Anda di halaman 1dari 47

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1913, Penerbangan Pertama di Indonesia.Pada tanggal 19 Februari 1913
seorang penerbang asal Belanda bernama J.W.E.R Hilger berhasil menerbangkan sebuah
pesawat jenis Fokker dalam kegiatan pameran yang berlangsung di Surabaya.Penerbangan
tersebut tercatat sebagai penerbangan pertama di Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
meskipun berakhir dengan terjadinya kecelakaan namun tidak menewaskan penerbangnya.
Pada tahun 1924, Penerbangan Pertama dari Belanda ke Indonesia. Melihat adanya
prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun militer di Indonesia, maka pada tanggal 1
Oktober 1924 sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan Belanda
mencoba melakukan penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang
Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu selama 55 hari
dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia dan berhasil mendarat di Cililitan
yang sekarang dikenal dengan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tahun 1928, Rintisan Rute Penerbangan di Indonesia.Pada tanggal 1 November
1928 di Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM (Koninklijke
Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas kejasama Deli
Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia Belanda dan
perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di Indonesia. Dengan
mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute penerbangan tetap
Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya membuka rute Batavia-Surabaya (pp)
dengan transit di Semarang sekali setiap hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan
pesawat udara yang lebih besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun
bertambah yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura
seminggu sekali.
Pada tahun 1929, Awal Mula Penerbangan Berjadwal di Indonesia.Dengan suksesnya
penerbangan pertama Belanda ke Jakarta, masih diperlukan lima tahun lagi untuk dapat
memulai penerbangan berjadwal. Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan
penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat Fokker F-

1
78 bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian pada tahun 1931
jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan Fokker-18 yang dilengkapi
dengan kursi agar dapat mengangkut penumpang.
Pada tahun 1949, Asal Mula Nama Garuda Indonesia Airways.Pada tanggal 25 Desember
1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM menghadap dan melapor kepada Presiden Soekarno
di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai
dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden memberi nama bagi
perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta
nanti akan dicat sesuai nama itu.Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab
dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal,
Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn
vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang
membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan
registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno dari
Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways, pemberian Presiden
Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Pada tahun 1952, Pembentukkan Djawatan Penerbangan Sipil.Pada tahun 1952
pemerintah membentuk “Djawatan Penerbangan Sipil” yang saat itu bertanggungjawab
kepada Kementerian Perhubungan Udara, tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani
administrasi pemerintahan, pengusahaan dan pembangunan bidang perhubungan udara,
Djawatan Penerbangan Sipil ini merupakan cikal bakal Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara saat ini.
Pada tahun 1963, Direktorat Penerbangan Sipil.Pada tahun 1963 Djawatan Penerbangan
sipil dirubah nama menjadi Direktorat Penerbangan Sipil seiring dengan perkembangan
dunia usaha penerbangan.
Pada tahun 1969, Direktorat Jendral Perhubungan Udara.Untuk mendorong
perkembangan dunia usaha penerbangan yang semakin baik pada pemerintahan Orde Baru
telah membentuk Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada tahun 1969 guna
menyesuaikan kebutuhan dan pemanfaatannya sebagai pengganti dan penyempurnaan

2
Direktorat Penerbangan Sipil dengan struktur organisasi terdiri dari Sekretariat Direktorat
Jenderal, Direktorat Angkutan Udara Sipil, Direktorat Keselamatan Penerbangan dan
Direktorat Fasilitas Penerbangan. Pada tahun 1974 struktur organisasi Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara disempurnakan menjadi Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Lalu
Lintas dan Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan, Direktorat Pelabuhan
Udara dan Direktorat Telekomunikasi Navigasi Udara & Listrik.
Penerbangan Indonesia terus berkembang bukan hanya bidang lalu lintas dan angkutan udara
saja namun sudah mulai dengan perkembangan industri pembuatan pesawat terbang sehingga
diantisipasi dengan pembentukan direktorat khusus yang menangani kelaikan udara
berstandar internasional, pemerintah mengeluarkan KM 58 Tahun 1991 mengenai
penyesuaian struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, strukturnya terdiri
dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan
Penerbangan, Direktorat Teknik Bandar Udara, Direktorat Fasilitas Elektronika dan Listrik
dan Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara.
Pada tahun 1978, Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN).Berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 50/OT/Phb-78, tentang "Susunan organisasi dan
tata kerja pelabuhan udara dan Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN)",
terbentuk kantor SENOPEN di 7 lokasi yaitu MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG,
SURABAYA, BALI, UJUNG PANDANG dan BIAK". Fungsi unit kerja kantor.
Transportasi udara adalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi
ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai
jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan navigasi dan
alat telekomunikasi yang canggih.

1.2 Tujuan Penulisan


b) Mengetahui jumlah bandara yang ada di Indonesia
c) Mengetahui keuntungan dan kerugian di adakannya angkutan udara
d) Mengetahui bagaimana system persaingan transportasi yang ada di Indonesia

3
BAB II

PENGUMPULAN DATA

2.1 Data Transportasi

2.1.1 Jumlah Bandara di Indonesia

Berdasarkan rute penerbangannya, bandara dibedakan menjadi dua jenis yaitu


bandara internasional (International Airport) yang melayani penerbangan Internasional
dan domestik serta bandar udara Domestik yang hanya melayani penerbangan dalam
negeri saja.

 Bandara internasional di Indonesia


 Sumatera
1. BTH : Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam
2. BTJ : Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda ,
Banda Aceh.
3. KNO : Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Deli
Serdang.
4. SGT : Bandar Udara Internasional Silangit, Siborong -
borong.
5. LSW : Bandar Udara Internasional Malikus Saleh, L
hokseumawe.
6. RGT : Bandar Udara Internasional Japura, Rengat.
7. MEQ : Bandar Udara Internasional Cut Nyak Dhien Nagan
Raya, Nagan Raya.
8. PDG : Bandar Udara Internasional Minangkabau, Kota
Padang.
9. PKU : Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II,
Pekanbaru.
10. PLM : Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II, Palembang.

4
11. TNJ : Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah,
Tanjungpinang.
12. TKG : Bandar Udara Internasional Radin Inten II Lampung
Selatan, Lampung Selatan.
 Jawa
1. BDO : Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara,
Bandung
2. HLP : Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
3. CGK : Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,
Tangerang.
4. JOG : Bandar Udara Internasional Adi Sucipto,
Yogyakarta.
5. SOC : Bandar Udara Internasional Adisumarmo, Solo.
6. SRG : Bandar Udara Internasional Achmad Yani,
Semarang.
7. SUB : Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya.
8. JBB : Bandar Udara Notohadinegoro, Jember.
9. BWX : Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi.
 Bali dan Nusa Tenggara
1. DPS : Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.
2. LOP : Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok
Tengah.
3. KOE : Bandar Udara Internasional El Tari, Kupang.
4. SWQ : Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III,
Sumbawa Besar.
 Kalimantan
1. PNK : Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak.
2. MLK : Bandar Udara Internasional Melalan, Sendawar,
Kabupaten Kutai Barat.
3. PKY : Bandar Udara Internasional Tjilik Riwut , Palangka.
Raya

5
4. SRI : Bandar Udara Temindung, Samarinda.
5. PKY : Bandar Udara Internasional Tjilik Riwut , Palangka
Raya.
6. SRI : Bandar Udara Temindung, Samarinda.
7. TRK : Bandar Udara Internasional Juwata, Tarakan.
8. BEJ : Bandar Udara Internasional Kalimarau, Berau
9. BPN : Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad
Sulaiman, Balikpapan.
10. PNK : Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak.
11. NNX : Bandar Udara Internasional Warukin, Tabalong.
12. BDJ : Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor,
Banjarbaru.
13. MTW : Bandar Udara Internasional Beringin, Muara
Teweh.
 Sulawesi
1. PLW : Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri, Palu
2. MDC : Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado
3. UPG : Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin,
Makassar
4. KDI : Bandar Udara Internasional Haluoleo, Kendari
5. LUW : Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk
6. GTO : Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo
7. WKB : Bandar Udara Matahora, Wangi-wangi
8. TMI : Bandar Udara Maranggo, Pulau Tomia
 Papua
1. NBX : Bandar Udara Internasional Yos Sudarso, Nabire
(mulai 4 Oktober 2014)
2. DJJ : Bandar udara Sentani, Jayapura
3. BIK : Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak (mulai 4
Oktober 2014)

6
4. ORG : Bandara Internasional Iskak, Oksibil (mulai 4
Oktober 2014)
5. TMH : Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah (mulai 4
Oktober 2014)
Jadi jumlah bandara Internasional di Indonesia sebanyak 51
bandara Internasional.
 Bandara Domestik di Indonesia
 Aceh
1. Bandar Udara Alas Lauser, Kutacane
2. Bandar Udara Bireun, Bireun.
3. Bandar Udara Blangkejeran, Gayo Lues.
4. Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya.
5. Bandar Udara Kuala Batu, Blang Pidie.
6. Bandar Udara Lasikin, Sinabang.
7. Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang.
8. Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe.
9. Bandar Udara Rembele, Bener Meriah.
10. Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil.
11. Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan.
12. Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara.
 Sumatera Utara
1. Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan.
2. Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli.
3. Bandar Udara Bukit Malintang, Mandailing Natal.
4. Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga.
5. Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu.
6. Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir.
7. Bandar Udara Silangit, Siborong-borong.
8. Bandar Udara Simalungun, Simalungun.
9. Bandar Udara Teluk Datam, Nias Selatan.
10. Bandar Udara Barita, Parbaba.

7
 Sumatera Barat
1. Bandar Udara Sikabaluan, Siberut.
2. Bandar Udara Pusako Anak Nagari, Pasaman Barat.
3. Bandar Udara Rokot, Sipora.
 Riau
1. Bandar Udara Teluk Bano I, Bagansiapiapi.
2. Bandar Udara Japura, Rengat.
3. Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis.
4. Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian.
5. Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai.
6. Bandar Udara Tempuling, Indragiri Hilir.
 Kepulauan Riau
1. Bandar Udara Dabo, Singkep.
2. Bandar Udara Letung, Jemaja Timur.
3. Bandar Udara Ranai, Natuna.
4. Bandar Udara Sei Bati, Karimun.
5. Bandar Udara Tambelan, Tambelan.
6. Bandar Udara Matak, Pal Matak.
 Jambi
1. Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci
2. Bandar Udara Muara Bungo, Muara Bungo
3. Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi
 Sumatera Selatan
1. Bandar Udara Atung Bungsu, Kota Pagar Alam
2. Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau
3. Bandar Udara Pendopo, Muara Enim
 Kepulauan Bangka Belitung
1. Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang
2. Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan.
 Bengkulu
1. Bandar Udara Enggano, Enggano

8
2. Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu
3. Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko
 Lampung
1. Bandar Udara Pekon Serai, Pesisir Barat
2. Bandar Udara Gatot Subroto. Way Kanan
3. Bandar Udara Radin Inten II, Lampung Selatan
 Banten
1. Bandar Udara Budiarto, Curug
2. Bandar Udara Tanjung Lesung, Tanjung Lesung
 DKI Jakarta
1. Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu
 Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Jawa Timur
1. Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon
2. Bandar Udara Nusawiru, Ciamis
3. Bandar Udara Cibeureum, Tasikmalaya
4. Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang
5. Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap
6. Bandar Udara Wirasaba, Purbalingga
7. Bandar Udara Dewandaru, Karimunjawa
8. Bandar Udara Ngloram, Cepu
9. Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep
10. Bandar Udara Masalembo, Masalembo
11. Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi
12. Bandar Udara Notohadinegoro, Jember
13. Bandar Udara Iswahyudi, Madiun
 Bali dan Nusa Tenggara
1. Bandar Udara Letkol Wisnu, Buleleng, Bali
2. Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar
3. Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa
4. Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima
5. Bandar Udara El Tari, Kupang

9
6. Bandar Udara Labuhan Bajo, Manggarai Barat
7. Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng
8. Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak
9. Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Waingapu
10. Bandar Udara Soa, Bajawa
11. Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende
12. Bandar Udara Wai Oti, Maumere
13. Bandar Udara Gewayantana, Larantuka
14. Bandar Udara Wonopito, Lewoleba
15. Bandar Udara Mali, Alor
16. Bandar Udara Lekunik, Rote
17. Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu
18. Bandar Udara Haliwen, Atambua
 Kalimantan
1. Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang
2. Bandar Udara Susilo, Sintang
3. Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh
4. Bandar Udara Pangsuma, Putussibau, Kapuas Hulu
5. Bandar Udara Kalimarau, Kabupaten Berau
6. Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya
7. Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun
8. Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan
9. Bandar Udara H. Asan, Sampit
10. Bandar Udara Beringin, Muara Teweh
11. Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
12. Bandar Udara Warukin, Tanjung
13. Bandar Udara Bersujud, Batulicin
14. Bandar Udara Stagen, Kotabaru
15. Bandar Udara Datah Dawai, Kutai Barat
16. Bandar Udara Kotabangun, Kutai Kartanegara
17. Bandar Udara Melalan, Melak

10
18. Bandar Udara Sangkimah, Sangatta
19. Bandar Udara Temindung, Samarinda
20. Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta
21. Bandar Udara Tanah Grogot, Tanah Grogot
22. Bandar Udara Tanjung Santan, Marang Kayu
23. Bandar Udara Pulau Bunyu, Bunyu
24. Bandar Udara Yuvai Semaring, Long Bawan
25. Bandar Udara Long Apung, Long Apung
26. Bandar Udara R.A. Bessing, Malinau
27. Bandar Udara Nunukan, Nunukan
28. Bandar Udara Tanjung Harapan, Bulungan
 Sulawesi
1. Bandar Udara Andi Djemma, Masamba
2. Bandar Udara Betoambari, Bau-bau
3. Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo
4. Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako
5. Bandar Udara Kasiguncu, Poso
6. Bandar Udara Lalos, Tolitoli
7. Bandar Udara Lagaligo , Luwu
8. Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju
9. Bandar Udara Melonguane, Melonguane
10. Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow
11. Bandar Udara Mutiara sis al jufri, Palu
12. Bandar Udara Naha, Tahuna
13. Bandar Udara Pogugol, Buol
14. Bandar Udara Sangia Ni Bandera, Pomalaa
15. Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja
16. Bandar Udara Sugimanuru, Raha
17. Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk
18. Bandar Udara Internasional Haluoleo, Kendari
19. Bandar Udara H. Aroeppala , Selayar

11
20. Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi
21. Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia
 Maluku
1. Bandar Udara Amahai, Masohi, Seram
2. Bandar Udara Bandaneira, Banda
3. Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru
4. Bandar Udara Dumatubun, Langgur, Maluku Tenggara
5. Bandar Udara Emalamo, Sanana, Kepulauan Sula
6. Bandar Udara Gamarmalamo, Galela, Halmahera Utara
7. Bandar Udara Gebe, Gebe, Halmahera Timur
8. Bandar Udara Kuabang, Kao, Halmahera Utara
9. Bandar Udara Liwur Bunga, Larat [1] Maluku Tenggara Barat
10. Bandar Udara Mangole, Mangole, Kepulauan Sula
11. Bandar Udara Leti, Moa [2] Maluku Barat Daya
12. Bandar Udara Namlea, Namlea, Buru
13. Bandar Udara Namrole, Namrole, Buru Selatan
14. Bandar Udara Nangasuri, Benjina, Kepulauan Aru
15. Bandar Udara Oesman Sadik, Labuha, Halmahera Selatan
16. SXK - Bandar Udara Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat
17. OTI - Bandar Udara Pitu, Morotai
18. Bandar Udara Purpura, Kisar [3] Maluku Barat Daya
19. Bandar Udara Sultan Babullah, Kota Ternate
20. Bandar Udara Taliabu, Taliabu, Kepulauan Sula
21. Bandar Udara Amahai, Pulau Seram, Seram Bagian Barat
22. Bandar Udara Buli, Maba, Halmahera Timur
23. Bandar Udara Pattimura, Kota Ambon
24. Bandara Karel Satsuid Tubun, Langgur, Maluku Tenggara
25. Bandar Udara Saumlaki Baru, Maluku Tenggara Barat
26. Bandar Udara Bula, Kufar, Seram Bagian Timur

12
 Papua
1. Bandar Udara Abresso, Manokwari
2. Bandar Udara Anggi, Anggi
3. Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya
4. Bandar Udara Arso, Arso
5. Bandar Udara Ayawasi, Sorong
6. Bandar Udara Babo, Babo
7. Bandar Udara Bade, Merauke
8. Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang
9. Bandar Udara Bintuni, Bintuni
10. Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya
11. Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya
12. Bandar Udara Elilim, Jayawijaya
13. Bandar Udara Enarotali, Enarotali
14. Bandar Udara Ewer, Merauke
15. Bandar Udara Illaga, Paniai
16. Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya
17. Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan
18. Bandar Udara Jeffman, Sorong
19. Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur
20. Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan
21. Bandar Udara Kamur, Asmat
22. Bandar Udara Karubaga, Jayawijaya
23. Bandar Udara Kebar, Manokwari
24. Bandar Udara Kelila, Jayawijaya
25. Bandar Udara Kepi, Merauke
26. Bandar Udara Kimaan, Merauke
27. Bandar Udara Kokonao, Mimika
28. Bandar Udara Lereh, Jayapura
29. Bandar Udara Mararena, Sarmi
30. Bandar Udara Merdey, Manokwari

13
31. Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel
32. Bandar Udara Moanamani, Dogiyai
33. Bandar Udara Muting, Merauke
34. Bandar Udara Nabire, Nabire
35. Bandar Udara Obano, Nabire
36. Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya
37. Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang
38. Bandar Udara Pulau Gag, Raja
39. Bandar Udara Rendani, Manokwari
40. Bandar Udara Senggeh, Keerom
41. Bandar Udara Senggo, Mappi
42. Bandar Udara Sinak, Puncak Jaya
43. Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro, Serui
44. Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah
45. Bandar Udara Teminabuan, Teminabuan
46. Bandar Udara Tiom, Jayawijaya
47. Bandar Udara Torea, Fakfak
48. Bandar Udara Ubrub, Keerom
49. Bandar Udara Utarom, Kaimana
50. Bandar Udara Waghete, Deiyai
51. Bandar Udara Wamena, Wamena
52. Bandar Udara Waris, Keerom
53. Bandar Udara Wasior, Wasior
54. Bandar Udara Yuruf, Jayawijaya
55. Bandar Udara Zugapa, Paniai
56. Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong
Jadi total jumlah bandara domestic di Indonesia sebanyak 216
bandara domestil, tapi tidak semua bandara beroperasi terdapat
beberapa bandara yang masih dalam tahap pembangunan.

14
2.1.2 Rute / jurusan / tujuan /asal dan lain.
a. Rute penerbangan Bandar Udara Husein Sastra Negara Bandung

Maskapai Tujuan Teminal

AirAsia Kuala Lumpur Internasional

Batik Air Denpasar/Bali,Padang(Segera),Palembang Domestik

Citilink Batam, Denpasar/Bali, Lombok, Medan, Domestik


Padang(Segera), Palembang, Surabaya

Express Air Pontianak, Padang, Palembang, Bandar Domestik


Lampung

Garuda Denpasar, Surabaya, Batam Domestik


Indonesia

Indonesia Air Medan, Denpasar,Pekanbaru, Surabaya Domestik


Asia

Indonesia Air Kuala Lumpur, Singapura Internasional


Asia

Jatayu Air Batam, Palembang Domestik

Kal Star Semarang Domestik

Lion Air Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Domestik


Denpasar, Medan, Surabaya, Padang,
Makassar

Malaysia Kuala Lumpur Internasional


Airlines

15
Malindo Air Kuala Lumpur Internasional

NAM Air Surabaya Domestik

Silk Air Singapura Internasional

Susi Air Pangandara Internasional

Wings Air Semarang, Yogyakarta, Solo Domestik

Tabel 1.1 Rute Penerbangan Bandar Hysein Sastra Negara Bandung

Bandung merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia m banyak sekali
para wisatawan dari dalam maupun luar negeri ingin pergi berlibur di kota kembang ini
maka rute penerbangan dan maskapainya adalah :

 Maskapai Garuda Indonesia


Rute penerbangan :
- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 06.30 - 09.15 (setiap hari)
- Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 13.20 - 14.05 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Surabaya (SUB) : 13.35 - 14.55 (setiap hari)
- Surabaya (SUB) - Bandung (BDO) : 11.25 - 12.45 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Batam (BTH) : 14.50 - 16.40 (Senin, Rabu, Kamis,
Jumat, Minggu)
- Batam (BTH) - Bandung (BDO) : 17.25 - 19.20 (Senin, Rabu, Kamis,
Jumat, Minggu)
 Maskapai Citilink
- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 15.05 - 17.35 (setiap hari)
- Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 08.10 - 08.35 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Medan (KNO) : 09.05 - 11.30 & 15.05 - 17.35 (setiap
hari)
- Medan (KNO) - Bandung (BDO) : 07.45 - 10.15 & 12.05 - 14.35 (setiap
hari)

16
- Bandung (BDO) - Lombok (LOP) : 10.45 - 13.25 (setiap hari)
- Lombok (LOP) - Bandung (BDO) : 13.55 - 14.35 (setiap hari)
 Maskapai Batik Air
- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 17.15 - 20.00 (setiap hari)
- Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 08.30 - 09.15 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Palembang (PLM) : 10.00 - 11.15 (setiap hari)
- Palembang (PLM) - Bandung (BDO) : 15.00 - 16.15 (setiap hari)
 Maskapai Lion Air
- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 10.20 - 13.05 & 12.00 - 14.45 &
16.15 - 19.00 (setiap hari)
- Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 13.45 - 14.30 & 15.25 - 16.10 &
19.40 - 20.25 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Surabaya (SUB) : 06.10 - 07.25 & 16.10 - 17.25 (setiap
hari)
- Surabaya (SUB) - Bandung (BDO) : 08.05 - 09.20 & 09.25 - 10.40 (setiap
hari)
- Bandung (BDO) - Medan (KNO) : 10.15 - 12.35 & 16.30 - 19.10 & 19.55
- 22.15 (setiap hari)
- Medan (KNO) - Bandung (BDO) : 06.50 - 08.50 & 09.00 - 11.20 & 13.15
- 15.35 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Batam (BTH) : 11.20 - 13.05 (Senin, Rabu, Kamis,
Jumat, Minggu)
- Batam (BTH) - Bandung (BDO) : 13.45 - 15.30 (Senin, Rabu, Kamis,
Jumat, Minggu)
- Bandung (BDO) - Makasar (UPG) : 06.00 - 09.10 (setiap hari)
- Makasar (UPG) - Bandung (BDO) : 14.30 - 15.40 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Yogyakarta (JOG) : 16.25 - 17.30 (setiap hari)
- Yogyakarta (JOG) - Bandung (BDO) : 18.10 - 19.15 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Balikpapan (BPN) : 09.35 - 12.35 (setiap hari)
- Balikpapan (BPN) - Bandung (BDO) : 07.35 - 09.30 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Banjarmasin (BDJ) : 16.10 - 18.40 (setiap hari)

17
- Banjarmasin (BDJ) - Bandung (BDO) : 09.00 - 09.30 (setiap hari)
 Maskapai Wings Air
- Bandung (BDO) - Solo (SOC) : 09.00 - 10.10 (setiap hari)
- Solo (SOC) - Bandung (BDO) : 07.25 - 08.35 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Yogyakarta (JOG) : 14.25 - 15.30 (setiap hari)
- Yogyakarta (JOG) - Bandung (BDO) : 12.50 - 14.00 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Semarang (SRG) : 17.40 - 18.50 (setiap hari)
- Semarang (SRG) - Bandung (BDO) : 16.05 - 17.15 (setiap hari)
 Maskapai Xpress Air
- Bandung (BDO) - Bandar Lampung (TKG) : 09.50 - 10.50 (Selasa, Kamis
& Sabtu)
- Bandar Lampung (TKG) - Bandung (BDO) : 14.10 - 15.20 (Selasa, Kamis
& Sabtu)
- Bandung (BDO) - Palembang (PLM) : 06.30 - 07.40 (setiap hari)
- Palembang (PLM) - Bandung (BDO) : 08.10 - 09.20 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Padang (PDG) : 09.50 - 11.45 (Senin, Rabu & Jumat)
- Padang (PDG) - Bandung (BDO) : 12.15 - 14.10 (Senin, Rabu & Jumat)
- Bandung (BDO) - Pontianak (PNK) : 15.45 - 17.20 (Minggu, Selasa,
Kamis & Sabtu)
- Pontianak (PNK) - Bandung (BDO) : 13.20 - 15.15 (Minggu, Selasa,
Kamis & Sabtu)
 Maskapai Indoesia Air Asia
- Bandung (BDO) - Bandar Lampung (TKG) : 09.50 - 10.50 (Selasa, Kamis
& Sabtu)
- Bandar Lampung (TKG) - Bandung (BDO) : 14.10 - 15.20 (Selasa, Kamis
& Sabtu)
- Bandung (BDO) - Palembang (PLM) : 06.30 - 07.40 (setiap hari)
- Palembang (PLM) - Bandung (BDO) : 08.10 - 09.20 (setiap hari)
- Bandung (BDO) - Padang (PDG) : 09.50 - 11.45 (Senin, Rabu & Jumat)
- Padang (PDG) - Bandung (BDO) : 12.15 - 14.10 (Senin, Rabu & Jumat)

18
- Bandung (BDO) - Pontianak (PNK) : 15.45 - 17.20 (Minggu, Selasa,
Kamis & Sabtu)
- Pontianak (PNK) - Bandung (BDO) : 13.20 - 15.15 (Minggu, Selasa,
Kamis & Sabtu)
b. Rute penerbangan dan maskapai bandara Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

MASKAPAI TUJUAN TERMINAL


Sriwijaya Air Jakarta-Soekarno-Hatta, Maumere, Kupang Domestic Dili
Sky Aviation Banyuwangi, Kupang, Labuan Bajo-Komodo, Domestic
Mataram-Lombok, Maumere, Surabaya
Singapore Singapore International
Airlines
Qatar Airways Doha, Singapore International
Philippine Manila International
Airlines
Pelita Air Service Bima, Jakarta-Halim Perdanakusuma, Ende, Domestic
Labuan Bajo-Komodo, Maumere, Tambolaka
Nordwind Seasonal Charter: Khabarovsk, Novosibirsk, International
Airlines Yekaterinburg, Irkutsk, Krasnoyarsk
Merpati Bandung, Bima, Ende, Jakarta-Soekarno-Hatta, Domestic
Nusantara Kupang, Labuan Bajo-Komodo, Mataram-
Airlines Lombok, Maumere, Surabaya, Tambolaka,
Waingapu
Malindo Air Kuala Lumpur Kuala Lumpur
Malaysia Airlines Kuala Lumpur Kuala Lumpur
Lion Air Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kupang, Domestic
Makassar, Manado, Medan, Yogyakarta
Korean Air Seoul-Incheon International
KLM Amsterdam, Singapore International
Jetstar Asia Singapore
Airways International
operated by
Valuair
Jetstar Airways Adelaide, Brisbane, Darwin, Melbourne, Perth, International
Singapore, Sydney
International Thai AirAsia Bangkok-Don
Mueang
International Thai Airways International Bangkok-
Suvarnabhumi
International Tigerair Singapore
International Tigerair Mandala Hong Kong,
Singapore
International Transaero Airlines Moscow-Vnukovo

19
International TransNusa Air Services Bima, Ende,
Kupang, Labuan
Bajo-Komodo,
Mataram-
Lombok, Ruteng,
Sumbawa Besar,
Tambolaka
Charter:
Maranggo
Airport(Wakatobi)
International Virgin Australia Regional Airlines Port Hedland
International Vladivostok Air Charter:
Khabarovsk
International Wings Air Bima, Ende,
Kupang, Labuan
Bajo-Komodo,
Malang, Mataram-
Lombok,
Maumere,
Semarang,
Surabaya,
Tambolaka,
Waingapu
Indonesia Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Surabaya, Domestic
AirAsia Yogyakarta
Indonesia Darwin, Kota Kinabalu,[6] Kuala Lumpur, Perth, International
AirAsia Singapore
IAT Mataram-Lombok Domestic
Hong Kong Hong Kong International
Airlines
Hainan Airlines Beijing-Capital (begins 15 January 2014)[5] International
Garuda Indonesia Bima, Ende, Malang, Labuan Bajo-Komodo, Domestic
operated by Mataram-Lombok
Explore Garuda
Garuda Indonesia Balikpapan, Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Domestic
Jayapura, Kupang, Makassar, Semarang,
Surabaya, Timika, Yogyakarta
Garuda Indonesia Brisbane, Hong Kong, Melbourne, Osaka-Kansai, International
Perth, Seoul-Incheon, Singapore, Sydney, Tokyo-
Haneda, Tokyo-Narita
aipei-Taoyuan International
EVA Air Seasonal: Kaohsiung
Emirates Dubai-International (Mulai 3 Juni 2015) Internasiona
Domestic Tigerair Mandala Jakarta-Soekarno-
Hatta
Domestic Virgin Australia Adelaide,

20
Brisbane,
Melbourne, Perth,
Sydney
Domestic
Citilink Balikpapan, Bandung, Jakarta-Halim Domestic
Perdanakusuma (Segera),Jakarta-Soekarno-Hatta,
Surabaya
a Southern Guangzhou International
Airlines
China Eastern Shanghai-Pudong International
Airlines Seasonal: Beijing-Capital[4]
China Airlines Taipei-Taoyuan Internasional
Musiman: Kaohsiung
Cebu Pacific Manila Internasional
Cathay Pacific Hong Kong Internasional
Batik Air Balikpapan, Bandung, Jakarta-Halim Domestik
Perdanakusuma (Segera), Jakarta-Soekarno-
Hatta, Palembang (ditunda)
Aviastar Labuan Bajo, Tambolaka Domestik
Asiana Airlines Seoul-Incheon Internasional
AirAsia Kuala Lumpur Internasional
Air Niugini Port Moresby Internasional
Air New Zealand Musiman: Auckland[3] Internasional
Aeroflot Musiman: Moscow-Sheremetyevo Internasional

Tabel 1.2 Rute Penerbangan Bandar Udara Ngurah Rai

c. Rute penerbangan dan maskapai bandara Bandar Udara Internasional SOEKARNO-


HATTA

Maskapai Tujuan Terminal


Air asia Kota kinabalu kuala lumpur 3
Airfast Indonesia Surabaya 1c
Air france Paris Charles de gaule , singapur 2e
America Airlines Las vegas,los angels & new york 2e
Asiana airleines Seoul-incheon 2d
Aviastar Bandar lampung ketapang, lubuk linggau, dan 1c
pangkalanbun
Batik air Ambon,Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, 1c
Jayapura, Kupang, Lombok, Makassar, Manado,
Medan, Padang, Palembang, Palu, Pekanbaru,
Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Ternate,
Yogyakarta

21
Batik air Singapura 2d
Cathay pacific Hongkong 2d
Cebu pacific Cebu,manila 2e
China airlines Taipei-taoyon 2e
China eastern airlines Shanghai 2e
China southern Guangzho 2e
airrlines
Citylink Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Bengkulu,
Denpasar/Bali, Jambi, Makassar, Manado,
Medan, Padang, Pangkal Pinang, Pekanbaru,
Pontianak, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung
Pinang
Dragonair Hongkong 2d
Egyptair Bangkok-suvaarnabhumi kairo 2d
Emirates Dubai 2d
Etihad airways Abu dhabi 2e
Eva air Taipei-taoyuan 2e
Express air Bandar Lampung, Jayapura, Makassar, 1b
Manokwari, Sorong, Ternate
Garuda indonesia Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar 2f
Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak,
Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura,
Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado,
Mataram-Lombok, Medan, Merauke, Padang,
Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang,
Pekanbaru, Pontianak, Sibolga, Semarang,
Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan,
Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Timika,
Yogyakarta
Garuda indonesia Amsterdam, Bangkok-Suvarnabhumi, Beijing- 2e
Capital, Guangzhou, Hong Kong, Jeddah, Kuala
Lumpur, London-Gatwick, Nagoya, Melbourne,
Osaka-Kansai, Perth, Seoul-Incheon, Shanghai-
Pudong, Singapura, Sydney, Tokyo-Haneda,
Tokyo-Narita

Indonesia air asia Bangkok-Don Mueang, Denpasar/Bali, Kota 3


Kinabalu, Kuala Lumpur, Makassar, Medan,
Penang, Phuket, Singapura, Surabaya,
Yogyakarta
Indonesia air asia x Denpasar/bali, jeddah 3
Japan airlines Tokyo , haneda, Tokyo-narita 2d
Jetstar Asia Airways Perth, singapura 2d
dioperasikan oleh
Jetstar Airways

22
Jetstar Asia Airways Singapura 2d
dioperasikan oleh
Valuair
Berau, Ketapang, Pangkalan Bun, Pontianak, 1c
Kal star aviation Sampit, Sintang
Amsterdam,kuala lumpur 2e
KLM
Korea Air Seoul-incheon 2e
Kuwait Airlines Kota Kuwait , kuala lumpur 2d
Lion air Denpasar/bali 3
Lion Air Ambon, Gorontalo, Jayapura, Kendari, Kupang, 1a
Makassar, Malang, Manado, Mataram-Lombok,
Merauke, Palu, Poso, Semarang, Surakarta/Solo,
Sorong, Surabaya, Ternate, Yogyakarta
Lion air Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, 1c
Pontianak, Tarakan
Lion air Jeddah, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, 2e
Singapura, Tokyo-Narita
Malaysia airlines Kuala lumpur 2d
Malindo air Kuala lumpur 2d
Mihin lanka Kolombo 2d
Nam air Bengkulu, Jambi, Lubuk Linggau, Padang, 1b
Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak,
Semarang, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan,
Tanjung Pinang
Oman air Muskat 2d
Qantas Sydney musiman singapura 2d
Qatar airways Doha – hamad 2d
Royal brunei airlines Bandar seri Begawan 2d
Saudia Jeddah, madinah, riyadh 2e
scoot Singapura 2d
Shenzhen air lines Musiman: Fuzhou 2d
Sichuan air lines Nanning 2d
Singapore airlines Singapura 2d
Sriwijaya air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar 1b
Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak,
Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura,
Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado,
Mataram-Lombok, Medan, Padang, Palembang,
Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak,
Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung
Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate,
Yogyakarta
Thai airways Bangkok suvarnabhumi 2e
Thai lion air Bangkok don mueang 2d

23
Thai air asia Bangkok don mueang 2d
Tiger airways Singapura 2d
Trigana air service Pangkal Pinang, Pangkalan Bun, Pontianak, 1c
Sampit
Turkish airlines Ankara , Istanbul -ataturk 2d
Vietnam airlines Hanoi kota ho chi minh 2e
Xiamen airlines Fuzhou Xiamen 2d
yemenia Dubai , kuala lumpur sana’a 2d

1.3 Rute Penerbangan Bandar Udara Soekarno Hatta

2.1.3 Keuntungan, Kerugian dan Permasalahan yang Ada di Transportasi Udara

Pada dasarnya semua pengembangan angkutan udara di Indonesia


bertujuan untuk kesejahtraan masyarakat dan perkembangan kehidupan
masyarakat untuk yang lebih baik lagi.Namaun terlepas dari hal tersebut
pembangunan bandara mempunyai dampak baik secara langsung ataupun tidak
langsung terhadapat masyarakat.Dampak yang ditimbulkan pula tidak hanya
positif, ada sisi negatif yang diakibatkan dari suatu pembangunan bandara.

a. Keuntungan yang timbul akibat pembanngunan transportasi udara


1. Akan terjadi peningkatan pengunjung wisata dari dalam maupun luar
negeri. Karena mudahnya akses para wisatawan untuk mengunjungi
Negara yang ingn di knjungi.
2. Terjadinya peningkatan pendapatan daerah dengan adanya peningkatan di
salah satu sektor yaitu sektor pariwisata.
3. Akan terbukanya lapangan kerja baru , sehingga akan banyak menyerap
tenaga kerja baik tenaga kerja dari penduduk asli maupun Indonesia pada
umumnya yang akan menyebabkan pengangguran akan berkurang.
4. Dampak terahir yang paling penting dengan adanya pembangunan
angkutan udara adalah pertumbuhan ekonomi.

24
b. Kerugian yang timbul akibat pembangunan transportasi udara :

1. Pengurangan daerah hijau.Dengan adanya pembangunan transportasi


udara ini maka akan di bangun pula Bandar Udaranya
2. Belum siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di daerah
setempat, yang akan mengakibatkan tenaga kerja yang akan di dari daerah
setempat tenaga kerja kasar, sedangkan tenaga kerja ahli akan diambil dari
luar yang akan mengakibatkan akan terjadinya masalah social.
3. Adanya perubahan kultur masyarakat di daerah setempat.
4. Bisa terjadinya kerusakan pada alat pendengaran, dikarenakan akibat suara
bising dan polusi udara yang menyebabkan kualitas udara kurang bersih
dan lingkungan tercemar.
5. Akan terjadi banyak tindakan criminal,seperti penyelundupan barang yang
di larang oleh Negara.
c. Permasalahan yang Sering Terjadi
 Kecelakaan Transportasi Udara
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak diduga dan tidak diharapkan
kehadirannya bagi siapa saja. Potensi kecelakaan memang tidak dapat
dihilangkan sama sekali, tetapi melalui upaya yang sungguh-sungguh potensi
tersebut dapat ditekan untuk mengurangi jatuhnya korban lebih banyak. Perlu
dibangun persepsi dan pemahaman yang sama bahwa pesawat terbang memiliki
tingkat kerawanan sangat tinggi bila dihadapkan dengan sedikit saja kelalaian,
sehingga selayaknya mendapatkan perhatian yang tinggi.

 Delay atau Penundaan Penerbangan


Delay atau penundaan penerbangan adalah keterlambatan keberangkatan
pesawat terbang berjadwal dari jadwal / schedule yang telah ditetapkan. Efek
domino akibat terjadinya delay cukup luas, baik bagi penumpang maupun
perusahaan jasa lainnya yang mamanfaatkan jasa penerbangan tersebut.
Misalnya penumpang yang mempunyai kepentingan / bisnis tertentu yang
jadwal sudah ditentukan akan berantakan. Travel Agent yang sudah membuat

25
paket wisata yang rapi dan sudah merencanakan berapa obyek wisata yang akan
dikunjungi juga merugi. Belum lagi kalau sudah booking restoran dan
hotel.Mereka kerap mangalami kerugian karena tidak bisa menjalani semua
rencana yang telah ditetapkan termasuk kerugian berupa makanan yang sudah
dipesan tidak bisa dibatalkan.Belum lagi mendapat komplain dari
peserta tourkarena kunjungan tidak sesuai dengan rencana.Bagi perusahaan
kargo kerugian yang diderita adalah keterlambatan pengiriman yang bisa
merugikan konsumen dan perusahaan kargo juga harus membayar kompensasi
keterlambatan bila mengacu pada UU No 1 Tahun 2009 Penerbangan.

Mengapa bisa terjadi delay ? Beberapa faktor penyebabnya antara lain :

 Pertama, alasan teknis / maintenance adalah keterlambatan karena


pesawat yang akan digunakan mengalami gangguan teknis sehingga
membutuhkan waktu untuk perbaikan.
 Kedua, faktor cuaca / alam, adalah keterlambatan karena cuaca pada
bandara keberangkatan, dalam perjalanan maupun
bandara tujuan kurang mendukung untuk keselamatan penerbangan.
Cuaca tersebut seperti : hujan, kabut, asap yang menyebabkan jarak
pandang minimal, sehingga operator penerbangan sengaja menunda
penerbangan dengan alasan safety.
 Ketiga, adanya kecelakaan / insiden pesawat udara baik pada bandara
asal maupun tujuan sehingga otoritas bandara menutup
sementara bandara untuk upaya pertolongan / evakuasi, maupun terjadi
bencana alam yang tidak terduga sebelumnya.
 Keempat, pergerakan lalu lintas udara / traffic movement sangat padat
pada saat peak hours, sehingga pesawat yang akan mendarat maupun
lepas landas harus antri.
 Kelima, adanya VVIP movement, yang mengharuskan pesawat harus
di hold atau di holding untuk memberi kesempatan pada pesawat VVIP.
 Keenam, adanya beberapa rute penerbangan pararel yang dilayani oleh
satu pesawat ( misalnya Jayapura – Makassar – Surabaya – Jakarta-

26
Medan ). Apabila terjadi delay pada penerbangan sebelumnya,
dipastikan terjadi juga pada penerbangan selanjutnya.
 Ketujuh, karena mungkin ada indikasi kesengajaan dari operator
penerbangan karena minimnya penumpang, untuk menghindari kerugian
karena load factor belum memenuhi target.

Delay juga merupakan salah satu indikator penilaian konsumen / penumpang


tentang tingkat ke-profesional-an airline. Tingkat kerugian konsumen begitu luas,
dan hak dan kewajiban antara penumpang sebagai konsumen dan airline sebagai
penyedia penerbangan tidak seimbang. Contoh sederhana, pada saat kita membeli
tiket pesawat terbang ada ketentuan 1 ( satu ) jam sebelum keberangkatan harus
sudah check in , kurang dari itu airline tidak menerima atau penumpang
kena charge sekian persen dari harga tiket. Intinya penumpang harus tunduk pada
aturan airline. Lain lagi apabila penumpang yang terlambat, misalnya untuk
memajukan penerbangan dari jadwal penerbangan yang tertera pada tiket (minta
agar dipindah penerbangan yang lebih awal pada satu airline) , pada beberapa
airline dikenakan biaya.

Bagaimana dengan penumpang yang delay karena kesalahan operator


penerbangan ? Apa kompensasi yang diberikan airline ? Apakah hanya cukup
dikembalikan uang tiketnya ? Atau dipindah ke airline lain ?Memang dalam KM
Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara
bahwa keterlambatan penerbangan ada kompensasi bagi penumpang.Namun hal
tersebut belum memberikan efek jera bagiairline untuk tepat waktu dan terkadang
hak penumpang sering kali tidak diberikan.

Penumpang juga harus tahu haknya. Menurut UU No 1


2009 Penerbangan, bahwa hak – hak penumpang juga diatur, antara lain :

Pasal 140 Ayat (1) Badan usaha angkutan udara niaga / airline wajib mengangkut
orang dan/atau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan. (2)
Badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak

27
terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai dengan perjanjian
pengangkutan yang disepakati. (3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan tiket penumpang dan dokumen
muatan. Ini artinya bahwa apabila penumpang merasa tidak diberikan haknya
sesuai dengan dokumen perjanjian yang tertera di tiket maka mereka bisa
menuntut.

PP No 40 / 1995 tentang Angkutan Udara Pasal 41 Ayat (1) “Perusahaan udara


niaga wajib mengutamakan pengangkutan calon penumpang atau barang yang
pemiliknya telah melaksanakan kewajibannya sesuai perjanjian pengangkutan
yang disepakati.Ayat (2) Dalam hal terjadi keterlambatan atau penundaan dalam
pengangkutan karena kesalahan pengangkut, perusahaan angkutan wajib
memberikan pelayanan yang layak kepada penumpang atau memberikan ganti
rugi atas kerugian yang secara nyata dialami oleh penumpang atau pemilik
barang. Pasal 42 berbunyi “Perusahaan angkutan udara yang melakukan kegiatan
angkutan udara niaga berjadwal bertanggung jawab atas keterlambatan angkutan
penumpang dan/atau barang yang diangkut apabila terbukti hal tersebut
merupakan kesalahan pengangkut.Dengan perturan ini baik penumpang maupun
perusahaan kargo bisa melakukan klaim terhadap airline.

Kalau dilihat dari penyebabnya, memang delay terjadi bukan hanya karena
kesalahan airline misalnya cuaca, accident / incident, traffic movement,
VVIP Movement dsb, hal ini tidak bisa dihindari , dan penumpangpun harus
menyadari akan hal ini. Namun untuk delay karena alasan teknik /
maintenance semestinya bisa diantisipasi sebelumnya . Yang tidak bisa ditolelir
adalah delay karena faktor lain misalnya menunggu penumpang, atau hal – hal
lain yang tidak masuk akal

2.2 Data Pergerakan Orang

2.2.1 Jumlah penumpang

a. Jumlah penumpang untuk jalur domestik di Bandara Husein


Sastranegara

28
Bandung diperkirakan mengalami peningkatan 20%.Jumlah penumpang
diBandara Husein, terus mengalami peningkatan sebesar 20% dari kisaran
jumlah 4 ribu sampai 5 ribu penumpang setiap harinya.

Khusus untuk data per 1 Januari 2016, tim posko Natal dan Tahun
Baru (Nataru) memprediksi aktivitas bandara masih tinggi. Hal ini tak
terlepas dari libur 1 Januari yang bertepatan dengan hari Jumat menuju
akhir pekan di Hari Sabtu dan Minggu.Airport Dutty Officer Bandara
Husein Sastranegara Suarsono memprediksikan, dari data yang sudah
dipantau sejak 18 Desember lalu, untuk penerbangan domestik
diperkirakan terjadi peningkatan 20%."Prediksi peningkatan 20%, angka
itu dari hasil rata- rata, ini terkait dengan adanya libur panjang yang ini
meliputi Jumat, Sabtu, Minggu. Dan kita tahu kan hari Minggu itu
posisinya tanggal 3 kemudian ramainya itu akan banyak di Hari Minggu
itu, kemudian Seninnya mereka sudah mulai kerja (aktivitas biasa)," ujar
Suarsono kepada INILAH di Posko Nataru Bandara Husein Sastra
Negara, Bandung, Jumat (1/1).

Untuk aktivitas jalur penerbangan menuju Makassar, Denpasar,


Medan, Surabaya dan Yogjakarta masih mendominasi rute penerbangan
domestik.Suarsono memperkirakan puncak arus bali k akan terjadi
Minggu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya terus meningkatkan
koordinasi dan pengamanan hingga 8 Januari 2016."Kita lakukan
pengamanan operasional di bandara dengan standar kerja yang ada,
terkait dengan Pos Nataru kita lakukan maksimalisasi koordinasi dengan
unit berbagai unit, seperti kawasan parkiran kemanan dan dalam
terminal," papar dia.Sementara itu, dari hasil rekapan data Tim Posko
Nataru, per 30 Desember 2015 tercatat, untuk Keberangkatan Domestik
tersedia 33 penerbangan dengan jumlah penumpang yang mencapai 4.764
orang. Sementara di jalur kedatangan domestik ada 34 penerba ngan
dengan jumlah penumpang mencapai 4.697 orang. Untuk di jalur
keberangkatan interasional tersedia 6 penerbangan dengan jumlah 944

29
penumpang.Sementara untuk jalur kedatangan tersedia 6 penerbangan
dengan jumlah 805 penumpang.Data 31 Desember 2015, tercatat untuk
keberangkatan di jalur domestik dengan fasilitas 33 penerbangan
sebanyak 4.680 penumpang, dengan presentase total kursi yang terpenuhi
hingga 88,69%. Untuk jalur kedatangan domestik tercatat, ada fasilitas 6
penerbangan dengan 4.645 penumpang dengan presentase total kursi yang
terpenuhi hingga 88,19%.Untuk di jalur keberangkatan internasional
bandara memfasilitasi 6 penerbangan dengan 1000 penumpang dengan
presentase total kursi yang terpenuhi hingga 94,16%. Untuk jalur
kedatangan internasional ada 6 penerbangan dengan 767 penumpang
dengan presentase total kursi yang terpenuhi hingga 72,22%.

b. Jumlah penumpang untuk jalur Domestik Bandara Soekaro Hatta


dan Bandara Ngurah Rai

Soekarno
Bulan Ngurah Rai
Hatta
2015
Januari 1 478 308 356 314
Februari 1 332 181 292 316
Maret 1 490 037 315 635
April 1 492 524 333 421
Mei 1 655 718 375 761
Juni 1 556 370 356 428
Juli 1 798 426 380 438
Agustus 1 760 099 404 915
September 1 467 594 327 845
Oktober 1 623 422 354 721
November 1 620 867 317 524
Desember 1 875 545 306 862

1.4 Tabel Jumlah Penumpang

30
Pergerakan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai turun
1 % dibanding tahun 2014. Pihak Angkasa Pura 1 mencatat selama 2015
pergerakan penumpang domestik pada tahun ini mencapai8.542.454 penumpang.
Sedangkan internasional sebanyak 8.503.600

GM Angkasa Pura 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo mengatakan,


penurunan tersebut disebabkan oleh erupsi gunung selama periode Juli hingga
November tahun tersebut. Dua erupsi gunung itu yakni Gunung Raung di
Banyuwangi, Jawa Timur dan Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat.
2.1.1 Tarif Yang Paling Banyak Terjual dan Lain

Ini adalah rute terpopuler dari Bandung ke semua wilayah yang di minati oleh

para pengguna jasa penerbangan.

a. Bandara Husein Sastra Negara Bandung

Bandung ke Bandung ke Bandung ke


Rp 1.212.825 Rp 1.797.694 Rp 1.207.050
Banjarmasin Tarakan Penang

Bandung ke Bandung ke Bandung ke


Rp 463.211 Rp 1.173.549 Rp 1.522.875
Semarang Praya Kendari

Bandung ke Bandung ke Bandung ke


Rp 711.216 Rp 1.747.648 Rp 1.684.982
Johor Bahru Manado Palu

Bandung ke
Bandung ke Bandung ke
Solo / Rp 845.424 Rp 2.167.669 Rp 1.985.433
Hong Kong Ambon
Surakarta

Bandung ke Bandung ke
Bandung ke
Bandar Rp 331.722 Rp 3.324.261 Kota Rp 15.024.217
Jayapura
Lampung Kinabalu

31
Bandung ke Bandung ke Bandung ke
Rp 1.016.416 Rp 1.721.893 Rp 3.881.105
Pontianak Kupang Biak

1.5 Tabel Tarif di Bandar Udara Husein Sastra Negara

b. Bandara Soekarno Hattta


Maskapai Asal Tujuan Tarif
Air Asia Jakarta Bali Rp 437.800
Srowijaya Air Jakarta Bali Rp 448.700
Sriwijaya Air Jakarta Medan Ro 571.000
Lion Air Jakarta Medan Rp 581.000
Sriwijaya Air Jakarta Makassar Rp 581.000
Lion Air Jakarta Makassar Rp 500.500

1.6 Tabel Tarif di Bandar Udara Soekarno Hatta

C bandara ngurah rai


Maskapai Asal Tujuan Tarif
Sriwijaya air Bali Jakarta 488700
Air asia Bali Jakarta 417900
Lion air Bali Makassar 430900
Sriwijaya air Bali Makassar 539300
Air asia Bali Palembang 678500
1.7 tabel tarif Bandar udara ngurah rai

32
2.3 Sistem Persaingan
Persaingan bisnis di sektor penerbangan tidak hanya terjadi di wilayah barat dan kota-
kota besar di Indonesia. Maskapai penerbangan kini berlomba-lomba membuka akses
penerbangan ke wilayah timur.Salah satu yang menjadi bidikan adalah Papua.
Saat ini hanya ada enam maskapai penerbangan yang sudah mulai melayani rute ke Papua.
Jika semakin banyak maskapai yang melayani rute Papua, masyarakat akan mendapat
kemudahan dan banyak pilihan menggunakan jalur transportasi udara.

Kepala Bandara Sentani Sukardjo Widjojo menyebutkan, enam maskapai yang sudah
melayani rute Papua antara lain Lion Air, Garuda Indonesia, Merpati Airlines, Sriwijaya Air,
Batik Air dan Express Air.Dalam waktu dekat, maskapai penerbangan asal Malaysia juga
berencana melebarkan sayapnya ke wilayah timur Indonesia.

"Dari hasil pertemuan di Jakarta beberapa waktu lalu, rencananya AirAsia juga akan
masuk ke Bandara Sentani," ujar Sukardjo seperti dilansir Antara, Jumat (7/6).
Dia berharap, maskapai penerbangan yang baru masuk seperti Batik Air, dapat memberikan
pelayanan yang baik untuk masyarakat.Demikian juga untuk harga tiket murah yang
ditawarkan, tidak hanya berlaku ketika promo saja.Tapi diharapkan untuk selanjutnya juga
berlaku.

Sukardjo mengimbau maskapai penerbangan juga terus meningkatkan pelayanan,


sehingga keuntungan yang diperoleh seimbang dengan apa yang dikeluarkan.

"Mengingat kapasitas Bandara Sentani dalam menampung pesawat, maka pihak kami merasa
bahwa maskapai penerbangan yang ada saat ini sudah cukup," katanya.

Nantinya jika Bandara Sentani sudah diperluas sesuai dengan rencana, maka maskapai
penerbangan lainnya bisa masuk ke Papua melalui Bandara Sentani.

"Terlalu banyak maskapai juga akan merugikan maskapai itu sendiri karena nantinya jumlah
penumpang tiap pesawatnya tidak akan sesuai dengan standar karena banyaknya pesawat,"
ucapnya.

33
BAB III
ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Bagaimana Bisnis Di Indonesia Di Bidang Transportasi Udara


3.1.1 Demografi Indonesia
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 ini tercatat telah mencapai sekitar 240
juta orang. Berdasarkan Data Biro Sensus AS, Indonesia menempati urutan ke 4
(empat) dunia dalam hal banyaknya jumlah penduduk, setelah China, India dan
Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia terbentang di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
dan terletak di posisi silang yang sangat strategis yaitu pada koordinat 6°LU - 11°08'LS
dan dari 97°' - 141°45'BT.
Di mata dunia internasional, potensi dan nilai strategis Indonesia dianggap sangat
penting tercermin dari isu-isu dan pernyataan dalam berbagai forum internasional yang
menyebutkan "Geographically, Indonesia is located in a very strategic position which
serves as an important international trade hub, connecting North to South (Japan and
Australia) and West to East (Europe, Asia, Australia, and the Pacific Rims). With its
17.508 islands located along the equatorial line, Indonesia stretches over 5.120 km from
East to West, and 1.760 km from North to South. Indonesia UIRs are considerably wide
and It is indeed very potential and strategic in providing international air navigation or
air traffic services and traditional marine traffics"
Namun untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau,
menghubungkan dan membantu peningkatan pembangunan ekonomi di 33 (tiga puluh
tiga) propinsi yang ada di Indonesia tersebut, diperlukan sarana angkutan yang
memadai, baik moda darat, laut maupun udara.
Mana yang mau didahulukan, angkutan darat, angkutan laut atau angkutan
udara?Jawabannya adalah, ketiga-tiganya harus dikembangkan untuk kepentingan dan
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Tentunya dalam hal ini sangat dibutuhkan
"political will" dari pemerintah untuk melakukan harmonisasi, membina dan
mengawasi persaingan yang muncul diantara ketiga moda industri, maupun antar
sesama pelaku industri, sehingga masing-masing tidak saling mematikan.

34
3.1.2 Kontribusi Angkutan Udara Pada Perekonomian Nasional
Peran angkutan udara secara umum adalah memperkokoh kehidupan politik,
pengembangan ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan dan pertahanan.Di bidang
pengembangan ekonomi, sosial dan budaya, angkutan udara memberikan kontribusi
yang cukup besar antara lain, di bidang transportasi, pengembangan ekonomi daerah,
pertumbuhan pariwisata dan ketenagakerjaan.
Kontribusi angkutan udara di bidang transportasi adalah memberikan layanan
pengangkutan baik orang maupun barang melalui jalur udara yang menawarkan nilai
tambah berupa efisiensi waktu dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan moda
transportasi lainnya.Dengan adanya faktor kecepatan tersebut disamping mampu
menekan biaya produksi, mobilitas orang dan penyampaian kebutuhan barang atau jasa
pun menjadi lebih cepat dan lebih baik.
Kontribusi angkutan udara di bidang pengembangan ekonomi daerah adalah
melakukan kegiatan lalu lintas orang maupun barang untuk membantu membuka akses,
menghubungkan dan mengembangkan potensi ekonomi daerah yang pertumbuhan
ekonominya masih rendah serta menghidupkan dan mendorong pembangunan wilayah
khususnya daerah-daerah yang masih terpencil , sehingga penyebaran penduduk,
pemerataan pembangunan dan distribusi ekonomi dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.
Kontribusi angkutan udara di bidang pariwisata adalah memberikan layanan
angkutan udara dari/ke luar negeri dengan tujuan untuk memasukkan wisatawan
sebanyak-banyaknya ke Indonesia dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa
Negara. Berkaitan dengan sektor pariwisata, kontribusi angkutan udara memang
sangatlah besar karena angkutan udaralah yang memungkinkan wisatawan manca
negara masuk ke Indonesia.Hampir kurang lebih 90% dari wisatawan yang masuk ke
Indonesia menggunakan sarana angkutan udara. Sehingga dapat dikatakan, sektor
pariwisata Indonesia akan semakin berkembang apabila didukung oleh pertumbuhan
angkutan udaranya.
Kontribusi angkutan udara di bidang ketenagakerjaan adalah menciptakan lapangan
kerja baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka membantu pemerintah dalam
pemenuhan lapangan kerja khususnya di bidang industri angkutan udara. Menurut Air

35
Transport Action Group (ATAG), yaitu sebuah organisasi independen internasional
yang terdiri dari beberapa kelompok perusahaan khususnya yang berkiprah di bidang
industri angkutan udara, kontribusi angkutan udara di bidang ketenagakerjaan secara
langsung adalah penciptaan lapangan kerja industri dari angkutan udara itu sendiri dan
secara tidak langsung adalah menciptakan lapangan kerja di bidang pengadaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan operasional / produksi angkutan udara. "Multiplier
effect" lainnya adalah adanya angkatan kerja yang disebabkan oleh pengeluaran yang
disebabkan oleh industri dan yang terbesar adalah angkatan kerja yang disebabkan
meningkatnya kegiatan sektor pariwisata akibat masuknya wisatawan melalui jalur
angkutan udara. ATAG mengindikasikan bahwa indeks prosentase dari pengaruh
industri angkutan udara terhadap ketenagakerjaan adalah sebesar 580% dengan
perincian sebagai berikut, pengaruh langsung (direct) sebesar 100% berupa penciptaan
tenaga kerja angkutan udara itu sendiri, pengaruh tidak langsung (indirect) sebesar
116% berupa angkatan kerja pengadaan barang dan jasa, pengaruh lainnya (induced),
yaitu angkatan kerja dari sektor pariwisata sebesar 310% dan angkatan kerja dari
pengeluaran yang disebabkan oleh industri sebesar 54%. Sehingga jika kita mengacu
pada rasio pesawat per pegawai sebesar 1 : 150 orang, maka jika muncul industri
angkutan udara baru dengan jumlah armada sebanyak 5 pesawat akan menghasilkan
angkatan kerja sebanyak, 5 x 150 orang x (100%+116%+310%+54%)=4.350 orang
angkatan kerja. Apabila kita hitung dengan perumusan yang sama secara nasional, dari
seluruh jumlah armada yang beroperasi di Indonesia yang berjumlah kurang lebih
sekitar 270 pesawat, maka total penciptaan angkatan kerja dari sektor angkutan udara
adalah sebesar 227.070 orang. Suatu jumlah angkatan kerja yang cukup lumayan,
apalagi di era sekarang , hal tersebut sangat membantu pemerintah di bidang
pemenuhan tenaga kerja nasional.

3.1.2 Peningkatan Sektor Pariwisata yang Didukung Oleh Angkutan Udara Yang
Handal Dan Berkualitas
Jatuhnya harga minyak pada tahun 1986 dari kisaran harga $ 30 per barel menjadi
hanya sekitar $ 10 per barel merupakan sebuah pukulan telak bagi Indonesia yang
selama berpuluh-puluh tahun, menggantungkan minyak sebagai sumber devisa utama.

36
Menurunnya penerimaan negara dari sektor minyak memicu pemerintah untuk
secara intensif melakukan langkah-langkah antisipatif dengan mencari sumber-sumber
lain keuangan Negara selain migas. Pemerintah melakukan perubahan di berbagai
bidang melalui langkah deregulasi perekonomian antara lain deregulasi perpajakan,
pelabuhan dan angkutan laut termasuk deregulasi di bidang angkutan udara dimana
awalnya dinamakan "partial open sky" dengan membuka Bali, Denpasar sebagai pintu
masuk wisatawan ke Indonesia disamping Jakarta sebagai ibukota negara.
Namun penerapan " limited open sky" tersebut berdampak pada maskapai
penerbangan nasional yang notabene belum siap bersaing di pasar global, sehingga
pelan tapi pasti, mulai mengalami sesak nafas. Bahkan Garuda Indonesia yang pada
awalnya dianggap kuat dan mapan, tak urung akhirnya mengalami kerugian di tahun
1993.Namun segala sesuatu memang harus dilihat konteksnya secara luas.Apakah
kebijakan untuk mendukung sektor pariwisata tersebut sebagai penyebab kerugian
maskapai nasional?Kalau kita menyikapinya secara arif dan bijaksana, maka
jawabannya "bisa ya, bisa tidak".Namun kalau melihat pada misi yang diemban oleh
airline nasional, yaitu disamping menghubungkan keseluruh propinsi dari dan ke
seluruh kota-kota di Indonesia, juga berkewajiban mendukung program pemerintah di
bidang pariwisata dan ekspor non migas.Jadi jelas, bahwa industri penerbangan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari industri pariwisata.Hanya memang,
idealnya suatu kebijakan hendaknya diterapkan secara bertahap, sehingga airline
nasional lebih siap dalam menghadapi persaingan.Apakah sektor pariwisata bisa
disalahkan?Jawabannya "tidak", karena keduanya sama-sama untuk kepentingan
Nasional.Seperti hukum sebab akibat, sesuatu terjadi karena ada kejadian yang
lainnya.Ada istilah "cross subsidi", dimana meskipun ada suatu sektor yang mengalami
kerugian namun "end result" secara keseluruhan tetap tercapai.Terpenting adalah agar
masing-masing sektor fokus pada tugasnya, dimana pelaku angkutan udara diharapkan
terus membantu pasokan wisatawan sebanyak-banyaknya ke setiap DTW di seluruh
Indonesia. Sedangkan sektor pariwisata berkewajiban untuk mempromosikan, menjual
dan menjaga potensi wisata yang ada dalam rangka membantu penerimaan devisa
negara.

37
Meskipun pemerintah terus giat menggali alternatif lain selain migas, posisi migas
masih menjadi tulung punggung untuk menggerakkan roda perekonomian Negara.
Kebetulan saat itu tingkat konsumsi minyak domestik masih belum tinggi sehingga
ekspor surplus migas masih terus berjalan hingga beberapa puluh tahun kemudian.
Keberhasilan sektor pariwisata Indonesia seakan menjadi penyejuk ditengah
menurunnya ekspor migas dan menjadikan sektor ini sebagai primadona baru setelahi
migas.Untuk lebih mengembangkan sektor ini, maka beberapa bandar udara di tanah air
semakin diperlebar, dibangun dan diubah menjadi bandara Internasional.Tentunya
dengan satu tujuan, yaitu untuk memberikan peluang lebih banyaknya wisatawan
manca negara masuk ke Indonesia, langsung ke daerah tujuan wisata yang ada di
Indonesia. Kota-kota yang bandaranya dikembangkan selain Jakarta dan Denpasar
antara lain, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Manado, Ambon, Biak, Padang, Surabaya,
Batam, Ujung Pandang, Banda Aceh, Bandung, Mataram dan lain-lain. Hingga saat ini
total seluruh bandara yang ditetapkan sebagai Bandar udara Internasional berjumlah 27
bandara (SKep Menhub No : KM.44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional) dengan tujuan agar perusahaan penerbangan baik domestik maupun asing
memperoleh kemudahan akses penerbangan ke/dari luar negeri secara langsung.
Terbukanya banyak bandara di Indonesia tersebut, menjadikan ruang udara Indonesia
menjadi semakin terbuka dan bebas, sehingga kesiapan maskapai nasional untuk
bersaing secara global sangat menentukan. Tanpa bermaksud mempersoalkan tentang
kebijakan tersebut, namun jika kita bandingkan dengan kebijakan negara lain seperti
Amerika Serikat dan Eropa, dimana sebagai perwujudan dari sebuah negara liberal,
ternyata keduanya masih menganut sistem pre-kompetitif, dimana dalam perjanjian
udaranya senantiasa menekankan adanya perundingan yang adil (win win solution),
namun sepanjang tidak merugikan airline domestiknya. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa, proteksi di sebuah negara liberal masih tetap ada, dengan maksud untuk tetap
menjaga kepentingan nasionalnya.
Pada bulan Maret 2004, masa masa ke-emasan minyak dan gas bumi sebagai
penyumbang devisa negara pun akhirnya mengalami antiklimaks, dimana Indonesia
yang semula merupakan importir minyak, telah berubah menjadi "a net crued oil
importer" karena tingkat konsumsi berbanding lebih besar daripada tingkat

38
produksinya. Pada bulan tersebut rata-rata volume impor per hari telah meningkat
mencapai 484.000 barrel,sedangkan volume ekspor rata-rata hanya sebesar 448.000
barrel, jadi minus 36.000 barrel per hari. Kondisi defisit minyak ini masih berlangsung
hingga saat ini sehingga pemerintah mau nggak mau harus terus menggenjot
penerimaan devisa dari sektor non migas. Mungkin karena alasan inilah, per Januari
2009, Indonesia secara resmi keluar dari keanggotaan OPEC, setelah bergabung selama
47 tahun atau tepatnya sebagai anggota OPEC sejak tahun 1962.

2.1.3 Peran Pemerintah dan Pengelola

Keduanya, baik regulator maupun operator diharapkan saling memberikan nilai


positif bagi perkembangan angkutan udara Nasional.Untuk membenahi kondisi
penerbangan nasional memang tidaklah mudah, karena sifatnya yang sangat
kompleks.Sangat diperlukan adanya partisipasi dari berbagai pihak terkait dan
partisipasi masyarakat untuk duduk bersama dan memperbaikinya. Beberapa poin-poin
yang perlu dilakukan dan dikembangkan yaitu :
1. Dari sisi Regulator / Pemerintah.

 Terus melakukan pengaturan dan pengawasan pada setiap pelaku industri


penerbangan agar seluruh aturan, ketentuan atau regulasi penerbangan sesuai
dengan standar yang diharapkan.
 Melaksanakan berbagai kebijakan yang kondusif dan memberikan manfaat yang
berimbang termasuk memberikan kemudahan-kemudahan dan insentif yang
diperlukan untuk mendukung kelancaran dunia usaha angkutan penerbangan.
 Meminimalisir faktor-faktor yang menghambat perkembangan,
menyederhanakan birokrasi yang ada, menciptakan efisiensi dan keteraturan
penerbangan, serta hal-hal penting lainnya dalam rangka membantu
perkembangan dunia usaha penerbangan.
 Melakukan pembenahan infrastruktur angkutan udara yang memadai,
membantu hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan SDM di bidang
penerbangan yang lebih profesional dan tercukupi dengan baik.

39
 Merumuskan dan menetapkan langkah-langkah sertamenciptakan kompetisi
yang sehat antar moda angkutan atau sesama moda angkutan, sehingga tidak
saling merugikan satu sama lain

2.Dari sisi Operator / Perusahaan Penerbangan.

 Segera melakukan langkah-langkah konkrit agar pelaksanaan penerbangan


dapat berjalan sesuai dengan persyaratan standar keamanan dan keselamatan
penerbangan.
 Memberikan masukan-masukan kepada regulator agar jalannya penerbangan
aman dan terjangkau namun eksistensi perusahaan juga tetap terjaga.
 Melakukan perbaikan yang terus menerus dalam rangka memberikan layanan
yang berkualitas dan komitmen perlindungan terhadap konsumen.

3. Partisipasi dan peran serta masyarakat / pengguna jasa angkutan udara.

 Memberikan masukan-masukan baik kepada regulator maupun operator


penerbangan dan menyampaikan kebutuhan/keinginan yang berhubungan dengan
layanan angkutan udara.
 Memberikan peran serta yang nyata untuk membantu kelangsungan hidup
angkutan udara dan komitmen serta dukungannya untuk lebih menggunakan
maskapai nasional ketimbang maskapai asing.

3.2 Pola Pergerakan Spasial dan Non Spasial Dalam Sistem Transportasi

Pola pergerakan dalam sistem transportasi terdiri dari 2 pola pergerakan, yakni: (1) Pola
pergerakan spasial dan (2) Pola pergerakan non spasial

a. Pola Pergerakan Spasial


erupakan pola pergerakan yang dilakukan atas dasar kegiatan perjalanan di lokasi tertentu
dengan memperhatikan kondisi tata guna lahan dari sebuah ruang/kawasan. Pergerakan
spasial dalam ruang kawasan terdiri dari:

40
1. Pola perjalanan orang
Pola perjalanan yang dipengaruhi oleh aktivitas bekerja dan bermukim.Pola
perjalanan ini memiliki sebaran spasial seperti perkantoran, permukiman dan
pertokoan.
2. Pola perjalanan barang
Pola perjalanan yang dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi dengan
ditandai adanya pergerakan distribusi dari pusat produksi ke lokasi konsumsi.

Keduanya sangat bergantung pada sebaran pola tata guna lahan yang ada di kawasan
tersebut.

b. Pola Pergerakan Non Spasial


merupakan pola pergerakan yang tidak mengenal batas ruang/kawasan. Pola pergerakan
ini terdiri dari:

1. Jenis sarana angkutan


Dalam melakukan perjalanan memilih jenis angkutan merupakan hal yang paling
penting.Pemilihan angkutan biasanya mempertimbangkan beberapa faktor
diantaranya maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan.

2. Waktu pergerakan
Waktu terjadinya pergerakan sangat bergantung pada rutinitas orang melakukan
kegiatan sehari-hari.Seseorang melakukan kegiatan dapat dilakukan di pagi hari,
siang hari, malam hari tergantung dari maksud tujuan dari perjalanannya.

3. Alasan pergerakan

Alasan terjadinya pergerakan dapat dikelompokan berdasarkan tujuan dari


pergerakannya yaitu berkaitan dengan pendidikan, sosial budaya, ekonomi,
keagamaan dan sebagainya.

41
Dengan demikian, pola spasial pergerakan dan non spasial dilakukan atas dasar
perjalanan orang dengan memperhatikan kondisi guna lahan kawasan/perkotaan. Dalam
membentuk pola spasial pergerakan ini dicerminkan dengan adanya pergerakan orang yang
menggunakan moda transportasi dalam waktu tertentu dengan alasan tujuan tertentu.

3.3 Sistem Persaingan Transportasi Udara

Pada umumnya dinamika dunia dari sisi transportasi udara di Indonesia ditandai oleh dua
kecenderungan, yaitu ;

 Liberalisasi bisnis penerbangan, yaitu adanya kebijakan open sky pemerintah sehingga
banyak bermunculan maskapai baru di Indonesia dan meningkatnya jumlah aliansi
perusahaan lokal dgn maskapai asing untuk memperluas cakupan pelayanan bisnis
penerbangan.
 Adanya kemajuan teknologi baik hardware dan software yang sangat cepat yang dapat
mendukung pesatnya perkembangan bisnis airlines terutama untuk aplikasi SIM (Sistem
Informasi Manajemen) Transportasi Udara.

Dengan adanya liberalisasi, otomatis terjadi persaingan yang sangat kompetitif antar
maskapai sehingga maskapai dituntut untuk selalu melakukan langkah-langkah penghematan
cost Pada perusahaan penerbangan. Salah satu cara penghematan cost adalah dengan
pemanfaatan teknologi SIM. Dan teknologi sistem informasi merupakan komponen utama yang
memberikan value added terhadap pelayanan jasa disamping cost reducing, walaupun memang di
awal, pembangunan dan development infrastruktur SIM adalah investasi yang cukup mahal. Di
awal pengembangan SIM, perlu pengkajian yang dalam dalam memilih jenis hardware maupun
software yang sesuai dengan karakteristik perusahaan sehingga tidak salah dalam pengembangan
selanjutnya. SIM Transportasi Udara telah mengalami berbagai kecenderungan perubahan
aplikasi untuk meninggkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penjualan produk jasa.

42
Sistem Teknologi Informasi pada bisnis penerbangan, secara umum dibagi dalam dua system,
yaitu ;

 Sistem Front Office, yang menyangkut dan bersentuhan langsung dengan pelanggan,
contohnya Sistem reservasi, Check in System, Boarding system, Website online, Payment
Online, E-ticketing system, SMS Booking, Global Distribution System, dll.
 Sistem Back Office, yang mendukung jalannya operasional perusahaan, misalnya
software accounting, Human Resources Information system, ERP system, Kontrol
maintenance Aircraft, Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew
Monitoring System, dll.
Sistem di perusahaan maskapai sangat kompleks, system harus mampu mengintegrasikan
system Front Office dan Sistem Back Office.

Pada beberapa perusahaan penerbangan system di Indonesia seperti Garuda dan Merpati
menggunakan system ERP. Garuda pengembangan sistem informasi ERP dimulai sejak 1999
sejalan dengan pelaksanaan program rehabiltasi perusahaan yang bertujuan menyehatkan
perusahaan dari lilitan utang yang besar dengan menerapkan Software Applications and Product
in Data Processing (SAP) sedangkan pada tahun 2004, menyusul Merpati Airlines mulai
mengimplementasikan software ERP yaitu software SAP yang merupakan software pengelolaan
perusahaan yang lengkap dan terintegrasi terutama dibidang keuangan dan warehouse untuk
mengontrol dan memonitor pergerakan spare part pesawat dan memonitor penjualan tiket di
seluruh Kantor Cabang Penjualan.
System Front Office dan Sistem Back Office ini sifatnya terpadu, sehingga diperlukan interface
system agar komunikasi antar system bias terkoneksi dan berhubungan membentuk jaringan
informasi yang dapat menghasilkan data yang akurat dan cepat, sehingga memudahkan para
analyst untuk membuat laporan yang akurat agar pemegang keputusan dapat membuat kebijakan
strategi perusahaan yang tepat.

43
3.4 Kesimpulan

Transportasi udara adalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi
ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai
jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan navigasi dan alat
telekomunikasi yang canggih.

Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek antara lain :

1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran


waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya.
Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat
dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait
dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari
fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari
daerah pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada.
Dengan demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di
dalamnya, khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi
cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti
sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih
dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan
terhentinya penerbangan.
4. Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik
terbatas, sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan
jenis barang yang dimuat pun sangat terbatas.
5. Frekuensi Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan pada
periode waktu tertentu. Karena memiliki keunggulan dalam kecepatannya, transportasi
udara memiliki potensi frekuensi perjalanan yang tinggi. Meskipun demikian, waktu
tunggu muat barang dan penumpang terkadang menyebabkan penurunan frekuensi.

44
Dalam sisi ini juga, sebenarnya perbandingan frekuensi perjalanan antar moda berbasis
ukuran kecepatan tidak mudah. Frekuensi penerbangan bisa lebih dari satu tujuan setiap
harinya dengan jarak yang jauh, walaupun jika diukur tingkat frekuensi terhadap
waktunya menjadi kurang baik.
6. Biaya Biaya merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelaku perjalanan atau
penerima jasa terhadap perjalanan yang dialaminya. Untuk pengoperasian pesawat
diperlukan komponen utama dan pendukung yang tidak sedikit. Selain penilaian biaya
operasi pesawat dan faktor pengembalian investasi, penerbangan juga memerlukan
fasilitas pendukung penerbangan misalnya ATC, airport, dll., yang memerlukan biaya
yang besar. Dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, transportasi udara
memerlukan biaya operasional yang tinggi, sehingga pengguna jasa penerbangan
biasanya akan membayarkan uang yang jumlahnya lebih besar daripada menggunakan
moda transportasi lainnya.

45
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transportasi_Udara

http://redhamuhammad.blogspot.co.id/2012/11/buruknya-transportasi-udara-di-indonesia.html

https://fisloro.wordpress.com/2013/02/03/penyebab-dan-antisipasi-delay-pesawat-udara/

http://www.inilahkoran.com/berita/ekonomi/51450/penumpang-di-bandara-husein-naik-20

http://www.merdeka.com/uang/persaingan-antar-maskapai-penerbangan-makin-ketat-di-
papua.html

http://www.kompasiana.com/galihrudyto/fenomena-bisnis-angkutan-udara-
nasional_54ff0a4aa33311151750f962

https://zejimandala.wordpress.com/2013/11/14/pola-pergerakan-spasial-dan-non-spasial-dalam-
sistem-transportasi/

http://lasetyabudi.weebly.com/blog/permasalahan-transportasi-di-indonesia-dan-beberapa-
solusinya

http://brainly.co.id/tugas/55165

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Ngurah_Rai

http://kabar24.bisnis.com/read/20160101/15/506241/jumlah-penumpang-di-bandara-i-gusti-
ngurah-rai-bali-selama-2015-turun-1-

http://www.bps.go.id/LinkTabelStatis/view/id/1409

46
LAMPIRAN

47

Anda mungkin juga menyukai