Garuda Indonesia
26 Januari
Mulai
1949 (sebagai Indonesian
beroperasi
Airways)
28 Desember
1949 (sebagai Garuda Indonesian
Airways)
Armada 144
Tujuan 91
Slogan The Airline of Indonesia
Perusahaan Pemerintah Republik
induk Indonesia (60.51%)[1]
Kantor pusat Garuda City Center Building Complex
Jalan M1, Bandar Udara Internasional
Soekarno–Hatta, Tangerang, Banten, I
ndonesia[2]
Tokoh utama Triawan Munaf (Komisaris
Utama)
Irfan Setiaputra (Direktur
Utama)
Pendapatan ▲ US$4.57 miliar
(Rp74.53 triliun) (2019)
Penghasilan ▲ US$6.45 juta
bersih (Rp105.26 miliar) (2019)
Total aset ▲ US$4.41 miliar
(Rp72.63 triliun) (2019)
Total ekuitas ▲ US$720 juta (Rp9.94 triliun) (2019)
Karyawan 7.878 (Desember 2019)
Situs web garuda-indonesia.com
Daftar isi
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara[sunting | sunting
sumber]
Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada
Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain
bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa
seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan
dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai sebagai
salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah para
masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong
para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan
melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.
Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat
sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan
tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan
modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha
besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk
mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4
armada dari Belanda. Setelah menempuh perjalanan yang rentang waktunya
berbeda-beda, operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1
November 1928 oleh Gubernur Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan
oleh H. Nieuwenhuis sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala
administrasi keuangan dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De
Jong sebagai handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di
Bandara Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang
Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara
Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan
menjadi maskapai nasional[sunting | sunting sumber]
Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret 1942 bersamaan dengan
Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda kembali mendirikan maskapai
lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau
setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia
Belanda. Tujuan Belanda mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk
kembali melayani daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota
sebanyak 20 unit yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama
kemudian pada tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan
perjanjian KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan
kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian
Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto
Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang membawa
Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibu kota perjuangan) menuju Jakarta
(ibu kota negara). Garuda Indonesia mendapatkan
konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint
venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah
Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini
dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian
dari sahamnya pada tahun 1954 ke Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang
bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat, termasuk 14
pesawat DeHavilland Heron yang dibeli Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955,
Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji
menuju Jeddah dengan rute Jakarta - Bangkok - Kolkata - Karachi - Sarjah -
Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-340.
Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik,
bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat
mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.
Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan
berekspansi[sunting | sunting sumber]
Convair 990 "Majapahit" Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara Internasional Schiphol, Amsterdam
pada tahun 1965.
Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Zurich pada bulan Mei 1985.
McDonnell Douglas MD-11 Garuda Indonesia mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke
Los Angeles pada tahun 1990-an.
Pesawat Boeing 777-300 ER (Extended Range) lepas landas dari Bandara Internasional Narita-Tokyo,
Jepang
Pada dekade 2010-an, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC,
Inggris mengadakan perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global
untuk Liverpool FC pada bulan Juni 2012.[7]
Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu
"World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada
pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan "World's
Best Cabin Crew".[butuh rujukan]
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi
SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung
di Denpasar, Bali.[8] Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute
ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang
memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal 8 September 2014,
Garuda Indonesia memperpanjang rute penerbangannya menuju London.[9] Pada
tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda
Indonesia saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah
penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi
anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.
Destinasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar bandar udara tujuan Garuda Indonesia
Sponsorship[sunting | sunting sumber]
Armada[sunting | sunting sumber]
Kelas Catatan
Pesana
Pesawat Beroperasi
n
F C Y Total
Airbus 3
7 — — 186 222 1 pesawat akan dikonversi menjadi kargo.
A330-200 6
— 360 360
PK-GPR menggunakan livery SkyTeam.
3
Airbus 215 251 PK-GHD menggunakan livery Retro
17 — — 6
A330-300 1969. PK-GHC menggunakan livery
Mask On
2
263 287
4
Airbus
2 PK-GHG menggunakan livery Ayo Pakai
A330- 3 9 — 277 301
4 Masker.
900neo
Airbus
— 1 Kargo Dikonversi dari pesawat penumpang.
A330-200F
Total 142 61
Sebelumnya beroperasi[105]
Dipensiunka
Pesawat Diperkenalkan Catatan
n
Galeri[sunting | sunting sumber]
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Artikel pilihan
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Kutip halaman ini
Butir di Wikidata
Pranala menurut ID
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Dalam proyek lain
Wikimedia Commons
Bahasa lain
Acèh
English
हिन्दी
Jawa
Minangkabau
Bahasa Melayu
Sunda
اردو
中文
35 lagi
Sunting interwiki
Halaman ini terakhir diubah pada 16 Januari 2021, pukul 05.16.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ket