Tujuan pemberian jasa-jasa bank adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan
menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan,
maka semakin baik. Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung
dari kemampuan bank tersebut, baik dari segi modal, perlengkapan, fasilitas sampai
kepada personel yang mengoperasikannya. Kelengkapan jasa bank ini juga tergantung
dari jenis bank, atau status bank tersebut. Kemudian kelengkapan jasa dapat pula dilihat
dari status cabangnya, apakah cabang penuh, cabang pembantu atau kantor kas.
Keuntungan pokok perbankan adalah dari selisih bunga simpanan dengan bunga kredit
atau pinjaman. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Keuntungan dari
transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut juga fee based. Perolehan keuntungan dari jasa
– jasa bank ini walaupun relative kecil namun mengandung suatu kepastian hal ini
disebabkan resiko terhadap jasa – jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan
kredit. Kemudian yang paling penting jasa – jasa bank ini sangat berperan besar dalam
memperlancar transaksi simpanan dan pinjaman yang ada di dunia perbankan.
Jenis – jenis jasa bank yang dapat dikatakan lengkap untuk ukuran perbankan di
Indonesia dewasa ini.
Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota maupun luar kota
atau keluar Negara. Lama pen giriman tergantung dengan sarana yang digunakan untuk
mengirim.
2. Kliring (Clearing)
Kliring merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling
menyerahkan warkat – warkat yang akan di kliringkan di lembaga kliring. Lembaga
kliring ini di bentuk dan di koordinir oleh bank Indonesia. Peserta kliring adalah bank
yang sudah memperoleh izin dari bank Indonesia.
b. Agar perhitungan utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah aman dan efesien.
Warkat – warkat yang dapat dikliringkan atau diselesaikan di lembaga kliring adalah
warkat – warkat yang berasal dari dalam kota seperti :
a. Cek
c. Wesel bank
a. kliring keluar, yaitu membawa warkat – warkat kliring ke lembaga kliring dan
menyerahkan kepada yang berhak.
b. Kliring masuk, menerima warkat di lembaga kliring dan di proses di bank yang
bersangkutan.
3. Inkaso (collection)
Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar kota
atau luar negeri. Dalam hal ini bank di tempat warkat di cairkan lah yang menagihkannya
ke bank yang menerbitkan warkat dan proses penagihan ini kita sebut inkaso. Adapun
warkat-warkat yang dapat diinksokan atau ditagihkan adalah warkat yang berasal dari
luar kota atau luar negeri seperti:
cek
- Kuitansi
- Bilyet giro
- Dan surat berharga lainnya
- Wesel
Proses inkaso yang dilakukan oleh bank dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu :
a. inkaso berdokumen
SDB berbentuk kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang
berkepentingan untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda berharga
miliknya.
Kegunaan dari SDB adalah untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting
seperti sertifikat deposito, sertifikat tanah, saham, obligasi, surat perjanjian, akte
kelahiran, surat nikah, ijasah, paspor dan lain-lain, selain itu dapat pula digunakan untuk
menyimpan benda-benda berharga seperti emas, mutiara, berlian dan benda yang
dianggap berhara lainnya.
Keuntungan bagi bank dengan membuka jasa SDB kepada masyarakat adalah sebagai
berikut :
- biaya sewa
- pelayanan nasabah
Biaya yang dikenakan kepada nasabah yang menyewa SDB ada 2 macam :
a. biaya sewa yang besarnya tergantung ukuran box yang diinginkan serta waktu sewa.
b. Setoran jaminan merupakan biaya pengganti apabila kunci yang dipegang oleh nasabah
hilang dan box harus dibongkar.
5. Bank Card
Bank card merupakan “kartu plastic” yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada
nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran ditempat-tempat tertentu.
Kartu ini juga dapat diuangkan (mengambil uang tunai) diberbagai tempat seperti ATM
(Automated Teller Machine).
6. Bank Notes
Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan terbitkan oleh bank di luar negeri.
Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang mempunyai sifat-sifat seperti
uang tunai. Sedangkan yang dimaksud dengan jual beli bank notes merupakan transaksi
antara valuta yang dapat diterima pembayarannya dan dapat diperjualbelikan dan
diperdagangkan kembali sesuai dengan nilai tukar yang terjadi pada saat itu. Dalam
transaksi jual beli bank notes, bank mengelompokkan bank notes ke dalam 2 klasifikasi
yaitu bank notes yang lemah dan bank nots yang kuat.
Dalam transaksi jual beli bank notes menggunakan kurs. Kurs ini setiap hari diperoleh
dari kurs konversi yang dikeluarkan oleh bank Indonesia, dimana isinya perbandingan
antara nilai tukar mata uang rupiah dengan valuta asing. Kurs dikeluarkan oleh bank
Indonesia oleh perbankan dijadikan patokan harga mata uang asing tersebut.
7. Travellers Cheque
Travelers cheque dikenal dengan nama cek wisata atau ce perjalanan yang biasanya
digunakan oleh mereka yang hendak bepergian atau sering dibawa oleh turis. Travelers
cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan tertentu seperti halnya uang kartal dan
diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.
Keuntungan serta manfaat penggunaan travelers cheque terutama bagi mereka yang suka
bepergian antara lain:
b. mengurangi resiko kehilangan uang karena setiap travelers cheque yang hilang dapat
diganti.
c.Memberikan rasa percaya diri karena si pemakai travelers cheque dilayani secara prima.
d. Dapat dijadikan cedera mata ataupun hadiah buat teman, kolega atau nasabah.
e. Biasanya untuk pembelian travelers cheque, tidak dikenakan biaya begitu pula pada
saat pencairannya, namun hal ini sangat tergantung kepada bank yang menerbitkannya.
Jenis-jenis travelers cheque yang beredar dapat dilihat dari segi mata uang antara lain:
- travelers cheque dalam valuta asing yang diterbitkan oleh bank yang berstatus bank
devisa.
Salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar ekspor –
impor termasuk barang dalam negeri. Kegunaannya adalah menampung dan
menyelesaikan kesulitan – kesulitan dari pihak importir maupun eksportir dalam transaksi
dagangnya.
Pengertian umum L/C merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah
untuk menyediakan dan membayar sejumlah tertentu untuk kepentingan pihak ke tiga.
Sering disebut juga kredit berdokumen.
Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang disebut Opening
bank atau issuing bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap
barang yang diperdagangkan. Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank
pembayaran atau disebut advising bank.
a. Revocable L/C
L/C yang setiap saat dapat di batalkan atau diubah sepihak oleh bank pembuka (opening
bank)tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada benefeciary
b. Irrevocable L/C
L/C yang tidak dapat di batalkan atau diubah tanpa persetujuan semua pihak yang terlibat
c. Sight L/C
L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat dokumen diajukan oleh eksportir
kepada advise Bank.
d. Usance L/C
L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misalnya 1
bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen
e. Restricted L/C
L/c yang pembayarannya atau penerusannya hanya dibatasi kepada bank – bank tertentu
yang namanya tercantum dalam L/C
f. Unrestricted L/C
L/C di mana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank untuk membayar uang
muka kepada benefeciary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C sebelum benefeciary
menyerahkan dokumen
h. Transferable L/C
L/C yang memberikan kepada benefeciary untuk memnidahkan sebagian atau seluruh
L/C kepada satu atau beberapa pihak lainnya.
i. Revolving L/C
Bank garansiyaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak
dalam bentuk surat jaminan. dengan maksud bank menjamin akan memenuhi kewajiban
dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan. Apabila kemudian
hari tidak memenuhi kewajiban sesuai yang diperjanjikan.
Tujuan pemberian bank garansi kepada penerima jaminan atau yang dijaminkan adalah
sebagai berikut :
b. Memberikan keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila
pihak peminjam melalaikan kewajibannya.
c. Menumbuhkan rasa saling percaya.
Diberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan pemilik barang guna penangguhan
pembayaran bea masuk atau barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan
Diberikan untuk kepentingan kontraktor yang akan mengikuti tender pemborong yang
mana bouwheer adalah pihak luar negeri
Diberikan kepada agen atau dealer perdagangan atau depot – depot perdagangan
Setiap transaksi yang berkaitan dengan bank garansi akan dikenakan biaya. Biaya ini
merupakan balas jasa atau pendapatan bagi bank, dan ini merupakan kompensasi dari
resiko yang akan dihadapi bank yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Biaya yang
dimaksud adalah :
a. Biaya provisi
Sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada Bank sebagai balas jasa untuk
pemberian Bank garansi
b. Biaya administrasi
c. Bea materai
Biaya materai yang dilekatkan pada surat perjanjian bank garansi yang ditandatangani
oleh pihak Bank dan pihak terjamin
Disamping biaya yang dikenakan terhadap nasabahnya, permohonan bank garansi juga
harus disertai jaminan lawan yang sepadan. Adapun bentuk jaminan lawan yang
diberikan antara lain dapat berupa :
a. Uang tunai
c. Sertifikat Deposito
e. Sertifikat tanah
Menerima Setoran-Setoran
Jasa ini diutamakan untuk membantu nasabahnya dalam melakukan setoran atau
pembayaran lewat bank. Setoran atau pembayaran yang biasa diterima bank antar lain :
• pembayaran listrik • pembayaran uang kuliah
• pembayaran telpon • pembayaran rekening air dan
• pembayaran pajak • setoran ONH
Melakukan Pembayaran
Jasa ini termasuk jasa lain-lain yang juga disediakan oleh bank, diantaranya pembayaran
gaji, pensiun, bonus dan hadiah
Bank Syariah
Bank Syariah Pengertian Prinsip Tujuan Fungsi Perkembangan Menurut Para Ahli
Pengertian Bank Syariah - Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 bank syariah
adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah Pengertian Prinsip Tujuan Fungsi Perkembangan Menurut Para Ahli -
Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang
perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak
lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah),
prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina). Pembahasan tentang bank syariah akan dibahas lebih mendalam oleh penulis
pada sub bab tersendiri di bab ini.
Bank Syariah
Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah
SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai
ajaran Islam
Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta
nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank
pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai
sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan,
prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah
Prinsip bagi hasil:
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang
diperoleh
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan
jumlah pendapatan
Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika
proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak
Bank Konvensional
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh
imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham
adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan
suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan
pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah).
Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi
antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi
sebagai lembaga perantara saja
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak
belakang
Sistem bunga:
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus
selalu untung untuk pihak Bank
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung untuk pihak Bank
Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan
berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk
agama Islam
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk
agama Islam
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam
sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati.
Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas
yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan diperkenankan
(halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat
dilarang (haram).
Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi
masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam
melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip
syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat
bagi pengguna jasa perbankan syariah.
Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam
mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul
rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi
(mudharib).
Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara profesional dan
kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang
ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan
kecermatn dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah)
Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan
demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang
dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa
belakangan ini para ekonom Muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna
menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan
membangun model teori ekonomi yang bebas dan pengujiannya terhadap pertumbuhan
ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka mekanisme perbankan
bebas bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan syariah
didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan
(QS. Al-Baqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan
usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga
(Zaenul Arifin, 2002: 39-40).
Setiap lembaga keuangan syariah mempunyai falsafah mencari keridhoan Allah untuk
memperoleh kebajikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga
keuangan yang dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama, harus dihindari (ibid).
Dari hasil musyawarah (ijma internasional) para ahli ekonomi Muslim beserta para ahli
fiqih dari Academi Fiqh di Mekkah pada tahun 1973, dapat disimpulkan bahwa konsep
dasar hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam dalam bentuk sistem ekonomi Islam
ternyata dapat diterapkan dalm operasional lembaga keuangan bank maupun lembaga
keuangan non bank. Penerapan atas konsep tersebut terwujud dengan munculnya lembaga
keuangan Islam di persada nusantara ini.
Pada sisi pengerahan dana masyarakat, shahibul maal berhak atas bagi hasil dari usaha
lembaga keuangan sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama, bagi hasil yang
diterima shahibul mal akan naik turun secara wajar sesuai dengan keberhasilan lembaga
keuangan dalam mengelola dana yag dipercayakan kepadanya. Tidak ada biaya yang
perlu digeserkan karena konsep bagi hasil bukan konsep biaya.
Pada penyaluran dana kepada masyarakat, sebagian besar pembiayaan Bank Islam
disalurkan dalam bentuk barang dan jasa yang dibelikan Bank Islam untuk nasabahnya.
Dengan demikian, pembiayaan hanya diberikan apabila barang dan jasa telah ada terlebih
dahulu. Dengan metode ada barang dahulu, baru ada uang maka masyarakat dipacu untuk
memproduksi barang dan jasa atau mengadakan barang dan jasa. Selanjutnya barang
yang dibeli/diadakan menjadi jaminan (collateral) hutang.
Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam tersebut ditentukkan
oleh hubungan aqad yang terdiri dari lima konsep aqad. Bersumber dari lima konsep ini
bank syariah dapat menerapkan produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan
lembaga keuangan bukan bank syariah yang dapat dioperasionalkan. Kelima konsep
tersebut adalah :
Tabel 4.1
Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank (Desember 2003)
Prospek perkembangn produk bank syariah masih terbuka lebar, jika bank syariah
melakukan kajian mendalam untuk pengembangan produk baru. Sehingga muncul
inovasi dalam membuat produk-produk baru yang customized bagi customers.
Pemahaman akan produk (product knowledge) dan skim-skim syariah menjadi dasar
dalam pengembangan produk bank syariah. Minimnya pengetahuan mengenal aspek fiqh
dalam perbankan syariah juga menjadi salah satu kendala dalam pengembangan produk
di bank syariah. Berdasarkan perkembangan perkembangan secara nasional maka ada
kecenderungan ke depan trennya adalah kepeminjaman konsumen. Disisi lain pemberian
pinjaman kepada kelompok UKM (Usaha Kecil Menengah) juga menjadi salah satu
pilihan karena hal ini dapat mengurangi resiko kemacetan kredit yang biasanya
disebabkan oleh debitur-debitur besar, jika satu debitur besar mengalami kemacetan maka
akan mempengaruhi posisi CAR suatu bank secara signifikan.
Sumber Dana Bank Syariah
Bagi bank konvensional selain modal, sumber dana lainnya cenderung bertujuan untuk
“menahan” uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan Keynes yang
mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan: transaksi,
cadangan(jaga-jaga), dan investasi (John M. Keynes, 1936). Oleh karena itu, produk
penghimpunan dana pun sesuai dengan tiga fungsi tersebut yaitu berupa giro, tabungan,
dan deposito.
Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat
untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini
bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembang-biakan
uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk
menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary
economic activities) baik secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun
secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan usaha tersebut.
Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau
masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin, Op.cit, 53):
Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
(guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbaaln atau keuntungan.
Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account) untuk
investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana bank
akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang
didanai dengan modal tersebut.
Investasi khusus (spesial investment account / mudharabah muqayyadah) di mana
bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.
Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil
keputusan.
Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan,
laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai berikut:
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
sahibul maal/pemilik dana pembayar zis
kreditur pemegang saham
otoritas pengawasan Lembaga penjamin
Bank Indonesia simpanan
Pemerintah Masyarakat
informasi dalam menilai prospek arus kas bertujuan untuk memberikan informasi
yang dapat mendukung investor/pemilik dana, kreditur, dan pihak-pihak lain dalam
memperkirakan jumlah, aset, dan ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan
atas deviden, bagi hasil,dan hasil dari penjualan, pelunasan(redemption), dan jatuh
tempo dari surat berharga atau pinjaman.
informasi atas sumber daya ekonomi bertujuan memberikan informasi tentang
sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban bank untuk
mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham serta
kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat mempengaruhi
perubahan sumber daya tersebut.
informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi
mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan
pegelolaan pendapatan dana bank tersebut.
informasi untuk membantu pihak terkait di dalam menentukan zakat bank atau
pihak lainnya.
Penyusunan laporan keuangan bank syariah didasarkan dari beberapa acuan yang relevan,
adapun acuan tersebut adalah:
Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Umum,
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Umum, Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Syariah (PSAKS) dan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK).
Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions yang
dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization of Islamic
Financial Institutions).
International Accounting Standard (IAS), Statement of Financial Accounting
Standard (SFAS), sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Peraturan perundang-undagan yang relevan dengan laporan keuangan
Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.