ekonomis
barang modal tersebut.
 Lessee atas penggunaan modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya
perolehan barang tersebut beserta bunganya.Hal ini disebut nonfull pay out
lease.
 Lessor menanggung segal risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor.
 Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu
(cancelable).

20
DAFTAR PUSTAKA

Rossa. 2010. Leasing. http://mikhaanitaria.blogspot.com. Diakses pada 22 November 2019.


SimulasiKredit. Definisi Leasing. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-leasing-definisi-
leasing/. Diakses pada 13 November 2019
Kieso, Donald E, dkk. 2007. Akuntansi Intermediate Edisi Keduabelas Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Sugi. 2019. Apa Itu Leasing? Berikut Adalah Pengertian, Jenis, Dan Keuntungannya.
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-leasing/. Diakses pada 13 November 2019.
Ayues. 2014. Akuntansi Leasing. http://ayuetikas.blogspot.com. Diakses pada 22 November
2019

21

Anda mungkin juga menyukai