Anda di halaman 1dari 17

JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS ISSN 1829 – 9857

DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT


PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

Bambang Agus Pramuka


bpramuka@gmail.com

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
This study analyzes how financing volume and risks affect the level of profitability earned
by Islamic (Syariah) banks in Indonesia. Secondary data, obtained from published
financial statements of Bank Muamalat and Bank Syariah Mandiri between 2003-2007,
were used during the study. The result of the study indicates that financing volume and
risks affect significantly toward profitability’s level of Islamic Bank in Indonesia.
Despite of its significant effect, the financing risks has negative influence on the
profitability level of Islamic bank. Moreover, the financing cost has greater influence as
compared to the financing risks towards the level of profitability earned by the Syariah
Bank. Profitability level of Islamic Banks can be boost up by increasing the volume of
financing made by the banks. Nonetheless, the amount of loan given must be
accompanied with tight control to avoid non-performing loan to occur, hence eliminating
risks faced by Syariah Bank.

Keywords: Profitability, financing cost, financing risks, Islamic/Syariah Banks

PENDAHULUAN

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, (Karnaen dan
Antonio, 1992:1). Menurut uandang-undang perbankan syariah, yang dimaksud dengan
prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syariah (Peraturan Bank Indonesia, 2003). Bank
berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah atau bank Islam, juga berfungsi sebagai
suatu lembaga perantara (intermediary institution), yaitu mengerahkan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Yang dimaksud dengan pembiayaan
atau financing (Muhammad, 2004:107), yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

Faktor-faktor Yang Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 63


sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Perkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun merupakan fenomena tersendiri


dalam percaturan dunia perbankan di Indonesia. Riset yang dilakukan MC Consulting
salah satu lembaga konsultan yang didukung Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam
(FoSSEI) sebagaimana dikutip Fahmi Ahmad dalam bisnis.Com (25 September 2006)
menunjukkan bahwa bank syariah hanya sebagai tempat menyimpan uang bukan pilihan
berinvestasi. Makna sederhananya, para responden memilih mencari tambahan
penghasilan di bank konvensional dan hanya mencari ketenangan batin di bank syariah.
Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa perkembangan perbankan syariah selama ini
masih mengedepankan isu halal-haram daripada kinerja yang profesional. Oleh karena
itu, perbankan syariah dituntut tidak lagi mengedepankan aspek kehalalannya saja, tapi
juga bagaimana mencetak profit yang tinggi, prospektif dan kompetitif, karena bagi setiap
perusahaan aspek profitabilitas merupakan aspek yang sangat penting sebagai bukti
kinerja yang professional dari keunggulan sistem yang dijalankan. (Romdhona, 2008: 2)

Sebagaimana halnya bank konvensional, bank syariah juga merupakan lembaga keuangan
yang berorientasi pada laba (profit oriented). Laba bukan hanya untuk kepentingan
pemilik atau pendiri, tetapi juga untuk pengembangan usaha. Dalam rangka
meningkatkan profitabilitasnya bank syariah menempatkan dana yang telah dihimpun
dalam bentuk kredit atau pembiayaan, baik bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang (Muhamad, 2004).

Kecenderungan semakin menumpuknya dana masyarakat di perbankan syariah dari


periode ke periode membuat sektor jasa keuangan ini mengalami likuiditas yang
menumpuk (overliquidity) seperti yang terjadi pada perbankan konvensional. Maka dari
itu sejumlah bank syariah mulai menerapkan strategi untuk mengantisipasi masalah ini
diantaranya dengan membuka unit layanan yang melancarkan akses masyarakat kepada
pembiayaan (Rahadian, 2004).

Penelitian terdahulu terhadap bank Islam hanya berfokus pada masalah konseptual yaitu
pembiayaan bebas bunga (interest free financing) (Ahmed, 1981; Karsen, 1982). Isu
yang berkaitan dengan keberlanjutan Bank Islam dan kemampuan bank dalam
memobilisasi simpanan, mengelola resiko dan memfasilitasi transaksi (intermediary)
kurang mendapatkan perhatian di literatur. Hanya sedikit penelitian yang berfokus
kepada implikasi kebijakan bank untuk meninggalkan bunga (Khan, 1986; Khan dan
Mirakhor, 1987; dan Bashir, 1996). Akibatnya, ketidaklengkapan data yang tersedia
merupakan kendala bagi peneliti untuk melakukan analisis yang komprehensif terhadap
bank syariah dalam tiga dekade terakhir. Penelitian empiris yang dilakukan hingga saat
ini telah menghasilkan kesimpulan yang tidak lengkap (lihat Bashir et al., 1993; Bashir,
1999; Zaher dan Hassan, 2001; dan Hassan, 1999).

64 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Penelitian di Indonesia yang terkait dengan bank menunjukkan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi peningkatan profitabilitas. Menurut Kuncoro dan Suhardjono
(1997) yang meneliti peluang dan tantangan tujuh bank BUMN di Indonesia
menyimpulkan bahwa peningkatan aset maupun CAR akan meningkatan profitabilitas
secara signifikan. Sedangkan peningkatan LDR memiliki potensi untuk mengurangi
profitabilitas meskipun tidak signifikan. Faktor tersebut adalah pangsa aset, pangsa dana,
pangsa kredit, tingkat resiko pembiayaan (NPF) dan likuiditas (LDR). Hasil penelitian
menunjukkan tingkat resiko pembiayaan (NPF) dan Likuiditas (LDR) memiliki pengaruh
yang signifikan. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian Arif Rahadian (2004) yang
meneliti pengaruh resiko pembiayaan terhadapa profitabilitas bank syariah. Hasil
penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko
pembiayaan terhadap profitabilitas bank umum syariah.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi tingkat laba bank khususnya Bank Syariah. Penguasaan
pasar yang kecil oleh Bank Syariah merupakan masalah yang harus dikaji secara
komprehensif dengan berbasis ilmiah. Penelitian ini diharapkan akan menutupi gap yang
dihadapi oleh Bank Syariah di Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS

Pengertian profitabilitas menurut Riyanto (dalam Romdhona, 2008) adalah kemampuan


suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasinya yang dihasilkan dari
kegiatan usahanya selama periode tertentu. Profitabilitas mempunyai arti yang lebih
penting daripada laba karena profitabilitas menunjukkan ukuran efisiensi kinerja
perusahaan yaitu membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaaan atau modal
yang menghasilkan laba tersebut sehingga yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah
tidak hanya memperbesar laba, tetapi yang terpenting ialah usaha untuk meningkatkan
profitabilitas.

Untuk mendapatkan profit yang tinggi minimal ada empat bidang yang perlu
mendapatkan perhatian manajemen yaitu pengelolaan terhadap aset yang sehat,
pengelolaan sumber dana (liabilities) yang efektif, pengelolaan fee-based income yang
kreatif serta pengelolaan terhadap biaya usaha yang efisien. Muljono (dalam Ilhamsyah,
2006: 13). Kemampuan manajemen dalam mengelola keempat komponen tersebut akan
menghasilkan perolehan pendapatan yang optimal.

Dalam bisnis perbankan struktur keuangan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.


Artinya bila debt to equity meningkat maka menunjukkan semakin tinggi dana yang
tersedia dan memberikan kesempatan pihak bank untuk mengelolanya berupa

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 65


peningkatan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat yang berarti memberikan
peluang untuk peningkatan profitabilitas. Badera (dalam Ilhamsyah, 2006:4).

Bisnis perbankan akan berhadapan dengan berbagai jenis resiko kredit (Muhammad,
2005:358-360), diantaranya adalah: resiko modal (capital risks); resiko pembiayaan
(financing risks); resiko likuiditas (liquidity risks); dan resiko operasional (operational
risks). Resiko modal (capital risk) yang merefleksikan tingkat leverage yang dipakai
oleh bank. Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap
kerugian yang terjadi pada bank. Resiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa
memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau
investasi yang sedang dilakukannya. Resiko likuiditas muncul manakala bank menglami
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera, dan
dengan biaya yang sesuai, baik untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari–hari maupun
untuk memenuhi kebutuhan dana yang mendesak.

Haron et al. (2004) melakukan penelitian tentang beberapa faktor yang mempengaruhi
profitabilitas di beberapa bank Islam di dunia. Menurut Haron et al. (2004) faktor yang
mempengaruhi profitabilitas bank Islam dibagi dalam dua kategori, yaitu variabel internal
dan eksternal. Faktor internal seperti likuiditas, struktur modal, struktur deposito, dan
struktur pembiayaan mempengaruhi profitabilitas bank islam. Sedangkan variabel
eksternal meliputi penguasaan pasar, uang beredar, tingkat bunga, inflasi dan ukuran
bank. Penguasan pasar dan uang beredar merupakan faktor yang sangat diperlukan
sebagai penentu profitabilitas bank Islam. Rahadian (2004) menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari resiko pembiayaan terhadap profitabilitas
bank syariah. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Besarnya pembiayaan dan resiko pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat profitabilitas bank umum syariah.
2. Variabel besarnya pembiayaan lebih berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank
umum syariah

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan
keuangan publikasi bank umum syariah di Indonesia dengan periode penelitian yang
digunakan adalah 2003 – 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, yaitu
pengambilan data yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi perusahaan yang
terkait untuk selanjutnya diolah oleh peneliti.

66 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Definisi Operasional
Tingkat Profitabilitas (Y)
Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasinya
yang dihasilkan dari kegiatan usahanya selama periode tertentu. Variabel profitabilitas ini
diukur dengan Return On Asset (ROA). Rasio ini menggambarkan produktivitas bank
dalam mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan. Angka ROA diperoleh
dengan membandingkan laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva. ROA dapat
dirumuskan sebagai berikut (Hanafi dan Halim,2005:90):

LabaSebelumPajak
ROA 
TotalAsset

Volume Pembiayaan (X1)


Yaitu jumlah pendanaan yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil penghimpunan dana pihak
ketiga. Variabel besarnya pembiayaan ini diukur dengan Financing to Deposit Ratio
(FDR). Rasio ini menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan.
Besarnya pembiayaan dirumuskan sebagai berikut (Muhammad, 2004:146):

TotalPembiayaan
FDR 
TotalDPK
Resiko pembiayaan (X2)
Yaitu resiko akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang
diterima dari bank syariah beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan. Variabel tingkat resiko pembiayaan diukur dengan Non Performing
Financing (NPF). Rasio ini menunjukkan pembiayaan bermasalah yang terdiri dari
pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Resiko pembiayaan
dirumuskan sebagai berikut (Harmanta dan Ekananda, 2005:67):

PembiayaanBermasalah
NPF 
TotalPembiayaan

Metode Analisis
Data yang terkumpul dianalisis dengan regresi berganda. Sebelum dilakukan regresi,
model tersebut harus memenuhi beberapa syarat asumsi klasik, yaitu data harus
berdistribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas, heteroskedasitas, dan
autokorelasi.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 67


HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan laporan keuangan publikasi pada perusahaan PT Bank


Muamalat Indonesia dan PT Bank Syariah Mandiri selama kurun waktu penelitian 2003-
2007.

Profitabilitas
Besarnya tingkat laba pada bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri selama
lima tahun dari tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1
Hasil Perhitungan Tingkat Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Nama Tahun Laba Perubahan Total Aset Perubahan ROA (%) Per-
Bank (2) Sbl (%) (Rp) (%) (7)=(3):(5) kembangan
(1) Pajak (4) (5) (6) (%)
(Rp) (8)
(3)
2003 34.495 - 3.308.682 - 1,04 -
Bank 2004 72.106 109,03 5.209.804 57,46 1,38 0,34
Muamalat 2005 156.255 116,70 7.427.046 42,56 2,10 0,72
Indonesia 2006 161.473 3,34 8.370.595 12,70 1,93 (0,17)
2007 212.038 31,31 10.569.079 26,26 2,00 0,07

Jumlah 636.367 260,38 34.885.206 138,98 8,45 0,96


Rata -rata 127.273 65,095 6.977.041 34,75 1,69 0,24
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata ROA pada Bank Muamalat Indonesia sebesar 1,69
persen, dengan ROA tertinggi sebesar 2,10 persen pada tahun 2005 dikarenakan adanya
kenaikan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya sebesar 116,70 persen yaitu dari
72.106 juta rupiah menjadi 156.225 juta rupiah, dan kenaikan total aset dari tahun
sebelumnya sebesar 42,56 persen yaitu dari 5.209.804 juta rupiah menjadi 7.427.046 juta
rupiah. Sedangkan ROA terendah sebesar 1,04 persen pada tahun 2003. Seperti yang
terlihat pada tabel 1, Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2005 memiliki kinerja yang
lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, ini terbukti dari peningkatan rasio ROA dari
tahun 2004 ke tahun 2005 yaitu dari 1,38 persen menjadi 2,10 persen.

Kinerja profitabilitas Bank Syariah sebagai dasar pembanding dari Bank Muamalat dapat
dilihat pada tabel 2.

68 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Tabel 2
Hasil Perhitungan Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Mandiri
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Laba
Nama Sebelum ROA Per-
Bank Tahun Pajak Perubahan Total Aset Perubahan (%) kembangan
(Rp) (%) (Rp) (%) (7)= (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (8)
2003 24.466 - 3.422.313 - 0,71 -
Bank 2004 150.421 514,82 6.869.949 100,74 2,19 1,48
Muamalat 2005 136.712 (9,11) 8.272.965 20,42 1,65 (0,54)
Indonesia 2006 95..237 (30,34) 9.554.967 15,50 0,99 (0,66)
2007 168.183 76,59 12.885.391 34,86 1,30 0,31

Jumlah 575.019 551.96 41.005.584 171,52 6,84 0,59


Rata -rata 115.004 137.99 8.201.117 42,88 1,368 0,1475
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)

Berdasarkan tabel 2 rata-rata besarnya return on assets (ROA) Bank Syariah Mandiri
sebesar 1,368 persen. ROA tertinggi sebesar 2,19 persen pada tahun 2004, hal ini terjadi
karena adanya kenaikan laba sebelum pajak dari tahun sebelumnya sebesar 514,82 persen
yaitu dari 24.466 juta rupiah menjadi 150.421 juta rupiah dan kenaikan total aset dari
tahun sebelumnya sebesar 100,74 persen yaitu dari 3.422.313 juta rupiah menjadi
6.869.949 juta rupiah. Sedangkan ROA terendah sebesar 0,71 persen pada tahun 2003.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Bank Syariah Mandiri pada tahun 2004 memiliki kinerja
yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, ini terbukti dari peningkatan rasio ROA
dari tahun 2003 ke tahun 2004 yaitu dari 0,71 persen menjadi 2,19 persen dan pada tahun
2005 rasio ROA mengalami penurunan menjadi 1,65 persen.

Untuk melihat gambaran profitabilitas Bank Umum Syariah selama 5 tahun bisa dilihat
pada tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata besarnya return on assets (ROA)
pada bank umum syariah selama lima tahun adalah sebesar 1,529 persen. Rasio yang
digunakan untuk mengukur volume pembiayaan pada penelitian ini yaitu financing to
deposit ratio (FDR). Rasio FDR menunjukan kesehatan bank dalam memberikan
pembiayaannya. Semakin tinggi FDR mengindikasikan bahwa sebuah bank lebih
menekankan keuangannya pada penyaluran hutang/pembiayaan yang lebih banyak.
Semakin kecil FDR semakin baik likuiditas bank tersebut. Untuk mengetahui besarnya
pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia dan bank syariah mandiri selama lima tahun
dari tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 69


Tabel 3
Hasil Perhitungan Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Laba
Nama Sebelum ROA Per-
Bank Tahun Pajak Perubahan Total Aset Perubahan (%) kembangan
(Rp) (%) (Rp) (%) (7)= (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (8)

2003 34.495 - 3.308.682 - 1,04 -


Bank 2004 72.106 109,03 5.209.804 57,46 1,38 0,34
Muamalat 2005 156.255 116,70 7.427.046 42,56 2,10 0,72
Indonesia 2006 161.473 3,34 8.370.595 12,70 1,93 (0,17)
2007 212.038 31,31 10.569.079 26,26 2,00 0,07

Jumlah 636.367 260,38 34.885.206 138,98 8,45 0,96

Rata –rata 127.273 65,095 6.977.041 34,745 1,69 0,24

2003 24.466 - 3.422.313 - 0,71 -


Bank 2004 150.421 514,82 6.869.949 100,74 2,19 1,48
Syariah 2005 136.712 (9,11) 8.272.965 20,42 1,65 (0,54)
Mandiri 2006 95.237 (30,34) 9.554.967 15,50 0,99 (0,66)
2007 168.183 76,59 12.885.391 34,86 1,30 0,31
Jumlah 575.019 551,96 41.005.584 171,52 6,84 0,59

Rata-rata 115.004 137,99 8.201.117 42,88 1,368 0,1475

Jumlah
Keseluruhan 1.211.386 812,34 75.890.790 310,50 15,29 1,55

Rata-rata
Keseluruhan 121.138 101,54 7.589.079 38,81 1,529 0,775

Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)

70 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Tabel 4
Hasil Perhitungan Besarnya Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Total Total FDR**


Nama Pembiayaan Perubahan DPK* Perubahan (%) Perkemba-
Bank Tahun (Rp) (%) (Rp) (%) (7)= ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (%)
(8)
2003 2,373,046 - 2,508,336 - 94,60 -
Bank 2004 4,182,224 76,24 4,294,755 71,22 97,38 2,78
Mua- 2005 6,108,159 46,05 5,750,227 33,89 106,22 8,84
malat 2006 6,628,087 8,51 6,837,431 18,90 96,94 (9,28)
Ind 2007 8,208,689 23,85 7,980,621 16,72 102,86 5,92
Jumlah 27,500,205 154,65 27,371,370 140,73 498 8,26
Rata-rata 5,500,041 38,66 5,474,274 35,18 99,6 2,065
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)

*DPK : Dana Pihak Ketiga


**FDR : Financing to Deposit Ratio

Tabel 4 menunjukkan rata-rata FDR pada Bank Muamalat Indonesia sebesar 99,6 persen,
dengan FDR tertinggi sebesar 106,22 persen pada tahun 2005 karena adanya kenaikan
total pembiayaan yang diberikan dari tahun sebelumnya sebesar 46,05 persen yaitu dari
4.182.224 juta rupiah menjadi 6.108.159 juta rupiah, dan kenaikan total dana pihak ketiga
(DPK) dari tahun sebelumnya sebesar 33,89 persen yaitu dari 4.294.755 juta rupiah
menjadi 5.750.227 juta rupiah. Sedangkan FDR terendah sebesar 94,60 persen pada tahun
2003. Seperti yang terlihat pada tabel-7, Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2005 lebih
menekankan keuangannya pada penyaluran hutang/pembiayaan yang lebih banyak
dibandingkan tahun sebelumnya, ini terbukti dari peningkatan rasio FDR dari tahun 2004
ke tahun 2005 yaitu dari 97,38 persen menjadi 106,22 persen.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 71


Tabel 5
Hasil Perhitungan Besarnya Pembiayaan Bank Syariah Mandiri
pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Total Total FDR** Per-


Nama Tahun Pembiayaan Perubahan DPK* Perubahan (%) kembangan
Bank (2) (Rp) (%) (Rp) (%) (7)= (%)
(1) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (8)
2003 4.209.201 - 4.465.477 - 94,26 -
Bank 2004 5.295.245 25,80 5.725.007 28,21 92,49 (1,77)
Syariah 2005 5.847.598 10,43 7.037.506 22,93 83,09 (9,4)
Mandr 2006 7.414.757 26,80 8.219.267 16,79 90,21 7,12
2007 10.326.374 39,27 11.105.978 35,12 92,98 2,77

Jumlah 33.093.175 102,3 36.553.235 103,05 453,03 (1,28)


Rata-rata 6.618.635 25,575 7.310.647 25,76 90,61 (0,32)
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)

Berdasarkan tabel 5, rata-rata besarnya financing to deposit ratio (FDR) bank syariah
mandiri sebesar 90,61 persen. FDR tertinggi sebesar 94,26 persen pada tahun 2003.
Sedangkan FDR terendah sebesar 83,09 persen pada tahun 2005, hal ini terjadi karena
perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan total DPK tidak begitu
besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 6
Hasil Perhitungan Besarnya Pembiayaan Bank Umum Syariah
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Total Total FDR** Per-


Nama Tahun Pembiayaan Perubahan DPK* Perubahan (%) kemba-
Bank (2) (Rp) (%) (Rp) (%) (7)= ngan
(1) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (%)
(8)
2003 2.373.046 - 2.508.336 - 94,60 -
Bank 2004 4.182.224 76,24 4.294.755 71,22 97,38 2,78
Muama- 2005 6.108.159 46,05 5.750.227 33,89 106,22 8,84
lat Ind 2006 6.628.087 8,51 6.837.431 18,90 96,94 (9,28)
2007 8.208.689 23,85 7.980.621 16,72 102,86 5,92

Jumlah 27.500.205 154,65 27.371.370 140,73 498 8,26


Rata-rata 5.500.041 38,66 5.474.274 35,18 99,6 2,065

72 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Lanjutan Tabel 6

Nama Tahun Total Perubahan Total DPK Perubahan FDR Perkem-


Bank Pembiayaan (%) (%) (%) bangan
(Rp) (%)

Bank 2003 4.209.201 - 4.465.477 - 94,26 -


Syariah 2004 5.295.245 25,80 5.725.007 28,21 92,49 (1,77)
Mandiri 2005 5.847.598 10,43 7.037.506 22,93 83,09 (9,4)
2006 7.414.757 26,80 8.219.267 16,79 90,21 7,12
2007 10.326.374 39,27 11.105.978 35,12 92,98 2,77
Jumlah 33.093.175 102,3 36.553.235 103,05 453,03 (1,28)
Rata-rata 6.618.635 25,575 7.310.647 25,76 90,61 (0,32)
Jumlah
60.593.380 256,95 63.924.605 243,78 951,03 6,98
Keseluruhan
Rata-rata
6.059.338 32,12 6.392.460 30,47 95,103 0,87
Keseluruhan
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)
*DPK : Dana Pihak Ketiga
**FDR : Financing to Deposit Ratio

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata besarnya financing to deposit ratio (FDR) pada
bank umum syariah selama lima tahun adalah sebesar 95,103 persen.

Risiko Pembiayaan
Resiko pembiayaan adalah resiko akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan
jumlah pinjaman yang diterima dari bank syariah beserta imbalannya sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
resiko pembiayaan adalah non performing financing (NPF). Rasio ini menunjukkan
pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar,
diragukan dan macet. Semakin tinggi nilai NPF mengindikasikan sebuah bank mepunyai
resiko lebih tinggi. Untuk mengetahui gambaran risiko pembiayaan dari Bank Muamalat
maupun Bank Syariah Mandiri dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.

Rata-rata NPF pada bank muamalat Indonesia sebesar 3,99 persen, dengan NPF tertinggi
sebesar 6,59 persen pada tahun 2007, ini dikarenakan adanya kenaikan pembiayaan tidak
lancar dari tahun sebelumnya sebesar 84,23 persen yaitu dari 293.625 juta rupiah menjadi
540.953 juta rupiah, dan kenaikan total pembiayaan dari tahun sebelumnya sebesar 23,85
persen yaitu dari 6.628.087 juta rupiah menjadi 8.208.689 juta rupiah. Sedangkan NPF
terendah sebesar 2,80 persen pada tahun 2005. Seperti yang terlihat pada tabel diatas,
bank muamalat Indonesia pada tahun 2007 mempunyai resiko pembiayaan lebih tinggi

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 73


dibandingkan tahun sebelumnya, ini terbukti dari peningkatan rasio NPF dari tahun 2006
ke tahun 2007 yaitu dari 4,43 persen menjadi 6,59 persen.

Tabel 7
Hasil Perhitungan Resiko Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Pada Tahun
2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Nama Tahun Pembiayaan Perubahan Total Perubahan NPF* Perkem-


Bank (2) Tak Lancar (%) Pembiayaan (%) (%) bangan
(1) (Rp) (4) (Rp) (6) (7)= (%)
(3) (5) (3):(5) (8)

2003 74.751 - 2.373.046 - 3,15 -


Bank 2004 125.048 67,29 4.182.224 76,24 2,99 (0,16)
Muama- 2005 171.029 36,77 6.108.159 46,05 2,80 (0,19)
lat Indo 2006 293.625 71,68 6.628.087 8,51 4,43 1,63
2007 540.953 84,23 8.208.689 23,85 6,59 2,16
Jumlah 1.205.406 259,97 27.500.205 154,65 19,96 3,44
Rata-rata 241.081 64,99 5.500.041 38,66 3,99 0,86
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali)
*NPF : Non Performong Financing
Tabel 8
Hasil Perhitungan Tingkat Resiko Pembiayaan Bank Syariah Mandiri
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Nama Tahun Pembiayaan Perubahan Total Perubahan NPF* Perkem-


Bank (2) Tdk Lancar (%) Pembiayaan (%) (%) bangan
(1) (Rp) (4) (Rp) (6) (7)= (%)
(3) (5) (3):(5) (8)
2003 96.811 - 4.209.201 - 2,30 -
Bank 2004 128.145 32,37 5.295.245 25,80 2,42 0,12
Muama- 2005 204.666 59,71 5.847.598 10,43 3,50 1,08
lat Indo 2006 514.585 151,43 7.414.757 26,80 6,94 3,44
2007 582.408 13,18 10.326.374 39,27 5,64 (1,3)

Jumlah 1.526.615 256,69 33.093.175 102,3 20,8 3,34


Rata-rata 305.323 64,17 6.618.635 25,575 4,16 0,84
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali
*NPF : Non Performong Financing

Berdasarkan tabel 8, rata-rata besarnya NPF bank syariah mandiri sebesar 4,16 persen.
NPF tertinggi sebesar 6,94 persen pada tahun 2006, hal ini terjadi karena adanya

74 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


kenaikan pembiayaan tidak lancar dari tahun sebelumnya sebesar 151,43 persen yaitu dari
204.666 juta rupiah menjadi 514.585 juta rupiah dan kenaikan total pembiayaan dari
tahun sebelumnya sebesar 26,80 persen yaitu dari 5.847.598 juta rupiah menjadi
7.414.757 juta rupiah. Sedangkan NPF terendah sebesar 2,30 persen pada tahun 2003.
Tabel diatas menunjukkan bahwa bank syariah mandiri pada tahun 2006 memiliki resiko
pembiayaan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, ini terbukti dari
peningkatan rasio NPF dari tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 3,50 persen menjadi 6,94
persen dan pada tahun 2007 rasio NPF mengalami penurunan menjadi 5,64 persen.

Tabel 9
Hasil Perhitungan Tingkat Resiko Pembiayaan Bank Umum Syariah
Pada Tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)

Pembiayaan
Tidak Total NPF* Per-
Nama Tahun Lancar Perubahan Pembiayaan Perubahan (%) kemba-
Bank (2) (Rp) (%) (Rp) (%) (7)= ngan
(1) (3) (4) (5) (6) (3):(5) (%)
(8)
2003 74.751 - 2.373.046 - 3,15 -
Bank 2004 125.048 67,29 4.182.224 76,24 2,99 (0,16)
Muama- 2005 171.029 36,77 6.108.159 46,05 2,80 (0,19)
lat Indo 2006 293.625 71,68 6.628.087 8,51 4,43 1,63
2007 540.953 84,23 8.208.689 23,85 6,59 2,16

Jumlah 1.205.406 259,97 27.500.205 154,65 19,96 3,44


Rata-rata 241.081 64,99 5.500.041 38,66 3,99 0,86

Bank 2003 96.811 - 4.209.201 - 2,30 -


Syariah 2004 128.145 32,37 5.295.245 25,80 2,42 0,12
Mandiri 2005 204.666 59,71 5.847.598 10,43 3,50 1,08
2006 514.585 151,43 7.414.757 26,80 6,94 3,44
2007 582.408 13,18 10.326.374 39,27 5,64 (1,3)

Jumlah 1.526.615 256,69 33.093.175 102,3 20,8 3,34


Rata-rata 305.323 64,17 6.618.635 25,575 4,16 0,84
Jumlah
2.732.021 516,66 60.593.380 256,95 40,76 6,78
Keseluruhan
Rata-rata
273.202 64,58 6.059.338 32,12 4,076 0,85
Keseluruhan
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah (diolah kembali

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 75


*NPF : Non Performong Financing
Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata besarnya non performing financing (NPF) pada
bank umum syariah selama lima tahun adalah sebesar 4,076 persen.

Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen


digunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap
variabel besarnya pembiayan (FDR), resiko pembiayaan (NPF), dan profitabilitas (ROA),
diperoleh nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas. Hasil nalisis regresi linear
berganda dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda

NO Keterangan Koef Regresi t-hitung Sig.


Konstanta -2.347 -1.413 0.002
1 FDR 0.058 2.974 0.021
2 NPF -0.215 -2.663 0.032
Adjusted R Square = 0.518
F-hitung = 5.837 F-tabel = 4.74 Sig. = 0.032
Sumber: Output analisis data SPSS versi 16

Pada tabel 10 hasil penelitian analisis regresi linear berganda dapat dilihat nilai koefisien
dari masing-masing variabel. Variabel volume pembiayaan (FDR) sebesar 0,058, variabel
resiko pembiayaan (NPF) sebesar -0,215 dengan nilai konstanta -2,347, sehingga
persamaan regresi diperoleh sebagai berikut:
Y = -2,347 + 0,058 X1 – 0,215 X2

Nilai koefisien determinasi dapat diketahui dengan melihat nilai Adjusted R Square yaitu
sebesar 0,518. Hal ini berarti bahwa dalam model regresi yang digunakan sebanyak 51,8
persen variasi dari profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel
bebas yaitu besarnya pembiayaan (FDR) dan resiko pembiayaan (NPF), sedangkan
sisanya yaitu 48,2 persen (100 persen – 51,8 persen) dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya permodalan (CAR), struktur keuangan dan
pertumbuhan perusahaan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh besarnya pembiayaan (FDR) dan resiko
pembiayaan (NPF) secara bersama-sama terhadap variabel profitabilitas (ROA),
dilakukan pengujian dengan uji F. Hasil perhitungan pada tabel 18 menunjukkan tingkat
signifikansi sebesar 0,032 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga hipotesis Ho pada uji
statistik F ditolak
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa hasil analisis regresi volume pembiayaan
(FDR) menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,021 yang lebih kecil dari taraf

76 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


signifikan 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa volume pembiayaan
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah diterima. Koefisien
regresi untuk variabel volume pembiayaan (FDR) menunjukkan angka sebesar 0,058 dan
memiliki tanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara volume
pembiayaan (FDR) dengan profitabilitas (ROA) adalah sejalan searah/ positif. Semakin
tinggi rasio ini mengindikasikan semakin optimalnya fungsi intermediasi yang dijalankan
bank syariah, sehingga meningkatkan profitabilitas.

Hasil analisis regresi variabel resiko pembiayaan (NPF) menunjukkan tingkat signifikansi
sebesar 0,032 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa resiko pembiayaan (NPF) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah diterima. Koefisien regresi variabel resiko pembiayaan (NPF) sebesar
0,215 dan tanda negatif. Hal ini berarti bahwa hubungan antara resiko pembiayaan (NPF)
terhadap profitabilitas (ROA) adalah berlawanan. Artinya, peningkatan resiko
pembiayaan (NPF) akan menyebabkan penurunan profitabilitas (ROA) dan juga
sebaliknya penurunan resiko pembiayan (NPF) akan menyebabkan peningkatan
profitabilitas (ROA) dengan demikian hipotesis ini dapat dibuktikan kebenarannya

Untuk mengetahui variabel independen (X) yang lebih berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y), digunakan analisis elastisitas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa dari
variabel independen yang ada, yaitu besarnya pembiayaan (FDR) dan resiko pembiayaan
(NPF), keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
bank syariah. Oleh karena itu analisis elastisitas dari Pyndic dan Rubinfield untuk
mengetahui variabel independen yang lebih berpengaruh terhadap variabel dependen
perlu digunakan, dengan perhitungan elastisitas E1= 2,787 dan E2 = 0,573 dengan nilai E1
> E2 sehingga besarnya pembiayaan (FDR) merupakan variabel yang lebih berpengaruh
terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah periode tahun 2003 sampai tahun 2007.
Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa besarnya pembiayaan (FDR)
merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum
syariah di terima.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode regresi linier berganda, menunjukkan


bahwa volume pembiayaan (FDR) dan resiko pembiayaan (NPF) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode regresi linier berganda, menunjukkan


bahwa variabel besarnya pembiayaan (FDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 77


Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode regresi linier berganda, menunjukkan
bahwa variabel resiko pembiayaan (NPF) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji elastisitas, menunjukkan bahwa variabel yang
paling berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah adalah variabel
volume pembiayaan (FDR). Ini berarti bahwa meningkatnya besarnya pembiayaan (FDR)
dapat menyebabkan peningkatan tingkat profitabilitas (ROA) bank umum syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khurshid. 1981. Studies in Islamic Economics. Leicester, United Kingdom:


Islamic Foundation

Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah, Publikasi Desember 2002-Desember 2007,


http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/.

Bashir, A., A. Darrat, and O. Suliman (1993), “Equity Capital, Profit Sharing Contracts
And Investment: Theory and Evidence.” Journal of Business Finance and
Accounting Vol. 20, N0. 5: 639-651.

Bashir, A. 1999. “Risk and Profitability Measures in Islamic Banks: The Case of Two
Sudanese Banks.” Islamic Economic Studies, Vol. 6, No. 2: 1-24.

Darrat, A.F., and M.O. Suliman, (1990), Islamicc Banking: An Outline of Some
Conceptual and Empirical Aspects, Savings and Development, Vol.19, pp185-
192

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,
UPP AMP YKPN,Yogyakarta.

Haron, Sudin dan Wan Nursofiza dan Wan Azmi. 2004, Profitability Determinants Of
Islamic Banks, Working Paper Series 004, 5 – 7.

Harmanta dan Mahyus Ekanada, Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca


krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah pendekatan
dengan Model Disequilibrium, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi
Juni 2005.

78 JAMBSP Vol. 7 No. 1 – Oktober 2010: 63 – 79


Hassan, M. Kabir. "Islamic Banking in Theory and Practice: The Experience of
Bangladesh," Managerial Finance . (Published from the U.K) Volume 25,
Number 5, 1999: 60-113.

Ilhamsyah, Taufik. 2006, Pengaruh Struktur Keuangan, Likuiditas, Pertumbuhan


Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah, Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Karsen, I. 1982. Islam and Financial Intermediation. IMF Staff Papers.

Kasmir. 2002, Dasar-dasar Perbankan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Khan, M. 1986. Islamic Interest Free Banking: A Theoretical Analysis.” IMF Staff
Papers.

_______ and A. Mirakhor. 1987. Theoretical Studies in Islamic Banking and Finance:
Houston: IRIS Books.

Muhammad. 2004, Manajemen Dana Bank Syariah, Ekonisia, Yogyakarta.

2005, Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, UUP AMP YKPN, Yogyakarta.

Perwata atmadja, Karnaen dan Antonio, M.Syafi’i.1992. Apa dan Bagaimana Bank
Islam, Cetakan Pertama, Dani Bhakti Wakaf, Yogyakarta.

Rahadian, Arif. 2004, Pengaruh Resiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank


Syariah, Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Rahmat MH. 2007. Bank Syariah Sebagai Salah Satu Hukum Substansial Peradilan
Agama di Indonesia, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahakmah
Agung Republik Indonesia, Februari 2007.
http://www.badilag.net/web/id/Publikasi/.

Romdhona, Aang Nugraha. 2008. Analisis Pengaruh CAR, DER, FDR, BOPO, Assets
Growth dan Networking Growth Terhadap Profitabilitas Bank Syariah, Skripsi.
Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.

Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.

Zaher, Tarek and M. Kabir Hassan. “A Comparative Literature Survey of Islamic Finance
and Banking,” Financial Markets, Institutions and Instruments, Volume 10,
Number 4, 2001: 155- 199. http://www.Vibiznews.com/web/id/Publikasi/.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas (Bambang Agus Pramuka) 79

Anda mungkin juga menyukai