Anda di halaman 1dari 12

PERKULIAHAN KE-XI

A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mahasiswa menjalani kegiatan perkuliahan ‘Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan’ diharapkan mahasiswa mampu memahami materi sehingga memiliki
gambaran tentang tanggung jawab sosial perusahaan di dunia bisnis baik di
perusahaan dagang, industri maupun pelayanan.

C. Uraian Materi

1. Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Moral Perusahaan


a. Tanggung jawab legal

Kalau ditanyakan apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab legal,


jawabannya tidak bisa diragukan. Dengan jelas sekali perusahaan mempunyai
tanggung jawab lega, karena seabagaibadan hokum, perusahaan mempunyai
banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan
dewasa, seperti menuntut dipengadilan, dituntut dipengadilan, mempunyai
milik, mengadakan kontrak, dan lain-lain. Seperti subyek hokum yang biasa
(manusia perorangan), perusahaan pun harus mentaati peraturan hokum dan
harus memenuhi hukumannya, bila terjadi pelanggaran, pendeknya ia
mempunyai tanggung jawab legal.

b. Tanggung jawab moral

Supaya mempunyai tanggung jawab moral, perusahaan perlu berstatus moral


atau dengan kata lain perlu merupakan pelaku moral. Pelaku moral bisa
melakukan perbuatan yang kita beri kualifikasi etis atau tidak etis. Untuk itu
salah satu syarat yang penting adalah memiliki kebebasan atau kesanggupan
mengambil keputusan bebas.

Apakah perusahaan merupakan suatu pelaku moral atau tidak adalah masalah
yang sulit untuk dipecahkan. Ada argument pro dan kontra. Di satu pihak harus
108
diakui bahwa hanya individu atau manusia perorangan mempunyai kebebasan
untuk mengambil keputusan dan akibatnya hanya individu dapat memikul
tanggung jawab. Tetapi dilain pihak juga sulit menerima pandangan bahwa
perusahaan hanyalah semacam benda mati oleh para manajer.

Seandainya perusahaan terlepas dari orang-orang yang bekerja didalamnya


tidak merupakan pelaku moral dank arena itu tidak bisa memikul tanggung
jawab moral, namum pimpinan perusahaan tetap merupakan pelaku moral atas
keputusan yang mereka ambil.

2. Pandangan Milton friedman tentang tanggung jawab sosial perusahaan


Yang dimaksud disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung
jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan
tenttu bisa diarahkan kepada banyak hal : kepada dirinya sendiri, kepada para
karyawan, kepada perusahaan lain dan seterusnya.

Menurut friedman. Satu satunya tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan


keuntungan sampai menjadi sebesar mungkin. Tanggung jawab ini diletakan
dalam tangan para manajer. Pelaksanaan nya tentu saja harus sesuai dengan aturan
aturan yang berlaku di masyarakat, baik dari segi hukum maupun dari segi
kebiasaan etis. Tetapi manajer tidak mempunyai tujuan lain dan pasti tidak terikat
dengan tujuan tujuan sosial yang asing terhadap tugasnya untuk menghasilkan
keuntungan sebesar mungkin untuk perusahaan. Jika friedman berbicara tentang
perusahaan maksudnya adalah perusahaan public dimana kepemilikan terpisah
dari manajemen. Para manajer hanya menjalankan tugas yang dipercayakan
kepada mereka oleh para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan.

Tanggung jawab sosial boleh saja dijalankan oleh para manajer secara pribadi,
seperti juga oleh semua orang lain, tetapi sebagai manajer sebuah peruahaan
mereka mewakili para pemegang saham dank arena itu tanggung jawab mereka
adalah mengutamakan kepentingan mereka, yakni memperoleh keuntungan
sebanyak mungkin.
Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis
merusak system ekonomi pasar bebas. Mengakui tanggung jawab sosial itu akan

109
mengakibatkan system ekonomi menjurus kearah ekonomi berencana dari
Negara-negara komunis. Serentak juga doktrin bersifat subversive terhadap
masyarakat yang bebas dan demokratis. Dan sebagai penutup ia mengutip dari
bukunya, capitalism and freedom, bahwa dalam masyarakat bebas “ terdapat satu
dan hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis, yakni memanfaatkan sumber
dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan keuntunganya, selama hal itu sebatas aturan aturan main, artinya,
melibatkan diri dalam kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa penipuan atas
kecurangan”.

3. Tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial perusahaan

a. Tanggung jawab ekonomis


Sering terjadi, sebuah perusahaan Negara merugi bertahun-tahun lamanya,
tetapi kegiatannya dibiarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non
ekonomis, misalnya karena perusahaan itu dinilai penting untuk kepentingan
masyarakat umum. Dibanyak Negara, perusahaan transportasi kereta api
mengalami kerugian, secara menyeluruh atau ditrayek trayek ternetu, tetapi hal
itu tidak menjadi alasan menutup perusahaan itu pertimbangannya adalah
kepentingan umum. Adanya transportasi kereta api dianggap begitu penting
untuk masyarakat umum sehingga jasa ini harus tersedia terus, walau dari segi
ekonomis tidak menguntungkan .Kalau perusahaan Negara defisit terus tidak
perlu ia bangkrut, karena selalu ada kas Negara untuk membantu. Pemerintah
dapat mengambil keputusan untuk melengkapi defisit dari kas Negara karena
dianggap perlu demi kepentingan masyarakat luas.

Perusahaan swasta tidak mempunyai jalan keluar empuk begini kalau


mengalami kerugian. Kelangsungan usaha seluruhnya terletak dalam tangannya
sendiri. Jika mengalami deficit untuk periode lama, mau tidak mau perusahaan
swasta harus ditutup. Disinilah letak tanggung jawab ekonomis sebuah
perusahaan. Ia harus berusaha agar kinerja ekonomisnya selalu baik.

Dalam kapitalisme liberalitis tanggung jawab ekonomis itu dilihat sebagai


profit maximization atau mendapat untung sebesar mungkin. Namun demikian,
setelah ditambah nuansa yang semestinya tidak bisa dipungkiri juga bahwa
110
perusahaan yang sehat harus menghasilkan laba. Modal yang ditanamkan
didalamnya harus diperoleh kembali dalam jangka waktu yang wajar, bersama
dengan laba yang wajar pula.hal itu merupakan tanggung jawab ekonomis
perusahaan.

Tanggung jawab ekonomis mempunyai aspek sosial yang penting. Kinerja


setiap perusahaan kepada kinerja ekonomi nasional sebuah Negara. Jika suatu
perusahaan berhasil memainkan peranannya dengan baik diatas panggung
ekonomi nasional, dengan sendirinya ia memberi kontribusi yang berarti
kepada kemakmuran masyarakat, halt itu terutama kita sadari dalam keadaan
krisis, bila terjadi banyak pemutusan hubungan kerja dan banyak perusahaan
harus menghentikan kegiatannya.

b. Tanggung jawab sosial perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap


masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Jika kita berbicara tentang
tanggung jawab sosial perusahaan, kita memaksudkan kegiatan kegiatan yang
dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan
untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan 2 cara : positif atau
negatif.

Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa


keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan
masyarakat atau salah satu kelompok didalamnya. Contohnya adalah dengan
menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk penganggur atau mendirikan
panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri
dalam kegiatan serupa iti, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapat
sesuatu kembali. Tujuannya semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada
maksud ekonomis.

Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan
merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiiatan itu bisa
membawa keuntungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk
111
tidak melakukannya. Disini dapat ditunjukan banyak contohnya di bidang
lingkungan hidup.

Misalnya, bagi suatu pabrik kertas, yang paling menguntungkan dari segi
ekonomis adalah membuang limbah industrinya ke dalam sungai saja. Setiap
cara lain akan mengakibatkan biaya produksi naik, sehingga dari segi
ekonomis tidak menarik. Membuang limbah industry itu ditempat lain akan
meminta biaya transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolah limbah
hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya akan meminta biaya lebih besar
lagi. Dari segi ekonomis, jalan keluar yang paling efektif adalah membuang
limbah ke dalam sungai. Setiap cara lain akan memberatkan pengeluaran bagi
perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja membuang limbah
ke dalam sungai akan merugikan banyak pihak lain.

4. Kinerja Sosial Perusahaan

Upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya amal disebut


corporate social performance, “kinerja sosial persahaan”. Perusahaan tidak saja
mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial. Disadari betul bahwa
bagi perusahaan masih ada hal lain yang perlu diperhatikan dari pada memperoleh
laba sebesar mungkin. Tidak kalah pentingnya mempunyai hubungan baik dengan
masyarakat disekitar pabrik dan dengan masyarakat umum, karena kinerja
ekonomis perusahaan lamgsung terancam kalau hubungan baik itu tidak terjamin.
Untuk mencapai tujuan itu, perlu kesediaaan perusahaan untuk menginvestasi
dana dalam program-program khusus.

Upaya kinerja sosial perusahaan tidak patut dikategorikan sebagai pelaksanaan


tanggung jawab sosial dalam arti positif. Alasannya, kinerja sosial itu tidak pernah
dilakukan tanpa pamrih. Disini tetap berlaku bahwa bisnis bukan karya amal.
Tujuan akhir dari kinerja sosial adalah mengamankan perolehan untung. Dalam
bahasa inggris hal itu dirumuskan dengan bagus : tujuan kinerja sosial adalah
doing well by doing good (lebih maju dengan berbuat baik).

5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a. Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Moral Perusahaan


112
Sebuah perusahaan pasti memiliki tanggung jawab legal. Mengapa demikian?
Karena sebagai badan hukum perusahaan harus memiliki status legal. Dan
karena badan hukum, sebuah perusahaan mempunyai banyak hak dan
kewajiban legal yang dimiliki oleh perorangan dewasa. Definisi Marshall
(1819), “Suatu korporasi adalah suatu makhluk buatan, tidak kelihatan, tidak
berwujud, dan hanya berada di mata hukum. Karena semata – mata merupakan
ciptaan hukum, dan hanya memiliki ciri – ciri yang oleh akte pendiriannya
diberikan kepadanya…”.

Dengan seperti itu, dapat dikatakan apakah perusahaan mempunyai tanggung


jawab moral? Supaya mempunyai tanggung jawab moral, sebuah perusahaan
perlu berstatus moral atau dengan kata lain perlu pelaku moral. Salah satu
syarat yang penting adalah memiliki kebebasan dan kesanggupan mengambil
keputusan bebas. Jika manusia adalah pelaku moral, apakah perusahaan bisa
melakukan perbuatan baik atau buruk dalam arti moral dan kalau pelaku moral
memiliki hati nurani, apakah perusahaan demikian?.

Adanya argumen pro dan kontra atas pernyataan tersebut. Di satu sisi pihak
harus diakui bahwa adanya individu atau perorangan mempunyai kebebasan
untuk mengambil keputusan, tetapi di pihak lain menyatakan bahwa,
perusahaan hanyalah semacam benda mati yang hanya dikendalikan oleh para
manajer. Ada pertanda yang menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
suatu kepribadian “tersendiri”, misalnya saja sebuah perusahaan memiliki
sejarah bagaimana suatu perusahaan itu berdiri, perusahaan bisa berkembang,
dan perusahaan bisa menjalankan pengaruh atas politik lokal.

Peter French (1979) dalam sebuah artikel merumuskan pendapat,”corporation


can be full-fledged moral person and have whatever privileges, rights and
duties as are, in the moral course of affairs, accorded to moral persons”, adanya
dua argument yang mendukung rumusan pendapat dari French.

b. Pandangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan
terhadap masyarakat, baik kepada dirinya sendiri, kepada karyawan perusahaan

113
lain, dan seterusnya. Milton Friedman (1912-2006) adalah professor emeritus
dari Universitas Chicago dan penerima hadiah nobel ekonomi pada tahun 1976.
Ia sudah merumuskan tentang tanggung jawab sosial perusahaan dalam
bukunya yang berjudul Capitalism and Freedom (1962).

Namun menurut tulisannya yang dikutip melalui New York Times Magazine,
13 September 1970 dengan judul The social responsibility is to increase its
profits. Yang jelas didalam tulisannya yaitu bahwa tujuan perusahaan adalah
mencari untung sebesar besarnya. Friedman menyimpulkan bahwa doktrin
tanggung jawab sosial dari bisnis merusak system ekonomi pasar besar. Dan
sebagai penutup ia mengutip dari bukunya, Capitalism and Freedom, bahwa
dalam masyarakat bebas, terdapat satu dan hanya satu tanggung jawab untuk
bisnis, yakni memanfaatkan sumber dayanya.

Milton Friedman adalah pelopor utama dari neoliberalisme, aliran dalam


ekonomi yang ingin sedapat mungkin menerapkan pemikiran klasik ( Adam
Smith ) dalam situasi abad ke-20. Pandangan Friedman tahun 1970, perlu kita
akui pandangan bisnis di dunia ini adalah Business is Business urusan bisnis
adalah bisnis. Yang perlu ditolak dalam pandangan Friedman adalah tekanan
berat sebelah pada posisi pemegang saham. Friedman hanya memperhatikan
the stockholders benefit. Dan menjadi masalah inflasi atau masalah kesempatan
kerja secara tidak langsung menjadi tanggung jawab perusahaan.

c. Tanggung Jawab Ekonomis Dan Tanggung Jawab Sosial

Milton Friedman menyebutkan peningkatan keuntungan perusahaan sebagai


tanggung jawab sosialnya, sebetulnya ia berbicara tentang tanggung jawab
ekonomis saja, bukan tanggung jawab social.Tanggung jawab ekonomis
mempunyai aspek sosial yang penting dan mungkin terutama aspek itulah yang
digarisbawahi oleh Friedman. Kinerja setiap perusahaan menyumbangkan
kepada kinerja ekonomi nasional sebuah negara. jika suatu perusahaan berhasil
memainkan peranannya dengan baik diatas panggung ekonomi nasional,
dengan sendirinya ia memberi kontribusi yang berarti kepada kemakmuran
masyarakat.

114
Hal itu terutama kita sadari dalam keadaan krisis, bila terjadi banyak
pemutusan hubungan kerja dan banyak perusahaan dalam keadaan krisis, bila
terjadi banyak pemutusan hubungan kerja dan banyak perusahaan harus
menghentikan kegiatannya. Tanggung jawab social perusahaan adalah
tanggung jawabnya terhadap masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Jika
kita berbicara tentang tanggung jawab social perusahaan, kita memaksudkan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan social dengan
tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis.

Hal itu bisa terjadi dengan dua cara yaitu positif maupun negatif. Secara
positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan
ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau
salah satu kelompok didalamnya. Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri
untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya
menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat atau
sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bias membawa keuntungan
ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya.

d. Kinerja Sosial Perusahaan

Kini upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekan karya amal


sering disebut corporate social performance atau bias disebut “kinerja sosial
perusahaan”. Pada hakikatnya, perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang
yang mengeksplore lingkungan tidak dapat terhindar atas hubungan ekonomis
dengan lingkungan itu sendiri.

Hubungan sosial perusahaan yang terjamin baik dengan masyarakat dan


lingkungan sekitar adalah salah satu tujuan perusahaan untuk memperbaiki
citra social perusahaan itu sendiri, agar usahanya dalam peningkatan mutu-
mutu kinerja perusahaan semakin membaik dan dapat menarik investor. Upaya
kinerja social perusahaan tidak patut dikategorikan sebagai pelaksanaan
tanggungjawab social perusahaan dalam arti positif. Alasannya, kinerjasosial
itu tidak pernah dilakukan tanpa pamrih, karena tetap dinamakan bisnis bukan
karya amal. Tujuan terakhir kinerja social adalah mengamankan perolehan
keuntungan.
115
Dengan arti, perusahaan akan berorientasi kepada reputasi nama baik
perusahaan dengan cara meraih simpati masyarakat walaupun dengan
mengeluarkan produk-produk hasil olahan mereka yang dibagikan kepada
masyarakat luas dalam arti mereka mengeluarkan produk tersebut agar
mendapatkan citra yang baik dalam masyarakat walaupun harus mendapatkan
kerugian materiil yang lumayan,tetapi reputasi mereka didalam masyarakat
akan tetap baik.

6. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut jurnal.id (2020), sebuah perusahaan harus memperhatikan etika bisnis


dan tanggung jawab sosialnya. Etika bisnis dapat dilihat dari bagaimana
perusahaan mampu bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar,
menyejahterakan masyarakat sekitar dan juga tanggung jawab kesejahteraan sosial
termasuk karyawannya.

Keberadaan perusahaan tidak terlepas dengan lingkungan sosial sehingga tidak


hanya dilihat dalam hal keuntungannya saja tetapi juga dalam tindakan dan
kepedulian sosialnya. Perusahaan yang tidak memiliki etika bisnis dan tanggung
jawab sosial mungkin dalam jangka waktu yang singkat menguntungkan namun
untuk jangka waktu panjang akan merugikan perusahaan itu sendiri. Oleh karena
itu etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan yang kini menjadi sebuah
isu penting dalam dunia bisnis.

Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan sebuah entitas bisnis atau
perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis merupakan panduan
atau tuntunan bagaimana sebuah perusahaan seharusnya dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Seperti yang sudah dikatakan bahwa etika bisnis sangat
penting untuk di aplikasi kan agar perusahaan memiliki pondasi yang kuat dan
memiliki nilai yang tinggi. Sedangkan tanggung jawab sosial merupakan wujud
kepedulian suatu entitas pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya di mana ia
berada. Istilah lingkungan sekitar ini meliputi konsumen, supplier, karyawan,
kreditor, lingkungan, komunitas, masyarakat dan sebagainya. Sehingga tanggung
jawab sosial perusahaan merupakan bagian dari etika bisnis.
116
Menurut jurusanhi.co (2020), etika bisnis merupakan seperangkat prinsip maupun
aturan yang menilai layak atau tidaknya sebuah tindakan sesuai dengan standar
etika dalam ruang lingkup bisnis (Ferrel et al, 2009). Pemerintah berperan sebagai
regulator yang secara langsung dapat menentukan standar-standar etis maupun
non-etis bagi perusahaan melalui hukum-hukum yang diterapkan. Selain itu,
masyarakat berperan sebagai entitas yang berada di sekitar perusahaan dan
memiliki nilai serta norma tertentu yang menentukan standar etis maupun tidak
etisnya perilaku yang dilakukan oleh perusahaan. Secara umum, konsep etika
bisnis merujuk pada perspektif yang menyatakan bahwa bisnis seharusnya tidak
hanya semata-mata digunakan untuk mencari keuntungan namun juga harus
memiliki dampak sosial (Ferrel et al, 2009).

Selain hal tersebut, menurut Ferrell (et al., 2009), penerapan etika bisnis bukan
berarti mengurangi keuntungan potensial perusahaan, namun justru dapat
meningkatkan keuntungan-keuntungan non-material.

a. Pertama, konsumen dapat memberikan kepercayaan lebih terhadap perusahaan


karena telah memiliki etika bisnis yang jelas dan sesuai dengan keinginan
konsumen.
b. Kedua, penerapan etika perusahaan yang jelas dan sesuai dapat mengurangi
tekanan moral bagi karyawan dalam melakukan tindakannya.
c. Ketiga, perusahaan akan mendapatkan citra reputasi yang positif yang
kemudian akan berguna untuk menarik konsumen maupun investor.
d. Keempat, penerapan etika bisnis yang positif akan secara tidak langsung
meningkatkan kualitas dari manajerial perusahaan. Terakhir, adanya
peningkatan permintaan atas etika bisnis yang baik. Dapat dilihat bahwa
penerapan etika bisnis yang jelas dapat meningkatkan goodwill dari perusahaan
di mata masyarakat. Selanjutnya, tangugng jawab sosial merupakan kewajiban
bagi setiap bisnis untuk memberikan dampak-dampak positif bagi masyarakat
sekaligus mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. Terdapat perbedaan
mendasar antara konsep etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Etika bisnis
merujuk pada prinsip-prinsip tertentu yang mendasari pengambilan kebijakan

117
suatu perusahaan. Sementara itu, tanggung jawab sosial lebih mengarah pada
dampak apa yang dapat ditimbulkan oleh perusahaan kepada masyarakat.

D. Rangkuman

Terdapat tanggung jawab legal dan tanggung jawab moral perusahaan.


Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab
moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan tenttu
bisa diarahkan kepada banyak hal : kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan,
kepada perusahaan lain dan seterusnya.

Upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya amal disebut


corporate social performance sebagai kinerja sosial persahaan. Perusahaan tidak saja
mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial.

Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan sebuah entitas bisnis atau perusahaan
untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis merupakan panduan atau tuntunan
bagaimana sebuah perusahaan seharusnya dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Seperti yang sudah dikatakan bahwa etika bisnis sangat penting untuk di aplikasi kan
agar perusahaan memiliki pondasi yang kuat dan memiliki nilai yang tinggi.
Sedangkan tanggung jawab sosial merupakan wujud kepedulian suatu entitas pada
masyarakat dan lingkungan sekitarnya di mana ia berada. Istilah lingkungan sekitar
ini meliputi konsumen, supplier, karyawan, kreditor, lingkungan, komunitas,
masyarakat dan sebagainya. Sehingga tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
bagian dari etika bisnis.

Konsep etika bisnis merujuk pada perspektif yang menyatakan bahwa bisnis
seharusnya tidak hanya semata-mata digunakan untuk mencari keuntungan namun
juga harus memiliki dampak sosial. Selain hal tersebut, penerapan etika bisnis bukan
berarti mengurangi keuntungan potensial perusahaan, namun justru dapat
meningkatkan keuntungan-keuntungan non-material.

E. Tugas/Latihan

118
1. Jelaskan apa tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat sebagai
investor?
2. Jelaskan bagaimana kewajiban perusahaan kala terjadi konflik antara kepentigan
sosial dengan kepentingan ekonomi dan bagaimana jalan keluarnya?
3. Jelaskan apa perbedaan tanggung jawab ekonomis dan social?
4. Jelaskan tanggung jawab sosial perusahaan menurut pandangan Milton Friedman
seperti apa?
5. Jelaskan perbedaan tanggung jawab ekonomis dan moral.
6. Jelaskan keterkaitan antara etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan

F. Daftar Pustaka

Bertens. (2013). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius


https://www.jurnal.id/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggungjawab-sosial-
perusahaan/. Diunduh pada tanggal 5 September 2020 pukul 00.30
https://jurusanhi.com/etika-dan-tanggung-jawab-sosial-dalam-bisnis/. Diunduh
pada tanggal 5 September 2020 pukul 00.39

119

Anda mungkin juga menyukai