Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN KANTOR DAN


PEMBANGUNAN SARANA IBADAH
KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS III SUNDA KELAPA

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

TAHUN ANGGRAN 2023


KERANGKA ACUAN KERJA
(TERM OF REFERENCE)

PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN PARKIR DAN PEMBANGUNAN SARANA IBADAH


TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara/lembaga : Kementerian Perhubungan

Unit Eselon III : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kesyahbandaran


dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa

Program : Program Sarana Penunjang Gedung Kantor

Hasil (Outcome) : Mewujudkan Hasil Sarana Penunjang Gedung Kantor


sebagai kantor Pelayanan

Kegiatan : Pekerjaan Penataan Halaman Kantor dan Pembangunan


Sarana Ibadah

IndikatorKinerja Kegiatan : Pembangunan Sarana Penunjang Gedung Kantor

Jenis Keluaran (Output) : Belanja modal Gedung dan Bangunan

Volume Keluaran (Output) : 1 (satu) Paket Pekerjaan Penataan Halaman Parkir dan
Pembangunan Sarana Ibadah

Satuan Ukur Keluaran (Output) : Belanja Modal


MAK : Belanja Modal
1. LATAR BELAKANG

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa adalah unit pelayanan teknis
dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang bertugas melaksanakan pengawasan, dan
penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, koordinasi kegiatan pemerintahan
di pelabuhan serta pengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada
pelabuhan yang diusahakan secara komersial dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Laut. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa sesuai
dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 36 Tahun 2012 tanggal 01 Juni 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 135 Tahun 2015.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien dan efektif untuk mencapai kinerja yang lebih
baik harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, yang salah satunya adalah aspek
kenyamanan serta kelayakan kantor, dimana dalam hal ini untuk Pembangunan Gedung yang di
laksanakan pada Tahun 2021 belum selesai sehingga tahun ini dilkasanakan Pekerjaan Sarana
Penunjang Gedung yaitu Penataan Halaman Kantor dan Pembangunan Sarana Ibadah Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanankannya paket Pekerjaan Penataan Halaman Kantor dan Pembangunan
Sarana Ibadah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa adalah:
a. Agar penataan halaman kantor Gedung Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III
Sunda Kelapa terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
b. Terdapatnya sarana ibadah di lingkungan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
III Sunda Kelapa sebagai kantor pelayanan publik
c. Meningkatkan Pelayanan pada masyarakat Pengguna jasa Transportasi laut.

3. NAMA ORGANISASI PENGADAAN


Organisasi : Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa
KPA : Chaerul Awaluddin
PPK : Djumadi Prasetyo, SKM.,M.MTr

4. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari DIPA Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa Tahun Anggaran 2023 dengan Harga Perkiraan Sendiri sebesar Rp
3.289.400.000,- (Tiga Milyar Dua Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Ribu Rupiah).

5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI PEKERJAAN


a. Lingkup Pekerjaan Penataan Halaman Kantor dan Pembangunan Sarana Ibadah pada Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa yang terdiri dari komponen
kegiatan yaitu:
I. PEMBANGUNAN LANDSCAPE HALAMAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pelaksanaan SMK3
3. Pekerjaan Peningkatan Halaman Kantor
4. Pekerjaan Saluran Keliling
5. Pekerjaan Kansteen
6. Pekerjaan Taman
7. Pekerjaan Elektrikal

II. PEMBANGUNAN LANDSCAPE HALAMAN


1. Pekerjaan Saluran batukali
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Pasangan Dinding
5. Pekerjaan Atap dan Plafond
6. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
7. Pekerjaan Kolam Keliling
8. Pekerjaan Pengecatan
9. Pekerjaan Kusen dan Pintu
10. Pekerjaan Elektrikal
11. Pekerjaan Plumbing
12. Pekerjaan Lainnya

b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Pekerjaan Penataan Halaman Kantor dan Pembangunan Sarana Ibadah Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Sunda Kelapa terletak di Jl. Sunda Kelapa No.2,
Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14430

Standar/Peraturan Teknis yang berlaku


Untuk pelaksanaan pekerjaan, berlaku Peraturan Teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau
Lembaga-lembaga lain yang diakui Pemerintah. Peraturan Teknis tersebut antara lain:
1. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Standar Normalisasi Indonesia (SNI)
3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982
4. Peraturan Bangunan Nasional
5. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977
8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
9. Peraturan Plumbing Indonesia Tahun 1979
10. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.
12. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum Nomor KEP.
174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan kesehatan kerja
pada tempat kegiatan konstruksi.
13. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.

1.1 Rencana Kerja


Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang, Kontraktor harus
mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam
dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan
sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan
kelangsungan proyek tersebut di atas.
1.2 Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek,
dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus menyelesaikannya
tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.
1.3 Tanggung Jawab Kontraktor
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yang akan
dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan
kekuatan Konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti
membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.4 Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan / petunjuk Konsultan Pengawas. Untuk itu, bukti-bukti yang menyangkut keahliannya harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuannya.
1.5 Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam pekerjaan
adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai
1000 kilogram.
1.6 Perintah Untuk Pelaksanaan
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan
petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau
orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor. Orang-orang atau pelaksana tersebut harus
mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus
untuk keperluan tersebut.
1.7 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan ataupun
petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga
bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa/pemakaian
tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam
spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, bahan peledak serta alat-alatnya,
penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran
dan tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.
1.8 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan tenaga
kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-
bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-
masalah yang timbul di lapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan untuk
dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-syarat umum
kontrak.
1.9 Gambar-gambar dan Ukuran
a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Kalkir asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak
biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan
cetak biru dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan Direksi
sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus disertai
Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
1.10 Wilayah Kerja
a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan di tepi
jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan-
bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan dari gudang
Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan Instansi yang terkait
sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN

2.1 Pembersihan Lapangan


Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus dibuang
dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-
sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor.

2.2 Jaringan Titik Tetap


a. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap terdekat (patok beton) yang
dipasang oleh BPN atau sesuai dengan persetujuan direksi.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang dikaitkan
dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum dalam gambar-
gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

2.3 Pengukuran Kembali


a. Apabila ada perubahan akan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat bersama
Direksi.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum pekerjaan
dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi, baik dari jenisnya
maupun kondisinya.
c. Cara pengukuran ketetapan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan pembuatan serta
pemasangan patok Bantu akan ditentukan oleh Direksi.
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan angka-angka
elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan
penjelasannya.
e. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
g. Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan disetujui oleh Direksi selambat-lambatnya 10
hari setelah tanggal SPK.

2.4 Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk melakukan
survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi rencana
konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Direksi harus
secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua
kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
b. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
c. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan Direksi
dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
e. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk mengadakan
penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya
pekerjaan agar tidak berubah.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur
yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran
ulang.
h. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah ditera
kebenarannya/dikalibrasi.
i. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok-patok harus
dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran
dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
j. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk menyelesaikan
pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan
atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya
sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya
kepada Kontraktor.

2.5 Pematokan dan Bouwplank


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan dan
pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
b. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti merah ukuran 5/7 atau
kayu dolken diameter 8 – 10 cm, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bias bergerak
atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
c. Papan dasar pelaksanaan / bouwplank dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sebelah sisi atas. Pemasangan harus kuat dan
menggunakan sipat datar ( waterpass ).
d. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar pondasi saluran.
e. Bouwplank bangunan harus dibuat sejajar dengan dinding tepi bangunan sejarak 100 cm diluar
galian pondasi.
f. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta harus dijaga
agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
g. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal pasangan/konstruksi lainnya.

2.6 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan
yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di
Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik
Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini. Peralatan
ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan
oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-
instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga
kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu pekerjaan.
Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu
yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak
lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik
berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran
pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70% dari
ketentuan di atas.
Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak Kontraktor
berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu Masa Pelaksanaan.

2.7 Kantor Lapangan / Ruangan Direksi


a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan, transportasi, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan dan
peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan ditentukan oleh
Direksi pada rapat penjelasan. Atas petunjuk yang diberikan, Kontraktor harus menyiapkan
gambar rencana dari gudang dan kantor lapangan tersebut.
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor lapangan
adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan kota
pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus dibongkar
oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan perlengkapan tetap menjadi milik
Kontraktor.
h. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan mendapat
pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam pembiayaan menurut
Kontrak pada mata pembiayaan sewa Direksi keet.
i. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar secara harga unit
price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa pembayaran dilaksanakan secara
penuh baik untuk pekerjaan pembangunan, pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun
pekerjaan pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan
pekerjaan.
k. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna kebutuhan
penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
l. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada butir a dan b.
m. Kontraktor harus membuat bangunan Direksi keet serta gudang bahan yang luas dan bentuknya
akan ditentukan kemudian.
n. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan sinar matahari,
termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
o. Kontraktor wajib membuat urinoir dan WC termasuk instalasi, untuk keperluan pekerja selama
pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus membuat septictank berikut resapannya untuk
membuang air kotor dari urinoir dan WC. Lokasinya akan ditentukan kemudian oleh Direksi,
langsung di lapangan.
p. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang Direksi keet atas usulan
Kontraktor dan persetujuan Direksi.

2.8 Gambar-gambar yang harus Dipersiapkan oleh Kontraktor


a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat
Perintah Mulai Kerja dari Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk mendapatkan gambaran kondisi
lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor dan Pemilik
Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu
pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk menghitung volume dari
masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang
harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal
yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain:
 Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
 Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan
 Dimensi bangunan pelengkap
 Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
 Rencana garis galian pondasi
 Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
 Construction Drawing atau Working Drawing
 Shop Drawing
 As Built Drawing
Semua gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan
acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan
dan disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan.
b. Construction Drawing atau Working Drawing
Construction Drawing atau Working Drawing adalah gambar rencana bangunan yang telah
disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui dan disyahkan oleh
Pemilik Pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan
kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada Construction Drwaing atau
Working Drawing harus mengacu dan didasarkan pada Design Drawing yang diberikan oleh
Pemilik Pekerjaan.
Apabila karena kondisi dan situasi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu
adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka Kontraktor harus
konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik Proyek. Atas dasar
persetujuan Pemilik Pekerjaan, jika ada penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan
bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah disepakati bersama, disetujui dan
disyahkan Pemilik Pekerjaan adalah yang mengikat pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan
merupakan dasar serta acuan utama bagi Kontraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
“Construction Drawing” atau “Working Drawing” yang dipersiapkan oleh Kontraktor tersebut,
harus bisa memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan pada kondisi
nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain:
 Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal
 Dimensi rencana bangunan
 Elevasi posisi dan kedudukan bangunan
Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
“Construction Drawing” atau “Working Drawing” yang disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dipakai
sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan pekerjaan
atau “Mutual Check” pada kondisi pelaksanaan 0%.
Kontraktor wajib membuat copy “Construction Drawing” atau “Working Drawing” sebanyak
minimal 5 (lima) copy dengan distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, satu copy
untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar lainnya harus diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan.
Pembuatan Working Drawing dan Perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan disetujui
oleh Direksi dan Pemilik selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPK. Selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya penyesuaian pelaksanaan
karena kondisi lapangan “Engineering Adjustment”, atau perubahan desain “Revised Design”,
semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah
atau kurang.
Untuk kondisi “Engineering Adjustment”, tidak diperlukan adanya gambar baru yang disyahkan
oleh Pemilik Pekerjaan, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis serta sketsa
penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan tembusan kepada Pemilik
Pekerjaan. Sedang pada kondisi perubahan desain “Revised Design”, Pemilik Pekerjaan secara
resmi akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan
kepada Kontraktor secara administratif dalam bentuk “Variation Order”.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Construction Drawing” atau “Working
Drawing” termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Kontraktor.
c. Shop Drawing
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus dikerjakan
pembuatannya di luar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya harus dan terpaksa
dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka sebelumnya Sub-Kontraktor yang bersangkutan diharuskan
membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut, lengkap dengan
perhitungan konstruksinya.
“Shop Drawing” yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik
Proyek.
Gambar unit bangunan atau “Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap memuat:
 Bentuk unit bangunan serta dimensinya
 Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
 List komponen unit bangunan yang memuat:
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat per satuan komponen unit bangunan dan lain-lain
c. jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam
kategori “Shop Drawing”. Kontraktor wajib membuat copy “Shop Drawing” sebanyak minimum 5
(lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk Direksi Pekerjaan dan pengawas, satu copy dipasang
di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus
diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor.
d. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan
tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan, dan
Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan
membuat gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara lain:
 Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
 Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
 Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
 Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada Direksi
pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan guna
mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau yang
“mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar purna
bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dan merupakan volume akhir yang akan
dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Build Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan distribusi dua
copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya untuk diserahkan
kepada pemilik pekerjaan, termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai
pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Build Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan. As Build Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Direksi selambat-
lambatnya bersamaan dengan STT-I.
e. Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa buku
tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan lain-lain yang
diperlukan untuk kelengkapan administrasi. Kontraktor wajib membuat harian, laporan mingguan
dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan foto dokumentasi sebagaimana
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule, rencana
kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumberdaya dan peralatan dan harus
mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi.

2.9 Foto Dokumentasi


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akibat
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh
mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan,
sehingga secara kronologi bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan
tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan
pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan
pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan:
 saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
 saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap 5
(lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi
pada album photo dan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan. Pada saat pengambilan photo
dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, di samping cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat)
copy, Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai,
sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan
ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
Di samping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Kontraktor bisa
melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang
dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan. Pada saat penyerahan
photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film, ditata menurut urutan photo
dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Dalam proses pelaksanaan untuk menghasilkan Pekerjaan yang diminta, Kontraktor harus
menyusun jadwal pekerjaan berkala dengan Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan Jadwal awal, antara dan pokok yang harus dikerjakan
Kontraktor sesuai dengan rencana keluaran/Penyelesaian Pekerjaan yang ditetapkan dalam KAK ini.
Dalam melaksanakan Pekerjaan, kontraktor harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya Hasil Pekerjaan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen maksimal 150 ( Seratus lima puluh ) hari Kalender sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

2022 2023
No Tahapan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan / Persiapan
Permohonan Tender Ke
2.
LPPBMN
3. Pelaksanaan Tender
4. Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeliharaan
5.
Pekerjaan

PASAL 4

TENAGA AHLI / TEKNIS

Tenaga Ahli/Teknis/Terampil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini:

JABATAN DALAM PEKERJAAN PENGALAMAN JUMLAH SERTIFIKAT KOMPETENSI


No.
YANG AKAN DILAKSANAKAN MINIMAL (THN) ORANG KERJA
SKT - Pelaksana Bangunan
1. Pelaksana 2 1 Orang Gedung – Pekerjaan
Gedung
Ahli K3 Konstruksi / Pelaksana SKA - Ahli K3 Konstruksi –
2. 3 1 Orang
K3 Muda
Catatan : Pekerjaan ini memiliki tingkat resiko keselamatan kontruksi sedang
PASAL 5
PERALATAN UTAMA

Peralatan dan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini disiapkan oleh Penyedia Jasa
Kontruksi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Adapun kebutuhan peralatan
minimum untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini :

No. Jenis Peralatan Utama Spesifikasi Alat Volume Kapasitas


Alat Ukur (Theodolite) Keterangan Kalibrasi Min.
1. 1 Unit -
Tahun 2022
Dump Truck Masa berlaku Uji KIR, Bukti
2. Kepemilikan Kendaraan 1 Unit Min 6 M3
Bermotor
3. Concrete Stamp Modul Kwitansi / Faktur 1 Pkt -
Mobil Pick Up Masa berlaku Uji KIR, Bukti
4. Kepemilikan Kendaraan 1 Unit Min 1 M3
Bermotor
Concrete Cutter Pisau Potong
5. Kwitansi / Faktur 1 Unit
Min 12 Inch
Kwitansi / Faktur, Min Kap
6. Excavator 1 Unit
Keterangan Laik Operasi Bucket 0,3 M3

PASAL 6
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Peserta menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai tabel jenis pekerjaan dan
identifikasi bahayanya di bawah ini (diisi oleh PPK):

No. Uraian Identifikasi


Pekerjaan Bahaya
1. Pengecoran Beton Terpeleset, Terjatuh Pada Saat Pengecoran, dan
Terkena Benda Tajam

PASAL 7
PERSYARATAN PENYEDIA

1. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)/;


 Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) sub klasifikasi: PB010 - KBLI 43305 PEKERJAAN
LANSKAP, PERTAMANAN DAN PENANAMAN VEGETASI / SP 015 PEKERJAAN LANSEKAP /
PERATAMANAN (Masih berlaku dan tidak dalam proses perpanjangan);
2. Memiliki NIB OSS RBA / IUJK ;
 KBLI 43909 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA YTDL
Kelompok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus lainnya yang belum diklasifikasikan
dalam kelompok 43901 s.d. 43905 yang memerlukan keahlian atau perlengkapan khusus,
seperti kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air, dehumidifikasi (pelembaban)
bangunan, shaft sinking, pemasangan cerobong asap dan oven untuk keperluan industri
dan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan perlengkapan yang
berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang tinggi. Termasuk pekerjaan di
bawah permukaan tanah, pekerjaan lapis perkerasan beton; pekerjaan perkerasan aspal;
pekerjaan perkerasan berbutir; pekerjaan konstruksi pengeboran dan injeksi semen
bertekanan; pekerjaan beton struktur; pekerjaan konstruksi beton pascatarik (post
tensioned); pekerjaan konstruksi kedap air pada tangki penyimpanan air, minyak, gas, dan
lainnya yang sejenis; serta pemasangan konstruksi tahan api (tanur, anneling, flare,
incenerator) untuk bangunan gedung hunian dan non hunian serta bangunan sipil lainnya
 KBLI 41019 KONSTRUKSI GEDUNG LAINNYA
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran dan/atau
pembangunan bangunan yang dipakai penggunaan selain dalam Kelompok 41011 s.d.
41018, seperti tempat ibadah (masjid, gereja katolik, gereja kristen, pura, wihara,
kelenteHang), gedung terminal/stasiun, balai yasa (kereta api), bangunan monumental,
gedung negara dan pemerintah pusat/ daerah, bangunan bandara,gedung hangar
pesawat, gedung PKPPK (Pemadam Kebakaran di Bandar Udara), gedung
bersejarah,gedung penjara, gedung balai pertemuan, gudang, gedung genset,rumah
pompa, depo, gedung power house, gedung gardu listrik, gedung gardu sinyal, gedung
tower, gedung penyimpanan termasuk penyimpanan bahan peledak dan lainnya.
Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung lainnya.

 KBLI 43120 PENYIAPAN LAHAN


Kelompok ini mencakup usaha penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi yang
berikutnya, seperti pelaksanaan pembersihan dan pematangan lahan konstruksi,
pembersihan semak belukar; pembukaan lahan/stabilisasi tanah, (penggalian, membuat
kemiringan, pengurukan, perataan lahan konstruksi, penggalian parit, pemindahan,
penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya); pelaksanaan pekerjaan tanah
dan/atau tanah berbatu, penggalian, membuat kemiringan, perataan tanah dengan galian
dan timbunan untuk konstruksi jalan (raya, sedang, dan kecil), jalan bebas hambatan, jalan
rel kereta api, dan jalan landasan terbang (pacu, taksi, dan parkir), pabrik, pembangkit,
transmisi, gardu induk, dan distribusi tenaga listrik, fasilitas produksi, serta bangunan
gedung dan bangunan sipil lainnya; pemasangan, pemindahan, dan perlindungan utilitas,
tes/uji dengan sondir dan bor, pemboran, ekstraksi material, dan penyelidikan
lapangan/pengambilan contoh untuk keperluan konstruksi, geofisika, geologi atau
keperluan sejenis; dan penyiapan lahan untuk fasilitas ketenaganukliran. Kegiatan
penunjang penyiapan lahan seperti pemasangan fasilitas alat bantu konstruksi
(pemasangan sheet pile, papan nama proyek, dan gorong-gorong untuk pemasangan
kabel, pekerjaan pembuatan kantor, basecamp, direksi kit, gudang, bengkel proyek),
pengukuran kembali, pembuatan/pengalihan jalan sementara, perbaikan dan
pemeliharaan jalan umum, dewatering/pengeringan, mobilisasi dan demobilisasi, dan
pekerjaan sejenis lainnya.
 KBLI 42201 KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI DAN DRAINASE
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan pemeliharaan, pembongkaran dan/atau
pembangunan kembali bangunan jaringan saluran air irigasi dan jaringan drainase.
 KBLI 43221 INSTALASI SALURAN AIR (Plambing)
Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi air bersih, air limbah dan saluran
drainase, termasuk pekerjaan perpipaan pada bangunan gedung. Termasuk kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan instalasi saluran air, pipa distribusi air bersih dan instalasi
Water Treatment Plant (WTP)/Reverse Osmosis (RO), pipa air kotor, dan instalasi pompa.
3. Memiliki NPWP dengan status keterangan wajib pajak berdasarkan hasil informasi status
wajib pajak (KSWP);
4. Memiliki Akta Pendirian perusahan dan perubahan (apabila ada perubahan). Untuk
Perusahaan berbentuk PT, akta perubahan disertai dengan pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM RI;
5. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
6. Melampirkan perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP);
7. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak;
8. Tidak masuk dalam daftar hitam;

Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat sebagai acuan kerja kegiatan Pekerjaan Penataan
Halaman Parkir dan Pembangunan Sarana Ibadah di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas III Sunda Kelapa.

Jakarta, Januari 2023


KSOP Kelas III Sunda Kelapa
Pejabat Pembuat Komitmen

ttd

Anda mungkin juga menyukai