Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Proses Pelaksaan Kliring” dengan tepat waktu.
Makalah “Proses Pelaksaan Kliring” disusun guna memenuhi tugas Ibu Dwi Retno Puspita
Sari M.Si.
Pada mata kuliah Pratikum Laboratorium Keuangan Syariah di Institut Agama Islam
Negeri Metro. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tugas Ibu Dwi
Retno Puspita Sari M.Si. selaku dosen mata kuliah Pratikum Laboratorium Keuangan Syariah
, tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan lapang
dada. Dan akhirnya semoga makalh ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Kauangan Lainnya, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
1
5
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.,CIISA., CIFRS, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta :
PT Grasindo,Anggota IKAPI,2019), hal 67
6
Ade Arthesa dan Adie Handiman, Bank dan Lemhaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta :
PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006), hal. 97-99
2. Bank-bank yang mempunyai kelebihan dana (idle) dapat menjadikan dana tersebut
untuk earning assets dalam rangka memdapat retabilitas yang optimal dengan cara
meminjam hanya untuk waktu yang relatif pedek.
3. Untuk mcmajukan dan memperlancar lalu lintas antar bank diseluruh Indonesia.
4. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman
dan efisien.
5. Salah situ pelayanan bank kepada nasabah masing-masingnya, terutama dalam hal
kemanan dan biaya yang di keluar.7
C. Jenis-Jenis Kliring
a. Kliring Manual
Kliring manual adalah proses kliring yang dilakukan dengan menghadirkan
petugas kliring yang disediakan oleh penyelenggara kliring dan melakukan
pertukaran warkat-warkat kliring secara manual.
Secara teknis pelaksanaannya, kliring dapat diuraikan sebagai kegiatan
perhitungan utang piutang diantara bank peserta kliring secara terpusat dengan cara
saling menyerahkan warkat kliring untuk memperluas lalu lintas pembayaran dengan
cara giral. Proses kliring manual secara sederhana yaitu sebagai berikut :
1. Warkat dicatat dalam list kliring sesuai bank peserta kliring.
2. Nominal di list kliring dibuatkan rekapitulasi kliring.
3. Atas penyerahan kliring dibuatkan bilyet kliring ke Bank Indonesia beserta
4. Warkat penyerahan.
5. Menerima warkat penarikan kliring on hand dari bank lain beserta bilyet dan
6. Rekap warkat penarikan kliring.
b. Kliring Semi otomasi
Kliring semi otomasi adalah kliring lokal yang perhitungan dan pembuatan bilyet
saldo kliring dilakukan secara otomasi melalui alat bantu komputer, namun pemilihan
warkat tetap dilakukan secara manual oleh bank peserta kliring.
c. Kliring Elektronik
Kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada data
7
Ibid
keuangan elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada
penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
D. Jenis-jenis Warkat Yang Memerlukan Kliring
Warkat kliring adalah permintaan nasabah bank untuk. penagihan piutangnya
berupa uang giral atau pembayaran kewajibannya melalui LLP modern dalam suatu
lembaga kliring, warkat kliring harus dinyatakan dalam rupiah (valuta sendiri) dan yang
dikeluarkanoleh batik peserta kliring. Semua warkat yang di kliringkan harus dicap
kliring, nama bank dan jumlah bank bersangkutan. Stempel harus memuat sebutan
kliring, singkatan nama bartanggal kliring, dan nomor kode kelompok kliring.
Warkat kliring adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas pembayaran
giral yang diperhitungkan dalam kliring. Adapun warkat kliring yang dimaksud adalah :
1. Cek.
2. Bilyet giro.
3. Wesel bank.
4. Surat bukti penerimaan transfer dari luar kota.
5. Lalu lita giral.
6. Nota kredit.8
a. Warkat Debit Kliring
Warkat debit adalah warkat-warkat penagihan piutang uang giral (cek,bilyet giro,
wesel. draft L/C dan lain-lain) yang disetorkan nasabah kepada bank peserta kliring untuk
ditagih pada bank penerbitnya.
Warkat debit masuk (incoming clearing) adalah warkat uang giral dari bank
bersangkutan yang di terima bank lain.
Warkat debit keluar (outgoing clearing) adalah warkat uang giral dari bank
lainnya yang disetorkan pada hank untuk ditagih kepada bank penerbitnya. mialnya uang
giral ban X di setokan kepada bank Y maka untuk :
1. Bank X termasuk warkat debit musuk uang akan dibayarnya.
2. Bank termasuk warku debit keluar yang akin diterima pembayaran.
b. Warkat Kredit Kliring
8
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan. (Jakarta : PT.Raja Galindo Persada, 2004, Cet. 3, had.
150-155
Warkat kredit adalah warkat-warkat perintah pembayaran yang diberikan nasabah
kepada bank untuk membayar kewajibannya melalui kliring bank lainnya. Warkat kredit
masuk adalah warkat kredit kliring yang diterima dari bank peserta kliring lainnya.
Warkat kredit keluar adalah warkat kredit yang diterima suatu bank untuk dibayar
melalui kliring kepada bank lainnya. Jika nilainya positif berarti menang kliring
sedangkan nilainnya negatif berarti kalah kliring. Jadi ada empat macam warkat kliring,
yaitu dua warkat kliring masuk dan dua warkat kliring keluaryang akan diperhitungkan,
dilunasi, dan dipertukarkan di lembaga kliring. 9 Perhitungan kliring apakah suatu batik
menang atau kalah kliring di hitung dengan rumusan sebagai berikut :
Rumus perhilungan kliring :
(debit keluar + kredit masuk)-(debit masuk +kredit keluar)
Jika nilainya positif berarti menang kliring sedangkan jika negatif berarti kalah kliring.
Apabila banknya menang kliring dia harus mampu memproduktifkan kemenangannya
dengan baik misalnya melalui interbank call money market (call money) kepada browing
bank. Jangka waktu call money paling lama tujuh hari. Jika belum dibayar call money
berubah menjadi kredit biasa, artinya harus punya agunan dan bayar provisi kreditnya
dan jika banknya kalah kliring kekalahan ini mengakibatkan jaminan kliringnya kurang
sehingga kekurangannya harus segera disetorkan apabila manejer bank tidak dapat
menyetorkan kekurangannya bank yang bersangkutan tersebut akan diskors dari
kliring.dan bank yang diskors dari kliring maka akan menimbulkan kekacauan dalam lalu
lintas pembayaran modern, akibatnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
bekurang.
E. Istilah-Istilah Kliring
1. Penyeleggara Kliring
Penyelenggara kliring adalah pihak yang mengkordinasikan kegiatan kliring.
Penyelenggara kliring di Indonesia di pegang oleh bank Indonesia, baik kantor pusat dan
kantor bank Indonesia yang tersebar diheberapa daerali. jika dalam wilayah kliring
tertentu tidak ada kantor bank Indonesia, maka bank Indonesia akan menunjuk salah satu
bank (biasanya bank milik penierintah) yang mementihi syarat-syarat tertentu.
2. Wilayah Kliring
9
Kasmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persaada, 2001), Cet.2, hal.
112-113
Wilayah kliring adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh bank Indonesia
sebagai tempat diadakainya kliring. Wilayah tersebut dikenal sebagai tempat
penyelenggara kliring lokal yang biasanya setingkat kota atau kabupaten.
3. Peserta kliring
Peserta kliring adalah bank yang berada diwilayah kliring tertantu yang telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank Indonesia. Dalam proses kliring
manual, peserta kliring akan diwakili oleh seorang petugws khusus yang disebut dengan
clearingman atau clearinggirl.
4. Jaminan kliring
Rekening giro khusus milik batik pada bank Indonesia yang hanya dapat
digunakan apabila rekening giro operasional bank yang bersangkutan pada bank
Indonesia tidak cukup untuk menutup kekalahan kliring.
5. Kliring manual
Kliring manual adalah proses kliring yang dilakukun dengan sebab tertentu
,alasan penolakan antara lain: menghadirkan petugas kliring disuatu tempat yang
disediakan oleh penyelenggara kliring dan melakukan pertukaran warkat-warkat kliring
secara manual.
6. Kliring Otomasi
Kliring otomasi adalah kliring yang dilakukan dengan menggunakan perangkat
yang bekerja secara otomatis perangkat yang digunakan adalah MICR reader sorter dan
AHCR encoder. Warkat kliring hams nienienuhi standar dari segi ulcuran,benruk,kualitas
kertas ,mutu cetakan,dan sandi-sandi kliring. Kliring otomasi diselenggarakan disuatu
wilayah kliring, banyaknya jumlah peserta kliring sehingga kliring manual menemui
banyak kesulitan. Badan kliring otomasi memberikan dasar bagi system pemindahan
dana secara elektronik di Amerika serikat fungsi ACH (Automated learing house) sama
dengan badan kliring yang biasa kecuali bahwa pemindah bukuan dananya dilakukan
oleh denyutan elektronik yang tersimpan pada pita magnetic computer bukan pada cek
yang terbuat dari kertas. Perkembangan badan kliring otomatis telah memungkinkan
untuk melakukan sejumlah system pemindahan bukuan dana secara elektronik.10
7. Tolakan kliring
10
Ibid
Tolakan kliring adalah ketidaksediaan bank tertagih (bank yang menerima warkat
kliring dari bank lain) untuk membayar tagihan masuk oleh sebab-sebab tertentu, alasan
penolakan antara lain :
a. Saldo tidak cukup.
b. Rekening telah ditutup.
c. bea materai belum/tidak terpenuhi.
d. Tandatangan tidak cocok dengan specimen.
e. Sudah kadaluwarsa.
f. Warkat diblokir.
g. Jumlah dalam huruf dan angka tidak cocok.
h. Tanda tangan meragukan.
i. Tanggal efektif bilyet giro belum sampai.11
8. Cek
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat kepada bank tertarik untuk membayar
sejumlah uang yang tertulis di dalamnya. Cek dapat diitunaikan langsung pada kasir bank
atau di kliringkan. Jam untuk pertukaran cok-cek ditetapkan Jam 10 pagi setiap hari
kerja. Masing-masing bank peserta menyiapkan cek-cek untuk kliring itu dengan
menyoror semua item-item kedalam kelompok-kelompok yang mewakili bank-bank
peserta alat bank mana item-item itu ditarik. Masing-masing kelompok kemudian di
daftarkan dan dimasukkan kedalam sebuah paket atau amplop yang mencantumkan nama
bank yang mengajukan bank yang kena tarik dan total jumlah cek di lampirkan.
9. Bilyet giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari pemegang rekening kepada bank untuk
memindah bukukan dana kepada rekenig orang lain pada bank yang sama, atau pada bank
lain. Bilyet giro dapat di kliringkan, tetapi tidak dapat di tunaikan pada kasir bank.
10. Nota debet
Nota debet yaitu warkat yang digunakan untuk menagih atau membebani nasabah
bank lain.
11
Ibid.hal 153
Nota kredit yaitu warkat yang digunakan untuk mengirimkan atau memindahkan
dana bukan tunai kepada nasabah bank lain.
12. Surat keterangan penolakan
Surat keterangan penolakan (SKP) yaitu surat keterangan tentang alasan
penolakan suatu warkat dalam kliring.
F. Ketentuan Peraturan Kliring Menurut Bank Indonesia
Secara garis besar, ketentuan umum dalam penyelenggaraan kliring nasional yang akan
dikembangkan sebagai berikut:
1. Cek dan bilyet giro (BG) yang diterbitkan oleh suatu kantor bank yang berada disuatu
wilayah kliring dapat dikliringkan diwilayah kliring lain di seluruh Indonesia
sepanjang:
a. Cek dan bilyet giro tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah mendaftar sebagai
peserta kliring nasional.
b. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
c. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
d. Menstabilkan nilai mata uang rupiah.
G. Perhitungan Kalah dan Menang Kliring
Tidak dipungkiri bahwa dalam proses kliring dapat terjadi menang atau kalah.
Peristiwa menang kliring artinya bank yang bersangkutan pada akhir masa kliring
memiliki tagihan keluar (kliring keluar) lebih besar dari tagihan yang masuk (kliring
masuk). Sedangkan untuk bank yang tagihan masuknya lebih besar dari tagihankeluarnya
dikatakan sebagai kalah kliring. Atau dapat juga dikatakan jika jumlahmutasi kredit lebih
besar dari jumlah mutasi debet dikategorikan sebagai menangkliring, sedangkan jika
jumlah mutasi debet lebih besar dari jumlah mutasi kredit dapat dikaterogikan sebagai
kalah kliring.
Dalam pelaksanaan kliring sebuah bank akan mempunyai kemungkinan kalah
atau menang kliring dalam pelaksanaan kliring. Yang dimaksud dengan menang kliring
adalah bila jumlah warkat kli ring keluar lebih besar dari warkat kliring masuk, sehingga
mutasi kredit lebih besar dari jumlah mutasi debet. Dalam hal ini saldo di Bank Indone
sia atau pada bank penyelenggara kliring akan bertambah.12
12
James Julianto Irawanto, S.H., m.H., Surat Berharga Suatu Tinjauan Yuridis Dan
Praktis, (Jakarta : KENCANA, 2016),hal. 153
Di atas kita tahu bahwa bank-bank peserta kliring dapat saja melakukan tolakan
kliring dengan alasan-alasan yang mungkin terjadi sebagai berikut:
1. kesalahan administratif seperti warkat yang sudah kedaluarsa (untuk bilyet giro, terjadi
apabila warkat tersebut sudah melebihi tanggal jatuh temponya),belum waktunya ditarik,
endosemen tidak menuruti peraturan, bea meterai belumdipenuhi, tanda tangan tidak
sama dengan specimen atau meragukan, perbaikanatau coretan tidak ditandatangani oleh
penarik, salah pengisian pada kolom-kolom yang tersedia, antara nomor dan nama
pemegang rekening tidak sesuai.
2. Kesalahan catat seperti penulisan angka untuk jumlah tidak sama dengan penulisan
jumlah dalam huruf.
3. Terjadi pemblokiran oleh pihak-pihak yang berwenang.
4. Saldo rekening nasabah yang tidak cukup (Bila terjadi saldo nasabah tidakcukup, bank
akan memberikan peringatan kepada nasabahnya sesuai denganketentuan yang berlaku
dan dengan memberikan tembusan kepada Bank Indonesia. Bila keadaan tersebut
berulang kembali, maka nama nasabah tersebutakan masuk dalam daftar hitam bank-bank
peserta kliring sampai masalahnyaselesai menurut peraturan yang berlaku).
Setelah proses kliring berjalan selama sehari, pada sore harinya masing masing bank
membuat perhitungan kliring untuk hari tersebut. Perhitung an kliring dilakukan setiap
hari, untuk mengetahui apakah bank tersebut menang kliring atau kalah kliring. Bagi
bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan warkat kliringnya melebihi pembayaran
warkat kliringnya, sehingga terdapat saldo kemenangan. Sebaliknya, bagi bank yang
kalah kliring justru pembayaran warkat kliring lebih besar dari pe nerimaan warkat
kliringnya.
Bagi bank yang menang kliring menunjukkan prestasi bank tersebut da lam membina
nasabahnya, dan sebaliknya bagi bank yang kalah kliring akan menutup sejumlah
kekalahan kliring tersebut pada hari yang ber sangkutan dan apabila tidak dapat ditutupi,
maka bank yang kalah kliring tersebut dapat memperoleh pinjaman call money yang
waktunya relatif singkat.13
Contoh Metode Perhitungan Kliring
Berikut ini merupakan transaksi yang dilakukan antara Bank Siti dan Bank Karman :
Bank Siti Bank Karman
13
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.,CIISA., CIFRS, Dasar-Dasar Perbankan,
(Jakarta : PT Grasindo,Anggota IKAPI,2019), hal 68-67
Cek A- 10 Juta Cek G= 5 juta
Cek B- 12 Juta Cek H= 4 juta
Cek C- 3 Juta Bilyet Giro X= 3 Juta
Cek E- 3 Juta Nota kredit y= 8 juta
Nota kredit A- 10 Juta Nota kredit Z= 3juta
Nota kredit f- 2 juta
Berikut ini merupakan perhitungan kliring antara Bank Siti dan Bank Karman (dalam
jutaan rupiah)
Warkat RK Bank Siti RK Bank Karman
Transaksi Bank Siti Mencairkan cek A 10 -10
Mencairkan cek B 12 -12
Mencairkan cek C 3 -3
Mencairkan cek E 3 -3
Nota Kredit A -10 10
Nota kredit F -2 2
Transaksi Bank Karman Mencairkan cek G -5 5
Mencairkan cek H -4 4
Mencairkan giro X -3 3
Nota kredit Y 8 -8
Nota kredit Z 3 -3
Total Kliring 15 -15
Berdasarkan table diatas Bank Siti menang kliring sebesar Rp 15.000.000 sedangkan
Bank Karman Kalah kliring sebesar Rp -15.000.000.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kliring berasal dari kata to clear artinya pelunasan utang piutang sesama bank anggota
kliring yang dikoordinasikan oleh bank sentral (bank Indonesia) di dalam lembaga kliring.
Kliring adalah sarana perhitungan hutang piutang antar bank peserta kliring guna
memperluas dan mernperlancar lalu linters pembayaran giral dalam suatu wilayah tertentu
yang ditetapkan oleh bank Indonesia.
Tujuan pembentukan kliring untuk membantu mengarahkan dana-dana masyarakat guna
menunjang pelaksanaan pembayaran dan stabilisasi moneter.
Jenis-Jenis Kliring :
1. Kliring Manual
2. Kliring Semi otomasi
3. Kliring Elektronik
Jenis-jenis Warkat Yang Memerlukan Kliring :
1. Warkat Debit Kliring
2. Warkat Kredit Kliring
Istilh – Istilah Klitir :
1. Wilayah Kliring
2. Peserta kliring
3. Jaminan kliring, dll
Ketentuan Peraturan Kliring Menurut Bank Indonesia Cek dan bilyet giro (BG) yang
diterbitkan oleh suatu kantor bank yang berada disuatu wilayah kliring dapat dikliringkan
diwilayah kliring lain di seluruh Indonesia sepanjang.
Yang dimaksud dengan menang kliring adalah bila jumlah warkat kliring keluar lebih
besar dari warkat kliring masuk, sehingga mutasi kredit lebih besar dari jumlah mutasi
debet. Dalam hal ini saldo di Bank Indone sia atau pada bank penyelenggara kliring akan
bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Kauangan Lainnya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM.,CIISA., CIFRS. 2019. Dasar-Dasar Perbankan.
Jakarta : PT Grasindo,Anggota IKAPI,2019
Ade Arthesa dan Adie Handiman. 2006. Bank dan Lemhaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta :
PT. Indeks Kelompok Gramedia
James Julianto Irawanto, S.H., m.H.. 2016. Surat Berharga Suatu Tinjauan Yuridis Dan Praktis.
Jakarta : KENCANA, 2016