Disusun oleh
Kelompok 9
Nama : 1. Salsabila (1813031014)
2. Dhea Clara. S (1813031025)
3. Rode Mareta (1813031031)
4. Fatwa Dewi B (1853031004)
Kelas :A&B
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen : 1. Dr. Erlina Rufaidah, M.Si.
2. Rahmawati, S.Pd., M.Pd.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Pembayaran Internasional” dengan semaksimal mungkin. Shalawat serta salam tak
lupa kita junjung agungkan terhadap Nabi besar kita Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir kelak.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si dan Ibu
Rahmawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Internasional yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan kami serta
memberikan waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Walaupun kami sadari dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami berharap makalah yang yang di susun ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun pembaca. Baik dalam rangka memberi wawasan ataupun
pengetahuan. Kami sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata kami tutup kata pengantar
ini dengan kata maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Pengertian Metode Pembayaran dalam Perdagangan Internasional Error!
Bookmark not defined.
2.2. Jenis-Jenis Metode Pembayran Internasional ............................................3
2.2.1 Pembayaran di Muka (Advance Payment)..........................................4
2.2.2 Perhitungan Kemudian (Open Account) .............................................8
2.2.3 Wesel Inkaso (Collection Draft) .........................................................9
2.2.4 Konsinyasi (Consigment) ..................................................................10
2.2.5 Letter of Credit (L/C) ........................................................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari metode pembayaran dalam perdagangan
internasional?
2. Apa saja jenis-jenis metode pembayaran internasional?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pembayaran di muka (Advance Payment)
2. Perhitungan kemudian (Open Account)
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
4. Konsinyasi (Consigment)
5. Letter of Credit (L/C)
6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai
dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pada dasarnya pemerintah tidak membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain
berdasarkan kesepakatan bersama, bahkan memberikan kelonggarang-kelonggaran
agar frekuensi kegiatan perdagangan internasional semakin meningkat untuk
menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional.
Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi
perdagangan dapa memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang dipandang
sesuai dan memberikan banyak keuntungan
4
b. Dengan cara ini, importir menanggung beberapa macam resiko.
Yaitu resiko mengenai sesuai tidaknya barang yang akan datang
dengan barang yang dipesan, resiko keterlambatan datangnya
barang dan resiko yang timbul dari jujur tidaknya pihak eksportir
c. Pembeli juga menanggung resiko yaitu kemungkinan penjual tidak
mengirimkan barang yang telah dibayarnya. Jika hal tersebut terjadi
pembeli tidak mempunyai bukti otentik untuk dapat menuntut
penjual melalui pengadilan.
5
teresebut oleh pihak bank domestik sebagai drawer dilakukan
dengan menggunakan kata-kata sandi.
c. L/C tunai
Merupakan suatu alat pembayaran yang dikeluarkan oleh bank
dimana bank memberikan wewenang kepada seseorang atau suatu
badan yang namanya disebut dalam L/C tersebut untuk menulis cek
atau menarik surat wesel atas sejumlah uang tertentu yang harus
dibayar bilamana diminta.
Pembayaran dengan menggunakan L/C tunai ini biasanya dilakukan
dalam keadaan dimana importir tidak mau membayar harga barang
yang diimpornya sebelum barang yang dipesannya meninggalkan
negara pengekspor dan dimana eksportir menolak mengirimkan
barang ke negara pengimpor sebelum ia memperoleh kepastian atas
terselenggaranya pembayaran dengan segera.
d. Traveler’s L/C
Merupakan surat dagang dimana bank memberikan otoritas kepada
seseorang seperti yang ditunjuk dalam L/C tersebut untuk menarik
surat wesel atas tunjuk terhadap bank yang mengeluarkan L/C
dengan cara menunjukan L/C tersebut kepada pihak bank
korespondensinya di negara lain. L/C semacam ini banyak
dipergunakan oleh pedagang-pedagang yang keluar negeri dengan
maksud berbelanja barang-barang dagangan berupa barang-barang
kelontong.
e. Traveler’s check
Banyak digunakan oleh wisatawan. Travelers Check tersebut oleh
para wisatawan dapat ditukarkan dengan mata uang negara dimana
travelers check tersebut diuangkan atau ditukarkan dengan mata
uang lainnya tergantung kepada aturan yang berlaku di negara
bersangkutan, pada bank-bank atau bahkan mungkin juga dapat
langsung dibelanjakan di toko-toko besar di negara tertentu yang
lembaga-lembaga finansialnya sudah cukup maju.
6
Pada azasnya, travelers check merupakan surat wesel yang ditarik
oleh sebuah bank yang memerintahkan dirinya sendiri untuk
memberikan sejumlah uang atas tunjuk kepada orang yang namanya
dicantumkan dalam travelers check tersebut.
Agar travelers check diterima oleh kebanyakan bank di negara lain,
perlu dipenuhi syarat : (1) adanya kepercayaan yang cukup besar
dari bank-bank di berbagai negara terhadap bank atau lembaga
keuangan yang menerbitkan travelers check tersebut, (2) nilai yang
tercantum dalam travelers check dinyatakan dalam mata uang kuat
dan (3) travelers check tersebut tidak mudah dipalsu
f. International money order
Mirip dengan banker’s sight draft , perbedaanya yang pokok ialah
kalau dalam banker’s sight draft bank yang menarik surat wesel
harus memiliki saldo pada bank yang bertindak sebagai drawee,
dalam money order hal itu tidak diperlukan. Untuk transaksi money
order biasanya transfer yang harus dibayar oleh pihak pengirim uang
relatif sangat rendah.
g. Cek perorangan (personal check)
Dalam artian yang luas, yang dimaksdu dengan cek perorangan
meliputi disamping cek yang dikeluarkan oleh orang perorangan
juga cek yang dikeluarkan lembaga-lembaga non-bank. Bagi
pengirim, pembayaran dengan cara ini sangat menguntungkan.
Disamping mudah, penerbitan rekeningnya di bank tendensinya
memakan waktu cukup lama. Dari penerima di lain pihak, transaksi
seperti ini kurang menguntungkan, sebab untuk menguangkannya
memakan waktu.
h. Uang kertas dan uang logam
Seperti halnya pembayaran dengan menggunakan cek perorangan,
transaksi dengan menggunakan mata uang asing yang dapat berupa
uang kertas atau uang logam relatif sangat kecil. Pada umumnya
yang melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang asing
ialah wisatawan.
7
2.2.2 Perhitungan kemudian (Open Account)
Metode open account ini merupakan salah satu cara membiayai transaksi
perdagangan internasional dan bukan merupakan cara melaksanakan
pembayaran. Dari segi pembiayaan transaksi perdagangan, metode open
account dapat dipandang sebagai lawan dari pada metode pembayaran di
muka. Dalam sistem pembayaran ini, pihak eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta
pembayaran. Commercial invoice atau faktur dipakai sebagai tanda hutang.
Pembayaran dilakukan setelah barang tersebut laku atau setelah satu/tiga
bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai perjanjian yang disepakati.
Sistem pembayaran ini dapat terjadi apabila :
a. Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir
b. Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim kepada pembeli
c. Eksportir kelebihan dana
d. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang transfer pembayaran impor tersebut ke dalam rekening
eksport
Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran ini antara lain :
8
Disamping kelemahan-kelemahan tersebut, cara pembayaran open account
ini mempunyai segi-segi yang menguntungkan yaitu :
9
telah dilakukan oleh importir, masih ada resiko yaitu tidak adanya
pembayaran pada saat jatuh tempo jadi Importir bisa saja membayar
dalam waktu yang sangat lama bahkan tidak melakukan pembayaran
apa-apa (fraud) dan tidak mengambil document ekspor pada tempat
Importir melakukan Banking.
Cara pembayaran ini biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang telah
saling percaya dan telah menjalin kerjasama dalam jangka waktu yang
relatif lama. Cara pembayaran collection draft ini diatur dalam URC
(Uniform Rules for Collection) edisi terakhir.
Dalam sistem ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan
importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Hal ini
terjadi karena pengiriman barang belum menemukan pembeli. Penjualan
barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas (Free Market)
atau Bursa Dagang (Commodites Exchange) dengan cara lelang.
Untung & rugi pembayaran dengan konsinyasi biasanya cara ini paling
menguntungkan bagi importir karena tidak perlu modal yang besar untuk
menjual barang, modal yang dikeluarkan paling hanya space untuk gudang
atau tempat menjualnya. Sedangkan bagi eksportir timbul resiko, antara lain
kemungkinan lamanya modal tertahan karena menunggu sampai terjualnya
barang, atau adanya keterlambatan pembayaran walau barang sudah terjual.
Untuk mengurangi resiko, eksportir dapat menggunakan jasa "bonded
warehouse" (entreport) sebagai pihak yang menyimpan barang untuk
dititipkan sampai barang terjual.
10
2.2.5 Letter of Credit (L/C)
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli
barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir.
Pihak yang terkait dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang
mengeluarkan l/c), beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam
praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank, yaitu bank di negara
eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional
menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan,
antara lain sebagai berikut:
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan
yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:
Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.
Tanggal expired L/C.
Tanggal pengapalan.
Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan
transhipment atau partial shipment.
11
(eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C
tersebut kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli.
Dokumen-dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada
advising bank dan duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Pembuka kredit
(importir) membayar semua kewajiban kepada issuing bank setelah
dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim
dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang
dari pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi
lebih mudah, aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta
resiko dapat dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir
L/C juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan
oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Metode
pembayaran internasional merupakan suatu cara atau metode yang digunakan
dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya transaksi ekonomi atau
perdagangan internasional antar-Negara. Di Indonesia, berdasarkan ketentuan
pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tentang Tata Cara Ekspor
Impor dan Lalu Lintas Devisa, cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor
dapat dilakukan dengan :
1. Pembayaran di muka (Advance Payment)
2. Perhitungan kemudian (Open Account)
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
4. Konsinyasi (Consigment)
5. Letter of Credit (L/C)
6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri
sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli
13
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Rifka & Khairani. 2019. Pelaksanaan Perjanjian Ekspor-Impor Bibit Kurma
Dengan Metode Pembayaran Di Muka (Advance Payment). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Bidang Hukum Keperdataan. Vol.3 (1). Hal. 22-33.
14