Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

STRATEGI DAN MANAJEMEN BISNIS


INTERNASIONAL

Dosen : Multia Ulfah, S.E., MM


Disusun oleh :
Julhardi
Ewin Suhendra
David Syahputra
Alfian Pasar Ibu
KATA PENGANTAR
   
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan nikmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Perekonomian Indonesia.
    Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “Neraca Pembayaran
Internasional”.
Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa
buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami
sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak
sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………................
Daftar Isi…………………………………………………………............................................

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………..........................
1 Latar Belakang……………………………………………………………….....................
2 Rumusan Masalah……………………………………………………………....................

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………................
1 Pengertian Neraca Pembayaran............................................................................................
2 Tujuan Dan Fungsi Neraca Pembayaran Internasional……………………………….......
3 Sistem Pencatatan Neraca Pembayaran……………………………..................................
4 Komponen Neraca Pembayaran…………………………………….................................
5 Pengaruh Neraca Pembayaran Luar Negeri Terhadap Perekonomian Indonesia...............

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………...........


1 Kesimpulan…………………………………………………………………...................
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang
memiliki tingkat keuangan yang tinggi. Untuk memajukan tingkat keuangan suatu negara,
pemerintahannya pasti membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu.
Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan Negara tersebut sampai
kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antar Negara. Oleh karena itu sangat
diperlukannya informasi-informasi tersebut, maka setiap pemerintahan di suatu Negara
membuat suatu iktisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut Neraca
Pembayaran.

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi


antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial.

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada


pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran
internasional.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran perlu


dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa
pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan
sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan
nasional, baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan dilaksanakan dengan
memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian
sasaran pembangunan.
2.        RUMUSAN MASALAH

Untuk mempersempit lingkup pembahasan dalam penyusunan makalah ini, maka


penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu:

1.      Apa pengertian neraca pembayaran internasional?

2.      Apa apa saja transaksi ekonomi internasional?

3.      Apa pengertian transaksi debet dan transaksi kredit?

4.    Bagaimanakah proses pencatatan transaksi?

5.      Bagaimana transaksi berlangsung?

6. Apa pengertian neraca hutang piutang luar negeri?

7. Apa pengertian neraca transaksi berjalan?

8. Apa pengertian neraca valuta asing?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar atau catatan
sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi antarpenduduk dari suatu Negara
dengan Negara lainnya yang dinilai dalam mata uang pada kurun waktu tertentu, biasanya
satu tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat transaksi
yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain. penduduk disini dalam
artian adalah :
1.      Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para turis)
dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat
dimana mereka memperoleh center of interest.
2.      Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan Hukum
tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-cabangnya yang ada di luar
negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3.      Pemerintah
Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang
diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara
yang mereaka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi
ekonomi internasional

2. Transaksi Ekonomi Internasional


JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNASIONAL
Perdagangan internasiaonal atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara diantaranya :
1.   Ekspor
Dibagi dalam beberapa cara antara lain :
a.  Ekspor Biasa
Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang ditujukan
kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan devisa.
b.  Ekspor Tanpa L/C
Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C harus
ada ijin khusus dari departemen perdagangan

2.  Barter
Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang
dibutuhkan dalam negri.
Jenis barter antara lain :
a. Direct Barter      
Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai atau
lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan penyelesaiannya
dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua negara yang bersangkutan.
b. Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan
sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut, maka negara pengimpor dapat
mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga yang membutuhkannya.
c.  Counter Purchase
Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu negara
yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan juga harus membeli
barang dari negara tersebut.
d.  Buy Back Barter
Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara
berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara berkembang ,
yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh negara maju.

3.   Konsinyasi (Consignment)
Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang  tertentu di LN. Penjualan barang
di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( Free Market) atau Bursa Dagang
( Commodites Exchange)   dengan  cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada umumnya
sebagai berikut :
a.   Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.
b.  Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis dan
jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c.  Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga transaksi
ini disampaikan kepada pemilik barang.
d.  Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan
situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. Harga ini akan
menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.
e.  Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat
tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.
f.  Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang secara
bawah tangan
g.  Yang  diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung
dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.
h.  Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang
diwakilinya.
4.   Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis,
pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan salah
saru negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke
negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu
yang dihasilkan negara tersebut.

5.  Penyelundupan (Smuggling)
Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain
tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :
a.  Seluruhnya dilakuan secara ilegal
b.   Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi (Custom
Fraud)
6.   Border Crossing
Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (Border
Agreement), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi kemudahan
dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. Border Crossing dapat terjadi melalui :
a.  Sea Border (lintas batas laut)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa
lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut
b.  Overland Border (lintas batas darat)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa
daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut melakukan
interaksi dengan  melewati batas daratan di masing-masing negara melalui persetujuan yang
berlaku.
3.  Transaksi Kredit dan Transaksi Debit
Transaksi-transaksi dalam neraca pembayaran internasional perlu dibedakan
transaksi mana yang di kredit, dan transaksi mana yang harus di debit. Karena tanpa adanya
pembedaan ini, maka suatu neraca pembayaran internasional tidak akan mempunyai arti
sama sekali. Pengelompokan transaksi-transaksi internasional ke dalam transaksi kredit
maupun debit harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :

 Transaksi Kredit

Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan


timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
internasional tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.

           Transaksi Debit

Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut mengakibatkan timbul
atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran
tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.

4. Dasar waktu pencatatan transaksi perdagangan dalam neraca


pembayaran internasional
Semua transaksi jual beli barang dan juga transaksi penunaian jasa selalu terdiri dari
tiga phase, yaitu:

1.        Phase terjadinya perjanjian;

2.        Phase penyerahan barang atau penunaian jasa; dan

3.        Phase pembayaran.

Dalam jual beli yang sederhana (misalnya: kita membeli sepatu ditoko atau membeli
beras dipasar), ketiga phase tersebut berlangsung pada saat yang hamper bersamaan. Pada
saat pembeli mengajukan pesanan yang diterima oleh penjual, disitu terjadi perjanjian.
Beberapa menit kemudian, yaitu sesudah barng tersebut dibungkus andaikan diperlukan,
barang tersebut diserahkan kepada pembeli. Disini kita jumpai phase penyerahan oleh si
pembeli. Setelah itu , mungkin juga sebelum si pembeli menerima barang yang dibelinya,
pembeli membayar harganya. Inilah phase pembayaran. Disini kita saksikan bahwa ketiga
phase dalam transaksi jual beli yang sederhana ini berlangsung dalam jangka waktu tyang
sangat pendek. Keadaan seperti ini sedikit sekali kita jumpai dalam dunia perniagaan antar
Negara.

Jarak antara saat perjanjian, saat pengiriman, dan saat pembayaran untuk transaksi
jual beli antar Negara biasanya memakan waktu yang cukup lama, kebanyakan sampai
berbulan-bulan, bahkan tidak jarang pula lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, dalam
menyusun suatu neraca pembayaran internasional, sangat perlu bagi kita untuk
menetapkan dasar waktu yang mana yang harus kita jadikan sebagai pedoaman dalam
menentukan bahwa suatu transaksi telah terjadi. Sebab kalau tidak demikian, kita akan
sukar untuk mengelakkan diri dari bahaya terjerumus pada kesalahan berupa pencatatan
ganda yaitu kesalahan berupa pencatatan dimana satu transaksi dicatat beberapa kali.

Sejalan dengan kenyataan bahwa transaksi jual beli terdiri atas tiga phase dalam
pelaksanaannya, maka bagi kita dalam mengatasi persoalan diatas juga tiga macam pilihan
time basis atau dasar waktu yang masing-masing mempunyai kebaikan-kebaikan serta
kelemahan-kelemahannya sendiri.

Ketiga macam time basis tersebut adalah:

1.        Dasar waktu pembayaran atau ‘the payments time basis’ yang biasa disebut ‘the cash
basis’ disini transaksi dianggap pada saat diadakan pembayaran. Bagi Negara yang
menggunakan ‘exchange control’ cara seperti ini merupakan cara yang paling mudah dalam
menggunakannya, oleh karena itu dalam penggunaan ‘exchange control’ semua
pengeluaran serta penerimaan alat-alat pembayaran luar negeri harus seizin pemerintah.
Akan tetapi cara seperti ini dapat menyebabkan neraca pembayaran yang kita susun
memberikan gambaran yang menyesatkan. Misalnya saja, apabila Negara kita mengimpor
suatu barang dari luar negri dengan menggunakan kredit jangka panjang. Kalau kita
menyusun neraca pembayaran internasional menggunakan ‘payments basis’ maka transaksi
impor tersebut tidak akan kita temukan dalam neraca pambayaran internasional untuk
periode dimana transaksi tersebut sebenarnya terjadi. Sedangkan pada tahun
pembayarannya, dimana pemasukan barang-barang masuk sebenarnya sudah tidak ada lagi,
baru disitu kita temukan pencatatannya dalam neraca pembayaran.

Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya pertukaran mata


uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Seorang importir Indonesia membeli
barang dari seorang eksportir Amerika, maka pembayarannya dilakukan menggunakan mata
uang Amerika atau Dollar, padahal mata uang yang berlaku bagi seorang importir adalah
Rupiah. Untuk itu seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli
uang dollar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian
ditransfer kepada eksportir di Amerika.

Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat


perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut.
a.         Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau
Commercial draft atau Trade Bill)

b.        Kompensasi Pribadi (Private Compensation)

c.         Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka

d.        Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)

e.         Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)

f.         Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)

2.        Dasar waktu perjanjian atau ‘the transction time basis’. Disini ekspor dan impor
dianggap terjadi bukan saat pembayarannya, melainkan pada saat perjanjian ditanda
tangani. Dengan digunakannnya cara ini, kelemahan yang timbul sebagai akibat penggunaan
kredit dalam transaksi ekspor atau impor dapat kita hindarkan. Akan tetapi kesulitan yang
sama beratnya akan timbul, kalau terjadi suatu kontrak jual beli yang meliputi jangka waktu
sampai beberapa tahun . pada neraca pambayaran internsional untuk periode dimana
kontrak tersebut ditandatangan, besarnya nilai ekspor atau impor akan jauh lebih besar
dibandingkan jumlah yang sungguh-sungguh diekspor atau diimpor pada tahun tersebut.
Sebaliknya pada neraca pembayaran internasional tahun-tahun berikutnya, ekspor atau
impor barang tersebut tidak kita jumpai angka-angkanya, meskipun pada tahun-tahun
tersebut kita benar-benar mengekspor atau mengimpor barang tersebut.

Berlakunya Perjanjian Internasional

        Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa ini :

1.        Mulai berlaku sejak tanggal ditentukannya atau menurut yang disetujui oleh negara
perunding.

2.        Bila tidak ada persetujuan atau ketentuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah
persetujuan diikiat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.

Berakhirnya Perjanjian Internasioanl

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatramadja, S.H., dalam bukunya Pengantar Hukum


Internasional mengatakan bahawa suatau perjanjian berakhir karena hal-hal berikut.

1.        Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional tersebut

2.        Masa berlaku perjanjian internasional tersebut telah habis.

3.        Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.


Pembatalan Perjanjian Internasional

Berdasarkan Konvensi Wina Tahun 1969 , karena berbagai alasan, suatu perjanjian


internasional dapat batal,  antara lain sebagai brikut.

1.        Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan-ketentuan hukum


internasionalnya.

2.        Adanya unsur Kesalahan (error) pada saat perjanjian itu di buat.

3.        Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasioonal umum.

5. Pos-pos Neraca Pembayaran


1.      Pos Transaksi Dagang

Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor
barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di
sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud atau nyata disebut
sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-
barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya ekspor
kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah
kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki
pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk
dalam transaksi jasa di sebelah kredit.

Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-biaya
transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah langganan
publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan.Impor ekspor emas sebagai
barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan
dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas
dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri.

Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-pos lainnya, seperti
gaji pegawai asing di luar negeri.

2.      Pos Pendapatan Modal

Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan


hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan
oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya
berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima
dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada
transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga
yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan
ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.

3.      Pos Transaksi-transaksi Unilateral

Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah


(gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer).

a.    Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan
timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah diterima
tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak
menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak menimbulkan
hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral transaction), atau
sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa
quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.

b.    Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti
bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda bencana
alam juga termasuk transaksi sepihak.

c.    Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau
transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos
transfer akan menjadi debet dan kredit.

4.      Pos Penanaman Modal Langsung

Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah
seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah
penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan
baru di negara lain.

Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu
negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet.
Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain atau
ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri.

5.      Pos Hutang Piutang Jangka Panjang

Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang jangkanya
lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia
kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam
neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos
hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk
negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:

a.    Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)

b.    Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)

6.      Pos Hutang Piutang Jangka Pendek

Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran
surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos
hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:

a.    Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)

b.    Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)

7.      pos Sektor Moneter

Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas


moneter(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.
Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang
tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi perdagangan,
pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi
penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang
dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current
account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current
account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan
defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector)
atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector
account).

Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :

a.       Bank Sentral

(1)   Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)

(2)   Kewajiban-kewajiban jangka pendek

(3)   Mutasi cadangan devisa

(4)   Mutasi cadangan emas moneter

b.      Bank-bank Devisa

(1)   Kewajiban-kewajiban jangka pendek


(2)   Mutasi cadangan devisa

Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika cadangan
pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right) mengalami perubahan.
Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan membantu memecahkan kesulitan-
kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara anggota yang sangat mendesak dan berjangka
pendek, hal ini dapat dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap. Transaksi-
transaksi swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek.

Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi


penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-bank
swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debet,
sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada masing-
masing pos.

Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang


terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar
negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam negeri
dicatat di sebelah debet.

8.      Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)

Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak
sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini,
maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).

6. Neraca Hutang Piutang Luar Negeri


Kalau neraca pembayaran suatu negara mengikhtisarkan semua traksaksi ekonomi
luar negeri yang diadakan oleh penduduk negara bersangkutan dengan penduduk negara
lain, balance of indebtedness atau neraca hutang piutang luar negeri mengikhtisarkan nilai
semua kekayaan penduduk negara tersebut di luar negeri, besarnya hutang piutang
penduduk negara tersebut dengan negara penduduk negara lain, serta harta kekayaan milik
penduduk negara lain yang ada dalam perekonomian negara tersebut. Oleh karena yang
diperlihatkan oleh balance of indebtedness bukannya transaksi ataupun kejadian-kejadian
melainkan yang tercantum di situ ialah nilai kekayaan serta hutang piutang, maka sebagai
dasar waktu yang kita gunakan ialah saat atau moment tertentu dan bukannyasuatu jangka
waktu. Pada umumnya, moment atau saat yang digunakan ialah awal tahun kalender yaitu
tanggal 1 Januari, akhir tahun kalender yaitu tanggal 31 Desember, awal tahun anggaran
atau tahun anggaran.
7. Neraca Transaksi berjalan
Neraca Transaksi Berjalan adalah neraca yang mencatat transaksi yang berasal dari
perdagangan barang dan jasa dan dari pendapatan yang berasal dari modal yan di
investasikan di negara lain.

8. Pengertian Valuta Asing


Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai mata uang asing yang dinyatakan dengan nilai
mata uang dalam negeri. Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang
dalam bahasa asing dikenaldengan foreign exchange. (Forex) merupakan mata uang yang di
keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai
suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa
pembatasan.Dan tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut
dengan Bursa ValutaAsing atau Foreign Exchange Market.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi


antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial,
dan item-item finansial.

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada


pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.

Anda mungkin juga menyukai