I. PENGERTIAN LEASING
Leasing atau sewa guna adalah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang untuk meningkatkan produktivitasnya dengan melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi (finace lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), maupun
memperbaiki efektivitas dan efisiensi dalam kinerjanya.
Adanya leasing memungkinkan perusahaan dapat memperoleh barang meskipun
sebenarnya tidak memiliki uang cukup untuk membelinya. Terdapat beberapa elemen pada
leasing yakni:
a. Pembiayaan perusahaan.
b. Penyediaan barang-barang modal.
c. Jangka waktu tertentu.
d. Adanya nilai sisa yang disepakati bersama.
e. Adanya hak pilih (option right).
f. Pembayaran secara berkala.
g. Adanya pihak lessor.
h. Adanya pihak lessee.
Adapun beberapa istilah yang kerap dijumpai pada leasing adalah sebagai berikut:
1) Lease adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan property tertentu yang dimiliki oleh lessor selama periode waktu
tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan yang pada
umumnya dilakukan secara periodik.
2) Lessee adalah pihak pemakai baik perorangan maupun badan atau perusahaan yang
menggunakan modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing.
3) Lessor adalah pemilik dari aktiva (barang) modal yang akan di lease.
4) Lease term adalah jangka waktu lease yang bersifat mutlak artinya tidak dapat dibatalkan,
seperti:
a. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbarui kontrak.
1
b. Periode saat lessor mempunyai hak untuk menggunakan hak opsi untuk membeli
aktiva yang dilease.
c. Periode saat dimana lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau
memperpanjang masa lease.
d. Periode saat dimana lesse mendapat denda karena tidak mampu memperbarui
lease dan jumlah denda tersebuat dijamin pada awal permulaan.
e. Periode yang mencakup hak opsi pembaruan yang biasa diberikan jaminan oleh
lessee atas utang lesse yang kemungkinan terjadi.
5) Residual Value adalah nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasikan pada akhir
periode sewa.
6) Security Deposit (SD) adalah jaminan kas yang diminta oleh lessor dari sewa kewajiban
sewa lainnya.
2
yang diakui, yaitu pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas pembelanjaan
selama jangka waktu lease.
4. Leverage Lease
Leasing jenis ini melibatkan pihak ketiga, atau biasa disebut dengan credit provider.
Jadi lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang,
melainkan hanya sekitar 20% – 40% saja. Sisa harga kemudian akan dibiayai oleh credit
provider.
5. Cross Border Lease
Leasing jenis ini biasanya dilakukan antar negara. Lessor dan lesse terletak tidak
dalam satu negara, melainkan di dua negara yang berbeda. Biasanya barang yang di
leasingkan dalam Cross Border Lease adalah barang yang memiliki nilai yang besar.
Contohnya: pesawat terbang bentukan Boeing dan Airbus.
3. Capital saving
Kebanyakan leasing akan melakukan pembiayaan 100% untuk kebutuhan barang.
Hal ini berarti jika ada dana lain yang masih ada, dapat dipergunakan untuk kepentingan
lainnya.
Tentunya dengan sisa modal yang ada ini, diharapkan dapat menjadi tambahan
keuangan guna meningkatkan produktivitas.
4. Pelayanan cepat
3
Prosedur dalam leasing amatlah sederhana. Hal ini tentu berdampak pada cepatnya
pelayanan yang dilakukan oleh leasing terhadap pihak yang membutuhkan.
Efisiensi waktu ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perusahaan lainnya guna
meningkatkan produktifitas.
5. Terhindar dari kerugian inflasi
Penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi dapat dihindari dengan
menggunakan leasing. Hal ini dikarenakan apabila pihak memilih melakukan leasing, maka
pembayaran yang dilakukan akan sesuai dengan satuan moneter sebelumnya. Sehingga
ketika melunasi hutang, pembayar tidak akan terkena kenaikan harga.
6. Kepastian hukum
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing akan mendapatkan kepastian hukum. Sebab
dalam leasing sendiri terdapat parturan yang tidak bisa dibatalkan dengan kondisi
perekonomian apa pun.
7. Cara mendapatkan aktiva
Bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan pendanaan dapat menggunakan
fasilitas leasing ini untuk mendapatkan aktiva atau barang. Dengan demikian, modernisasi
atau pun peningkatan prokdutifitas tetap dapat berlangsung
PERUSAHAAN LEASING
Independent leasing : Perusahaan Leasing yang berdiri sendiri dan dapat sekaligus
sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk di leasekan.
Captive Lessor : Dalam perusahaan leasing ini produsen atau supplier mendurikan
perusahaan leasing dan yang mereka leasekan adalah barang milik mereka sendiri.
Lease Broker : Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee
untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk memperoleh barang modal
kepada pihak lessor untuk di leasekan.
1. Prakarsa leasing dan permohonan leasing dari nasabah diajukan ke perusahaan sewa guna
usaha
2. Selanjutnya perusahaan sewa guna usaha akan menganalisa dan mengevaluasi kriteria dari
nasabah yang akan menjadi pertimbangan diberi atau ditolaknya pemutusan leasing tersebut,
4
3. Analisa dan evaluasi yang akan dilakukan adalah mengenai penilaian yang sesama terhadapa
watak, kemampuan, modal,agunan, kondisi atau prospek usaha nasabah dan penilaian
terhadap sumber pelunasan yang dititikberatkan pada hasil usaha atau penghasilan dari
pemohon serta menyajikan aspek yuridis untuk melindungi perusahaan sewa guna usaha.
4. Berdasarkan analisa dan evaluasi, pejabat yang berwenang dari perusahaan akan
memutuskan persetujuan atau penolakan pengajuan leasing tersebut. Sebelum memberikan
putusan, pejabat pemutus dan pelaksana administrasi dari persahaan sewa guna usaha
bertanggungjawab meneliti dan memastikan bahwa dokumen – dokumen yang mendukung
pemberian putusan adalah lengkap, masih berlaku, sah, dan berkekuatan hukum
PERJANJIAN LEASING
Setiap leasing yang disetujui dan disepakati wajib dituangkan dalam perjanjian secara
tertulis. Bentuk dan format perjanjian harus memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum.
Memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali, tujuan penggunaan, dan perjanjian
tersebut harus ditandatangani oleh nasabah.
Dokumen – dokumen dalam perjanjian ini mencakup identitas atau legalitas nasabah dan
usahanya. Surat permohonan, laporan analisis dan evaluasi yang dilakukan perusahaan sewa
guna usah tehadap perusahaan yang akan menerima leasing, perjanjian dan pencairan, jaminan
dan pengikatnya, pembinaan, pengawasan, penyelamatan atau penyelesaian. Jika ada dokumen
5
yang tertunda, maksimal penudaan adalah 30 hari. Pengecekan keabsahan dokumen dilakukan
setidaknya 1 tahun sekali, yang harus berkekuatan hukum jika terjadi gejala pemburukan tingkat
kolektibilitas.
Semua dokumen dan perjanjian harus berada dalam perusahaan sewa guna usaha (lessor)
sampai tenggat waktu perjanjian leasing berakhir. Jika tenggat waktuperjanjian leasing telah
berakhir, maka lessor wajib mengembalikan semua dokumen kepada lessee.
Berakhirnya perjanjian leasing bisa terjadi dengan cara baik-baik yaiuti dasar hubungan
hukum selesai karena lesse telah melunasi hutangnya kepada lessor atau ”over kontrak”
Berakhirnya perjanjian leasing dengan cara tidak baik yaitu karna buruknya tingkat
kolektibilitas sehingga menyebabkan upaya penyelesaian sengketa, eksekusi jaminan, dan
pemberesan (penagihan kekurangan atau pengembalian kelebihan).
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “lease agrement”
Isi kontrak yang di buat secara umum antara lain:
• Nama alamat Lessee
• Jenis barang modal yang diinginkan
• Jumlah atau nilai barang yang di leasingkan
• Syarat pembayaran
• Syarat kepemilikan
• Biaya-biaya yang dikenakan
• Sangsi apabila lessee ingkar janji
• Dan lain-lain
6
Piutang Lease (bersih) xxx
Peralatan xxx
Setelah dikapitaliasi, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor dan lessee akan
memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Sedangkan apabila
kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada pencatatan aktiva oleh lessee dan tidak ada
pengeluaran aktiva oleh lessor.
Terdapat dua metode pengakuan akuntansi oleh lessee diantaranya sebagai berikut:
2.1 Metode Lease Modal (Capital Lease Method)
Lease dikatakan sebagai lease modal (capital lease) apabila mencakup satu atau
lebih dari empat kriteria sebagai berikut:
a. Terjadi pengalihan kepemilikan
Lease akan dikatakan sebagai lease modal apabila terjadi pengalihan kepemilikan
aktiva kepada lessee.
b. Lease memiliki opsi pembelian dengan harga khusus
Opsi ini merupakan sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk membeli
properti yang dilease dengan harga yang lebih rendah dibandingkan nilai wajar
properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu digunakan. Pada awal lease,
perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar yang diharapkan harus cukup
besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak.
c. Jangka waktu lease yang sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur
ekonomis aktiva
Kapitalisasi akan dilakukan jika periode lease sama dengan atau melebihi 75%
dari umur ekonomis aktiva dan sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan
barang dialihkan ke lessee.
d. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang
dilease
Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan dalam penentuan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum adalah sebagai berikut:
1) Pembayaran Lease Minimum
7
Pembayaran ini dilakukan oleh lessee sehubungan dengan properti yang dilease dimana
pembayaran ini mencakup pembaaran sewa minimum, nilai residu yang dijamin, penalty
atas kegagalan memperbaharui atau memperpanjang lease, dan opsi untuk membeli dengan
harga khusus.
2) Biaya-Biaya Executory
Biaya Executory adalah biaya yang dibutuhkan saat aktiva berwujud dilease. Biaya
tersebut seperti biaya asuransi, pemeliharaan maupun pajak. Jika lessor tetap
bertanggungjawab atas oembayaran biaya-biaya jenis kepemilikan ini, maka bagian dari
setiap pembayaran lease yang mencerminkan biaya executory harus dikeluarkan dari
perhitungan nilai sekarang pembayaran lease minimum karena bukan merupakan
pembayaran atau pengurangan kewajiban.
3) Tingkat Diskonto
Untuk menentukan apakah nilai sekarang dari pembayaran lebih kecil daripada 90%
nilai wajar properti, lessee akan mendiskontokan pembayaran dengan suku bunga pinjaman
incremental yakni suku bunga yang pada awal lease, harus dikeluarkan oleh lessee untuk
meminjam dana yang diperlukan guna membeli aktiva yang dilease menurut pinjaman yang
dijamin dengan jangka waktu pelunasan yang serupa dengan skedul pembayaran dalam
kontrak lease.
Namun, terdapat pengecualian yakni apabila lessee mengetahui suku bunga implisit
yang dihitung lessor dan suku bunga tersebut lebih rendah dari suku bunga pinjaman
incremental lessee, maka lessee harus menggunakan suku bunga implisit lessor.
Suku bunga implisit adalah tingkat diskonto yang apabila diterapkan pada
pembayaran lease minimum dan setiap nilai residu yang tidak dijamin yang terhutang pada
lessor akan menyebabkan nilai sekarang agregat sama dengan nilai wajar properti yang
dilease kepada lessor. Sedangkan suku bunga Inkremental adalah suku bunga yang akan
ditanggung lease jika ia meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk membeli aktiva
yang dilease, dan didalamnya diperhitungkan keaadaan keuangan lesse dan kondisi yang
berlaku dipasar.
8
periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva tersebut dan mengabaikan setiap
komitmen untuk pembayaran di masa depan. Apabila lease tidak memenuhi kriteria kapitalisasi,
maka lease tersebut diperlakukan sebagai lease operasi.
Sebagai contoh, misalkan pada ilustrasi sebelumnya pada contoh metode lease modal
tidak memenuhi kriteria sebagai lease modal, maka lease tersebut diperlakukan sebagai lease
operasi.
Beban tahun pertama ke operasi adalah sebesar pembayaran sewa Rp25.981,62. Ayat
jurnal untuk mencatat beban ini pada 1 Januari 2008 adalah sebagai berikut:
Beban Sewa Rp25.981,62
Kas Rp25.981,65
Adapun perbedaan yang akan terjadi jika menggunakan lease modal dibandingkan
dengan lease operasi adalah sebagai berikut:
9
a. Kenaikan jumlah utang yang dilaporkan (baik jangka pendek maupun jangka panjang)
b. Kenaikan jumlah total aktiva (terutama aktiva jangka panjang)
c. Laba yang rendah pada awal masa lease dan karenanya laba ditahan menjadi lebih rendah.
Karena hal tersebut maka perusahaan menganggap bahwa lease modal memiliki dampak
ang merugikan terhadap posisi keuangan perusahaan karena rasio utang terhadap total ekuitas
meningkat dan tingkat pengembalian atas total aktiva menurun.
10
kemudian pesawat yang sama ini akan menurun nilainya menjadi hanya 80% dari biaya
perolehannya, tetapi masih jauh di atas perkiraan awal sebesar 5%.
4. Kelangsungan Hubungan Dengan Lease
Apabila harta dijual, pembeli kerap kali tidak mengadakan transaksi lagi dengan
penjualnya. Akan tetapi dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama
periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui
Leasing.
EKONOMI LEASING
Lessor menentukan jumlah sewa, berdasarkan tingkat pengembalian dan suku bunga
implisit yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang
dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian adalah posisi kredit lessee dan
lamanya lease. Pada contoh PT Abadi Sentosa/PT Maju Mundur, suku bunga implisit lessor
adalah 10%, biaya peralatan bagi lessor adalah Rp.100.000 (juga nilai pasar wajar), dan estimasi
nilai residu adalah nol. Lessor Company menentukan jumlah pembayaran lease sebagai berikut:
Jika nilai residu dilibatkan (apakah dijamin atau tidak), lessor tidak harus
menutup pembayaran lease sebesar itu. Oleh karena itu, pembayaran lease akan menjadi lebih
kecil
11
2. Lease Pembiayaan Langsung
3. Lease Jenis Penjualan
Berdasarkan ilustrasi, Jika pada tanggal perjanjian lease (awal) lessor adalah pihak yang
memenuhi satu atau lebih kriteria kelompok I berikut ini (1,2,3,dan 4) dan kedua kriteria
kelompok II berikut (1 dan 2), maka lessor harus mengklasifikasikan dan memperhitungkan
perjanjian ini sebagai lease pembiayaan langsung atau lease penjualan (Perhatikan bahwa kriteria
kelompok I sama dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh lessee agar lease dapat
diklarifikasikan sebagai lease modal.
Kelompok I
1. Lease mengalihkan kepemilikan properti pada lessee
2. Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus
3. Jangka waktu lease sama dengan 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis properti yang di lease
4. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (kecuali pembayaran executory) sama dengan atau
melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di lease
Kelompok II
1. Ketertagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi secara layak
2. Tidak ada ketidakpastian yang penting diseputar jumlah biaya yang tidak dapat dibayarkan kembali
meskipun telah dikeluarkan oleh lessor menurut lease (pelaksanaan lessor secara substansial telah
selesai atau biaya masa depan dapat diprediksi secara layak)
12
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi lessor adalah
adanya atau tidak adanya laba (atau kerugian) produsen penyalur : lease jenis penjualan
melibatkan laba produsen atau penyalur, sedangkan lease pembiayaan langsung tidak memiliki
unsur tersebut. Laba (atau rugi) lessor adalah perbedaan antara nilai wajar properti yang di lease
pada awal lease dengan biaya atau jumlah tercatat (nilai buku) lessor.
Umumnya, lease jenis penjualan terjadi apabila perusahaan manufaktur atau penyalur
menggunakan leasing sebagi sarana untuk memasarkan produk mereka. Sebagai contoh, pabrik
komputer akan meleasekan peralatan komputernya kepada bisnis dan lembaga-lembaga. Lease
pembiayaan langsung umumnya terjadi dari hasil perjanjian dengan lessor yang terutama
bergerak di bidang keuangan, seperti perusahaan lease pembiayaan, perusahaan asuransi, bank,
dan perwalian pensiun. Akan tetapi,lessor tidak harus merupakan perusahaan manufaktur atau
penyalur untuk mengakui laba (atau rugi) pada awal lease yang membutuhkan aplikasi akuntansi
lease jenis penjualan.
Semua lease yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease pembiayaan langsung atau
jenis penjualan diklasifikasikan dan diperlakukan oleh lessor sebagai lease operasi. Berikut akan
dicantumkan ilustrasi sebagai contoh situasi di mana lease diklasifikasikan sebagai lease operasi,
pembiayaan langsung, atau jenis penjualan bagi lessor.
Perjanjian
Lease
YA
TIDAK
Lease
Pembiayaan
Langsung
TIDAK
Lease Jenis
TIDAK Lease Operasi
Penjualan TIDAK
13
Sebagai akibat dari penambahan kriteria Kelompok II untuk lessor, adalah mungkin
bahwa lessor yang tidak memenuhi kedua kriteria itu akan mengklasifikasikan lease sebagai
lease operasi, sementara lessee akan mengklasifikasikan leaseyang sama sebagai lease modal.
Dalam kondisi seperti ini, baik lessor maupun lessee akan mencatat aktiva pada pembukuan, dan
keduanya akan menyusutkan aktiva yang dikapitalisasi itu.
Untuk tujuan perbandingan dengan akuntansi lessee, hanya lease operasi dan pembiayaan
langsung yang akan diilustrasikan pada bagian berikut.
14
5. Ketertagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan penge- cualian pajak
properti yang ditagih dari PT Maju Mundur) yang harus dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa.
6. PT Abadi Sentosa menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin tingkat
pengembalian 10% (suku bunga implisit) atas investasinya sebagai berikut
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung karena
(1) jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan, (2) nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai wajar peralatan, (3) ketertagihan pembayaran
dipastikan secara layak, dan (4) tidak ada lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara
nilai wajar peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa biaya
yang harus dikeluarkan oleh PT Abadi Sentosa(Rp.100.000).
Piutang Lease merupakan nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk
biaya executory yang merupakan pajak properti sebesar Rp.2.000. PT Abadi Sentosa akan
menghitungnya sebagai berikut
Piutang Lease = (Rp.25.981,62 - Rp.2.000) x Nilai sekarang anuitas jatuh tempo sebesar 1
untuk 5 periode pada 10%
= Rp.23.981,62 x 4,16986
= Rp.100.000
PT Abadi Sentosa mencatat lease aktiva dan piutang yang dihasilkan per 1 Januari 2008
(awal lease) sebagai berikut :
Piutang Lease 100.000
Peralatan 100.000
15
Umumnya, piutang pembayaran lease, walaupun dicatat dalam jumlah lease investasi
kotornya, dilaporkan di neraca pada jumlah investasi bersih (investasi kotor dikurangi
pendapatan bunga diterima dimuka) dan diberi judul “Investasi bersih dalam lease modal”. Hal
ini dapat diklasifikasikan baik sebagai lancarmaupun tidak lancar, tergantung pada kapan
investasi bersih dipulihkan”
Peralatan yang dilease dengan biaya perolehan sebesar Rp.100.000, yang
menggambarkan investasi PT Abadi Sentosa, diganti denngan piutang lease bersih. Dengan cara
yang sama dengan perlakuan bunga oleh lessee, PT Abadi Sentosa menggunakan metode bunga
efektif dan mengakui pendapatan bunga sebagai fungsi dati investasi bersih yang belum
dipulihkan.
Pada tanggal 1 Januari 2008, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran lease
tahun pertama adalah sebagai berikut :
16
Kas 25.981,62
Piutang Lease 23.981,62
Beban Hutang Pajak Properti 2.000
Pada tanggal 31 Desember 2008, pendapatan bunga yang diperoleh selama tahunn
pertama diakui dengan ayat jurnal berikut :
Piutang Bunga 7.601,84
Pendapatan Bunga-Lease 7.601,84
Pada tanggal 31 Desember 2008, investasi bersih menurut lease modal dilaporkan dalam
neraca lessor di antara aktiva lancar atau aktiva tidak lancar atau keduanya. Bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih lama, diklasifikasi
sebagai aktiva lancar dan sisanya sebagai aktiva tidak lancar
Bagian aktiva yang berhubungan dengan transaksi lease per 31 Desember 2008 disajikan
sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun kedua dan pengakuan
pendapatan bunga :
1 Januari 2009
Kas 25.981
31 Desember 2009
17
Piutang Bunga 5.963,86
Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2012 akan mengikuti pola yang sama kecuali tidak
ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga pada tahhun 2012 (tahun terakhir. Karena
piutang akan ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2012, maka tidak ada saldo (investasi) yang
beredar pada tahun 2012. PT Abadi Sentosa tidak mencatat penyusutan. Jika PT Maju Mundur
membeli peralatan itu seharga Rp.5.000 pada akhir masa lease, maka PT Abadi Sentosa aan
mengakui disposisi peralatan sebagai berikut :
Kas 5.000
Penyusutan dicatat oleh lessor sebagai berikut (dengan asumsi metode garis lurus
digunakn, biaya perolehan Rp.100.000, dan umur manfaat 5 tahun):
18
Beban penyusutan – Peralatan yang Dilease 20.000
Akumulasi Penyusutan – Perralatan yang Dilease 20.000
Jika pajak properti, asuransi, pemeliharaan, dan biaya operasi lainnya selama setahun
adalah ekwajiban PT Abadi Sentosa, maka biaya-biaya ini dicatat sebagai beban yang dapat
dibebankan ke pendapatan sewa kotor.
Jika PT Abadi Sentosa memiliki aktiva pabrik yang digunakan selain untuk dileasekan
kepada pihak lain, maka peralatan yang dilease dan akumulasi penyusutannya akan
diklasifikasikan secara terpisah dalam akun seperti Peralatan yang Dilease kepapda Pihak Lain
atau Investasi dalam Properti yang Dilease. Jika jumlah atau aktivitasnya signifikan, maka
pendapatan sewa dan beban yang berhubungan dipisahkan pada laporan laba rugi dari
pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan
20
DAFTAR PUSTAKA
21