Anda di halaman 1dari 17

KEBANKSENTRALAN

Konsep Teoritis Bank Sentral


EKI 319 C1 EP / E 4.6

Dosen Pengampu : Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

1. Nyoman Anggia Anindyana (1707512022/ 1)


2. Gusti Ngurah Sukma Apriadi (1707512029/ 2)
3. Muhammad Khoiron Rizki (1707512036/ 3)
4. Alfian Wedra Pratama (1707512039/ 4)
5. Ni Made Dwi Rismayanti (1707512054/ 5)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1    Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2    Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3    Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
1 Kerangka teoritis bank Sentral : Pendekatan Mikro Vs Makro………….……………………4
2 struktur dan organisasi bank sentral..........................................................................................7
3 bank sentral dan lembaga-lembaga keuangan...........................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
3.1    Kesimpulan.......................................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Di era globalisasi pada hari ini, kegiatan dalam bidang ekonomi bahkan kegiatan selain
bidang ekonomi telah menerima berbagai ide dan kreasi dari berbagai pihak dan kalangan.
Dalam dunia saat ini telah banyak dikenal berbagai macam jenis perbankan.
Dalam sistem perbankan diketahui adanya bank sentral, bank komersil, maupun bank
internasional termasuk didalamnya terdapat pula lembaga keuangan lainya yang siap untuk
membantu perekonomian pada suatu Negara, lembaga keuangan ini biasanya memiliki tugas dan
wewenang yang berbeda-beda.
Ada bank sentral yang memegang tugas untuk perekonomian moneter, ada bank dunia atau
world bank yang mengawasi dan membantu system perbankan disetiap Negara anggota, maupun
lembaga bank lain yang memiliki tugas untuk membantu perekonomian maupun pembangunan
suatu Negara dengan kesepakatan berupa pengembalian uang disertai dengan bunga.
1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Apakah kerangka teoritis dari bank sentral bila dilihat dari aspek makro dan mikro ?
2. Bagaimanakah struktur dan organisasi bank sentral tersebut ?
3. Menyebutkan pengertian bank sentral dan lembaga-lembaga keuangan ?
1.3    Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahai kerangka teoritis dari bank sentral bila dilihat dari aspek makro dan
mikro
2. Untuk mengetahui struktur dan organisasi bank sentral tersebut
3. Untuk pengertian bank sentral dan lembaga-lembaga keuangan

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kerangka teoritis bank Sentral : Pendekatan Mikro Vs Makro

Makroprudensial dan mikroprudensial merupakan dua kata yang mengandung sejuta


makna dan perbedaan. Makroprudensial merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank
Indonesia sebagai otoritas moneter sedangkan mikroprudensial adalah kebijakan yang
dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kedua lembaga tersebut merupakan lembaga
negara yang sama-sama independen dan hampir memiliki tugas yang sama yaitu dari segi
tujuannya yaitu stabilitas sistem keuangan. Lalu mengapa stabilitas sistem keuangan sangat
penting sehingga harus dijaga oleh dua lembaga ? stabilitas sistem keuangan sangat penting bagi
keberlangsungan hidup negara karena sistem keuangan memiliki fungsi vital diantaranya yaitu
sebagai jalan perekonomian untuk mengembangkan perekonomian, sistem keuangan juga
merupakan jalan untuk transmisi kebijakan moneter yang dilakukan bank indonesia. selain itu
krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1997 dan 1998 dan krisis yang terjadi di Amerika tahun
2008 membuktikan bahwa terganggunya sistem keuangan dapat menyebabkan kerugian bagi
negara dan berpotensi menurunkan pendapatan negara hingga 50 %. Krisis-krisis tersebut
merupakan latar belakang terbentuknya pengamanan dari stabilitas sistem keuangan.
Bank sentral selama ini hanya bertugas untuk menjaga kestabilan inflasi namun setelah
adanya krisis tahun 2008 dan evaluasi krisis tahun 1998 maka tugas bank Indonesia salah
satunya adalah menjaga kestabilan sistem keuangan. Namun dalam menjaganya bank Indonesia
tidak berkerja sendiri, melainkan terdapat lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga
menjaga kestabilannya. Pada dasarnya Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga Negara yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank
seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
Sedangkan menurut pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK
dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara
secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang

4
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen
maupun masyarakat.
Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya untuk menjaga kestabilan sistem
keuangan membentuk suatu program yang disebut sebagai jaring pengaman sistem keuangan
(JPSK) yaitu suatu kerangka kerja yang melandasi pengaturan mengenai asuransi simpanan,
mekanisme pemberian fasilitas pembiayaan darurat oleh bank sentral (lender of last resort), serta
kebijakan penyelesaian krisis. Jaring Pengaman Sistem Keuangan ini tersusun atas 4 jaring yaitu
(1) pengaturan dan pengawasan bank yang efektif, jaring ini berisi tentang himbauan kepada
otoritas pasar keuangan dan yang mengawasinya untuk senantiasa menjaga kestabilan sistem
keuangan dengan berpedoman pada best practices dan standar yang berlaku. Jaring pengaman (2)
yaitu fungsi bank Indonesia sebagai lender of las resort guna menjaga agar perbankan tetap
mampu mempertahankan likuiditasnya. Jaring pengaman (3) yaitu skim penjaminan simpanan
yang memadai yang mana hal ini ditujukan untuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang
memiliki kewenangan. Jaring pengaman (4) yaitu resolusi kiris yang efektif dalam artian cepat
dan tidak menimbulkan biaya sosial dan biaya ekonomi yang tinggi.
Pada jaring pengaman pertama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berperan penting untuk
menjalankan tugas mikroprudensialnya yaitu melakukan pengawasan terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Dengan adanya kebijakan makroprudensial dan
mikroprudensial maka diharapkan sistem keuangan Indonesia dapat tetap stabil serta lembaga-
lembaga yang terkait di dalamnya mampu bekerjasama dengan baik dan tidak mengutamakan
kepentingan dari lembaganya yang dapat mengancam kestabilan lembaga dan perekonomian.

Fungsi bank sentral: pendekatan mikro vs makro


A. Pendekatan mikro:
1. Banker’s bank,
Bank Indonesia sebagai Banker’s bank :
i. memelihara rekening pemerintah
ii. memberikan pinjaman sementara
iii. memberikan pinjaman khusus
iv. melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
v. menerima pembayaran pajak

5
vi. membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah,
vii. membantu pengedaran surat berharga pemerintah
viii. mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
2. Lender of last resort adalah fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang memungkinkan
Bank Indonesia membantu kesulitan pendanaan jangka pendek yang dihadapi bank. Kebijakan
lender of the last resort tersebut merupakan bagian dari jarring pengaman keuangan (financial
safety net) yang diperlukan dalam rangka memelihara stabilitas system keuangan.
Fasilitas lender of the last resort yang diberikan Bank Sentral kepada Bank, baik untuk situasi
normal maupun untuk penanganan krisis, secara umum dapat di kategorikan kedalam dua jenis,
yaitu
1. Lender of last resort (LOLR) normal adalah pemberian bantuan likuiditas yang bersifat
sementara oleh Bank Sentral atau Pemerintah kepada bank. Pemberian fasilitas LOLR ini
harus di dukung dengan jaminan (collateral) yang cukup dan berfungsi menjaga
kelancaran system pembayaran dan stabilitas moneter.
2. Lender Of Last Resort Krisis (LOLR) krisis adalah pemberian fasilitas pinjaman likuiditas
kepada bank dalam rangka menghindarkan resiko sistemik pada perbankan secara
keseluruhan. Pemberian fasilitas ini dapat dimungkinkan diberikankepada bank-bank yang
kurang jaminan dan bank yang insolvent berdasarkan keputusanrapat Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Indonesia tetapi pendanaan-nya menjadi beban Pemerintah.
Fasilitas dari lender of last resort ini sendiri memiliki dua fungsi, yaitu :
1. Memberikan kemampuan pada bank untuk melayani seluruh penarikan.
2. Mencegah bank melakukan likuidasi aset-aset produktivnya

6
2, Struktur dan organisasi bank sentral
Pada umumnya struktur dan organisasi bank sentral dapat dijabarkan sebagai berikut :

Bank sentral dipimpin oleh ‘Dewan Gubernur’. Dewan Gubernur ini terdiri dari seorang
Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, serta minimal 4 orang hingga maksimal 7 orang
Deputi Gubernur.
Berikut tampilan skema struktur organisasi Bank Indonesia (BI)

7
Sebagai pimpinan Bank Indonesia, Dewan Gubernur berkewenangan mengangkat dan
memberhentikan pegawai Bank Indonesia. Selain itu, peraturan kepegawaian mencakup sistem
penggajian, penghargaan, pensiun, tunjangan hari tua, serta bentuk penghasilan lainnya bagi
pegawai Bank Indonesia juga menjadi kewenangan Dewan Gubernur BI.
Kinerja Dewan Gubernur beserta anggotanya dalam melaksanakan tugas maupun dan
wewenangnya dinilai oleh DPR. Untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan dengan benar,
DPR melakukan telaah pada beberapa hal, yakni laporan keuangan tahunan BI, anggaran
operasional dan investasi BI, serta prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di luar
kebijakan moneter dan pengelolaan aset BI.
Untuk saat ini, struktur organisasi Bank Indonesia terdiri dari 21 direktorat. 2 biro
independen (berdiri sendiri), 5 biro dalam koordinasi Direktorat, 4 unit khusus serta 1 pusat
pendidikan & studi Kebanksentralan di Kantor Pusat, 37 unit Kantor Bank Indonesia (KBI), dan
4 Kantor Perwakilan (KPW) yang masing-masing berposisi di London, New York, Tokyo, dan
Singapura.
Bank Indonesia melakukan tugasnya melalui 4 sektor satuan kerja (sektor moneter, sektor
perbankan, sektor sistem pembayaran, dan sektor manajemen intern), KBI, maupun KPW yang
kesemuanya bertanggung jawab pada Dewan Gubernur.
Demi memelihara kestabilan nilai Rupiah, baik terhadap barang dan jasa maupun terhadap mata
uang negara lain, Bank Indonesia telah mengemban 3 tugas pokok, yakni :
o Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Dalam rangka melaksanakan tugas
ini, BI telah melakukan beberapa hal terkait dengan fungsi lender of the last resort,
pelaksanaan kebijakan nilai tukar, wewenang mengelola cadangan devisa, dan
penyelenggaraan survei.
o Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Untuk menjaga kelancaran sistem
pembayaran, BI diberi kewenangan untuk melaksanakan dan memberi izin penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran, mewajibkan laporan kegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat
pembayaran (seperti mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah) pada lembaga keuangan
lainnya.
Mengatur dan mengawasi bank. Bank Indonesia berhak untuk menetapkan peraturan, memberi
dan mencabut izin usaha, melaksanakan pengawasan, serta mengenakan sanksi terhadap bank
yang pantas menerima sanksi.

8
3. Bank Sentral dan Lembaga-Lembaga Keuangan
Dalam dunia perbankan dikenal adanya berbagai jenis bank mulai dari bank yang
memegang kendali Moneter pada suatu Negara seperti Bank sentral, bank komersial, hingga
bank internasional yang dapat membantu perekonomian untuk Negara anggotanya
a. Bank sentral
Dapat diartikan sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menstabilkan harga
maupun nilai mata uang yang berlaku di suatu negara. Di Indonesia sendiri yang dijadikan
sebagai bank sentral adalah Bank Indonesia. Secara geografis yang dinamakan bank sentral
Indonesia adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di berbagai
wilayah, dan provinsi yang ada di Indonesia.
Sebagai bank sentral Indonesia, BI memiliki tujuan pokok, yaitu memelihara dan menstabilkan
nilai mata uang rupiah. Yang dimaksud mestabilkan nilai mata uang, yaitu meliputi kestabilan
nilai uang terhadap barang maupun jasa yang diukur dengan inflasi, serta kestabilan terhadap
nilai tukar dengan mata uang asing. Tugas pokok dari bank sentral sendiri adalah:
 Mengatur sirkulasi uang dengan cara menetapkan dan menjalankan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank Indonesia untuk
mencapai tujuan bank indonesia dengan cara mengontrol dan mengendalikan jumlah
uang yang beredar dan meningkatkan suku bunga.
 Mengatur dan mendorong kelancaran sistem pembayaran dan produksi. Untuk
memelihara kelancaran pembayaran bank Indonesia bisa mengeluarkan/memproduksi
bahkan menarik uang beredar dengan menaikkan suku bunga.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Pada dasarnya, fungsi sebuah bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan.
Dana yang ada di masyarakat (unit surplus) dihimpun untuk kemudian disalurkan kepada
masyarakat (individu dan perusahaan) yang membutuhkan (unit defisit). Di sini, bank berperan
sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghubungkan pihak-pihak yang memiliki
kelebihan dana (unit surplus) dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit).

9
c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan
hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat
masyarakat yang membutuhkan. Status BPR diberikan kepada Bank desa, lumbung desa, bank
pasar, bank pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan
Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK),
Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), atau lembaga-
lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992. Beberapa
tugas pokok dari BPR adalah:
 Memberikan kredit
 Menghimpun dana masyarakat berupa tabungan, deposito berjangka ataupun lainnya
yang serupa.
 Menawarkan penempatan dana dan pembiayaan melalui prinsip syariah, berdasarkan
ketetapan dari Bank Indonesia.
 Menempatkan dananya berbentuk Sertifikat Bank Indonesia, sertifikat deposito, tabungan
bank lain, dan deposito berjangka.
Itulah beberapa hal mengenai lembaga keuangan bank. Bank merupakan salah satu lembaga
yang dapat membantu Anda menyediakan modal usaha dengan mudah. Namun, untuk
mendapatkan modal usaha dari Bank, Anda harus menyediakan laporan keuangan yang baik
sebagai lampiran dalam mengajukan pinjaman modal. Untuk membuat laporan keuangan dengan
tepat, Anda dapat menggunakan software akuntansi.

Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah keuangan
yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian
bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak artinya dengan
suku bunga yang rendah dan jangka waktu pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan
internasional juga dilakukan dengan tujuan komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga
keuangan internasional. Menurut Kasmir (2001:329), lembaga keuangan internasional didirikan

10
untuk menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan
pinjaman atau bantuan lainnya. Adapun lembaga keuangan internasional antara lain:
1. Bank Dunia (World Bank)
2. Bank Pembangunan Asia (The Asian Development Bank)
3. International Monetary Fund (IMF)
4. Islamic Development Bank

1. Bank Dunia (World Bank)


Bank dunia didirikan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah
internasional terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah internasional terutama yang
berkaitan dengan masalah moneter dan keuangan lainnya. Kegiatan utamanya pada waktu
itu lebih difokuskan untuk membantu proses rekonstruksi bagi negara-negara yang
menderita karena perang dunia II. Bantuan bank dunia selanjutnya dialihkan kepada
pemberian bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara berkembang yang
menjadi anggota bank dunia. Pinjaman yang dibiayai oleh bank dunia hanya ditunjukkan
untuk proyek-proyek yang produktif.
Bantuan yang diberikan oleh bank dunia dari tahun ke tahun semakin beragam. Hal
ini sesuai pula dengan perkembangan negara-negara di dunia. Dewasa ini jenis bantuan yang
dapat dibiayai oleh bank dunia, mulai dari pembangunan jalan, pembangkit tenaga listrik,
pembangunan pelabuhan, telekomunikasi, pengembangan dunia pendidikan dan bidang-
bidangnya yang sesuai dengan tujuan bank dunia. Sumber-sumber dana bank dunia
diperoleh dari bank dunia sendiri, pemerintah-pemerintah asing dan modal swasta.
Kemudian dana tersebut dikembalikan kepada negara-negara anggota yang
membutuhkannya dengan resiko dibebankan kepada negara yang bersangkutan. Modal
saham Bank dunia disusun sedemikian rupa sehingga setiap risiko dalam melaksanakan
kegiatannya dibebankan kepada negara-negara asingnya dengan berdasarkan kekuatan
ekonomi mereka masing-masing.
a. Tugas Bank Dunia
Menyediakan pinjaman jangka panjang untuk membantu negara-negara berkembang,
seperti membangun waduk, jalan, dan modal fisik lain untuk meningkatkan pertumbuhan

11
dalam memberikan pinjaman dana tersebut kepada negara-negara anggota IMF. Bank
dunia saat ini memiliki dua keanggotaan yang meliputi keanggotaan:
1) International Finance Corporation (IFC)
Kegiatan lembaga ini dalam rangka memberikan bantuan kepada sektor-
sektor swasta di negara-negara berkembang.
2) International Development Association (IDA)
Kegiatannya sama dengan IFC, hanya bantuan lebih ditujuakn kepada
negara-negara miskin dan dengan persyaratan pinjaman yang lebih mudah. IDA juga
turut mesponsori kegiatan ICSID (International for the Settelement Investment
Development)
Bank dunia juga merupakan organisasi antar pemerintahan (intergovernmental) yang
mendasarkan pada pasar-pasar modal di dunia untuk sumber keuangannya. Kemudian
persyaratan untuk menjadi anggota bank dunia, terlebih dahulu harus menjadi anggota IMF
dan persyaratan lainnya.
2. International Monetary Fund (IMF)
IMF adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab di dalam
mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya
untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara.
salah satu di dalam misinya adalah membantu negara-negara yang mengalami kesulitan
ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya negara tersebut diwajibkan melakukan
kebijakan-kebijakan tertentu.
a. Struktur organisasi IMF' terdiri dari para anggota dimana pemimpinnya dipegang oleh
Board of Governors, seorang gubernur dan seorang pengganti yang ditunjuk oleh masing-
masing anggota. Dewan ini memegang kekuasaan tertinggi dan biasanya dewan melakukan
pertemuan setahun sekali. Sebagian dari tugas dan kekuasaan di delegasikan kepada
executive directors. Executive director lah yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan
sehari-hari dimana jumlahnya sebanyak 12 orang yang dipilih dan diangkat dari anggota
IMF.
b. Pendirian IMF didasarkan kepada beberapa tujuan sebagaimana yang tercantum dalam
articles of agreement. Adapun tujuan tersebut adalah:.

12
1) Menjadi tempat secara permanen bagi pertemuan-pertemuan dan perundingan untuk
mencapai kerja sama internasional dalam bidang keuangan.
2) Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbang diantara para
anggotanya dan membantu perekonomian para anggotanya.
3) Berusaha meniadakan competitive depresiations dan mengusahakan tercapainya
stable exchange rate
4) Menghilangkan exchange restrictions.
5) Membantu para anggota yang mengalami kesukaran dalam pinjaman luar negeri
agar jangan mengambil tindakan-tindakan yang dapat merugikan negara yang
bersangkutan dan negara lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan kepercayaan
kepada para anggotanya
6) Mengurangi waktu dan besarnya disekuilibrium dalam neraca pembayaran negara
anggota IMF.
Kemudian kegiatan IMF diutamakan untuk membantu negara-negara anggotanya
melalui Bank Sentral masing-masing anggota IMF. Keanggotaan IMF mengucurkan
bantuan berupa kredit melalui bank sentral mengingat bank sentral memegang peranan
penting dan pengambil kebijakan keuangan tertinggi di negaranya.
Sumber pendanaan IMF berasal dari sumbangan para anggotanya yang dikenal
dengan Quota. Sumber ini dapat berupa emas atau valuta masing-masing anggota.
Besarnya quota dihitung berdasarkan mata uang US dolar. Selanjutnya quota ditinjau
setiap 5 tahun sekali dan disesuaikan dengan kebutuhan dari anggota masing-masing
serta kebutuhan perdagangan internasional. Disamping itu para anggota diwajibkan pula
untuk membayar iuran kepada IMF.
c. Tugas IMF (Internasional Monetary Fund)
- Mendorong pertumbuhan perdagangan dunia dengan membuat peraturan untuk
menjaga nilai tukar tetap
- Memberi pinjaman kepada negara yang mengalami defisit neraca pembayaran
(balance of payment)
- Mengumpulkan dan melakukan standarisasi data dan perekonomian internasional.
3. Bank Pembangunan Asia (The Asian Development Bank) 

13
ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang
melaksanakan penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerjasama teknis
(technical assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. Yang
mana Bank Internasional ini berkantor di pusat Filipina yang membantu pertumbuhan socsal
dan pertumbuhan ekonomi di Asia dengan cara memberikan pinjaman kepada negara-negara
miskin.
a. Tujuan ADB
Tujuan Bank Pembangunan Asia adalah berupaya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara-negara dibenua Asia dan meningkatkan kerja sama yang
lebih erat di berbagai bidang dengan sesama anggotanya. Pemberian bantuan kepada
anggotanya dapat berupa bantuan keuangan atau bantuan teknik secara berkala atau
sesuai kebutuhan. Selain itu dapat juga:
- Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal untuk mempercepat
pembangunan ekonomi dan sosial negara berkembang
- Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan pelaksanaan proyek
pembangunan
- Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta untuk tujuan
pembangunan
- Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari negara anggota dalam
rangka koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan.
Sumber-sumber dana Bank Pembangunan Asia, sebagian besar dari negara-negara
Asia. Begitu pula para pemimpinnya baik presiden maupun anggota direksi adalah
orang Asia. Selain itu struktur permodalan Bank Pembangunan Asia juga diperoleh dari
luar negara Asia. Saat ini anggota Bank Pembangunan Asia tidak hanya negara-negara
di kawasan Asia akan tetapi sudah meliputi negara-negara non Asia.
Adapun kegiatan Bank Pembangunan Asia antara lain:
- Memberikan bantuan pinjaman untuk berbagai proyek, baik mata uanglokal maupun
mata uang asing
- Memberikan bantuan teknik seperti:
a) Penyediaan jasa konsultasi, Penyediaan jasa tenaga ahli
4. Islamic Development Bank/Bank Pembangunan Islam (IBD)

14
a. Tujuan IDB
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara
anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama-sama sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah yaitu hukum islam.

15
BAB III
PENUTUP

Makroprudensial merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai


otoritas moneter sedangkan mikroprudensial adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Kedua lembaga tersebut merupakan lembaga negara yang sama-sama
independen dan hampir memiliki tugas yang sama yaitu dari segi tujuannya yaitu stabilitas sistem
keuangan. Bank sentral selama ini hanya bertugas untuk menjaga kestabilan inflasi namun setelah
adanya krisis tahun 2008 dan evaluasi krisis tahun 1998 maka tugas bank Indonesia salah satunya
adalah menjaga kestabilan sistem keuangan. Namun dalam menjaganya bank Indonesia tidak
berkerja sendiri, melainkan terdapat lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga menjaga
kestabilannya.
Untuk saat ini, struktur organisasi Bank Indonesia terdiri dari 21 direktorat. 2 biro
independen (berdiri sendiri), 5 biro dalam koordinasi Direktorat, 4 unit khusus serta 1 pusat
pendidikan & studi Kebanksentralan di Kantor Pusat, 37 unit Kantor Bank Indonesia (KBI), dan
4 Kantor Perwakilan (KPW) yang masing-masing berposisi di London, New York, Tokyo, dan
Singapura.
Bank Indonesia melakukan tugasnya melalui 4 sektor satuan kerja (sektor moneter, sektor
perbankan, sektor sistem pembayaran, dan sektor manajemen intern), KBI, maupun KPW yang
kesemuanya bertanggung jawab pada Dewan Gubernur.
Dan dalam perkembangan perekonomian sendiri terdapat berbagai macam lembaga keuanagan
internasional yang siap membantu perekonomian setiap Negara yang sedang mengalami
kesusahan baik kesusahan dalam hal pendanaan keuangan Negara, maupun dalam hal
pembangunanan dan manajemen perbankan di suatu negara

16
Daftar Pustaka

Warjiyo, Perry. 2016. Kebijakan Bank Sentral Teori dan Pratik. Jakarta: Rajawali Press

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan Edisi ke 4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/status/Contents/Default.aspx (Diakses pada 11


September 2019)

http://moneterunej.blogspot.com/2016/06/makroprudensial-dan-mikroprudensial.html?m=1
(Diakses pada 12 September 2019)

https://www.academia.edu/25500672/_LEMBAGA_KEUANGAN_INTERNASIONAL
(Diakses pada 15 September 2019)

17

Anda mungkin juga menyukai