Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN LANDSCAPE JALAN MASUK


BANDARA

DIPA SBSN TAHUN ANGGARAN 2024

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA
DJALALUDDIN – GORONTALO
SPESIFIKASI TEKNIS

Kementrian Negara / Lembaga : Kementerian Perhubungan


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Unit Eselon II/Satker : Kantor UPBU Djalaluddin Gorontalo
Program : Pengelolaan dan Penyelanggaraan
Transportasi Udara (Pembangunan,
Rehabilitasi, dan Pemeliharaan Prasarana
Bandar Udara)
Hasil (Outcome) : Tercapainya Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Transportasi Udara yang
Aman, Nyaman dan Selamat
Lokasi Kegiatan : Kantor Bandar Udara Djalaluddin - Gorontalo
Kegiatan : Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana Bandar Udara
Indikator Kinerja Kegiatan : Peningkatan Keselamatan di Bandar Udara
Djalaluddin-Gorontalo
Jenis Keluaran (Output) : Pembuatan Landscape Jalan Masuk
Bandara
Volume Keluaran (Output) : 1 (satu)

Satuan Ukur Keluaran (Output) : Paket

A. Latar Belakang
Transportasi udara mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam konteks
peran dan sumbangannya dalam pembangunan nasional. Salah satu komponen
penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan pada
transportasi udara adalah pengembangan kinerja dan pembangunan bandar
udara. Oleh karena itu, sebagai prasarana penyelenggaraan penerbangan,
bandar udara perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa
kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

Agar penyelenggaraan layanan jasa kebandarudaraan dapat terwujud dalam


satu kesatuan tatanan kebandarudaraan secara nasional yang handal dan
berkemampuan tinggi, maka dalam proses penyusunan penataan bandar udara
tetap perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian
lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional.

Hal ini sesuai sebagaimana diatur dalam UU No.26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan dan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara serta
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, Keputusan Menteri Perhubungan No.
KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Proses Perencanaan di Lingkungan
Departemen Perhubungan serta Peraturan Menteri Perhubungan PM 69 Tahun
2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Dalam proses penyusunan
penataan bandar udara perlu memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi,
kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara
nasional.
Oleh karena penataan fasilitas bandar udara merupakan pekerjaan yang
kompleks dan perlu mempertemukan kepentingan berbagai bidang (multi-facet),
maka proses perencanan fasilitas bandar udara benar - benar membutuhkan
keahlian yang mampu menghasilkan produk perencanaan sesuai dengan kriteria
- kriteria teknis di bidang kebandarudaraan yang berlaku secara internasional
yang dibakukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) dan merujuk
kepada standar peraturan perundangan yang berlaku.

1. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan


dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan


Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9,
tambahan lembaran Negara nomor 4075).

4) Peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan


(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, tambahan lembaran
Negara nomor 4146).

5) Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 12 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

6) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2013 tentang


Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2013 tentang


Standar Biaya Tahun 2014 di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

8) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002, tentang


spesifikasi Operasi Bandar Udara.

9) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 tahun 2002, tentang


Penyelenggaraan Bandar Udara Umum

10) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22 tahun 2002, tentang


Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR).

11) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 21 Tahun


2023 Tentang Standar Teknis Dan Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard
Casr Part 139) Volume I Aerodrome Daratan.

12) Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 7


Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerjadan Syarat-
Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fasilitas Sisi Udara
Bandar Udara.
13) Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor :
SKEP/161/IX/03 tentang petunjuk pelaksanaan
Perencanaan/Perancangan Landas Pacu, Taxi Way, Apron pada
Bandar Udara
14) Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor :
SKEP/347/XIII/03 tentang Standar Rancang bangun dan /Rekayasa
fasilitas dan peralatan Bandar Udara.

15) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 601


Tahun 2015 tentang Standar Pagar Untuk Daerah Keamanan
TErbatas (Security Restricted Area) Bandar Udara.

16) Referensi Teknis Nasional


a. Standar Nasional Indonesia;
b. Peraturan dan Standar lain yang relevan;

17) Standar Internasional


a. ICAO Annex 14 besertamanualnya yang terdiridari :
- Aerodromes Design Manual (Doc 9157)
- Aerodromes Planning Manual (Doc 9184)
- Airport Service Manual (Doc 9137)
b. FAA;
c. American Standard Testing Manual (ASTM);
d. ASHTO;
e. Dan standar lain yang relevan Dengan jenis pekerjaan.

2. Gambaran Umum
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi merupakan suatu
persyaratan utama dalam mendukung pengembangan wilayah suatu daerah,
terutama bagi daerah yang mempunyai potensi sumber daya yang besar
namun kurang didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang
memadai. Transportasi udara merupakan sarana penting dalam pencapaian
ke berbagai lokasi, terutama wilayah terpencil yang sulit dicapai dengan jalur
darat dan laut.

Keberadaan Bandar Udara diperlukan untuk membuka daerah terisolasi-


tertinggal (sesuai KEPPRES No. 7 Tahun 2004 dan KEPMEN Percepatan
Daerah Tertinggal No. 001/KEP/M-PDT/II/2005). Bandar udara sebagai
prasarana penyelenggaraan penerbangan dalam menunjang aktifitas suatu
wilayah perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan
kebandarudaraan secara nasional yang andal dan berkemampuan tinggi,
maka dalam proses penyusunan penataan bandar udara tetap perlu
memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan,
keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional. Hal ini sesuai
sebagaimana yang diatur dalam UU No, 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Peraturan Pemerintah
Nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan serta KM Menteri
Perhubungan No. KM 83 Tahun 1998 Tentang Pedoman Proses
Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo Merupakan satu-satunya sarana


transportasi idara yang terletak di Provinsi Gorontalo, dimana semua aktifitas
antara modal pelayanan dan pengguna jasa angkutan udara bertemu. Kini
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo telah mengalami peningkatan signifikan,
terbukti pada tanggal 19 September 2014 Bandara ini telah ditetapkan menjadi
Unit Penyelenggara Bandar Udara kelas 1 (satu) dibawah Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara – kementerian Perhubungan hingga saat ini Bandara telah
didarati oleh Pesawat Boeing 737-900 ER dengan maskapi yang beroperasi
seperti : Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Batik Air, Wings Air dan Avia
Star. Adapun jadwal maskapai yang beroperasi adalah sebagai berikut:

Maskapai Tujuan Jadwal Keterangan


Lion Air Jakarta via Makassar Setiap hari 2x Sehari
(PP)
Garuda Indonesia Jakarta via Makassar Setiap hari 1x Sehari
(PP)
Batik Air Jakarta via Makassar Setiap hari 1x Sehari
(PP)

Kondisi Eksisting
Bandar Udara Djalaluddin beralamat di Jl. Satria/Angkasa No. 284, Gorontalo
saat ini telah melayani jenis penerbangan dengan klasifikasi Unattended dan
telah melakukan pelayanan terhadap pesawat komersial seperti Garuda
Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Batik Air, Wings Air dan Avia Star. Lokasi
Bandar Udara Djalaluddin berada di Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo
dengan :
a. Koordinat geografis : N 00 38 18 E 122 51 08 18 Meter
b. Status kepemilikan tanah adalah tanah Pemerintah RI
c. Bandar Udara Djalaluddin di Kabupaten Gorontalo nantinya
merupakan Bandar Udara pengumpan.

Adapun fasilitas sisi udara dan fasilitas sisi darat Bandar Udara Djalaluddin –
Gorontalo adalah Sebagai berikut :

A. Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Djalaluddin (Eksisting)


1. Nama dari Bandar udara : Djalaluddin
2. Kota Lokasi Bandar udara : Gorontalo
3. Provinsi : Gorontalo
4. Lokasi Bandar udara : Gorontalo
5. Koordinat ARP dan Lokasi
Bandar udara : N 00 38 18 E 122 51 08 18 Meter
6. UTC : ±8
7. Arah dan Jarak dari kota : 32 KM
8. Elevasi : 18 M/320 C
9. Rincian Menara Suar : 1 Buah diatas tower, tipe Thorn 12 Rpm
Intensitas warna hijau putih
10. Nama operator Bandar Udara : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
11. Alamat : Jln. Satria/Angkasa No284 Gorontalo
12. Telephone : 0435 890494 890355
13. Faximile : 0435 890494
14. Teleks : WAMG YOYE
15. Jenis Trafic yang diijinkan : Max Boeing 737 800 ER dan ATR
16. Jenis Landasan : Asphalt Concreate

A. Fasilitas Sisi Udara


• Runway : 2.500 x 45 M ( Asphalt AC/PCN 50 F/A/W/T )
• Taxiway Lama : 107.5 x 23 M ( Asphalt AC/PCN50/F/A/W/T )
• Taxiway Baru : 143 x 29 M ( Asphalt AC/PCN 50/F/A/W/T )
• Apron Fleksible : 230 x 81 M ( Asphalt AC/PCN 56/F/C/W/T )
• Apron Rigid : 291 x 130 M ( Beton /PCN 54/R/C/W/T )
• Stripe : 3050 x 255 M
• Resa : 90 x 60 M
• Marka : ada
• Jalan GSE : 202 x 19.5 M2

B. Fasilitas Sisi darat


• Bangunan Terminal Lama : 1.705 M2
• Bangunan Terminal Baru : 11.059. M2
• Bangunan Kantor Lama : 480 M2
• Bangunan Genset Lama : 672 M2
• Bangunan Genset Baru : 444 M2
• Bangunan Cargo : 550
• Bangunan PKP-PK Lama : 416 M2
• Bangunan PKP Baru : 690 M2
• Bangunan Operasional Baru : 360 M2
• Bangunan Bengkel AAB : 280 M2
• Parkir Baru : 3200 M2
• Mushola : 90 M2

C. Fasilitas Alat-Alat Besar


• Push Back car : Tidak ada
• Mobil Runway sweeper : 1 Unit ( Kondisi Rusak )
• Mobil Dump Truck : 2 Unit ( 1 Kondisi Rusak dan 1 kondisi
Baik )
• Tractor : 4 Unit ( Kondisi Baik )
• Forklift : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• Mobil Rubber Deposite : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• Mobil Opersional Kantor : 7 Unit ( Kondisi baik )
• Garbarata Pesawat : 2 Unit ( Kondisi baik )

D. Fasilitas Keamanan
• X ray Cabin : 2 Unit ( Kondisi Baik )
• X ray Bagage : 2 Unit ( Kondisi Baik )
• Waltrough metal detector : 2 Unit ( Kondisi Baik )
• Hand Metal detector : 6 Unit ( Kondisi Baik )
• Building Amenites & Public Addres
system PABX : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• Information System
( FIDS + Software ) : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• CCTV : Ada ( Kondisi Baik )
• X-Ray Cargo : 1 Unit (Kondisi Baik)

E. Data Fasilitas Listrik dan Fasilitas Penunjang Penerbangan


• Power Supply ( PLN dan Genset: Ada ( Kondisi Baik )
• JTR/JTM : Ada ( Kondisi Baik )
• Article Enviroment System AC : Ada ( Kondisi Baik )
• Fire Alarm System : Ada ( Kondisi Baik )
• Fire Alarm Hydrant dan Lighting System
Armarture Design : Ada ( Kondisi Baik )

F. Fasilitas dan Peralatan PKP-PK ( Kategory VII )


• Rescue Car : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• Ambulance : 2 Unit ( Kondisi Baik )
• Mobil PKP-PK : 5 Unit ( Kondisi Baik )
• Mobil Komando : 1 Unit ( Kondisi Baik )

G. Fasilitas elektronika, Listrik dan komunikasi


• Indicator and signaling : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• Rotating Beacon : 1 Unit ( Kondisi Baik )
• ALS : 1 Set ( Kondisi Baik )
• Runway treshould : 2 Unit ( Kondisi Baik )
• Runway Edge Lights : 66 Unit ( Kondisi Baik )
• Runway Treshould and
wing bar lights : 1 Set ( Kondisi Baik )
• Taxiway edge lights : 35 Unit ( Kondisi Baik )
• Apron flood lights : 4 Unit ( Kondisi Baik )

B. PENERIMA MANFAAT
Dengan adanya Pekerjaan Pembuatan Landscape jalan masuk bandara
tujuannya untuk meningkatkan kenyamanan pelayanan jasa angkutan udara
bagi masyarakat, maskapai penerbangan serta pengguna jasa penerbangan
lainya di Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo untuk ke depan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan melihat perkembangan Bandara Udara Djalaluddin yang
penerbangannya makin meningkat dari tahun ke tahun harus dibarengi juga
dengan infrastrukur yang ada. Bandar udara Djalaluddin merupakan Bandara
Kelas I karena kendisi Jalan masuk bandara yang belum tertata rapi termasuk
belum adanya pemagaran hal ini bertujuan untuk memaksimalkan Jalan
masuk bandara serta menciptakan Ruang Pertamanan yang fungsional,
estetika, dan struktur keindahan dan manfaat bagi pengguna jalan
dibandar udara Djalaluddin Gorontalo sesuai dengan yang diharapkan.
A. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. Metode Pelaksanaan
a. Proses pelelangan
Setelah proses usulan rencana kegiatan disetujui dan telah keluar DIPA,
maka Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa dapat
memulai proses pelelangan sampai dengan penandatanganan kontrak.
Pelaksanaan Proses Pelelangan mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
menggunakan pelelangan jasa konstruksi metode 1 sampul dengan
evaluasi sistem gugur. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu 30
(tiga puluh) hari kalender.
2. Sumber Dana Dan Perkiraan Biaya
a. Sumber Dana : SBSN Tahun Anggaran 2024
b. Total Perkiraan Biaya Yang Dibutuhkan : Rp 9.321.900.000,00
(Sembilan Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Ribu
Rupiah)
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender
terhitung sejak penandatanganan kontrak belum termasuk masa pemeliharaan
selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak serah terima
pekerjaan pertama.

7. Persyaratan Kualifikasi
a. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Surat ljin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK)/ Nomor Induk Berusaha (NIB) Dengan KBLI 43305 yang
masih berlaku;
b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Bidang Usaha : Klasifikasi Bidang Usaha Jasa Pelaksana Spesialis
Sub Klasifikasi : Pekerjaan Khusus Pembuatan Taman seperti taman
kota, Tanaman dan Pohon Pelindung Jalan (SP 015)
atau Pekerjaan Lanskap, Pertamanan, dan Penanaman
Vegetasi (PB 010)

c. Memiliki NPWP, dengan status keterangan wajib pajak berdasarkan hasil


konfirmasi status wajib pajak valid;
d. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan
(apabila ada perubahan);
e. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/
atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur
Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
Negara;

8. Persyaratan Teknis
Evaluasi teknis menggunakan sistem nilai gugur dengan ketentuan:

a. Peralatan utama yang ditawarkan sesuai dengan yang ditetapkan


dalam Dokumen Pemilihan, dengan ketentuan:

Status
No Peralatan Kapasitas Jumlah
Kepemilikan
1. Concrete Mixer 0,3-0,6 m3 3 Unit Milik / Sewa

2. Dump Truck 5-8 Ton atau 3 Unit Milik / Sewa


min. 3908 cc

3. Vibrator Roller 5-8 T 1 Unit Milik / Sewa

4. Excavator 80-140 hp 1 Unit Milik / Sewa

b. Personel manajerial yang ditawarkan sesuai dengan yang diperlukan dalam


pelaksanaan pekerjaan dan metode yang diusulkan untuk menjamin target
pencapaian yang progresif yang menunjang pencapaian output, dengan
ketentuan:

No Jabatan dalam Jumlah dan Sertifikasi Jumlah Personil


Pekerjaan Pengalaman
(Tahun)
1. Pelaksana 2 Tahun SKT Pelaksana 1 Orang
Pekerjaan Penata
Taman (TA026) /SKK
Pelaksana Taman
Bangunan dan Fasilitas
Umum Jenjang 5
2. Petugas K3 0 Tahun Sertifikat Petugas K3 1 Orang
Konstruksi Konstruksi

c. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi persyaratan


sebagaimana tercantum dalam LDP, yang memuat :

No Pekerjaan Identifikasi
Pekerja Peralatan Material Publik Lingkungan
. Bahaya
A TR K K A TR K A TR K A TR K A TR
(Kx (Kx (Kx (Kx (Kx
A) A) A) A) A)
REKONSTRUKSI HALAMAN PARKIR
1 Pekerjaan Terluka 2 4 8 2 3 6 1 3 3 1 1 1 1 2 2
Pagar oleh kawat
tarikan
razor

Nilai 8 6 3 1 2
Nilai Total 20
Nilai Rata-rat 4
Katergori Level : 1-4 (Tingkat Resiko Kecil)
: 5-12 (Tingkat Resiko Sedang)
: 15-25 (Tingkat Resiko Tinggi)
Keterangan :
K : Kekerapan
A : Akibat (Keparahan)
TR : Tingkat Resiko
d. Penyedia mampu menyediakan Material yang diperlukan untuk pekerjaan ini,
antara lain:
1) Material Pagar;
2) Material Lampu Penerangan;
3) U-Ditch Precats 50 cm x 50 cm
Kemampuan menyediakan material dibuktikan dengan:
1) Surat Pernyataan Dukungan Material;
2) Surat Pernyataan Ketersediaan Material dan foto stok material;
3) Untuk persyaratan dukungan material nomor 1, 2 dan 4 dilengkapi
dengan hasil uji material yang pernah dilakukan sebelumnya;
4) Untuk persyaratan dukungan material nomor 1, 2, dan 4 dilengkapi
dengan brosur, spesifikasi teknis material
5) Semua lampiran dokumen pendukung yaitu foto stok material, brosur,
spesifikasi teknis material, hasil uji material yang pernah dilakukan wajib
di stempel dan paraf oleh pemberi dukungan.
6) Persyaratan tambahan/lainnya sebagaimana tersebut diatas, tidak
menjadi bagian yang akan dikompetisikan dalam tender dan hanya
menjadi syarat berkontrak (kelengkapan kontrak) yang akan
dibahas/dibuktikan pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak.
Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal- hal yang tidak jelas atau meragukan, Pokja
Pemilihan melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi, peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil verifikasi lapangan dan/atau
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
Gorontalo, 15 Februari 2024
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
UPBU DJALALUDDIN GORONTALO

ARDIANSYAH
NIP. 19870311 200912 008

Anda mungkin juga menyukai