Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANAJEMEN PERBANKAN

RESUME BANK RAKYAT INDONESIA KONVENSIONAL (BRI)


DAN
BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH (BRI SYARIAH)

Disusun oleh :
ARUM WULANDARI
13. 31616

Dosen:
Bakti Sri Rahayu, SE, S.Pd

JURUSAN :
SEKRETARI D III SMT V

POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA


2015
BAB I
PENDAHULUAN

Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, tanpa
Bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulitnya menyimpan dan mengirimkan
uang, memperoleh tambahan modal usaha atau melakukan transaksi perdagangan
Internasional secara efektif dan aman.
Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Menurut UU RI No.7 Tahun 1992 Bab I pasal 1 ayat 1, “Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkaan
taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan
sistem perbankan syariah ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta
larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (usaha yang
berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak
islami, dll), dimana hal ini tidak dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,  mencakup


kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses  dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan
demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan  memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.2. Definisi

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
 Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional
dan Bank Perkreditan Rakyat.
 Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
 Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluar-kan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

2.3. Sejarah Berdirinya Bank BRI

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa


Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember
1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode
setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946
Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di
Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada
tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai
aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama
menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41
tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij
(NHM).Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965,
BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia
Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

VISI BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
MISI BRI
 Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
 Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
 Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

2.3.1. Produk Dan Layanan Bank BRI

a. SIMPANAN
 Deposito : Deposito BRI Rupiah, Deposito BRI Valas, Deposit
OnCall (DOC)
 Giro : GiroBRI Rupiah, GiroBRI Valas
 Tabungan : BritAma, : FAQ Untung Beliung BritAma, Simpedes,
Simpedes TKI, Tabungan Haji, BritAma Dollar, BritAma Junio

b. PINJAMAN
 Mikro : Kupedes
 Ritel
Kredit Agunan, Kas Kredit Express, Kredit Investasi, Kredit Modal
Kerja, KMK Ekspor, KMK Konstruksi, Kredit BRIGuna, Kredit
Waralaba, Kredit SPBU, Kredit Resi Gudang, KMK Talangan SPBU,
KMK Konstruksi – BO I, Kredit Batubara, KMK Mitra HMCC, Kredit
Mitra WIKA, Kredit Waralaba ALFAMART, Kredit Pemilikan
Gudang, Kredit Pengadaan Tabung Elpiji 3 Kg, KMK Mitra PP, Kredit
Kepada Anggota PDGI, Kredit Kepada PPTKIS & TKI, Kredit
Waralaba Apotik K24
 Menengah : Agribisnis, Bisnis Umum
 Program : KPEN-RP, KKPE-Tebu , KKPE
 Kredit Usaha Rakyat : KUR BRI , KUR TKI BRI
c. JASA BANK
 Jasa bisnis : Bank Garansi, Kliring, Remittance, SKBDN
 Jasa keuangan
Bill Payment, Penerimaan Setoran , Transaksi Online, Transfer dan
LLG
 Jasa lain : Layanan Ekspor , Import
 Kelembagaan : SPP Online , Cash Management BRI
 E-banking
ATM BRI, SMS Banking BRI , Phone Banking BRI, Internet Banking
BRI, e- BUZZ, KIOSK BRI , Mini ATM BRI , BRIZZI MoCash
 Treasury
Foreign Exchange, Money Market , Fixed Income , Produk Derivatif ,
Keunggulan dan Prosedur
 Internasional
BRIfast Remittance, Layanan Bank Koresponden, Layanan Lainnya

d. PRODUK KONSUMER
 Kartu kredit
 Kartu pemilikan rumah (KPR)
KPR BRI , KPR BRI Solusi Rumah Holcim
 Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)
KKB BRI- Mobil Baru & Bekas, KKB BRI DP 0% , KKB BRI-
Refinancing , KKB BRI- Harley Davidson, Simulasi Kredit Multi
Guna (KMG)
 INVESTMENT BANKING
DPLK, ORI & SR, Jasa Wali Amanat, Jasa Kustodian
 PRIORITY BANKING
Produk, Layanan & Privileges, Kartu BRI
 Prioritas, Outlet.
 BRI TOUCH
 BUKOPIN
2.4. Sejarah Berdirinya BRI Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah


bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah
dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk
yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan


nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.
Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah
bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat
dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan
dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008
ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-)
yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan
oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank
BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan
jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor
Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip
Syariah.

VISI BRI Syariah


Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial
sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna.
MISI BRI Syariah
Misi dari BRISyariah adalah sebagai berikut :
 Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan
finansial nasabah. 
 Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
 Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan
dimana pun.
 Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketenteraman pikiran

2.4.1. Produk Dan Layanan BRI Syariah

a. DANA PIHAK KE TIGA


 Tabungan Faedah BRISyariah iB : Tabungan Haji BRISyariah iB,
Tabungan Haji Valas BRISyariah iB, Tabungan Impian
BRISyariah iBTabunganKu, Simpanan Pelajar (SimPel)
BRISyariah iB, Giro BRISyariah iB, Deposito BRISyariah iB
b. Pembiayaan
 Qardh Beragun Emas BRISyariah iB
 KKB BRISyariah iB
 KPR BRISyariah iB
 KMG BRISyariah iB
 Pembiayan Umrah BRISyariah iB

c. Calculator
 Calculator KLM
 Calculator KPR
 Calculator Deposito

d. Business Banking
 Commercial Product
Corporate Funding : Deposito, Giro
Corporate Financing : Pembiayaan Modal Kerja,
Pembiayaan Investasi

e. Treasury

 SUKUK NEGARA RITEL adalah Surat Berharga Negara yang


diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan
Prinsip Syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset
Surat Berharga Syariah Negara, dijual khusus kepada individu
atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual
di Pasar Perdana dalam negeri.

f. SME & Linkage


 Koperasi
 Auto
 Pembiayaan SME

g. Pembiayaan Mikro
h. E-Banking
BRIS menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk
memenuhi kebutuhan Anda akan layanan melalui media elektronik
untuk melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor
cabang dan ATM.
 Produk Electronic Banking BRIS: Kartu ATM dan kartu Debit
BRIS, Kartu Co-Branding BRIS, Cash Management System,
University / School Payment System  (SPP), SMS Banking, BRIS 
Remittance, Electronic Data Capture (EDC) Mini ATM BRIS,
Internet Banking BRISyariah (Internet Banking BRIS)

2.5. Perbandingkan Bank BRI Dan Bank BRI Syariah

Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, tanpa
Bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulitnya menyimpan dan mengirimkan
uang, memperoleh tambahan modal usaha atau melakukan transaksi perdagangan
Internasional secara efektif dan aman. Saat ini banyak orang memperbincangkan
tentang perbankan syariah, yang merupakan salah satu perangkat ekonomi
syariah.
Bank di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Menurut UU RI No.7 Tahun 1992 Bab I pasal 1 ayat 1, “Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkaan
taraf hidup rakyat banyak”.
Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan
sistem perbankan syariah ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta
larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (usaha yang
berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak
islami, dll), dimana hal ini tidak dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
Di Indonesia perbankan syariah dipelopori oleh Bank Muamalat
Indonesia, dan hingga tahun 2008 sudah terdapat 4 institusi bank syariah di
Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit
usaha syariah adalah 19 bank, diantaranya merupakan bank besar seperti Bank
Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem syariah
juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang
104 BPR Syariah. Keberadaan Bank Syariah di Indonesia telah di atur dalam UU
No.10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Sementara itu, Bank Konvensional adalah Bank Umum yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional.
Untuk Pembahasan kali ini kita ambil saja contoh antara BRI dan BRI
Syariah
Pertama – tama akan kita bahas tentang persamaan dari kedua bank tersebut,
yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal
mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal
syarat-syarat umum untuk mendapat pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal,
laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua kegiatan yang
dijalankan pada BRI Syariah sama persis dengan yang dijalankan pada Bank
BRI, dan nyaris tidak ada bedanya.
Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad dan
legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Yang
pertama tentang akad dan legalitas, yang merupakan kunci utama yang
membedakan antara BRI dan BRI Syariah. “innamal a’malu bin niat”,
sesungguhnya setiap amalan itu bergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini
bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada
BRI Syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa
– menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini, justru menerapkan
sistem bagi hasil dari keuntungan jasa atas transaksi riil.
Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam
BRI Syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS)
dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional
bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya
ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan
pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya. Semenjak
tahun 1997, seiring dengan pesatnya perkembangan bank syariah di Indonesia,
dan demi menjaga agar para DPS di setiap bank benar-benar tetap konsisten pada
garis-garis syariah, maka MUI membentuk sebuah lembaga otonom untuk lebih
fokus pada ekonomi syariah dengan membentuk Dewan Syariah Nasional.
Penanganan resiko usaha, BRI Syariah menghadapi resiko yang terjadi
secara bersama antara bank dan nasabah. Dalam sistem BRI Syariah, tidak
mengenal negative spread (selisih negatif). Sedangkan pada Bank BRI, resiko
yang dialami bank tidak ada kaitannya dengan resiko debitur dan sebaliknya.
Antara pendapatan bunga dengan beban bunga dimungkinkan terjadi negative
spread (selisih negatif) dalam sistem Bank BRI.
Kemudian perbedaan lainnya adalah pada lingkungan kerja BRI Syariah. 
Sekali-sekali cobalah kunjungi BRI Syariah, pasti ketika kita memasuki kantor
bank tersebut ada nuansa tersendiri. Nuansa yang diciptakan untuk lebih
bernuansa islami. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkahlaku dari
para karyawannya. Nuansa yang dirasakan memang berbeda, lebih sejuk dan lebih
islami.
Perbedaan utama yang paling mencolok antara BRI Syariah dan Bank
BRI yakni pembagian keuntungan. Bank BRI sepenuhnya menerapkan sistem
bunga atau riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank sebagai mediator
penabung dengan peminjam dilakukan dengan penetapan bunga. Karena nasabah
telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin pengembalian pokok
beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih bunga antara bunga
tabungan dengan bunga pinjaman. Jadi para penabung mendapatkan keuntungan
dari bunga tanpa keterlibatan langsung dalam usaha. Demikian juga pihak bank
tak ikut merasakan untung rugi usaha tersebut.
Hal yang sama tak berlaku di Bank Syariah. Dana masyarakat yang
disimpan di bank disalurkan kepada para peminjam untuk mendapatkan
keuntungan Hasil keuntungan akan dibagi antara pihak penabung dan pihak bank
sesuai perjanjian yang disepakati. Namun bagi hasil yang dimaksud adalah bukan
membagi keuntungan atau kerugian atas pemanfaatan dana tersebut. Keuntungan
dan kerugian dana nasabah yang dioperasikan sepenuhnya menjadi hak dan
tanggung jawab dari bank. Penabung tak memperoleh imbalan dan tak
bertanggung jawab jika terjadi kerugian. Bukan berarti penabung gigit jari tapi
mereka mendapat bonus sesuai kesepakatan.
Dari perbandingan itu terlihat bahwa dengan sistem riba
pada Bank Konvensional penabung akan menerima bunga sebesar ketentuan bank.
Namun pembagian bunga tak terkait dengan pendapatan bank itu sendiri.
Sehingga berapapun pendapatan bank, nasabah hanya mendapatkan keuntungan
sebesar bunga yang dijanjikan saja. Sekilas perbedaan itu memperlihatkan
di Bank Syariah nasabah mendapatkan keuntungan bagi hasil yang jumlahnya
tergantung pendapatan bank. Jika pendapatan Bank Syariah naik maka makin
besar pula jumlah bagi hasil yang didapat nasabah. Ketentuan ini juga berlaku jika
bank mendapatkan keuntungan sedikit.
Salah satu perangkat dalam ekonomi syariah adalah adanya perangkat
bank syariah. Maka pembahasan kali ini adalah mengenai BRI Syariah yang
Memang murni Syariah. Nah yang menjadi pertanyaan besar adalah Apa sih BRI
Syariah itu? Bagaimana cara kerjanya? Apa bedanya BRI Syariah dengan Bank
BRI yang umum banyak berkembang di masyarakat ? Nah disini akan dibahas
mengenai perbedaan Tersebut ;

2.5.1. BRI Syariah


1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah
titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam.
2. BRI Syariah dengan berdasarkan syariah mendorong nasabah untuk
mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran
Islam.
3. Menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelolaan pada
posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah
sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank.
4. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip
keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara
Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha
Bank BRI Syariah.
5. Prinsip bagi hasil:
 Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi.
 Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
 Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
 Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.
 Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang
dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.

2.6. Bank Rakyat Indonesia ( BRI )


1. Pada bank BRI, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh hasil
yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman
(mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan
pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah
(biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga
pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal
ini bank BRI berfungsi sebagai lembaga perantara saja
2. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham,
Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai
keinginan yang bertolak belakang
3. Sistem bunga:
 Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank.
 Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal)
yang dipinjamkan.
 Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah
keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik.
 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah
untung atau rugi

Jadi untuk memberikan gambaran perbedaan antara BRI Syariadengan Bank BRI,
berikut dijelaskan secara garis besar perbedaan tersebut :

Bank BRI :
1. System pendapatan berupa bunga yang sudah ditentukan dimuka  oleh
bank.
2. Hubungan antara nasabah dan bank adalah kreditur – debitur.
3. Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan kebijakan.
4. Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat
tidak ada

Bank BRI Syariah :


1. System pendapatan bukan dengan bunga tetapi dengan prinsip :
mudarabah  ( bagi hasil) waidah (titipan),ijarah ( sewa ), murabahah
( penjualan kembali ).
2. Hubungan antara nasabah dengan bank adalah hubungan kemitraan.
3. Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan prinsip
syariah
( syariah complaiance ).
4. Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat 
harus sesuai dengan fatwa dewan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan

Jadi untuk memberikan gambaran perbedaan antara Bank BRI dengan


Bank BRI Syariah, berikut dijelaskan secara garis besar perbedaan tersebut :

Bank BRI :
1. System pendapatan berupa bunga yang sudah ditentukan dimuka  oleh
bank.
2. Hubungan antara nasabah dan bank adalah kreditur – debitur.
3. Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan kebijakan.
4. Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat
tidak ada

Bank BRI Syariah :


1. System pendapatan bukan dengan bunga tetapi dengan prinsip :
mudarabah
( bagi hasil) waidah (titipan),ijarah ( sewa ), murabahah ( penjualan
kembali ).
2. Hubungan antara nasabah dengan bank adalah hubungan kemitraan
3. Dana nasabah diinvestasikan pada aset-aset yang sesuai dengan prinsip
syariah
( syariah complaiance )
4. Prinsip dasar penghimpunan dana dan penyaluran dana dari masyarakat 
harus sesuai dengan fatwa dewan.

3.2. Saran
Semoga Makalah Ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca..
Karena makalah ini.
Harapan kami kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan
kepada Umat muslim pada khususnya, agar kiranya bertransaksi di Bank Bri
Syariah. karena sistem yang diterapkan itu sesuai dengan syariat Islam. Semoga
kita semua tergolong orang-orang yang berada di jalan Allah SWT. Amin....

Anda mungkin juga menyukai