AKUNTANSI KLIRING
3
Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana
kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Hal itu
dikarenakan semakin banyak transaksi dagang yang melibatkan pembayaran
dengan bank akan mengakibatkan semakin banyaknya transaksi surat-surat
berharga (giral) antar bank. Bank akan dapat saling memperhitungkan
hutang-piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-
masing nasabahnya. Tansaksi antar nasabah bank tersebut menggunakan
alat bayar berupa cek, bilyet giro dan surat dagang lainnya yang lazim
diterima oleh bank. Penyelesaian hutang piutang melalui kliring bisa saja
dilakukan diluar cara ini, namun degan kliring akan dapat dilakukan secara
cepat, aman, efektif dan efisien.
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam
bentuk surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang
diselengarakan oleh bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam
perkembangannya kliring tidak hanya dapat dilakukan secara manual tetapi
juga secara otomatis maupun elektronik. Oleh karena itu Kliring dapat pula
didefinisikan sebagai pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar
bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu.
Akuntansi Perbankan 15
BAB 3 Akuntansi Kliring
SISTEM KLIRING
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan:
1. Sistem Manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilahan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
2. Sistem semi otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring
dilakukan secara otomatis, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
3. Sistem otomatis, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dan
pemilahan warkat dilakukan secara otomatis oleh penyelenggara.
4. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik
yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring
didasarkan pada data keuangan elektronik (DKE) disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk diteruskan
kepada peserta penerima.
Warkat Kliring
Warkat kliring merupakan alat atau sarana yang dipakai dalam lalulintas
pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring dan biasanya terdiri dari:
cek, bilyet giro, surat nukti penerimaan transfer dari luar kota (kiriman uang),
wesel bank untuk transfer atau wesel tunjuk, nota debet atau kredit, dan jenis-
jenis warkat lain yang telah disetujui oleh penyelenggara.
Akuntansi Perbankan 16
BAB 3 Akuntansi Kliring
Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring :
1. Neraca kliring penyerahan / pengembalian gabungan , formulir ini
disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk
Akuntansi Perbankan 17
BAB 3 Akuntansi Kliring
JENIS-JENIS KLIRING
Ada tiga jenis kliring yang dapat dilakukan yaitu:
1. Kliring umum, adalah sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang
pelaksanaannya diatur oleh BI.
2. Kliring Lokal, adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang berada
dalam satu wilayah kliring (telah ditentukan).
3. Kliring antar cabang, adalah sarana perhitungan warkat antar kantor
cabang bank peserta yang berada dalam satu wilayah kota. Kliring ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu
kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada
kantor induk yang bersangkutan.
Penyelenggaraan Kliring
Akuntansi Perbankan 18
BAB 3 Akuntansi Kliring
MEKANISME KLIRING
Mekanisme Kliring Manual
Dalam transaksi kliring pasti akan melibatkan pihak yang menarik cek,
pihak yang menerima cek, dan BI. Mekanisme kliring secara manual dapat
digambarkan pada proses perpindahan dana berikut ini.
Akuntansi Perbankan 19
BAB 3 Akuntansi Kliring
Penarik Cek
(pembayar)
PROSES PERPINDAHAN DANA
Penyerahan Cek
Mendebet Rekening
Penarik Cek Penerima
Cek
Bank
Tertarik Menyetorkan Cek
Untuk dikliringkan
Otorisasi
Warkat Pendebetan Bank
Debet Penarik
Masuk
Akuntansi Perbankan 20
Pengkreditan
BANK INDONESIA
BAB 3 Akuntansi Kliring
Akuntansi Perbankan 21
BAB 3 Akuntansi Kliring
guna tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak
bank penarik akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.
Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring keluar
atas warkat debet keluarnya. Disini ia akan bersikap mempercepat penarikan
dana dari warkat kliring karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam
pengendapan dana kliring tersebut. Dengan demikian bank penarik tidak akan
membiarkan dananya mengganggur belum tertarik walaupun sehari. Dipihak
lain bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan
mempermasalahkan kapan bank tertarik akan melakukan kliring. BI sebagai
bank penyelenggara kliring melalui ACH, dituntut untuk memiliki administrasi
yang sempurna yang dapat memantau seluruh arus dana yang masuk dan
keluar dari semua peserta kliring yang terlibat.
Penarik Cek
(pembayar)
Penerima Cek
KLIRING SECARA ELEKTRONIK
BankMelalui
TertarikAutomated Clearing House (ACH)
Bank Penarik
Penyerahan
Akuntansi Perbankan Cek 22
Otomatisasi Perpindahan
dana
AUTOMATIC CLEARING
HOUSE (ACH)
BAB 3 Akuntansi Kliring
Mengkliringkan
Memantau
On-line
Kegiatan
clearing
BANK INDONESIA kliring
Bank
Penyelenggara
Akuntansi Perbankan 23
Kliring (BI)
BAB 3 Akuntansi Kliring
Menagi 3 4 Menagi
h h
BANK ABC BANK DANAMON
Cab. Jakarta Cab. Jakarta
Menyetorkan Membeba
2 5
Cek TRANSAKSI ni
1 nasabah
Tuan Ali
Tuan Budi
Membayar
dng
Setelah Budi menerima cek Bank Danamon dari Ali, Budi akan segera
Menerbitkan
mengkliringkan cek tersebut dilembaga
Cek kliring (BI) untuk disetorkan bagi
keuntungan rekeningnya. Budi menyerahkan cek dari Ali tersebut ke Bank
ABC dan Bank ABC akan menyerahkan cek tersebut kepada Bank Danamon di
lembaga kliring. Apabila transaksi melalui kliring ini tidak mengalami
hambatan, pada akhirnya akan terjadi mutasi pembukuan sebagai berikut:
Simpanan Giro Budi akan bertambah pada bank ABC cabang Jakarta
sebesar Rp. 30 juta.
Simpanan Giro Ali pada Bank Danamon cabang Jakarta akan berkurang
sebesar Rp. 30 juta.
Akuntansi Perbankan 24
BAB 3 Akuntansi Kliring
Simpanan Giro Bank Danamon pada Bank Ind akan berkurang sebesar Rp.
30 juta karena penarikan cek nasabahnya
Simpanan Giro Bank ABC pada Bank Ind akan bertambah sebesar Rp. 30
juta karena menerima penyetoran dari Bank Danamon.
Bagi Bank ABC cek giro yang diterima dari Budi, nasabahnya, dianggap
sebagai Warkat Debet Keluar, karena Bank ABC akan mendebet rekening giro
Bank Indonesia dan mengkredit rekening giro Budi. Sedangkan bagi Bank
Danamon, setelah menerima tagihan untuk mencairkan cek dari Bank ABC,
warkat yang diterimanya dianggap sebagai Warkat Debet masuk, karena Bank
Danamon akan mendebet rekening Ali dan mengkredit rekening Giro pada BI.
Transaksi antara Budi dan Ali dapat pula dilakukan dengan perjanjian
bahwa Ali menghendaki agar Bank Danamon menyetorkan cek giro untuk
keuntungan Budi nasabah Bank ABC. Dalam ha ini warkat cek yang
diserahkan oleh Ali akan diangap oleh Bank Danamon sebagai warkat kredit
keluar, karena akan mengkredit rekening giro pada BI dan mendebet rekenin
giro Ali. Transaksi ini disebut dengan perhubungan giro. Sedangkan bagi Bank
ABC yang menerima cek untuk keuntungan rekening giro Budi, akan
menganggap warkat tersebut sebagai warkat kredit masuk, karena akan
mengkredit rekening giro Budi dan mendebet rekening giro pada BI.
Warkat Kliring yang diserahkan suatu bank kepada bank peserta lain:
a. Warkat (nota) Debet Keluar
b. Warkat (nota) Kredit Keluar
Warkat Kliring yang diterima suatu bank kepada bank peserta lain:
Akuntansi Perbankan 25
BAB 3 Akuntansi Kliring
Sedangkan Hubungan warkat kredit keluar dan warkat kerdit masuk tersebut
dapat digambarkan sbb:
Akuntansi Perbankan 26
Giro Giro Giro Giro
BI Nasabah BI Nasabah
Debet Kredit Debet Kredit
(-) (-) (+) (+)
BAB 3 Akuntansi Kliring
Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar, dalam hal ini warkat kredit
keluar,akan menyebabkan pengurangan dalam rekening giro pada BI.
Sedangkan bank yang menerima warkat tersebut, atau warkat kredit masuk,
saldo gironya pada BI akan bertambah sebesar nilai Nominal warkat tersebut.
Akuntansi Perbankan 27
BAB 3 Akuntansi Kliring
giro pada BI akan berkurang. Bank yang kalah kliring akan mengakibatkan
semakin kecilnya reserve requirement yang harus dipelihara pada BI.
Prosedur Akuntansi Kliring dapat digambarkan sebagai berikut:
Rekapitulasi Rekapitulasi
Pengeluaran Pengeluaran
Neraca
Akuntansi Kliring
Perbankan Neraca Kliring
28
Saldo Bilyet
Keluar Masuk
Kliring
BAB 3 Akuntansi Kliring
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan
dinihilkan rekening kliring. Ayat jurnal yang biasanya dilakukan pada akhir hari
kliring sbb:
Akuntansi Perbankan 29
BAB 3 Akuntansi Kliring
BI - Giro Rp.30.000.000
Kliring
Rp.30.000.000
Sifat rekening kliring hampir serupa dengan rekening bersyarat atau
contingent account yang harus dicatat karena memiliki nilai moneter yang
cukup material mengingat transaksi giral dalam suatu bank cukup besar.
Karena sifatnya yang masih sementara sambil menunggu diterima atau
ditolaknya hasil kliring, maka saldo harian rekening kliring harus nihil pada
akhir hari kliring dimana sudah jelas diperhitungkan hubungan hutang piutang
dari bank yang satu dengan bank lain.
Rekening sementara kliring tersebut tidak dimasukan kedalam rekening
administratif karena sifatnya yang akan berakibat hubungan hutang piutang.
Pencatatan pada Bank Danamon cabang Jakarta:
Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat giro Tn.Ali) maka
bank akan membebank Buanan rekening giro Tn. Ali dengan jurnal sbb:
Giro
Bank – Rekening
Danamon Tn. langsung
dapat Ali Rp.30.000.000
mengkredit Rekening Giro pada BI karena cek
tersebutBIadalah
– Giro cek dari nasabahnyaRp.30.000.000
sendiri.
CONTOH KLIRING (2)
Tuan Andi, seorang nasabah Bank Danamon cabang Jakarta, dia
menyerahkan sebuah warkat giro senilai Rp.50.juta kepada Bank Danamon,
Akuntansi Perbankan 30
BAB 3 Akuntansi Kliring
untuk diserahkan kepada Joko, salah seorang nasabah Bank Lippo cabang
Jakarta, oleh kedua bank akan dicatat sbb:
Pada Bank Danamon cab. Jakarta
Pada saat menerima amanat warkat dari Andi, maka akan dicatat sbb:
Giro – Rekening Andi Rp. 50.000.000
BI – Giro Rp.50.000.000
Sifat taraksaksi contoh tersebut diatas sudah pasti karena bank yang diberi
amanat sudah mengetahui hasil kliring sebelum kliring dilaksanakan. Dengan
demikian kedua bank tersebut dapat langsung mencatat transaksi diatas
kedalam rekening giro pada BI.
Neraca Kliring
Pada akhir hari kliring akan dibuat neraca kliring sebagai laporan akhir
tarnsaksi kliring. Dari neraca ini akan diketahui apakah rekening giro pada BI
mengalami kenaikan atau penurunan, yang lazim dikenal dengan menang
atau kalah kliring.
Apabila penjumlahan debet neraca lebih besar dari penjumlahan kredit,
berarti bank yang bersangkutan menang kliring, artinya besarnya hasil
penagihan lebih besar dari pada besarnya kewajiban kepada bank-bank lain.
Akuntansi Perbankan 31
BAB 3 Akuntansi Kliring
Dengan demikian, untuk menutup semua transaksi kliring pada hari yang
bersangkutan akan dibukukan semua seldom rekening kliring dan giro pada
BI.
Pada kedua contoh diatas, bagi bank Danamon cabang Jakarta
mengakibatkan saldo giro Bank Danamon pada BI mengalami penurunan
sebesar Rp.80 juta (dari pengkreditan Rp.30 juta ditambah Rp.50 juta).
Dengan demikian Bank Danamon cabang jakarta akan menyelesaikan
transaksi tersebut sebagai kalah kliring.
Bagi Bank ABC, transaksi ini diangap sebagai menang kliring karena
saldo rekening giro pada BI bertambah sebesar Rp.30 juta. Sedangkan untuk
Bank Lippo juga sebagai bank yang menang kliring karena ia hanya akan
mendebet rekening giro pada BI sebesar Rp.50juta.
Apabila Bank Danamon membuar neraca kliring maka akan tampak
kekalahan kliringnnya sbb:
NERACA KLIRING
Kalah kliring Rp.80 juta Warkat Debet masuk Rp.30 juta
Warkat Debet keluar Rp.50 juta
Keseimbangan Rp.80 juta Keseimbangan Rp.80 juta
Apabila dalam pencatatan transaksi kliring, bank Danamon selalu
mempergunakan rekening sementara kliring dan pendebetan atau
pengkreditan rekening giro pada BI dilaksanakan pada akhir hari kliring, untuk
mengetahui apakah bank menang atau kalah kliring, maka kekalahan kliring
diatas akan dibukukan sbb:
Kliring Rp.80.000.000
Akuntansi Perbankan 32
BAB 3 Akuntansi Kliring
BI Giro Rp.80.000.000
Neraca Kliring Bank Indonesia
Bila dilihat dari sudut BI atau sebagai penyelenggara kliring, tidak akan
terdapat selisih pendebetan maupun pengkreditan rekening giro masing-
masing bank peserta kliring, sehingga neraca kliring BI akan tampak sbb:
Akuntansi Perbankan 33
BAB 3 Akuntansi Kliring
rendah dari pada apa yang seharusnya dipelihara maka kepada bank yang
tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh BI.
MEKANISME KLIRING LUAR WILAYAH
Perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank
untuk melakukan verivikasi secara on-line terhadap cer atau Bilyet Giro (BG)
luar kota. Untuk itu BI mengembangkan sistem penyelenggaraan kliring lokal
atas cek dan BG yang berasal dari luar wilayah kliring atau disingkat dengan
kliring warkat luar wilayah. Kliring warkat luar wilayah adalah
penyelenggaraan kliring atas cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank
yang bukan peserta di wilayah kliring dimana cek dan BG tersebut
dikliringkan.
Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat guna
efisiensi dalam penyelesaian pembayaran cek / BG luar kota, baik efisiensi
waktu maupun efisiensi biaya, sebab:
1. Efektifitas dana cek / BG sesuai kliring lokal dimana warkat dikliringkan.
2. Biaya proses oleh BI sama dengan warkat lokal lainnya.
Dengan manfaat tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu
lintas pembayaran giral antar daerah.
Pada tanggal 26 September 2003 Tn. Bowo, nasabah giro Bank BNI
Purwokerto menarik cek bernomor 011.000.26 senilai Rp.30.000.000 dan cek
Akuntansi Perbankan 36
BAB 3 Akuntansi Kliring
Akuntansi Perbankan 37