Anda di halaman 1dari 172

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)


PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG
REVITALISASI BANGUNAN GEDUNG BESERTA SARANA DAN PRASARANA SATUAN
PELAYANAN RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL LANJUT USIA SUKABUMI
TAHUN ANGGARAN 2022

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 1


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS


1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Revitalisasi Bangunan Gedung Beserta
Sarana dan Prasarana Satuan Pelayanan Rumah
Perlindungan Sosial Lanjut Usia Sukabumi
1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat
b. Bestek, detail dan gambar kerja
c. Risalah Aanwizjing
d. Keputusan Direksi lapangan
1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang
pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan
persetujuan pihak Direksi
1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh
material/ bahan/ barang sebelum digunakan/
dipasang di lapangan

2. LINGKUP PEKERJAAN 2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi


pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan yang termasuk dalam kontrak
2.2. Lingkup pekerjaan adalah:
a. Pekerjaan Revitalisasi Bangunan Gedung
Beserta Sarana dan Prasarana Satuan
Pelayanan Rumah Perlindungan Sosial
Lanjut Usia Sukabumi
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Revitalisasi Bangunan
Gedung
I. Pek. Persiapan dan Bongkaran
II. Pek. Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur, dan MEP
I. Pek. Pasangan dan Pelapis Dinding
II. Pek. Pas. Penutup Lantai dan Dinding
III. Pek. Pasangan Plafond dan Rangka
IV.Pek. Atap
V. Pek. Bongkar dan Pasang Kusen
Pintu dan Jendela
VI. Pek. Pengecatan
VII.Pek. Sanitasi
VIII.Pek. Air Bekas dan Air Kotor
IX. Pekerjaan Elektrikal

3. SITUASI 3.1. Lokasi Pembangunan adalah RSLU ( Rehabilitasi


Sosial Lanjut Usia) satuan pelayanan RSLU kabupaten
Sukabumi UPTD pusat layanan griya lansia:
Jl. Natapraja No. 1 Kp. Ciawitali Desa Cisarua
Kecamatan Nagrak Propinsi Jawa Barat.

3.2. Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri


dari :

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 2


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Pekerjaan Revitalisasi Bangunan Gedung


b. Pekerjaan Tembok Penahan Tanah

3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan


ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama
keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan
meneliti dengan seksama setiap detail bangunan
rencana

3.4. Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat


terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar/
prinsip/ patokan pelaksanaan dan pegangan
Kontraktor.

3.5. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala


kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi
antara lain, pepohonan, saluran drainase, pipa,
dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3.6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus


dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan
hal-hal tersebut diatas, maka Kontraktor
diwajibkan memperbaiki kembali, atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik
mungkin tanpa mengganggu system yang ada.

3.7. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat


mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah,
sebelum melakukan pemindahan/
pembongkaran segala sesuatu yang ada di
lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan
dahulu ke Konsultan Pengawas/Direksi.

3.8. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal


ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim baik dari segi waktu maupun
biaya.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 3


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada


pemborong dengan kondisi seperti pada saat
Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau
lapangan adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak rekanan.

4. UKURAN TINGGI DAN 4.1. Satuan


PATOK Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah
dalam cm (centi meter) untuk ukuran baja dalam
mm atau inch
4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah
100 cm dari tanah setelah ukuran tanah hasil
timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat
rapat penjelasan pekerjaan (sesuai gambar
rencana)
4.3. Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm
dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor
beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat
pemborong sesuai arahan Direksi.
4.4. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah
arahan dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan
alat ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya
yang dibutuhkan dalam pengukuran
4.5. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang
ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma
silang pengukuran menurut kondisi dan situasi
tanah bangunan, yang selalu berada di
lapangan.

4.6. Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen


dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya
Konsultan Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan
Konsultan Perencana.

4.7. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan


tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/ Direksi.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 4


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. DIREKSI KEET/ LOS 5.1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap


KERJA pertama berlangsung, pemborong telah
menyiapkan bangunan sementara yang
berfungsi sebagai kantor proyek dan atau los
kerja yang dipergunakan sebagai operasional
kantor dan tempat menyimpan barang/ material,
peralatan maupun dapat digunakan sebagai los
kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga
kerja
5.2. Bangunan sementara ini masih terus dapat
difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan tahap
III.

6. GAMBAR-GAMBAR 6.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS)


DOKUMEN Dilampiri Pergedungnya adalah :
a. Gambar Site Plan
b. Gambar Kerja Struktur ( SI )
c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )
d. Gambar Kerja Mekanikal / Elektrikal ( ME/EL )

7. PERATURAN TEKNIS 7.1 Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila


PEMBANGUNAN YANG ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
DIGUNAKAN syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 5


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan


Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming
vanoenbare Werken (AV) 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia
untuk Arbitasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia.
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan
Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Beton bertulang Indonesia NI - 2
PBI 1971.
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI 5 PKKI. f.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia PPBI 1984.
g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
NI - PUBI 1970.
i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979
dan Peraturan PLN setempat.
j. SK SNI No. T - 15 - 1991 - 03.
k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
Indonesia PUIPP.
l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979. m.
Persyaratan Cat Indonesia NI - 4.
n. Peraturan Kapur Indonesia NI - 7.
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8. p.
Peraturan Bata merah sebagai bahan
bangunan NI - 10.
q. Peraturan dan ketentuan lain yang
dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 6


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

r. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku


dan mengikat pula :
Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan
Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Gambar dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (AANWIJZING). Berita Acara
Penunjukan.
Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana
tentang Penunjukan Kontraktor.
Surat Perintah Kerja (SPK).
Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time
Schedule) yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan Pemberi
8. PENJELASAN RKS DAN 8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja,
GAMBAR Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk
tambahan dan perubahannya dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan yang dibantu
Konsultan Pengawas/Direksi.

8.2. Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang
tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 7


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8.3. Perbedaan Gambar.


a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah
Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan
Gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih besar yang
berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar
Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka
yang berlaku/ mengikat adalah Gambar
Kerja Arsitektur sepanjang tidak
mengurangi segi Konstruksi

8.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop
Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar
Kerja Dokumen yang telah disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja
Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan atau
Konsultan Perencana.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 8


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum


Konsultan Pengawas/Direksi dan
digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh
jadi dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap didalam
Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop
Drawing kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan
persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah
atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar Kerja
Dokumen tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
Segala akibat yang terjadi adalah tanggung
jawab Kontraktor, baik dari segi biaya
maupun waktu pelaksanaan.

9. JADWAL 9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di


PELAKSANAAN lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana
kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga
dan mengkoordinasikan hasilnya kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak
mengganggu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan di sekitar
lokasi pekerjaan.

9.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan


persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 14
(empat belas) hari kalender setelah surat
keputusan penunjukan (SKP) diterima oleh
Kontraktor.

9.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan


Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 9


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

9.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana


Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada bangsal Kontraktor di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

9.5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi


pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

10. KUASA KONTRAKTOR DI 10.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong


LAPANGAN „wajib‟ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut „Pelaksana‟ yang cakap dan ahli
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal
sarjana teknik sipil atau sederajat dengan
pengalaman minimum 5 (lima) tahun, atau STM
jurusan Bangunan dengan pengalaman minimum
10 (sepuluh) tahun.
10.2. Dengan adanya „Pelaksana‟ tidak berarti bahwa
Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.

10.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu


secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi, nama
dan jabatan „Pelaksana‟ untuk mendapat
persetujuan.

10.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis


Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa
„Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong
secara tertulis untuk mengganti „Pelaksana‟.

10.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan


surat pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong
harus sudah menunjuk „Pelaksana‟ yang baru
atau Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 10


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

11. TEMPAT TINGGAL 11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam
(DOMISILI) kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
KONTRAKTOR Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi
kepada Tim Pengelola Teknis setempat dan
Konsultan Pengawas/Direksi.

11.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan


alamat Bengkel Kerja (Workshop) dan peralatan
yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan
akan dilaksanakan.

11.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan


tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana
wajib memberitahukan secara tertulis.

12. PENJAGA 12.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan

KEAMANAN lapangan terhadap barang-barang milik proyek,


LAPANGAN Konsultan Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga
yang ada dilapangan.

12.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan


yang telah disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi/Konsultan Perencanaan, baik
yang telah dipasang maupun yang belum,
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.

12.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor


bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan
jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap ditempatkan yang akan ditetapkan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

13. JAMINAN DAN 13.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan


KESELAMATAN KERJA menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja dilapangan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 11


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang


cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas yang ada
dibawah kekuasaan Kontraktor.

13.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar


Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja.

13.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan


didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali
untuk penjaga keamanan.

13.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan


seluruh personil yang terlibat di dalamnya

Segala hal yang menyangkut jaminan social dan


13.6. keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus


14. ALAT-ALAT 14.1 disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
PELAKSANAAN dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
a. Beton molen yang akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja
lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system
pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya
akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran
(magnitude) pekerjaan tanah apabila
diperlukan.

Semua bahan dan material dan komponen jadi


15. PEMERIKSAAN 15.1 yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
BAHAN DAN KOMPONEN JADI yang ditentukan dalam buku RKS ini.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 12


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

15.2. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang


menanyakan asal bahan/material dan
komponen jadi, dan Kontraktor wajib memberi
tahu.

15.3. Contoh bahan/material dan komponen jadi yang


akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan “standard of
appearance”. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum
jadwal pelaksanaan. Keputusan bahan, jenis,
warna, tekstur, dan produk yang dipilih; akan
diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari dari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

15.4. Semua bahan/material dan komponen jadi harus


disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi sebelum
dipasang.

15.5. Bahan/material dan komponen jadi yang telah


didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam
waktu 2x24 jam terhitung dari jam penolakan.

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material


15.6. dan komponen jadi harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau
sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah


16. PEMERIKSAAN HASIL 16.1. dilakukan Kontraktor tetapi karena bahan/material
PEKERJAAN ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 13


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang


apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Baru
apabila Konsultan Pengawas/Direksi telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya.
16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x
24 jam dihitung dari jam diterimanya Surat
Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi
minta perpanjangan waktu.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 14


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17. PEKERJAAN TAMBAH Pekerjaan Tambah Kurang.


KURANG DAN PERSIAPAN a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah
PEKERJAAN kurang diberitahukan dengan tertulis
atau ditulis dalam buku harian oleh
Konsultan Pengawas/Direksi serta
disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku
bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi
atas persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh
Kontraktor sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51
yang pembayarannya diperhitungkan
bersama angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga
satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam
penawaran, maka harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan
Pengawas/Direksi bersama- sama
Kontraktor dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan,
tetapi Konsultan Pengawas/Direksi/Tim
Pengelola Teknis dapat
mempertimbangkan perpanjangan
waktu karena adanya pekerjaan
tambah tersebut.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 15


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17.2. Persiapan Pekerjaan


a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan
diurus oleh Kontraktor. Biaya izin
bangunan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada
pagar halaman pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian
jalan, ijin lingkungan menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

18. PEKERJAAN 18.1. Lingkup Pekerjaan


PERSIAPAN a. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja.
b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam
kebakaran.
c. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan
papan bangunan (bouwplank).

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 16


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

18.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk


Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh
Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak atau didatangkan dari luar tapak
dan disediakan pula tempat
penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat tempat
penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas
minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari
pasangan batako setengah batako dengan
spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari
drum-drum.

d. Listrik untuk bekerja harus disediakan


Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan
berlangsung dan pemasangan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 17


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

18.3. Pembuatan dan pemasangan 1 unit papan nama proyek.


a. Pembuatan papan proyek ini harus terletak di posisi
terbuka dari lapangan agar terlihat lebih jelas.
B. Print Out Banner harus meliputi K3 dan Logo
perusahaan dari kontraktor, Konsultan pengawas
dan pemberi tugas.

18.4. Pekerjaan Administrasi & Dokumentasi Proyek.


a. Pekerjaan administrasi dan Dokumentasi proyek ini
meliputi pembelian kertas dan alat lainnya dalam
menyampaikan dokumentasi.

18.5. Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara.


a. Pihak Kotraktor membuat kantor kerja untuk
Konsultan Pengawas dan Untuk kerja Kontraktor
dilapngan, dengan lantai cor beton tumbuk dan
terdapat WC.

18.6. Pekerjaan Pembuatan Gudang.


a. Pihak Kotraktor membuat Gudang untung menjaga
barang-barang proyek dilengkapi dengan
penjagaan oleh Keamanan Proyek, agar tidak
terjadi kehilangan barang dilapangan.

18.7. Pembuatan Shop Drawing & As Built Drawing.


a. Pihak Kotraktor membuat Shop drawing dan As Built
drawing sesuai dengan kondisi lapangan, dan
dengan disetujui dan diperiksa oleh Pihak Konsultan
Pengawas Owner Dan Konsultan Perencana.
B. Berkas Asli akan menjadi milik Owner dan Kontraktor
diwajibkan mengcopy gambar As Built Drawing
dan Shop Drawing sebanyak 4 Rangkap, untuk
diberikan kepada Konsultan Pengawas 1 buah
rangkap, Owner 1 buah rangkap, Konsultan
perencana 1 buah dan 1 lagi untuk Diberikan
kepada Kontraktor.

18.8. Mobilisasi dan Demobilisasi .


a. Pihak kontraktor wajib menyediakan Mobilisasi dan
Demobilisasi kepada Owner Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas jika berada dalam
lapangan (Kerja).

18.9. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank .


a. Papan Bouwplank dibuat untuk membantu
menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam
perletakan bangunan, baik mengenai
kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.

B. Semua papan bouwplank menggunakan kayu


kelas II/terentang, papan-papan harus lurus
diserut rata, permukaan papan harus
“WATERPASS” DENGAN PIEL LANTAI + 0,00. Setiap
jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat
dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 18


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat


sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.

c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari


garis bangunan terluar, untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian-galian tanah
pondasi.

d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai,


pemborong wajib meminta pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari direksi.

e. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,65


m dari muka tanah yang ada sekarang
atau+2,00 dari permukaan jalan atau ditentukan
lain dalam penjelasan gambar.

18.10. Rencana Keselamatan Konstruksi.


a. Kontraktor harus menyiapkan RK3k.
B. Sosialisai Dan promosi pelatihan berupa Memberi
Induksi K3, Pengarahan K3, Pelatihan K3, Simulasi K3
, Spanduk K3, Poster K3 Dan Papan Informasi K3.
c. Pihak kontraktor harus menyiapkan APD untuk
para pekerja, setiap masuk ke dalam area proyek
diwajibkan untuk memakai APD.
d. Para pekerja Proyek harus mempunyai BPJS
ketenagakerjaan dan kesehatan kerja.

e. Personel K3 Konstruksi Harus mempunyai


berpengalaman.
f. Kontraktor harus menyipakan ruangan untuk
fasilitas sarana kesehatan, dan selalu sedia P3k.
g. Pihak kontraktor harus mempunyai rambu-rambu
untuk larangan, peringatan.
h. Pihak kontraktor harus mempunyai APAR dan
bendera K3.

19. PEKERJAAN STRUKTUR


PEKERJAAN TANAH 19.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan
urugan tanah serta urugan pasir dengan
penyelesaian dan pembentukan
galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/
elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar
rencana, adapun pelaksanaannya sebagai
berikut :

19.2. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan
(stripping) dan perataan (grading) tanah pada
daerah/area yang diatasnya akan
didirikan bangunan, jalan dan perkerasan.

19.3. Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :


⚫ Galian Tanah Untuk Struktur
⚫ Galian Tanah Untuk Resapan
⚫ Galian Tanah Untuk Septictank
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

⚫ Galian Tanah Untuk Pondasi Kirmir


Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar
Kerja

a. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan


lubang pondasi, lubang septictank/rembesan,
lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menurut kondisinya memerlukan
adanya galian tanah.

b. Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor


bersama-sama pengawas lapangan
menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan
galian pada papan bouwplank.
19.4. Pekerjaan Pengurugan Pekerjaan ini meliputi pengurugan
dan pemadatan tanah untuk :
⚫ Penimbunan galian tanah dalam rangka
pelaksanaan konstruksi.
⚫ Pengurugan tanah untuk meningkatkan lantai
⚫ Dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar
kerja.

a. Pekerjaan pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan
kembali tanah yang selesai diurug dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan
peninggian untuk pembentukan tanah /
peninggian lantai.

19.5. Pekerjaan pembentukan muka tanah


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan
tanah dimana bangunan akan didirikan dan
tanah disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau
kedalaman seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

a. Persyaratan Bahan
- Tanah
⚫ Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar
tapak
⚫ Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan
pembentukan muka tanah harus tanah asli
bukan tanah humus, bebas dari kapur, bekas
bongkaran, Lumpur maupun unsurunsur lain yang
dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
- Alat pelaksanaan pekerjaan untuk
pembongkaran, penggalian, pengurugan dan
pemadatan.
- Pekerjaan Penggalian
⚫ Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang
keluar halaman. Pembuangan
danpengangkutan adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Biaya apapun untuk pembuangan
dan pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam
seluruh kontrak.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 20


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

⚫ Semua penggalian harus dikerjakan sesuai


dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar.
⚫ Persetujuan terhadap tempat pengambilan
tanah untuk memenuhi keperluan pengurugan
seluruhnya harus dari kualitas yang sama dan
hanya dapat dipakai jika ada persetujuan dari
KonsultanPengawas/Direksi terlebih dahulu.
⚫ Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian
pondasi dan semua pasangan lainnya di bawah
tanah seperti : rollag atau sloof dan lainnya harus
dilakukan sesuai rencana gambar.

a. Persyaratan Pelaksanaan
- Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan, baik terhadap gebangan
atau arus air yang dapat menyebabkan
terjadinya erosi. Pencegahan ini termasuk
pembuatan tanggul-tanggul, parit-parit
sementara, sumur-sumur penampung, pompa air
dan tindakan yang dapat diterapkan guna
mencegah penundaan pekerjaantermasuk
pencegahan terhadapmasuknya air hujan atau
air dari daerah sekitarnya dan sebagainya.

- Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk


struktur
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian
teratas :
⚫ Pada prinsipnya, lapisan humus harus dibuang 10
cm.
⚫ Tanah hasil kupasan ini hanya bolehuntuk
mengurug daerah-daerah yang rendah yang
tidak akan didirikan bangunan diatasnya.

- Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka


lapisan teratas ini harus digali sampai kedalaman
tertentu atau sampai lapisan tanah keras dan
harus diganti atau diurug dengan tanah yang
baik atau sirtu (pasir dan batu gunung).

- Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman


yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan
harus kembali dilakukan dengan pasangan atau
beton tanpa biaya tambahan dari Pemberi
Tugas.

- Pada bagian-bagian galian yang dianggap


mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang
papan-papan pengaman atau cara lain.
Kerusakankerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah dengan alasan apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 21


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Pengeringan tempat kerja Tempat kerja


terutama galian pondasi harus dalam keadaan
bebas air, untuk itu Kontraktor harus
mengadakan alat-alat pengering dengan
keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah
yang dapat menjamin kelancaran pekerjaan.

- Kelebihan kedalaman galian tanah akibathal-


hal tertentu, kontraktor harusmelaksanakan
penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai
dengan persyaratan, akibat hal ini tidak
dilakukan biaya tambahan.

- Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus


selalu diperiksa dahulu oleh direksi/ pengawas
lapangan.

- Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus


selalu diperiksa dahulu oleh direksi/ pengawas
lapangan.

19.6. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :

a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubanglubang


sisa pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai
dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan
urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus,
sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah
harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan
bila terlalu kering harus dengan air sesuai
persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerahbangunan
tersebut harus dipadatkan sehingga mencapai
90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam
yang sesuai digambar sebelum urugan
dilaksanakan.
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapisdengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm,dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan hand compactor atau
tandem roller atau steel wheel power rollers.
Rollers yang digunakan maksimum 5 ton kecuali
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
digunakan peralatan yang lebih kecil.
e. Tanah urug yang terlalu kering harusdibasahi
dengan sprinkler yang diikuti dengan mesin
penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain
yang diusulkan Konsultan Pengawas/Direksi.

f. Urugan pada lereng harus dilakukandengan


membuat “bertangga” pada lereng tersebut
untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap
tanah urugan. Urugan kembali lubang pondasi
hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 22


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengawas/Direksi setelah dilakukan pemeriksaan


pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan daritunas
tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis
berbutir (tanah lading atau berpasir) dan tidak
terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan denganmesin
pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan
hanya menggunakan timbres.
i. Urugan tanah untuk meninggikan atauuntuk
memperbaiki permukaan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi menurut ketinggian,
lebar dan kedalaman yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harusditambah
atau disingkirkan dari atau ketempat-tempat
yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawahsemua
lantai dan di bawah rabat sesuai gambar kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
⚫ Muka tanah dimana akan didirikan
bangunan diatasnya harusdibentuk dengan
rata menurutgaris-garis dan ketinggian
yangtelah ditentukan di dalam Gambar
Kerja.
⚫ Muka tanah dimana bangunan akan
berdiri diatasnya harus dibentuk dengan rata.

19.7. Urugan pasir


a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-
bagian dasar/bawah pasangan pondasi
telapak / foot palet sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 10
cm untuk dibawah pondasi.
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah
ketebalan padat dengan cara ditimbris sambil
disiram air.
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari
kotoran-kotoran/humus-humus.

20. PEKERJAAN
PASANGAN PONDASI
20.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :
a. Pasangan Pondasi Batu Belah/ Dinding
Penahan Tanah

20.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis


bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),
diantaranya :
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 23


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Cement Indonesia NI-8 atau ASTMC-150 Type I


Atau Standard Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir
tajam dan keras dengan kadar Lumpur yang
terkandung maximal pasir harus bersih dan
tidak mengandung bahan organic/kotoran
yang merusak kondisi campuran.
c. Batu belah/batu karang : digunakan batuan
keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai
permukaan yang kasar.
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan
tidak mengandung bahan yang merugikan
pasangan, seperti asam alkali, atau bahan
organik lainnya.

20.3. Pemakaian jenis adukan :


Didalam mengatur perbandingan campuran yang
sempurna, kontraktor harus menggunakan dolak-dolak
pengatur campuran bahan, terbuat dari papan
berukuran 40x40x20 cm. Campuran adukan yang
digunakan antara lain :

Tabel jenis adukan


JENIS
PERBANDINGAN DIGUNAKAN
ADUKAN
BAHAN UNTUK
(SPESI)
1. Pondasi batu belah setebal rata-rata
60 cm dibawah permukaan sloof.
1. M2 1 pc : 3 pc 2. Lapisan plester beton pada kolom,
sloof, ring balk dan pembalokan yang
permukaannya akan tampak.
3. Pasangan batu kedap air.
1. Semua pasangan pondasi batu belah
yang bukan kedap air.
2. M2 1 pc : 5 pc 2. Semua pasangan dinding dan plesteran
bata merah bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan.
4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik

20.4. Cara pelaksanaanya


a. Pasangan batu belah :
1. Dilaksanakan pada pasangan
pondasi atau pekerjaan lain yang
dinyatakan memakai pasangan batu
belah.
2. Batu karang sebelum dipasang harus
bersih dari segala kotoran.
3. Bagian pasangan batu karang harus
diplester ciprat sesuai dengan jenis
adukan yang dipakai pasangan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 24


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4. Proses pengeringan pasangan harus


dibantu dengan siraman air.
5. Selama pasangan batu karang
belum secara utuh selesai (persekian
meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.

21. PEKERJAAN BETON

21.1. Pekerjaan Beton Ini Dilaksanakan Pada :


a. Pekerjaan Pondasi Sumuran
b. Pekerjaan Kolom
c. Pekerjaan Balok
d. Pekerjaan Sloof

21.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis


bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan diantaranya :

Semen Portland
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland
Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150
Type I Atau Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga
semen bebas dari kelembapan.
d. Konsultan pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut,
semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan/diafkir.
e. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk dibongkar,
beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas
beban kontraktor.
f. Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan - bahan organis,Lumpur dan lain
sebagainya,serta memenuhi komposisi
butir dan kekerasan seperti yang
tercantum dalam NI - 2 PBI 1971.

g. Koral yang digunakan harus bersih dan


bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang


digunakan ukuran 2/3 cm.
h. Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak
asam,garam alkalis serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat
merusak beton.
i. Apabila dipandang pertlu Pengawas
dapat meminta kepada pemborong
supaya air yang dipakai diperiksa
dilaboratorium pemerisaan bahan yang
resmi atas biaya pemborong.

Baja Tulangan :
a. Baja tulangan yang dipakai harus dari
mutu U-32 untuk baja diameter lebih besar
atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja
diameter lebih kecil 12, kecuali untuk
diameter 16 keatas harus
menggunakan U-32 (ulir) sesuai dengan PBI
1971, JIS SR 24 British Standard No 785 atau
ASTM Designation A-15. dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas berhak meminta
kepada kontraktor,surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari
semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk persetujuan konsultan
pengawas sesuai dengan persyaratan
mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum dalam gambar rencana.
c. Baja tulangan Beton harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih-serpih,karat
dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara
baja tulangan dengan beton.
d. Ukuran diameter baja tulangan harus
sesuai dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.

e. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai


dalam Gambar Kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan
persetujuan tertulis dari Direksi. Segala
biaya yang diakibatkan oleh penggantian
tulangan terhadap yang digambar sejauh
bukan kesalahan Gambar Kerja adalah
tanggung jawab Kontraktor.
f. Semua baja tulangan harus disimpan
pada tempat yang bebas lembab,
disesuaikan diameter serta asal
pembelian. Semua baja tulangan harus
dilindungi terhadap semua macam
kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karat.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bahan campuran tambahan (Additives)


a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi
(Concrete admixture / Additives) kecuali
yang disebut tegas dalam Gambar Kerja
atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat
pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air
di bawah tanah (hydrostatic pressure)
tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung garam stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus
sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi A
1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D
sekaligus sebagai pengurang air adukan
dan penunda pengerasan awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan
telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas / Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat
terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor
dengan beton baru, serta permukaannya
harus dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3
liter calbond dicampur dengan larutan
semen/PC sekitar 25% nya dengan cara
ditaburkan.

Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm
atau papan borneo tenal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan
penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu
mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu
borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak
diperkenankan memakai bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton
pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus
sehingga menghasilkan bidang yang rata
dan halus.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 27


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

21.3. Persyaratan Teknis


Komposisi campuran beton
Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir,
kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingg sampai
didapat kekentalan yang tepat.

Komposisi campuran beton dibuat dengan


perbandingan volume dengan multibeton
berdasarkan mix disain sebagai berikut :

Macam Perbandingan Penggunaan


Untuk pekerjaan beton tumbuk,
C1 1 PC : 2 PS : 3 KR rabat dan lantai kerja.

Untuk pekerjaan beton bertulang :


C2 Mutu beton K-175 sirip beton kolom praktis dan ring
balk dan listplank beton

Untuk pekerjaan beton bertulang :


C3 Mutu beton sloof, kolom, balok, plat lantai,
K-225 tangga beton.

21.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai


dengan standard Beton Indonesia NI-2 ,
PBI-1971
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton
adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus
memberikan „BK‟(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang
ditentukan.

Komposisi Campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari semen
Portland,pasir,kerikil,dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang tepat/baik.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang


sesuai dengan yang
disyaratkan/ditentukan dalam spesipikasi
ini,harus dipakai “campuran yang
direncanakan”(MIX DESIGNED)

c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam


beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukurannya yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton,

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 28


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d. Perbandingan antara bahan-bahan


berbagai mutu,harus ditetapkan
dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan,demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan
beton yang dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan factor air


semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang
mempunyai kepadatan yang
tepat,keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.

f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton


untuk bagian-bagian konstruksi
beton,harus disesuaiukan dengan jenis
konstruksi yang bersangkutan,cara
pengangkutan adukan beton dan
cara pemadatannya.Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh
faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton


yang sesuai dengan yang
direncanakan,maka factor air
semen ditentukan sebagai berikut:

Faktor air semen untuk kolom balok,


plat lantai, tangga, dinding beton, dan
listplank /parapet maksimum 0,60
Faktor air semen untuk konstruksi plat
atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.

h. Untuk lebih mempermudah dalam


pengerjaan beton,dan dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai
dengan yang direncanakan,maka
untuk konstruksi beton dengan factor air
semen maksimum 0,55 harus memakai
Plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive
tersebut harus mendapat
persetujuan dari konsultan
pengawas/ direksi.

i. Pengujian beton akan dilakukan oleh


konsultan pengawas pekerjaan atas
biaya kontraktor pelaksana.
Perbandingan campuran beton jika
dipandang perlu harus diubah untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan, kekedapan,
atau kekuatan. dan kontraktor
tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 29


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

21.5. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda- benda Uji Beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari
agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).
Penambahan air untuk mencairkan
kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang sama sekali tidak
diperkenankan.

b. Keseragaman Konsistensi beton untuk


setiap kali pengadukan sangat perlu.

c. Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut


slump),tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm,untuk segala
beton yang dipergunakan.

d. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-


2 ,PBI - 1971.Konsultan Pengawas berhak
untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil
bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih
tinggi atau alas an penghematan.

e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan


oleh konsultan pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus ukuran
15x15cm,dibuat dan diuji sesuai
dengan NI-2 PBI 1971 Kontraktor pelaksana
harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang
representative.

21.6. Baja Tulangan


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari
agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).

Penambahan air untuk mencairkan


kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti


sesuai dengan gambar rencana . Untuk
menempatkan tulangan tetap
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

tepat ditempatnya maka tulangan


harus diikat kuat dengan kawat
beton dengan bantalan beton
decking atau kursi-kursi besi/cakar
ayam perenggang.dalam segala hal
untuk besi beton yang horizontal
harus digunakan penunjang yang
tepat,sehingga tidak ada batang yang
turun.

c. Jarak bersih terkecil antara batang yang


pararel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar
dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus


sesuai dengan gambar rencana dan
perhitungan,apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan
gambar,maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan pengawas.

21.7. Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian - bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebgai
berikut :
a. Balok Sloof = 4,00 cm
b. Kolom = 3,00 cm
c. Balok = 2,50 cm
d. Pelat Dak Beton = 1,50 cm

Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan
pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukan
pada gambar - gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh konsultan
pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang yang dipakai/ digunakan,
kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di
dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan konsultan pengawas.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 31


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

21.8. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus
dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “ Batch Mixer”.
Konsultan pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata
dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan ke adukan,kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu
selama pekerjaan penyerpurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan


pengadukan beton yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki.
Messin pengaduk yang memproduksi
hasil yang tidak memuaskan harus
diganti. Mesin pengaduk tidak boleh
dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan.

21.9. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih
dari 32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung
dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian
rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 320 C,
sebagai yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas, kontraktor harus mengambil
langkah - langkah yang efektif, upamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es
dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton,
waktu dicor pada suhu dibawah 320 C.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 32


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

21.10. Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan
ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum
pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat
mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
kontraktor harus dengan segera mengambil
bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti
kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah
pengembangan atau gerakan selama
/sesudah pengecoran beton.

b. Sebelum beton dicor,permukaan


dari cetakan-cetakan harus diminyaki
dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton
pada cetakan dan memudahkan dalam
pembongkaran cetakan beton.
Penggunaan minyak cetakan harus
hatihati untuk mencegah kontak
dengan besi beton yang
mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan (steiger)


harus bertumpu pada pondasi yang
baik dan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

21.11. Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan
untuk
pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan,tanpa adanya pemisahan
dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua
pekerjaan cetakan,ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai gambar rencana/
pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong,pengikat dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. sebelum
pengecoran dimulai permukaan - permukaan

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 33


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

yang berhubungan dengan pengecoran


harus sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton


dimulai ,semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air
yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.

Permukaan bekisting dengan bahan-


bahan yang menyerap pada tempat- tempat
yang akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.

c. Pengecoran beton tidak boleh


dijatuhkan lebih dari 2 meter,semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan pengawas berhak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal 50 cm, tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.

d. Pengecoran beton tidak diperkenankan


selama hujan deras berlangsung sehingga
spesikasi mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan,air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada construction joint
dan air semen atau spesi yang terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.

e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan


sampai sepadat mungkin ,sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan
matrial yang diletakan
Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton,kepala alat penggetar (Vibrator) harus
dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak dibawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya,
semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson beroprasi dengan
kecepatan paling sedikit 3000 putaran per
menit
ketika dibenamkan dalam beton

f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan


pengawas pekerjaan atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf ada
di tempat kerja, dan persiapan betulbetul
telah memadai.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 34


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

21.12. Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan


pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk konsultan pengawas, pekerjaan ini
harus dikerjakan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/ lunak tidak di izinkan
untuk dibebani,segera setelah cetakan -
cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui konsultan pengawas.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua
(2) hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan - cetakan samping lainnya,tujuh
(7) hari untuk dinding-dinding pemikul dan
saluransaluran, 21 hari untuk balok- balok,plat
lantai, plat atap, tangga dan kolom.

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam


keadaan cuaca normal adalah sebagai berikut:
Struktur Pengerasan normal:
Kolom dan Dinding 4 hari Pelat
lantai/atap 28 hari Balok
28 hari

22.13 Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat dengan air
seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian -
bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus


dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran. perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,


yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air terus menerus pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

21.13. Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat dengan air
seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian -
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus


dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran. perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,


yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air terus menerus pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

21.14. Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton
terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada
permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak
tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh kontraktor atas
bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas
memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak,dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalm pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan


pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-
kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidak rataan /
pembengkakan harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat ditempatnya.
Semua lobang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 36


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-


hal tidak sempurna pada bagian bangunan
yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan
sebidang dinding yang tidak memuaskan
kelihatannya ,kontraktor wajib untuk
menutupi seluruh dinding (dengan spesi
Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang
tidak melebihi 1cm, demikian juga pada dinding
yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai
dengan instruksi dari konsultan pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar
batas tolleransi kelurusan
(Pencekungan/pencembungan) bidang tidak
boleh melebihi dari L/1000 untuk semua
komponen.

22. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

22.1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran


Meliputi :
a. Pasangan Dinding Bata
b. Plesteran dan acian dinding bata merah
c. Dinding keramik 20x20
d. Dinding Keramik 10x20
e. Dinding Keramik WC Uk. 20x25
f. Pas. Graint Hitam

22.2. Persyaratan Bahan :


a. Bata merah bermutu baik, dengan
pengepresan menggunakan mesin
pres dan bebas dari cacat dan retak
minimum telah menjadi dua (2) bagian,
produk local dan memenuhi standar
“Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970”

b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas


dari Lumpur, bahan organis, batu-
batuan harus diayak. Khusus untuk
pekerjaan plesteran pasir harus dicuci
terlebih dahulu.

c. Semen yang dipakai standard dan


memenuhi persyaratan NI-8 type I
menurut ASTM-150

d. Keramik dinding yang digunakan


harus bermutu baik standard SNI
setaraf “ Platinum” Dan Bercorak,
(untuk dinding km/wc), sedangkan
untuk dinding penebalan bagian
exterior memakai keramik Granit
sekualitas “Indogress” Produk dalam
negeri, sebelum dipasang di dinding
keramik harus direndam dulu dalam

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 37


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

air supaya keramik lebih rekat dengan


campuran adukan dinding.

e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh


Direksi.

22.3. Adukan Dan Campuran


a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc :
3ps, dilaksanakan untuk :
- Semua pasangan bata merah
yang masuk dalam tanah
- 20 cm di atas lantai pada semua
dinding
- Pasangan batu/bata merah sisi
saluran, bak control, serta tempat lain
yang diperlukan sesuai gambar rencana
- Plesteran dinding bata merah yang
masuk kedalam tanah seluruhnya
pasangan trasraam, plint plesteran,
aferking permukaan beton dan
plesteran seluruh pasangan bata merah
perbandingan 1pc : 3ps

b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps


dilaksanakan untuk :
- Pasangan dinding batu/bata
merah dan plesteran yang bukan
trasraam seperti tercantum di atas
- Adukan semen, digunakan untuk siar
benam batu kali.

22.4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan pasangan dinding batu/batako


harus terkontrol waterpast baik arah vertical
maupun horizontal.
Pada setiap 8 baris bata merah harus
dipasang angker besi dan kolom,
Pelaksanaan pasangan dinding bata
merah/batu tidak boleh melibihi
ketinggian 2 m setiap hari. sebelum
dipasangkan batu/bata merah terlebih dahulu
dibasahi air dengan cara direndam.

b. Sebelum dinding bata merah dipleter siar


harus dikorek sedalam 1cm untuk
mendapatkan ikatan yang lebih baik.
kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan bidang plestran stabil
dan kemudian diperhalus dengan acian
semen.

c. Pasangan bata merah yang selesai harus


terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk
dinding septictank harus dihindarkan adanya
rembesan air tanah dari sisi luar, untuk itu
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi


luar dalam.

d. Untuk finishing beton expose, sebelum


diperhalus/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/pahat dulu kemudian disiram
Portland cement untuk mendapatkan
ikatan yang baik

e. Keramik/Granit yang akan ditempel harus


sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak
ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut
atau tepi atau cacat lainnya serta telah
disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Seluruh pekerjaan pasangan dan


plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong.

g. Pada pasangan dinding trasraam diatas


lantai, sampai ketinggian 30cm. plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2ps dan
dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk
kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan
semen kemudian di finishing dengan cat
minyak

h. Pada pasangan dinding Keramik


dipasang dengan campuran 1pc : 2ps terisi
penuh dengan jarak yang rapat dan neut diisi
dengan semen warna sesuai dengan warna
keramik yang ditentukan.
Keramik yang akan dipasang terlebih
dahulu diseleksi kondisi permukaan, sudut dan
pinggiran yang lurus dan halus.

i. Pasangan dinding bata merah dipasang


dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh dengan
jarak yang rapat dan neut diisi dengan semen
warna gelap, pasangan harus mempunyai jarak
yang sama dan tekstur, bentuk yang rapih.

23. PEKERJAAN LOGAM / METAL

23.1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah


a. Kontruksi Rangka Plafond
b. Konstruksi Kusen Alumunium

23.2. Persyaratan bahan Dan Teknis

a. Semua bahan baja yang digunakan


diantaranya : IWF, pipa BSP, Pipa
Staenlees, Besi hollow, Alumunium dan
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Baja ringan harus baru dari jenis


yang sama kwalitasnya, dan harus
memenuhi persyaratan normalisasi di
Indonesia dan Standard ASTM A-36,
dengan tegangan tarik putus minimum
3700kg/cm2

b. Semua bahan baja harus memenuhi


standard mutu baja ST 37

c. Besi pipa gip , hollow dan pipa staenlees


harus menggunakan pipa jenis
terbaik, medium class dimensi sesuai
Gambar Kerja.

d. Profil Hollow untuk rangka plafond harus


menggunakan jenis terbaik dan
dimensi sesuai gambar kerja

e. Kusen Almunium Memakai type color


anodize dengan ukuran 4‟ tebal 2,5
mm ,setara YKK

f. Semua bahan yang digunakan dalam


pekerjaan ini harus diperoleh dari
leveransir yang dikenal dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
Semua bahan tersebut harus lurus,
rata permukaan tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat
mengurangi mutunya. Batang profil
tekan tidak boleh diijinkan bengkok
lebih dari 1/400 kali panjang batang.

g. Batang baja maupun bahan lain yang


digunakan harus sesuai
penampangnya, bentuk, tebal,
ukuran, berat, dan detaildetail
lainnya dengan yang tercantum
dalam Gambar Kerja

h. Semua bahan yang akan dipakai dalam


pekerjaan ini terlebih dahulu harus
disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan


bertanggungjawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada Gambar Kerja adalah
ukuran jadi/finish.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 40


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

j. Setiap bagian yang buruk tidak


memenuhi persyaratan yang tertulis
disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian Kontraktor akan
ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidak
cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor
tidak teliti dan cermat dalam koordinasi
dengan Gambar pelengkap dari AR,
SA, ME, dan EL. Pekerjaan
perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas
biaya Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai biaya tambah

k. Semua bagian yang dilubangi sesuai


dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat harus diperiksa
dan berada dalam keadaan tidak
cacat sebelum pemasangan.

l. Perubahan bahan/detail karena alasan


tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui
dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
kurang.

m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan


untuk konstruksi baja difabrikasi
di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas
semua kesalahan detail, fabrikasi
danketepatanpenyetelan/pemasangan
semua bagian Konstruksi baja.

23.3. Persyaratan Teknis

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan


bertanggungjawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada Gambar Kerja adalah
ukuran jadi/finish.

b. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi


persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan
kelalaian Kontraktor akan ditolak
dan harus diganti kewajiban yang
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sama juga berlaku untuk ketidak


cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak
teliti dan cermat dalam koordinasi
dengan Gambar pelengkap dari AR,
SA, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan
dan pekerjaan tambah dalam hal ini
harus dikerjakan atas biaya Kontraktor
dan tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambah.

c. Semua bagian yang dilubangi sesuai


dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat harus diperiksa
dan berada dalam keadaan tidak
cacat sebelum pemasangan

d. Pengawas/Direksi dan Konsultan


Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui
dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.

e. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan


untuk konstruksi baja difabrikasi
di Workshop. Kontraktor bertanggung
jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian
Konstruksi baja.

23.4. Penyambungan dan Pemasangan

a. Pengelasan : Pengelasan harus


dilakukan hati-hati dan cermat. Logam
yang akan dilas harus bersih dari retak
dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan
permukaannya harus halus. Juga
permukaan yang dilas harus sama,
rata dan kelihatan teratur. Pekerjaan
las sedapat mungkin dikerjakan
dibengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin
dan dalam keadaan kering. Benda
pekerjaan ditempatkan sedemikian
rupa sehingga pekerjan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.

b. Las perapat/Pengendap Dalam setiap


posisi dimana dua bagian (dari suatu
benda) saling berdekatan, harus
digunakan las perapat/pengendap
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

guna mencegah masuknya lengas


terlepas apakah diberikan detailnya
atau tidak dalam Gambar Kerja
apakah barang tersebut terkena cuaca
luar atau tidak dan Kontraktor tidak
dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.

c. Macam dan tebal las:


Macam las yang dipakai adalah las
lumer (las dengan busur listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan atau tebal untuk
Konstruksi minimum ½ tV2 dimana t
adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum 8xtebal bahan atau
40 mm
Panjang las maksimum adalah 40 x tebal
bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai
paling kecil sama dengan kekuatan
baja yang dipakai

d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan
perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Las yang menunjukan cacat harus
dipotong dan dilas kembali atas biaya
Kontraktor
e. Mur dan Baut :
Mur dan Baut yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar
rencana Pemasangan Mur dan Baut
harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata
antara satu dengan yang lainnya

f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran


bekas irisan, gilingan, pemotongan dan
meratakan harus benar-benar
rata/mendatar

g. Menembus, mengebor dan meluaskan


lubang

Pada keadaan akhir diameter lubang


untuk baut dan sebuah baut hitam yang
tepat, boleh berbeda masing- masing 1
mm dari diameter batang baut tersebut.

Semua lpembuata lubang harus dibor


Untuk lubang pada bagian Konstruksi
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

yang disambung dan harus dijadikan


satu dengan alat/komponen
penyambung, dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila
ternyata tidak sesuai, lubang diubah
dengan dibor atau diluaskan atau
penyimpangannya tidak boleh
melebihi 0,5 mm.

Semua lubang harus bulat sempurna


berdiri siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus
dibersihkan.

24. PEKERJAAN PLAFOND

24.1. Lingkup Pekerjaan


a. Rangka Plafond
b. Penutup Plafond

24.2. Persyaratan bahan dan Teknis


a. Semua bahan Logam yang dipakai harus
memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam pasal Pekerjaan
Metal/logam di Buku RKS ini.

b. Semua alat penggantung, pengikat,


penjepit dari metal seperti baja siku, baja
strip, klem kabel, dan angker, harus
memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam pasal Pekerjaan Metal
/ Logam di Buku RKS ini.

c. Rangka Plafond bagian dalam dan luar /


Rambu menggunakan rangka Hollow 40
x 40 mm dengan kualitas baik,ukuran
Hollow yang digunakan sesuai Gambar
Rencana

d. Panel Kalsiboard Mempunyai standar SII


Ukuran panel Standard atau sesuai
gambar Kerja Tebal panel 3 mm Bahan
yang akan dipakai harus siku pada

sudut-sudutnya, permukaan rata tidak


bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan; dan bebas dari cacat, noda
dan pecah. Merk sekualitas “Kalsiboard”.

e. Panel Kalsiboard 3 mm Memenuhi


persyaratan SII-0015-76 Ukuran panel
standard /sesuai Gambar kerja Tebal
Kalsiboard 6 mm Bahan yang akan
dipakai harus siku pada sudut-sudutnya,
permukaan rata tidak bergelombang,
tidak ada tonjolan atau lekukan dan
bebas dari cacat, noda dan pecah.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 44


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

f. Penutup plafond yang dipasang harus


dalam keadaan baik dan tanpa
cacat atau noda lainnya( air, minyak,
dan kotoran lainnya). Pada tempat -
tempat pertemuan dengan dinding,
kolom dipasang list profil Gypsum

g. Paku yang dipakai untuk Kalsiboard dan


Gypsum harus mempunyai panjang
minimum 14 mm dan harus dapat
menahan beban langit-langit.

24.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib
memeriksa dengan seksama
Gambar Kerja dan memeriksa keadaan
di tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta mengadakan
koordinasi dengan disiplin lain yaitu :
Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi;
terhadap peletakan-peletakan
diantaranya :
- Armatur, “Intake” dan “Exhaust” grille
dari ducting
- Intercom, Pengabelan, dan
Pemipaan.
- Dan instalasi-instalasi lain.
Bila pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum dalam Gambar Rencana
langit-langit, maka Kontraktor harus
meneliti gambar kerja disiplin yang
bersangkutan.

- Bila tidak didapatkan kejelasan,


Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi,untuk
mendapatkan keputusan yang harus
dilaksanakan. Koordinasi harus selalu
berada di bawah petunjuk dan
pengarahan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.

Semua pelaksanaan ini harus memenuhi


standar spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara
pelaksanaan dari pabrik pembuat,
selain mengikuti Gambar kerja dan Buku
Spesifikasi ini.

b. Pekerjaan Rangka langit-langit Pekerjaan


rangka langit-langit dari bahan Logam /
Metal harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan seperti terurai pada bab
Pekerjaan Logam/Metal dalam Buku ini
yaitu Besi Pipa Hollow

c. Tidak diperkenankan memasang


penutup langit-langit sebelum rangka
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

langit-langit disetujui oleh Konsultan


Pengawas/Direksi

d. Penutup langit-langit “Gypsum Board”


Pemasangan “Gypsum Board” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja,

e. Penutup langit-langit “Kalsiboard 6 mm”


Pemasangan “KALSIBOARD” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja

a. Bahan untuk semua kayu list plafon


bagian luar yang dipakai adalah kayu
Kamper Samarinda yang
memenuhi persyaratan,dan bahan list
Plafond bagian dalam yang dipakai list
Gypsum

b. Kepala paku harus dipipihkan terlebih


dahulu sebelum pelaksanaan jarak
pemakuan maksimum 20 cm, berseling
diantara pemakuan langit-langit.
Lubang bekas paku harus ditutup
dengan dempul, kemudian diratakan
dengan permukaan memakai ampelas
halus.

h. Setiap pertemuan sudut harus diadu


manis. Setiap persilangan dan
pertemuan harus tegak lurus dan rapi.

i. Disyaratkan tidak ada sambungan


sepanjang kayu utuh yaitu minimal 300
cm.

25. PEKERJAAN LANTAI

25.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan lantai keramik, 60/60, 20/40,


10/60, 20/20.
b. Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang
c. Pekerjaan rabat
d. Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

25.2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland/PC, pasir, air harus


memenuhi persyaratan bahan seperti

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 46


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

terurai dalam pasal pekerjaan beton


di
Buku RKS ini

25.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Tanah urug sebagai lapisan dasar
harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass,
kemudian dipasang urugan pasir
padat tebal 10 cm.

b. Landasan konstruksi lantai bawah


adalah plat beton 1:2:3 tebal 10 cm
dengan cara pemasangan harus
memenuhi persyaratan pekerjaan
beton dalam pasal lain Buku RKS ini.
Untuk pemasangan penutup lantai
atas, sebelum pemasangan keramik
harus terlebih dahulu pasir urug
setebal 5 cm. Aduk pemasangan
untuk ubin keramik adalah 1PC:3PS,
dengan tebal adukan pemasangan
minimal adalah 3 cm diatas pasir
(lantai atas) dan pada plat beton
(lantai bawah).
Jarak antara ubin keramik atau siar
lebar adalah 2 mm.

c. Pola pemasangan dan awal


pemasang harus sesuai dengan
Gambar Kerja dengan mengikuti
pola corak masing- masing ubin
keramik yang dipakai awal
pemasangan dan pemotongan
harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
d. Ujung lantai teratas yang
berhubungan dengan trap tangga
dan setiap ujung tangga harus
dipasang keramik alur anti slip
sebagai penutup.

26. PEKERJAAN PENGECATAN

26.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan KUDA-KUDA
BESI dan semua pekerjaan besi yang
diekspose.
b. Pekerjaan pengecatan dinding,
beton dan plafond
c. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa
PVC
d. Pekerjaan pengecatan lain seperti
tercantum dalam Gambar

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 47


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

26.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kualitas utama,
tahan terhadap udara dan garam.
Produk cat- cat kayu/besi setaraf SEIV.
Dempul yang digunakan harus satu
produk dengan cat yang digunakan.
b. Bahan cat dinding jenis Emulsion
setaraf Vinilex, dempul yang
digunakan harus satu produk
c. Bahan didatangkan langsung dari
toko.
Tiba di Tapak/Site konstruksi masih
harus tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat, serta
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

26.3. Persyaratan Teknis


a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat
kawat, Kape, dan sebagainya;l harus
tersedia dari kualitas baik dan
jumlahnya cukup.

b. Semua cat dasar harus disapukan


dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan
pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.

26.4. Persyaratan Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pengecatan Metal Semua


metal seperti tersebut diatas seperti
tercantum dalam gambar kerja
dengan
ketentuan sebagai berikut :
Semua bagian/permukaan yang
tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.
Semua bagian/permukaan yang
tidak ditampakkan / unexposed
menempel ke bahan/material lain,
tertutup oleh bahan/material lain
dicat hanya sampai dengan cat
anti karat atau cat dasar/primer.

b. Pekerjaan Pengecatan dinding


/ permukaan pasangan batu batako,
beton dan plafond.
Semua dinding/permukaan
pasangan batu/beton & plafond
yang tampak/exposed seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu


Semua kayu yang terpasang baik
yang termasuk pekerjaan kayu
halus maupun
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 48
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kayu kasar seperti tercantum


dalam gambar kerja sesuai
ketentuan sebagai berikut :

Semua bagian/permukaan yang


tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish yang diperinci
lebih lanjut sebagai berikut :
Cat finish warna untuk permukaan
yang tidak ditonjolkan serat kayunya
Cat finish jenis clear untuk
permukaan yang ditonjolkan serat
kayunya sesuai dengan ketentuan di
Gambar Kerja.
Semua permukaan yang tidak
ditampakkan/unexposed dicat
hanya sampai dengan cat dasar.
Khusus untuk konstruksi dan rangka
atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu (ketentuan
ini tidak berlaku).

d. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


Semua pipa talang dari
bahan/material PVC yang dalam
gambar Kerja ditampakkan.

e. Hasil pekerjaan yang tidak


disetujui Konsultan Pengawas/Direksi
harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan
pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang
menutupi atau lepas, sebagaimana
ditunjukkan Konsultan
Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal
ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
f. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan yang akan dicat harus
dikeringkan dahulu bebas dari
minyak, kotoran, kapur dan
kontaminasi- kontaminasi lainnya
yang tidak diinginkan. Apabila
permukaan memakai dempul
maka hasil dempulan harus sudah
dalam keadaan halus dan bersih dari
debu dan kotoran.

Tingginya kelembaban serta


keberadaan kandungan garam di
dalam zat pada umumnya
menyebabkan kegagalan
pengecatan
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 49
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tebal lapisan kering 25-30 micron


Tebal lapisan basah 71,5 - 85,8
micron
Daya sebar teoritis pada tebal
lapisan yang dianjurkan 11,7-14,0
m2/ltr
Daya sebar praktek (dengan factor
kerugian sebesar 20 %) 9,4-11,2
m2/ltr
Kering sentuh 15 - 20 menit
Pengecatan dilakukan dengan 3
(tiga) kali (3 lapis).
Kering untuk dilapisi ulang min 1 - 3
jam setelah lapisan pertama
Kering sempurna min 3 - 6 jam

g. Pekerjaan Pengecatan Metal


Seluruh metal harus dicat dasar
dengan zinchromate, baik yang
ekspos (tampak) ataupun yang tidak
tampak.
Persiapan sebelum pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling
(kerak/Millscale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti,
seksama dan menyeluruh ;
sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak
metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
Sikat Kawat mekanik/Mechanical
Wire Brush. Akhirnya permukaan
dibersihkan dengan sikat.

Pekerjaan Cat Primer/dasar


dilaksanakan sebelum komponen
bahan/material Metal terpasang.

c. Pekerjaan Cat baja/Besi.

Lapisan pertama
Cat primer jenis QD Metal Primer Red
Lead. Pelaksanaan pekerjaan dengan
kuas. Ketebalan 50 mikron atau daya
sebar per liter 8 - 10 m2. Tunggu
selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua
Cat dasar jenis undercoat,
pelaksanaan pekerjaan dengan
kuas. Ketebalan 35 mikron atau
daya sebar per liter 10 - 13 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

minimum 6 jam sebelum


pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga
Cat akhir/finish/jenis synthetic super
gloss. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 30 mikron
atau daya sebar perliter 15 - 17 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 16 jam.

27. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


27.1. Lingkup Pekerjaan
Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Elektrikal

27.2. Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini
berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang
tercantum dalam Buku Syarat-syarat
Administrasi. Dalam hal ini Buku
Syarat-syarat Administratif saling
melengkapi dengan Syarat- syarat
Umum Teknis Elektrikal.
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2
+
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme,
prima, eterna
Lampu armature sekualitas indah lite,
artolite, philips dengan componen

Osram, Philips. Saklar, Stop Kontak


sekualitas Legrand/Panasonic/MK,
MCB Sekualitas Schneider/ABB/LS

19.1. Persyaratan Pelaksanaan

1. Instalasi yang dinyatakan di dalam


spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus
memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dan telah ditetapkan
sebagai peraturan pemasangan
instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak
ada petuniuk dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus
ditangani oleh tenaga-tenaga ahli

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 51


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dalam instalasi Elektrikal, untuk dapat


dipertanggung jawabkan.

4. Tenaga ahli harus ditempatkan di


lapangan oleh Kontraktor sehingga
dapat berdiskusi dengan Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan
pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus
dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang
baik atas kesalahan pemasangan
adalah tanggungjawab Kontraktor
dan Kontraktor harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan
perijinan, lisensi, pengujian adalah
tanggung jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan
bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan
lain-lain, untuk sistim instalasi
Elektrikal ini harus sesuai dengan
standar-standar sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th.
2011
2. Peraturan yang telah ditentukan
PLN lainnya.
3. Penanggulangan Bahaya
Kebakaran, Peraturan DKI No. 3
tahun 1975.
4. Pedoman Pengawasan Instalasi
Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku
setempat.
Semua peralatan dan mesin yang
dipasang untuk sistim Elektrikal ini
selain dari persyaratan-persyaratan
tersebut diatas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


1. Telah mendapat surat
pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan
Pengawas.
2 Semua persoalan mengenai
kontrak dengan Pemilik telah
dipenuhi, sehingga Pemilik dapat
membenarkannya.

3 Seluruh instalasi terpasang


telah ditest, bersama-sama
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 52
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dengan Konsultan Pengawas,


Konsultan Perencana dan Pemilik
dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan,
Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja
tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua
disiplin pekerjaan pada proyek ini
dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru
dapat dimulai bila gambar kerja telah
di.periksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas

2 Kontraktor harus memberikan


contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan
ManPengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.

3 Kontraktor harus membuat jadwal


/ skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan
peralatan dan net-work planning
yang terinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan
kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak lain yang
ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.

4 Kontraktor harus mendapakan


a. Laporan Kegiatan pekerjaan
harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan
pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan
bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.

5 Untuk setiap tahap pekerjaan


sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus
mendapatkan pernyataan tertulis
dari pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap
pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 53


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tahap-tahap pekerjaan sistem ini


ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh kontraktor.

6 Di dalam setiap pelaksanaan


pengujian dan trial-run pekerjaan
sistim Elektrikal ini harus dihadiri pihak
Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, ahli atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji
dan dari Kontraktor yang
bersangkutan peralatan unutk
pengujian harus berkualitas baik dan
sudah tertera.
Semua biaya pada waktu
pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

11. Bahan
1 Kontraktor harus menyerahkan
pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga
brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta
data-data teknis dan mengisi daftar
skedul dari peralatan tersebut. Pada
bosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda
dengan warna yang jelas.
2 Apabila ada tanda-tanda serta
bahan yang diajukan menyimpang
dari yang disebutkan di dalam
gambar-gambar dan spesifikasirlya,
maka nilai evaluasi penawaran
Kontraktor tersebut akan dikurangi
dan Kontraktor tetap harus
mengantinya sesuai dengan gambar
dan spesifikasinya.
3 Semua Pelaksanaan instalasi yang
berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis
dari pihak yang berwenang harus

diperbaiki dan diubah sesuai


dengan spesifikasi dan gambar
yang telah disepakati bersama, atas
tanggungan biaya Kontraktor.

4 Semua bahan yang digunakan


dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai
dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan
serta melindungi semua bahan-

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 54


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

bahan yang digunakan dalam


instalasi ini sebelum dipasang.

5 Bilamana ternyata dipakai /


digunakan bahan / peralatan sama,
bekas dipergunakan bercacat atau
rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-bahan
atau peralatan yang baru dan
tetap sesuai dengan spesifikasi dan
gambar, atas biaya tanggungan
Kontraktor.

6 Tidak diperkenankan
mendatangkan bahan / peralatan
masuk ke site sebelum contoh atau
brosur disejujui oleh Konsultan
Pengawas. Semua bahan yang
telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur
yang telah disejutui, maka bahan /
peralatan tersebut harus dikeluarkan
dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.

19.2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi


• Instalasi Penerangan
• Instalasi Stop Kontak
• Down Light LED 7 w, dia. 15 cm recessed
Mounting
• Down Light LED 7 w, dia. 15 cm surfaced
Mounting
• Down Light LED 5 w, dia. 12.5 cm
surfaced Mounting
• Sakelar Tunggal dan Sakelar Ganda
• Stop Kontak 1 fasa 150 w
• Kabel NYY 4x25 mm2 ke LP/PP
• Panel LP/PP
• Lampu TL 2x36 w recessed mounting
ALML Grille
• Dan lain lain sesuai gambar kerja

Penyetelan seluruh sistim agar


lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan
dan gambar-gambar yang ada.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 55


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengadaan pemasangan seluruh


sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar
dokumen, spesifikasi dan lainnya
sesuai dengan kontrak.

Segala sesuatu mengenai lingkup


pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih
lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.

Apabila sampai terjadi kelalaian dan


kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi.

Semua pengadaan, pemasangan dan


pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen
lengkap dan sesuai dengan
spesifikasi teknik, serta adendum
lainnya.

Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-


klausul / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan
berarti klausalnya dihilangkan,
akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

19.3. Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik

1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang
diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan untuk seluruh
pekerjaan listrik di dalam maupun
diluar bangunan gedung. Dalam hal
ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung
diperoleh dari jaringan tegangan
rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 197
kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke
transformer dengan kapasitas 200 KVA
sampai dengan panel ukur (kwh
meter). Selanjutnya didistribusikan ke
panel-panel utama (LVMDP), sub-

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 56


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

distribusi dan panel daya /


penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang
digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti
sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Sebagai sumber daya cadangan


digunakan 1 (satu) unit diesel-
generator berkapasitas 200 kVA
antara sumber daya PLN dengan
diesel-genset yang bekerja secara
otomatis.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini
adalah pengertian bekerjanya
sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan barang / material,
instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh
material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan / atau Badan Keselamatan
Kerja, serta serah terima dan
pemeliharaan / garansi selama 12
bulan. Ketentuan-ketentuan yang
tidak tercantum dalam gambar
maupun pada spesifikasi / syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus
dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke
lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai
dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 57


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.1. Pekerjaan di Ruang Genset

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh


kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang
menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya /
penerangan bangunan b. Dan kabel
daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap
dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh


instalasi penerangan dan daya (stop
kontak), lengkap dengan armatur,
power receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-
alat bantu yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi pentanahan, balk
pentanahan sistim listrik maupun
badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung

3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta


penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam
pekerjaan ini adalah penarikan kebel
/ konduktor pentanahan netral /
badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan
kebel-kabel jenis NYY, untuk
penghubung antar panel daya /
penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-
pompa dll).

3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh


instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk
penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan
instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan
instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang
dibutuhkan.

3.3. Pekerjaan di luar Gedung

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 58


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

3.3.1 Pengadaan dan pemasangan


instalasi pentanahan untuk instalasi
daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan
instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal
menunjukkan secara khusus teknik
pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik
dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan
harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur,
elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan terhadap perencanaan
dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan
perencanaan harus disampaikan
kepada Konsultan Manajemen
Konstruksian atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI


5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan
pemasangan power receptacle
outlet (stop kontak), saklar, kontak-
kontak tarik (pull box), cabinet /
penel daya, kebel, alai-alai bantu
dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari
sistern instalasi daya tegangan
rendah
220 / 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet. a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan
persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa
berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya
yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 59


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi
bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk
menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata,
tetapi kurang dad ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof


Type)

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat


tersebut dibawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
• tempat-tempat yang kena matahari,
• tempat-tempat yang kena hujan,
• tempat-tempat yang kena minyak,
• tempat-tempat yang kena udara
lembab,
• tempat-tempat yang ditunjuk di dalam
gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan
saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, mamer, frame besi,
bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak. a. Bahan


Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain,
maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet
harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1
cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan
dan kotak-kotak multi gang untuk
lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker
mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya
dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 60
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sudah selesai. Saklar-saklar tersebut


harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang
berdekatan. Stop kontak harus
dipasang rata terhadap permukaan
dinding dengan ketinggian 110 cm
atau 30 cm dari permukaan lantai
yang sudah selesai sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Saklar dan stop kontak ex MK, Clipsal
atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari
jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting
minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung
atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS


warna dibedakan, dimana stop
kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS
warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan
penerangan bertegangan rendah
meliputi kabel tegangan rendah,
kabel kontrol, accessories, peralatan-
peralatan dan barang- barang lain
yang diperlukan untuk melengkapi
dan menyempurnakan pemasangan
serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah


(sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang
digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN
dan LMK untuk pengganguan
sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan
atau dianjurkan oleh pebrik
pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi


terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 61
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kontrol pada sistem remote control


yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel


tanah harus jenis NYFGbY dan
kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY
(untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam
bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable
tray / cable rack dan diklem / diikat
dengan pengikat kabel (cable tie)
sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan


sambungan elektrikal untuk instalasi
di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-


kabel maksimum adalah 40 %. Kabel
merek SUPREME, Kabelindo,
Kabelmetal & Tranka.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang
digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN,
dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanah
langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas
penympung 16 mm2 keatas harus
berurat banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi
terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada
sistem yang perakaian kontrol pada
sistem remote yang kurang dari 30
meter panjangnya (bisa-
menggunakan kabel dengan ukuran
1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara


langsung didalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel
telekomunikasi dan kebel teyangan
menengah 2U kV. Apabila diperlukan
penyambungan kabel dalam tanah,
harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rencah jenis epoxy resin-
cold pour system.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 62
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Penyambungan kabel di dalam tanah


harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan
metode penyambungan mengikuti
anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang


digunakan sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan
terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel
merek SUPREME atau setara (4 besar),
jointing kit ex RAYCHEM atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop
Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan
dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang
lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya
serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai


kabel instalasi penerangan dan
stop kontak harus dari jenis NYM dan
diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang


digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.

d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya
pencabangan (splice) ataupun
sambungan- sambungan di dalam
pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan
harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang
mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.

Sambungan pada kabel harus di


buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless
connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam
membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus
dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian
rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 63


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

konduktor telanjang yang kelihatan


dan tidak bisa lepas oleh getaran

e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk
pada garnbar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan
peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed
annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab
dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai


dengan yang diperlukan (minimum
2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30
m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di
kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan
Tranka.

f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin,
conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes,
gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari
tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain
yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel

g.1. Pemasangan di Permukaan

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan


Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang
didalam konduit PVC high - impact
heavy gauge, dipasang di
permukaan plat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang
sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti
karat.

Semua kabel harus dipasang lurus /


sejajal2-dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilaklikan
dcnqan jari-jari lengkungan tidak
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 64
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

boleh kurang dari syarat-syarat pabrik


(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas
cable trey, di klem pada cable trey
dengan cable ties (pita plastik
pengikat kabel). Pemasangan cable
trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan
digantunq atau disangga secara
kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang di klem ke plat
beton.

Untuk keperluan pemasangan


kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan
penunjang seperti trey, klem, besi
penunjang, penggantung dan
peralatan lainnya, baik untuk kabel
yang dipasang horisontal maupun
vertikal. Peralatan penunjang
tersebut hares sudah dipernitungkan
pada biaya pemasangan kabel
tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor


ke Motor-motor Pompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah
NYY yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit)
yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya
satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %. Dari
pipa konduit yang dipasang
horizontal menuju motor, kabel ditarik
ke terminal motor flexible metal
konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus
sesuai dengan ukuran pipa konduit
dan disambung dengan cara
sedemikian rupa, sehingga benar-
benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel
terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan


untuk menyerahkan contoh konduit
fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu
kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk disetujui.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 65


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop
kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam
konduit PVC hign impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/a".
Penarikan kabel menuju titik saklar
atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada
dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM
dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan
yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral kuning/hijau :
Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S

hitam : fasa T biru :


netral (N) kuning/hijau :
pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box)
termusuk kotak-kotak yang ada
diatas daya dan panel daya motor,
harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang
rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada
konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan
penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat
baja dengan Ketebalan rninimum
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 66
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

1,7 mm untuk panel yang dipasang


menempel di dinding dan minimum
2 mm untuk jenis floor standing,
kecuali yang sering kena basah /
hujan, harus dibuat dari jenis besi
tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk
panel daya / kontrol harus
mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan
untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk
frame / rangka panel harus
ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara
yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel
daya serta penutupnya. Kabinet
dengan kawat-kawat through feeder
harus diatur dengan balk, rapi dan
benar.

a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper
plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir
(finishing paint). Penentuan warna
dan merek cat sebelumnya harus
dimintakan persetujuan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Pengecatan harus tahan karat,


dikerjakan dengan cara
galvanized cadmium plating ataa-
crengan zinc chromate dan di cat
dengan cat akhir sistem bakar (oven)

b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi
dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet hares dari tipe
"common key", sehingga kunci untuk
setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus
disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa,
sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat
dijangkau, tergantung pada tipe /
macam panel, bila dibutuhkan alas /
pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 67


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

memasang, sekalipun tidak tertera


pada gambar.

d. Label
Semua kabinet panel daya, panel
kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB)
dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi

label sesuai dengan fungsinya untuk


mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam
anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way
adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya
dan semua barang yang
diperlukan untuk melengkapi instalasi
kabel.

a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai
ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan
jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4"
menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.

b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan
penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang
memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya
pompa yang digunakan harus dan
jenis heavy gauge galvanized
walded steel yang memenuhi
persyaratan BS
4568 : part I & II class 4. c.
Pamasangan
c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam
dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton
dengan pahat. Kedalaman dan lebar
pembobokan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran
dan jumlah konduit yang akan
dipasang. Kontraktor diwajibkan
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 68
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

untuk mengembalikan kondisi dinding


dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan


plesteran ulang, ujung-ujung konduit
hares ditutup untuk mencegah
masuknya air atau kotoran-kotoran
lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di


Permukaan
Race way yang dipasang di
permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus
dengan dinding bagian struktur atau
permukaan bidang-hidann vertikal
dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan


sejajar pada dinding atau langit-
langit, harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan


dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Sernua ujunq pipa yang bebas
harus ditutup / dilengkapi dengan
plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua


peralatan pembantu, fitting- fitting,
klem dan lain-lain harus di galvanisir
atau di cat tahan karat dan harus
digunakan pendukung supaya pipa
bebas dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada


permukaan dalam bangunan harus di
cat satu jalan sebelum dipasang dan
sekali lagi sesudah dipasang dengan
warna yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Untuk mempermudah pengenalan,


maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :

c.2.1. Pipa penerangan dan daya -


orange c.2.2. Pipa telepon
- hijau c.2.3. Pipa fire alarm
- merah c.2.4. Pipa tata suara
- kuning

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam


Tanah
Race way yang dipasang di dalam
tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 69
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

permukaan sebelah luar sebelum


dipasangkan diatas race way
tersebut diberi patok petunjuk. Pipa
/ race way yang digunakan adalah
GIP kelas medium yang memenuhi
standar SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus


Dinding
Bila pipa melintas tembok, penyekat
ruangan, lantai, langit-langit dan lain-
lain, maka lubang harus ditutup
dengan baik sehingga tidak mungkin
dapat dilalui oleh debu, lembab (uap
air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable tranch)
untuk penanaman di bawah tanah
mionimal 80 cm dari permukaan.
Bila bersilangan dengan saluran lain,
misalnya saluran air, cable trench
dapat dan harus ditanam setelah
pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi


jalan, penanaman dilakukan setelah
pengerasan badan jalan atau bila
sehelumnya harus lebih dari 110 cm
atau atas persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.

c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air
harus dipakai pada kondisi di mana
ada kemungkinan pengerasan,
getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau
berupa minyak, termasuk dalam hal
ini adalah pemakaian pada kabel
masuk terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan


cairan dari polivinyl chlorida
(PVC) harus menonjol pada inti baja
yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat
digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus
pula dimiliki oleh race way / konduit
ini.

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet
persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 70


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sebuah insulating insert yang harus


terbuat dari thermoplastic atau "fire
minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan
kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari
race way.
Sambungan untuk race way / pipa
logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan
konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.

c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi
dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC)
harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari


peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath / armour), konduit, saluran
metal, rack, tray, doos, stop kontak,
armatur, saklar dengan metal harus
dihubungkan dengan konduktor
kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai


satu-satunya konduktor pentanahan
tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan


konduktor pentanahan tersediri yang
trerbuat dari tembaga dengan daya
hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum


konduktor pentanahan antara 6
sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan
penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang


disyaratkan adalah sebagai berikut
c.8.1. Pentanahan netral trafo
maksimum 1 ohm.
c.8.2. Pentanahan netral bus-bar dan panel
maksimum 2 ohm. c.8.3. Pentanahan
netral generator maksimum 2 ohm.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 71


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5.1.6. Cable Tray a. Bahan


Cable tray yang digunakan harus
dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi di
tekuk ke dalam dengan ketebalan
pelat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray
harus digalvanisir.
Cable tray Tri Abadi, Nobi.

b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang
penggantung cable tray harus dibuat
dari besi lunak yang digalvanisir
dengan ø minimum 6 mm ujung
penggantung di ulir untuk
memungkinkan pengaturan levelling
cable tray. Ukuran penyangga dan
penumpu (bracket) hartis dipilih agar
menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.
5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan
Perlengkapannya. a. Umum
Penel daya bertegangan rendah
meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic
connector, accessories, peralatan
dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pemasangan dan
operasi yang sempurna dari segenap
sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan


bahwa telah memiliki pengalaman
yang luas di bidang manufacturing
dan perencanaan panel-panel
tersebut telah beroperasi dengan baik
selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference
list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di
dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.

Seluruh asembly termasuk housing,


bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan
bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan
penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di
bawah ini :

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 72


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari
jenis inbouw, dead-front, terbuat dari
plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari


rangka baja struktur baja struktur atau
rangka profil baja yang diperkuat
dan dilas, sehingga kokoh dan tidak
rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap


gaya elektromekanis serta termal
akibat hubung-singkat (sampai 60 kA
dalam waktu 1 detik) Rangka ini
harus secara lengkap ditutup pada
bagian bawah, atas dan sisi-sisinya
dengan pelat-pelat penutup yang
bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai
dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol
pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus
mempunyai engsel yang tersembunyi
dan gerendel / kunci. Semua sumber
yang perlu untuk rangkaian kontrol,
daya dan lain-lain harus dipasang
pada sisi belakang dari penutup yang
berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan


dalam bentuk grille (louvres)
ventilasi untuk membatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalarn standar
VDE/IEC untuk peralatan yang
tertutup. Penutup panel bagian
belakang yang bisa dilepas harus
mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on) Material-
material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan
minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan Graha


Panel, Industira, Simetri dan
mempunyai sertifikat dari Asosiasi
Produsen Panel Indonesia.

b.2. Pull Box


Bila ditunjuk dalam gambar atau bila
diperlukan oleh kondisi pemasangan,
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 73
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

harus dipasang sebuah pull box pada


ketinggian yang cukup dari jenis
konstruksi yang sama dengan switch
board pada bagian atas dari switch
board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull


box harus dari bagian-bagian yang
bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box
harus terdiri atas papan asbestos atau
bahan tanah api yang sempurna.
Kabel manuju individual breaker harus
tegak lurus melalui lubang-Iubang
yang terpisah-pisah pada dasar pull
box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di


bagian belakang struktur harus bisa
dilepas dengan mudah supaya
memungkinkan pembuatan lubang-
lubang untuk konduit kabel yang
diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel
harus diatur sedemikian rupa,
sehingga terhindar kemungkinan
terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran


yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan
peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.

b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang
disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk
melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis
pertengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang
dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata


letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk
mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan


hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat
menahan arus hubung-singkat yang
terjadi pada lokasi tertentu tersebut.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 74


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Hubungan-hubungan harus dibaut,


dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontrak yang baik.

b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat
secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-henda asing
rnasuk melalui lubang tersebut. Pada
bagian dalam harus diberi lapisan
yang juga dilubangi (di-punch).

b.5. Papan Nama


Setiap pemutus daya (circuit
breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada
pintu panel dekat dengan pemutus
daya dan dapat dilihat dengan
mudah. Cara-cara pemberian nama
harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutus daya atau
alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus
diajukan dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwarna biru harus


dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan
tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian


Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan
adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan,
pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di
kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar,
pemutus daya, kontraktor dan lain-
lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa,
sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapih sepanjang panel di
dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harys
memenuhi ketentuan pemasangan
rel daya di dalam PUIL 2000.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 75


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bus-Bar harus terbuat dari bahan


tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi
standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh
dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang. Ukuran Bus-Bar harus
disesualkan dengan peraturan PUIL
2000. Sernua Bus-Bar harus dipegang
dengan kokoh oleh bahan isolator
yang terbuat dari

bahan yang tidak menyerap air (non-


hygroscopic) misalnya perselain atau
moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat hubung
singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan
penandaan fasa menurut PUIL
2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap


temperatur sampai 70°C
Setiap panel harus mempunyai bus-
bar netral dengan kapasitas penuh
(full netral) yang diisolir terhadap
pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem
dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa -
4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar


menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus Iebih besar dari 63 A
harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang
sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang Iebih kecil, diizinkan
menggunakan kabel herisolasi PVC
(NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk
menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-
bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan
ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going


feeder) yang menuju ke satu
terminal terdiri atas beberapa buah
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 76
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kabel, tidak diperkenankan


menumpuk lebih dari 2 (dua) buah
sepatu kabel pada satu terminal atau
bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus
dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga
tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu
terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilenqkapi dengan
alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar
rencana.
Bila digunakan amper meter
selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus,
saklar untuk ampere meter harus
dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi
putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu
panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan
melingkar (minimum 90°), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak
tahan getaran, dengan ukuran 96
mm x 96 mm.

Posisi dari saklar putar untuk volt


meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.

b.8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus
mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk
berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban-
penuh. Ampere meter harus
dipasangkan untuk beban motor
sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah
satu fasenya.
Amperemeter harus mampu
menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang

rapat (compressed) untuk keperluan


pembacaan arus start tersebut.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 77


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pada amperemeter harus terdapat


mekanisme pengatur penunjukan nol
(zero adjusment) berupa sekrup
pemutar dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)


Voltmeter harus mempunyai
ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya
masuk melalui sikring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat
mekanisme pengatur penunjukkan
nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.

b.9. Trafo Arus


Trafo arus harus dari tipe kering untuk
pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan
harus dilakukan secara kuat agar
mampu menahan gaya-gaya
mekanis yang timbul pada waktu
terjadinya hubungan singkat 3 fasa
simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga
boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat
tidak menguranqi ketelitiannya. Bila
ternyata ketelitian terganggu, harus
digunakan trafo arus khusus (terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari
panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap
dan dibundel serta dilindungi
terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5


mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol


ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan
ukuran kabclnya clan clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang /
kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 78


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

longgar (lost contact). Setiap


pemasangan ujung kawat kontrol
atau pengukuran pada terminal
peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.

b.11 Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan
harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis
harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada
rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya


b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan
arus lebih kecil dari 800 A digunakan
jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang
memenuhi standar B.S. 4752 Part 1
1977 atau IEC 157.1 dan sesuai
untuk temperatur operasi 400C (fully
tripicalized) dan mampu beroperasi
untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan


secara "reverse feed" baik pada
posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang harus


meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten
dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya
secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis


"quick make" dan "quick break"
secara simultan pada ketiga /
keempat kutubnya sewaktu opening,
closing maupun trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_


encegah kontak utama menutup
kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat


membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada
salah satu kutup harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara
bersamaan.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 79
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

MCCB dilengkapi dengan fasilitas


pelindung pada masing- masing
kutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arus beban lebih
(overload - inverse time) secara
mekanis dengan bimetal, pengatus
arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis
dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya


dipasang magnetic overcurrent
protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga


posisi opcrasi, yaitu ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan


(interrupting / breaking capacity)
tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus
memenuhi persyaratan B.S. 4752 / part
1 1977 atau IEC 157.1 (fully
tropicalized), mampu heroperasi
untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan


secara "reverse feed", baik pada
posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang meneruskan arus


beban harus terbuat dari bahan silver
/ tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup
dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping
action).

Mekanisme operasi harus dari jenis


trip-free untuk mencegah kontak
utama menutup kembali tanpa
sengaja.
RKS Teknis

Handel togel MCB tiga fasa harus


dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan
(simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada


salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara
bersarnaan.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

MCB dilengkapi dengan fasilitas


pelindung arus beban lebih (overload
inverse time) secara mekanis
dengan bimetal dan arus hubung
singkat (overcurent instantaneous)
secara mekanis dengan solenoid
(magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB


dan MCB harus sesuai dengan
gambar, dengan kapasitas
pemutusan (breaking capacity)
disesuaikan dengan letak pemutus
daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk


memeriksa besarnya arus hubung
singkat 3 fasa simetris yang
mungkin terjadi pada titik-titik beban
dan menganjurkan jenis MCCB serta
MCB yang sesuai. Hasil perhitungan
dan katalog pemutus daya yang
disarankan untuk digunakan harus
disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.
5.1.9. Peralatan Penerangan a. Umum
Peralatan penerangan meliputi
armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang
diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories,
balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan
menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar
dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan Artholite
dan Philips.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna
standar white deluxe.

Untuk twin lamp atau double TL


harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 81
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Semua fixture harus dilengkapi


dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai
minimum 0,96. Balast harus dari tipe
low losses. Perlengkapan lain seperti
starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / SII /
LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang
dipasangkan di ruang-ruang
tertentu rnenggunakan jenis lampu
sesuai dengan gambar rencana

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan
perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman
dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Harus disediakan pengikat,


penyangga, penggantung dan
bahan-bahan yang perlu agar di
peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus
harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata


terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai
sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-perrnukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harud ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya
pemasangan armature penerangan,
peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja
dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir,
semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN


DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-


ketentuan dasar untuk
mengadakan pengujian (testing)
penyetelan serta commissioning dari

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 82


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

seluruh peralatan listrik yang


dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan


penyetelan dari peralatan-peralatan
dan kontrol yang tergabung dalam
pekerjaan renovasi sistem listrik ini
serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan
seorang ahli listrik yang berkompeten
dan berpengalaman untuk
melaksanakan pengujian dan
commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus


dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan
Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel
baru yang dipasang, baik
perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan
otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan
(phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan
pengaman (overcurrent dan
overload) dan mencatat data
setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru
harus mendapat pengesahan dari
PLN
atau badan resmi yang ditunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.

6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai


dengan syarat-syarat teknis yang
telah diuraikan di atas atau
standar-standar yang berlaku dan
dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujiannya.

28. PEKERJAAN KAYU

28.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
yang berhubungan dengan pekerjaan kayu,
baik kayu kasar maupun kau halus dalam
hubungannya dengan gambar dan spesifikasi,
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 83
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dan pelaksanaan pekerjaan hingga selesai


sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan
kayu halus diantaranya pekerjaan pintu kayu,
dan bagian yang lain seperti gambar
rencana.

28.2. Persyaratan Bahan-bahan


a. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus
dari kualitas yang baik, tidak ada getah, celah,
mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-
pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat-
cacat lainnya. Mutu dan kualitas kayu yang
dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI
tahun 1961 dan persyaratan-persyaratan lain
yang berkaitan dengan konstruksi kayu.

b. Kelembaban (Moisture Contents)


Kelembaban kayu yang dipakai untuk
pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan
kayu halus, harus kurang dari 14% dan untuk
pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20%
(diuji dengan wood moisture tester).
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu
yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus
konstan sampai bangunan selesai.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah


ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu setelah
selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar
diketam, dibor, dikerjakan dengan mesin
menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera
dalam gambar.

d. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu halus yang akan
kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish),
harus dikerjakan dengan baik. Semua kayu
untuk pekerjaan kayu kasar harus dihaluskan,
kecuali ditentukan lain.
Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur
atau di melamic hanya mata kayu yang kecil (2
mm), mulus dan keras yang dapat diterima.
Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi
lapisan pengawet / pelindung. Untuk kayu yang
akan dicat dengan bahan solignum / creosot.

e. Jenis kayu
Kecuali ditentukan lain, jenis kayu yang
digunakan :
- Kayu Kamper Sungkai (kelas 1)

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 84


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Digunakan untuk pekerjaan kayu halus


seperti kusen pintu kayu, pintu kayu dan
jendela kayu.
- Digunakan untuk pekerjaan kayu halus
seperti kusen pintu kayu, pintu kayu dan
jendela kayu.
- Kayu Kamper Samarinda (kelas 1).
Digunakan untuk pekerjaan kayu halus
seperti pada gambar rencana.

28.3. Syarat Pelaksanaan


a. Semua kayu harus dikeringkan dengan
1proses dry kilen

b. Persiapan, penyambungan dan pemasangan


semua pekerjaan kayu halus harus sedemikian
rupa, hingga susut dibagian mana saja dan
kearah manapun tidak akan mengurangi
(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari
pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang
bersentuhan.
c. Kontraktor harus melaksanakan semua
pekerjaan-pekerjaan seperti :
mempasak, memahat, menyetel (memasang),
membuat lidah-lidah, lobang pasak, sponing
dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk
penyambungan kayu dengan baik.

d. Pekerjaan kayu halus tidak boleh


diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika sudah
terpasang.
Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang
harus dibuat kalau belum selesai sama sekali
tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan, juga
tidak boleh disetel-setel jika bangunan belum
siap untuk menerima pemasangan pekerjaan
kayu tersebut.

e. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan kayu


tersebut menjadi mengkerut atau bengkok, atau
kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada
pekerjaan kayu halus dan kasar sebelum masa
pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang
cacat tersebut harus dibongkar dan diganti, dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu
akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan
atas biaya Kontraktor

f. Semua bekas pekerjaan kayu,


puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas
dari semua bahan bangunan harus
disingkirkan sampai bersih.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 85


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

29. PEKERJAAN PEMBONGKARAN PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN

29.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pembersihan tapak Konstruksi
dan pada semua pekerjaan yang
termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti tercantum di gambar kerja
dan terurai dalam buku RKS ini dari
semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan
tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan selesai menjadi tanggung
jawab kontraktor.

b. Semua bekas bongkaran


bangunan Existing dan sebagainya,
harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.

a. Selama pembangunan
berlangsung, kontraktor harus
menjaga keamanan bahan /
material, barang maupun bangunan
yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.

35. PEKERJAAN LAIN -LAIN 35.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang
memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan
pengawas dan kontraktor, bila diperlukan akan
dibicarakan dengan konsultan perencana.
35.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di
atas, pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan -pengurusan perizinan antara lain:
- Pembuatan izin Mendirikan
bangunan (IMB) dari PEMDA setempat, Surat
perizinan ini harus sudah diserahkan kepada
Pemimpin Pelaksana Kegiatan sebelum serah
terima Pekerjaan pertama.
- Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari
PLN, dan pengetesan lainnya bila diperlukan

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 86


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)


REVITALISASI TEMBOK PENAHAN TANAH

REVITALISASI BANGUNAN GEDUNG BESERTA SARANA DAN PRASANA SATUAN


PELAYANAN RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL LANJUT USIA SUKABUMI
TAHUN ANGGARAN 2022

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 1


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS


1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Revitalisasi Tpt Dan Bangunan Uptd Psrlu Satpel
Sukabumi
1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat
b. Bestek, detail dan gambar kerja
c. Risalah Aanwizjing
d. Keputusan Direksi lapangan
1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang
pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan
persetujuan pihak Direksi
1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh
material/ bahan/ barang sebelum digunakan/
dipasang di lapangan

2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi


2. LINGKUP PEKERJAAN pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan yang termasuk dalam kontrak
2.2. Lingkup pekerjaan adalah:
Revitalisasi Tpt Dan Bangunan Uptd Psrlu Satpel
Sukabumi Yaitu sebagai berikut :
A. Revitalisasi Bangunan Gedung Terdampak
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Bongkaran
- Pekerjaan Galian, Urugan &
Pemasangan Bouwplank
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Dinding
- Pekerjaan Kusen, Daun Pintu, Daun
Jendela & Kaca
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Listrik
3. SITUASI - Pekerjaan Instalasi Air Bersih
- Pekerjaan Instalasi Air Kotor
- Pekerjaan Sanitairy
B. Revitalisasi Tembok Penahan Tanah

3.1. Lokasi Pembangunan adalah RSLU ( Rehabilitasi


Sosial Lanjut Usia) satuan pelayanan
RSLUkabupaten Sukabumi UPTD pusat layanan
griya lansia: Jl. Natapraja No. 1 Kp. Ciawitali Desa
Cisarua Kecamatan Nagrak Propinsi Jawa Barat.

3.2. Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri


dari :
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Revitalisasi Bangunan Gedung Terdampak


b. Revitalisasi Tembok Penahan Tanah

3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan


ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama
keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan
meneliti dengan seksama setiap detail bangunan
rencana

3.4. Ukuran luas tersebut dalam pasal 1 ayat-ayat


terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar/
prinsip/ patokan pelaksanaan dan pegangan
Kontraktor.

3.5. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala


kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi
antara lain, pepohonan, saluran drainase, pipa,
dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3.6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus


dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan
hal-hal tersebut diatas, maka Kontraktor
diwajibkan memperbaiki kembali, atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik
mungkin tanpa mengganggu system yang ada.

3.7. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat


mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah,
sebelum melakukan pemindahan/
pembongkaran segala sesuatu yang ada di
lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan
dahulu ke Konsultan Pengawas/Direksi.

3.8. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal


ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim baik dari segi waktu maupun
biaya.

3.9 Lahan bangunan akan diserahkan kepada


pemborong dengan kondisi seperti pada saat
Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau
lapangan adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak rekanan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 3


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4. UKURAN TINGGI DAN 4.1. Satuan Semua ukuran yang ada dalam rencana
PATOK adalah dalam cm (centi meter) untuk ukuran baja
dalam mm atau inch
Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah
4.2. 100 cm dari tanah setelah ukuran tanah hasil
timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat
rapat penjelasan pekerjaan (sesuai gambar
rencana)
Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm
4.3. dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor
beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat
pemborong sesuai arahan Direksi.
Mengukur letak bangunan
4.4. Ketentuan letak bangunan harus dibawah
arahan dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan
alat ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya
yang dibutuhkan dalam pengukuran
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang
4.5. ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma
silang pengukuran menurut kondisi dan situasi
tanah bangunan, yang selalu berada di
lapangan.

Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen


4.6. dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya
Konsultan Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan
Konsultan Perencana.

Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan


4.7. tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/ Direksi.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 4


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. DIREKSI KEET/ LOS 5.1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap


KERJA pertama berlangsung, pemborong telah
menyiapkan bangunan sementara yang
berfungsi sebagai kantor proyek dan atau los
kerja yang dipergunakan sebagai operasional
kantor dan tempat menyimpan barang/ material,
peralatan maupun dapat digunakan sebagai los
kerja bagi tempat tinggal sementara tenaga
kerja
5.2. Bangunan sementara ini masih terus dapat
difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan tahap
III.

6. GAMBAR-GAMBAR 6.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS)


DOKUMEN Dilampiri Pergedungnya adalah :
a. Gambar Site Plan
b. Gambar Kerja Struktur ( SI )
c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )
d. Gambar Kerja Mekanikal / Elektrikal ( ME/EL )

7. PERATURAN TEKNIS Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila


7.1. ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
PEMBANGUNAN YANG syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
DIGUNAKAN ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 5


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan


Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoering bij Aaneming
vanoenbare Werken (AV) 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia
untuk Arbitasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia.
c. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan
Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Beton bertulang Indonesia NI - 2
PBI 1971.
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI 5 PKKI. f.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia PPBI 1984.
g. Peraturan Muatan Indonesia PMI.
h. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
NI - PUBI 1970.
i. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan
Peraturan PLN setempat.
j. SK SNI No. T - 15 - 1991 - 03.
k. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
Indonesia PUIPP.
l. Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979. m.
Persyaratan Cat Indonesia NI - 4.
n. Peraturan Kapur Indonesia NI - 7.
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8. p.
Peraturan Bata merah sebagai bahan
bangunan NI - 10.
q. Peraturan dan ketentuan lain yang
dikeluarkan oleh Dinas/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.
r. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku dan
mengikat pula :
Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan
Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail
Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Gambar dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (AANWIJZING). Berita Acara
Penunjukan.
Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana
tentang Penunjukan Kontraktor.
Surat Perintah Kerja (SPK).
Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time
Schedule) yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan Pemberi
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
8. PENJELASAN RKS DAN 8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja,
GAMBAR Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk
tambahan dan perubahannya dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan yang dibantu
Konsultan Pengawas/Direksi.

8.2. Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang
tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 7


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

8.3. Perbedaan Gambar.


a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah
Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan
Gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih besar yang
berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar
Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka
yang berlaku/ mengikat adalah Gambar
Kerja Arsitektur sepanjang tidak
mengurangi segi Konstruksi

8.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop
Drawing adalah Gambar Kerja yang
wajib dibuat Kontraktor berdasarkan
Gambar Kerja Dokumen yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja
Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas/Direksi dan atau
Konsultan Perencana.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 8


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum


Konsultan Pengawas/Direksi dan
digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh
jadi dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap didalam
Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop
Drawing kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan
persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah
atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar Kerja
Dokumen tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
Segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor, baik dari
segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

9. JADWAL 9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di


PELAKSANAAN lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana
kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga
dan mengkoordinasikan hasilnya kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak
mengganggu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan di sekitar
lokasi pekerjaan.

9.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan


persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 14
(empat belas) hari kalender setelah surat
keputusan penunjukan (SKP) diterima oleh
Kontraktor.

9.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan


Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 9


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

9.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana


Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada bangsal Kontraktor di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

9.5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi


pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

10. KUASA KONTRAKTOR DI 10.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong


LAPANGAN „wajib‟ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut „Pelaksana‟ yang cakap dan ahli
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal
sarjana teknik sipil atau sederajat dengan
pengalaman minimum 5 (lima) tahun, atau STM
jurusan Bangunan dengan pengalaman minimum
10 (sepuluh) tahun.
10.2. Dengan adanya „Pelaksana‟ tidak berarti bahwa
Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.

10.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu


secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi, nama
dan jabatan „Pelaksana‟ untuk mendapat
persetujuan.

10.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis


Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa
„Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong
secara tertulis untuk mengganti „Pelaksana‟.

10.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan


surat pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong
harus sudah menunjuk „Pelaksana‟ yang baru
atau Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 10


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

11. TEMPAT TINGGAL 11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam
(DOMISILI) kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
KONTRAKTOR Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis alamat dan nomor telepon di lokasi
kepada Tim Pengelola Teknis setempat dan
Konsultan Pengawas/Direksi.

11.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan


alamat Bengkel Kerja (Workshop) dan peralatan
yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan
akan dilaksanakan.

11.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan


tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana
wajib memberitahukan secara tertulis.

12. PENJAGA 12.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan

KEAMANAN lapangan terhadap barang-barang milik proyek,


LAPANGAN Konsultan Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga
yang ada dilapangan.

12.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan


yang telah disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi/Konsultan Perencanaan, baik
yang telah dipasang maupun yang belum,
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.

12.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor


bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan
jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap ditempatkan yang akan ditetapkan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

13. JAMINAN DAN 13.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan


KESELAMATAN KERJA menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja dilapangan.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 11


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang


cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas yang ada
dibawah kekuasaan Kontraktor.

13.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar


Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja.

13.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan


didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali
untuk penjaga keamanan.

13.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan


seluruh personil yang terlibat di dalamnya

Segala hal yang menyangkut jaminan social dan


13.6. keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus


14. ALAT-ALAT 14.1 disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
PELAKSANAAN dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
a. Beton molen yang akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja
lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk system
pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya
akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran
(magnitude) pekerjaan tanah apabila
diperlukan.

Semua bahan dan material dan komponen jadi


15. PEMERIKSAAN 15.1 yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat
BAHAN DAN KOMPONEN JADI yang ditentukan dalam buku RKS ini.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 12


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

15.2. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang


menanyakan asal bahan/material dan
komponen jadi, dan Kontraktor wajib memberi
tahu.

15.3. Contoh bahan/material dan komponen jadi yang


akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan “standard of
appearance”. Paling lambat waktu penyerahan
contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum
jadwal pelaksanaan. Keputusan bahan, jenis,
warna, tekstur, dan produk yang dipilih; akan
diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari dari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

15.4. Semua bahan/material dan komponen jadi harus


disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas/Direksi sebelum
dipasang.

15.5. Bahan/material dan komponen jadi yang telah


didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam
waktu 2x24 jam terhitung dari jam penolakan.

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material


15.6. dan komponen jadi harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau
sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah


16. PEMERIKSAAN HASIL 16.1. dilakukan Kontraktor tetapi karena bahan/material
PEKERJAAN ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 13


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang


apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Baru
apabila Konsultan Pengawas/Direksi telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya.
16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2
x 24 jam dihitung dari jam diterimanya Surat
Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi
minta perpanjangan waktu.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 14


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17. PEKERJAAN TAMBAH Pekerjaan Tambah Kurang.


KURANG DAN PERSIAPAN a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah
PEKERJAAN kurang diberitahukan dengan tertulis
atau ditulis dalam buku harian oleh
Konsultan Pengawas/Direksi serta
disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku
bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi
atas persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh
Kontraktor sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51
yang pembayarannya diperhitungkan
bersama angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga
satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam
penawaran, maka harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan
Pengawas/Direksi bersama- sama
Kontraktor dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan,
tetapi Konsultan Pengawas/Direksi/Tim
Pengelola Teknis dapat
mempertimbangkan perpanjangan
waktu karena adanya pekerjaan
tambah tersebut.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 15


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

17.2. Persiapan Pekerjaan


a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan
diurus oleh Kontraktor. Biaya izin
bangunan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada
pagar halaman pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian
jalan, ijin lingkungan menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

18. PEKERJAAN 18.1. Lingkup Pekerjaan


PERSIAPAN a. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja.
b. Pekerjaan penyediaan alat pemadam
kebakaran.
c. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan
papan bangunan (bouwplank).

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 16


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

18.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk


Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh
Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di tapak atau didatangkan dari luar tapak
dan disediakan pula tempat
penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari
Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat tempat
penampungan air yang senantiasa terisi
penuh untuk sarana kerja dengan kapasitas
minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari
pasangan batako setengah batako dengan
spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari
drum-drum.

d. Listrik untuk bekerja harus disediakan


Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan
berlangsung dan pemasangan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 17


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

18.3. Pembuatan dan pemasangan 1 unit papan nama proyek.


a. Pembuatan papan proyek ini harus terletak di posisi
terbuka dari lapangan agar terlihat lebih jelas.
B. Print Out Banner harus meliputi K3 dan Logo
perusahaan dari kontraktor, Konsultan pengawas
dan pemberi tugas.

18.4. Pekerjaan Administrasi & Dokumentasi Proyek.


a. Pekerjaan administrasi dan Dokumentasi proyek ini
meliputi pembelian kertas dan alat lainnya dalam
menyampaikan dokumentasi.

18.5. Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara.


a. Pihak Kotraktor membuat kantor kerja untuk
Konsultan Pengawas dan Untuk kerja Kontraktor
dilapngan, dengan lantai cor beton tumbuk dan
terdapat WC.

18.6. Pekerjaan Pembuatan Gudang.


a. Pihak Kotraktor membuat Gudang untung menjaga
barang-barang proyek dilengkapi dengan
penjagaan oleh Keamanan Proyek, agar tidak
terjadi kehilangan barang dilapangan.

18.7. Pembuatan Shop Drawing & As Built Drawing.


a. Pihak Kotraktor membuat Shop drawing dan As Built
drawing sesuai dengan kondisi lapangan, dan
dengan disetujui dan diperiksa oleh Pihak Konsultan
Pengawas Owner Dan Konsultan Perencana.
B. Berkas Asli akan menjadi milik Owner dan Kontraktor
diwajibkan mengcopy gambar As Built Drawing
dan Shop Drawing sebanyak 4 Rangkap, untuk
diberikan kepada Konsultan Pengawas 1 buah
rangkap, Owner 1 buah rangkap, Konsultan
perencana 1 buah dan 1 lagi untuk Diberikan
kepada Kontraktor.

18.8. Mobilisasi dan Demobilisasi .


a. Pihak kontraktor wajib menyediakan Mobilisasi dan
Demobilisasi kepada Owner Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas jika berada dalam
lapangan (Kerja).

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 18


18.9. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank .
a. Papan Bouwplank dibuat untuk membantu
menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam
perletakan bangunan, baik mengenai
kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

B. Semua papan bouwplank menggunakan kayu


kelas II/terentang, papan-papan harus lurus
diserut rata, permukaan papan harus
“WATERPASS” DENGAN PIEL LANTAI + 0,00. Setiap
jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat
dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau
dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat
sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.

c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari


garis bangunan terluar, untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian-galian tanah
pondasi.

d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai,


pemborong wajib meminta pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari direksi.

e. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,65


m dari muka tanah yang ada sekarang
atau+2,00 dari permukaan jalan atau ditentukan
lain dalam penjelasan gambar.

18.10. Rencana Keselamatan Konstruksi.


a. Kontraktor harus menyiapkan RK3k.
B. Sosialisai Dan promosi pelatihan berupa Memberi
Induksi K3, Pengarahan K3, Pelatihan K3, Simulasi K3
, Spanduk K3, Poster K3 Dan Papan Informasi K3.
c. Pihak kontraktor harus menyiapkan APD untuk
para pekerja, setiap masuk ke dalam area proyek
diwajibkan untuk memakai APD.
d. Para pekerja Proyek harus mempunyai BPJS
ketenagakerjaan dan kesehatan kerja.

e. Personel K3 Konstruksi Harus mempunyai


berpengalaman.
f. Kontraktor harus menyipakan ruangan untuk
fasilitas sarana kesehatan, dan selalu sedia P3k.
g. Pihak kontraktor harus mempunyai rambu-rambu
untuk larangan, peringatan.
h. Pihak kontraktor harus mempunyai APAR dan
bendera K3.

19. PEKERJAAN STRUKTUR


PEKERJAAN TANAH 19.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan
urugan tanah serta urugan pasir dengan
penyelesaian dan pembentukan
galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/
BAB XII Spesifikasi Teknis elevasi dan ukuran-ukuran sesuai
Halaman 19 gambar
rencana, adapun pelaksanaannya sebagai
berikut :

19.2. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan
(stripping) dan perataan (grading) tanah pada
daerah/area yang diatasnya akan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

didirikan bangunan, jalan dan perkerasan.

19.3. Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :


⚫ Galian Tanah Untuk Struktur
⚫ Galian Tanah Untuk Resapan
⚫ Galian Tanah Untuk Septictank
⚫ Galian Tanah Untuk Pondasi Kirmir
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar
Kerja

a. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan


lubang pondasi, lubang septictank/rembesan,
lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menurut kondisinya memerlukan
adanya galian tanah.

b. Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor


bersama-sama pengawas lapangan
menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan
galian pada papan bouwplank.
19.4. Pekerjaan Pengurugan Pekerjaan ini meliputi pengurugan
dan pemadatan tanah untuk :
⚫ Penimbunan galian tanah dalam rangka
pelaksanaan konstruksi.
⚫ Pengurugan tanah untuk meningkatkan lantai
⚫ Dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar
kerja.

a. Pekerjaan pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan
kembali tanah yang selesai diurug dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan
peninggian untuk pembentukan tanah /
peninggian lantai.

19.5. Pekerjaan pembentukan muka tanah


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan
tanah dimana bangunan akan didirikan dan
tanah disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau
kedalaman seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

a. Persyaratan Bahan
- Tanah
⚫ Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar
tapak
⚫ Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan
pembentukan muka tanah harus tanah asli
BAB XII Spesifikasi Teknis bukan tanah humus, bebas Halaman
dari kapur,
20 bekas
bongkaran, Lumpur maupun unsurunsur lain yang
dapat mengurangi kualitas pekerjaan.
- Alat pelaksanaan pekerjaan untuk
pembongkaran, penggalian, pengurugan dan
pemadatan.
- Pekerjaan Penggalian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

⚫ Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang


keluar halaman. Pembuangan
danpengangkutan adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Biaya apapun untuk pembuangan
dan pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam
seluruh kontrak.
⚫ Semua penggalian harus dikerjakan sesuai
dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar.
⚫ Persetujuan terhadap tempat pengambilan
tanah untuk memenuhi keperluan pengurugan
seluruhnya harus dari kualitas yang sama dan
hanya dapat dipakai jika ada persetujuan dari
KonsultanPengawas/Direksi terlebih dahulu.
⚫ Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian
pondasi dan semua pasangan lainnya di bawah
tanah seperti : rollag atau sloof dan lainnya harus
dilakukan sesuai rencana gambar.

a. Persyaratan Pelaksanaan
- Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan, baik terhadap gebangan
atau arus air yang dapat menyebabkan
terjadinya erosi. Pencegahan ini termasuk
pembuatan tanggul-tanggul, parit-parit
sementara, sumur-sumur penampung, pompa air
dan tindakan yang dapat diterapkan guna
mencegah penundaan pekerjaantermasuk
pencegahan terhadapmasuknya air hujan atau
air dari daerah sekitarnya dan sebagainya.

- Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk


struktur
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian
teratas :
⚫ Pada prinsipnya, lapisan humus harus dibuang 10
cm.
⚫ Tanah hasil kupasan ini hanya bolehuntuk
mengurug daerah-daerah yang rendah yang
tidak akan didirikan bangunan diatasnya.

- Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka


lapisan teratas ini harus digali sampai kedalaman
tertentu atau sampai lapisan tanah keras dan
harus diganti atau diurug dengan tanah yang
baik atau sirtu (pasir dan batu gunung).

BAB XII Spesifikasi Teknis - Galian tanah tidak bolehHalaman


melebihi
21 kedalaman
yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan
harus kembali dilakukan dengan pasangan atau
beton tanpa biaya tambahan dari Pemberi
Tugas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Pada bagian-bagian galian yang dianggap


mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang
papan-papan pengaman atau cara lain.
Kerusakankerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah dengan alasan apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Pengeringan tempat kerja Tempat kerja


terutama galian pondasi harus dalam keadaan
bebas air, untuk itu Kontraktor harus
mengadakan alat-alat pengering dengan
keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah
yang dapat menjamin kelancaran pekerjaan.

- Kelebihan kedalaman galian tanah akibathal-


hal tertentu, kontraktor harusmelaksanakan
penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai
dengan persyaratan, akibat hal ini tidak
dilakukan biaya tambahan.

- Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi


harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/
pengawas lapangan.

- Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi


harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/
pengawas lapangan.

19.6. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :

a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubanglubang


sisa pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai
dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan
urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus,
sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah
harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan
bila terlalu kering harus dengan air sesuai
persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerahbangunan
tersebut harus dipadatkan sehingga mencapai
90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam
yang sesuai digambar sebelum urugan
dilaksanakan.
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapisdengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm,dan setiap lapis
BAB XII Spesifikasi Teknis harus dipadatkan dengan hand compactor
Halaman 22 atau
tandem roller atau steel wheel power rollers.
Rollers yang digunakan maksimum 5 ton kecuali
atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
digunakan peralatan yang lebih kecil.
e. Tanah urug yang terlalu kering harusdibasahi
dengan sprinkler yang diikuti dengan mesin
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain


yang diusulkan Konsultan Pengawas/Direksi.

f. Urugan pada lereng harus dilakukandengan


membuat “bertangga” pada lereng tersebut
untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap
tanah urugan. Urugan kembali lubang pondasi
hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas/Direksi setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan daritunas
tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis
berbutir (tanah lading atau berpasir) dan tidak
terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan denganmesin
pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan
hanya menggunakan timbres.
i. Urugan tanah untuk meninggikan atauuntuk
memperbaiki permukaan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi menurut ketinggian,
lebar dan kedalaman yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harusditambah
atau disingkirkan dari atau ketempat-tempat
yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawahsemua
lantai dan di bawah rabat sesuai gambar kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
⚫ Muka tanah dimana akan didirikan
bangunan diatasnya harusdibentuk dengan
rata menurutgaris-garis dan ketinggian
yangtelah ditentukan di dalam Gambar
Kerja.
⚫ Muka tanah dimana bangunan akan
berdiri diatasnya harus dibentuk dengan rata.

19.7. Urugan pasir


a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-
bagian dasar/bawah pasangan pondasi
telapak / foot palet sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 10
cm untuk dibawah pondasi.
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah
ketebalan padat dengan cara ditimbris sambil
disiram air.
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari
kotoran-kotoran/humus-humus.

BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 23

20. PEKERJAAN
PASANGAN PONDASI
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

20.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :


a. Pasangan Pondasi Batu Belah/ Dinding
Penahan Tanah

20.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis


bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),
diantaranya :
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland
Cement Indonesia NI-8 atau ASTMC-150 Type I
Atau Standard Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir
tajam dan keras dengan kadar Lumpur yang
terkandung maximal pasir harus bersih dan
tidak mengandung bahan organic/kotoran
yang merusak kondisi campuran.
c. Batu belah/batu karang : digunakan batuan
keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai
permukaan yang kasar.
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan
tidak mengandung bahan yang merugikan
pasangan, seperti asam alkali, atau bahan
organik lainnya.

20.3. Pemakaian jenis adukan :


Didalam mengatur perbandingan campuran yang
sempurna, kontraktor harus menggunakan dolak-dolak
pengatur campuran bahan, terbuat dari papan
berukuran 40x40x20 cm. Campuran adukan yang
digunakan antara lain :

Tabel jenis adukan


JENIS
PERBANDINGAN DIGUNAKAN
ADUKAN
BAHAN UNTUK
(SPESI)
1. Pondasi batu belah setebal rata-rata
60 cm dibawah permukaan sloof.
1. M2 1 pc : 3 pc 2. Lapisan plester beton pada kolom,
sloof, ring balk dan pembalokan yang
permukaannya akan tampak.
3. Pasangan batu kedap air.
1. Semua pasangan pondasi batu belah
yang bukan kedap air.
2. M2 1 pc : 5 pc 2. Semua pasangan dinding dan plesteran
bata merah bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan.
4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

20.4. Cara pelaksanaanya


a. Pasangan batu belah :
1. Dilaksanakan pada pasangan
pondasi atau pekerjaan lain yang
dinyatakan memakai pasangan batu
belah.
2. Batu karang sebelum dipasang harus
bersih dari segala kotoran.
3. Bagian pasangan batu karang harus
diplester ciprat sesuai dengan jenis
adukan yang dipakai pasangan.
4. Proses pengeringan pasangan harus
dibantu dengan siraman air.
5. Selama pasangan batu karang
belum secara utuh selesai (persekian
meter), lobang pondasi tidak
dibenarkan diurug.

21. PEKERJAAN BETON

21.1. Pekerjaan Beton Ini Dilaksanakan Pada :


a. Pekerjaan Pondasi Sumuran
b. Pekerjaan Kolom
c. Pekerjaan Balok
d. Pekerjaan Sloof

21.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis


bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan diantaranya :

Semen Portland
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland
Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150
Type I Atau Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga
semen bebas dari kelembapan.
d. Konsultan pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut,
BAB XII Spesifikasi Teknis semen yang tidak dapat diterima
Halaman 25 sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan/diafkir.
e. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk dibongkar,
beton tersebut dan diganti dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

memakai semen yang telah disetujui atas


beban kontraktor.
f. Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan - bahan organis,Lumpur dan lain
sebagainya,serta memenuhi komposisi
butir dan kekerasan seperti yang
tercantum dalam NI - 2 PBI 1971.

g. Koral yang digunakan harus bersih dan


bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral yang
digunakan ukuran 2/3 cm.
h. Air yang digunakan harus air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak
asam,garam alkalis serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat
merusak beton.
i. Apabila dipandang pertlu Pengawas
dapat meminta kepada pemborong
supaya air yang dipakai diperiksa
dilaboratorium pemerisaan bahan yang
resmi atas biaya pemborong.

Baja Tulangan :
a. Baja tulangan yang dipakai harus dari
mutu U-32 untuk baja diameter lebih besar
atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja
diameter lebih kecil 12, kecuali untuk
diameter 16 keatas harus
menggunakan U-32 (ulir) sesuai dengan PBI
1971, JIS SR 24 British Standard No 785 atau
ASTM Designation A-15. dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas berhak meminta
kepada kontraktor,surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari
semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk persetujuan konsultan
pengawas sesuai dengan persyaratan
mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum dalam gambar rencana.
c. Baja tulangan Beton harus bersih dari
lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih-serpih,karat
dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara
baja tulangan dengan beton.
d. Ukuran diameter baja tulangan harus
BAB XII Spesifikasi Teknis sesuai dengan gambar rencana dan tidak
Halaman 26
diperkenankan adanya toleransi bentuk
ukuran.diameter besi ulir adalah diameter
dalam.

e. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai


dalam Gambar Kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

persetujuan tertulis dari Direksi. Segala


biaya yang diakibatkan oleh penggantian
tulangan terhadap yang digambar sejauh
bukan kesalahan Gambar Kerja adalah
tanggung jawab Kontraktor.
f. Semua baja tulangan harus disimpan
pada tempat yang bebas lembab,
disesuaikan diameter serta asal
pembelian. Semua baja tulangan harus
dilindungi terhadap semua macam
kotoran dan lemak serta sejauh mungkin
dilindungi terhadap karat.

Bahan campuran tambahan (Additives)


a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi
(Concrete admixture / Additives) kecuali
yang disebut tegas dalam Gambar Kerja
atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat
pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air
di bawah tanah (hydrostatic pressure)
tidak boleh bahan kedap air yang
mengandung garam stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus
sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi A
1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D
sekaligus sebagai pengurang air adukan
dan penunda pengerasan awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan,
ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan
telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas / Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat
terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor
dengan beton baru, serta permukaannya
harus dikasarkan.
Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3
liter calbond dicampur dengan larutan
semen/PC sekitar 25% nya dengan cara
ditaburkan.

Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm
atau papan borneo tenal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan
BAB XII Spesifikasi Teknis penyangga dibuat dari kayu27 borneo 5/7,
Halaman
5/10 secukupnya, sehingga mampu
mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu
borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

atau pipa besi (scaffolding). Tidak


diperkenankan memakai bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton
pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus
sehingga menghasilkan bidang yang rata
dan halus.
21.3. Persyaratan Teknis
Komposisi campuran beton
Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir,
kerikil, batu pecah, air seperti yang ditentukan;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sehingg sampai
didapat kekentalan yang tepat.

Komposisi campuran beton dibuat dengan


perbandingan volume dengan multibeton
berdasarkan mix disain sebagai berikut :

Macam Perbandingan Penggunaan


Untuk pekerjaan beton tumbuk,
C1 1 PC : 2 PS : 3 KR rabat dan lantai kerja.

Untuk pekerjaan beton bertulang :


C2 Mutu beton K-175 sirip beton kolom praktis dan ring
balk dan listplank beton

Untuk pekerjaan beton bertulang :


C3 Mutu beton sloof, kolom, balok, plat lantai,
K-225 tangga beton.

21.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai


dengan standard Beton Indonesia NI-2 ,
PBI-1971
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton
adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus
memberikan „BK‟(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang
BAB XII Spesifikasi Teknis ditentukan. Halaman 28

Komposisi Campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari semen
Portland,pasir,kerikil,dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

diolah sebaik-baiknya sampai pada


kekentalan yang tepat/baik.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang


sesuai dengan yang
disyaratkan/ditentukan dalam spesipikasi
ini,harus dipakai “campuran yang
direncanakan”(MIX DESIGNED)

c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam


beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukurannya yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton,

d. Perbandingan antara bahan-bahan


berbagai mutu,harus ditetapkan
dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan,demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan
beton yang dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan factor air


semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang
mempunyai kepadatan yang
tepat,keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.

f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton


untuk bagian-bagian konstruksi
beton,harus disesuaiukan dengan jenis
konstruksi yang bersangkutan,cara
pengangkutan adukan beton dan
cara pemadatannya.Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh
faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton


yang sesuai dengan yang
direncanakan,maka factor air
semen ditentukan sebagai berikut:

Faktor air semen untuk kolom balok,


plat lantai, tangga, dinding beton, dan
listplank /parapet maksimum 0,60
Faktor air semen untuk konstruksi plat
atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.

h. Untuk lebih mempermudah dalam


BAB XII Spesifikasi Teknis pengerjaan beton,dan
Halaman 29
dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai
dengan yang direncanakan,maka
untuk konstruksi beton dengan factor air
semen maksimum 0,55 harus memakai
Plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive
tersebut harus mendapat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

persetujuan dari konsultan


pengawas/ direksi.

i. Pengujian beton akan dilakukan oleh


konsultan pengawas pekerjaan atas
biaya kontraktor pelaksana.
Perbandingan campuran beton jika
dipandang perlu harus diubah untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan, kekedapan,
atau kekuatan. dan kontraktor
tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

21.5. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda- benda Uji Beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari
agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).
Penambahan air untuk mencairkan
kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang sama sekali tidak
diperkenankan.

b. Keseragaman Konsistensi beton untuk


setiap kali pengadukan sangat perlu.

c. Nilai Slump dari beton(pengujian kerucut


slump),tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm,untuk segala
beton yang dipergunakan.

d. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-


2 ,PBI - 1971.Konsultan Pengawas berhak
untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil
bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih
tinggi atau alas an penghematan.

e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan


oleh konsultan pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus ukuran
15x15cm,dibuat dan diuji sesuai
dengan NI-2 PBI 1971 Kontraktor pelaksana
harus menyediakan fasilitas yang
BAB XII Spesifikasi Teknis diperlukan untuk mengerjakan
Halaman 30
contoh-contoh pemeriksaan yang
representative.

21.6. Baja Tulangan


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton
harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

baik dan untuk menyesuaikan variasi


kandungan lembab atau gradasi dari
agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (Mixer).

Penambahan air untuk mencairkan


kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu yang terlalu lama atau yang
menjadi kering sebelum dipasang sama
sekali tidak diperkenankan.

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti


sesuai dengan gambar rencana . Untuk
menempatkan tulangan tetap
tepat ditempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat
beton dengan bantalan beton
decking atau kursi-kursi besi/cakar
ayam perenggang.dalam segala hal
untuk besi beton yang horizontal
harus digunakan penunjang yang
tepat,sehingga tidak ada batang yang
turun.

c. Jarak bersih terkecil antara batang yang


pararel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar
dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus


sesuai dengan gambar rencana dan
perhitungan,apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan
gambar,maka yang menentukan adalah
luas tulangan, dalam hal ini kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan pengawas.

21.7. Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian - bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar
rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebgai
berikut :
BAB XII Spesifikasi Teknis a. Balok Sloof = 4,00 cm
Halaman 31
b. Kolom = 3,00 cm
c. Balok = 2,50 cm
d. Pelat Dak Beton = 1,50 cm

Sambungan Baja Tulangan


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan


pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukan
pada gambar - gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh konsultan
pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali
diameter batang yang dipakai/ digunakan,
kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di
dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan konsultan pengawas.

21.8. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus
dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “ Batch Mixer”.
Konsultan pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata
dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan ke adukan,kecuali bila diminta
adanya perubahan dalam komposisi
atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu
selama pekerjaan penyerpurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan


pengadukan beton yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki.
Messin pengaduk yang memproduksi
hasil yang tidak memuaskan harus
diganti. Mesin pengaduk tidak boleh
dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan.

BAB XII Spesifikasi Teknis 21.9. Suhu Halaman 32


Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih
dari 32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung
dicor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian


rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 320 C,
sebagai yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas, kontraktor harus mengambil
langkah - langkah yang efektif, upamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es
dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton,
waktu dicor pada suhu dibawah 320 C.

21.10. Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan
ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum
pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat
mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
kontraktor harus dengan segera mengambil
bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti
kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah
pengembangan atau gerakan selama
/sesudah pengecoran beton.

b. Sebelum beton dicor,permukaan


dari cetakan-cetakan harus diminyaki
dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya
beton pada cetakan dan memudahkan
dalam pembongkaran cetakan beton.
Penggunaan minyak cetakan harus
hatihati untuk mencegah kontak
dengan besi beton yang
mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan (steiger)


harus bertumpu pada pondasi yang
baik dan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

21.11. Pengangkutan Beton


BAB XII Spesifikasi Teknis Cara-cara dan alat-alatHalaman
yang33
digunakan
untuk
pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan,tanpa adanya pemisahan
dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua
pekerjaan cetakan,ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai gambar rencana/
pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong,pengikat dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. sebelum
pengecoran dimulai permukaan - permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton


dimulai ,semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari
air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas.

Permukaan bekisting dengan bahan-


bahan yang menyerap pada tempat- tempat
yang akan dicor harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.

c. Pengecoran beton tidak boleh


dijatuhkan lebih dari 2 meter,semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan pengawas berhak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal 50 cm, tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.

d. Pengecoran beton tidak diperkenankan


selama hujan deras berlangsung sehingga
spesikasi mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan,air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada construction joint
dan air semen atau spesi yang terhampar harus
dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.

e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan


sampai sepadat mungkin ,sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan
matrial yang diletakan
Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton,kepala alat penggetar (Vibrator) harus
BAB XII Spesifikasi Teknis dapat menembus dan menggetarkan
Halaman 34
kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak dibawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya,
semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson beroprasi dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

kecepatan paling sedikit 3000 putaran per


menit
ketika dibenamkan dalam beton

f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan


pengawas pekerjaan atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf ada
di tempat kerja, dan persiapan betulbetul
telah memadai.

21.12. Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan


pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk konsultan pengawas, pekerjaan ini
harus dikerjakan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/ lunak tidak di izinkan
untuk dibebani,segera setelah cetakan -
cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui konsultan pengawas.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua
(2) hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan - cetakan samping lainnya,tujuh
(7) hari untuk dinding-dinding pemikul dan
saluransaluran, 21 hari untuk balok- balok,plat
lantai, plat atap, tangga dan kolom.

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam


keadaan cuaca normal adalah sebagai berikut:
Struktur Pengerasan normal:
Kolom dan Dinding 4 hari Pelat
lantai/atap 28 hari Balok
28 hari

22.13 Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat dengan air
seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian -
bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus


dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah
BAB XII Spesifikasi Teknis pengecoran. perlindungan semacam
Halaman 35
itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,


yaitu dengan melakukan penggenangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dengan air terus menerus pada


permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

21.13. Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat dengan air
seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA.
Konsultan pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian -
bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus


dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran. perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan
harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari,


yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air terus menerus pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

21.14. Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton
terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada
permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak
tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh kontraktor atas
bebannya sendiri.
Kecuali bila konsultan pengawas
memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak,dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalm pasal-pasal berikut.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 36
b. Kerusakan yang memerlukan
pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-
kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidak rataan /
pembengkakan harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Sarang kerikil dan beton lainnya harus


dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat ditempatnya.
Semua lobang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.

c. Jika menurut Konsultan pengawas, hal-


hal tidak sempurna pada bagian bangunan
yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan
sebidang dinding yang tidak memuaskan
kelihatannya ,kontraktor wajib untuk
menutupi seluruh dinding (dengan spesi
Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang
tidak melebihi 1cm, demikian juga pada dinding
yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai
dengan instruksi dari konsultan pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar
batas tolleransi kelurusan
(Pencekungan/pencembungan) bidang tidak
boleh melebihi dari L/1000 untuk semua
komponen.

22. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

22.1. Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran


Meliputi :
a. Pasangan Dinding Bata
b. Plesteran dan acian dinding bata merah
c. Dinding keramik 20x20
d. Dinding Keramik 10x20
e. Dinding Keramik WC Uk. 20x25
f. Pas. Graint Hitam

22.2. Persyaratan Bahan :


a. Bata merah bermutu baik, dengan
pengepresan menggunakan mesin
pres dan bebas dari cacat dan retak
minimum telah menjadi dua (2) bagian,
produk local dan memenuhi standar
BAB XII Spesifikasi Teknis “Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970”
Halaman 37

b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas


dari Lumpur, bahan organis, batu-
batuan harus diayak. Khusus untuk
pekerjaan plesteran pasir harus dicuci
terlebih dahulu.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

c. Semen yang dipakai standard dan


memenuhi persyaratan NI-8 type I
menurut ASTM-150

d. Keramik dinding yang digunakan


harus bermutu baik standard SNI
setaraf “ Platinum” Dan Bercorak,
(untuk dinding km/wc), sedangkan
untuk dinding penebalan bagian
exterior memakai keramik Granit
sekualitas “Indogress” Produk dalam
negeri, sebelum dipasang di dinding
keramik harus direndam dulu dalam
air supaya keramik lebih rekat dengan
campuran adukan dinding.

e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh


Direksi.

22.3. Adukan Dan Campuran


a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc :
3ps, dilaksanakan untuk :
- Semua pasangan bata merah
yang masuk dalam tanah
- 20 cm di atas lantai pada semua
dinding
- Pasangan batu/bata merah sisi
saluran, bak control, serta tempat lain
yang diperlukan sesuai gambar rencana
- Plesteran dinding bata merah yang
masuk kedalam tanah seluruhnya
pasangan trasraam, plint plesteran,
aferking permukaan beton dan
plesteran seluruh pasangan bata merah
perbandingan 1pc : 3ps

b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps


dilaksanakan untuk :
- Pasangan dinding batu/bata
merah dan plesteran yang bukan
trasraam seperti tercantum di atas
- Adukan semen, digunakan untuk siar
benam batu kali.

22.4. Pelaksanaan Pekerjaan


BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 38
a. Pekerjaan pasangan dinding batu/batako
harus terkontrol waterpast baik arah vertical
maupun horizontal.
Pada setiap 8 baris bata merah harus
dipasang angker besi dan kolom,
Pelaksanaan pasangan dinding bata
merah/batu tidak boleh melibihi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

ketinggian 2 m setiap hari. sebelum


dipasangkan batu/bata merah terlebih dahulu
dibasahi air dengan cara direndam.

b. Sebelum dinding bata merah dipleter siar


harus dikorek sedalam 1cm untuk
mendapatkan ikatan yang lebih baik.
kelembaban plesteran harus dijaga
sehingga pengeringan bidang plestran stabil
dan kemudian diperhalus dengan acian
semen.

c. Pasangan bata merah yang selesai harus


terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk
dinding septictank harus dihindarkan adanya
rembesan air tanah dari sisi luar, untuk itu
plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi
luar dalam.

d. Untuk finishing beton expose, sebelum


diperhalus/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/pahat dulu kemudian disiram
Portland cement untuk mendapatkan
ikatan yang baik

e. Keramik/Granit yang akan ditempel harus


sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak
ada bagian yang retak, pecah-pecah, sudut
atau tepi atau cacat lainnya serta telah
disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Seluruh pekerjaan pasangan dan


plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong.

g. Pada pasangan dinding trasraam diatas


lantai, sampai ketinggian 30cm. plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2ps dan
dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk
kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan
semen kemudian di finishing dengan cat
minyak

h. Pada pasangan dinding Keramik


dipasang dengan campuran 1pc : 2ps terisi
penuh dengan jarak yang rapat dan neut diisi
dengan semen warna sesuai dengan warna
keramik yang ditentukan.
BAB XII Spesifikasi Teknis Keramik yang akan dipasang terlebih
Halaman 39
dahulu diseleksi kondisi permukaan, sudut dan
pinggiran yang lurus dan halus.

i. Pasangan dinding bata merah dipasang


dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh dengan
jarak yang rapat dan neut diisi dengan semen
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

warna gelap, pasangan harus mempunyai jarak


yang sama dan tekstur, bentuk yang rapih.

23. PEKERJAAN LOGAM / METAL

23.1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah


a. Kontruksi Rangka Plafond
b. Konstruksi Kusen Alumunium

23.2. Persyaratan bahan Dan Teknis

a. Semua bahan baja yang digunakan


diantaranya : IWF, pipa BSP, Pipa
Staenlees, Besi hollow, Alumunium dan
Baja ringan harus baru dari jenis
yang sama kwalitasnya, dan harus
memenuhi persyaratan normalisasi di
Indonesia dan Standard ASTM A-36,
dengan tegangan tarik putus minimum
3700kg/cm2

b. Semua bahan baja harus memenuhi


standard mutu baja ST 37

c. Besi pipa gip , hollow dan pipa staenlees


harus menggunakan pipa jenis
terbaik, medium class dimensi sesuai
Gambar Kerja.

d. Profil Hollow untuk rangka plafond harus


menggunakan jenis terbaik dan
dimensi sesuai gambar kerja

e. Kusen Almunium Memakai type color


anodize dengan ukuran 4‟ tebal 2,5
mm ,setara YKK

f. Semua bahan yang digunakan dalam


pekerjaan ini harus diperoleh dari
leveransir yang dikenal dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
Semua bahan tersebut harus lurus,
rata permukaan tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat
mengurangi mutunya. Batang profil
tekan tidak boleh diijinkan bengkok
BAB XII Spesifikasi Teknis lebih dari 1/400 kaliHalaman
panjang40
batang.

g. Batang baja maupun bahan lain yang


digunakan harus sesuai
penampangnya, bentuk, tebal,
ukuran, berat, dan detaildetail
lainnya dengan yang tercantum
dalam Gambar Kerja
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

h. Semua bahan yang akan dipakai dalam


pekerjaan ini terlebih dahulu harus
disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan


bertanggungjawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada Gambar Kerja adalah
ukuran jadi/finish.

j. Setiap bagian yang buruk tidak


memenuhi persyaratan yang tertulis
disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian Kontraktor akan
ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidak
cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor
tidak teliti dan cermat dalam koordinasi
dengan Gambar pelengkap dari AR,
SA, ME, dan EL. Pekerjaan
perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas
biaya Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai biaya tambah

k. Semua bagian yang dilubangi sesuai


dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat harus diperiksa
dan berada dalam keadaan tidak
cacat sebelum pemasangan.

l. Perubahan bahan/detail karena alasan


tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui
dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan kurang
BAB XII Spesifikasi Teknis akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
Halaman 41
kurang.

m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan


untuk konstruksi baja difabrikasi
di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas
semua kesalahan detail, fabrikasi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

danketepatanpenyetelan/pemasangan
semua bagian Konstruksi baja.

23.3. Persyaratan Teknis

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan


bertanggungjawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya
ukuran pada Gambar Kerja adalah
ukuran jadi/finish.

b. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi


persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan
kelalaian Kontraktor akan ditolak
dan harus diganti kewajiban yang
sama juga berlaku untuk ketidak
cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak
teliti dan cermat dalam koordinasi
dengan Gambar pelengkap dari AR,
SA, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan
dan pekerjaan tambah dalam hal ini
harus dikerjakan atas biaya Kontraktor
dan tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambah.

c. Semua bagian yang dilubangi sesuai


dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat harus diperiksa
dan berada dalam keadaan tidak
cacat sebelum pemasangan

d. Pengawas/Direksi dan Konsultan


Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui
dapat dilaksanakan tanpa adanya
biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan
yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.

e. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan


untuk konstruksi baja difabrikasi
di Workshop. Kontraktor bertanggung
jawab atas semua kesalahan detail,
BAB XII Spesifikasi Teknis fabrikasi danHalaman 42
ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian
Konstruksi baja.

23.4. Penyambungan dan Pemasangan

a. Pengelasan : Pengelasan harus


dilakukan hati-hati dan cermat. Logam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

yang akan dilas harus bersih dari retak


dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan
permukaannya harus halus. Juga
permukaan yang dilas harus sama,
rata dan kelihatan teratur. Pekerjaan
las sedapat mungkin dikerjakan
dibengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin
dan dalam keadaan kering. Benda
pekerjaan ditempatkan sedemikian
rupa sehingga pekerjan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.

b. Las perapat/Pengendap Dalam setiap


posisi dimana dua bagian (dari suatu
benda) saling berdekatan, harus
digunakan las perapat/pengendap
guna mencegah masuknya lengas
terlepas apakah diberikan detailnya
atau tidak dalam Gambar Kerja
apakah barang tersebut terkena cuaca
luar atau tidak dan Kontraktor tidak
dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.

c. Macam dan tebal las:


Macam las yang dipakai adalah las
lumer (las dengan busur listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan atau tebal untuk
Konstruksi minimum ½ tV2 dimana t
adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum 8xtebal bahan atau
40 mm
Panjang las maksimum adalah 40 x tebal
bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai
paling kecil sama dengan kekuatan
baja yang dipakai

d. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan
perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Las yang menunjukan cacat harus
dipotong dan dilas kembali atas biaya
BAB XII Spesifikasi Teknis Kontraktor Halaman 43
e. Mur dan Baut :
Mur dan Baut yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar
rencana Pemasangan Mur dan Baut
harus benar-benar kokoh serta
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

mempunyai kekokohan yang merata


antara satu dengan yang lainnya

f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran


bekas irisan, gilingan, pemotongan dan
meratakan harus benar-benar
rata/mendatar

g. Menembus, mengebor dan meluaskan


lubang

Pada keadaan akhir diameter lubang


untuk baut dan sebuah baut hitam yang
tepat, boleh berbeda masing- masing 1
mm dari diameter batang baut tersebut.

Semua lpembuata lubang harus dibor


Untuk lubang pada bagian Konstruksi
yang disambung dan harus dijadikan
satu dengan alat/komponen
penyambung, dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila
ternyata tidak sesuai, lubang diubah
dengan dibor atau diluaskan atau
penyimpangannya tidak boleh
melebihi 0,5 mm.

Semua lubang harus bulat sempurna


berdiri siku pada bidang dan konstruksi
yang akan disambung dan harus
dibersihkan.

24. PEKERJAAN PLAFOND

24.1. Lingkup Pekerjaan


a. Rangka Plafond
b. Penutup Plafond

24.2. Persyaratan bahan dan Teknis


a. Semua bahan Logam yang dipakai harus
memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam pasal Pekerjaan
Metal/logam di Buku RKS ini.

b. Semua alat penggantung, pengikat,


penjepit dari metal seperti baja siku, baja
strip, klem kabel, dan angker, harus
memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam pasal Pekerjaan Metal
BAB XII Spesifikasi Teknis / Logam di Buku RKSHalaman
ini. 44

c. Rangka Plafond bagian dalam dan luar /


Rambu menggunakan rangka Hollow 40
x 40 mm dengan kualitas baik,ukuran
Hollow yang digunakan sesuai Gambar
Rencana
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d. Panel Kalsiboard Mempunyai standar SII


Ukuran panel Standard atau sesuai
gambar Kerja Tebal panel 3 mm Bahan
yang akan dipakai harus siku pada

sudut-sudutnya, permukaan rata tidak


bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan; dan bebas dari cacat, noda
dan pecah. Merk sekualitas “Kalsiboard”.

e. Panel Kalsiboard 3 mm Memenuhi


persyaratan SII-0015-76 Ukuran panel
standard /sesuai Gambar kerja Tebal
Kalsiboard 6 mm Bahan yang akan
dipakai harus siku pada sudut-sudutnya,
permukaan rata tidak bergelombang,
tidak ada tonjolan atau lekukan dan
bebas dari cacat, noda dan pecah.

f. Penutup plafond yang dipasang harus


dalam keadaan baik dan tanpa
cacat atau noda lainnya( air,
minyak, dan kotoran lainnya). Pada
tempat - tempat pertemuan dengan
dinding, kolom dipasang list profil
Gypsum

g. Paku yang dipakai untuk Kalsiboard dan


Gypsum harus mempunyai panjang
minimum 14 mm dan harus dapat
menahan beban langit-langit.

24.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib
memeriksa dengan seksama
Gambar Kerja dan memeriksa keadaan
di tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta mengadakan
koordinasi dengan disiplin lain yaitu :
Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi;
terhadap peletakan-peletakan
diantaranya :
- Armatur, “Intake” dan “Exhaust” grille
dari ducting
- Intercom, Pengabelan, dan
Pemipaan.
- Dan instalasi-instalasi lain.
Bila pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum dalam Gambar Rencana
langit-langit, maka Kontraktor harus
BAB XII Spesifikasi Teknis meneliti gambar Halaman
kerja 45disiplin yang
bersangkutan.

- Bila tidak didapatkan kejelasan,


Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi,untuk
mendapatkan keputusan yang harus
dilaksanakan. Koordinasi harus selalu
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

berada di bawah petunjuk dan


pengarahan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.

Semua pelaksanaan ini harus memenuhi


standar spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara
pelaksanaan dari pabrik pembuat,
selain mengikuti Gambar kerja dan Buku
Spesifikasi ini.

b. Pekerjaan Rangka langit-langit Pekerjaan


rangka langit-langit dari bahan Logam /
Metal harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan seperti terurai pada bab
Pekerjaan Logam/Metal dalam Buku ini
yaitu Besi Pipa Hollow

c. Tidak diperkenankan memasang


penutup langit-langit sebelum rangka
langit-langit disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi

d. Penutup langit-langit “Gypsum Board”


Pemasangan “Gypsum Board” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja,

e. Penutup langit-langit “Kalsiboard 6 mm”


Pemasangan “KALSIBOARD” dibuat
merata, antar panel satu dengan yang
lainnya atau sesuai gambar kerja

a. Bahan untuk semua kayu list plafon


bagian luar yang dipakai adalah kayu
Kamper Samarinda yang
memenuhi persyaratan,dan bahan list
Plafond bagian dalam yang dipakai list
Gypsum

b. Kepala paku harus dipipihkan terlebih


dahulu sebelum pelaksanaan jarak
pemakuan maksimum 20 cm, berseling
diantara pemakuan langit-langit.
Lubang bekas paku harus ditutup
dengan dempul, kemudian diratakan
dengan permukaan memakai ampelas
halus.

h. Setiap pertemuan sudut harus diadu


BAB XII Spesifikasi Teknis manis. Setiap Halaman
persilangan
46
dan
pertemuan harus tegak lurus dan rapi.

i. Disyaratkan tidak ada sambungan


sepanjang kayu utuh yaitu minimal 300
cm.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

25. PEKERJAAN LANTAI

25.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan lantai keramik, 60/60, 20/40,


10/60, 20/20.
b. Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang
c. Pekerjaan rabat
d. Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

25.2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland/PC, pasir, air harus


memenuhi persyaratan bahan seperti
terurai dalam pasal pekerjaan beton
di
Buku RKS ini

25.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Tanah urug sebagai lapisan dasar
harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass,
kemudian dipasang urugan pasir
padat tebal 10 cm.

b. Landasan konstruksi lantai bawah


adalah plat beton 1:2:3 tebal 10 cm
dengan cara pemasangan harus
memenuhi persyaratan pekerjaan
beton dalam pasal lain Buku RKS ini.
Untuk pemasangan penutup lantai
atas, sebelum pemasangan keramik
harus terlebih dahulu pasir urug
setebal 5 cm. Aduk pemasangan
untuk ubin keramik adalah 1PC:3PS,
dengan tebal adukan pemasangan
minimal adalah 3 cm diatas pasir
(lantai atas) dan pada plat beton
(lantai bawah).
Jarak antara ubin keramik atau siar
lebar adalah 2 mm.

c. Pola pemasangan dan awal


BAB XII Spesifikasi Teknis pemasang harus Halamansesuai
47
dengan
Gambar Kerja dengan mengikuti
pola corak masing- masing ubin
keramik yang dipakai awal
pemasangan dan pemotongan
harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

d. Ujung lantai teratas yang


berhubungan dengan trap tangga
dan setiap ujung tangga harus
dipasang keramik alur anti slip
sebagai penutup.

26. PEKERJAAN PENGECATAN

26.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pengecatan KUDA-KUDA
BESI dan semua pekerjaan besi yang
diekspose.
b. Pekerjaan pengecatan dinding,
beton dan plafond
c. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa
PVC
d. Pekerjaan pengecatan lain seperti
tercantum dalam Gambar

26.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kualitas utama,
tahan terhadap udara dan garam.
Produk cat- cat kayu/besi setaraf SEIV.
Dempul yang digunakan harus satu
produk dengan cat yang digunakan.
b. Bahan cat dinding jenis Emulsion
setaraf Vinilex, dempul yang
digunakan harus satu produk
c. Bahan didatangkan langsung dari
toko.
Tiba di Tapak/Site konstruksi masih
harus tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat, serta
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

26.3. Persyaratan Teknis


a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat
kawat, Kape, dan sebagainya;l harus
tersedia dari kualitas baik dan
jumlahnya cukup.

b. Semua cat dasar harus disapukan


dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan
pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.

26.4. Persyaratan Pelaksanaan


BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 48
a. Pekerjaan Pengecatan Metal Semua
metal seperti tersebut diatas seperti
tercantum dalam gambar kerja
dengan
ketentuan sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Semua bagian/permukaan yang


tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.
Semua bagian/permukaan yang
tidak ditampakkan / unexposed
menempel ke bahan/material lain,
tertutup oleh bahan/material lain
dicat hanya sampai dengan cat
anti karat atau cat dasar/primer.

b. Pekerjaan Pengecatan dinding


/ permukaan pasangan batu batako,
beton dan plafond.
Semua dinding/permukaan
pasangan batu/beton & plafond
yang tampak/exposed seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu


Semua kayu yang terpasang baik
yang termasuk pekerjaan kayu
halus maupun
kayu kasar seperti tercantum
dalam gambar kerja sesuai
ketentuan sebagai berikut :

Semua bagian/permukaan yang


tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish yang diperinci
lebih lanjut sebagai berikut :
Cat finish warna untuk permukaan
yang tidak ditonjolkan serat kayunya
Cat finish jenis clear untuk
permukaan yang ditonjolkan serat
kayunya sesuai dengan ketentuan di
Gambar Kerja.
Semua permukaan yang tidak
ditampakkan/unexposed dicat
hanya sampai dengan cat dasar.
Khusus untuk konstruksi dan rangka
atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu (ketentuan
ini tidak berlaku).

d. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


BAB XII Spesifikasi Teknis Semua pipa Halamantalang
49
dari
bahan/material PVC yang dalam
gambar Kerja ditampakkan.

e. Hasil pekerjaan yang tidak


disetujui Konsultan Pengawas/Direksi
harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pengecatan kembali bila ada cat


dasar atau cat finish yang kurang
menutupi atau lepas, sebagaimana
ditunjukkan Konsultan
Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal
ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
f. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan yang akan dicat harus
dikeringkan dahulu bebas dari
minyak, kotoran, kapur dan
kontaminasi- kontaminasi lainnya
yang tidak diinginkan. Apabila
permukaan memakai dempul
maka hasil dempulan harus sudah
dalam keadaan halus dan bersih dari
debu dan kotoran.

Tingginya kelembaban serta


keberadaan kandungan garam di
dalam zat pada umumnya
menyebabkan kegagalan
pengecatan
Tebal lapisan kering 25-30 micron
Tebal lapisan basah 71,5 - 85,8
micron
Daya sebar teoritis pada tebal
lapisan yang dianjurkan 11,7-14,0
m2/ltr
Daya sebar praktek (dengan factor
kerugian sebesar 20 %) 9,4-11,2
m2/ltr
Kering sentuh 15 - 20 menit
Pengecatan dilakukan dengan 3
(tiga) kali (3 lapis).
Kering untuk dilapisi ulang min 1 - 3
jam setelah lapisan pertama
Kering sempurna min 3 - 6 jam

g. Pekerjaan Pengecatan Metal


Seluruh metal harus dicat dasar
dengan zinchromate, baik yang
ekspos (tampak) ataupun yang tidak
tampak.
Persiapan sebelum pengecatan
BAB XII Spesifikasi Teknis Bersihkan permukaan dari kulit giling
Halaman 50
(kerak/Millscale), karat, minyak,
lemak dan kotoran lain secara teliti,
seksama dan menyeluruh ;
sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak
metal yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Sikat Kawat mekanik/Mechanical


Wire Brush. Akhirnya permukaan
dibersihkan dengan sikat.

Pekerjaan Cat Primer/dasar


dilaksanakan sebelum komponen
bahan/material Metal terpasang.

c. Pekerjaan Cat baja/Besi.

Lapisan pertama
Cat primer jenis QD Metal Primer Red
Lead. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 50 mikron
atau daya sebar per liter 8 - 10 m2.
Tunggu selama minimum 6 jam
sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.

Lapisan kedua
Cat dasar jenis undercoat,
pelaksanaan pekerjaan dengan
kuas. Ketebalan 35 mikron atau
daya sebar per liter 10 - 13 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga
Cat akhir/finish/jenis synthetic super
gloss. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas. Ketebalan 30 mikron
atau daya sebar perliter 15 - 17 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 16 jam.

27. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


27.1. Lingkup Pekerjaan
Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Elektrikal

27.2. Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini
berisi perincian yang memperjelas
/ menambahkan hal-hal yang
tercantum dalam Buku Syarat-syarat
Administrasi. Dalam hal ini Buku
Syarat-syarat Administratif saling
melengkapi dengan Syarat- syarat
BAB XII Spesifikasi Teknis Umum Teknis Elektrikal.
Halaman 51
Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2
+
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme,
prima, eterna
Lampu armature sekualitas indah lite,
artolite, philips dengan componen
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Osram, Philips. Saklar, Stop Kontak


sekualitas Legrand/Panasonic/MK,
MCB Sekualitas Schneider/ABB/LS

19.1. Persyaratan Pelaksanaan

1. Instalasi yang dinyatakan di dalam


spesifikasi ini harus dilaksanakan
sesuai dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus
memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dan telah ditetapkan
sebagai peraturan pemasangan
instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak
ada petuniuk dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus
ditangani oleh tenaga-tenaga ahli
dalam instalasi Elektrikal, untuk dapat
dipertanggung jawabkan.

4. Tenaga ahli harus ditempatkan di


lapangan oleh Kontraktor sehingga
dapat berdiskusi dengan Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan
pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus
dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang
baik atas kesalahan pemasangan
adalah tanggungjawab Kontraktor
dan Kontraktor harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan
perijinan, lisensi, pengujian adalah
tanggung jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan
bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan
lain-lain, untuk sistim instalasi
Elektrikal ini harus sesuai dengan
BAB XII Spesifikasi Teknis standar-standar sebagai berikut :
Halaman 52
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th.
2011
2. Peraturan yang telah ditentukan
PLN lainnya.
3. Penanggulangan Bahaya
Kebakaran, Peraturan DKI No. 3
tahun 1975.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

4. Pedoman Pengawasan Instalasi


Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku
setempat.
Semua peralatan dan mesin yang
dipasang untuk sistim Elektrikal ini
selain dari persyaratan-persyaratan
tersebut diatas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


1. Telah mendapat surat
pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan
Pengawas.
2 Semua persoalan mengenai
kontrak dengan Pemilik telah
dipenuhi, sehingga Pemilik dapat
membenarkannya.

3 Seluruh instalasi terpasang


telah ditest, bersama-sama
dengan Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemilik
dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan,
Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja
tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua
disiplin pekerjaan pada proyek ini
dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru
dapat dimulai bila gambar kerja telah
di.periksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas

2 Kontraktor harus memberikan


contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan
ManPengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 53
3 Kontraktor harus membuat jadwal
/ skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan
peralatan dan net-work planning
yang terinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan
kepada Konsultan Manajemen
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Konstruksi atau pihak lain yang


ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.

4 Kontraktor harus mendapakan


a. Laporan Kegiatan pekerjaan
harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan
pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan
bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.

5 Untuk setiap tahap pekerjaan


sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus
mendapatkan pernyataan tertulis
dari pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap
pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini
ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh kontraktor.

6 Di dalam setiap pelaksanaan


pengujian dan trial-run pekerjaan
sistim Elektrikal ini harus dihadiri pihak
Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, ahli atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji
dan dari Kontraktor yang
bersangkutan peralatan unutk
pengujian harus berkualitas baik dan
sudah tertera.
Semua biaya pada waktu
pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

11. Bahan
1 Kontraktor harus menyerahkan
pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga
brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta
BAB XII Spesifikasi Teknis data-data teknis dan mengisi daftar
Halaman 54
skedul dari peralatan tersebut. Pada
bosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda
dengan warna yang jelas.
2 Apabila ada tanda-tanda serta
bahan yang diajukan menyimpang
dari yang disebutkan di dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

gambar-gambar dan spesifikasirlya,


maka nilai evaluasi penawaran
Kontraktor tersebut akan dikurangi
dan Kontraktor tetap harus
mengantinya sesuai dengan gambar
dan spesifikasinya.
3 Semua Pelaksanaan instalasi yang
berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis
dari pihak yang berwenang harus

diperbaiki dan diubah sesuai


dengan spesifikasi dan gambar
yang telah disepakati bersama, atas
tanggungan biaya Kontraktor.

4 Semua bahan yang digunakan


dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai
dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan
serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam
instalasi ini sebelum dipasang.

5 Bilamana ternyata dipakai /


digunakan bahan / peralatan sama,
bekas dipergunakan bercacat atau
rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-
bahan atau peralatan yang baru
dan tetap sesuai dengan spesifikasi
dan gambar, atas biaya tanggungan
Kontraktor.

6 Tidak diperkenankan
mendatangkan bahan / peralatan
masuk ke site sebelum contoh atau
brosur disejujui oleh Konsultan
Pengawas. Semua bahan yang
telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur
yang telah disejutui, maka bahan /
peralatan tersebut harus dikeluarkan
dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 55
19.2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi


• Instalasi Penerangan
• Instalasi Stop Kontak
• Down Light LED 7 w, dia. 15 cm recessed
Mounting
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

• Down Light LED 7 w, dia. 15 cm surfaced


Mounting
• Down Light LED 5 w, dia. 12.5 cm
surfaced Mounting
• Sakelar Tunggal dan Sakelar Ganda
• Stop Kontak 1 fasa 150 w
• Kabel NYY 4x25 mm2 ke LP/PP
• Panel LP/PP
• Lampu TL 2x36 w recessed mounting
ALML Grille
• Dan lain lain sesuai gambar kerja

Penyetelan seluruh sistim agar


lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan
dan gambar-gambar yang ada.

Pengadaan pemasangan seluruh


sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar
dokumen, spesifikasi dan lainnya
sesuai dengan kontrak.

Segala sesuatu mengenai lingkup


pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih
lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.

Apabila sampai terjadi kelalaian dan


kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi.

Semua pengadaan, pemasangan dan


pengujian pekerjaan instalasi
Elektrikal harus berdasarkan gambar
dokumen lengkap dan sesuai dengan
spesifikasi teknik, serta adendum
lainnya.

Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-


klausul / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan
berarti klausalnya dihilangkan,
akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

BAB XII Spesifikasi Teknis 19.3. Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi


Halaman 56
Listrik

1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang
diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dan peralatan untuk seluruh


pekerjaan listrik di dalam maupun
diluar bangunan gedung. Dalam hal
ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung
diperoleh dari jaringan tegangan
rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 197
kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke
transformer dengan kapasitas 200
KVA sampai dengan panel ukur (kwh
meter). Selanjutnya didistribusikan ke
panel-panel utama (LVMDP), sub-
distribusi dan panel daya /
penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang
digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti
sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Sebagai sumber daya cadangan


digunakan 1 (satu) unit diesel-
generator berkapasitas 200 kVA
antara sumber daya PLN dengan
diesel-genset yang bekerja secara
otomatis.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini
adalah pengertian bekerjanya
sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-
bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan barang / material,
instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh
material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan / atau Badan Keselamatan
Kerja, serta serah terima dan
pemeliharaan / garansi selama 12
BAB XII Spesifikasi Teknis bulan. Ketentuan-ketentuan
Halaman 57
yang
tidak tercantum dalam gambar
maupun pada spesifikasi / syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Secara umum pekerjaan yang harus


dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke
lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai
dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

3.1. Pekerjaan di Ruang Genset

3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh


kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang
menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya /
penerangan bangunan b. Dan kabel
daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap
dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.

3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh


instalasi penerangan dan daya (stop
kontak), lengkap dengan armatur,
power receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-
alat bantu yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi pentanahan, balk
pentanahan sistim listrik maupun
badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung

3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta


penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam
pekerjaan ini adalah penarikan kebel
/ konduktor pentanahan netral /
badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan
kebel-kabel jenis NYY, untuk
BAB XII Spesifikasi Teknis penghubung antar panel daya /
Halaman 58
penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-
pompa dll).

3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh


instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pengadaan dan pemasangan


armatur penerangan, balk
penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan
instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan
instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang
dibutuhkan.

3.3. Pekerjaan di luar Gedung

3.3.1 Pengadaan dan pemasangan


instalasi pentanahan untuk instalasi
daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan
instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal
menunjukkan secara khusus teknik
pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik
dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan
harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur,
elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan terhadap perencanaan
dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan
perencanaan harus disampaikan
kepada Konsultan Manajemen
Konstruksian atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI


5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
BAB XII Spesifikasi Teknis Meliputi pengadaan
Halaman 59
dan
pemasangan power receptacle
outlet (stop kontak), saklar, kontak-
kontak tarik (pull box), cabinet /
penel daya, kebel, alai-alai bantu
dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sistern instalasi daya tegangan


rendah
220 / 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet. a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan
persyaratan VDE, PUIL, AVE atau
standar lain. Kotak-kotak ini bisa
berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya
yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi
bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk
menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata,
tetapi kurang dad ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof


Type)

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat


tersebut dibawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
• tempat-tempat yang kena matahari,
• tempat-tempat yang kena hujan,
• tempat-tempat yang kena minyak,
• tempat-tempat yang kena udara
lembab,
• tempat-tempat yang ditunjuk di dalam
gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan
saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, mamer, frame besi,
bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak. a. Bahan


BAB XII Spesifikasi Teknis Doos. Halaman 60
Kecuali tercatat atau disya atkan lain,
maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet
harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1
cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dan kotak-kotak multi gang untuk


lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker
mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya
dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut
harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya
diperbolehkan antara kotak yang
berdekatan. Stop kontak harus
dipasang rata terhadap permukaan
dinding dengan ketinggian 110 cm
atau 30 cm dari permukaan lantai
yang sudah selesai sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Saklar dan stop kontak ex MK, Clipsal
atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari
jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting
minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung
atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS


warna dibedakan, dimana stop
kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS
warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan
penerangan bertegangan rendah
meliputi kabel tegangan rendah,
BAB XII Spesifikasi Teknis kabel kontrol, accessories,
Halaman 61
peralatan-
peralatan dan barang- barang lain
yang diperlukan untuk melengkapi
dan menyempurnakan pemasangan
serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah


(sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang
digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN
dan LMK untuk pengganguan
sebagai kabel instalasi dan
peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan
atau dianjurkan oleh pebrik
pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi


terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem remote control
yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel


tanah harus jenis NYFGbY dan
kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY
(untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam
bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable
tray / cable rack dan diklem / diikat
dengan pengikat kabel (cable tie)
sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan


sambungan elektrikal untuk instalasi
di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-


kabel maksimum adalah 40 %. Kabel
merek SUPREME, Kabelindo,
Kabelmetal & Tranka.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang
digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN,
dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanah
langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas
BAB XII Spesifikasi Teknis penympung 16 mm2 keatas harus
Halaman 62
berurat banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi
terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada
sistem yang perakaian kontrol pada
sistem remote yang kurang dari 30
meter panjangnya (bisa-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

menggunakan kabel dengan ukuran


1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara


langsung didalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel
telekomunikasi dan kebel teyangan
menengah 2U kV. Apabila diperlukan
penyambungan kabel dalam tanah,
harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rencah jenis epoxy resin-
cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah


harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan
metode penyambungan mengikuti
anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang


digunakan sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan
terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel
merek SUPREME atau setara (4 besar),
jointing kit ex RAYCHEM atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop
Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan
dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang
lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya
serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai


kabel instalasi penerangan dan
stop kontak harus dari jenis NYM dan
diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang


digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.

BAB XII Spesifikasi Teknis d. Splice/ Pencabangan


Halaman 63
Tidak diperkenankan adanya
pencabangan (splice) ataupun
sambungan- sambungan di dalam
pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan
harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

mudah dicapai serta kotak saklar dan


stop kontak.

Sambungan pada kabel harus di


buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless
connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam
membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus
dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian
rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan
dan tidak bisa lepas oleh getaran

e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk
pada garnbar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan
peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed
annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab
dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai


dengan yang diperlukan (minimum
2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30
m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di
kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan
Tranka.

f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin,
conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes,
gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari
tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja
dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang
BAB XII Spesifikasi Teknis disetujui, menurut Halaman
anjuran64
perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel

g.1. Pemasangan di Permukaan


Rencana Kerja dan Syarat-syarat

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan


Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang
didalam konduit PVC high - impact
heavy gauge, dipasang di
permukaan plat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang
sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti
karat.

Semua kabel harus dipasang lurus /


sejajal2-dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilaklikan
dcnqan jari-jari lengkungan tidak
boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas
cable trey, di klem pada cable trey
dengan cable ties (pita plastik
pengikat kabel). Pemasangan cable
trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan
digantunq atau disangga secara
kokoh dengan penggantung /
penyangga besi yang di klem ke plat
beton.

Untuk keperluan pemasangan


kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan
penunjang seperti trey, klem, besi
penunjang, penggantung dan
peralatan lainnya, baik untuk kabel
yang dipasang horisontal maupun
vertikal. Peralatan penunjang
tersebut hares sudah dipernitungkan
pada biaya pemasangan kabel
tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor


ke Motor-motor Pompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah
NYY yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit)
yang diletakkan diatas pelat lantai.
BAB XII Spesifikasi Teknis Setiap pipa konduit berisi hanya
Halaman 65
satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %. Dari
pipa konduit yang dipasang
horizontal menuju motor, kabel ditarik
ke terminal motor flexible metal
konduit yang juga tahan karat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Ukuran konduit fleksible ini harus


sesuai dengan ukuran pipa konduit
dan disambung dengan cara
sedemikian rupa, sehingga benar-
benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel
terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan


untuk menyerahkan contoh konduit
fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu
kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop
kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam
konduit PVC hign impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/a".
Penarikan kabel menuju titik saklar
atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada
dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM
dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan
yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral kuning/hijau :
Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S

hitam : fasa T biru :


netral (N) kuning/hijau :
pentanahan (G)
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 66
i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box)
termusuk kotak-kotak yang ada
diatas daya dan panel daya motor,
harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kabel dipasang dengan cara yang


rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan,
sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada
konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan
penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat
baja dengan Ketebalan rninimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang
menempel di dinding dan minimum
2 mm untuk jenis floor standing,
kecuali yang sering kena basah /
hujan, harus dibuat dari jenis besi
tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk
panel daya / kontrol harus
mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan
untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk
frame / rangka panel harus
ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara
yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel
daya serta penutupnya. Kabinet
dengan kawat-kawat through feeder
harus diatur dengan balk, rapi dan
benar.

a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper
plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir
(finishing paint). Penentuan warna
dan merek cat sebelumnya harus
dimintakan persetujuan ke Konsultan
Manajemen Konstruksi.

BAB XII Spesifikasi Teknis Pengecatan harus tahan


Halaman 67
karat,
dikerjakan dengan cara
galvanized cadmium plating ataa-
crengan zinc chromate dan di cat
dengan cat akhir sistem bakar (oven)

b. Kunci
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Setiap kabinet harus dilengkapi


dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet hares dari tipe
"common key", sehingga kunci untuk
setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus
disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa,
sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat
dijangkau, tergantung pada tipe /
macam panel, bila dibutuhkan alas /
pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan
memasang, sekalipun tidak tertera
pada gambar.

d. Label
Semua kabinet panel daya, panel
kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB)
dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi

label sesuai dengan fungsinya untuk


mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam
anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way
adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya
dan semua barang yang
diperlukan untuk melengkapi instalasi
kabel.

a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai
ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan
jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4"
menurut ukuran pasaran dengan
BAB XII Spesifikasi Teknis faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.
Halaman 68

b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan
penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang
memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pompa yang digunakan harus dan


jenis heavy gauge galvanized
walded steel yang memenuhi
persyaratan BS
4568 : part I & II class 4. c.
Pamasangan
c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam
dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton
dengan pahat. Kedalaman dan lebar
pembobokan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran
dan jumlah konduit yang akan
dipasang. Kontraktor diwajibkan
untuk mengembalikan kondisi dinding
dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan


plesteran ulang, ujung-ujung konduit
hares ditutup untuk mencegah
masuknya air atau kotoran-kotoran
lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di


Permukaan
Race way yang dipasang di
permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus
dengan dinding bagian struktur atau
permukaan bidang-hidann vertikal
dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan


sejajar pada dinding atau langit-
langit, harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan


dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Sernua ujunq pipa yang bebas
harus ditutup / dilengkapi dengan
plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua


peralatan pembantu, fitting- fitting,
klem dan lain-lain harus di galvanisir
atau di cat tahan karat dan harus
digunakan pendukung supaya pipa
bebas dari permukaan korosif.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 69
Pipa-pipa yang dipasang pada
permukaan dalam bangunan harus di
cat satu jalan sebelum dipasang dan
sekali lagi sesudah dipasang dengan
warna yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Untuk mempermudah pengenalan,


maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :

c.2.1. Pipa penerangan dan daya -


orange c.2.2. Pipa telepon
- hijau c.2.3. Pipa fire alarm
- merah c.2.4. Pipa tata suara
- kuning

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam


Tanah
Race way yang dipasang di dalam
tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada
permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan diatas race way
tersebut diberi patok petunjuk. Pipa
/ race way yang digunakan adalah
GIP kelas medium yang memenuhi
standar SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus


Dinding
Bila pipa melintas tembok, penyekat
ruangan, lantai, langit-langit dan lain-
lain, maka lubang harus ditutup
dengan baik sehingga tidak mungkin
dapat dilalui oleh debu, lembab (uap
air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable tranch)
untuk penanaman di bawah tanah
mionimal 80 cm dari permukaan.
Bila bersilangan dengan saluran lain,
misalnya saluran air, cable trench
dapat dan harus ditanam setelah
pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi


jalan, penanaman dilakukan setelah
pengerasan badan jalan atau bila
sehelumnya harus lebih dari 110 cm
atau atas persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.

c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air
BAB XII Spesifikasi Teknis harus dipakai pada kondisi di mana
Halaman 70
ada kemungkinan pengerasan,
getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau
berupa minyak, termasuk dalam hal
ini adalah pemakaian pada kabel
masuk terminal motor pompa.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Suatu bungkus (shealth) yang tahan


cairan dari polivinyl chlorida
(PVC) harus menonjol pada inti baja
yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat
digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus
pula dimiliki oleh race way / konduit
ini.

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet
persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan
sebuah insulating insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau "fire
minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan
kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari
race way.
Sambungan untuk race way / pipa
logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan
konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.

c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi
dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC)
harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari


peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath / armour), konduit, saluran
metal, rack, tray, doos, stop kontak,
armatur, saklar dengan metal harus
dihubungkan dengan konduktor
kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai


satu-satunya konduktor pentanahan
tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan


konduktor pentanahan tersediri yang
trerbuat dari tembaga dengan daya
hantar yang tinggi.
BAB XII Spesifikasi Teknis Halaman 71
Luas penampang minimum
konduktor pentanahan antara 6
sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan
penyambung mekanis yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

disetujui oleh Konsultan Manajemen


Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang


disyaratkan adalah sebagai berikut
c.8.1. Pentanahan netral trafo
maksimum 1 ohm.
c.8.2. Pentanahan netral bus-bar dan panel
maksimum 2 ohm. c.8.3. Pentanahan
netral generator maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray a. Bahan


Cable tray yang digunakan harus
dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi di
tekuk ke dalam dengan ketebalan
pelat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray
harus digalvanisir.
Cable tray Tri Abadi, Nobi.

b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang
penggantung cable tray harus dibuat
dari besi lunak yang digalvanisir
dengan ø minimum 6 mm ujung
penggantung di ulir untuk
memungkinkan pengaturan levelling
cable tray. Ukuran penyangga dan
penumpu (bracket) hartis dipilih agar
menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.
5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan
Perlengkapannya. a. Umum
Penel daya bertegangan rendah
meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic
connector, accessories, peralatan
dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk pemasangan dan
operasi yang sempurna dari segenap
sistem dan peralatan-peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan


bahwa telah memiliki pengalaman
yang luas di bidang manufacturing
dan perencanaan panel-panel
tersebut telah beroperasi dengan
BAB XII Spesifikasi Teknis baik selama paling sedikit 3 tahun.
Halaman 72
Penawaran harus rneliputi reference
list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di
dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Seluruh asembly termasuk housing,


bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan
bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan
penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di
bawah ini :

b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari
jenis inbouw, dead-front, terbuat dari
plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari


rangka baja struktur baja struktur atau
rangka profil baja yang diperkuat
dan dilas, sehingga kokoh dan tidak
rusak dalam pengiriman atau
pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap


gaya elektromekanis serta termal
akibat hubung-singkat (sampai 60 kA
dalam waktu 1 detik) Rangka ini
harus secara lengkap ditutup pada
bagian bawah, atas dan sisi-sisinya
dengan pelat-pelat penutup yang
bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai
dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol
pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus
mempunyai engsel yang tersembunyi
dan gerendel / kunci. Semua sumber
yang perlu untuk rangkaian kontrol,
daya dan lain-lain harus dipasang
pada sisi belakang dari penutup yang
berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan


dalam bentuk grille (louvres)
ventilasi untuk membatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalarn standar
VDE/IEC untuk peralatan yang
BAB XII Spesifikasi Teknis tertutup. PenutupHalaman
panel 73
bagian
belakang yang bisa dilepas harus
mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on) Material-
material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Tebal pilar baja yang digunakan


minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan Graha


Panel, Industira, Simetri dan
mempunyai sertifikat dari Asosiasi
Produsen Panel Indonesia.

b.2. Pull Box


Bila ditunjuk dalam gambar atau bila
diperlukan oleh kondisi pemasangan,
harus dipasang sebuah pull box pada
ketinggian yang cukup dari jenis
konstruksi yang sama dengan switch
board pada bagian atas dari switch
board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull


box harus dari bagian-bagian yang
bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box
harus terdiri atas papan asbestos atau
bahan tanah api yang sempurna.
Kabel manuju individual breaker harus
tegak lurus melalui lubang-Iubang
yang terpisah-pisah pada dasar pull
box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di


bagian belakang struktur harus bisa
dilepas dengan mudah supaya
memungkinkan pembuatan lubang-
lubang untuk konduit kabel yang
diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel
harus diatur sedemikian rupa,
sehingga terhindar kemungkinan
terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran


yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan
peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.

b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang
disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk
melaksanakan fungsi yang diperlukan.
BAB XII Spesifikasi Teknis Lokasi yang tepat
Halaman 74
dan jenis
pertengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang
dimaksud dapat dicapai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata


letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk
mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan


hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat
menahan arus hubung-singkat yang
terjadi pada lokasi tertentu tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut,


dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontrak yang baik.

b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat
secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-henda asing
rnasuk melalui lubang tersebut. Pada
bagian dalam harus diberi lapisan
yang juga dilubangi (di-punch).

b.5. Papan Nama


Setiap pemutus daya (circuit
breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada
pintu panel dekat dengan pemutus
daya dan dapat dilihat dengan
mudah. Cara-cara pemberian nama
harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutus daya atau
alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus
diajukan dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwarna biru harus


dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan
tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian


Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan
adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya cadangan,
BAB XII Spesifikasi Teknis terminal, klem-klem pemasangan,
Halaman 75
pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di
kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pemutus daya, kontraktor dan lain-


lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa,
sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapih sepanjang panel di
dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harys
memenuhi ketentuan pemasangan
rel daya di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan


tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi
standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh
dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang. Ukuran Bus-Bar harus
disesualkan dengan peraturan PUIL
2000. Sernua Bus-Bar harus dipegang
dengan kokoh oleh bahan isolator
yang terbuat dari

bahan yang tidak menyerap air (non-


hygroscopic) misalnya perselain atau
moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat hubung
singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan
penandaan fasa menurut PUIL
2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap


temperatur sampai 70°C
Setiap panel harus mempunyai bus-
bar netral dengan kapasitas penuh
(full netral) yang diisolir terhadap
pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem
dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa -
4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar


BAB XII Spesifikasi Teknis menuju pemutus daya atau saklar
Halaman 76
dengan arus Iebih besar dari 63 A
harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang
sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang Iebih kecil, diizinkan
menggunakan kabel herisolasi PVC
(NYY atau NYA).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Kontraktor diwajibkan untuk


menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-
bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan
ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going


feeder) yang menuju ke satu
terminal terdiri atas beberapa buah
kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah
sepatu kabel pada satu terminal atau
bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus
dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga
tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu
terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilenqkapi dengan
alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar
rencana.
Bila digunakan amper meter
selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus,
saklar untuk ampere meter harus
dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi
putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu
panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan
melingkar (minimum 90°), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak
tahan getaran, dengan ukuran 96
mm x 96 mm.

Posisi dari saklar putar untuk volt


meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.

b.8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus
BAB XII Spesifikasi Teknis mempunyai kemampuan
Halaman 77
beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk
berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban-
penuh. Ampere meter harus
dipasangkan untuk beban motor
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah


satu fasenya.
Amperemeter harus mampu
menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang

rapat (compressed) untuk keperluan


pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat


mekanisme pengatur penunjukan nol
(zero adjusment) berupa sekrup
pemutar dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)


Voltmeter harus mempunyai
ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya
masuk melalui sikring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat
mekanisme pengatur penunjukkan
nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.

b.9. Trafo Arus


Trafo arus harus dari tipe kering untuk
pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai
dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan
harus dilakukan secara kuat agar
mampu menahan gaya-gaya
mekanis yang timbul pada waktu
terjadinya hubungan singkat 3 fasa
simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga
boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat
tidak menguranqi ketelitiannya. Bila
ternyata ketelitian terganggu, harus
digunakan trafo arus khusus (terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari
BAB XII Spesifikasi Teknis panel-panel harusHalaman
sudah78dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap
dan dibundel serta dilindungi
terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5


mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pada setiap ujung kabel kontrol


ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan
ukuran kabclnya clan
clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang /
kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung

longgar (lost contact). Setiap


pemasangan ujung kawat kontrol
atau pengukuran pada terminal
peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.

b.11 Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan
harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis
harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada
rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya


b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan
arus lebih kecil dari 800 A digunakan
jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang
memenuhi standar B.S. 4752 Part 1
1977 atau IEC 157.1 dan sesuai
untuk temperatur operasi 400C (fully
tripicalized) dan mampu beroperasi
untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan


secara "reverse feed" baik pada
posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang harus


meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten
dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan
membuka kontak-kontak utamanya
secara menyapu (wiping action).

BAB XII Spesifikasi Teknis Mekanisme operasi harus dari jenis


Halaman 79
"quick make" dan "quick break"
secara simultan pada ketiga /
keempat kutubnya sewaktu opening,
closing maupun trip.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_


encegah kontak utama menutup
kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat


membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada
salah satu kutup harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara
bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas


pelindung pada masing- masing
kutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arus beban lebih
(overload - inverse time) secara
mekanis dengan bimetal, pengatus
arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis
dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya


dipasang magnetic overcurrent
protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga


posisi opcrasi, yaitu ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan


(interrupting / breaking capacity)
tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus
memenuhi persyaratan B.S. 4752 / part
1 1977 atau IEC 157.1 (fully
tropicalized), mampu heroperasi
untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan


secara "reverse feed", baik pada
posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang meneruskan arus


beban harus terbuat dari bahan silver
/ tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup
BAB XII Spesifikasi Teknis dan membuka kontak-kontak
Halaman 80
utamanya secara menyapu (wiping
action).

Mekanisme operasi harus dari jenis


trip-free untuk mencegah kontak
utama menutup kembali tanpa
sengaja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

RKS Teknis

Handel togel MCB tiga fasa harus


dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan
(simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada


salah satu kutub harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara
bersarnaan.
MCB dilengkapi dengan fasilitas
pelindung arus beban lebih (overload
inverse time) secara mekanis
dengan bimetal dan arus hubung
singkat (overcurent instantaneous)
secara mekanis dengan solenoid
(magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB


dan MCB harus sesuai dengan
gambar, dengan kapasitas
pemutusan (breaking capacity)
disesuaikan dengan letak pemutus
daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk


memeriksa besarnya arus hubung
singkat 3 fasa simetris yang
mungkin terjadi pada titik-titik beban
dan menganjurkan jenis MCCB serta
MCB yang sesuai. Hasil perhitungan
dan katalog pemutus daya yang
disarankan untuk digunakan harus
disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.
5.1.9. Peralatan Penerangan a. Umum
Peralatan penerangan meliputi
armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang
diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories,
balk yang disebut secara maupun
BAB XII Spesifikasi Teknis khusus harus dari kualitas terbaik.
Halaman 81
Pengerjaan harus kelas satu dan
menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar
dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan di sini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Semua armatur harus buatan Artholite


dan Philips.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna
standar white deluxe.

Untuk twin lamp atau double TL


harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi
dengan kapasitor untuk perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai
minimum 0,96. Balast harus dari tipe
low losses. Perlengkapan lain seperti
starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / SII /
LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang
dipasangkan di ruang-ruang
tertentu rnenggunakan jenis lampu
sesuai dengan gambar rencana

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan
perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman
dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Harus disediakan pengikat,


penyangga, penggantung dan
bahan-bahan yang perlu agar di
peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus
harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata


terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai
sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-perrnukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harud ditanahkan (grounded).
BAB XII Spesifikasi Teknis Pada waktu Halaman
diselesaikannya
82
pemasangan armature penerangan,
peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja
dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat / kekurangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pada waktu pemeriksaan akhir,


semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN


DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-


ketentuan dasar untuk
mengadakan pengujian (testing)
penyetelan serta commissioning dari
seluruh peralatan listrik yang
dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan


penyetelan dari peralatan-peralatan
dan kontrol yang tergabung dalam
pekerjaan renovasi sistem listrik ini
serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan
seorang ahli listrik yang berkompeten
dan berpengalaman untuk
melaksanakan pengujian dan
commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus


dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan
Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel
baru yang dipasang, baik
perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan
otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan
(phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan
pengaman (overcurrent dan
overload) dan mencatat data
setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru
harus mendapat pengesahan dari
PLN
BAB XII Spesifikasi Teknis atau badan resmi yang
Halaman 83
ditunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.

6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai


dengan syarat-syarat teknis yang
telah diuraikan di atas atau
standar-standar yang berlaku dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

dicatat serta dibuatkan berita acara


pengujiannya.

28. PEKERJAAN KAYU

28.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
yang berhubungan dengan pekerjaan kayu,
baik kayu kasar maupun kau halus dalam
hubungannya dengan gambar dan spesifikasi,
dan pelaksanaan pekerjaan hingga selesai
sesuai dengan gambar rencana.
b. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan
kayu halus diantaranya pekerjaan pintu kayu,
dan bagian yang lain seperti gambar
rencana.

28.2. Persyaratan Bahan-bahan


a. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus
dari kualitas yang baik, tidak ada getah, celah,
mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-
pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat-
cacat lainnya. Mutu dan kualitas kayu yang
dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI
tahun 1961 dan persyaratan-persyaratan lain
yang berkaitan dengan konstruksi kayu.

b. Kelembaban (Moisture Contents)


Kelembaban kayu yang dipakai untuk
pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan
kayu halus, harus kurang dari 14% dan untuk
pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20%
(diuji dengan wood moisture tester).
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu
yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus
konstan sampai bangunan selesai.

c. Semua ukuran didalam gambar adalah


ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu setelah
selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar
diketam, dibor, dikerjakan dengan mesin
menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera
BAB XII Spesifikasi Teknis dalam gambar. Halaman 84

d. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu halus yang akan
kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish),
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

harus dikerjakan dengan baik. Semua kayu


untuk pekerjaan kayu kasar harus dihaluskan,
kecuali ditentukan lain.
Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur
atau di melamic hanya mata kayu yang kecil (2
mm), mulus dan keras yang dapat diterima.
Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi
lapisan pengawet / pelindung. Untuk kayu yang
akan dicat dengan bahan solignum / creosot.

e. Jenis kayu
Kecuali ditentukan lain, jenis kayu yang
digunakan :
- Kayu Kamper Sungkai (kelas 1)
Digunakan untuk pekerjaan kayu halus
seperti kusen pintu kayu, pintu kayu dan
jendela kayu.
- Digunakan untuk pekerjaan kayu halus
seperti kusen pintu kayu, pintu kayu dan
jendela kayu.
- Kayu Kamper Samarinda (kelas 1).
Digunakan untuk pekerjaan kayu halus
seperti pada gambar rencana.

28.3. Syarat Pelaksanaan


a. Semua kayu harus dikeringkan dengan
proses dry kilen

b. Persiapan, penyambungan dan


pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus
sedemikian rupa, hingga susut dibagian mana
saja dan kearah manapun tidak akan
mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan
bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi,
juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-
bahan yang bersentuhan.
c. Kontraktor harus melaksanakan semua
pekerjaan-pekerjaan seperti :
mempasak, memahat, menyetel (memasang),
membuat lidah-lidah, lobang pasak, sponing
dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk
penyambungan kayu dengan baik.

d. Pekerjaan kayu halus tidak boleh


diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika sudah
terpasang.
Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang
harus dibuat kalau belum selesai sama sekali
BAB XII Spesifikasi Teknis tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan, juga
Halaman 85
tidak boleh disetel-setel jika bangunan belum
siap untuk menerima pemasangan pekerjaan
kayu tersebut.

e. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan kayu


tersebut menjadi mengkerut atau bengkok, atau
kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

pekerjaan kayu halus dan kasar sebelum masa


pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang
cacat tersebut harus dibongkar dan diganti, dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu
akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan
atas biaya Kontraktor

f. Semua bekas pekerjaan kayu,


puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas
dari semua bahan bangunan harus
disingkirkan sampai bersih.

29. PEKERJAAN PEMBONGKARAN PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN

29.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pembersihan tapak Konstruksi
dan pada semua pekerjaan yang
termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti tercantum di gambar kerja
dan terurai dalam buku RKS ini dari
semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan
tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan selesai menjadi tanggung
jawab kontraktor.

b. Semua bekas bongkaran


bangunan Existing dan sebagainya,
harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.

a. Selama pembangunan
berlangsung, kontraktor harus
menjaga keamanan bahan /
material, barang maupun bangunan
yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.

35. PEKERJAAN LAIN -LAIN 35.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang
memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan
pengawas dan kontraktor, bila diperlukan akan
dibicarakan dengan konsultan perencana.
35.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di
atas, pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan -pengurusan perizinan antara lain:
- Pembuatan izin Mendirikan bangunan
(IMB) dari PEMDA setempat, Surat perizinan
BAB XII Spesifikasi Teknis ini harus sudah diserahkan Halamankepada
86
Pemimpin Pelaksana Kegiatan sebelum
serah terima Pekerjaan pertama.
- Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari
PLN, dan pengetesan lainnya bila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai