Anda di halaman 1dari 17

BAB

LEASING
17
Secara umum, leasing adalah salah satu bentuk kegiatan pembiayaan barang modal
atau alat berupa hak opsi maupun tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk para nasabah
dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dimana pembayarannya dilakukan dengan cara
dicicil atau angsuran.

Beberapa ahli juga berpendapat bahwa leasing merupakan suatu bentuk perjanjian
yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki aktiva ataupun barang dengan
nasabahnya. Dalam hal tersebut, para pemilik aktiva akan disebut sebagai lessor,
sedangkan untuk nasabahnya disebut sebagai lesseee. Nantinya, para lessor akan
menyediakan produk barang atau modal yang diperlukan oleh pihak lesseee guna
mendukung operasional produksi. Sebagai gantinya, pihak lesseee harus melakukan
pembayaran kepada para lessor dengan cara dicicil atau diangsur.

Sementara itu, menurut Keputusan Kementerian Keuangan Nomor


1169/KMK.01/1991, definisi leasing atau yang biasa disebut dengan sewa guna usaha yaitu
suatu kegiatan pembayaran yang berbentuk penyediaan barang atau modal untuk sewa
guna usaha. Dimana di dalamnya terdapat hak opsi atau tanpa hak opsi yang kemudian
dimanfaatkan oleh para nasabah dalam kurun waktu tertentu berdasarkan pembayaran
yang akan dilakukan dengan cara dicicil.

Berdasarkan pada penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa leasing mempunyai


delapan elemen utama, yaitu pembiayaan perusahaan, penyedia baran atau modal,
pembayaran dalam jangka waktu tertentu, terdapat nilai sisa yang telah disepakati, adanya
hak pilih atau hak opsi, pembayaran secara angsuran, terdapat pihak lessor, dan ada pihak
lesseee.

A. Pengertian Leasing

Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan yang berbentuk penyediaan barang atau
modal yang bisa dilakukan oleh siapapun yang membutuhkannya. Baik itu perusahaan atau
perorangan yang menggunakan barang tersebut. Kegiatan leasing umumnya mempunyai
kurun waktu tertentu dan cara pembayarannya juga dicicil atau diangsur.

Pembayaran dengan cara diangsur ini menjadi lebih memudahkan nasabah karena
mereka tidak perlu lagi menyiapkan uang dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu.
Besaran pembayaran juga bergantung pada besarnya harga pokok barang ataupun modal
serta jangka waktu angsuran yang dipilih.

Selain itu, ada lagi definisi dari istilah leasing, yaitu perjanjian yang telah disepakati
oleh pemilik modal dengan pihak lain yang biasanya disebut dengan nasabah yang
bekerjasama dengan mereka. Setelah adanya perjanjian tersebut, barulah pihak nasabah
akan menerima modal atau barang dan mulai membayar cicilan hingga waktu yang sudah
disepakati.

Leasing adalah salah satu cara yang seringkali diandalkan oleh masyarakat Indonesia.
Sebab, kehadiran leasing sangat membantu masyarakat untuk bisa lebih mudah membeli
barang maupun mendapatkan modal yang dibutuhkan. Misalnya saja, saat membeli
barang-barang elektronik, kendaraan, modal untuk membangun sebuah usaha, dan
lainnya.

B. Sejarah dan Perkembangan Leasing

Leasing merupakan salah satu kegiatan yang ada sejak lama. Kegiatan tersebut mulai
muncul pada tahun 2000 SM, dimana pertama kali dipraktikkan di Sumeria. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya penemuan dokuman leasing yang dibuta dari tanah liat dan
berisi tentang leasing beserta segala macam kebutuhan saat itu. Seperti hewan ternak, air,
peralatan sehari-hari, dan lainnya. Kegiatan leasing kemudian dilanjutkan lagi dan bukti
selanjutnya ditemukan dalam bentuk lembaga leasing di Babilonia pada tahun 400 SM.
Leasing pada zaman dulu sudah seperti zaman sekarang. Masyarakat yang ada di Babilonia
telah memanfaatkan kegiatan leasing untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mulai
dari tanah, benih tanaman, serta perkakas yang diperlukan untuk bertani.

Setelah itu, kegiatan leasing diikuti oleh negara Mesir, Roma, Yunani Kuno, dan negara
lainnya. Di zaman modern seperti sekarang ini, kegiatan baru hadir di Negara Amerika
Serikat. Pada saat tahun 1850, seseorang bernama Tom M. Clark tercatat sebagai orang
pertama di negara Amerika yang melakukan leasing untuk menyewa sebuah kereta api.
Dari hal tersebut, leasing kemudian menyebar sampai ke semua penjuru dunia. Sejarah
leasing di indonesia, lembaga leasing di indonesia mulai ada pada tahun 1973 yang
kemudian di atur oleh pemerintah pada tahun 1974 dan di ikuti oleh peraturan peraturan
yang lain . Sehingga jelaslah bahwa perkembangan leasing di indonesia masih sangat muda
sekali bahkan masih banyak masyarakat yang tidak mengenal istilah leasing . Pada
umumnya yang memahami leasing adalah pengusaha pengusaha tingkat atas,karena
transaksi leasing yang dapat memanfaatkan adalah mereka ,dan usaha leasing ini belum
terjangkau oleh pegem (pengusaha golongan ekonomi menengah) dan pegel ( pengusaha
golongan ekonomi lemah) .

Karena hal tersebut maka istilah leasing masih asing di masyarakat indonesia. Sehingga
perlu adanya usaha usaha untuk memperkenalkan leasing . Agar paling tidak istilah leasing
dapat membudaya di indonesia ,dengan cara memasyaratkan leasing.

C. Jenis-Jenis Leasing

1. Capital Lease

Capital lease merupakan jenis perusahaan yang bergerak di bidang leasing dan berasal
dari lemaga keuangan. Jenis leasng yang satu ini biasanya dapat melayani pihak nasabah
yang membutuhkan kebebasan dalam hal menentukan modal atau barang dengan
spesifikasi tertentu. Dalam penggunaannya, pihak lessor akan memberikan sejumlah dana
untuk digunakan membayar barang yang dibutuhkan pihak supplier. Kemudian akan
diserahkan kepada pihak lesseee. Setelah itu, pihak lessor akan mendapatkan imbalan
berupa pembayaran secara dicicil atau mengangsur dalam kurun waktu yang telah
disepakati bersama.

Contoh dari capital leasing adalah pengadaan alat-alat berat untuk perusahaan
tambang dan pengadaan mesin produksi oleh pelaku industri. Adapun operating
lease adalah perusahaan leasing yang akan membeli suatu barang untuk kemudian
disewakan kepada nasabahnya (lessee)
2. Operating Lease

Operating Lease merupakan salah satu jenis perusahaan leasing yang mana pihak
lessor akan membeli suatu barang dan kemudian disewakan kepada para nasabah dalam
kurun waktu yang telah disepakati. Untuk hal tersebut pihak nasabah biasanya hanya perlu
membayar biaya rental barang saja. Sedangkan untuk harganya dan biaya lainnya akan
ditanggung oleh pihak lessor.

3. Sales Type Lease

Lease penjualan adalah salah satu jenis leasing yang umumnya dikerjakan oleh
perusahaan yang bergera di bidang industri. Kemudian mereka akan melakukan penjualan
lease barang dari hasil produk yang mereka buat. Ada dua jenis pendapatan yang bisa
diakui, pertama adalah pendapatan yang berasal dari hasil jual barang. Lalu yang kedua
adalah pendapatan yang berasal dari bunga pembelanjaan selama kurun waktu tertentu.

4. Leverage Lease

Leverage adalah jenis perusahaan leasing yang mengikutsertakan pihak ketiga. Itu
artinya, pihak lessor tidak akan membayar onjek leasing dengan jumlah 100% tapi mereka
hanya perlu membayar 20% sampai 40% saja. Sisanya nanti akan ditanggung langsung oleh
pihak ketiga.

5. Cross Border Lease

Ini adalah jenis perusahaan leasing yang dilakukan oleh antar negara. Itu artinya, pihak
lessor dan juga lesseee tidak ada di dalam satu negara yang sama. Akan tetapi keduanya
berada di negara yang berbeda. Umumnya, jenis leasing yang satu ini hanya melakukan
transaksi untuk barang yang mempunyai nominal besar. Seperti halnya produk pesawat
terbang Boeing atau Airbus.

D. Manfaat dan Keunggulan Leasing

Hadirkan kegiatan pengadaan barang maupun modal secara leasing tentu akan
mempermudah pihak perusahaan untuk memperoleh barang keperluannya. Adapun
beberapa manfaat serta keuntungan yang akan diperoleg perusahaan karena melakukan
kegiatan leasing, diantaranya:

1. Bersifat Fleksibel

Kerangka struktur yang ada di dalam leasing dapat disesuaikan dengan keperluan
pihak lessee. Sehingga jangka waktu leasing dan juga nominal yang harus dibayarkan dapat
disesuaikan dengan kondisi finansial nasabah.

2. Tidak Membutuhkan Jaminan

Hak kepemilikan yang sah atas aktiva di dalam leasing serta pembayaran lease yang
sesuai dengan aktiva dapat dijadikan sebagai jaminan untuk lease tersebut.

3. Capital Saving

Pihak lembaga leasing biasanya akan memberikan anggaran sebanyak 100% untuk
para nasabah. Sehingga lessee dapat menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan yang
lain dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

4. Pelayanan Cepat

Umumnya, prosedur pembiayaan akan membutuhkan waktu yang relatif cepat. Mulai
dari sistem pengajuannya hingga realisasinya. Dengan adanya kemudahaan tersebut, maka
hal itu dapat meningkatkan efisiensi waktu untuk melakukan kegiatan perusahaan.
Sehingga perusahaan juga bisa lebih produktif.

5. Terhindar Dari Inflasi

Dalam kegiatan leasing, para nasabah dapat menghindari inflasi karena pembayaran
akan laksanakan sesuai dengan satuan keuangan yang telah disepakati.

6. Dilindungi Oleh Hukum

Disini, pihak lessor dan juga pihak lessee akan mendapatkan kepastian hukum karena
sudah ada peraturan yang sebelumnya sudah disepakati. Dimana peraturan terebut tidak
bisa dibatalkan meski sedang mengalami kondisi keuangan yang sulit.

7. Cara Memperoleh Aktiva

Pihak leasing kerap kali dijadikan sebagai salah satu pilihan utama ketika sebuah
perusahaan ingin melakukan modernisasi guna meningkatkan produktivitas namun
kesulitan dalam hal pendanaan.

E. Istilah Yang Ada Dalam Leasing

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam transaksi leasing. Berikut ini adalah
istilah-istilah yang ada di dalam leasing beserta penjelasannya:

1. Lease : Yaitu sebuah kontrak sewa untuk pemanfaatan harta dengan jumlah
sewa yang dibayarkan dalam kurun waktu tertentu.
2. Lessee : Yaitu pihak nasabah atau pelanggan yang biasanya berbentuk
perorangan atau perusahaan. Dimana mereka memanfaatkan mdal dari pendanaan
pihak leasing.
3. Lessor : Yaitu pihak yang memiliki aktiva atau barang modal, dimana
selanjutnya akan di lease.
4. Lease Term : Ini adalah jangka waktu leasing yang sifatnya mutlak dan tidak dapat
dibatalkan.
5. Residual Value : Ini merupakan nilai leased asset yang kemungkinan bisa diterapkan
saat memasuki akhir periode sewa.

F. Fungsi Leasing

Perlu dipahami bahwa sebenarnya fungsi leasing hampir sama dengan fungs bank.
Dimana leasing juga menyediakan pembiayaan produk dengan skala menengah.
Perbedaannya hanya terletak di bentuk pinjamannnya. Biasanya bank konvensional hanya
memberikan pinjaman dalam bentuk uang

Sementara leasing bisa memberikan pinjaman dalam entuk barang yang nantinya
pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil. Misalnya saja terkait pembelian sepeda
motor. Tanpa adanya leasing, maka kita harus membelinya dengan cara tunai dan pasti
akan sangat memberatkan bagi orang-orang yang tidak memiliki uang dalam jumlah
banyak dalam satu waktu. Terlebih untuk orang-orang yang hanya seorang buruh dan
perlu bertahun-tahun untuk membeli sepeda motor secara tunai.

Oleh karena itu, leasing hadir untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang
untuk bisa memiliki sepeda motor tanpa harus membayarnya secara tunai 100 persen.
Biasanya kita hanya perlu mengeluarkan uang muka untuk pembayaran di awal. Besaran
uang muka berbeda-beda. Dimana nantinya kekurangan dari pembayaran tersebut bisa
diangsur selama kurun waktu yang telah ditentukan dan disepakati.

G. Tujuan Leasing

Pada umumnya, tujuan dari adanya leasing yaitu untuk memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam mempunyai barang ataupun modal, meskipun barang tersebut
mempunyai nilai yang tinggi. Selain itu, pihak leasing juga akan mendapatkan keuntungan
dari bisnis tersebut. Biasanya mereka akan mendapatkan keuntungannya dari bunga
kredit. Apabila harga sepeda motor yang diinginkan memiliki harga normal 17 juta. Maka
kita harus membayar sepeda motor itu dengan harga yang lebih tinggi dari harga awal
pada pihak leasing. Sebab, di dalam angsurannya akan ada bunga kredit.

Contoh Laptop harganya sekarang cukup mahal, jadi Anda membelinya lewat cicilan. Jika
membeli dengan tunai itu memberatkan, apalagi Anda membutuhkan laptop itu
secepatnya. Akhirnya Anda menghubungi perusahaan leasing yang bersedia membeli
laptop itu untuk Anda. Sebagai gantinya, Anda perlu membayar cicilan sesuai dengan
kesepakatan. Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa leasing adalah aktivitas yang
memudahkan nasabah untuk memiliki barang yang dibutuhkannya dalam waktu cepat.
Terutama untuk benda-benda yang harganya tinggi. Ada juga opsi sewa untuk Anda yang
hanya butuh menggunakan suatu benda untuk waktu tertentu. Ini biasanya berkaitan
dengan bisnis yang menyewa peralatan pada pihak lain. Dengan begitu, biaya yang
dikeluarkannya tidak begitu besar karena tidak perlu membeli peralatan itu. Dapat
disimpulkan bahwa keberadaan leasing membuat masyarakat jadi mudah dalam
memenuhi kebutuhannya.

H. Contoh Perusahaan Leasing di Indonesia

Perusahaan leasing yang ada di Indonesia cukup banyak. Dimana perusahaan tersebut
telah memiliki variasi layanan yang ditawarkan. Berikut ini adalah perusahaan leasing yang
sekarang ada di Indonesia yaitu PT BCA Finance, PT Federal Internasional Finance (FIF), PT
Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. PT Oto Multi Artha, PT Summit Oto Finance, PT
Wahana Ottomira Multiartha (WOM), dan masih banyak lagi lainnya.
I. Perbedaan Leasing dan Kredit

Apabila dilihat dari definisi, leasing dan kredit sudah terlihat berbeda secara garis
besarnya. Keduanya sudah terlihat sangat jelas perbedaannya, sebab perusahaan yang
satu hanya berperan untuk menyewakan dan yang satunya hanya untuk membeli. Berikut
ini adalah penjelasan lengkap tentang perbedaan leasing dan kredit.

1. Batas Waktu Pembayaran

Leasing dan kredit memang mempunyai batas waktu pembayaran. Akan tetapi,
batas waktu yang ditentukan tidak sama antara leasing dan juga kredit. Di dalam
leasing, batas waktu pembayaran ditentukan langsung oleh pihak lessor dan biasanya
jangka waktu yang diberikan cukup panjang. Bergantung dari kemampuan pihak yang
menyewa untuk membayar leasing. Sedangkan pada kredit, biasanya baas waktu yang
diberikan lebih terbatas atau pendek. Jumlah uang serta jangka waktu pembayaran
adalah hasil dari kesepakatan kedua belah pihak. Akan tetapi, batas waktu untuk lredit
umumnya memiliki maksimal yaitu 5 tahun.

2. Kepemilikan Barang

Jika pada leasing, kepemilikan barang tetap berada di pihak lessor. Sehingga ketika
pelanggan tidak dapat melunasi pembayaran sesuai dengan waktu yang telah
disepakati, maka barang tersebut akan ditarik oleh pihak lessor. Sedangkan di dalam
kredit, misalkan terjadi kasus customer terlambat membayar cicilan yang telah
disepakati, maka akan dikenakan denda atau bunga yang ditangguhkan di bulan
berikutnya. Namun jika sampai jatuh tempo customer belum juga membayar cicilan
tersebut, maka barang yang telah dibeli akan disita oleh pihak kreditur dan uang cicilan
sebelumnya juga tidak akan dikembalikan.

3. Pengguna atau Klien

Umumnya yang menggunakan leasing adalah industri yang memiliki padat modal.
Contohnya saja perusahaan yang bergerak di bidang armada psawat, pengadaan alat
berat, pengadaan mesin produksi, hingga leasing kendaraan. Sedangkan untuk kredit,
umumnya digunakan oleh individu atau perorangan untuk membeli barang tertentu.
Misalnya barang elektronik, kendaraan, dan lainnya.

J. Pihak yang ada di dalam leasing

Pihak yang terkait dalam leasing adalah sebagai berikut ;

1. Lessor ,perusahaan yang mengeluarkan modal untuk kepemimpinan barang yang


diperlukan nasabah.
2. Lesee , nasabah yang membeli atau menyewa barang yang dibutuhkan nya.
3. Suppilier, pihak ketiga yang menyediakan barang yang akan dibeli atau disewakan
kepada nasabah.

K. Fungsi Leasing Adalah


Perlu dipahami bahwa sebenarnya fungsi leasing hampir sama dengan
fungs bank. Dimana leasing juga menyediakan pembiayaan produk dengan
skala menengah. Perbedaannya hanya terletak di bentuk pinjamannnya.
Biasanya bank konvensional hanya memberikan pinjaman dalam bentuk uang.

Sementara leasing bisa memberikan pinjaman dalam entuk barang yang


nantinya pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil. Misalnya saja terkait
pembelian sepeda motor. Tanpa adanya leasing, maka kita harus membelinya
dengan cara tunai dan pasti akan sangat memberatkan bagi orang-orang yang
tidak memiliki uang dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Terlebih untuk
orang-orang yang hanya seorang buruh dan perlu bertahun-tahun untuk
membeli sepeda motor secara tunai.

Oleh karena itu, leasing hadir untuk memberikan kesempatan kepada


orang-orang untuk bisa memiliki sepeda motor tanpa harus membayarnya
secara tunai 100 persen. Biasanya kita hanya perlu mengeluarkan uang muka
untuk pembayaran di awal. Besaran uang muka berbeda-beda. Dimana
nantinya kekurangan dari pembayaran tersebut bisa diangsur selama kurun
waktu yang telah ditentukan dan disepakati.

L. Perbedaan Leasing dan Kredit

Apabila dilihat dari definisi, leasing dan kredit sudah terlihat berbeda
secara garis besarnya. Keduanya sudah terlihat sangat jelas perbedaannya,
sebab perusahaan yang satu hanya berperan untuk menyewakan dan yang
satunya hanya untuk membeli. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang
perbedaan leasing dan kredit.

1. Batas Waktu Pembayaran


Leasing dan kredit memang mempunyai batas waktu pembayaran. Akan
tetapi, batas waktu yang ditentukan tidak sama antara leasing dan juga
kredit. Di dalam leasing, batas waktu pembayaran ditentukan langsung oleh
pihak lessor dan biasanya jangka waktu yang diberikan cukup panjang.
Bergantung dari kemampuan pihak yang menyewa untuk membayar
leasing. Sedangkan pada kredit, biasanya baas waktu yang diberikan lebih
terbatas atau pendek. Jumlah uang serta jangka waktu pembayaran adalah
hasil dari kesepakatan kedua belah pihak. Akan tetapi, batas waktu untuk
lredit umumnya memiliki maksimal yaitu 5 tahun.

2. Kepemilikan Barang
Jika pada leasing, kepemilikan barang tetap berada di pihak lessor.
Sehingga ketika pelanggan tidak dapat melunasi pembayaran sesuai dengan
waktu yang telah disepakati, maka barang tersebut akan ditarik oleh pihak
lessor. Sedangkan di dalam kredit, misalkan terjadi kasus customer
terlambat membayar cicilan yang telah disepakati, maka akan dikenakan
denda atau bunga yang ditangguhkan di bulan berikutnya. Namun jika
sampai jatuh tempo customer belum juga membayar cicilan tersebut, maka
barang yang telah dibeli akan disita oleh pihak kreditur dan uang cicilan
sebelumnya juga tidak akan dikembalikan.

3. Pengguna atau Klien


Umumnya yang menggunakan leasing adalah industri yang memiliki
padat modal. Contohnya saja perusahaan yang bergerak di bidang armada
psawat, pengadaan alat berat, pengadaan mesin produksi, hingga leasing
kendaraan. Sedangkan untuk kredit, umumnya digunakan oleh individu atau
perorangan untuk membeli barang tertentu. Misalnya barang elektronik,
kendaraan, dan lainnya.

M. Tujuan Leasing Adalah

Pada umumnya, tujuan dari adanya leasing yaitu untuk memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam mempunyai barang ataupun modal, meskipun barang tersebut
mempunyai nilai yang tinggi. Selain itu, pihak leasing juga akan mendapatkan keuntungan
dari bisnis tersebut. Biasanya mereka akan mendapatkan keuntungannya dari bunga
kredit. Apabila harga sepeda motor yang diinginkan memiliki harga normal 17 juta. Maka
kita harus membayar sepeda motor itu dengan harga yang lebih tinggi dari harga awal
pada pihak leasing. Sebab, di dalam angsurannya akan ada bunga kredit.
N. Apa sajakah kegiatan leasing?

Apa saja produk leasing. Praktik leasing banyak dilakukan oleh industri yang padat
modal. Leasing membuat perusahaan bisa melakukan pengadaan besar tanpa perlu
menganggu arus kas.

Contoh leasing adalah pada pengadaan armada pesawat oleh maskapai penerbangan.
Contoh lain dari leasing seperti pengadaan alat-alat berat untuk perusahaan-perusahaan
tambang, pengadaan mesin produksi oleh pelaku industri, hingga leasing kendaraan untuk
operasional perusahaan. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik
atas barang modal objek transaksi berada pada perusahaan pembiayaan. Namun di
Indonesia, pengertian leasing seringkali diartikan sebagai kredit, terutama kredit
kendaraan bermotor. Meskipun memiliki konsep yang hampir serupa, namun pengertian
leasing dalam arti sebenarnya tidak tepat kalau disebut kredit. Leasing adalah perusahaan
pembiayaan menyewakan barang sewa guna kepada penyewa dengan jangka waktu yang
sudah ditentukan, ketika penyewa tak mampu membayar, maka lessor dapat mengambil
kembali barang sewa guna yang disewakan dari penyewa atau lessee.

Pengambilan barang sewa guna sebelum masa sewa habis inilah yang kemudian
diartikan sama dengan kredit kendaraan, yakni saat pembeli kendaraan dengan skema
kredit tak mampu mencicil angsuran yang mengakibatkan kendaraan tersebut diambil
pihak perusahaan pembiayaan. Berbeda dengan pengertian leasing, kredit adalah
kegiatan meminjam dana dari bank atau lembaga pembaiayaan lain (multiguna).

Seperti meminjam uang untuk pembelian kendaraan. Di mana dalam praktiknya, bank
atau lembaga pembiayaan memberikan opsi pembayaran dilakukan dengan mencicil
dengan besaran dan jangka waktu yang disepakati bersama, yang biasanya disertai
dengan ketentuan klausul penyitaan atau penarikan apabila ada keterlambatan
pembayaran angsuran (fidusia). Penarikan barang saat debitur dianggap melakukan
wanprestasi inilah yang kemudian membuat kredit seringkali disamakan dengan leasing.
O. PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING
Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat digolongkan ke

dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Independent Leasing Company

Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing.
Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atau independent dari supplier yang mungkin dapat
sekaligus sebagai pihak produsen barang dan dalam memenuhi kebutuhan barang
modal nasabahnya (lessee). Perusahaan dapat membelinya dari berbagai supplier atau
produsen kemudian di-lease kepada pemakai. Untuk memperoleh gambaran jelas
mengenai mekanisme leasing jenis ini dapat dilihat pada Gambar

Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya bank-
bank, dapat pula disebut sebagai lessor independent. Banyak Lembaga keuangan yang
bertindak sebagai lessor tidak hanya memberikan pembiayaan leasing kepada lessee
tetapi juga memberikan pendanaan kepada perusahaan leasing. Di samping itu lessor
independen dapat pula memberikan pembiayaan kepada supplier (manufacturer) yang
sering disebut dengan vendor program.

2. Captive Lessor

Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan


perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi
apabila pihak supplier berpendapat bahwa dengan menyediakan pembiayaan leasing
sendiri akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan
dengan menggunakan pembiayaan trasdisional. Captive lessor ini sering pula disebut
dengan twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak
perusahaan leasing (subsidiary) dan pihak kedua adalah lessee atau pemakai barang.
Untuk jelasnya perhatikan Gambar

3. Lease Broker atau Packager

Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager. Broker leasing
berfungsi mempertemukan calon lessee denngan pihak lessor yang membutuhkan suatu
barang modal dengan cara leasing. Broker leasing beasanya tidak memiliki barang atau
peralatan untuk menangani transaksi leasing untuk atas namanya. Disamping itu
perusahaan broker leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing
tergantung apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing. Mekanisme lease broker
atau packager dapat dilihat pada gambar
P. PROSES DAN MEKANISME TRANSAKSI LEASING

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi antara lain
bidang perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Dari defenisi leasing yang telah
dibahas pada awal bab ini dapat disimpulkan bahwa leasing mengandung arti suatu
perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai barang (lessee). Mekanisme
leasing tersebut merupakan dasar-dasar dalam suatu transaksi leasing (basic lease). Pihak
lessee berkewajiban membayar sewa secara periodic kepada lessor sebagai kompensasi
atas penggunaan barang tersebut. Dalam definisi ini hanya dua pihak yang terkait yaitu
lessor dan lessee padahal dalam praktiknya pihak supplier merupakan pihak yang terlibat
dalam suatu mekanisme transaksi leasing

Q. TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis
besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu :

1. Finance lease

2. Operating lease
Keterangan gambar

1. Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang,


spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purnajual atas barang yang akan
di-lease

2. Lessee melakukan negoasiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan


barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak
mengikat dari lessor. Dalam lease quotation ini dimuat mengenai syarat-syarat pokok
pembiayaan leasing antara lain : keterangan barang, cash security deposit, residual
value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan persyaratan-persyaratan
lainnya.

3. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang berisi
syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang
dibutuhkan lessee tersebut. Apabila lessee menyetujui semua ketentuan dan
persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee menandatangani dan
mengembalikannya kepada lessor.

4. Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee.


Kontrak leasing tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal antara lain : pihak-
pihak yang terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan
asuransi, tanggung jawab atas objek leasing, perpajakan, jadwal pembayaran angsuran
sewa dan sebagainya.

5. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada
lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui
6. Pengriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan. Selanjutnya
lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar dan diserahkan kepada
supplier

7. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
kepemilikan barang lainnya.

8. Pembayaran oleh lessor kepada supplier

9. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor
selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang
dibiayai serta bungannya.

R. PERBEDAAN PEMBIAYAAN LEASING DENGAN PEMBIAYAAN LAINNYA

Pembiayaan melalui perusahaan leasing memiliki beberapa perbedaan pokok dengan


metode pembiayaan yang diberikan melalui lembaga-lembaga keuangan lain misalnya
bank atau dengan teknik-teknik pembiayaan lain seperti sewa menyewa dan sewa beli
J. Latihan Soal

1. Sebutkan manfaat dari Leasing?


2. Jelaskan tujuan dari Leasing
3. Apa yang dimaksud dengan Leasing?
4. Jelaskan perbedaan Leasing dan Kredit?
5. Sebutkan dan Jelaskan istilah yang ada pada Leasing

Anda mungkin juga menyukai