BAB III
PENYEDIAAN FASILITAS TERMINAL UNTUK PELAYANAN
KARGO DAN POS DI BANDAR UDARA KUALANAMU MEDAN
2
https://tiketturindo.com/blog/index.php/2016/04/16/sejarah-bandara-kualanamu-medan/,
diakses pada 7 Desember 2018
3
Ibid., hal.221
71
………………………………………………………………………
Area Publik
Kawasan Pergudangan
(Lini-2)
4
Komisi Pengawas Persaingan Usaha, “Putusan Nomor: 03/KPPU-I/2017), hal.1
5
Ibid., hal.30
77
Luas Ruangan : 96 m2
Luas Ruangan : 96 m2
Luas Ruangan : 96 m2
6
Ibid., hal.117
88
2. Pelanggaran
PT. Angkasa Pura II (PERSERO) diduga telah melakukan
pelanggaran Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat. Pasal 17 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
berbunyi sebagai berikut :
Ayat (1) : “Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, yang dapat
7
Ibid., hal.118
89
3. Pertimbangan Komisi
Setelah mempertimbangkan Laporan Dugaan Pelanggaran,
Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran,
keterangan para Saksi, keterangan Ahli, Kesimpulan Hasil keterangan
Terlapor, surat-surat dan/atau dokumen, Persidangan yang
disampaikan oleh Investigator dan Terlapor (fakta persidangan),
Majelis Komisi menilai, menganalisis, menyimpulkan, dan
memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup tentang telah
terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 yang diduga dilakukan oleh Terlapor dalam
Perkara Nomor 03/KPPU-I/2017. Dalam melakukan penilaian dan
analisis, Majelis Komisi menguraikan dalam beberapa bagian, yaitu :
a. Identitas terlapor
Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah
merupakan badan usaha berbentuk badan hukum yang
keberadaannya berawal dari Perusahaan Umum dengan nama
Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 1984, kemudian pada tanggal 19 Mei
1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1986 berubah
menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada tanggal 17
Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1992
90
4. Sanksi
Berdasarkan fakta-fakta, penilaian, analisis, dan kesimpulan,
serta dengan mengingat Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999. Majelis Komisi memutuskan bahwa:
1) Menyatakan bahwa Terlapor terbukti secara sah dan
meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat (1) dan (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
2) Menghukum Terlapor membayar denda sebesar
Rp6.538.612.000,00 (Enam Milyar Lima Ratus Tiga
Puluh Delapan Juta Enam Ratus Dua Belas Ribu
Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai
setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang
persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Persaingan
penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran
Di Bidang Persaingan Usaha)
3) Memerintahkan kepada Terlapor untuk melakukan
penurunan penetapan tarif pengiriman (outgoing)
kargo dan pos dengan memperhitungkan kegiatan
yang hilang setelah diambil alih oleh Regulated Agent
(RA) dan mengembalikan proses pengambilan
(incoming) kargo dan pos di Bandar Udara
Kualanamu tanpa melalui Mitra Usaha PT. Angkasa
Pura II (PERSERO) di Lini II.
101
5. Analisis
Berdasarkan Putusan KPPU Nomor 03/KPPU-I/2017 PT.
Angkasa Pura II (PERSERO) telah terbukti melakukan
pelanggaran terhadap Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dalam
putusannya KPPU menyatakan bahwa Penyediaan Fasilitas
Terminal untuk Pelayanan Kargo dan Pos yang dikirim
(outgoing) dan diterima (incoming) melanggar Pasal 17 ayat (1)
dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
PT. Angkasa Pura II (PERSERO) adalah pelaku usaha
tunggal yang memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan
berupa fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan
pos serta pelayanan jasa terkait Bandar udara berupa
pergudangan dan penanganan kargo dan pos. Pasal 233 ayat (1)
huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan menyebutkan bahwa pelayanan jasa
kebandarudaraan dapat diselenggarakan oleh: “Badan Usaha
Bandar Udara yang diusahakan secara komersial setelah
memperoleh izin dari menteri”. Dengan hal ini, pemerintah
telah memberikan hak eksklusif kepada Badan Usaha Bandar
Udara untuk mengelola atau mengoperasikan Bandara
Kualanamu Medan adalah PT. Angkasa Pura II (PERSERO).
Dengan adanya hak eksklusif ini yang merupakan bentuk lain
monopoli yang diakui dan dilindungi oleh Undang-Undang
sebagaimana yang ada di Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
yang menghendaki: “Adanya monopoli Negara untuk
102
8
Wawancara dengan Bapak Ari bagian Hubungan Masyarakat menyebutkan, besaran denda ini
belum dibayarkan oleh PT. Angkasa Pura II (PERSERO).