Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala
limpahaya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Paper Pengantar Internasioal ini mengenai
Mekanisme Neraca Pembayaran ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana dan
kompleks.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca khususnya mengenai Kesehatan dan Rahasia Bank. Dan harapan saya agar
mendapat masukan/saran guna memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih
kurang, Namun saya pun berusaha menciptakan makalah yang baik. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar,Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB 1..............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Tujuan..................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Pengertian Neraca Pembayaran............................................................................................4
B. Komponen Neraca Pembayaran..........................................................................................4
C. Ciri-ciri Neraca Pembayaran................................................................................................5
D. Neraca Pembayaran meliputi...............................................................................................6
1. Mekanisme Harga............................................................................................................7
2.MekanismehPendapatan........................................................................................................7
3. Mekanisme Moneter……………………………………………………………...………7
E. Penyajian Neraca Pembayaran............................................................................................8
F. Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran.........................................................................8
G. Kebijakan Devaluasi Hanya Terjadi di System Kurs Tetap....................................................9
H. Siklus Devaluasi Negara-Negara Berkembang..................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN..........................................................................................................................11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada
kegiatan ekonomi negara telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab
Merkantilis, yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-enambelas dan ketujuh belas
berpendapat bahwa perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan perdagangan luar
negeri dalam perekonomian. Teori Ricardo mengenai ke untungan yang dapat diperoleh dari
melakukan spesialisasi dan perdangangan luar negeri merupakan pandangan yang telah menjadi
landasan dari teori perdagangan luar negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut.

B. Tujuan
Tujuan kami menulis makalah ini adalah :
 Memahami pengertian dari neraca pembayaran
 Memahami komponen – komponen yang ada dalam neraca pembayaran
 Mengetahui ciri-ciri Neraca Pembayaran
 Mengetahui Mekanisme Harga, Pendapatn, Moneter .
 Mengetahui Devaluasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi – transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1
tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari
individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item item
finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran
internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi kredit.
1. Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran
kepada penduduk negara lain.
2. Transaksi Kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk yang
mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.

B. Komponen Neraca Pembayaran


Berdasarkan Neraca pembayaran di atas, diketahui bahwa neraca tersebut dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional
(luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Transaksi dagang (Trade account)
2. Transaksi Pendapatan modal (income on investment)
3. Transaksi-transaksi unilateral (Unilateral Transaction)
4. Transaksi Penanaman Modal Langsung ( Direct Investment)
5. Transaksi Utang-piutang jangka panjang (Long term Loan)
6. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short term capital)
7. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary acomodating)

4
C. Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua
bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan
negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan
transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain.
Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu
transaki berjalan atau current account dan lalu lintas modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi
berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang (dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata).
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca (yaitu
perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan dalam
barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti
ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang melebihi
ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa (dikenal sebagai perdagangan tak nyata).
Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan,
kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa
lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar
negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak
membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk
uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika.
Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara
merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal.
Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (1) aliran
modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.

5
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara
asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk
membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-
perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara
lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu
telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.

D. Neraca Pembayaran meliputi :


1. Current Account
Meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang dan jasa. Melalui
pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus atau bahkan
defisit.
2. Capital Account
Mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar (outflow).
Adapun inflow dapat meliputi modal resmi maupun bentuk modal lainnya.
3. Errors and Omissions
Errors and Ommissions sebagai kesalahan yang belum diperhitungkan atau kesalahan yang
diabaikan. Pada model perhitungan IMF (International Monetary Fund) merupakan neraca
penyeimbang yang memberi makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada
tahunpencatatan.
4. Reserve
Bahwa pada cara yang disajikan oleh IMF merupakan perkembangan cadangan devisa dari tahun
sebelum pencatatan sampai pada saat pencatatan atau yang lazim dinyatakan sebagai monetary
movement.

6
E. Mekanisme atau Proses Penyesuaian Neraca Pembayaran
Terdapat 3 (tiga) macam mekanisme atau proses penyesuaian yang penting menyangkut neraca
pembayaran, yaitu:

1. Mekanisme Harga
Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca pembayaran lewat perubahan harga –
harga mekanisme harga ini bekerja secara penuh (dalam arti bisa membawa kembali neraca
pembayaran ke posisi kesimbangan kembali) dalam system standar emas penuh. Kita sebutkan
bahwa pada hakikatnya, mekanisme Hume masih bekerja dalam sistem – sistem moneter lain,
hanya saja tidak secara penuh. Dalam sistem – sistem lain tidak bisa diharapkan bahwa
mekanisme harga (Hume) saja bisa membawa neraca pembayaran kearah posisi
keseimbangannya kembali. Proses penyesuaian kembali ke arah keseimbangan neraca
pembayaran bersifat otomatis. Proses in berlaku bagi ketimpangan yang berupa defisit maupun
surplus proses penyesuaian otomatis dalam neraca pembayaran (dalam system standar emas
penuh) disebut mekanisme Hume sering pula disebut species flow mechanism karena dimulai
dengan adanya aliran (flow) emas (species) dari suatu negara ke negara lain.

2.MekanismehhPendapatan

Mekanisme penyesuaian melalui pendapatan nasional, atau singkatnya “mekanisme


pendapatan”, menunjukkan adanya saluran lain bagi proses penyesuaian neraca pembayaran.
Mekanisme ini didasarkan atas teori ekonomi makro dari Keynes, khususnya dilandaskan atas
proses pelipat (multiplier) dalam teori tersebut. Proses penyeimbangan dapat pula berjalan
melalui perubahan pendapatan dan pengeluaran (proses multiplier). Proses ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan model Keynes untuk ekonomi terbuka.dddddddddddddddddddddddddddd

C.MekanismehMoneter

Mekanisme Hume sebenarnya bukanlah murni mekanisme harga. Sebelum harga naik
atau turun, terjadilah penyebabnya, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Apabila terjadi
surplus maka uang yang mengalir masuk ke dalam negeri, sehingga stok uang didalam negeri
bertambah. Apabila terjadi defisit maka uang akan mengalir keluar negeri, sehingga stok uang
dalam negeri menurun. Perubahan stok uang ini selanjutnya mengakibatkan perubahan tingkat
harga. Namun sebenarnya naik dan turunnya stok uang tidak langsung mempengaruhi tingkat
harga, tetapi (sebelum itu) mempengaruhi pengeluaran agregat negara itu. Baru kemudian
kenaikkan atau penurunan pengeluaran agregat akan mempengaruhi tingkat harga, setelah
pengeluaran ini bertemu dengan penawaran (agregat) di pasar barang. Mekanisme moneter juga
erat kaitannya dengan mekanisme pendapatan sebab kita tahu dari teori makro bahwa tingkat
pengeluaran agregat akhirnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan agregat.
Meskipun mekanisme moneter berjalinan erat dengan kedua mekanisme lain, namun secara
konsepsional harus dibedakan baik dari mekanisme harga maupun mekanisme pendapatan.

7
F. Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard presentation)
dan penyajian analitis (analytical presentation).
1. Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standardisusun menurut panduan
bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca pembayaran
didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2. Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara. Namun,
komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan menonjolkan
rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.

G. Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran


Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi yang
mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga
keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua
transaksi tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan
ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam transaksi
berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen transaksi
modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

8
H. Kebijakan Devaluasi Hanya Terjadi di System Kurs Tetap
Devaluasi adalah suatu bentuk kebijakan yang diambil oleh pemerintah pada suatu negara
untuk secara sepihak menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang
lainnya. Seperti yang telah diterangkan di atas, kebijakan ini hanya diterapkan pada suatu Negara
yang menggunakan system kurs tetap, karena penerapan devaluasi hanya dapat dilakukan dengan
adanya intervensi penuh dari pemerintah Negara bersangkutan. System kurs lain tidak dapat
menggunakan kebijakan ini karena telah menyerahkan intervensi untuk mengendalikan nilai kurs
ke pasar, jadi kuat lemahnya kurs tergantung dari permintaan dan penawaran kurs di pasar.

I. Siklus Devaluasi Negara-Negara Berkembang


Kebijakan ekonomi luar negeri suatu negara tidak terlepas dari keadaan perekonomian di
dalam negerinya. Demikian juga halnya dengan kebijakan pemerintah dalam bidang kurs
devisa. Dalam kebanyakan negara-negara yang sedang membangun, yang biasa juga
disebut developing countries, inflasi rupa-rupanya merupakan gejala yang sangat umum.
Tingginya inflasi pada umumnya, bahkan kiranya boleh pula dikatakan senantiasa, lebih tinggi
daripada tingkat inflasi yang terjadi di negara-negara yang sudah maju. Mata uang negara-negara
berkembang pada umumnya ditambatkan pada mata uang tangguh atau hard currency, seperti
misalnya ditambatkan pada mata uang dollar Amerika Serikat, pound Inggris, france Perancis,
SDR dan emas. Dengan menggunakan teori paritas daya beli versi relatif, sebagai akibat lebih
tingginya inflasi dalam negeri dibandingkan dengan inflasi yang terjadi di negara yang mata
uangnya kita pakai sebagai mata uang tanbahan, maka kurva kurs paritas misalnya dollar
amerika Serikat dinyatakan dalam rupiah mempunyai bentuk seperti tergambar pada gambar 1,
sebagai kurva KP.
Dengan menggunakan sistem kurs tambatan maka kurs yang berlaku bergerak sejajar
dengan sumbu waktu yaitu dari a menuju ke B. Mula-mula yaitu pada periode t o kurs dollar
ditetapkan di atas kurs paritas. Ini berarti bahwa mata uang rupiah dinilai lebih rendah daripada
seharusnya. Dalam keadaan seperti ini tendensi ekspor terlalu besar dan impor terlalu kecil. Akan
tetapi imbangan yang timpang ini mempunyai tendensi untuk mengecil dengan sendirinya
sebagai akibat tidak berubahnya kurs yang berlaku dan terus meningkatnya kurs paritas.
Ketimpangan diatas sama sekali harus pada periode t,. Akan tetapi keadaan tanpa adanya
ketimpangan tersebut tidak berlangsung lama, sebab keadaan tersebut segera diikuti oleh
ketimpangan sebagai akibat kurs dollar yang terlalu rendah, yang berarti mata uang rupiah dinilai
terlalu tinggi. Ketimpangan yang baru ini berupa semakin sulitny a mengekspor dan semakin
terlalu besarnya impor. Ketimpangan semacam ini akan berjalan terus dan bahkan semakin berat
disebabkan oleh semakin jauhnya jarak antara garis KP dengan garis ab. Ini mempunyai makna
semakin besarnya kelebihan nilai ekstern daripada mata uang rupiah. Apabila keadaan ini
dibiarkan begitu terus maka defisit neraca pembayaran semakin berat. Dengan sendirinya
demikian juga halnya dengan posisi likuiditas internasionalnya.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengannegara lain dalam
suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca
berjalan dan neraca modal.
2. Neraca pembayaran selalu seimbang
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah
sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca
pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal
dan akan di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank
sentral.

10
DAFTAR PUSTAKA

Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat Jakarta. 2000.

Feryanto, Agung, Hendro Prima Setya. 2012. PR Ekonomi. Klaten: Intan Pariwara.

Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2001.

Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.

Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.

http://mynet-singojuruh.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-neraca-pembayaran.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai