Anda di halaman 1dari 18

LEASING

KELOMPOK 4
1. Galang Hadi Perdana
2. Nita Rutmana Silaban
3. Hilda Khoiria Puspita Arum
4. Leni Anggraini
5. Desmino Fitri
6. Sahara Amelya
Pengertian Leasing

■ Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia


NOMOR: 1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan sewa guna
usaha, sewa guna usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.
Jenis – Jenis Leasing
■ 1. Capital Lease
Capital lease adalah jenis perusahaan leasing yang berasal dari suatu lembaga
keuangan. Dalam penerapannya, pihak lessor akan memberikan dana untuk membayar
barang yang diperlukan kepada pihak supplier, lantas akan diserahkan pada pihak
lesseee. Nantinya, pihak lessor akan memperoleh imbalan berupa nasabah dalam
bentuk pembayaran secara angsuran dalam periode waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan bersama.

■ 2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu jenis perusahaan leasing yang mana pihak lessor akan
membeli barang untuk disewakan kepada nasabahnya dalam kurun waktu tertentu.
Untuk hal ini, pihak nasabah hanya perlu membayar biaya rental barang saja, untuk
harga barang dan biaya lainnya nanti akan ditanggung oleh pihak lessor.
Jenis – Jenis Leasing
■ 3. Sales Type Lease
Sales Type Lease atau lease penjualan merupakan jenis leasing yang biasanya
dikerjakan oleh perusahaan industri yang melakukan penjualan lease barang dari hasil
produknya. Terdapat dua jenis pendapatan yang dapat diakui, yaitu pendapatan dari
hasil jual barang, dan pendapatan dari bunga pembelanjaan selama kurun waktu lease.

■ 4. Leverage Lease
Leverage lease merupakan jenis perusahaan leasing yang melibatkan pihak ketiga.
Artinya, pihak lessor tidak membayar objek leasing sebanyak 100 %, tapi hanya
sekitar 20% hingga 40% saja. Sisanya nanti akan ditanggung oleh pihak ketiga
tersebut.
Jenis – Jenis Leasing
■ 5. Cross Border Lease
Cross border lease adalah jenis perusahaan leasing yang dikerjakan antar
negara. Artinya, pihak lessor dan lesseee tidak ada di dalam satu negara yang
sama, namun berada di dua negara yang beda. Biasanya, jenis leasing ini
hanya melakukan leasing pada barang yang memiliki nominal sangat besar,
seperti produk pesawat terbang Airbus atau boeing.
Kegiatan dari Leasing
■ Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala
Pihak – Pihak yang terkait dengan leasing
■ Lessor
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada
pihak lesse dalam bentuk barang modal.
■ Lesse
Lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang
modal dari lessor.
■ Supplier.
Suppiler adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
■ Bank atau kreditor
dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank dan kreditor  tidak terlibat secara
langsung dalam kontrak leasing, namun pihak bank memegang peranan dalam hal
penyediaan dana kepada lessor terutama dalam mekanisme leverage lease dimana
sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.
Mekanisme dari Leasing

dalam melakukan perjanjian leasing antara pengkredit(lessee) dan penjual (lessor) harus
melewati beberapa beberapa prosedur tertentu diantaranya:
■ 1. Pengkredit (lessee) dapat memilih dan menentukan barang jenis apa yang dia
butuhkan yang terlah disediakan oleh supplier,mengadakan penawaran,mengisi
formulir leas.
Mekanisme dari Leasing
■ 2. Setelah pengkredit sudah mengisi formulir tersebut , maka formulir
diserahkan kepada penjual (lessor) disertai dengan dokumen lengkap
■ 3. Penjual (lessor) mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan apakah
pengkredit layak atau tidak. Apabila pengkredit (lessee) dianggap layak maka
penjual (lessor) akan mengajukan syarat berupa hak dan kewajiban kepada
pengkredit berupa lama kontrak lease,sewa kredit,dan ketentuan lainnya.
■ 4. Setelah kesepakatan tersebut sudah disetujui oleh pengkredit (lessee) maka
leas tersebut dapat ditandatangani.
■ 5. Pada saat yang bersamaan penjual (lessor) mengikat perjanjian utama dengan
perusahaan asuransi atas peralatan yang diinginkan oleh pengkredit(lessee).
Kontrak pembelian peralatan yang dibuat ditanda tangani lagi oleh penjual
(lessor) dan perusahaan asuransi (supplier).
Mekanisme dari Leasing
■ 6. Setelah itu barang /peralatan yang ada di lease akan dikirm ke lokasi pengkredit
(lessee). Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier
dapat menandatangani perjanjian purna jual.
■ 7. Kemudian pengkredit menandatangani tanda terima barang / peralatan dan
menyerahkan kembali kepada supplier.
■ 8. Supplier kembali menyerahkan lease tanda terima kepada penjual (lessor) berupa
bukti pemilikan dan pemindahan kepemilikan.
■ 9. Penjual (lessor) membayar harga barang / peralatan kepada supplier sesuai lease.
■ 10. Kemudian pengkredit (lessee) akan membayar sewa lease secara periode sesuai
dengan tanggal yang sudah ditentukan dalam kontrak lease
Perkembangan Leasing di Indonesia
Usaha leasing sewa guna usaha sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000 SM yang
dilakukan oleh orang-orang Sumeria.  Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso
2006 bahwa kegiatan usaha leasing baru diperkenalkan pada tahun 1974 dengan Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri
Perdagangan Nomor Kep. 122MKIV121974, Nomor 32MSK21974, dan Nomor
Universitas Sumatera Utara 12 301KpbII74 tertanggal 7 Januari 1974 tentang Perizinan
Usaha Leasing. Selanjutnya, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan
mengeluarkan Surat Keputusan No.6491MKIIV51974 tertanggal 6 Mei 1974 yang
mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di
Indonesia. Untuk mendukung perkembangannya Menteri Keuangan mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor 650MKIV511974 tertanggal 6 Mei 1974 tentang Penegasan
Ketentuan Pajak Penjualan dan Besarnya Bea Materai terhadap usaha leasing. Dengan
dikeluarkannya kebijaksanaan deregulasi 20 Desember 1988 atau disebut Pakdes 20
1988 kegiatan usaha leasing termasuk dalam perusahaan pembiayaan.
Perkembangan Leasing di Indonesia
Di samping itu, Keppres Nomor 61 tahun1988 dan keputusan menteri keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 merupakan bagian dari Pakdes 88 dimana
lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung
dari masyarakat.
Kelebihan Leasing
1. Pembiayaan PenuhTransaksi
leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya dapat diberikan
sampai dengan 100% (full pay out), hal ini akan membantu cash flow terutama bagi
perusahaan (lessee) yang baru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang sedang
berkembang.
2. Lebih Fleksibel
Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing lebih mudah
menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan perbankan. Pembayaran
sewa guna usaha (payment lease) secara berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan
yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan pembayaran sewa guna usaha secara berkala
dapat disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkan aktiva yang akan dilease.
Kelebihan
Leasing
3. Sumber Pembiayaan Alternatif
Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa menggangu jalur kredit
yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan
tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak
lainnya.
4. Off balance sheet
Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam neraca memberi
daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti
prosedur pembelian aktiva tidak perlu dipenuhi secara terperinci.
5. Arus dana
Pesyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan sangat berpengaruh pada arus
dana.
6. Proteksi inflasi
Leasing merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam beberapa keadaan sering
dikatakan kurang relevan.
Kelebihan
Leasing
7. Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang
disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau sistem disebabkan oleh pesatnya
perkembangan teknologi.
8. Sumber pelunasan kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena
pada umumnya pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu diperkirakan berasal dari
modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang di leasekan.
9. Kapitalisasi biaya
Adanya biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi,
pemeriksaan dan lain sebagainya dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat
dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing.
Kelebihan
Leasing
10. Resiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing yang berjangka waktu relatif singkat
dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko keusangan sehingga lessee tidak
perlu mempertimbangkan resiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
11. Kemudahan penyusutan anggaran
Adanya pembayaran sewa guna usaha secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan
merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.
Kekurangan Leasing
1. Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease telah
diselesaikan dan hak opsi digunakan.
2. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka
kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar.
3. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan untuk
memperoleh kredit.
4. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri. Kemungkinan
adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan jual atau sewa kepada pihak
sewa guna usaha yang lain.
5. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi perusahaan
sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang disewa guna usaha dengan
sumber dana pembelanjaan tidak sesuai.
Beberapa Perusahaan Leasing
Beberapa contoh perusahaan leasing yang saat ini ada di Indonesia adalah PT BCA
Finance, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk., PT Federal International Finance (FIF),
PT Oto Multi Artha, PT Astra Credit Companies (ACC), PT Summit Oto Finance, PT
Bussan Auto Finance (BAF), PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM), dll.

Anda mungkin juga menyukai