Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA MOANAMANI
Ikebo, Distrik Kamuu Telp. (0984) 2721052 E-mail:
Kab. Dogiyai - Papua Fax (0984) 2721052 bandara.moanamani@gmail.com

TERM OF REFERENCE (TOR)


PEMBUATAN BANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL 70 M2

TAHUN ANGGARAN 2021

Kementrian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


Unit Eselon I/II : Ditjen Perhubungan Udara
Program : Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Udara
Hasil (Outcome) : Pemenuhan Standar Keselamatan dan
Tercapainya Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Udara yang Aman, Nyaman dan
Selamat
Kegiatan : Pembangunan/ Pengembangan Fasilitas Sisi
Darat
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Fasilitas Bandar Udara Yang Dibangun
dan yang Direhabilitasi
Jenis Keluaran (Output) : Pembuatan Bangunan Gedung Operasional
Volume Keluaran (Output) : 70
Satuan Jenis Keluaran : M2

A. Latar Belakang
1. Gambaran Umum
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Moanamani merupakan salah satu
Bandar Udara yang berada di kawasan Indonesia Timur tepatnya di Distrik
Kamuu Kabupaten Dogiyai yang terletak di pedalaman Papua, mempunyai
peran startegis dalam mendukung upaya peningkatan peran angkutan udara
dalam kaitan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional
pada umumnya. Dari Kota Provinsi (Jayapura) menuju Moanamani dapat
ditempuh dengan menggunakan transportasi udara dalam waktu 2 jam.
Kemudian dari Kabupaten Nabire dapat ditempuh dengan jalur udara dalam
waktu 30 Menit, dapat juga ditempuh dengan jalur darat yaitu menggunakan
kendaraan dan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 6 s.d 8 jam,
dengan kondisi jalan sebagian besar masih jalan Pengerasan dan dalam
keadaan rusak, ditambah dengan medan jalan yang menanjak dan terdapat
jurang pada kiri dan kanan jalan.
Dari kondisi tersebut maka tentunya transportasi udara sebagai penghubung
wilayah memiliki peran yang sangat strategis dalam membuka keterisolasian
daerah guna menunjang kegiatan sosial, ekonomi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan angkutan orang dan barang/jasa dari Distrik di pedalaman ke Kota
Kabupaten dan sebaliknya. Sehingga diperlukan sarana dan prasarana yang
baik guna menunjang keselamatan penerbangan.
Oleh karena penataan fasilitas bandar udara merupakan pekerjaan yang
kompleks dan perlu mempertemukan kepentingan berbagai bidang (multi-
facet), maka proses perencanan fasilitas bandar udara benar - benar
membutuhkan keahlian yang mampu menghasilkan produk perencanaan
sesuai dengan kriteria - kriteria teknis di bidang kebandarudaraan yang
berlaku secara internasional yang dibakukan oleh ICAO (International Civil
Aviation Organization) dan merujuk kepada standar peraturan perundangan
yang berlaku.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka mendapatan Ruangan Emergency
Officer Center (EOC) yang akan digunakan sebagai tempat rapat anggota komite,
dan ruangan khusus guna menangani hal2 yang tidak diinginkan dalam
Penerbangan. Adapun tujuannya adalah agar terpenuhinya sarana Bandar Udara
yang sesuai dengan standar kemanan penerbangan yang nyaman, aman dan
selamat dalam menggunakan fasilitas sarana dan prasarana Bandar Udara.

3. Dasar Hukum
Dasar hukum usulan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang
1) Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang keamanan dan
Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9,
tambahan lembaran Negara nomor 4075);
3) Peraturan pemerintah Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, tambahan lembaran Negara
nomor 4146);
4) Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara;
5) Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

b. Peraturan Menteri
1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 tahun 2013 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional;
2) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 78 tahun 2014, tentang Standar
Biaya Tahun 2015 di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
3) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002, tentang
Spesifikasi Operasi Bandar Udara;
4) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 tahun 2002, tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
5) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 tahun 2002, tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR).
c. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
1) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/161/IX/03
tentang petunjuk pelaksanaan Perencanaan/Perancangan Landas Pacu, Taxi
Way, Apron pada Bandar Udara;
2) Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Udara Nomor : SKEP/347/XIII/03
tentang Standar Rancang bangun dan /Rekayasa fasilitas dan peralatan
Bandar Udara;
3) Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 7 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara.

d. Peraturan Nasional SNI yang relevan.

e. Peraturan Internasional (FAA, ICAO, Annex dll)


1) ICAO Annex 14 beserta manualnya yang terdiri dari :
- Aerodrome Design Manual (Doc 9157);
- Aerodrome Planning Manual (Doc 9184);
- Airport Service Manual (Doc 91370.
2) FAA;
3) American Standar Testing manual (ASTM);
4) ASHTO;
5) Dan Standar lain yang relevan dengan jenis pekerjaan.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan Pekerjaan Pembuatan Bangunan Gedung
Operasional adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Cq. Kantor UPBU
Moanamani selaku pengelola Bandar Udara Moanamani dan masyarakat pengguna jasa
bandar udara pada umumnya dan diharapkan dapat menunjang kegiatan keamanan dan
keselamatan Penerbangan di Bandar Udara Moanamani.

C. Strategi Pencapaian Kegiatan


1. Pentahapan Kegiatan
Volume total kegiatan ini adalah 70 M2 dan sangat mendesak untuk segera
dilaksanakan karena outcome kegiatan akan mendukung operasional penerbangan,
meningkatkan keselamatan penerbangan, peningkatan kapasitas dll, sehingga
direncanakan akan dilaksanakan dalam satu tahap (satu tahun anggaran).

2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pekerjaan Pembuatan Bangunan Gedung Operasional akan
dilaksanakan dengan bekerjasama dengan penyedia jasa melalui lelang terbuka.
Pelaksanaan lelang mengacu pada Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 dan
aturan lain yang relevan.
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan selama 150 hari kalender dengan masa
pemeliharaan selama 180 hari kalender. Schedule kegiatan ditampilkan dalam Tabel 1
berikut ini:
Tabel 1 Schedule Kegiatan
2020 Tahun 2021
No Uraian Kegiatan
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penerimaan DIPA
1 APBN 2021
Proses Lelang dan
2
Tanda Tangan Kontrak
3 Pelaksanaan Kontruksi
Serah Terima Pertama
4
Pekerjaan
5 Masa Pemeliharaan

Serah Terima Kedua


6 Pekerjaan

E. Pagu Anggaran yang Diperlukan


Kebutuhan biaya untuk Pekerjaan Pembuatan Bangunan Operasional 70 M2 adalah
sebesar Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar Rupiah) sebagaimana tertuang di dalam
Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir dan diharapkan diakomodir di dalam DIPA TA
2021 Kantor UPBU Moanamani.

Mengetahui, Penanggung Jawab Kegiatan


a.n DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPALA KANTOR UPBU
DIREKTUR BANDAR UDARA MOANAMANI

NAFHAN SYAHRONI CATUR BASUKI RAKHMAD, S.T


Pembina Utama Muda (IV/c) Penata (III/c)
NIP. 19630727 198803 1 001 NIP. 19780325 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai