Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN JUDUL

METODE PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Disusun oleh
Kelompok 9
Nama : 1. Salsabila (1813031014)
2. Dhea Clara. S (1813031025)
3. Rode Mareta (1813031031)
4. Fatwa Dewi B (1853031004)

Kelas :A&B
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen : 1. Dr. Erlina Rufaidah, M.Si.
2. Rahmawati, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Pembayaran Internasional” dengan semaksimal mungkin. Shalawat serta salam tak
lupa kita junjung agungkan terhadap Nabi besar kita Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir kelak.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si dan Ibu
Rahmawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Internasional yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan kami serta
memberikan waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Walaupun kami sadari dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.

Kami berharap makalah yang yang di susun ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun pembaca. Baik dalam rangka memberi wawasan ataupun
pengetahuan. Kami sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata kami tutup kata pengantar
ini dengan kata maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Pengertian Metode Pembayaran dalam Perdagangan Internasional Error!
Bookmark not defined.
2.2. Jenis-Jenis Metode Pembayran Internasional ............................................3
2.2.1 Pembayaran di Muka (Advance Payment)..........................................4
2.2.2 Perhitungan Kemudian (Open Account) .............................................8
2.2.3 Wesel Inkaso (Collection Draft) .........................................................9
2.2.4 Konsinyasi (Consigment) ..................................................................10
2.2.5 Letter of Credit (L/C) ........................................................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern sekarang
ini, menyebabkan orang-orang serta para pengusaha menginginkan segala
sesuatunya bersifat praktis dan aman, khususnya dalam bidang perdagangan.
Dalam transaksi perdagangan yang berskala internasional yang lebih dikenal
dengan istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang
sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-
pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Dalam prakteknya
tidak jarang timbul masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha,
dikarenakan terpisah oleh batas kenegaraan (geopolitik), struktur geografi,
sosial dan demografi, yang menyebabkan adanya karakteristik bentuk transaksi,
baik bentuk perjanjian maupun bentuk pembayarannya.
Kegiatan perdagangan internasional yang meliputi transaksi ekspor dan
impor dapat dilaksanakan dengan baik, apabila hubungan pembayarannya dapat
diselenggarakan dengan lancar dan terjamin bagi semua pihak. Pembayaran
berarti setiap pelaksanaan atau pemenuhan perjanjian secara sukarela; misalnya,
pembayaran sejumlah uang, melaksanakan pekerjaan oleh buruh dan lain
sebagainya. Sebagaimana ditentukan juga dalam Pasal 1513 KUH Perdata, yang
berbunyi : “Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian, pada
waktu dan di tempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.” Dalam
perjanjian jual beli, pembayaran yang harus dilakukan oleh seorang pembeli
harus berupa uang, sebab kalau tidak berupa uang, maka perjanjian tersebut
bukan merupakan perjanjian jual beli, melainkan merupakan perjanjian jenis
lain, misalnya perjanjian tukar menukar dan sebagainya. Adapun cara
pembayaran yang lazim dilakukan ialah dengan cara yang tidak langsung,
artinya melalui jasa perbankan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari metode pembayaran dalam perdagangan
internasional?
2. Apa saja jenis-jenis metode pembayaran internasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode pembayaran dalam
perdagangan internasional.
2. Untuk memahami jenis-jenis metode pembayaran internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembayaran dalam Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional selalu menimbulkan 2 aktifitas utama yaitu


ekspor dan impor. Dari aktifitas ekspor impor ini kemudian timbullah pertanyaan
bagaimana cara melakukan pembayaran dalam transaksi perdagangan tersebut.
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh
negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan
kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Metode pembayaran
internasional merupakan suatu cara atau metode yang digunakan dalam
menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya transaksi ekonomi atau perdagangan
internasional antar-Negara. Sebelum membahas cara-cara pembayaran dalam
perdagangan internasional, baik kita tahu terlebih dahulu faktor penyebab
terjadinya perdagangan internasional ini. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pembayaran internasional diantaranya sebagai berikut :

1. Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) terpisah oleh batas negara


2. Adanya perbedaan mata uang pada masing-masing negara
3. Komunikasi antar negara dengan teknologi mutakhir begitu cepat, namun
pengangkutan barang terutama yang berbobot berat, tinggi dan berukuran
besar masih menyita waktu

Pembayaran internasional pada umumnya dilaksanakan melalui Bank. Hal ini


karena cara pembayaran secara tunai dirasa kurang praktis jika digunakan untuk
lalu lintas perdagangan internasional. Oleh karena itu muncullah cara-cara
pembayaran yang lain.

2.2 Jenis-Jenis Metode Pembayaran Internasional

Di Indonesia, berdasarkan ketentuan pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun


1982 tentang Tata Cara Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa, cara pembayaran
dalam transaksi ekspor impor dapat dilakukan dengan :

3
1. Pembayaran di muka (Advance Payment)
2. Perhitungan kemudian (Open Account)
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
4. Konsinyasi (Consigment)
5. Letter of Credit (L/C)
6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai
dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Pada dasarnya pemerintah tidak membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain
berdasarkan kesepakatan bersama, bahkan memberikan kelonggarang-kelonggaran
agar frekuensi kegiatan perdagangan internasional semakin meningkat untuk
menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional.
Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi
perdagangan dapa memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang dipandang
sesuai dan memberikan banyak keuntungan

2.2.1 Pembayaran di Muka (Advance Payment)

Pembayaran di muka (Advance Payment) ini dilakukan dengan cara


pembeli membayar harga barang sebelum barang tersebut diterimanya atau
dikirimkan kepadanya. Ini berarti bahwa pembeli telah memberika kredit
kepada penjual (buyer’s credit), sehingga penjual dengan kredit tersebut
dapat menyiapkan barang yang akan dikirimkannya kepada pembeli.
Setelah barang dikirimkan, si penjual mengirim dokumen pengangkutan
disertai invoice yang mencantumkan pembayaran telah dilakukan di muka.
Cara ini tentunya sangat menguntungkan penjual karena selain penjual
mendapatkan kredit, ia juga menerima pembayaran atas barang yang dijual
tanpa adanya resiko.

Namun cara pembayaran seperti ini mempunyai beberapa kelemahan, antara


lain sebagai berikut :

a. Untuk pembelian barang tersebut, importir harus menyediakan dana


walaupun barang yang dibelinya belum diterimanya.

4
b. Dengan cara ini, importir menanggung beberapa macam resiko.
Yaitu resiko mengenai sesuai tidaknya barang yang akan datang
dengan barang yang dipesan, resiko keterlambatan datangnya
barang dan resiko yang timbul dari jujur tidaknya pihak eksportir
c. Pembeli juga menanggung resiko yaitu kemungkinan penjual tidak
mengirimkan barang yang telah dibayarnya. Jika hal tersebut terjadi
pembeli tidak mempunyai bukti otentik untuk dapat menuntut
penjual melalui pengadilan.

Dengan demikian, cara semacam ini tidak banyak dipakai dalam


perdagangan internasional. Cara pembayaran semacam ini biasanya
disyaratkan oleh eksportir dimana importir belum dikenal oleh eksportir
atau dimana eksportir kurang percaya akan kredibilitas importir.

Ada beberapa metode pembayaran transaksi advance payment ini, yaitu


dengan menggunakan :

a. Surat wesel bank atas tunjuk


Biasa disebut bankers sight draft, dapat didefinisikan sebagai surat
perintah yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada
bank korespondennya di negara lain untuk membayar sejumlah uang
tertentu yang disebutkan dalam surat wesel, kepada si pembawa
surat wesel atau kepada pihak tertentu seperti yang disebutkan di
dalamnya.
b. Telegraphic transfer
Biasa disingkat dengan menggunakan singkatan T/T, prinsipnya
tidak berbeda dengan wesel bank atas tunjuk seperti yang diuraikan
diatas. Perbedaan antara kedua cara pembayaran tersebut hanya
terletak pada cara yang dipergunakan untuk mengirimkan berita
kepada pihak payee.
Kalau surat wesel bank, pemberitahuan kepada payee biasanya
dilakukan dengan menggunakan pengiriman lewat pos, sedangkan
transaksi telegraphic transfer berita pembayaran dikirimkan lewat
telex. Dengan sendirinya pengiriman berita perintah pembayaran

5
teresebut oleh pihak bank domestik sebagai drawer dilakukan
dengan menggunakan kata-kata sandi.
c. L/C tunai
Merupakan suatu alat pembayaran yang dikeluarkan oleh bank
dimana bank memberikan wewenang kepada seseorang atau suatu
badan yang namanya disebut dalam L/C tersebut untuk menulis cek
atau menarik surat wesel atas sejumlah uang tertentu yang harus
dibayar bilamana diminta.
Pembayaran dengan menggunakan L/C tunai ini biasanya dilakukan
dalam keadaan dimana importir tidak mau membayar harga barang
yang diimpornya sebelum barang yang dipesannya meninggalkan
negara pengekspor dan dimana eksportir menolak mengirimkan
barang ke negara pengimpor sebelum ia memperoleh kepastian atas
terselenggaranya pembayaran dengan segera.
d. Traveler’s L/C
Merupakan surat dagang dimana bank memberikan otoritas kepada
seseorang seperti yang ditunjuk dalam L/C tersebut untuk menarik
surat wesel atas tunjuk terhadap bank yang mengeluarkan L/C
dengan cara menunjukan L/C tersebut kepada pihak bank
korespondensinya di negara lain. L/C semacam ini banyak
dipergunakan oleh pedagang-pedagang yang keluar negeri dengan
maksud berbelanja barang-barang dagangan berupa barang-barang
kelontong.
e. Traveler’s check
Banyak digunakan oleh wisatawan. Travelers Check tersebut oleh
para wisatawan dapat ditukarkan dengan mata uang negara dimana
travelers check tersebut diuangkan atau ditukarkan dengan mata
uang lainnya tergantung kepada aturan yang berlaku di negara
bersangkutan, pada bank-bank atau bahkan mungkin juga dapat
langsung dibelanjakan di toko-toko besar di negara tertentu yang
lembaga-lembaga finansialnya sudah cukup maju.

6
Pada azasnya, travelers check merupakan surat wesel yang ditarik
oleh sebuah bank yang memerintahkan dirinya sendiri untuk
memberikan sejumlah uang atas tunjuk kepada orang yang namanya
dicantumkan dalam travelers check tersebut.
Agar travelers check diterima oleh kebanyakan bank di negara lain,
perlu dipenuhi syarat : (1) adanya kepercayaan yang cukup besar
dari bank-bank di berbagai negara terhadap bank atau lembaga
keuangan yang menerbitkan travelers check tersebut, (2) nilai yang
tercantum dalam travelers check dinyatakan dalam mata uang kuat
dan (3) travelers check tersebut tidak mudah dipalsu
f. International money order
Mirip dengan banker’s sight draft , perbedaanya yang pokok ialah
kalau dalam banker’s sight draft bank yang menarik surat wesel
harus memiliki saldo pada bank yang bertindak sebagai drawee,
dalam money order hal itu tidak diperlukan. Untuk transaksi money
order biasanya transfer yang harus dibayar oleh pihak pengirim uang
relatif sangat rendah.
g. Cek perorangan (personal check)
Dalam artian yang luas, yang dimaksdu dengan cek perorangan
meliputi disamping cek yang dikeluarkan oleh orang perorangan
juga cek yang dikeluarkan lembaga-lembaga non-bank. Bagi
pengirim, pembayaran dengan cara ini sangat menguntungkan.
Disamping mudah, penerbitan rekeningnya di bank tendensinya
memakan waktu cukup lama. Dari penerima di lain pihak, transaksi
seperti ini kurang menguntungkan, sebab untuk menguangkannya
memakan waktu.
h. Uang kertas dan uang logam
Seperti halnya pembayaran dengan menggunakan cek perorangan,
transaksi dengan menggunakan mata uang asing yang dapat berupa
uang kertas atau uang logam relatif sangat kecil. Pada umumnya
yang melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang asing
ialah wisatawan.

7
2.2.2 Perhitungan kemudian (Open Account)
Metode open account ini merupakan salah satu cara membiayai transaksi
perdagangan internasional dan bukan merupakan cara melaksanakan
pembayaran. Dari segi pembiayaan transaksi perdagangan, metode open
account dapat dipandang sebagai lawan dari pada metode pembayaran di
muka. Dalam sistem pembayaran ini, pihak eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta
pembayaran. Commercial invoice atau faktur dipakai sebagai tanda hutang.
Pembayaran dilakukan setelah barang tersebut laku atau setelah satu/tiga
bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai perjanjian yang disepakati.
Sistem pembayaran ini dapat terjadi apabila :
a. Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir
b. Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim kepada pembeli
c. Eksportir kelebihan dana
d. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang transfer pembayaran impor tersebut ke dalam rekening
eksport

Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran ini antara lain :

1. Resiko bagi eksportir sangat besar disebabkan tidak


dipergunakannya dokumen-dokumen yang menjamin pembayaran
tersebut.
2. Eksprtir harus membiayai seluruh transaksi tersebut
3. Resiko yang timbul akibat adanya perubahan kurs devisa dalam cara
ini juga sangat besar
4. Kelemahan lain sistem pembayaran ini yaitu, bahwa pihak eksportir
tidak mendapat perlindungan karena tidak adanya kepastian dari
pihak importir untuk membayar barang dagangan yang telah
dikirimkannya. Sehingga memicu perselisihan.
5. Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan biaya bagi eksportir.

8
Disamping kelemahan-kelemahan tersebut, cara pembayaran open account
ini mempunyai segi-segi yang menguntungkan yaitu :

a. Prosedurnya sangat sederhana.


b. Karena prosedur yang sederhana tesebut, maka biaya pelaksanaannya
akan rendah.
c. Bagi importir cara semacam ini sangat menguntungkan sebab untuk
transaksi ini importir tidak perlu menyediakan modal.

2.2.3 Wesel Inkaso (Collection Draft)

Yang dimaksud dengan cara pembayaran collection draft adalah penagihan


pembayaran dari pembeli dilakukan melalui Bank, yaitu pengiriman
dokumen ekspor kepada importir (tertarik/tertagih/drawee) dengan
menggunakan jasa Bank untuk menagih pembayarannya. Jadi eksportir baru
memperoleh pembayaran setelah dananya tertagih atau dibayar oleh
importir.

Penyerahan dokumen kepada importir didasarkan pada :

a. D/P (Document against Payment): penyerahan dokumen kepada


importir dilakukan apabila importir telah membayD/A (Document
against Acceptance): penyerahan dokumen kepada importir dilakukan
apabila importir telah menerima weselnya. Untung‑rugi cara
pembayaran collection draft yaitu cara pembayaran ini lebih
menguntungkan pembeli (importir), karena pemesanan barang tidak
diikuti dengan kewajiban menyetor dana. Bagi eksportir, cara
pembayaran ini tidak menguntungkan karena tidak adanya kepastian
pembayaran oleh importir. Walaupun kepemilikan barang masih tetap
ditangan eksportir, resiko yang dihadapi adalah jika importir menolak
melakukan pembayaran / akseptasi meskipun barang dan dokumen
sudah dikirim.

Eksportir akan mengalami kesulitan untuk mengurus barang‑barang


yang sudah berada di luar negeri. Demikian pula walaupun akseptasi

9
telah dilakukan oleh importir, masih ada resiko yaitu tidak adanya
pembayaran pada saat jatuh tempo jadi Importir bisa saja membayar
dalam waktu yang sangat lama bahkan tidak melakukan pembayaran
apa-apa (fraud) dan tidak mengambil document ekspor pada tempat
Importir melakukan Banking.
Cara pembayaran ini biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang telah
saling percaya dan telah menjalin kerjasama dalam jangka waktu yang
relatif lama. Cara pembayaran collection draft ini diatur dalam URC
(Uniform Rules for Collection) edisi terakhir.

2.2.4 Konsinyasi (Consigment)

Konsinyasi merupakan sistem pengiriman barang-barang ekspor pada


importir di luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh ekspotir
sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang telah
ditetapkan oleh eksportir, barang-barang yang tidak terjual akan
dikembalikan kepada eksportir.

Dalam sistem ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan
importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Hal ini
terjadi karena pengiriman barang belum menemukan pembeli. Penjualan
barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas (Free Market)
atau Bursa Dagang (Commodites Exchange) dengan cara lelang.
Untung & rugi pembayaran dengan konsinyasi biasanya cara ini paling
menguntungkan bagi importir karena tidak perlu modal yang besar untuk
menjual barang, modal yang dikeluarkan paling hanya space untuk gudang
atau tempat menjualnya. Sedangkan bagi eksportir timbul resiko, antara lain
kemungkinan lamanya modal tertahan karena menunggu sampai terjualnya
barang, atau adanya keterlambatan pembayaran walau barang sudah terjual.
Untuk mengurangi resiko, eksportir dapat menggunakan jasa "bonded
warehouse" (entreport) sebagai pihak yang menyimpan barang untuk
dititipkan sampai barang terjual.

10
2.2.5 Letter of Credit (L/C)
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli
barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir.
Pihak yang terkait dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang
mengeluarkan l/c), beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam
praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank, yaitu bank di negara
eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional
menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan,
antara lain sebagai berikut:
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan
yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:
 Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.
 Tanggal expired L/C.
 Tanggal pengapalan.
 Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan
transhipment atau partial shipment.

Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara


pembayaran yang paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi
bisnis, khususnya transaksi jual beli barang (sales of good). Cara
pembayaran dengan mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan
dalam sales contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan L/C
yang tercantum dalam kontrak inilah selanjutnya pembeli (importir)
mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di negaranya (opening bank)
untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan mengirim surat L/C
kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara penjual

11
(eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C
tersebut kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli.
Dokumen-dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada
advising bank dan duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Pembuka kredit
(importir) membayar semua kewajiban kepada issuing bank setelah
dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim
dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang
dari pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi
lebih mudah, aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta
resiko dapat dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir
L/C juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan
oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Metode
pembayaran internasional merupakan suatu cara atau metode yang digunakan
dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya transaksi ekonomi atau
perdagangan internasional antar-Negara. Di Indonesia, berdasarkan ketentuan
pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tentang Tata Cara Ekspor
Impor dan Lalu Lintas Devisa, cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor
dapat dilakukan dengan :
1. Pembayaran di muka (Advance Payment)
2. Perhitungan kemudian (Open Account)
3. Wesel Inkaso (Collection Draft)
4. Konsinyasi (Consigment)
5. Letter of Credit (L/C)
6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri
sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli

13
DAFTAR PUSTAKA

Mahyus. Modul 1. Sistem Pembayaran Dan Neraca Pembayaran Internasional

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ginting, Ramlan. 2009. Metode Pembayaran Perdagangan Internasional. Jakarta :


Universitas Trisakti.

Fitria, Rifka & Khairani. 2019. Pelaksanaan Perjanjian Ekspor-Impor Bibit Kurma
Dengan Metode Pembayaran Di Muka (Advance Payment). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Bidang Hukum Keperdataan. Vol.3 (1). Hal. 22-33.

14

Anda mungkin juga menyukai