Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan
dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung
digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam
bulan sekali kepada pihak lessor.
Pihak utama dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang
terlibat dala perjanjian lease, yaitu sebagai berikut :
1. Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak
yang memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.
2. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak
yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee)
biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan
sewa guna usaha, sebagai pemilik barng modal tersebut, melakukan pemesanan,
pemeriksaan dan pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi
leasing.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada
supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai
imblan atau jasa penggunaan barang tersebut lesse akan membayar secara
berkala kepada lessor sejumlah uang yang beruba uang rental untuk jangka
waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Jumlah rental ini secar keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar
oleh lessor ditambah fktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya
capital atau finance lease masih bias dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Direct finance lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumny belum pernah memilike barang yang
dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli
suatu barang atas permintaan lesse dan akan dipergunakan oleh lessee.
b. Sale and lease back
Dalam transaksi ini lesse menjual barang yang telah dimilikinya kepada lessor.
Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan uatu konrak leasing antara lesse
dengan lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini
memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan direct finance lease. Di sini lesse
memerlukan cash yng bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau
untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem saale and lease
back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan pa saja kepada
kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkana sesuai dengan nilai objek barang
lease.
penjualan barang modal yang disewa guna usahakan atau melalui beberapa
kontrak sewa guna usaha lainnya.
Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung
jawab atas biaya biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak
maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.
4. Leveraged Lease
Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga
melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar
transaksi.
perusahaan sewa guna usaha untuk meningkatkan penjualan barang modal yang
diproduksi oleh produsen yang bersangkutan.
3. Captive lessor
Sering juga disebut two party lessor yang melibat dua pihak.
4. Lease broker atau packager
Berfungsi mempertemukan calon lesse dengan pihak lessor yang membutuhkan
suatu barang modal dengan cara leasing tetapi lease broker ini tidak memiliki
barang atau peralatan untuk menangani transaksi leasing untuk atas namanya.
PERLAKUAN PERPAJAKAN
1. Finance Lease
a. Perlakuan Pajak bagi Lessor
- Penghasilan lessor yang dikenakan PPh adalah sebagian dari pembayaran
finance lease yaitu berupa imbalan jasa leasing dikurangi dengan angsuran
pokok. Dalam hal sewa-guna-usaha sindikasi, imbalan jasa bagi masing-masing
anggota dihitung secara proporsional sesuai dengan perjanjian antar anggota
sindikasi yang bersangkutan.
- Lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang di leasing.
- Dalam hal masa leasing lebih pendek dari masa yang telah ditentukan, DJP
melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan pihak lessor.
- Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya 2,5% (dua
setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang finance lease.
- Kerugian yang diderita karena piutang leasing yang nyata-nyta tidak dapat
ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang
telah dibentuk pada awal tahun pajak yang bersangkutan.
- Dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu tersebut tidak atau tidak
sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud, maka sisanya dihitung
sebagai penghasilan, sedangkan apabila cadangan tersebut tidak mencukupi
maka kekurangannya dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan dari
penghasilan bruto.
- Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk setiap bulan adalah jumlah PPh terutang
berdasarkan Laporan Keuangan Triwulanan terakhir yang disetahunkan, dibagi
dua belas. Dalam hal lessor juga melaksanakan kegiatan operating lease, maka
laporan keuangan triwulanan dimaksud adalah laporan keuangan triwulanan
gabungan.
b. Perlakuan Pajak bagi Lessee
- selama masa leasing, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang
modal yang dileasing, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk
membeli.
- Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut,
lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa
(residual value) barang modal yang bersangkutan.
- Pembayaran leasing oleh lessee merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi leasing tersebut memenuhi
ketentuan yang berlaku.
- Dalam hal masa leasing lebih pendek dari masa yang telah ditentukan, DJP
melakukan koreksi atas pembebanan biaya leasing.
- Dalam hal terjadi transaksi sale and lease back, harus diperlakukan sebagai 2
(dua) transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa-gunausaha. Transaksi penjualan barang modal kepada lessor diperlakukan sebagai
penarikan aktiva dari pemakaian oleh sebab biasa.
- Lessee tidak memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran leasing.
- Atas penyerahan jasa ini dikecualikan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
2. Operating Lease
a. Perlakuan Pajak bagi Lessor
- seluruh pembayaran operating lease yang diterima lessor merupakan obyek
Pajak Penghasilan.
- Lessor membebankan biaya penyusutan atas barang modal yang di leasing
tersebut.
- Lessor tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusan piutang raguragu.
Agar daftar keuangan menjadi jelas dan dpat dimengerti oleh pemakai secara
universal maka diperlukan akuntansi keuangan yang ditata berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi ini disusun oleh organisasi profesi
akuntansi dengan tujuan agar daftar keuangan menjadi lebih objektif, jelas dan
dapat dimengerti oleh semua pihak. Standar akuntansi keuangan merupakan
prinsip akuntansi yang lazim atau berlaku umum. Prinsip akuntansi merupakan
garis pedoman, hukum-hukum peraturan yang digunaka dalam pekerjaan
akuntansi dan berlaku sebagai penuntun dalam peraktek akuntansi.
Hambatan
Penilaian fair value adalah teknik akuntansi yang lebih rumit sehingga akan
membutuhkan usaha yang lebih besar bagi perusahaan untuk menyusun laporan
keuangan
IFRS banyak menyatakan bahwa judgement manajemen atas penerpan suatu
standar sangat berperan penting, misalnya IFRS 17 (Leasing) atau IFRS 32&39
(Financial Instrument). Hal ini akan berakibat semakin banyaknya asumsi
manajemen yang berbeda - beda dan menyebabkan kurangnya tingka
komparabilitas laporan keuangan
Khusus bagi akuntan publik yang menerbitkan opini atas laporan keuangan,
akan, hal ini akan meningkatkan resiko karena banyaknya pihak lain yang
terlibat dalam penyusunan laporan keuangan, misalnya aktuaris dan jasa penilai.
Padahal standar kedua profesi ini belum lah terlalu solid. Memakai jasa profesi
tersebut secara signifikan akan meningkatkan resiko audit
Departemen keuangan, khususnya Pajak, belum melakukan tindakan signifikan
untuk mengikuti IFRS karena laporan keuangan dengan memakai standar
akuntansi keuangan adalah dasar perhitungan pajak penghasilan badan. Pajak
belum mengeluarkan peraturan (atau minimal sosialisasi CMIIW ) baru tentang
dispute antara peraturan perpajakan dan IFRS, misalnya peraturan tentang
leasing, instrumen keuangan, mata uang pelaporan, dll.
Akuntansi Untuk Sewa Usaha (Leasing)
Terminologi
Terdapat istilah-istilah yang berbeda dalam transaksi leasing dengan istilah
yang dipakai indutri lainnya. Inilah istilah-istilah yang perlu diketahui untuk
memahami transaksi leasing:
Lease: Suatu kontrak sewa atas penggunaan harta untuk suatu periode tertentu
dengan sewa tertentu.
Lessee: Pemakai aktiva yang akan di lease. Perusahaan atau perorangan yang
menggunakan modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing.
Lessor: Pemilik dari aktiva yang akan di lease.
Lease term: Jangka waktu lease yang tetap dan tidak dapat dibatalkan,
termasuk:
Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbarui kontrak leasing.
Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang di
lease.
Periode dimana lessor mempunyai hak untuk memperbarui atau memperpanjang
masa lease.
Periode dimana denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk
memperbarui lease dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease.
Periode yang mencakup hak opsi pembaruan yang biasa yaitu diberikan jaminan
oleh lessee atas utang lessor yang mungkin terjadi.
Residual Value: Nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasi pada akhir
periode sewa.
Security Deposit: Jaminan kas yang diminta lessor dari sewa lessee untuk
menjamin pembayaran sewa atau kewajiban sewa lainnya.
Pengertian
Secara umum, leasing artinya Equipment funding. Equipment Leasing
Association di London mendefinisikan leasing sebagai: "Perjanjian antara lessor
dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang
dipilih/ditentukan oleh lessee. Hak pemilikan barang modal tersebut ada pada
lessor sedangkan lessee hanya menggunakan barang modal tersebut
berdasarkan pembayaran uang sewa yang telah ditentukan dalam jangka waktu
tertentu".
Berdasarkan pengertian diatas, maka pada prinsipnya, leasing terdiri dari
beberapa elemen yang menyangkut:
Pembiayaan perusahaan,
Penyediaan barang-barang modal,
Jangka waktu tertentu,
Pembayaran secara berkala,
Adanya hak pilih,
Adanya nilai sisa yang disepakati bersama,
Adanya pihak lessor,
Adanya pihak lesse.
Kelebihan Leasing
Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaanperusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan-keuntungan seperti
berikut:
Adanya kepastian Hukum. Suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam
keadaan keuangan umum yang sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau
moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku.
Cepat dalam pelayanan. Secara prosedur, leasing lebih sederhana dan relatif
cepat bila dibandingkan dengan kredit investasi bank. Hal ini memberikan
yang telah ditransfer harus diidentifikasi. Kedua, karakteristik yang sama harus
diterapkan secara konsisten kepada lessee dan lessor. Dan yang ketiga, lease
yang tidak mentransfer semua manfaat dan resiko secara substansial disebut
sebagai lease operasi. Kontrak lease ini tidak perlu dikapitalisasi, tetapu
diperlakukan sebagai pembayaran lease dan penerimaan lease.
Akuntansi Lessee
A. Pencatatan Lease
Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan
kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa, lessor
yang sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko
kepemilikan mengakui penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan
menggantikannya dengan piutang. Jurnal yang dibuat oleh lessor dan lessee
dengan asumsi peralatan di lease dan dikapitalisasi adalah sebagai berikut:
Lessee
Lessor
Kewajiban lease
RpXXX
RpXXX
Peralatan
B. Kriteria Kapitalisasi
Keempat kriteria kapitalisasi di atas yang berlaku untuk lease bersifat
kontroversial dan sulit diterapkan dalam praktik. Termasuk kriteria-kriteria
tesebut adalah:
Pengujian Pengalihan Kepemilikan. Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan
aktiva kepada lessee, maka lessee itu dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini
tidak bersifat kontroversial dan mudah untuk diterapkan.
Pengujian Pemulihan Investasi (90%). Jika nilai sekarang (present value) dari
pembayaran lease minimum (minimum lease payments) sama dengan atau
melebihi 90% dari nilai pasar wajar aktiva maka aktiva yang di lease harus
dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika nilai sekarang
pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga pasar aktiva
maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.
Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase
Option). Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan
lessee untuk membeli properti yang di lease dengan harga yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan nilai wajar properti yang diharapkan pada
tanggal opsi itu dapat digunakan. Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi
dengan nilai pasar wajar yang diharapkan harus cukup besar sehingga realisasi
dari opsi bisa dipastikan secara layak.
Pengujian Umur Ekonomis (75%). Jika periode lease sama dengan atau melebihi
75% dari umur ekonomis aktiva, dimana sebagian besar resiko dan imbalan atas
pemilikan barang dialihkan ke lessee maka perlu dilakukan kapitalisasi. Akan
tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan umur ekonomis aktiva
dapat menimbulkan masalah.
C. Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan Secara Berbeda
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber
pembiayaan. Oleh karena itu, selama umur properti yang di lease, pembayaran
sewa kepada lessor mencakup pembayaran pokok ditambah bunga.
Pencatatan Aktiva dan Kewajiban. Dalam metode lease modal, lessee
memperlakukan transaksi lease seolah-olah aktiva telah dibeli dalam transaksi
pembiayaan dimana aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena itu,
lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai terendah
antara (a) nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak
termasuk cost executory) atau (b) nilai pasar wajar aktiva yang di lease pada
awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini bahwa aktiva yang di lease
tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya.
Periode Penyusutan. Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk
penyusutan aktiva yang di lease yang dikapitalisasi berhubungan dengan
periode penyusutan. Jika perjanjian lease mengalihkan kepemilikan aktiva
kepada lessee (kriteria 1) atau mencakup opsi pembelian dengan harga khusus
(kriteria 2) maka aktiva yang di lease dengan cara yang konsisten melalui
kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang dimilikinya, dengan
menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan
kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan harga khusus maka
aktiva disusutkan selama masa lease.
Konsep Penyusutan. Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva
dan dicatat sebagai kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama,
tetapi penyusutan aktiva dan pengurangan kewajiban adalah 2 proses akuntansi
yang independen selama jangka waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva
yang di lease dengan menggunakan metode penyusutan konvensional, garis
lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi, dll.
Metode Bunga Efektif. Metode ini digunakan untuk mengalokasikan setiap
pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini juga menghasilkan beban
bunga periodik yang sama dengan presentase konstan dari nilai tercatat
kewajiban lease. Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan
nilai sekarang dari pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lease
ketika mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal.
2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di
lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang
dihasilkan oleh aktiva yang dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu
sendiri.
3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya
menyediakan down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak
terlalu besar, jadi dalam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan
modal bagi lessee, yaitu lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk
keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang
dibutuhkan.
4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan
relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit
investasi bank, jadi tanpa prosedur yang rumit dan hal itu memberikan
kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan peralatan
yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi
yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan.
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya
pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi
perusahaan, jadi pembayarannya dihitung dari pendapatan sebelum pajak,
bukan dari laba yang terkena pajak.
6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan
nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tetap
membayar dengan satuan moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya.
7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease.
8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat
dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam
keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap
berlaku.
9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva
bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat
memodernisasi pabriknya.
Klasifikasi Leasing
1. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan.
Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis
serta spesifikasi dari barang yang dibutuhkan. Lessee juga mengadakan
negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan
serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.
hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan
dibiayai oleh credit provider.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee
terletak pada dua negara yang berbeda.
Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease
meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet
dari Pabrikan Boeing dan Airbus.
Prosedur Mekanisme Leasing
10. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
Aspek perpajakan yang berkaitan dengan leasing.
b. Dalam hal transaksi sale and lease back tanpa hak opsi, PPN masukan atas
perolehan barang tidak boleh dikreditkan oleh lessee. Dalam hal lessee
kemudian melease kembali barang tersebut, maka lessor harus mengenakan
PPN yang terutang atas jasa persewaan barang yang dilakukan.
Lease : Suatu kontrak sewa atas penggunaan harta untuk suatu periode tertentu
dengan sewa tertentu.
Lessee : Pemakai aktiva yang akan di lease. Perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing.
Lessor : Pemilik dari aktiva yang akan di lease.
Lease term: Jangka waktu lease yang tetap dan tidak dapat dibatalkan,
termasuk:
a. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbarui kontrak leasing.
b. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang
dilease.
c. Periode dimana lessor mempunyai hak untuk memperbarui atau
memperpanjang masa lease.
d. Periode dimana denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk
memperbarui lease dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease.
e. Periode yang mencakup hak opsi pembaruan yang biasa yaitu diberikan
jaminan oleh lessee atas utang lessor yang mungkin terjadi.
Residual Value: Nilai leased asset yang diperkirakan dapat direalisasi pada akhir
periode sewa.
Security Deposit (SD): Jaminan kas yang diminta lessor dari sewa lessee untuk
menjamin pembayaran sewa atau kewajiban sewa lainnya.