Anda di halaman 1dari 23

1.

PENGERTIAN KLIRING
Pengertian kliring adalah sebuah fasilitas perbankan yang sering kita temui saat
melakukan transaksi antarbank. Kliring adalah salah satu sarana yang sering digunakan
oleh bank untuk memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Dengan adanya kliring
bank dapat saling memperhitungkan hutang piutang yang terjadi akibat transaksi yang
dilakukan oleh nasabahnya.

 Jenis transaksi yang digunakan antara nasabah bank tersebut dapat memakai

alat bayar berupa bilyet giro, cek, surat dagang, dan lainnya yang lazim untuk

diterima oleh bank.

Tujuan : Adapun tujuan kliring bank yaitu untuk memudahkan setiap transaksi

pembayaran aman dan cepat serta untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas

pembayaran.

Dengan transaksi pembayaran yang cepat, konsep dasar akuntansi sangat

penting untuk Kita gunakan sebagai landasan dalam proses mengklasifikasi, mencatat,

meringkas, mengolah, dan menampilkan data transaksi. Dari konsep ini juga tentunya

bisa mencerminkan persamaan dasar akuntansi yang benar pada kekayaan, hutang,

dan modal yang di miliki perusahaan.

 Dalam KBBI, kliring (clearing) dapat diartikan sebagai penyelesaian

pembukuan serta pembayaran dengan cara memindahkan saldo ke

pihak yang memiliki hak.

 Namun secara umum pengertian kliring adalah salah satu cara atau

sarana perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat berharga

atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh

Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.


Namun dalam perkembangan saat ini, kliring bukan hanya bisa dilakukan

secara manual saja, melainkan sudah dapat dilakukan secara otomatis

maupun elektronik.

Manfaat :

Selain itu adapun manfaat yang diberikan kliring dalam melakukan transaksi

yang dilakukan baik untuk para pebisnis ataupun masyarakat yaitu:

• Layanan transfer dana yang cepat

• Efisiensi dalam sistem pembayaran nasional

• Memberikan akomodasi kebutuhan nasabah untuk melakukan transaksi

yang bernilai lebih besar baik sebagai individu maupun perusahaan.

2. PROSES PENCATATAN AKUNTANSI KLIRING

Mekanisme Kliring Lokal Manual


Proses Kliring

Mekanisme penyelenggaraan kliring terdiri dari 2 tahap yaitu:

1. Kliring penyerahan
2. Kliring pengembalian
Dua tahap ini merupakan satu kesatuan dalam siklus kliring. Peserta wajib
mengikuti kedua aktivitas tersebut sampai kliring dinyatakan selesai oleh
penyelenggara dengan mengirimkan wakil peserta. Walaupun peserta yang
bersangkutan tidak mempunyai warkat yang akan di-kliringkan pada kedua
tahap kliring tersebut.

Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan
yang dilakukan ditempat penyelenggara. Warkat kliring yang diserahkan oleh
masing-masing peserta:

1: Warkat Debet Keluar (WDK):

Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening
nasabah tersebut.

2: Warkat Kredit Keluar (WKK):

Warkat kredit keluar adalah warkat pembebanan ke rekening nasabah yang


menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah lain.

Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima dari peserta lain:

1: Warkat Debet Masuk (WDM):

Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang
menerima warkat.

2: Warkat Kredit Masuk (WKM):

Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank
yang menerima warkat.

Bagaimana hubungan antara warkat debet keluar dan warkat debet masuk?

Hubungan antara Warkat Debet Keluar (WDK) dan Warkat Debet Masuk
(WDM) dapat dijelaskan dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut:
Gambar: hubungan antara warkat debet keluar dan warkar debet masuk

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat debet keluar (WDK),
akan menikmati penambahan rekening giro pada Bank Indonesia.

Sedangkan Bank yang menerima warkatnya sendiri atau warkat debet masuk
(WDM), saldo gironya pada Bank Indonesia akan berkurang sebesar nilai
nominal warkat tersebut.

Bagaimana hubungan antara warkat kredit keluar dengan warkat kredit masuk?

Hubungan Warkat Kredit Keluar (WKK) dan Warkat Kredit Masuk (WKM) dapat
dijelaskan dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut:
Gambar: Hubungan antara warkat kredit keluar dan warkat kredit masuk

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat kredit keluar (WKK),
akan menyebabkan pengurangan pada rekening giro pada Bank Indonesia.

Sedangkan Bank yang menerima warkat tersebut atau warkat kredit masuk
(WKM), saldo gironya pada Bank Indonesia akan bertambah sebesar nilai
nominal warkat tersebut.

Mekanisme kliring lokal manual secara ringkas bisa dijelaskan dengan


ilustrasi sebagai berikut:
Gambar: Mekanisme kliring lokal

Contoh Kliring Lokal

Cara Pencatatan Jurnal Transaksi Kliring Lokal

Contoh transaksi kliring lokal :


Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui
kliring. Peserta kliring misalnya Bank A, Bank B, dan Bank C Surabaya.

Xidev nasabah bank A Surabaya telah menarik cek sebesar Rp 25.000.000 dan
cek sebesar Rp 20.000.000 untuk membayar kepada Bening, nasabah giro
bank B Surabaya.
Pada hari yang sama, Bank B menerima bilyet giro dari Fahima (basabah giro)
untuk keuntungan Pak Budi nasabah giro Bank C Surabaya sebesar Rp
15.000.000.

Pak John nasabah Bank C menarik cek untuk membayar barang dagangan
kepada Pak Andre nasabah bank B Surabaya sebesar Rp 20.000.000.

Bank A Surabaya menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah giro
Dwi

Rahayu sebesar Rp 30.000.000. Warkat ini diterima dari bank C Surabaya


melalui lembaga kliring BI Surabaya untuk keuntungan giro Pak Andi.

Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Surabaya,


maka diminta:

1) Pencatatan jurnal pada masing-masing peserta kliring


2) Neraca kliring pada masing-masing bank peserta kliring
3) Neraca kliring yang perlu disajikan BI selaku lembaga kliring.
 

Jawaban:

Pencatatan jurnal transaksi di Bank B:

Transaksi a:

Kliring 1:

Dr. RAR Kliring  Rp 45.000.000 … (Debit Rp)

Kliring 2:

Cr. RAR Kliring Rp 45.000.000 … (Kredit Rp)


Dr. Giro BI Rp 45.000.000 … (Debit Rp)
Cr. Giro Bening  Rp 45.000.000 .. (Kredit Rp)

Transaksi b:

Kliring 1:

Dr. Giro Fahima Rp 15.000.000 …. (Debit Rp)


Cr. Giro BI Rp 15.000.000 ….. ( Kredit Rp)

Transaksi C:

Kliring 1:

Dr. RAR Kliring Rp 20.000.000 … (Debit Rp)

Kliring 2:

Cr. RAR Kliring Rp 20.000.000 …. (Kredit Rp)

Dr. Giro BI Rp 20.000.000 …. (Debit Rp)


Cr. Giro Andre Rp 20.000.000 .. (Kredit Rp)

Pencatatan jurnal transaksi di Bank A:

Transaksi a:

Kliring 2:

Dr. Giro Xidev  Rp 45.000.000 .. (Debit Rp)


Cr. Giro BI  Rp 45.000.000 … (Kredit Rp)
 

Transaksi d:

Dr. Giro Dwi Rahayu Rp 30.000.000 .. (Debit Rp)


Cr. Giro BI Rp 30.000.000 … (Kredit Rp)

Pencatatan jurnal transaksi di Bank C:

Transaksi b:

Kliring 2:

Dr. Giro BI  Rp 15.000.000 … (Debit Rp)


Cr. Giro Budi Rp 15.000.000 .. (Kredit Rp)

Transaksi c:

Dr. Giro John Rp 20.000.000 … (Debit Rp)


Cr. Giro BI  Rp 20.000.000 … (Kredit Rp)

Transaksi d:

Kliring 1:

Dr. RAR Kliring  Rp 20.000.000 … (Debit Rp)

Kliring 2:

Cr. RAR Kliring Rp 20.000.000 … (Kredit Rp)


Dr Giro BI Rp 30.000.000 … (Debit Rp)
Cr. Giro Andi Rp 30.000.000 .. (Kredit Rp)

***

Dengan memperhatikan transaksi dan jurnal di masing-masing bank peserta,


maka dapat disusun neraca kliring untuk masing-masing bank sebagai berikut:

Bank B
Neraca Kliring

Pencatatan Transaksi Kliring

Bank A
Neraca Kliring

Laporan Transaksi Kliring

Bank C
Neraca Kliring
Pencatatan Proses Kliring

Bank Indonesia
Neraca Kliring

Cara mencatat transaksi kliring

Mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah


Pengertian Kliring Warkat Luar Wilayah
Kliring warkat luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan BG
yang diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta di wilayah kliring
dimana cek dan BG tersebut dikliringkan.

Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk


melakukan verifikasi secara on-line terhadap cek/BG luar kota.
Untuk itu bank Indonesia mengembangkan system penyelenggaraan kliring
lokal atas cek dan bilyet giro yang berasal dari luar wilayah kliring atau
disingkat dengan kliring warkat luar wilayah.
Manfaat Kliring Warkat Luar Wilayah

Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa


efisiensi dalam penyelesaian pembayaran cek/BG luar kota, baik efisien waktu
maupun biaya, sebab:

 Efektivitas dana cek/BG sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat


dikliringkan (same day settlement)
 Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya.
Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran
lalu lintas pembayaran giral antar daerah.
Mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah

Mekanisme kliring warkat luar wilayah dapat di-ilustrasikan pada gambar


berikut:
Mekanisme kliring luar wilayah

—–> Flow dana


-–—> Flow warkat
 

Penjelasan gambar di atas:

1. X adalah nasabah Bank B di Surabaya, melakukan transaksi dengan Y


yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan
pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/BG Bank B Surabaya.
2. Y kemudian menyetorkan cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A
Jakarta.
3. Bank A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan
dapat langsung mengklringkan cek/BG bank tersebut melalui kliring
lokal di Jakarta.
4. Kantor Bank B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi cek/B
tersebut.
5. Jika valid dan dana mencukupi, maka Bank B melalui penyelenggara
kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas cek/BG
tersebut.
6. Bank A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas
cek/BG Bank B dari penyelenggara kliring di Jakarta.
7. Atas informasi, Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke
rekening nasabah Y.
***

Dengan memperhatikan mekanisme di atas terlihat bahwa cek/BG yang


diterbitkan oleh Bank B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke
Surabaya.

Sebab Bank B merupakan peserta kliring warkat luar wilayah dan mempunyai
kantor di wilayah kliring Jakarta.

Dengan dikliringkan di Jakarta, maka cek/BG tersebut akan diproses sesuai


dengan jadwal Jakarta.

Sehingga Bank A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian


efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan cek/BG tersebut, yaitu pada
hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya sejak warkat dikliringkan.

 
Contoh Kliring Warkat Luar Wilayah

A: Cara Mencatat Transaksi Kliring Luar Wilayah

Agar semakin memudahkan, berikut ini saya sajikan contoh transaksi kliring
warkat luar wilayah dan pencatatan jurnal akuntansi:
Pada tanggal 12 Mei 2021  Pak  Andre telah membeli barang kepada Pak
Bagus senilai Rp 100.000.000.

Pak Andre adalah nasabah Bank XYZ Surabaya sehingga melakukan


pembayaran dengan menarik bank tersebut sebesar Rp 100.000.000 dan
diserahkan kepada Pak Bagus, nasabah Bank ABC Jakarta.

Tanggal 14 Mei 2021 Pak Bagus melakukan penyetoran untuk rekening


gironya dengan cek tersebut yang telah diterima dari Pak Andre.

Informasi dari lembaga kliring, bahwa cek tersebut dinyatakan efektif (dana
terpenuhi).

Lalu bagaimana pencatatan di masing-masing bank yang terlibat transaksi


kliring ini? 

Pencatatan jurnal transaksi di Bank ABC Jakarta:

Kliring 1: Tanggal 14 Mei 2021

Dr. RAR Kliring  Rp 100.000.000 … (Debit Rp)

Kliring 2: Tanggal 14 Mei 2021

Cr. RAR Kliring  Rp 100.000.000

Dr. Giro BI Rp 100.000.000 … (Debit Rp)


Cr. Giro Pak Bagus Rp 100.000.000 .. (Kredit Rp)
 

Pencatatan  jurnal  transaksi di Bank XYZ Jakarta:


Kliring 2: Tanggal 14 Mei 2021

Dr. RAK Cab. Surabaya Rp 100.000.000  (Debit Rp)


Cr. Giro BI  Rp 100.000.000 .. (Kredit Rp)

Pencatatan jurnal transaksi di Bank XYZ Surabaya:

Transaksi antar cabang tanggal 14 Mei 2021:

Dr. Giro Pak Andre  Rp 100.000.000   (Debit Rp)


Cr. RAK Cab. Jakarta Rp 100.000.000  (Kredit Rp)

Penjelasan pencatatan jurnal transaksi:

Contoh tersebut memberikan pemahaman bahwa transaksi kliring warkat luar


wilayah dalam penyelesaiannya akan melibatkan transaksi antar cabang bank
sendiri.

Pada kliring pertama antar bank (Bank XYZ dengan Bank ABC Jakarta)
memang hanya melibatkan bank tersebut dengan BI Jakarta.

Tapi ketika kliring kedua dilakukan dan dinyatakan efektif, maka Bank XYZ
Jakarta akan mencatat RAK cabang Surabaya sebagai konsekuensi Bank XYZ
Jakarta telah membayar kepada Bank ABC Jakarta.

Dengan demikian Bank XYZ Jakarta mempunyai rekening tagihan antar


cabang kepada Bank XYZ Surabaya.

Sedangkan untuk rekening administratif rupiah (RAR) kliring tetap dicatat


dengan ayat tunggal.
3. PENGERTIAN GIRO
Giro merupakan salah satu produk yang dikeluarkan bank untuk nasabahnya menyimpan uang.
Nasabah yang menggunakan Giro disebut Giran. Giran dapat menarik uang yang disimpannya
setiap saat dengan cara menggunakan cek, bilyet giro, atau dipindahbukukan. Hal ini berbeda
dengan tabungan biasa yang pencairannya bisa dilakukan dengan kartu ATM.

Namun penggunaan cek dan bilyet giro tidak hanya bisa berfungsi untuk menarik uang, tapi bisa
juga untuk melakukan pembayaran. Dalam transaksi menggunakan cek dan bilyet giro, pembayaran
akan diteruskan ke bank tempat nasabah membuka rekening giro tersebut. Dibanding
dengan tabungan biasa atau deposito, suku bunga Giro terbilang rendah.

Manfaat Giro

 Dapat melakukan transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro.


 Dapat dicairkan kapan saja.
 Giran tidak harus membawa uang tunai dalam jumlah banyak.
 Setiap Giran bisa mendapatkan rekening koran setiap bulannya untuk memudahkan urusan
administrasi.

Jenis-jenis Giro
Bank memiliki dua jenis rekening giro, yaitu rekening atas nama pribadi dan rekening atas nama
perusahaan.

1) Giro Atas Nama Pribadi. Giro atas nama pribadi adalah rekening yang dimiliki perorangan
dan usaha perseorangan. Usaha perseorangan misalnya toko, restoran, bengkel, dan usaha lain
dengan nama pemiliknya. Untuk membuka rekening giro atas nama pribadi, bank menerapkan
jumlah setoran terkecil sekitar Rp250.000.
2) Giro Atas Nama Badan. Contoh giro atas nama badan misalnya, organisasi masyarakat,
instansi pemerintah, badan usaha (PT, CV, yayasan, koperasi, dan lain-lain). Untuk membuka
rekening giro atas nama badan, bank menerapkan jumlah setoran terkecil sekitar Rp500.000.

Karakteristik Rekening Giro

 Dari segi pengendapan (maturity), giro memiliki sifat fluktuatif dan cenderung berjangka
pendek.
 Dari sisi administratif, giro agak menyita waktu dan biaya karena prosesnya agak rumit.
 Dari sisi biaya, giro memiliki biaya dana yang relatif rendah.
 Dari sisi penempatan dana, giro biasa digunakan untuk jangka pendek.

Syarat Pemindahbukuan Rekening Giro

 Terdapat nomor seri pada Bilyet Giro


 Berisi perintah tak bersyarat yang jelas dalam surat pemindahbukuan.
 Terdapat nama bank tertarik
 Terdapat nama bank penerima dana
 Tertulis jumlah dana dalam angka dan huruf.
 Terdapat tanggal dan tempat cek dikeluarkan
 Ada tanda tangan (bagi giro atas nama pribadi) atau cap perusahaan (bagi giro atas nama
badan.

4. PROSES PENCATATAN AKUNTANSI GIRO

Contoh Pencatatan Jurnal Transaksi Giro


Berikut ini merupakan contoh soal pencatatan giro dengan sudut pandang
perbankan.

PT Javaque adalah nasabah giro dari Bank Nusantara, Selama bulan Januari 2023
melakukan transaksi bisnis sebagai berikut.

1 Januari Dibuka rekening giro atas nama PT Javaque dengan setoran awal sebesar
Rp.3.000.000 secara tunai.

Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro adalah
sebesar Rp.100.000 yang dibayar secara tunai.

5 Januari PT Javaque melakukan setor tunai untuk giro sebesar Rp.1.500.000.

9 Januari PT Javaque menyetor giro berupa cek Bank Jaya sebesar Rp.3.500.000 dan kliring
dinyatakan berhasil hari ini.

12 PT Javaque menarik cek dengan nomor 123 sebesar Rp.3.000.000 untuk membayar
Januari hutang kepada Sinta nasabah Bank Nusantara.

15 PT Javaque mentransfer dana nya ke cabang Bandung atas beban giro sebesar
Januari Rp.2.000.000.

22 Bank Nusantara menerima transfer masuk dari cabang Yogyakarta sebesar


Januari Rp2.200.000 untuk keuntungan giro PT Javaque.

26 Penarikkan giro oleh PT Javaque untuk ditransfer ke cabang Semarang sebesar


Januari Rp.3.500.000
Bank Nusantara menetapkan jasa giro sebesar 4% akan diberikan dengan saldo
minimal Rp1.000.000.

Jasa giro dihitung dari saldo akhir dalam bulan Januari 2023. Pajak penghasilan
yang dikenakan atas pendapatan bunga adalah sebesar 15%.

Sedangkan untuk biaya administrasi adalah sebesar Rp.50.000 setiap bulan nya.
Dengan informasi tersebut, berikut merupakan jurnal umum nya.

Jurnal Umum 1 – 26 Jan 2023


Tanggal Nama Akun / Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

2023

1 Januari Kas 3.100.000

Giro PT Javaque 3.000.000

Barang cetakan – buku cek 100.000

5 Januari Kas 1.500.000

Giro PT Javaque 1.500.000

9 Januari Giro Bank Indonesia 3.500.000

Giro PT Javaque 3.500.000

12 Januari Giro PT Javaque 3.000.000

Giro Sinta 3.000.000

15 Januari Giro PT Javaque 2.000.000


RAK cabang Bandung 2.000.000

22 Januari RAK cabang Yogyakarta 2.200.000

Giro PT Javaque 2.200.000

26 Januari Giro PT Javaque 3.500.000

RAK cabang Semarang 3.500.000

31 Januari Bunga giro 5.666,67

Giro PT Javaque 5.666,67

(bunga giro = 1.700.000 x 4% x 1/12 = 5.666,67)

Giro PT Javaque 850

Hutang PPh 850

(hutang PPh = 5.666,67 x 15% = 850)

Giro PT Javaque 50.000

Pendapatan operasional lainnya 50.000

Berikut ini merupakan daftar mutasi giro PT Javaque.

Tanggal Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)

2023

1 Januari Setor tunai 3.000.000 3.000.000


5 Januari Setor tunai 1.500.000 4.500.000

9 Januari Setor kliring 3.500.000 8.000.000

12 Januari Penarikan 3.000.000 5.000.000

15 Januari Transfer keluar 2.000.000 3.000.000

22 Januari Transfer masuk 2.200.000 5.200.000

26 Januari Transfer keluar 3.500.000 1.700.000

31 Januari Bunga giro 5.666,67 1.705.666,67

Hutang PPh 850 1.704.816,67

Beban administrasi 50.000 1.654.816,67

Jurnal Umum 6 Febuari 2023


Jika pada tanggal 6 Febuari 2023 terjadi penarikkan giro oleh PT Javaque sebesar
Rp.4.000.000, namun karena dana yang ada di rekening giro PT Javaque tidak
cukup, maka pihak bank memberikan kredit overdraft.
Jika overdraft  disetujui maka pihak bank akan mengizinkan giro bersaldo negatif
(debet) dan PT Javaque akan dikenai biaya provisi sebesar Rp.100.000 dan biaya
administrasi sebesar Rp.75.000.
Berikut ini merupakan jurnal pada tanggal 6 Febuari 2023.

Tanggal Nama Akun / Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)

2023

6 Febuari Kredit yang diberikan 2.520.183,33

Pendapatan provisi kredit 100.000


Pendapatan operasional lainnya 75.000

Giro PT Javaque 2.345.183,33

(4.000.000 – 1.654.816,67 = 2.345.183,33)

Giro PT Javaque 4.000.000

Kas 4.000.000

Sehingga mutasi giro PT Javaque setelah pemberian kredit oleh Bank Nusantara
adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)

2023

1 januari Setor tunai 3.000.000 3.000.000

5 Januari Setor tunai 1.500.000 4.500.000

9 Januari Setor kliring 3.500.000 8.000.000

12 Januari Penarikan 3.000.000 5.000.000

15 Januari Transfer keluar 2.000.000 3.000.000

22 Januari Transfer masuk 2.200.000 5.200.000

26 Januari Transfer keluar 3.500.000 1.700.000

31 Januari Bunga giro 5.666,67 1.705.666,67

Hutang PPh 850 1.704.816,67


Beban administrasi 50.000 1.654.816,67

6 Febuari Overdraft 2.345.183,33 4.000.000

Penarikan tunai 4.000.000 0

Anda mungkin juga menyukai