Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU FALAQ

Kaidah Falakiyah
Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Falaq
Dosen Pengampu: M. Rifa Jamaludin Nasir, M. S.I.

KELOMPOK 6

1. M. Imam Mas’ud 33030170009


2. Ma’rifat Irhaz P. 33030170064
3. Titik Fitriyarini 33030170103
4. Durratul Faridah 33030170127
5. Aaaa
6. Aaaaaaa

HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kaidah Falakiyah” untuk memenuhi
tugas dari Mata Kuliah Ilmu Falak.

Pemakalah berharap bagi para pembaca supaya bisa mengetahui tentang masyarakat dan
hokum Internasional yang ada, sehingga bisa menyerap pembelajaran yang akan disampaikan
dalam makalah ini. Di dalam makalah ini tentu masih ada kekuranagan, oleh karena itu kritik dan
saran bagi pembaca sangat di butuhkan guna proses balajar yang baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Salatiga, 10 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam semesta diciptakan dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan gerakan bintang
termasuk Matahari, Planet, Satelit, Komet, dan benda langit lainnya menyebabkan gerakan benda-
benda langit tersebut, maka manusia dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masa mendatang dengan akurat. Kapan Matahari terbenam, terjadi Bulan purnama, gerhana
Matahari, dan lain-lain dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda langit, maka diperkenalkan


beberapa sistem koordinat. Posisi benda langit seperti Matahari dapat dinyatakan dalam sistem
koordinat tertentu. Selanjutnya nilainya dapat diubah kedalam sistem koordinat yang lain melalui
sesuatu transformasi koordinat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peredaran bumi, bulan dan matahari?
2. Bagaimana hubungan dan pengaruh posisi bumi, bulan dan matahari?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui peredaran bumi, bulan dan matahari.
2. Memahami hubungan dan pengaruh posisi bumi, bulan dan matahari.
BAB II

PEMBAHASAN

Objek suatu ilmu dalam istilah para pengarang “Ma Yubhatsu fi Dzalik Al-‘ilm an ‘Awaridhihi
adz-Dzatiyah” (pembahasan dalam ilmu itu tentang sifat – sifatnya terdapat pada zatnya sendiri).
Yang dimaksud dengan sifat zat (Al-‘Aridhudzdzatiy) adalah hal mengenai sesuatu karena zatnya
(tabi’atnya), seperti matahari memproduksi panas yang hebat sekaligus cahaya yang sangat kuat.

Kitab suci al-qur’an menyatakan :

َ‫ض َو َما ت ُ ْغني ِ اآليَاتُ َوالنُّذ ُ ُر َع ْن قَ ْوم ٓلَ ي ُٔو ِمنُون‬


ِ ‫األر‬ ُ ‫قُل ا ن‬
ّ ‫ظ ُروا َماذَا فِي ال‬
ْ ‫س َم َاواِت َو‬

”Katakanlah (Muhammad): Lihatlah apa yang ada dilangit (arah yang lebih tinggi diluar bumi)
dan dibumi itu sendiri. Tanda – tanda (Kemahakuasaan – ku) dan pernyataan – pernyataan (para
rasul) tidak berguna bagi merek yang tidak beriman.” (QS. Yunus (10):101) 1

‫س ِس َرا ًجا‬ َّ ‫ َو َج َعل َْالقَ َم َر فِي ِه َّن نُ ْو ًرا َو َج َع َل ال‬.‫س َم َاوات ِط َباقًا‬
َ ‫ش ْم‬ َ ُ‫ْف َخلَقَ هللا‬
َ ‫س ْب َع‬ َ ‫أ الم ْت ََر ْوا َكي‬

“Apakah kamu tidak memerhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh lapis langit yang
selaras? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari
sebagai pelita.” (QS. Nuh (71):15-16).

َ ‫َوبَنَ ْينَا فَوقَ ُك ْم‬


‫ َو َجعَلنَا ِس َرا ًج َاوھًا ًجا‬.‫س ْبعًا ِشدَادًا‬

“Dan kami bina diatas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan kami jadikan pelita yang amat
terang (matahari).” (QS. An-Naba (78): 12-13)

Menurut para ahli tafsir, yang dimaksud dengan tujuh lapisan langit adalah garis orbit planet –
planet yang berputar mengelilingi matahari. Hal ini sesuai dengan apa yang ditemukan oleh ahli
astronomi. Dapat juga yang dimaksud dengan tujuh lapis langit adalah lapisan – lapisan langit
yang berbeda – beda yang mengelilingi bumi. Setelah menyempurnakan penciptaan bumi dan
mulai adanya kehidupan diatas permukaannya, maka Allah menciptakan disekelilingnya beberapa

1
A.Khadir,Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta, Amzah 2012. Hlm.18
lapisan udara. Didalamnya terdapat sarana untuk memelihara bumi dari bahaya angkasa luar yang
memancarkan sinar radiasi yang menghanguskan. Juga melindunginya dari berjatuhannya meteor
yang menghancurkan.2

Dengan mengacu makna – makna ketujuh lapisan langit itu tampak merupakan wilayah –
wilayah konsentrasi berbentuk bola yang saling menutup satu sala lain seperti selaput – selaput
bawang dan sesuai satu sama lain.

Menurut Maurice Bucaille, yang dimaksud adalah proyeksi cahaya terhadap suatu benda yang
merenyinari (munir), dari akar kata yang sama dengan perkataan nuur (kata terang digunakan
untuk bulan). Sementara matahari dibandingkan dengan pelita (siraj) atau lampu yang sangat kuat
sinarnya(mahhaj). Masing – masing bintang ini sebagaimana matahari, merupakan sumber energi
yang meradiasikan panas dan sinar. Tidak seperti planet yang hanya memantulkan cahaya dari
matahari. Karena itu Maurice Bucaille kembali menyatakan “planet – planet itu beredar
mengelilingi matahari pada jarak tertentu dan tetap. Bumi termasuk salah satu dari padanya.
Apabila ada yang menduga akan adanya planet lain maka planet tersebut harus berada dalam
sistem matahari”. Planet – planet tersebut memantulkan kembali cahaya matahari yang
diterimannya. Ini sebagai cermin memancarkan cahaya dengan tingkatan yang berbeda – beda
sesuai dengan bentuk permukaan dan susunan lapisan – lapisan udaranya. Ia terlihat seakan – akan
bercahaya. Hal ini berlainan dengan kepercayaan yang dianut luas hingga masa – masa terakhir
bahwa planet memiliki cahaya sendiri.

Sejak dahulu dikenal lima buah planet, yang sering terlihat dengan mata telanjang tanpa
teropong. Yaitu Merkurius (Arab: Utarid), Venus (Arab: Zuhra), Mars (Arab: Marikh), Yupiter
(Arab: Musytari), dan Saturnus (Arab: Zuhal). Setelah itu menurut penyelidikan ternyata bumi
(Arab: Ardh) juga ada sebuah planet lalu dengan bantuan Teleskop, diketahui pula planet Uranus
dan Planet Neptunus. Terahir tahun 1931 M ditemukan kembali sebuah planet kecil, pluto. Jadi
hingga kini baru Sembilan planet yang dikenal manusia. Tentu saja bila ditambahkan dengan
matahari dan bulan jumlahnya menjadi sebelas. Sebagaimana di ungkapkan dalam al-qur’an yang
dilihat Nabi Yusuf dalam mimpinya :

2
Ibid.hlm.19
‫س َو ْالقَ َم َر‬ َّ ‫ت إ ِنّي َرأَيْتُ أَ َحدَ َعش ََرك َْو َكب ًَاوال‬
َ ‫ش ْم‬ ِ ‫ف ٔٓل ِبي ِه َياأ َ َب‬ ُ ‫إذَّقَا َل يُو‬
ُ ‫س‬

“Sesungguhnya aku telah melihat sebanyak sebelas buah planet, termasuk matahari dan bulan.”
(QS. Yusuf (12): 14. 3

Masih menurut al-qur’an: Allah berfirman :

ِ ‫س َما َءالدُّ ْنيا َ ِبزينَة ْالك ََوا ِك‬


‫ب‬ َّ ‫إنَّا زَ يَنَّا ال‬

“Sesungguhnya kami telah menghiasi langit dunia (langit yang terdekat) dengan hiasan planet –
planet.” (QS. Ash-Shaffat(37):6)

Hal ini menunjukkan bahwa gugusan planetlah yang memantulkan cahaya matahari menghiasi
angkasa yang lebih bawah. Perkataan Al-Qur’an “langit yang terdekat dapat diartikan dengan
sistem matahari”. Tentunya diketahui bahwa tidak ada diantara benda – benda langit yang lebih
dekat kepada bumi selain planet. Matahari adalah satu satunya bintang dalam sistem ini
mempunyai nama. Sulit rasanya dapat dimengerti orang, benda langit apa yang dimaksudkan
dalam ayat tersebut bila bukan planet - planet dan ini berarti Al-Qur’an telah menyebutkan adanya
planet umum pengertian modern.

Kajian ilmu falak secara formal ialah benda – benda langit yang terlihat, sebagian diantaranya
sudah disebutkan seperti bintang gemintang dan berbagai planet yang ada. Sedangkan objek
materinya ialah lintasan benda – benda langit (planet) itu sendiri, khususnya peredaran bumi, bulan
dan matarhari yang kaitannya dengan pelakksanaan ibadah ritual sekaligus ibadah sosial makhlul
manusia dipermukaan bumi.4

A. Bumi
Perkataan bumi oleh Al-Qur’an disebutkan sebanyak 361 kali. Diantaranya 352 kali dalam arti
bumi, sejumlah 6 kali berarti negri, lalu 2 kali artinya tanah dan hanya 1 kali diartikan dengan
daerah (yang tak dikenal). Zaghlul Raghib Muhammad An-Najjar, mengungkapkan, sekurang –
kurangnya ada 461 ayat kauniyah didalam Al-Qur’an yang membicarakan tentang bumi.

3
A.Khadir,Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta, Amzah 2012. Hlm.22.

4
Ibid,hlm 23.
Diantaranya 110 ayat yang berhubungan langsung dengan kaidah – kaidah dasar ilmu geologi
(ulumul ardh).
Sebagai mana telah diketahui, bumi adalah salah satu dari planet – planet yang beredar
mengelilingi matahari menurut garis perjalanan yang telah ditentukan. Titik poros putaranya yang
berada di bagian utara dikenal dengan sebutan kutub utara. Dan yang dibagian selatan dinamakan
kutub selatan. Lingkaran diantara kedua kutub yang membagi bumi kedalam dua belahan sama
besarnya adalah khatulistiwa (Ekuator). Dan lingkaran – lingkaran kecil sejajar dengan garis
ekuator yang terus mengecil mendekati kutub disebut garis – garis lintang. Dan garis setengah
lingkaran yang menghubungkan kutub dengan kutub adalah garis bujur, sering disebut meridian.
Garis lintang dari sebuah titik dipermukaan bumi adalah busur dari sebuah bujur yang diukur
kearah utara atau selatan diekuator, pada jajaran lintang yang melewati titik itu. Nilainya berderet
dari 0°diekuator hingga 90° dikutub – kutub. Sementara garis bujurnya adalah bujur ekuator atau
sudut dikutub. Antara bujur Greenwich dan bujur yang melewati titik itu nilainya berderet dari
0°dibujur Greenwich hingga 180° ke timur atau barat. Yang pertama, garis lintang utara dan
selatan selalu ditandai dengan huruf U dan S. sedangkan yang kedua, garis bujur timur dan barat
ditandai dengan huruf T dan B.5
Para ilmuan muslim telah mengukur dengan penuh ketelitian mengenai lingkaran bumi pada
masa Khalifah Abbasiyah, Al-Ma’mun. Lingkarannya adalah 41,248 kilometer. Sedangkan angka
yang diperoleh oleh ilmuan Yunani untuk lingkaran bola bumi adalah 38,340 kilometer. Angka
ukuran lingkaran bumi yang diketahui sekarang ialah 40,070 kilometer. Disini jelas bahwa angka
yang dicapai oleh para ilmuan muslim mendekati angka sebenarnya yang dihitung berdasarkan
computer dan satelit yang bekerja dengan sinar infra merah. Pada abad ke-12, Sanad bin Ali
membuktikan bahwa bumi lebih kecil daripada matahari dan lebih besar daripada bulan. Itulah
bumi yang terapung di angkasa atau jagat raya. Dan apabila diibaratkan, bumi ini bulat seperti
buah semangka dengan diameter 8.000 mil keliling 360° sama dengan 40.070 kilometer. Jadi, satu
derajat (1°) dari keliling bumi sama dengan ± 111,3055556 kilometer (km). 6

5
Ibid. hlm.24.
6
Ibid.hlm.25.
َ ‫قَدْ َج َعا ا َّلَّلُ ِل ُك ِّل‬
‫ش ْي ء قَد ًْرا‬

“Allah telah menentukan ukuran bagi tiap – tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq (65):3)

Sebagai contoh, Allah menciptakan bumi dan menentukan ukurannya, baik dalam hal
pengelompokan planet, besar ukurannya maupun jarak jauhnya dari matahari. Seumpama bumi
letakknya dari matahari lebih jauh dari yang telah ditentukan, semua penghuninya tentu akan mati
kedinginan, dan sekiranya lebih dekat dengan matahari tentu semuanya akan habis terbakar.
Seandainya bumi kita ini lebih kecil bentuk dan ukurannya daripada yang telah menjadi
takarannya, tentu akan kehilangan udara dan airnya (karena lemahnya gravitasi begitu pula halnya
dengan bulan), dan dengan demikian tak mungkin ada kehidupan dibumi. Sekiranya bumi ini lebih
besar bentuk dan volumenya daripada ukuran yang telah ditentukan maka gravitasinya akan
menjadi berlipat ganda, dan semua makhluk hidup dibumi ini akan berlipat ganda pula
timbangannya, sedangkan bumi itu sendiri tidak akan dapat bergerak.

Secara ringkas dapat dikatakan bumi tidak berupa bola sempurna, melainkan agak pepat
dikutub – kutubnya. Jari – jari dikutub bumi adalah 6.356,8 km, sedang jari – jarinya diekuator
adalah 6.378,2 km. pepatnya, bola bumi ini disebabkan pada saat bumi baru terbentuk, bumi belum
terlalu padat.7

Bumi terdiri dari air dan daratan, dengan porsi kurang lebih 71% lautan. Bumi berputar
mengelilingi sumbunya dari barat ke timur atau searah dengan jarum jam yang biasa dikenal
dengan rotasi, sehingga Matahari kelihatan terbit dari timur ke barat. Satu kali putaran bumi
membutuhkan waktu 24 jam dalam sehari, sehingga terjadilah siang dan malam. Daerah yang
melintasi matahari menjadi terang (siang) dan yang membelakangi matahari menjadi gelap
(malam). Karena peredaran bumi ini, di bumi juga terjadi musim dingin dan musim panas, kecuali
di daerah khatulistiwa.

Disamping berputar mengelilingi sumbunya, bumi juga berputar mengelilingi matahari


(revolusi), dimana dalam satu kali putaran menghabiskan waktu 365 hari, yang disebut satu tahun
Syamsiyah. Bumi juga memiliki sebuah satelit, yaitu bulan. Seperti halnya bumi, bulan juga
mengelilingi bumi. Satu kali putaran bulan menhabiskan waktu 354 hari disebut tahun Kamariah.
Pada saat bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi, ada kalanya ketiganya berada

7
A.Khadir,Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta, Amzah 2012. Hlm.27.
dalam satu garis lurus. Jika hal itu terjadi, dan bumi berada di gengan antara bulan dan matahari
maka terjadilah gerhana bulan

Bentuk spheris permukaan bumi telah di postulatkan oleh Pythagoras, seorang ahli
matematika berkebangsaan Yunani yang kemudian di dukung oleh Aristoteles, seorang ahli filsafat
Yunani yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan bumi dalam bentuk yang sempurna, yaitu
bola. Erastosthenes seorang ahli astronomi Mesir yang berasal dari Yunani menemukan cara
menentukan besar bola bumi dengan menentukan radius dari model bumi. Dia mengamati bahwa
sekali dalam tiap tahun, matahari tepat berada diatas sumur Aswan (Syena). Pada saat yang sama,
dia mengukur panjang baying-bayang dari sebuah menara Alexandria

Teori yang berpendapat bahwa bentuk Bumi datar masih diterima hingga abad ke-16 M. Pada
abad ke-17 M berbagai metode pengukuran mulai dikembangkan dan akhimya membuktikan
bahwa bentuk Bumi yang sebenarnya tidak datar, namun bulat. Pada saat itu, ditemukan pula
bahwa diameter polar tidak sama dengan diameter ekuator. Atau dengan kata lain, bentuk Bumi
adalah elips (ellipsoid). Meskipun demikian, pada saat itu belum berhasil dibuktikan apakah
diameter polar lebih besar atau lebih kecil dari diameter ekuator.

Seorang ilmuwan Perancis bernama Cassini telah melakukan pengukuran dari sumbu Utara ke
Selatan dan hasilnya telah membuktikan bahwa terdapat arah polar yang lebih panjang dari arah
ekuator. Atau dengan kata lain, diameter polar lebih besar dari diameter ekuator. Newton telah
melakukan studi teoritis dan berhasil membuktikan bahwa diameter polar lebih kecil daripada
diameter ekuator (equatorial).

Pada tahun 1935 M, Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis telah menugaskan dua tim peneliti
yang melakukan ekspedisi pada dua tempat, yaitu Peru dan Lapland. Kedua Tim ini mempunyai
misi untuk melakukan pengukuran panjang busur dari satu derajat sepanjang meridian dan
dibandingkan dengan panjang busur dengan derajat yang sama pada daerah dekat ekuator
(khatulistiwa). Hasil ekspedisi tersebut membuktikan bahwa jari-jari polar lebih pendek dari jari-
jari ekuator.
Bumi berbentuk bulat telur atau oval (ellips) yang mempunyai garis bujur (meridian). Jika
berputar pada sumbunya, maka Bumi akan membentuk ellipsoid atau spheroid. Bentuk Bulat telur
(ellips) dapat didefinisikan dengan berbagai cara yang salah satunya yaitu definisi secara geodesi.8

B. Bulan
Penyebutan kata bulan (Arab: Al- Qamar, Inggris : Moon, dan latin : Luna) dalam Al-
Qur’an sebanyak 27 kali. Sebenarnya bulan adalah satelit bumi yang selalu mengikuti dan tidak
pernah meninggalkannya, baik disaat bumi berotasi mengelilingi prosesnya maupun waktu beredar
mengelilingi matahari. Bulan berotasi mengelilingi porosnya dengan kecepatan yang sama, seperti
saat mengelilingi bumi. Karena itulah bulan selalu menghadap kebumi dengan satu wajah. Bulan
mengelilingi bumi dalam lintasan yang bentuknya ellips. Tapi jalannya tidak berbentuk lingkaran
sejati. Jarak antara bulan dan bumi rata – rata 384.400 kilometer. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa bulan melakukan revolusi mengelilingi bumi dan juga berotasi disekitar porosnya dalam
waktu 27 ¹/³ hari dalam hubungannya dengan bumi dan 29½ hari dalam kaitannya dengan matahari.
Peredaran yang berlangsung sekali dalam 27 ¹/³ hari itu disebut peredaran sideris, dan yang
berlangsung 29 ½ hari dinamakan peredaran sinodis.
Selama beredar posisi bumi dan bulan terhadap matahari berubah – ubah. Perubahan ini
secara ilmiah diberi istilah fase bulan. (phase of the moon). Pada saat bulan menempati posisi
paling dekat ke matahari, bagian yang mengahadap ke-bumi gelap, tidak kelihatan. Fase ini disebut
“bulan baru” (new moon). Bulan berputar terus maka Nampak fase yang dinamakan “bulan sabit”
(hilal). Ketika posisi bumi dan bulan sama jauhnya dari matahari maka terlihat bulan setengah
penuh. Lalu disambung dengan bulan bungkuk. Saat dari bulan baru ke bulan bungkuk, bisa juga
disebut “bulan muda”. Kemudian terlihat wajah bulan bagaikan piring bundar yang terang
cemerlang. Itulah yang populer dengan sebutan “bulan purnama” (full moon). Pada saat ini bulan
menempati posisi paling jauh dari matahari, dilihat dari bumi. Akhirnya setelah mencapai fase
purnama terjadi proses kebalikan dari bulan muda. Memasuki tahap bulan tua, bulan semakin
menyempit bungkuk, setengah penuh, berbentuk sabit, hingga mencapai fase bulan baru lagi
(bulan mati).9

8
Ahmad Fadholi,”Ilmu Falak Dasar” (Semarang:El-Wafa, 2017) hal.277-278
9
Ibid.hlm 33.
Dari bulan baru sampai bulan purnama dinamai orang dengan bulan timbul. Sedang dari
bulan purnama sampai bulan baru disebut bulan surut. Beberapa ayat Al-Qur’an berikut, sedikit
banyak menginformasikan mengenai pokok bahasa ini seperti :

‫ون ْالقَ ِد ِيم‬


ِ ‫َاز َل َحتَّى َعادَ ك َْالعُ ْر ُج‬
ِ ‫َو ْالقَ َمر َقد ََّرقَد َّْر نَا هُ َمن‬

“Dan tentang bulan, kami telah menetapkan fase – fase (dalam ruang dan waktu) sehingga
(akhirnya) ia kembali lagi seperti bentuk tandan tua.” (QS. Yasin(36):39).

Maksud firman Allah diatas adalah bahwa keadaan bulan itu tidak tetap dalam satu rupa saja.
Bulan dapat tampil dengan berbagai bentuk hingga ia menjadi bulan purnama. Bulan memiliki
bentuk sama pada awal dan akhir peredarannya, yaitu berbentuk sabit. Sebelum purnama
menyerupai sabit dan seseudahnya pun seperti sabit. 10

Diameter bulan sekitar 3.476 Km, atau kira-kira ¼ dari diameter bumi. Sedangkan jarak rata-
ratanya terhadap bumi sejauh 384.400 Km. Hasil tersebut didapat dari pengukuran sudut arah
menuju bulan yang diukur dari dua tempat yang terpisah jauh pada sisi yang berhadapan di bumi
pada waktu yang sama. Jarak dari bumi pada apogee adalah 406.700 Km, sedangkan jarak dari
bumi pada perigee 356.400 Km.

Bulan mempunyai dua gerakan yang sangat penting:

1. Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke arah timur. Dalam
satu kali rotasi, bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi
bumi. Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi sama, maka permukaan bulan yang
menghadap bumi relative tetap. Adanya sedkit perubahan pada permukaan bulan
disebabkan gerak angguk bulan pada porosnya. Gerak angguk ini sangat kecil sekali.
2. Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat kr arah timur. Satu
kali penuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. Waktu
peredaran bulan ini terbagi dua, yaitu:

10
Ibid.hlm.34.
a. Sideris (Syahru nujumi) yaitu waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya.
Revolusi bulan ini dijadikan dasar bulan Kamariah, namun waktu yang
dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
b. Sinodis (Syahru iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (iqtiran)
antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya. Waktu iqtiran ditempuh rata-rata
29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29,53058796 hari atau bulatkan menjadi
29,531 hari.

Bidang yang dipakai bulan dalam mengelilingi bumi disebut falaqul qamar yang memptong
bidang ekliptika dengan variasi kemiringan sebesar 4°57’ sampai 05°20’. Orbit bulan tidak bundar
dan tidak selalu terletak pada bidang yang sama, baik posisi relative terhadap bumi maupun
matahari. Sehingga bagian bulan yang terlihat dari bumi selalu berbeda. Perubahan dalam orbit
bulan terjadi dalam daur-daur.11

C. Matahari
Kata matahari (Arab: asy-syams, Inggris: sun) disebut dalam Al-Qur’an sejumlah 33 kali.
Matahari adalah suatu bintang tipikal yang mengeluarkan sinar sendiri. Ahli – ahli falak menaksir
umur matahari 4½ miliar tahun. Dilihat dari bumi, matahari kelihatan jauh lebih besar dari bintang
- bintang yang lain. Kesulitan yang belum dapat dipecahkan para ahli sampai sekarang mengenai
matahari ini, diantaranya matahari melemparkan lidah api sepanjang tahun, tidak henti – hentinya
setinggi setengah juta kilometer sejak berjuta – juta tahun yang lalu akibat sesuatu yang terbakar
(hitrogen dan helium). Mengapa hitrogen yang secara gradual berubah menjadi helium tidak habis
– habisnya sampai sekarang, berdasarkan perhitungan yang ada, jarak antara matahari dengan
bumi yang paling dekat ± 147 juta kilometer, sedang yang jauh ±152 juta kilometer. Rata – rata =
150 juta kilometer. Jarak rata – rata ini disebut satuan Astronomi (Astronomical Unit). Dan apabila
ukuran – ukuran jarak itu menggunakan diameter bumi sebagai satuan, maka :
Jarak bumi – bulan : 30 x diameter bumi
Diameter bulan : 0,272 x diameter
Jarak bumi – matahari : 11.700 x diameter bumi
Diameter matahari : 109 x diameter bumi

11
Ahmad Fadholi, Op.cit., hlm 274-276
Gerak semu harian matahari (Gerak diunal) dari arah timur ke barat sebenarnya terjadi akibat
gerak rotasi bumi selama 24 jam. Sedang gerak semu tahunan matahari (gerak annual) mengarah
ke timur sekitar 1° busur setiap hari hingga arah terbit dan terbenamnya selalu berubah – ubah
sepanjang tahun dalam masa 365¼ hari. Setiap tanggal 21 Maret dan 23 september terbit dititik
timur dan terbenam dititik barat, dan tiap – tiap tanggal 22 juni paling utara sejauh 23 ½° busur
dari timur atau barat, dan tanggal 22 desember paling selatan sejauh 23 ½° busur.12
Sungguh orang yang mengamati terbit dan terbenamnya matahari mengetahui betul bahwa
matahari terbit pada beberapa tempat yang berlainan ditimur, dan terbenam dibeberapa tempat
yang berbeda pula dibarat menurut musim (panas atau dingin). Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, A. Gunawan Admiranto, menulis dalam mengamati matahari, paara astronomi
belum pernah beranjak jauh dari ekliptika. Mereka hanya bisa mengamati bagian – bagian
matahari yang terletak bukan disekitar kutub – kutub matahari. Hal ini karena orbit bumi terletak
pada bidang yang letaknay hamper berimpit dengan bidang ekuator matahari.
Hasilnya, ilmuan astronomi berkata “ bumi pada beberapa abad terakhir semakin mendekati
matahari secara perlahan – lahan. Sedangkan bulan, jaraknya lebih dekat ke matahari, akan
menjadi korban pertama dari tarikan gravitasi matahari yang menanggalkan bulan dari gravtasi
bumi tidak lagi beredar mengelilingi bumi. Bulan akan pindah mengelilingi matahari sebelum
akhirnya akan beredar bersama pada satu lintasan dengan matahari. Lalu matahari akan menarik
bulan dengan sangat kuat hingga bulan terbelah. Boleh jadi, hal ini merupakan awal kehancuran
alam semesta sebagaimana yang diungkapkan Allah dalam firmannya:

‫ َكالَّ َٓل َوزَ َر‬.‫سانُ ْيو َمئِذ أَيْنَ ْال َمفَ ُّر‬
َ ‫ يَقُو ُل اْ ِٕل ن‬. ‫س َوالقَ َم ُر‬ ّ ‫ َو ُج ِم َح ال‬.‫ف ْالقَ َم ُر‬
ُ ‫ش ْم‬ َ ‫َو َخ‬
َ ‫س‬

“Dan apabila bulan telah hilang cahayanya: pun matahari dan bulan dikumpulkan : pada hari
itu manusia berkata “ ke mana tempat berlari?” seklai – kali tidak! Tidak ada tempat
berlindung!.” (QS. Al-Qiyamah(75)8-11).13

12
Ibid.hlm.37.
13
Ibid.hlm.38
D. HUBUNGAN DAN PENGARUH POSISI BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

Kita senantiasa mengalami pergantian siang dan malam, mengagumi lukisan bintang-
bintang di langit yang senantiasa berganti-ganti, mengalami pergantian musim, Bulan berubah-
ubah bentuknya, bahkan mungkin gerhana, dan lain-lain. Namun seringkali kita tidak pernah
menyadari bahwa semua itu merupakan akibat dari sebuah fenomena gerak Bumi dan Bulan.
Fenomena yang menjadi sebab dari hal tersebutlah yang akan menjadi pembahasan kali ini.

Lintasan Bumi ketika mengorbit Matahari akan melalui bidang maya pada bola langit yang
dinamakan ekliptika. Nama ini digunakan karena gerhana selalu terjadi ketika bulan berada pada
atau sekitar bidang ini. Sementara bidang ekuator langit yang merupakan perluasan dari ekuator
Bumi memotong bidang ekliptika dengan sudut kemiringan 23 27’ (Slamet Hambali: 2012,204).
Akibat posisi dan peredaran Bumi, Matahari, dan Bulan mengakibatkan berbagai fenomena alam
diantaranyan:

1. Peredaran semu harian benda langit


Setiap hari kita mengamati peredaran Matahari dan benda-benda langit melintas
dari timur ke barat. Pergerakan Matahari dan benda-benda langit dari timur ke barat
disebut sebagai peredaran semu harian benda langit. Ini karena pergerakan yang kita
amati bukan semata-mata disebabkan oleh pergerakan Matahari dan benda-benda
langit tersebut, melainkan disebabkan oleh rotasi Bumi dari arah barat ke timur.
2. Pergantian siang dan malam
Belahan Bumi yang terkena sinar Matahari mengalami siang, sebaliknya yang
tidak terkena sinar Matahari mengalami malam. Karena Bumi berotasi terus
menerus dari barat ke timur, maka setengah bagian Bumi yang terkena sinar Matahari
selalu bergiliran. Dengan kata lain, pada suatu tempat dalam sehari selalu terjadi
pergantian siang dan malam.
3. Perbedaan waktu
Garis bujur adalah garis khayal yang sejajar dengan garis tengah kutub Perbedaan

waktu bergantung pada derajat garis bujurnya. Tempat-tempat yang bebeda bujur 1o

akan berbeda 4 menit (360o : 1440 menit) atau berbeda 1 jam dalam 15o garis

bujur (360o : 24 jam). Pembagian waktu berdasarkan garis bujur ditetapkan pada
acuan garis bujur 0o yang berada di kota Greenwich. Setiap garis bujur yang

jauhnya 15o, di sebelah barat akan lebih lambat 1 jam sedangkan di sebelah timur
akan lebih cepat 1 jam. Waktu pada bujur standar dinamakan waktu standar atau
waktu lokal. Waktu yang ditunjukkan oleh bujur standar yang lebih ke barat lebih
kecil daripada waktu yang ditunjukkan oleh bujur standar yang lebih ke timur. Batas

penanggalan internasional ialah tempat-tempat yang terletak pada bujur 180o, di


mana tempat di timur dan di barat bujur ini akan berbeda waktu satu hari.
4. Pembelokan arus laut
Karena arus-arus permukaan laut disebabkan oleh angin, maka seperti halnya
angin, arus lau juga disimpangkan oleh rotasi Bumi. Arus laut dipaksa membelok
searah jarum jam (ke kanan) di laut-laut belahan Bumi utara dan berlawanan arah
jarum jam (ke kiri) di laut-laut belahan Bumi selatan.
5. Gerhana Matahari dan Bulan
Bulan berotasi dan revolusinya selalu terhadap Bumi sehigga kita selalu melihat
muka yang sama pada Bulan. Tetapi karena posisi Bulan dan Bumi relatif terhadap
Matahari, Bulan pun memiliki fase, yaitu perbedaan cahaya Matahari yang diterima
Bulan selama revolusinya terhadap Bumi dan Bulan. Pada suatu saat, posisi Bulan,
Bumi, dan Matahari akan segaris, sehingga di Bumi terjadi gerhana. Gerhana
Matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Jika cahaya
Matahari hanya sedikit terhalang Bulan, maka disebut gerhana Matahari sebagian.
(Muhayyidin Khazin: 2004,185-186).
6. Pasang Surut Air Laut
Gravitasi Bumi menyebabkan Bulan beredar pada orbitnya seperti gravitasi
Matahari menjaga Bumi bergerak tetap pada orbitnya. Gravitasi Bulan dan Matahari
menyebabkan pasang di Bumi. Air yang tepat di bawah Bulan menjadi lebih dekat ke
Bulan daripada ke pusat Bumi.
7. Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
Gerak revolusi Bumi juga mengakibatkan rasi bintang yang berbeda dari bulan ke
bulan. Rasi bintang adalah kumpulan beberapa bintang yang membentuk pola tertentu.
8. Fase Bulan
Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang berbeda-beda saat diamati dari Bumi (sabit,
kuartil, gibous, purnama). Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya
Matahari. Setengah bagian Bulan yang menghadap Matahari akan terang, dan
sebaliknya setengah bagian yang membelakangi Matahari akan gelap. Akan tetapi fase
bulan yang terlihat dari Bumi bergantung pada kedudukan relatif Matahari, Bulan, dan
Bumi. Pada dasarnya gambaran fase-fase Bulan terjadi akibat perubahan sudut dari
garis yang menghubungkan Matahari-Bumi-Bulan sewaktu Bulan mengorbit
(mengelilingi) Bumi. Karena adanya revolusi bulan mengelilingi Bumi, maka hal itu
menyebabkan efek seolah-olah bentuk Bulan berubah-ubah. Bentuk-bentuk tersebut
berubah secara periodik dalam waktu 30 hari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bumi
Sebagai mana telah diketahui, bumi adalah salah satu dari planet – planet yang
beredar mengelilingi matahari menurut garis perjalanan yang telah ditentukan. Bumi
adalah tempat dimana kita tinggal dan merupakan satu-satunya planet dalam tata surya
yang berpenghuni. Setelah wahana antariksa yang membawa kamera berhasil diluncurkan
cukup jauh dari Bumi, maka dapat diketahui bahwa Bumi terlihat kebiru-biruan.
2. Bulan
Bulan adalah satelit Bumi yang merupakan satelit ala terbesar ke 5 di Tata Surya.
Begitu halnya Bumi, Bulan tidak mempunyai sumber cahaya dan cahaya Bulan
sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bulan mempunyai dua gerakan yang
sangat penting: Rotasi bulan dan Revolusi Bulan.
3. Matahari
Matahari merupakan bola api yang sangat besar dan mengeluarkan panas serta
cahaya yang berwarna biru, putih dan kuning dan orange (antara kuning dan merah).
Diameter Matahari kira-kira 1.400.000 Km atau lebih dari 100 kali diameter Bumi. Bumi
dan j8ga beberapa Planet yang ada di dekatnya beredar mengelilingi Matahari. (Berdnard
S. Cayne:2005,66)
4. HUBUNGAN DAN PENGARUH POSISI MATAHARI, BUMI, DAN BULAN

 Peredaran semu harian benda langit


 Pergantian siang dan malam
 Perbedaan waktu
 Pembelokan arus laut
 Gerhana Matahari dan Bulan
 Pasang Surut Air Laut
 Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
 Fase Bulan
DAFTAR PUSTAKA

A.Khadir,Formula Baru Ilmu Falak, Jakarta, Amzah 2012.

Ahmad Fadholi,”Ilmu Falak Dasar” (Semarang:El-Wafa, 2017)

Anda mungkin juga menyukai