Anda di halaman 1dari 5

LEASING

Pengertian Leasing

Pengertian leasing secara umum adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang
modal berupa hak opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun waktu
tertentu, yang mana pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian leasing adalah suatu bentuk perjanjian yang
dilakukan oleh para pemilik aktiva atau barang dengan nasabahnya. Dalam hal ini, pemilik
aktiva akan disebut sebagai lessor dan pemilik nasabah akan disebut lesseee.

Nantinya, pihak lessor akan menyediakan barang atau modal yang dibutuhkan oleh
pihak lesseee untuk operasional produksi. Sebagai imbalannya, maka pihak lesseee haru
melakukan pembayaran kepada lessor dalam secara dicicil.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Kementerian Keuangan No. 1169/KMK.01/1991,


pengertian leasing atau sewa guna usaha adalah suatu aktivitas pembayaran berbentuk
penyediaan barang modal untuk sewa guna usaha, hak opsi atau hak tanpa opsi yang
dimanfaatkan oleh nasabah dalam kurun waktu tertentu berdasarkan pembayaran yang dilakukan
secara angsuran.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka leasing memiliki delapan elemen utama, yaitu
pembiayaan perusahaan, pembiayaan perusahaan, penyediaan barang-barang modal, pembayaran
jangka waktu tertentu, adanya nilai sisa yang disepakati, adanya hak pilih, pembayaran secara
berkala, adanya pihak lessor, dan adanya pihak lesseee.

Jenis-Jenis Leasing

Leasing bisa dibedakan menjadi lima jenis dalam proses penerapannya. Kelima
jenis leasing tersebut adalah sebagai berikut.

1. Capital Lease

Capital lease adalah jenis perusahaan leasing yang berasal dari suatu lembaga keuangan.
Jenis leasing ini pada umumnya bisa melayani pihak nasabah yang memerlukan kebebasan
dalam hal menentukan barang atau modal dengan spesifikasi tertentu.

Dalam penerapannya, pihak lessor akan memberikan dana untuk membayar barang yang
diperlukan kepada pihak supplier, lantas akan diserahkan pada pihak lesseee. Nantinya,
pihak lessor akan memperoleh imbalan berupa nasabah dalam bentuk pembayaran secara
angsuran dalam periode waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.
2. Operating Lease

Operating lease adalah suatu jenis perusahaan leasing yang mana pihak lessor akan membeli
barang untuk disewakan kepada nasabahnya dalam kurun waktu tertentu. Untuk hal ini, pihak
nasabah hanya perlu membayar biaya rental barang saja, untuk harga barang dan biaya lainnya
nanti akan ditanggung oleh pihak lessor.

3. Sales Type Lease

Sales Type Lease atau lease penjualan merupakan jenis leasing yang biasanya dikerjakan oleh
perusahaan industri yang melakukan penjualan lease barang dari hasil produknya. Terdapat dua
jenis pendapatan yang dapat diakui, yaitu pendapatan dari hasil jual barang, dan pendapatan dari
bunga pembelanjaan selama kurun waktu lease.

4. Leverage Lease

Leverage lease merupakan jenis perusahaan leasing yang melibatkan pihak ketiga. Artinya,
pihak lessor tidak membayar objek leasing sebanyak 100 %, tapi hanya sekitar 20% hingga 40%
saja. Sisanya nanti akan ditanggung oleh pihak ketiga tersebut.

5. Cross Border Lease

Cross border lease adalah jenis perusahaan leasing yang dikerjakan antar negara. Artinya,
pihak lessor dan lesseee tidak ada di dalam satu negara yang sama, namun berada di dua negara
yang beda. Biasanya, jenis leasing ini hanya melakukan leasing pada barang yang memiliki
nominal sangat besar, seperti produk pesawat terbang Airbus atau boeing.

Kelebihan dan Manfaat Leasing

Adanya kegiatan pengadaan barang atau modal secara leasing pasti akan memudahkan pihak
perusahaan untuk mendapatkan barang keperluannya. Beberapa manfaat dan keuntungan yang
akan didapat perusahaan karena melakukan kegiatan leasing adalah sebagai berikut:

 Fleksibel

Bagan struktur kontrak yang terdapat dalam leasing bisa disesuaikan sesuai dengan
keperluan lessee. Sehingga, jangka waktu lease serta nominal biaya yang harus dikeluarkan bisa
disesuaikan dengan kondisi keuangan yang dimiliki oleh nasabah.

 Tidak Perlu Jaminan

Hak kepemilikan sah atas aktiva dalam leasing yang di lease dan pembayaran lease sesuai
pendapat oleh aktiva bisa dijadikan jaminan untuk lease tersebut.
 Capital Saving

Pihak lembaga biasanya akan memberikan pembiayaan sebanyak 100% untuk nasabah.
Sehingga, lessee bias menggunakan dananya untuk kebutuhan yang lain demi meningkatkan
produktivitas perusahaan.

 Pelayanan Cepat

Pada umumnya, prosedur pembiayan akan memerlukan waktu yang terbilang cepat. Dimulai dari
sistem pengajuan sampa realisasinya. Dengan adanya kemudahan ini, maka akan mampu
meningkatkan efisiensi waktu untuk kegiatan perusahaan sehingga bisa lebih produktif lagi.

 Terhindar dari Inflasi

Dalam kegiatan leasing, para nasabah bisa menghindari kerugian karena inflasi karena
pembayaran akan dilakukan sesuai dengan satuan keuangan sesuai kesepakatan.

 Dilindungi Hukum

Pihak lessor dan pihak lessee akan memperoleh kepastian hukum karena adanya peraturan yang
tidak bisa dibatalkan walau sedang mengalami kondisi finansial yang berubah-ubah.

 Cara Mendapatkan Aktiva

Pihak leasing seringkali dijadikan sebagai satu-satunya pilihan utama saat perusahaan ingin
melakukan modernisasi dalam meningkatkan produktivitas tapi sulit dalam hal pendanaan.

Beberapa Istilah Leasing

Terdapat beberapa istilah yang seringkali digunakan dalam transaksi leasing. Berdasarkan
pengertian leasing diatas, maka berikut ini adalah beberapa istilah leasing tersebut:

 Lease: Kontrak sewa atas pemanfaatan harta dengan jumlah sewa tertentu dalam kurun
waktu tertentu
 Lesseee: Pihak nasabah atau pengguna dalam bentuk perorangan atau perusahaan yang
memanfaatkan modal dari pendanaan perusahaan leasing.
 Lessor: pihak pemilik aktiva atau barang modal yang selanjutnya akan di lease.
 Lease Term: Jangka waktu lease yang bersifat mutlak dan tidak bisa dibatalkan.
 Residual Value: nilai leased asset yang diperkirakan bisa diterapkan ketika memasuki
akhir periode sewa.
Fungsi Leasing

Pada dasarnya, fungsi leasing sebenarnya hampir sama dengan fungsi bank, yaitu menyediakan
pembiayaan produk dengan jangka menengah. Bedanya, bank konvensional akan memberikan
pinjamannya dalam bentuk uang, sedangkan leasing memberikan pinjaman dalam bentuk barang
yang selanjutnya barang tersebut harus dicicil atau diangsur.

Contohnya saja dalam pembelian sepeda motor. Tanpa ada pihak leasing, Anda harus membeli
sepeda motor tersebut secara tunai, dan tentunya memberatkan. Terlebih lagi jika Anda hanya
karyawan pabrik atau kantoran biasa, pasti butuh bertahun-tahun untuk bisa membelinya.

Untuk itulah leasing hadir, yaitu dengan memberikan kesempatan pada Anda untuk bisa
mempunyai sepeda motor tanpa harus membayar uang tunai 100%. Umumnya, Anda hanya
harus mengeluarkan uang muka untuk kesepakatan awal. Besarnya uang muka bisa berbeda-
beda. Nantinya, sisa kekurangan tersebut bisa Anda angsur atau cicil selama kurun waktu yang
sudah disepakati.

Tujuan Leasing

Tujuan leasing umumnya adalah guna memberikan kemudahan untuk masyarakat dalam
memiliki barang modal, walaupun barang tersebut memiliki nilai harga yang tinggi.

Selain itu, perusahaan leasing yang menjalankan bisnis ini tentunya akan mendapatkan
keuntungan dari bunga kredit. Jadi, jika harga sepeda motor yang Anda inginkan normalnya
adalah Rp 17 juta, Anda mungkin harus membayar sepeda motor tersebut dengan harga yang
lebih besar dari harga normalnya kepada pihak leasing karena di dalamnya terdapat bunga kredit.

Perusahaan Leasing di Indonesia

Perusahaan leasing di Indonesia sendiri terbilang cukup banyak dengan variasi layanan yang
ditawarkan. Beberapa contoh perusahaan leasing yang saat ini ada di Indonesia adalah PT BCA
Finance, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk., PT Federal International Finance (FIF), PT
Oto Multi Artha, PT Astra Credit Companies (ACC), PT Summit Oto Finance, PT Bussan Auto
Finance (BAF), PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM), dll.

Pihak-pihak dalam Transaksi Leasing

Berdasarkan pengertian leasing yang sudah kita bahas bersama, maka setiap kali ada
transaksi leasing, akan terdapat 3 pihak yang terlibat, yaitu:

 Lessor, adalah perusahaan leasing yang memiliki hak kepemilikan barang modal.
 Lesseee, adalah pihak yang menggunakan atau menyewa modal yang memiliki hak
pilihan di akhir kontraknya.
 Supplier, adalah pihak penjual atas barang modal yang nantinya akan disewakan.
Sejarah Perkembangan Leasing

 Sejarah Leasing Jaman Kuno

Kegiatan leasing sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2000 SM oleh bangsa Sumeria. Kala itu,
dokumen leasing dibuat manual dari tanah liat untuk mencatat berbagai bukti leasing yang
meliput peralatan tanah, hak guna tanah dan air, serta hewan ternak.

Lalu, bangsa Nippur yang berada di wilayah tenggara Babylonia mulai mengembangkan
lembaga perbankan dan leasing pada tahun 400 SM. Bangsa tersebut menyediakan berbagai jasa
keuangan yang merepresentasikan kondisi ekonomi dan sosial bangsa Persia, dan
mengutamakan usaha leasing tanah, alat pertanian dan memberikan pinjaman berupa benih
tanaman.

Selanjutnya, peradaban Roma, Mesir, dan Yunani kuno mengenalkan leasing sebagai bentuk
usaha yang menarik dan sebagai suatu cara pembiayaan alat, tanah dan ternak.

 Sejarah leasing jaman modern

Dalam perkembangannya di zaman modern, leasing diperkenalkan oleh Tom M. Clark di


Amerika pada tahun 1850, yaitu ketika pertama kali ia menyewa kereta api. Lalu, The Bell
Telephone Company di tahun 1887 mulai menyewakan telepon pada tiap pelanggannya dengan
menggunakan sistem pembiayaan secara angsuran.

Selanjutnya, perusahaan leasing asal San Fransisco di tahun 1952 mendatangi beberapa
perusahaan yang memproduksi barang untuk menawarkan jasa leasing. Lalu, usaha leasing ini
berkembang pesat ke negara lainnya seperti Jerman, Jepang dan Inggris.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa tarik kesimpulan bahwa pengertian leasing adalah
adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang modal berupa hak opsi atau tanpa hak
opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun waktu tertentu, yang mana pembayarannya
dilakukan secara dicicil atau angsuran.

Anda mungkin juga menyukai