Anda di halaman 1dari 16

BANDAR UDARA INTERASIONAL

SULTAN HASANUDDIN
WIDHYA DWI RACHMADANI
KADIR
220190032
PEMBAHASAN

 Sejarah Bandar Udara


Internasional Sultan  Maskapai & Rute
Hasanuddin Penerbangan Bandar Udara

 Fasilitan – fasilitas  Kondisi Jalan


Bandar Udara Atau Landai
Kecelakaan dan insiden
SEJARAH BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN
HASANUDDIN
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dulunya bernama Lapangan Terbang Kadieng dan sudah
melayani rute internasional internasional tapi harus di tutup sejak tahun 2008 karena banyak
maskapai penerbangan rute internasional mengalami kerugian.
Lapangan Terbang Kadieng atau Bandara Lama Sultan Hasanuddin beroperasi dengan rute
komersil pertama kali dengan tujuan Surabaya. Memanfaatkan landasan pacu dengan jenis
rumput sepanjang 1,600m x 45m dan saat ini disebut Runway 08-26. Diresmikan pada tanggal
27 September 1937 dengan pesawat awal Doughlas D2/F6 yang dioperasikan oleh perusahaan
penerbangan belanda KNILM (Koningklijke Netherland Indische Luchtvaan Maatschappij).
Bandara mengalami peningkatan kembali di masa penjajahan Jepang dengan melakukan perbaikan
landasan pacu yang awalnya rumput menjadi beton. Namanya pun menjadi Lapangan Terbang
Mandai. Penambahan landasan pacu pun terjadi dan dilakukan oleh pihak Sekutu pada tahun 1945
dengan kode Runway 13-31 yang dibangun dengan ukuran 1745 m x 45 m. Pekerja saat itu
mencapai 4000 orang dan bekas tahanan perang Jepang atau disebut Romusha.
Bandara kembali kepangkuan tanah air pada tahun 1950 dan pengoperasian serta pemeliharaannya di
pegang oleh Jawatan Pekerjaan Umum Seksi Lapangan Terbang. Selama pengoperasiannya
bandara ini menjadi salah satu bandara tersibuk karena menghubungkan Indonesia bagian Barat
dengan Indonesia Bagian Timur.
Lanjutan

Tahun 1955 pengoperasiaanya dipegang oleh Jawatan Penerbangan Sipil yang


saat ini di sebut Direktorat Jendral Penerbangan Udara. Landasan pacu pun
ditambah panjangnya menjadi 2,345 m x 45 m dan diubah namanya menjadi
Pelabuhan Udara Mandai.
Nama Sultan Hasanuddin di jadikan nama bandara dimulai pada tahun 1980
sekaligus diperpanjangnua landasan pacu 13-31 yang awalnya 1745 m x 45
m menjadi 2400 m x 45 m. Setahun kemudian bandara ini di fungsikan
menjadi bandara embarkasi untuk mengantar calon jemaah haji ke Tanah
Suci. Tahun 1985 namanya kembali berganti menjadi Bandara Udara Sultan
Hasanuddin.
Bandara Udara Sultan Hasanuddin mengalami peningkatan jumlah penumpang
dan wisatawan luar negeri setelah melalui keputusan Menteri Perhubungan
Nomor. KM 61/1994 yang keluar pada tanggal 30 Oktober 1994. Melalui
keputusan itu Bandara Udara Sultan Hasanuddin resmi menjadi Bandara
Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
● Terminal lama benar-benar dikosongkan setelah pembukaan
terminal baru pada tahun 2008 dan saat ini digunakan oleh TNI- Terminal
AU (Angkatan Udara Indonesia) yang menaungi Skadron Udara
11 (Skuadron Udara 11).
● Terminal baru terletak tepat di sebelah selatan terminal lama.
Terminal ini memiliki kapasitas untuk menangani 7 juta
penumpang dan pada tahun 2010 melayani 5 juta, Terminal ini
lima kali lebih besar dari terminal lama, dan mencakup enam 
Garbarata . Ini adalah terminal bandara pertama di Indonesia
yang dirancang dengan gaya arsitektur berteknologi tinggi.
● Perluasan terminal saat ini sedang dalam pembangunan dan
diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2021. Terminal akan
menjadi 3 kali lebih besar dan dapat menampung sekitar 15 juta
penumpang. Beberapa garbarata akan ditambahkan untuk
Penerbangan Domestik dan Internasional.
● Ke depannya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang
dikelola PT Angkasa Pura I terus dikembangkan hingga tahap
ultimate, di mana pengembangan dibagi ke dalam empat tahap.
Angka lalu lintas
Sejak awal milenium baru, jumlah
penumpang telah meningkat lebih dari
enam kali lipat. Secara historis lalu lintas
angkutan udara memainkan peran kecil
di Makassar dari sudut pandang
ekonomi. Perkembangannya lambat
sebagian karena biaya lisensi yang relatif
tinggi oleh operator, saat ini 25 rupiah
per kg konstruksi bodi dan 15 rupiah per
kg untuk pengenalan barang.

Total penumpang Bandara Internasional


Sultan Hasanuddin (Juta)
Fasilita – Fasilitas Bandar Udara
Sisi Udara (Air Side)
 Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu
biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang
melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi).
 Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building, Konstruksi
apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.
 Taxiway menghubungkan antara apron dan runway. Jumlah ataupun
besar taxiway tergantung pada pesawat yang mendarat dibandara udara.
 Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus
pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
 Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadam
kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulans, dan
peralatan penolong lainnya.
 Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
Lanjutan
Sisi Darat (Land Side)

 Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan


penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat
pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom -
Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan
ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk
kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang
masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar
udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax
step) yang bisa dipindah-pindah.
 Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan
darat ke dalam bangunan terminal.
 Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
Maskapai & Rute Penerbangan Bandar Udara

AirAsia Air fast Indonesia


TUJUAN: Kuala Lumpur - TUJUAN: Jakarta - Soekarno
Internasional – Hatta, Solo,
surabaya,timika

Aviastar Batik Air


TUJUAN: Masamba, Palopo, TUJUAN: Jakarta – Halim
Selayar,Tana Toraja Perdanakusuma,jakarta – soekarno –
Hatta,Juayapura,Jeddah,Kuala Lumpur-
Internasional,Luwuk,Manokwari,Singapura,Soro
ng,Surabaya,Timika
JUPITER
TUJUAN: Jupiter is the
Citilink
biggest planet in the Solar TUJUAN: Balikpapan,Denpasar,Jakarta-
System Soekarno-
hatta,Jayapura,Kendari,Manado,Palu,Sorong,s
urabaya,Ternate,Yogyakarta-internasional
MalaysiaAirlines
Flynas
TUJUAN: TUJUN: Kuala Lumpur-
Charter: Jeddah Internasional

Gatari Air Service IndonesiaAirTranspor


TUJUAN: Tana Toraja TUJUAN: Soroako

Lion Air GarudaIndonesia


TUJUAN: TUJUAN:
Ambon,Balikpapan,Biak,Denpasar,Gorontalo,Jakarta Ambon,Biak,Denpasar,Gorontalo,Jakarta-
-soekarno- Soekarno-
Hatta,Jayapura,Kendari,Manado,Manokwari,Merauk Hatta,Jayapura,Kendari,Merauke,Palu,Timika
e,Palu,Semarang,Sorong,Surabaya,Ternate,Timika,Yo Musiman:Jeddah,Madinah
gyakarta-internasional
Musiman:Jeddah,Madinah
Charter: Fauzhou
Saudia Scoot
TUJUAN: TUJUAN: Singapura
Musiman:Jeddah,Madinah,Riyadih

Super Air Jet Susi Air


TUJUAN: Balikpapan,Bandung,Jakarta- TUJUAN: Masamba,Palopo,Tana
Soekarno- Toraja
Hatta,Kendari,Surabaya,Ternate

Sriwijaya Air Wings Air


TUJUAN: Banjarmasin,Batulicin,Bau-
TUJUAN: Ambon,Biak,Denpasar,Jakarta- bau,Bima,Kolaka,Kotabaru,Mamuju,
Soekarno- Maumere,Morowali,Palopo,Raha,Sel
Hatta,Jayapura,Manokwari,semarang,Sorong,S ayar,Tana Toraja
urabaya,Ternate,Timika,Yogyakarta-
internasional
Kondisi Jalan Atau Landai
Lanjutan

landasan pacu dengan jenis rumput sepanjang 1,600m x 45m dan saat ini
disebut Runway 08-26. Diresmikan pada tanggal 27 September 1937
dengan pesawat awal Doughlas D2/F6 yang dioperasikan oleh perusahaan
penerbangan belanda KNILM (Koningklijke Netherland Indische
Luchtvaan Maatschappij).
Bandara mengalami peningkatan kembali di masa penjajahan Jepang
dengan melakukan perbaikan landasan pacu yang awalnya rumput
menjadi beton. Namanya pun menjadi Lapangan Terbang Mandai.
Penambahan landasan pacu pun terjadi dan dilakukan oleh pihak Sekutu
pada tahun 1945 dengan kode Runway 13-31 yang dibangun dengan
ukuran 1745 m x 45 m. Pekerja saat itu mencapai 4000 orang dan bekas
tahanan perang Jepang atau disebut Romusha.
Lanjutan

Bandara kembali kepangkuan tanah air pada


tahun 1950 dan pengoperasian serta
pemeliharaannya di pegang oleh Jawatan
Pekerjaan Umum Seksi Lapangan Terbang.
Selama pengoperasiannya bandara ini
menjadi salah satu bandara tersibuk karena
menghubungkan Indonesia bagian Barat
dengan Indonesia Bagian Timur.
Tahun 1955 pengoperasiaanya dipegang oleh
Jawatan Penerbangan Sipil yang saat ini di
sebut Direktorat Jendral Penerbangan
Udara. Landasan pacu pun ditambah
panjangnya menjadi 2,345 m x 45 m dan
diubah namanya menjadi Pelabuhan Udara
Mandai.
Kecelakaan dan insiden
31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara
Hasanuddin, Makassar.
3 Februari 2005, Lion Air dengan penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin,
Makassar.
6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Tidak ada korrban jiwa dalam kasus kecelakaan itu.
Lion Air dengan penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo pada 24 Desember 2005, roda pesawat tergelincir keluar
landasan saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Pada 24 Desember 2006, pesawat boeing 737-400 dengan nomor penerbangan 792, PK-LIJ rute Jakarta-Makassar-Gorontalo
tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
18 Januari, pesawat MD-82 milik Lion Air rute rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara
Hasanuddin, Makassar.
Pesawat Wings Air nomor penerbangan IW-1205 tergelincir di Runway 03-21, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar,
ketika sedang melakukan pendaratan sekitar pukul 16.30 WITA, Pesawat jenis ATR 72-500 yang berangkat dari Pomala,
Sulawesi Tenggara, dengan tujuan Makassar itu mengangkut 73 penumpang: 53 laki- laki, 17 perempuan, satu anak-anak, dan
dua bayi. “Seluruh penumpang selamat"
Pada tanggal 25 September 2014 pesawat Boeing 737 Sriwijaya Air melakukan hard landing dan 4 ban meledak. Tidak ada korban
yang terjadi.
Pada 2 Juni 2015 sebuah Boeing 737-800 Garuda Indonesia menabrak landasan pacu saat mendarat di Bandara Makassar. Tidak ada
korban yang terjadi.
Pada 1 Juli 2020, Pesawat Garuda Indonesia bertipe Airbus 330-300 dengan nomor registrasi PK-GHD melayani rute Makassar
(UPG) - Jakarta (CGK) dengan nomor penerbangan GA-613 yang mengalami insiden (tergelincir) di Runway 21, pesawat
tersebut mengangkut 14 penumpang dan 12 kru pesawat. Tak ada korban jiwa dari insiden tersebut.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai