Oleh
KELOMPOK 7
FAKULTAS TARBIYAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang “PROSEDUR DASAR
PEMBAYARANINTERNATIONAL”.ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu
apapun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang antar Negara, yaitu tidak lain
adalah yang dimaksud dengan melaksanakan pembayaran internasional, ini merupakan hasil
evolusi yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. 1 Mengenai bagaimana transaksi
pembayaran antar Negara dapat dilaksanakan, peranan kebiasaan, lembaga-lembaga finansial
yang tersedia, konvensi internasional, dan peraturan-peraturan hukum yang berlaku dinegara
bersangkutan sangat besar peranannya.
Sekalipun seperti disebutkan, bahwa peraturan hukum yang berlaku disuatu Negara
dapat mempengaruhi prosedur pembayaraan luar negeri yang harus ditempuh oleh warganya,
namun pengaruh tersebut tidak pernah mendasar. Oleh karena itulah kiranya mudah dipahami
dan lebih bermanfaat apabila perhatian lebih ditunjukkan kepada uraian mendasar,daripada
menekuni secara terperinci peraturan-peraturan konkrit yang mengaturnya yang pada
umumnya sering mengalami perubahan-perubahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Transaksi pembayaran dan transaksi pembiayaan?
2. Bagaimanakah cara-cara pembayaran internasional?
3. Bagaimana pembayaran dengan surat wesel dagang?
4. Bagaimana pembayaran dengan tunai?
5. Bagaimana pembayaran dengan Letter of credit?
1
Rivai, V. (2013). Islamic riskmanagementfor Islamic bank. Gramedia Pustaka Utama.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila ketiga kejadian tersebut diatas belum terealisir seluruhnya dan sepenuhnya
maka transaksi jual beli belum dapat dikatakan berakhir. Transaksi pembayaran dapat
dilaksanakan sebelum, sesudah atau pada saat terjadinya penyerahan barang. 3 Jika
pelaksanaan terjadi mendahului penyerahan barang, berarti pembeli yang membiayai
transaksi, apabila terjadinya sesudah penyerahan barang maka si penjual yang membiayai
2
Amanda, N. S., &Aslami, N. (2022). Analisis Kebijakan Perdagangan Internasional.
JournalEconomyAndCurrency Study (JECS), 4(1), 14-23.
3
Pekerti, R. D., &Herwiyanti, E. (2018). Transaksi Jual Beli Online dalam Perspektif Syariah Madzhab Asy-
Syafi’i. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi, 20(2).
2
transaksi. Apabila pembayaran dilakukan pada saat penyerahan barang, tidak lagi ada
masalah pembiayaan transaksi.
Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya pertukaran mata uang
suatu Negara dengan mata uang Negara lainnya. Secara importir Indonesia membeli barang
dari seorang eksportir Amerika. Maka pembayarannya dilakukan menggunakan mata uang
Amerika atau Dollar, padahal mata uang yang berlaku bagi seorang importir adalah Rupiah.
Untuk seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dollar
terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer
kepada eksportir di Amerika.
Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan
mata uang lainnya di pasar valuta asing (Valas), maka permintaan suatu mata uang akan
merupakan penawaran terhadap mata uang lainnya. Misalnya kita melakukan pertukaran US
$ dengan rupiah, maka permintaan terhadap US $ merupakan penawaran rupiah, maka
sebaliknya penawaran rupiah merupakan permintaan terhadap US $.
4
https://www.dictio.id/t/apa-saja-faktor-yang-menyebabkan-terjadinya-pembayaran-
internasional/104042
3
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri,seorang pengusaha dapat
menggunakan beberapa cara. Cara-cara ini antara lain :
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang ( Commercial bills of exchange)
b. Pembayaran tunai (Cash)
c. Pembayaran dengan Letters of Credit (L/C)
d. Rekening Terbuka (Open Account)
Dalam transaksi surat wesel dimana tertulis ‘to the order of ourselves’ atau ditulis
‘harap dibayar kepada kami sendiri’, maka pihak drawer dan pihak payee nya adalah orang
yang sama, yaitu penjual. Sedangkan untuk surat wesel yang berbentuk ‘acceptance draft’ ,
5
Buhang, J. (2013). Tanggungjawab Bank Atas Penggunaan Cek Sebagai Alat Pembayaran. LexPrivatum,
1(2).
4
drawee dan acceptornya adalah orang yang sama yaitu impotir. 6
Surat wesel yang juga disebut ‘commercialbillofexchange, commercialdraft’ atau ‘tradebill’,
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penggolongan didasarkan kepada ada tidaknya dokumen yang harus dilampirkan pada
surat wesel. Dengan dasar tersebut, bisa dibedakan:
a. clean draft, yaitu surat wesel yang ditarik tanpa disertai dengan jaminan
dokumen barang.
b. documentary draft, yaitu surat wesel yang disertai dengan jaminan dokumen
pengiriman serta asuransi daripada barang.
Dokumen yang biasa disertai pada surat wesel adalah Konosemen (bill of
lading), Polis asuransi, Faktur (invoice), packing list dan certificate of origin.
2. Penggolongan didasarkan pada jangka waktu pembayarannya, jangka waktu
pembayaran surat wesel biasanya disebut ‘tenor’ atau ‘usance’. Dengan dasar ini surat
wesel digolong-golongkan:
a. Sight draft atau surat wesel atas tunjuk yaitu surat wesel yang harus dibayar
pada saat surat wesel diperlihatkan kepada ’ drawee’ atau paling lambat dalam
waktu dua puluh empat jam terhitung pada saat penunjukkannya.
b. Arrival draft, yaitu surat wesel yang dibayar sesaat setelah barangnya datang.
c. Date draft, yaitu surat wesel yang pembayarannya dilakukan pada tanggal
tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut.
Date draft lebih banyak disukai oleh importer sebab jatuh temponya ditentukan
dengan pasti; dan oleh karena itu pada umumnya juga ‘negotiable’ dalam bentuk date draft,
jangka waktu pembayaran biasanya ditetapkan tidak kurang dari 30 hari dan tidak lebih dari
180 hari. 7 Sebaliknya, arrivaldraft jatuh temponya tidak dapat ditentukan sebelumnya, sebab
jatuh temponya tergantung kepada kedatangan kapal yang mengangkut barang-barang yang
dijual belikan. Oleh karena itu pada umumnya arrival draft adalah non-negotiable.
6
https://maspinter.blogspot.com/2015/12/cara-cara-pembayaran-international.html?m=1
7
Redjeki, F. (2017). The RoleofAcceptance in
ExpeditingExportPaymentTransactionsUsingUsanceDocumentaryCredit. Jurnal Techno-Social
Ekonomi, 10(1), 1979-4835.
5
1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengdakan kesepakatan kontrak jual beli
atas sejumlah barang, dengan syarat-syarat pembayaran tertentu.
2. barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut tertentu yang telah
disepakati sebelumnya.
3. Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remitting bank (bank di negara
eksportir yang dipercaya untuk melakukan penagihan kepada bank di Negara
importir)
4. Remitting bank melakukan Collection order (penagihan) dengan menyertakan
dokumen-dokumen yang dikirm kepada collecting bank (bank yang di nergara impor
yang akan melakukan pembayaran barang)
5. Collection bank menyerahkan dokumen-dokumen surat wesel dagang kepada importir
6. Importir menerima dokumen-dokumen atau menyetujui serta melakukan pembayaran
7. Collection bank melakukan aseptasi atau pembayaran kepada remitting bank
8. Remitting bank melakukan aseptasi atau pembayaran kepada eksportir.
8
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/ISI%20KOmplet-2_hal%20%20414.pdf
9
https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/pembayaran-tunai-pengertian-keuntungan-dan-
kekurangan/ar-AA14wCPU
6
1. Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang
dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk
barang yang dipesan.
2. Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang
diterima.
3. Adapun kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran
pihak eksportir
4. Karena pengekspor berada ditempat yang jauh, maka keadaan pengekspor
(bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
Selain itu ada pihak-pihak lainnya dalam transaksi letter of credit yang sifatnya
membantu memperlancar pelaksanaan transaksi :
10
Futihasari, A. (2009). Sistem pembayaran Internasional pada CV. TitonGarment&Craft di Yogyakarta.
11
Rumengan, R. V. (2021). Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Terhadap Penggunaan LetterofCredit (L/C)
Dalam Transaksi Perdagangan Internasional. LexPrivatum, 9(3).
7
1. Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing
bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran atau kredit tersebut
2. Notifying bank adalah yang atas permintaan issuing bank akan memberitahukan
kepada beneficiary bahwa telah dibuka L/C untuknya.
3. Negotiating bank yaitu bank dinegara eksportit (penjual) yang membayar atau
mengakseptir surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
4. Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan Pelayaran/Penerbangan)
untuk dibeberapa negara dengan perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat
seperti truk, kereta Dll).
12
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/letter-of-credit
8
2. Sesudah ada persetujuan tersebut importir mengajukan permohonan pembukaan L/C
dengan cara mengisi formulir yang disajikan oleh bank ditempatnya dan kemudian
diserahkan kepada bank tersebut.
3. Kalau bank memandang bahwa kredit kepada importir cukup terjamin, maka bank
menerbitkan ‘letter of credit’. Letter of credit ini kemudian dikirimkan kepada bank
cabangnya di negara eksportir.
4. Kalau bank yang menerima “letter of credit” tersebut menyetujui kredit tersebut maka
olehnya eksportir diberitahu bahwa atas permintaan importir telah dibuka letter of
credit untuknya.
5. Setelah eksportir menyerahkan semua dokumen-dokumen eksportir dapat menerima
pembayaran atas surat wesel yang ditariknya atas issuing bank. Yang mengadakan
pembayaran atau akseptasi ini adalah bank yang menerima dokumen-dokumen
tersebut.
6. Surat wesel beserta dengan semua dokumen yang diperlukan oleh conforming bank
dikirimkan kepada issuing bank. Oleh karena dalam contoh surat wesel
pembayarannya baru dilaksankan sesudah 90 hari, maka bank hanya memberi
akseptasi saja atas surat wesel tersebut. Dengan diakseptirnya surat wesel tersebut
pada umumnya surat wesel dapat diperjualbelikan.
7. Kalau barang sudah sampai ditempat importir, bank dapat memberi izin kepada
importir untuk menerima barang tersebut. Bank dapat juga meminta kepada importir
untuk menandatangani trust receipt, yang merupakan perjanjian bahwa sebelum
pembayaran seluruhnya dilaksanakan oleh importir hak milik atas barang ada
ditangan bank. Dengan cara ini biasanya barang tersebut disimpan dalam gudang dan
surat untuk mengeluarkan barang dari gudang diurus sendiri oleh bank. Kalau
importir ingin mengambil barang tersebut dari gudang, misalnya dengan maksud
untuk menjual atau untuk memakainya, terlebih dahulu ia harus mendapatkan izin dari
bank.
8. Sesudah 3 bulan lewat, tiba saatnya bagi importir untuk membayar seluruh hutangnya
kepada bank. Apabila importir telah membayar surat wesel tersebut dan issuing bank
telah menyelesaikan pembayarannya kepada conforming bank maka berarti bahwa
transaksi letter of credit telah berakhir. Andaikan terjadi importir tidak melunasi
seluruh kewajibannya maka kerugian yang timbul akan dipikul bersama oleh issuing
bank dan confirming bank.
9
Adapun Keuntungan pembayaran menggunakan L/C antara lain: 13
1. Importir/pembeli akan menerima barang dan membayar dengan harga pasti sesuai
dengan syarat-syarat didalam L/C.
2. Eksportir/penjual akan menerima pembayaran atas penyerahan barang dengan pasti
sesuai dengan syarat-syarat dalam L/C.
3. Memberikan rasa aman untuk eksportir/importir atas hak dan kewajiban masing-
masing
13
Afriastuti, O. M. (2009). Penggunaan letterofcredit (l/c) pada PT. Kusumahadi Santosa di Jaten
Karanganyar.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transaksi pembayaran yaitu transaksi yang terjadi apabila pembayaran dilakukan
pada saat penyerahan barang anatara penjual dan pembeli. Sedangkan transaksi pembiayaan
yaitu transaksi yang terjadi apabila pembayaran dilakukan sebelum atau sesudah penyerahan
barang antara penjual dan pembeli. Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar
negeri,seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Caranya antara lain yaitu
Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang ( Commercial bills of exchange),Pembayaran tunai
(Cash), Pembayaran dengan Letters of Credit (L/C), dan Rekening Terbuka (Open Account).
Surat wesel dagang merupakan cara yang paling umum dipakai, yaitu surat yang
ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada waktu tertentu dimasa mendatang.
Pembayaran Tunai (cash Payment) dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau
cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar
bahwa barang yang telah dikapalkan oleh eksportir.
Pembayaran dengan cara letter of credit,wesel ditarik kepada bank bukan kepada
importir, sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Letter of Credit atau Commercial of
Credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang
di mana bank sendiri yang mengekspotir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir).
Pembayaran dengan cara Rekening Terbuka adalah cara yang membiayai transaksi
perdagangan internasional dimana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa
adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Cara ini merupakan kebalikan dari
cash. Sebab dengan cara open account barang telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai
surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa
waktu atau terserah kebijaksanaan importir.
11
Daftar Pustaka
Rivai, V. (2013). Islamic risk management for Islamic bank. Gramedia Pustaka Utama.
Amanda, N. S., & Aslami, N. (2022). Analisis Kebijakan Perdagangan Internasional. Journal
Economy And Currency Study (JECS), 4(1), 14-23.
Pekerti, R. D., & Herwiyanti, E. (2018). Transaksi Jual Beli Online dalam Perspektif Syariah
Madzhab Asy-Syafi’i. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi, 20(2).
Buhang, J. (2013). Tanggungjawab Bank Atas Penggunaan Cek Sebagai Alat Pembayaran.
Lex Privatum, 1(2).
Futihasari, A. (2009). Sistem pembayaran Internasional pada CV. Titon Garment & Craft di
Yogyakarta.
Rumengan, R. V. (2021). Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Terhadap Penggunaan Letter
of Credit (L/C) Dalam Transaksi Perdagangan Internasional. Lex Privatum, 9(3).
Redjeki, F. (2017). The Role of Acceptance in Expediting Export Payment Transactions
Using Usance Documentary Credit. Jurnal Techno-Social Ekonomi, 10(1), 1979-4835.
Afriastuti, O. M. (2009). Penggunaan letter of credit (l/c) pada PT. Kusumahadi Santosa di
Jaten Karanganyar.
https://www.dictio.id/t/apa-saja-faktor-yang-menyebabkan-terjadinya-pembayaran-
internasional/104042
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/ISI%20KOmplet-2_hal%20%20414.pdf
https://maspinter.blogspot.com/2015/12/cara-cara-pembayaran-international.html?m=1
https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/pembayaran-tunai-pengertian-keuntungan-
dan-kekurangan/ar-AA14wCPU
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/letter-of-credit
12