Komponen
Analisis Lingkungan
A
Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara
Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta
Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim
Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya
tanggal 2 Januari 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3 tahun
1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II.
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan”
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan
jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat.
Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk
mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini
berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim
Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
2
JASA AERONAUTIKA
JASA PELAYANAN
GARBARATA
(AVIOBRIDGE)
PEMAKAIAN
COUNTER
JASA PELAYANAN
PENUMPANG
JASA PELAYANAN
PARKIR PESAWAT
UDARA
JASA PELAYANAN
PENERBANGAN
PESAWAT UDARA
. JASA PELAYANAN
PENDARATAN
PESAWAT UDARA
OVERFLYING
ROUTE CHARGES
3
JASA NONAERONAUTIKA
non.aeronautika yang tidak secara langsung menunjang kegiatan penerbangan. Berikut ini jenis-
jenis produk jasa non.aeronautika yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan:
4
PENYEDIAAN HANGGAR
PESAWAT UDARA
PERBENGKELAN PESAWAT
UDARA
PERGUDANGAN
(WAREHOUSING)
JASA PELAYANAN
PENUMPANG DAN BAGASI
JASA PELAYANAN
PEMBERSIHAN PESAWAT
UDARA (AIRCRAFT CLEANING
SERVICE)
PELAYANAN PENGISIAN
BAHAN BAKAR PESAWAT
UDARA (AIRCRAFT FUEL AND
LUBRICATION SERVICE)
5
JASA PENYEDIAAN
PENGINAPAN/HOTEL
JASA PERAWATAN/PEMBERSIAHN
(GEDUNG & KANTOR)
BANK/MONEY CHANGER
AGRO-BUSINESS
VENDING MACHINE
“Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional“
http://www.airport-world.com/home/general-news/item/3674-top-10-
airports-passenger-traffic-in-2013
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Bandara Soekarno Hatta
merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia dengan peningkatan pertumbuhan
jumlah penumpang pesawat mencapai 3,4 persen pada tahun 2013. Oleh karena itu,
Bandara Soekarno Hatta sangat layak jika perlu mendapatkan perhatian dari
PT.Angkasa Pura II. Namun kesibukan Bandara tersebut tidak diimbangi dengan
kapasitas bandara yang hanya menampung 20 juta penumpang tiap tahunnya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini mengenai kapasitas penumpang dimasing-
masing terminal Bandara Soekarno Hatta :
6 Munich Airport 6 4 4
7 Zurich Airport 7 7 6
www.worldairlineawards.com
Berbagai upaya untuk menetapkan misi tersebut, PT. Angkasa Pura II menetapkan
berbagai upaya untuk mewujudkan misi tersebut, diantaranya:
Peningkatan kapasitas penumpang agar mencapai 62 juta penumpang
pertahun.
Peningkatan kapasitas Aircraft
Peningkatan kapasitas terminal Cargo.
Kemudahan akses transportasi dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta.
o Penambahan jalur dan pelebaran jalan.
o Pembangunan People Mover System.
o Pembangunan Kereta Api Bandara.
Penambahan Area Komersial yang meliputi: 1. Fasilitas Hotel; 2. Shopping
Center; 3. Office Airlines ;4. Restaurant , Café; Elevated Parking
Tujuan dan sasaran perusahaan dilakukan untuk dalam rangka mewujudkan visi
dan misi perusahaan. Tujuan perusahaan tersebut antara lain:
1. Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam
segmen ekonomi dan pembangunan.
2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis
kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.
Penentuan sasaran dan strategi PT. Angkasa Pura II telah diselaraskan dengan
bisnis yang dijalankan, sehingga membentuk suatu sinergi yang berkesinambungan.
Sasaran dan strategi PT. Angkasa Pura II yang telah dijalankan dan sebagian besar telah
tercapai di tahun 2012 tersebut tercermin dalam 6 prioritas kerja utama.
13
kerja serta masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan
semua pihak terpenuhi.
2. Mendorong dan mendukung pengembangan PT. Angkasa Pura II.
3. Mengelola sumber daya secara lebih amanah.
4. Mengelola resiko dengan lebih baik.
5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.
6. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II.
7. Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II.
8. Meningkatkan citra Angkasa Pura II menjadi semakin baik.
Tabel A.15 Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG tahun 2012 PT.
Angkasa Pura II
15
Angkasa Pura II memiliki nilai-nilai perusahaan, yakni THE BEST (Team Work,
Hospitality, Excellence, Balance, Effectiveness & Efficiency, Satisfaction dan
Trustworthy). THE BEST dibangun dari nilai-nilai dasar sebelumnya yang telah
tertanam kokoh di Angkasa Pura II (Persero), yakni PEDULI 3 As, Zero Tollerance to
Errors, Zero Complaints, dan KSHLT.
Pengungkapan Code of Conduct kepada seluruh Insan Angkasa Pura II. Sosialisasi
terhadap penerapan Code of Conduct senantiasa dilakukan kepada segenap insan
Angkasa Pura II, mulai dari Top Management sampai dengan level operasional melalui
berbagai media yang dimiliki Angkasa Pura II, termasuk pemanfaatan melalui media
teknologi informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai dengan mudah setiap saat.
Secara periodic, kepada insan Angkasa Pura II disampaikan melalui media Memo dan
atau Surat Edaran dari Direksi tentang pelaksanaan etika bisnis. Media sosialisasi
penyebaran Code of Conduct antara lain melalui:
Website
Buku Saku
Spanduk
Banner
Buletin
Pernyataan Komitmen.
Iklan di Koran
.
1.4.3. CSR
Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen sebagai warga korporasi yang baik (good
corporate citizenship). Angkasa Pura II memiliki tanggungjawab sosial pada kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup, selain manfaat yang dihasilkan dari aktivitas
bisnisnya, dalam rangka memastikan eksistensinya ke masa mendatang secara berkelanjutan.
Komitmen Angkasa Pura II untuk bertanggungjawab terhadap lingkungan dituangkan dalam
Peraturan Perusahaan Nomor 38 tentang Master Plan Eco Airport Angkasa Pura II yang akan
dilaksanakan di seluruh bandara melalui berbagai program, baik di lingkungan internal maupun
eksternal/di lingkungan masyarakat. Dampak lingkungan yang timbul akibat operasional
perusahaan harus ditekan serendah mungkin demi tercapainya kelestarian lingkungan hidup.
Dalam mengelola dan mengembangkan bandara, Angkasa Pura II memiliki komitmen sebagai
berikut:
a. Memenuhi ketentuan dan peraturan tentang lingkungan hidup.
b. Mengidentifikasi dan mengelola dampak penting lingkungan di bandara.
c. Mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
d. Melakukan pengukuran, pemantauan, pelaporan dan peningkatan kualitas.
e. Mengkomunikasikan komitmen terhadap pelestarian lingkungan kepada pegawai dan
seluruh pemangku kepentingan.
2.1.2. Finance
2.1.3. Operation
Procurement (HR
Planning, Recruitment,
Selection, Placement, dan
Orientation)
Pada bagian ini merupakan bagian dari Analisis Lingkungan Makro yang terdiri
dair analisis faktor:
Regulasi yang dianalisis dimulai dari keberadaan regulasi dalam bentuk Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Perda, Dll.
Regulasi yang diperhatikan adalah perlindungan lingkungan, perpajakan, insentif
khusus, regulasi perdagangan LN, sikap terhadap perusahaan asing, peraturan tingkat
upah regional (UMR) dan stabilitas pemerintahan.
Pada kuartal terakhir tahun 2013 , PDB Indonesia naik lebih cepat dari yang
diperkirakan 5,72 persen dari tahun sebelumnya , naik dari 5,62 persen pada kuartal
sebelumnya dan melanggar tren dua tahun penurunan PDB. Sedangkan konsumsi
rumah tangga naik 5,25 persen, setelah meningkat 5,48 persen pada kuartal
sebelumnya. Konsumsi pemerintah melambat menjadi 6,25 persen ( 8,82 persen
dalam periode tiga bulan sebelumnya ) . Ekspor melonjak 7,4 persen , lebih cepat dari
kenaikan 5,3 persen pada kuartal sebelumnya , sementara impor turun 0,6 persen .
Sementara pembentukan modal tetap bruto melambat menjadi 4,37 persen ,
persediaan menyusut sebesar 8,63 persen. Dibandingkan dengan kuartal
sebelumnya , PDB mengalami kontraksi 1,42 persen . Meningkatnya pengeluaran
pemerintah ( 34.18 persen ) tidak cukup untuk mengimbangi penurunan tajam
persediaan ( -127,16 persen ) . Namun , PDB biasanya mengalami pada setiap
kuartal-ke - kuartal pada kuartal terakhir tahun ini . Untuk penuh tahun 2013,
perekonomian maju 5,78 persen. Peningkatan PDB biasanya akan berdampak pada
peningkatan mobilitas penduduk dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke
daerah lain.
23
Growth
Year Pax Movement
(%)
2007 32,458,946 -
Dari sisi sosial dan budaya, minat masyarakat Indonesia bepergian menggunakan
pesawat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana jumlah rata-rata
51.178.188/tahun = 4.264.849 bulan = 142.162/hari. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
dari sisi sosial dan budaya bisnis penerbangan semakin diminati oleh pasar, ditambah lagi
dengan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan dan jumlah pesawat di masing-
masing maskapai penerbangan.
Wisatawan ingin melewati bandara secepat mungkin dengan akses ke update di ujung
jari mereka . Bandara yang menjawab keinginan itu dengan investasi besar-besaran
dalam teknologi yang meningkatkan pengalaman penumpang .
Mayoritas , atau 68 persen , dari bandara disurvei di SITA 2013 Airport IT Trends
Survey mempertimbangkan pengalaman penumpang sebagai pendorong yang paling
penting dari investasi TI .
Hampir semua bandara akan menawarkan kios check- in pada akhir 2016. Check-in
kios mempercepat masuknya penumpang ke bandara dan mengurangi staf untuk
penerbangan .Salah satu tantangan utama adalah membuat kios diakses untuk semua
selebaran . Departemen Transportasi di Amerika baru-baru ini mengumumkan aturan
25
baru yang memastikan selebaran penyandang cacat memiliki akses yang sama
terhadap pemesanan website dan kios bandara otomatis .
3 . Bag tetes bahwa selebaran membiarkan membebaskan diri dari bagasi segera
Untuk membantu staf bandara mengambil tas dari tangan selebaran ' tersedia di 41
persen dari bandara yang disurvei dan 90 persen dari hub berharap untuk
menawarkan layanan pada tahun 2016 . Kesempatan nyata untuk pertumbuhan
adalah tanpa bantuan tas -drop , yang diharapkan ketersediaan meningkat dari 13
persen menjadi 68 persen dari bandara selama tiga tahun ke depan .
Hampir setiap bandara ( 95 persen ) saat ini investasi dalam membangun aplikasi
mobile dalam upaya untuk memberikan informasi real-time untuk kantong
penumpang , naik dari 50 persen dari bandara yang saat ini memberikan update
status penerbangan untuk penumpang via mobile.
Dua - pertiga dari bandara tingkat disurvei " menjaga penumpang informasi " sebagai
nilai tertinggi investasi dalam mobile . Ini berarti tidak ada lagi menjulurkan untuk
melihat keberangkatan asrama , tapi melihat ke bawah dalam menanggapi menunda
alert .
Delapan puluh persen dari bandara akan berinvestasi dalam teknologi yang
membantu membangun peluang pendapatan , memantau arus penumpang , dan
memilah-milah sejumlah besar data pelanggan mereka .
Peluang menarik lainnya untuk bandara yang menggunakan teknologi internal adalah
26
keamanan yang lebih efisien bandara , operasi kargo dipercepat , dan pengolahan
bagasi halus .
Komponen
Perencanaan (Formulasi) Strategi
B
Buatlah pemetaan strategi yang dilakukan perusahaan saat ini baik ditingkat korporasi,
bisnis, dan fungsional.
Strategi
Korporasi Directional Strategy
Strategi Kompetitif
Strategi
Bisnis
Strategi Kooperatif
28
⤹
⤹ Strategi Pemasaran
1. Competitive Strategy
2. Cooperative Strategy
Strategi Pemasaran
Pasar Bisnis
Sesuai Surat Kolektif Samam Nomor 0003 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 22
November 2010 menyatakan bahwa surat kolektif ini mewakili sejumlah 403.634.000
(empatratus tigajuta enamratus tigapuluh empat ribu) saham seri B dengan nomor urut
15901624000 sampai dengan 16305257999 seluruhnya bernilai nominal Rp.
201.817.000.000 (dua ratus satu milyar delapan ratus tujuh belas juta rupiah) yang
dikeluarkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Disamping itu, dalam hal investasi
ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif akan meliputi
penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di
bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti bahwa, kerugian penurunan nilai telah terjadi,
32
jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai
wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui
dalam laporan laba-rugi komprehensif di-reklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba-rugi
komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui
laporan laba-rugi komprehensif, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam
ekuitas.
Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah
berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi. Bunga tetap diakui berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada
nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga dalam laporan laba-rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar
instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui
harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi komprehensif komprehensif.
33
Persediaan
• Penerbangan Lion Air rute PLM-CGK 10x dalam sehari mulai 11 Agustus 2012;
Fleksibilitas
Penjadwalan Keandalan
• Penambahan frekuensi pener-bangan Lion Air dan Batavia Air rute JOG-PNK
Pemeliharaa Kecepatan
untuk 1x pener-bangan dalam sehari di bulan Desember 2012;
•n Penambahan jadwal pener-bangan Sky Aviation dengan jenis penerbangan F-
50 rute BTH-TNJ-RNI,
Analisa Jabatan
Pengadaan
Pengujian Pegawai dan Seleksi
Manajemen Karir
Pemeliharaan
Pemberian Manfaat dan Pelayanan
35
1. Kompetensi Pegawai
Direktorat SDM dan Umum telah menetapkan kompetensi SDM dengan kategori
sebagai berikut:
Rekrutmen SDM
Rekrutmen SDM Angkasa Pura II dilakukan melalui rekrutmen internal dan eksternal.
Rekrutmen internal dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang telah dimiliki.
Rekrutmen eksternal difokuskan pada perekrutan pegawai berpendidikan yang lebih tinggi
dan pegawai dengan kompetensi yang belum dimiliki Angkasa Pura II.
Pengembangan Kompetensi
Penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan yang bersifat
perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi, baik yang terkait langsung maupun
tidak langsung terhadap strategi bisnis dan operasional. Pelatihan untuk perubahan
kompetensi bertujuan untuk menyiapkan kompetensi pegawai agar mampu menyikapi
perubahan. Sementara itu, pelatihan untuk pengembangan kompetensi bertujuan untuk
menyiapkan pegawai dengan kompetensi tertentu guna mendukung portofolio bisnis Angkasa
Pura II.
Selain itu, Angkasa Pura II juga menyelenggarakan berbagai program peningkatan dan
pelatihan kompetensi bagi pegawainya yang saat ini dikelola melalui Unit Pendidikan dan
36
Pelatihan.
Remunerasi Pegawai
Angkasa Pura II berupaya memberikan paket remunerasi yang kompetitif bagi karyawan
yang terdiri dari gaji dasar, insentif prestasi, berbagai tunjangan dan fasilitas antara lain :
Bantuan Sewa Rumah, Tunjangan Cuti, Tunjangan Kesejahteraan Keluarga, Tunjangan
Khusus dan Insentif Produksi.
Manfaat Pensiun Tambahan
Untuk meningkatkan kesejahteraan pasca kerja Angkasa Pura II memberikan subsidi kepada
seluruh karyawan untuk membayarkan iuran kepada DPLK yang dikelola oleh PT Bank
Negara Indonesia TBk sehingga karyawan perusahaan selain mempunyai manfaat pensiun
dari PT Dapenda dan Taspen untuk karyawan PNS.
Competitive Strategy
Strategi Integrasi
Integrasi horizontal dengan mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atas pesaing. Strategi ini dapat dilakukan melalui akuisisi, merger, dan pengambil alihan
pesaing.
Strategi intensif:
- Penetrasi pasar: mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk jasa saat ini dipasar
yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik.
38
- Pengembangan pasar: memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografi
baru.
- Pengembangan produk: mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan
produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru
B.2.2. GE Matrix
GE Business Screen merupakan salah satu alat lainnya yang dapat digunakan untuk
memotret posisi perusahaan dalam industri. GE Matriks terdiri dari 9 sel yang
didasarkan pada daya tarik industri jangka panjang dan posisi kompetitif/kekuatan
bisnis. Matriks GE melibatkan data dan variabel yang lebih banyak dalam identifikasi
faktor-faktor strategis dan tidak mengarah kepada kesimpulan yang sederhana. Sebagai
contoh, matriks tersebut mengenali banyak cara yang berbeda yang dapat digunakan
untuk menilai daya tarik sebuah industri, dan karena itu memungkinkan pengguna
untuk memilih kriteria yang mereka yakini paling tepat untuk situasi yang ada. Bila
dalam memetakan posisi perusahaan dalam industri tidak diketahui data secara
lengkap maka dapat digunakan GE Matriks modifikasi dengan menggunakan data-data
yang telah dihitung sebelumnya dan telah ditampilkan didalam tabel IFAS (Skor acuan
bagi kekuatan bisnis atau kekuatan internal: penilaian subjektif sejauh mana daya saing
diciptakan melalui kekuatan dan kelemahan sumber daya internal) dan EFAS (Skor
acuan bagi daya tarik industri atau daya tarik eksternal: penilaian subjektif berdasarkan
sejumlah peluang dan ancaman terbesar diluar kendali manajemen).
5 4 3 2 1
Tinggi 5 I III
Pertumbuhan II Pertumbuhan
(Konsentrasi via Pertumbuhan (Pengembangan
Integrasi Vertikal) (Konsentrasi via produktif secara
Integrasi Horizontal) selektif)
IV Va VI
Medium 3
39
Rata-rata Lemah
Posisi PT. Angkasa Pura II pada bagan terlihat berada pada pertumbuhan produktif
dengan penjelasan:
1. Posisi persaingan yang termasuk tingkat tinggi
2. Strategi utama yang tepat bagi posisi ini adalah dengan investasi secara selektif
untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi. Mengingat jumlah bandara
yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II relatif banyak, maka PT.Angkasa Pura perlu
memilih pengembangan pada Bandar Udara yang paling sibuk, baik jumlah
kedatangan pesawat maupun pergerakan penumpangnya.
Strategi intensif:
- Penetrasi pasar: mengoptimalkan adanya kedatangan penumpang untuk
memberikan berbagai pelayanan pada pasar yang sudah ada.
- Pengembangan pasar: memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografi
baru.
- Pengembangan produk: mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan
produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru
Strategi diversifikasi related: menambah produk atau jasa baru yang terkait, seperti
Hotel transit,2 pelayanan wisata, dan pengembangan produk lain yang berada di
kawasan bandar udara.
Komponen
C Implementasi Strategi
Rendah 1
Kuat
C.1. Organisasi Pelaksana Program
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada
Anggaran Dasar maupun ketentuan internal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok
Direksi adalah:
• Memimpin dan mengurus Angkasa Pura II sesuai dengan maksud dan tujuan Angkasa Pura II dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Angkasa Pura II.
• Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Angkasa Pura II.
Direktur Komersial Kebandarudaraan
Tugas dan wewenang Direktur Komersial Kebandarudaraan adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi
dalam merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan bisnis terminal dan
sisi darat serta bisnis penerbangan.
Direktur Keuangan
41
Tugas dan wewenang Direktur Keuangan adalah melaksanakan sebagian tugas Direksi dalam merumuskan
kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan manajemen aset dan perlengkapan,
anggaran dan akuntansi, perbendaharaan serta program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL).
No Program
1
2
3
No Program DIC
1 Marketing
2 Human Resources
Management
3 Marketing
C.2.3. Budget
Tabel Budget Program 2: Penyediaan SDM untuk Kartu Pembiayaan Bank Syariah
Mandiri
No Program Budget
1
2
3
C.2.4. Procedures
Komponen
D Evaluasi dan Pengendalian Strategi
Metrik Penjualan
1. Pertumbuhan Penjualan
2. Pangsa Pasar
Bandara Soekarno – Hatta merupakan salah satu bandara yang dikelola PT. Angkasa
Pura II. Dimana Bandara Soekarno Hatta termasuk Bandara tersibuk di dunia.
Sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
kedalam terbaik di dunia. Berikut ini hasil penilaian yang dilakukan oleh SkyTrax,
lembaga independen yang menilai kualitas pelayanan bandara dibawah ini:
Pergerakan Penumpang
Pergerakan Kargo
47
Berdasarkan pada hasil survey yang dilakukan oleh Skypax menempatkan salah
satu bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II sebagai bandara dengan upaya
perbaikan terbaik keempat didunia. Dimana peringkat 1 – 3 ditempati oleh bandara
yang bertempat di China sebagaimana pada tabel dibawah ini:
49