Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KLIRING

MATA KULIAH : AKUNTANSI PERBANKAN

Dosen Pengampu:
Sondang Aida Silalahi, SE,M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ALDA ALMIRAH BR HASIBUAN (7173142003)

KHARANI SERURI (7171142015)

AGNES MIRANDA GULTOM

HENDIKE PUTRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan  makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “KLIRING”
Makalah ini berisikan tentang klirimh itu sendiri dari segi penjelasan dan pencatatannya.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa itu kliring.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Medan 28 Agustus 2019


Penyusun

                             


    Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Salah satu fungsi utama dari bank adalah melakukan pertukaran uang dalam bertransaksi.
Mekanisme pembayaran yang lebih dari satu pihak ke pihak yang lainnya jika kedua belah pihak
memiliki rekening yang sama akan mempermudah proses transaksi dan jika pembayaran
dilakukan dengan rekening yang berbeda atau tidak berada disatu daerah maka proses transaksi
akan lebih susah.
Cara penyelesaian utang piutang yang menyangkut pada bank akan memerlukan biaya
yang besar, tenaga yang kurang efektif dan juga memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan
demikian cara kegiatan operasional perbankan akan terhambat. Oleh karena itu, muncul suatu
gagasan untuk membentuk lembaga kliring yang kemudian diselenggarakan oleh Bank Indonesia
sebagai bank sentral (pada tanggal 7 Maret 1967). Dengan adanya lembaga kliring, masalah
seperti waktu pertemuan, tempat, siapa yang hadir, besarnya dana yang dibutuhkan untuk
penyelesaian utang piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan diorganisir. Tujuan yang
diinginkan dari terbentuknya lembaga kliring adalah untuk memajukan atau memperlancar lalu
lintas pembayaran giral serta layanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Dengan
demikian, perhitungan utang piutang diharapkan dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan
efisien.

B.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah untuk menerangkan tentang pengertian kliring,
fungsi kliring, jenis-jenis kliring, mekanisme kliring dan semua yang bersangkutan dengan
kliring.

C.    Manfaat
Berdasarkan tujuan makalah di atas, maka manfaat penulisan ini adalah mengetahui apa
itu kliring dan mekanisme kliring didalam perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kliring


Pengertian kliring menurut Pratnama Raharja (1997;132), yaitu : “Kliring adalah
Perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling
menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat
diperhitungkan “. Adapun pengertian kliring menurut Thomas suyatno (1999;81), yaitu :
“Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar Bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia
guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kliring adalah Sarana
perhitungan utang-piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan
surat-surat dagang guna memperlancar.lalulintas pembayaran yang terdiri dari pengiriman
uang,inkaso dan pembukaan letter of credit.
Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu
tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Pengertian kliring menurut PBI No.7/18/PBI/2005
tanggal 22 Juli 2005 ialah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antara
peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu. Data Keuangan Elektronik (DKE) adalah data transfer dana
dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam SKNBI. SKNBI
merupakan singkatan dari Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yaitu Sistem Kliring Bank
Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan
secara nasional.      
Dalam pelaksanaan kliring tentu saja Bank Indonesia memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Tujuan-tujuan tersebut yaitu memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral,
merupakan alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif dengan cara mempermudah
dalam melakukan perhitungan, dan penyelesaian utang piutang secara aman, cepat dan efisien,
serta merupakan salah satu pelayanan bank kepada para nasabah-nasabahnya.
B.    Jenis-Jenis Kliring
Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu:
1.     Kliring umum adalah perhitungan warkat antar bank, diatur oleh Bank Indonesia.
2.     Kliring lokal adalah perhitungan warkat antarbank yang masih dalam satu wilayah.
3.     Kliring antar cabang adalah perhitungan warkat antar bank yang masih dalam satu wilayah
cabang bank peserta.

C.    Peserta kliring


Bank yang dimaksud peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam wilayah
kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank Indonesia sebuah
bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Pada dasarnya alasan
tersebut berkenaan dengan pelanggaran – pelanggaran terhadap bank Indonesia atau ketidak
mampuannya untuk menyelesaikannya kewajiban giral.
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank umum agar dapat menjadi peserta
kliring yaitu:
a.      Suatu kantor Bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring setelah mendapat persetujuan Bank
Indonesia
b.     Mempunyai ijin usaha yang sah
c.      Keadaan administrasi dan keuangan memunginkan bank itu untuk memenuhi kewajibannya
dalam kliring
d.     Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan klonggaran tarik kredit yang diberikan oleh kantor
tersebut telah mencapai sekurang kurangnya 20% dari syarat modal setelah disetorkan minimum
bagi pendirian bank baru.
e.      Menyetorkan jaminan kliring sebesar 50% rata- rata kewajiban 20 hari terakhir dikurangi 40%
rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir. Kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor bank yng baru
direhabilitasi. Jaminan kiring ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi peserta tidak langsung
atau peserta pindahan wilayah kliring.
f.      Bank peserta menunjukkan minimal orang wakil tetap pada lembaga kliring. Pemberitahuan
mengenai wakil tetap ini disampaikan secara tertulis kepada bank Indonesia dengan dilampirkan
contoh tanda tangan dan paraf wakil-wakil tersebut.
Peserta  kliring  dapat  dibedakan  menjadi  dua  macam  :

1.  Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat


memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan BI atau melaui PT Trans Warkat
sebagai perantara dengan BI.
Contoh :  Bank  Retail,  Bank  Devisa
2.     Peserta tidak langsung, yaitu: bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi
mengikuti kegiatan kliring melalui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh :  BPR

D.    Mekanisme kliring


Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap yaitu :
1.Kliring Penyerahan
Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-masing peserta:
a. Warkat Debet Keluar (WDK):
Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah tersebut.
b. Warkat Kredit Keluar (WKK):
Warkat pembebanan ke rekening nasabah yang menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah
lain.

2.Kliring Pengembalian
Warkat kliring yang diterima dari peserta lain:
a. Warkat Debet Masuk (WDM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban nasabah bank yang menerima warkat.
b. Warkat Kredit Masuk (WKM):
Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk keuntungan nasabah bank yang menerima
warkat.

Bagaimana hubungan antara warkat debet keluar dan warkat debet masuk?
Hubungan antara Warkat Debet Keluar (WDK) dan Warkat Debet Masuk (WDM) dapat
dijelaskan dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut:

Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat debet keluar (WDK), akan menikmati
penambahan rekening giro pada Bank Indonesia.

Sedangkan Bank yang menerima warkatnya sendiri atau warkat debet masuk (WDM), saldo
gironya pada Bank Indonesia akan berkurang sebesar nilai nominal warkat tersebut.

Bagaimana hubungan antara warkat kredit keluar dengan warkat kredit masuk?

Hubungan Warkat Kredit Keluar (WKK) dan Warkat Kredit Masuk (WKM) dapat dijelaskan
dengan menggunakan ilustrasi sebagai berikut:
Bank yang menyerahkan warkat kliring keluar atau warkat kredit keluar (WKK), akan
menyebabkan pengurangan pada rekening giro pada Bank Indonesia.

Sedangkan Bank yang menerima warkat tersebut atau warkat kredit masuk (WKM), saldo
gironya pada Bank Indonesia akan bertambah sebesar nilai nominal warkat tersebut.

Dan mekanisme kliring lokal manual secara ringkas bisa dijelaskan dengan ilustrasi sebagai
berikut:

E.     Transaksi kliring


Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer
kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik Warkat Debet maupun warkat kredit.
Berikut adalah penjelasannya:
1.     Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhtungkan dalam
kliring otomasi adalah:
a. Cek
Cek adalah surat yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
meliputi cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya yang
penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
b. Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang
yang disebutkan namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang
diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar
kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
e. Warkat Debet
Warkat Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk
untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Warkat debet yang
dikliringkan hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang
menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima warkat debet tersebut.
f. Warkat Kredit
Warkat Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain
untuk untung bank ata nasabah bank yang menerima warkat tersebut.

2.     Dokumen Kliring


Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring
ditempat penyelenggara.
Dokumen kliring terdiri dari:
a.      Bukti penyerahan warkat debet kredit penyerahan ( BPWK)
b.     Bukti Penyerahan Warkat Kridit Kliring Penyerahan ( BPWK)
c.      Kartu Bach Warkat Kridit
d.     Kartu Bach Warkat Debet
e.      Lembar Substitusi
3.     Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan manual meliputi:
a. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca
kliring penyerahn/pengembalian.
b. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta dan
digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian atas
dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian.
c. Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan digunakan oleh
peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring penyerahan dan
neraca kliring pengembalian.

F.     Peran Bank Indonesia Dalam Kliring


Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan
nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap
barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi, serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap
mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Dari segi pelaksanaan
tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui
penyampaian informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa setiap awal
tahun mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter
dan penetapan sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan
Undang0Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun
1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas bank indonesia adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Dibidang sistem pembayaran, Bank Indonesia merupakan satu
satunya lembaga keuangan diindonesia yang mempunyai wewenang untuk memgeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarika dan memusnaakan uang dari peredaran.
Disisi lain dalam rangka mengatur dan menjaga sistem pembayaran Bank Indonesia juga
berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sisitem
pembayaran, seperti sistem transfer, dana, baik yang bersifat real time maupun kliring.ataupun
sistem pembayaran lain.

G. Contoh Transaksi Kliring

Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang di selsesaikan melalui Kliring. Peserta
Kliring adalah Bank Danamon, Bank CIMB,Bank Permata, Mandiri dan Bank BCA Yogyakarta

1) Bapak Amrin adalah nasabah Bank Danamon Yogyakarta,ia sedang menjalankan proyek,
tetapi dalam proyeknya ia membtuhkan alat berat untuk menyelesaikan
pekerjaanya,kemudian ia membeli alat proyek kepada Ibu Rita yang merupakan nasabah
Bank CIMB Yogyakarta, ia membeli senilai Rp.20.000.000, Bapak Amrin membayar
dengan cek Bank Danamon Yogya.

Jurnal Transaksinya :

BANK CIMB

BANK DANAMON

2) Siti adalah nasabah Bank Danamon Yogya menarik cek untuk membayar tagihan rumah
kepada aminah nasabah Bank Permata Yogyakarta sebesar Rp. 40.000.000,-

Jurnal Transaksinya :

BANK DANAMON
BANK PERMATA

3) Ghani menyerahkan cek kepada Bank Permata Yogyakarta untuk rekening giro Suprin
nasabah Bank CIMB Yogya sebesar Rp10.000.000 untuk melunasi Hutang.

Jurnal Transaksinya :

BANK CIMB

BANK PERMATA

4) Bank Permata Yogyakarta menerima Bilyet Giro dari Dewi untuk keuntungan Hany yang
meruapakn nasabah Bank Danamon Yogyakarta sebesar Rp.15.000.000

Jurnal Transaksinya :

BANK DANAMON
BANK PERMATA

5) Pak Kusir Nasabah Bank Mandiri Yogyakarta Menerima Pembayaran Gaji Karyawan
dari Tuan Andi nasabah Bank BCA Yogyakarta sebesar Rp. 40.000.000-,

Jurnal Transaksinya :

BANK MANDIRI

BANK BCA
NERACA KLIRING BANK DANAMON YOGYAKARTA

NERACA KLIRING BANK CIMB YOGYAKARTA

NERACA KLIRING BANK PERMATA YOGYAKARTA


NERACA KLIRING BANK MANDIRI YOGYAKARTA

NERACA KLIRING BANK BCA YOGYAKARTA

NERACA KLIRING BANK INDONESIA


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu
tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu kliring umum, kliring lokal dan
kliring antar cabang. Mekanisme kliring terdiri dari dua yaitu kliring penyerahan adalah bagian
dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat dan atau DKE yang disampaikan oleh
Peserta dan Kliring Pengembalian adalah bagian dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan
warkat dan atau DKE debet kliring penyerahan yang ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan
dalam ketentuan Bank Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan
penerbitannya.
Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet dan transfer
kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik Warkat Debet maupun warkat kredit.
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai
rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang
dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata
uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar.
B.    Saran
Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah untuk menjaga keseimbangan bagai
suatu masalah yang berkaitan dengan tingkat likuiditas suatu bank, maka setiap bank sebaiknya
mencadangkan dana lebih dari giro wajib minimum yaitu lebih besar dari 8%. Hal itu dilakukan
agar jika bank mengalami kalah kliring, maka bank masih dapat melakukan kegiatan kliring.
Sesuai dengan konsekuensi jika bank mengalami kekalahan kliring terus menerus, maka bank
terancam dilikuidasi oleh bank indonesia.

Daftar Pustaka

Hermana, Budi dan Margianti, E.S. 2011. Manajemen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di
Indonesia.
http://edywidianto.blogspot.com/2011/03/definisi-kliring.html
http://mnurisya.blogspot.com/2011/10/pengertian-kliring_26.html
http://http://www.bi.go.id
http://www.wikipedia.org
Sawitri, Peni dan Eko Hartanto, 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Universitas
Gunadarma, Jakarta
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-kliring-adalah/

Anda mungkin juga menyukai